USULAN PENELITIAN PENGALIHAN SAHAM ATAS NAMA DALAM PERJANJIAN JUAL BELI SAHAM PERSEROAN TERBATAS TERBUKA MELALUI INTERNET PADA WEBSITE www.most.co.id DIKAITKAN DENGAN UNDANGUNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK A. Latar Belakang Pada era globalisasi dewasa ini, semakin banyak tuntutan hidup atau keinginan dari setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan berbagai cara. Hal ini menyebabkan berkembangnya teknologi yang bertujuan untuk membantu setiap manusia dalam memenuhi kebutuhannya tersebut. Manusia tidak jarang menggunakan perkembangan teknologi yang telah ada untuk membantu dalam menjalankan suatu bidang tertentu. Penjelasan umum mengenai Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (selanjutnya disebut UU ITE) menjelaskan bahwa pembangunan nasional adalah suatu proses yang berkelanjutan yang harus senantiasa tanggap terhadap berbagai dinamika yang terjadi di masyarakat dan bahwa perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang demikian pesat telah menyebabkan perubahan 1 2 `` kegiatan kehidupan manusia dalam berbagai bidang yang secara langsung telah memengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. Salah satunya adalah pada bidang ekonomi yaitu pasar modal. Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar yang memperjualbelikan berbagai instrumen keuangan.1 Salah satu instrumen pasar modal adalah efek dan saham merupakