usulan penelitian

advertisement
USULAN PENELITIAN
PENGALIHAN SAHAM ATAS NAMA DALAM PERJANJIAN JUAL BELI
SAHAM PERSEROAN TERBATAS TERBUKA MELALUI INTERNET
PADA WEBSITE www.most.co.id DIKAITKAN DENGAN UNDANGUNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI
DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi dewasa ini, semakin banyak tuntutan
hidup atau keinginan dari setiap manusia untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara. Hal ini menyebabkan
berkembangnya teknologi yang bertujuan untuk membantu setiap
manusia dalam memenuhi kebutuhannya tersebut. Manusia tidak
jarang menggunakan perkembangan teknologi yang telah ada
untuk membantu dalam menjalankan suatu bidang tertentu.
Penjelasan umum mengenai Undang-Undang Nomor 11
Tahun
2008
Tentang
Informasi
dan
Transaksi
Elektronik
(selanjutnya disebut UU ITE) menjelaskan bahwa pembangunan
nasional adalah suatu proses yang berkelanjutan yang harus
senantiasa tanggap terhadap berbagai dinamika yang terjadi di
masyarakat dan bahwa perkembangan dan kemajuan teknologi
informasi yang demikian pesat telah menyebabkan perubahan
1
2
``
kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai bidang yang secara
langsung telah memengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan
hukum baru. Salah satunya adalah pada bidang ekonomi yaitu
pasar modal.
Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar yang
memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan.1 Salah satu
instrumen pasar modal adalah efek dan saham merupakan salah
satu bentuk efek. Saham merupakan benda bergerak karena
ditentukan undang-undang. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal
511 KUHPerdata yang mengatakan:
“Yang dianggap sebagai benda bergerak menurut ketentuan
undang-undang adalah:
1. Hak pakai hasil dan hak pakai barang-barang
bergerak
2. Hak atas bunga yang dijanjikan, baik bunga yang
terus menurut ataupun bunga yang cagak hidup
3. Perikatan dan tuntutan mengenai jumlah uang yang
dapat ditagih atau mengenai barang bergerak
4. Bukti saham atau saham dalam persekutuan
perdagangan uang, persekutuan perdagangan atau
persekutuan perusahaan, sekalipun barang-barang
bergerak yang bersangkutan dan perusahaan itu
merupakan milik persekutuan. Bukti saham atau
saham ini dipandang sebagai barang bergerak, tetapi
hanya terhadap masing-masing peserta saja, selama
persekutuan berjalan
5. Saham dalam utang negara Indonesia, baik yang
terdaftar dalam buku besar, maupun sertifikat, surat
pengakuan utang, obligasi atau surat berharga
lainnya, berserta kupon atau surat-surat bukti bunga
yang berhubungan dengan itu
1 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal,
Jakarta: Kencana, 2007, hlm 13
3
``
6. Sero-sero atau kupon obligasi dari pinjaman lainnya,
termasuk juga pinjaman yang dilakukan negaranegara asing”.
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas (selanjutnya disebut UUPT) Pasal 56 ayat (1) mengatakan
bahwa pengalihan hak atas saham dilakukan dengan akta
pengalihan.
Sejauh ini terdapat 2 mekanisme Jual beli saham yang ada
di Pasar Modal sebelum masuknya mekanisme online trading ini.
Mekanisme tersebut adalah mekanisme manual dan Remote
Trading.2 Pada mekanisme manual, Investor langsung mendatangi
bursa efek dan memesan saham langsung di bursa efek melalui
pialan yang ada di trading floor. Sedangkan Remote Trading
diartikan sebagai suatu mekanisme perdagangan efek yang
dilakukan langsung oleh broker tanpa harus melalui trading floor.
Pada mekanisme perdagangan secara Remote Trading, fungsi
trader di lantai bursa digantikan oleh sistem elektronik yang
eksekusinya dilakukan dari kantor/sistem broker yang langsung
terhubung ke sistem perdagangan bursa. Sementara mekanisme
order dari nasabah ke broker tetap sama seperti mekanisme order
secara manual yang antara lain dapat dilakukan langsung di kantor
broker, via telepon, sms, email, dan faksimili.
2 Biro Transaksi Dan Lembaga Efek BAPEPAM-LK, “Perbandingan
online trading dengan Transaksi Elektronik, Remote Trading, dan Direct Market
Access, Laporan Hasil Studi Kesiapan dan Kebutuhan Infrastruktur Perdagangan
Efek Secara Online (online trading), hlm 8-9, 2010.
4
``
Pada era teknologi dan informasi seperti sekarang ini, dapat
dipastikan bahwa internet merupakan hal yang sangat dekat
dengan kehidupan salah satunya dalam keperluan bisnis. Misalnya
untuk memperjual belikan sahamnya melalui internet. Saham yang
dijual melalui internet memberikan manfaat salah satunya terhadap
kelancaran dalam melakukan transaksi saham. Hal ini dapat dilihat
dari para pembeli saham yang dapat membeli saham secara
online atau online trading dan penjual saham yang dapat pula
menjual sahamnya secara online.
Salah satu Perusahaan perantara efek yang menawarkan
fasilitas untuk melakukan online trading ini adalah PT. Bank Mandiri
Sekuritas dengan fasilitas yang disebut dengan “Mandiri Online
Sekuritas Trading” yang bisa diakses di website beralamat
www.most.co.id.
Layanan Mandiri Online Sekurias Trading ini merupakan
fasilitas yang disediakan oleh PT Bank Mandiri Sekuritas bagi
nasabahnya untuk melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia
melalui jaringan internet secara langsung dan dimanapun. Selain
digunakan untuk bertransaksi, layanan Online Trading Mandiri
Sekuritas juga dapat digunakan untuk memonitor perkembangan
5
``
nilai portofolio efek serta posisi rekening dana yang dimiliki.
Layanan ini jg dilengkapi dengan informasi pasar secara real time.3
Online trading ini menyebabkan kedua belah pihak dalam
melakukan transaksi jual beli tidak perlu bertemu langsung atau
face to face. Dengan kemajuan teknologi online trading, para
pedagang saham dapat lebih efisien dalam melakukan transaksi
saham karena transaksi sekarang tidak hanya dapat dilakukan
melalui telpon atau mendatangi bursa efek. Teknologi internet kini
memungkinkan para pembeli atau penjual saham dapat melakukan
jual beli saham, melihat harga saham secara langsung, melihat
profil emiten, membuka dan memantau rekening serta pengecekan
portofolio tanpa harus meninggalkan layar komputer. Lebih lagi,
dengan online trading, dapat mengurangi resiko kesalah input,
karena investor hanya dapat membeli sesuai dengan limit yang
tersedia dan menjual saham yang terdapat pada portofolionya serta
adanya fasilitas cut loss yang dapat mengurangi resiko investor.4
Perbedaan mendasar yang membedakan online trading
dengan jual beli saham biasa adalah peranan manager investasi
digantikan oleh sebuah platform berbasis internet yang disediakan
oleh perusahaan perantara efek.
3
Diakses dari
https://www.most.co.id/index.asp?C=Control_Content.Frm_AboutUs_Cloud&Men
uLink=Frm_AboutUs&MenuName=About%20Us&ItemId=123&Action=, Bandung,
30 Oktober 2014, 0:53
4 Diakses dari http://www.phillip.co.id/id/tips/17/Mengapa-Harus-OnlineTrading, Bandung, 22 Agustus 2014, 0:25.
6
``
Online Trading merupakan salah satu indikator semakin
berkembang atau semakin canggihnya perkembangan teknologi.
Namun hal ini akan menjadi nihil apabila tidak adanya kepercayaan
dari manusia itu sendiri untuk menggunakannya karena tidak dapat
memberikan rasa aman dan nyaman dalam bertransaksi. Agar
dapat terciptanya rasa aman dan nyaman dalam bertransaksi maka
diperlukan adanya landasan hukum yang mengatur lebih lanjut dan
spesifik mengenai jual beli saham atas nama yang dilakukan
secara online trading dan bagaimana jual beli tersebut dapat
dijadikan bukti untuk mengalihkan hak atas saham tersebut serta
apakah jual beli dan pengalihannya sudah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan penelusuran penulis baik di Perpustakaan
Mochtar Kusumaatmadja Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran
maupun penelusuran melalui website http://fh.unpad.ac.id/repo/
Penyusun menemukan skripsi yang memiliki kesamaan tema yang
diangkat oleh Penyusun, yaitu tentang online trading dengan judul
“ASPEK HUKUM PERDAGANGAN EFEK PASAR MODAL
MELALUI
INTERNET
(online
trading)
SERTA
PENGEMBANGANNYA DI INDONESIA” yang menitikberatkan
kepada aspek hukum yang dapat dijadikan landasan sebagai
perdagangan efek di pasar modal. Disusun oleh Tommy Novel
Armansyah NPM. A10 95 06, Mahasiswa Fakultas Hukum
7
``
Universitas Padjadjaran. Penyusun juga menemukan judul lain
dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR
PASAR MODAL INDONESIA DALAM PERDAGANGAN SAHAM
MENGGUNAKAN online trading SYSTEM YANG DITERAPKAN
OLEH PERUSAHAAN SEKURITAS DI BURSA EFEK INDONESIA
DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMO 8 TAHUN
1995 TENTANG PASAR MODAL” yang menitikberatkan terhadap
perlindungan terhadap investor pasar modal indonesia yang
menggunakan sistem online trading.
Berdasarkan
uraian
di-atas,
penulis
tertarik
untuk
mengangkat tulisan dengan judul ”PENGALIHAN SAHAM ATAS
NAMA
DALAM
PERUSAHAAN
PERJANJIAN
TERBUKA
JUAL
MELALUI
BELI
INTERNET
SAHAM
PADA
WEBSITE www.most.co.id DIKAITKAN DENGAN UNDANGUNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL
DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG
INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK” karena ingin
mengetahui
bagaimana
UU
ITE
dengan
UUPT
mengatur
pengalihan saham atas nama dalam perjanjian jual beli saham atas
nama melalui website.
8
``
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka
dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah keabsahan perjanjian jual beli saham
atas nama dan pengalihan saham atas nama pada
perseroan terbatas terbuka yang dilakukan melalui
internet dikaitkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata
dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.
2. Bagaimanakah pengalihan kepemilikan hak kebendaan
pada saham atas nama yang dilakukan secara elektronik
dikaitkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007
tentang Perseroan Terbatas
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan daripada penelitian ini adalah
sebagai berikut
1. Untuk menentukan keabsahan perjanjian jual beli saham
atas nama dan pengalihan saham atas nama pada
perseroan terbatas terbuka yang dilakukan melalui
internet dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas dan Undang-
9
``
Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
2. Untuk
mengetahui
pengalihan
kepemilikan
hak
kebendaan pada saham atas nama yang dilakukan
secara elektronik dikaitkan dengan Kitab UndangUndang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
D. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membawa
kegunaan baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis, yaitu:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya
pada hukum dagang dan hukum perusahaan yang
berfungsi sebagai dasar hukum jual beli yang dilakukan
secara elektronik.
2. Secara Praktis
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
informasi dan membantu para pelaku jual beli saham
atas nama, pihak bank dan pihak perusahaan supaya
dapat memahami lebih jelas bagaimanakah prosedur
yang ada dan apakah dasar hukum yang melandasinya.
10
``
E. Kerangka Pemikiran
Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen
ke IV (selanjutnya disebut UUD 1945) berbunyi Indonesia
merupakan negara hukum. Pernyataan ini berarti segala sesuatu
harus diatur atau dilandasi berdasarkan hukum demi tercapainya
tujuan hukum yaitu kepastian dan ketertiban dalam segala aspek
kehidupan masyarakat salah satunya dalam aspek ekonomi.
Pasal 1 Angka 1 UUPT mengatakan bahwa:
“Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan
adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal,
didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha
dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undangundang ini serta peraturan pelaksananya”.
Perseroan Terbatas ini terbagi atas 2 yaitu Perseroan
Tertutup dan Perseroan Terbuka. Menurut Pasal 1 Angka 7,
Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang
melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Perseroan terbuka dalam menawarkan sahamnya harus
melalui suatu mekanisme tertentu. Mekanisme tersebut adalah
melalui pasar modal.
Pasar
Modal
merupakan
sebuah
indikator
kemajuan
ekonomi di Indonesia. Pasar modal merupakan sarana pengerahan
11
``
dana atau tempat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan
pihak yang mengalami kekurangan dana dan terbentuk untuk
memudahkan pertukaran uang antara penabung dan peminjam.5
Objek yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual beli di pasar
modal adalah berupa surat-surat berharga yang sering disebut
efek.6 Menurut ketentuan umum Pasal 1 Angka 5 Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (selanjutnya disebut
UUPM), yang disebut dengan efek adalah surat berharga yakni7:
“Surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari
efek. Jadi pasar modal merupakan pasar tempat orang
membeli dan menjual surat efek yang dikeluarkan”.
Tempat diperdagangkannya efek-efek tersebut disebut
dengan bursa efek. Menurut Pasal 1 Angka 4 UUPM, yang disebut
dengan bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan
menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan
penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan
memperdagangkan efek diantara para pihak tersebut.
Saham merupakan suatu instrumen penyertaan modal
seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan. Saham
berdasarkan cara peralihannya terbagi atas 2 yaitu saham atas
5
Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Jakarta : Mitra Wacana
Media, 2008, hlm 1.
6 Ibid, hlm 43.
7 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Bandung : PT.
Citra Aditya Bakti, 1996, hlm 10.
12
``
nama dan saham unjuk. Saham atas nama adalah saham yang
ditulis dengan jelas siapa pemiliknya dan cara pengalihannya pun
harus melalui prosedur tertentu. Saham atas unjuk adalah saham
yang tidak mempunyai nama pemilik saham tersebut. dengan
demikian saham ini sangat mudah untuk diperalihkan. Saham ini
mirip dengan uang.8 Pasal 48 ayat (1) UUPT mengatakan bahwa
saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya.
Pasal 60 ayat (1) UUPT mengatakan bahwa:
“Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak
sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 kepada pemiliknya.
Maksud dari pasal 60 ini adalah kepemilikan atas saham
sebagai benda bergerak memberikan hak kebendaan
kepada pemiliknya dan hak tersebut dapat dipertahankan
terhadap setiap orang”.
Selanjutnya Pasal 52 Ayat (1) UUPT memberikan hak-hak
sebagai berikut:
“Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk:
a. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS
b. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan
hasil likuidasi
c. Menjalankan hak lainnya berdasarkan undangundang ini”
Pemegang saham diberi bukti kepemilikan saham untuk
saham yang dimilikinya (Pasal 51 UUPM). Fungsi bukti kepemilikan
ini salah satunya adalah untuk mendapatkan hak kebendaan.
Hak kebendaan terbagi atas 2 yaitu hak kebendaan yang
bersifat memberikan kenikmatan dan hak kebendaan yang bersifat
8
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. Cit., hlm 188-189.
13
``
memberikan jaminan.9 Hak kebendaan yang bersifat memberikan
kenikmatan adalah bezit, hak milik (eigendom), hak memungut
hasil, hak pakai dan hak mendiami. Sedangkan hak kebendaan
yang bersifat memberikan jaminan adalah hak gadai (pandrecht),
jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik dan privilege.
Berdasarkan Pasal 511 KUHPerdata menyebutkan bahwa
saham merupakan benda bergerak tidak berwujud dalam suatu
pengalihan hak atas benda yang dijual belikan harus disertai
dengan adanya suatu penyerahan. Dengan kata lain hak atas
benda yang diperjual belikan belum beralih dari penjual kepada
pembeli, hak milik atas benda itu baru beralih setelah adanya
penyerahan. Penyerahan (levering) atas benda bergerak tidak
berwujud berupa hak-hak piutang dapat dibedakan menjadi 3
macam yaitu: 10
1. Levering dari surat piutang aan toonder (atas unjuk atau
atas bawa), menurut Pasal 613 Ayat 3 BW dilakukan
dengan penyerahan benda itu.
2. Levering dari surat piutang op naam (atas nama), menurut
Pasal 613 ayat (1) dilakukan dengan membuat
akta
otentik atau dibawah tangan (yang dinamakan cessie).
Yang dimaksud di sini tidak lain adalah penggantian
9 Riduan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata,
Bandung: PT. Alumni, 2006, Hlm 117
10 Ibid, hlm. 134
14
``
kedudukan berpiutang dari kreditur yang lama yang
dinamakan cedent kepada kreditur baru yang dinamakan
cessionaris. Sedangkan debitur dinamakan cessus. Agar
peralihan piutang ini berlaku terhadap debitur, akta cessie
itu harus diberitahukan kepadanya secara resmi. Hak
piutang dianggap telah beralih dan kreditur lama (cedent)
kepada kreditur baru (cessionaris) pada saat akta cessie
dibuat, tidak pada waktu akta cessie diberitahukan kepada
cessus.
3. Levering dari piutan aan order (atas perintah), menurut
Pasal 613 ayat (3) BW dilakukan dengan penyerahan
surat itu disertai dengan endosemen, yakni dengan
menulis di balik surat piutang yang menyatakan kepada
siapa piutang tersebut dialihkan.
Pengalihan kepemilikan saham dalam jual beli saham juga diatur
dalam Pasal 56 ayat (1) UUPT yaitu pemindahan hak atas saham
dilakukan dengan akta pemindahan hak.
Jual beli menurut Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata) adalah suatu perjanjian
atau suatu persetujuan timbal balik antara pihak yang satu selaku
penjual yang berjanji untuk menyerahkan suatu barang kepada
pihak lain lain, yaitu pembeli, dan pembeli membayar harga yang
telah dijanjikan. Dengan demikian, meski barang tersebut belum
15
``
diserahkan dan harga belum dibayar, perjanjian tersebut dianggap
telah terjadi begitu kedua belah pihak mengucapkan kata sepakat.11
Perjanjian berdasarkan Pasal 1313 KUHPerdata adalah
suatu perbuatan antara satu orang atau lebih yang mengikatkan
dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata syarat sah perjanjian
terdiri dari:
1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya
2. Cakap untuk membuat perjanjian
3. Suatu hal tertentu
4. Suatu sebab yang halal
Syarat 1 dan 2 merupakan syarat subjektif, apabila syarat ini
tidak terpenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan. Sedangkan
syarat 3 dan 4 merupakan syarat objektif, apabila syarat ini tidak
dipenuhi maka perjanjian batal demi hukum. Maka dalam hal ini
suatu perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik seperti dalam
Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata dengan adanya asas kebebasan
berkontrak.
Pasal
1338
ayat
(1)
KUHPerdata
berbunyi
semua
persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku
11 I. G. Ray Widjadja, Merancang Suatu Kontrak (Teori dan Praktek),
Bandung : Megapoin, 2004, hlm 150.
16
``
sebagai
undang-undang
Persetujuan
itu
tidak
bagi
dapat
mereka
ditarik
yang
kembali
membuatnya.
selain
dengan
kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang
ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dijalankan
dengan itikad baik. Pasal ini merupakan asas kebebasan
berkontrak. Dengan asas ini, maka para pihak diizinkan untuk
membuat suatu kontrak yang disetujui oleh keduanya dan tidak
bertentangan dengan ketentuan undang-undang.
Tujuan dari pasar modal adalah mengarah kepada usaha
pemerataan pendapatan masyarakat dalam menikmati hasilnya.
Dengan itu, pembentukan pasar modal yang efektif merupakan
faktor penting, karena dengan pengembangan pasar modal yang
efisien dapat menunjang perekonomian nasional
Perdagangan efek adalah salah satu kegiatan di pasar
modal. Pasar modal berdasarkan Pasal 1 Angka 13 UUPM adalah
kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.
Pasal 1 ayat (5) UUPM menyatakan bahwa efek adalah
surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyetoran
17
``
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap
derivatif dari efek.
Pasar modal pada umumnya adalah merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli. Pasar modal mempertemukan
pemilik dana dengan pengguna dana untuk tujuan investasi jangan
menengah dan investasi jangka panjang. Kedua pihak melakukan
jual beli modal yang berwujud efek.12
Pasal 55 ayat (1) UUPM menyatakan bahwa penyelesaian
transaksi
bursa
dapat
dilaksanakan
dengan
penyelesaian
pembukuan, penyelesaian fisik dan penyelesaian lain.
Para pihak yang telah memperjualbelikan sahamnya dapat
dilakukan melalui internet, sehingga menyebabkan para pihak tidak
harus bertemu satu sama lainnya. Jual beli saham melalui internet
dilakukan secara tidak tertulis yang artinya para pihak hanya
melakukan perjanjian melalui internet saja.
Dalam Pasal 6 ayat (1) UUPM menyebutkan bahwa kegiatan
bursa
efek
menyediakan
pada
dasarnya
sistem
atau
adalah
sarana
menyelenggarakan
perdagangan
efek
dan
bagi
anggotanya. Lebih lanjut, Pasal 7 ayat (1) dan (2) UUPM
menyatakan bahwa perdagangan efek secara teratur, wajar dan
efisien adalah suatu perdagangan yang diselenggarakan secara
12
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. Cit., hlm 10
18
``
konsisten. Namun diperlukan suatu sistem atau sarana yang
memungkinkan bursa efek melakukan pengawasan terhadap
pedagang saham secara lebih efektif.
Dewasa
dengan
berkembangnya
internet,
maka
perdagangan yang dilakukan melalui internet atau yang dikenal
sebagai e-commerce pun tidak dapat dihindari lagi. Sejalan dengan
perkembangan e-commerce permasalahan yang berkaitan dengan
penggunaan kontrak ini bertambah penting. Diakui bahwa hukum
harus menjamin bahwa setiap kontrak yang dibuat oleh para pihak
melalui media elektronik harus diakui keabsahannya, setara
dengan pengakuan yang diberikan kepada suatu kontrak yang
dibuat dalam dunia nyata. Tanpa pengakuan ini maka tidak akan
tercipta hukum bagi para pihak yang bertransaksi melalui internet.13
Pasal 5 UU ITE mengenai Informasi, dokumen, dan tanda
tangan elektronik menyatakan bahwa:
(1) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik
dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum
yang sah
(2) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik
dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah
sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia
(3) Informasi Elektronik dan/atau dokumen elektronik
dinyatakan sah apabila menggunakan sistem elektronik
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UndangUndang ini
13 Mieke Komar Kantaatmadja, et. al., Cyber Law: Suatu Penghantar,
ELIPS II, 2002, hlm. 1
19
``
Pasal 15 UU ITE mengenai Penyelenggaraan Sistem
Elektronik menyatakan bahwa:
(1) Setiap penyelenggaraan sistem elektronik harus
menyelenggarakan sistem elektronik secara andal dan
aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya
sistem elektronik sebagaimana mestinya
(2) Penyelenggaraan sistem elektronik bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan sistem elektroniknya.
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak
berlaku dalam hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan
memaksa, kesalahan, dan/atau kelalaian pihak pengguna
sistem elektronik
Selanjutnya Pasal 16 UU ITE tentang penyelenggaraan
Sistem Elektronik menyatakan bahwa:
(1) Sepanjang tidak ditentukan lain oleh undang-undang
tersendiri, setiap penyelenggara sistem elektronik wajib
mengoperasikan sistem elektronik yang memenuhi
persyaratan minimum sebagai berikut:
a. Dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik
dan/atau dokumen elektronik secara utuh sesuai
dengan masa retensi yang ditetapkan dengan
Peraturan Perundang-undangan;
b. Dapat
melindungi
ketersediaan,
keutuhan,
keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan
informasi elektronik dalam penyelenggaraan
sistem elektronik tersebut;
c. Dapat beroprasi sesuai dengan prosedur atau
petunjuk dalam penyelenggaraan sistem elektronik
tersebut;
d. Dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang
diumumkan dengan bahasa, informasi, atau
simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang
bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem
elektronik tersebut;
e. Memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk
menjaga
kebaruan,
kejelasan,
dan
kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk.
20
``
Pasal 19 UU ITE menyatakan bahwa para pihak yang
melakukan
transaksi
elektronik
harus
menggunakan
sistem
elektronik yang disepakati.
Berdasarkan Pasal 1 Angka 3 UU ITE menyatakan bahwa:
“Perdagangan secara elektronik adalah setiap perdagangan
barang maupun jasa yang dilakukan melalui jaringan
komputer atau media elektronik lainnya”.
Kemudian Pasal 1 Angka 5 menyatakan bahwa kontrak
elektronik adalah dokumen elektronik yang memuat transaksi dan
atau perdagangan elektronik.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan
penelitian ini adalah:
1. Metode Pendekatan
Metode
pendekatan
yang
digunakan
dalam
penyusunan penelitian ini adalah metode pendekatan
Yuridis Normatif, yaitu suatu metode hukum yang dilakukan
dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder.14 Pada
penelitian hukum normatif bahan pustaka merupakan bahan
dasar yang digolongkan sebagai data sekunder yang ada
dalam setiap keadaan siap terbit, bentuk dan isinya telah
14Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu
Tinjauan Singkat), Jakarta: Rajawali Pers, 2001, Hlm. 13-14.
21
``
disusun peneliti-peneliti terdahulu dan dapat diperoleh tanpa
terikat waktu dan tempat.15
2. Spesifikasi Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian Analisis
Deskriptif. Teknik analisis pada dasarnya adalah analisis
deskriptif, diawali dengan mengelompokkan data dan
informasi yang sama menurut subaspek dan selanjutnya
melakukan interpretasi untuk memberi makna terhadap tiap
subaspek dan hubungannya satu sama lain.16 Analisis
deskriptif
pada
penelitian
ini
akan
menggambarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan
dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum
positif yang menyangkut keabsahan pembelian saham atas
nama melalui internet terhadap pengalihan saham.
3. Tahap Penelitian
Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Penelitian Kepustakaan
Penelitian Kepustakaan (library research),
yaitu penelitian terhadap data sekunder. Penelitian
15Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press,
1986, Hlm. 10
16Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung: CV.
Mandar Maju, 2009, Hlm. 174.
22
``
ini dilakukan dalam upaya mencari data pada
masalah-masalah yang akan diteliti, yang terdiri dari:
1) Bahan Hukum Primer,yaitu bahan penelitian
yang bersifat mengikat masalah-masalah
yang
akan
diteliti,
berupa
peraturan
perundang-undangan, meliputi :
a) Kitab
Undang-Undang
Hukum
Perdata.
b) Undang-Undang Nomor 8 Tahun
1995 Tentang Pasar Modal
c) Undang-Undang Nomor 11 Tahun
2008
Tentang
Informasi
dan
Transaksi Elektronik
d) Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 Tentang Perseroan Terbatas.
2) Bahan
Hukum
Sekunder,yaitu
bahan
hukum yang memberi penjelasan terhadap
bahan hukum primer seperti buku ilmu
hukum dan literatur lainnya.
3) Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan-bahan
yang memberikan informasi tentang bahan
hukum primer dan sekunder, antara lain
bibliografi, indeks kumulatif, majalah, jurnal,
23
``
koran, kamus hukum, internet, kliping, dan
lain-lain.
b. Studi Lapangan
Studi
menunjang
observasi
lapangan,
yaitu
data-data
sekunder
mengenai
lapangan
objek
dilaksanakan
bahan-bahan
yang
dengan
cara
diteliti.
Studi
yang
untuk
menambah
kelengkapan data primer yang dapat menunjang data
sekunder
dan
juga
yang
dibutuhkan
sebagai
pendukung analisis.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dilakukan dengan cara
mengumpulkan
data
dari
peraturan
perundang-
undangan, studi literatur atau dokumen-dokumen
kepustakaan
untuk
memperoleh
bahan
hukum
sekunder.
b. Wawancara
Teknik pengumpulan data dari penelitian ini
dilakukan
dengan
cara
melakukan
wawancara
terhadap narasumber / para pihak yang telah / pernah
/ sedang melaksanakan pembelian objek jaminan.
24
``
Wawancara akan dilakukan dengan proses tanya
jawab untuk memperoleh data-data yang dapat
menunjang data-data sekunder.
5. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara
normatif kualitatif. Normatif didasarkan pada asas-asas
hukum serta norma-norma hukum yang bertitik tolak dari
peraturan-peraturan yang ada sebagai hukum positif.
Norma yang dianalisis adalah norma tentang perbankan
dan penjaminan yang terdapat di dalam peraturanperaturan yang berlaku. Data kualitatif adalah tata cara
penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis
yaitu apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau
lisan, dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti dan
dipelajari sebagai suatu kesatuan yang utuh.
6. Lokasi Penelitian
Untuk memperoleh data primer sebagai pendukung
dan data sekunder yang diperoleh dari penelitian
kepustakaan dan studi lapangan, yaitu:
a. Penelitian Kepustakaan
Penelitian
kepustakaan
guna
mendapatkan
bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan
bahan hukum tersier dilakukan di Perpustakaan
25
``
Fakultas
Hukum
Universitas
Padjadjaran
Jl.
Dipatiukur No. 35, Bandung dan Pusat Sumber Daya
Informasi Ilmiah dan Perpustakaan UNPAD (Center
of
information
scientific
resources
and
library
UNPAD/CISRAL) Jl. Dipatiukur, Bandung.
b. Studi Lapangan
Studi lapangan untuk menunjang data primer
melalui wawancara dan diskusi dengan pengurus
bank di bidang online trading yang akan dilakukan di
PT. Bank Mandiri (PERSERO). Tbk.
G. Sistematika Penulisan
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah tertuang
di dalam identifikasi masalah dan juga guna mempermudah
penyusunan, penulisan skripsi ini dibuat dalam sistematika sebagai
berikut:
BAB I
PENDAHULUAN
Bab
ini
membahas
latar
belakang
penelitian,
identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II
TINJAUAN TEORI MENGENAI PERJANJIAN JUAL
BELI DAN KEKUATAN PEMBUKTIAN DALAM
26
``
KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN
UNDANG-UNDANG
TENTANG
NOMOR
INFORMASI
11
DAN
TAHUN
2008
TRANSAKSI
ELEKTRONIK
Bab ini membahas mengenai perjanjian jual beli
menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,
perjanjian
jual
beli
secara
elektronik
menurut
ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008,
asas-asas yang berlaku dalam melakukan transaksi
melalui media elektronik. Serta bagaimana kekuatan
pembuktian perjanjian jual beli menurut UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik.
BAB III
MEKANISME JUAL BELI SAHAM SECARA ONLINE
TRADING MELALUI WEBSITE www.most.co.id
Bab ini akan membahas secara lebih mendalam
apakah perbedaan yang mendasar antara online
trading dengan remote trading serta bagaimanakah
mekanisme
online
www.most.co.id
trading
melalui
website
27
``
BAB IV
ANALISIS
KEKUATAN
HUKUM
PEMBUKTIAN
PERJANJIAN JUAL BELI SAHAM ATAS NAMA
MELALUI MEKANISME ONLINE TRADING PADA
WEBSITE
www.most.co.id
TERHADAP
PENGALIHAN SAHAM ATAS NAMA
Bab ini akan membahas tentang kekuatan hukum
pembuktian perjanjian jual beli saham atas nama
yang dilakukan
secara
online
trading
terhadap
beralihnya saham atas nama.
BAB V
PENUTUP
Bab ini memuat simpulan dari analisa yang berkenaan
degan masalah-masalah yang telah dibahas pada
bab-bab sebelumnya disertai dengan saran-saran
yang merupakan masukan.
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, CV.
Bandar Maju, Bandung, 2009.
I. G. Ray Widjadja, Merancang Suatu Kontrak (Teori dan Praktek),
Megapoin, Bandung, 2004.
M. Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Mitra Wacana
Media, Jakarta, 2008.
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal
Indonesia, Kencana, Jakarta, 2007.
Mieke Komar Kantaatmadja, et. al., Cyber Law: Suatu
Penghantar, ELIPS II, 2002.
Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), PT, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1996.
Riduan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata,
PT. Alumni, Bandung, 2006.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press,
Jakarta, 1986.
Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif
(Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001.
B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen Ke IV
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan
Terbatas
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal
24
25
``
C. SUMBER LAIN
http://www.phillip.co.id/id/tips/17/Mengapa-Harus-Online-Trading
Download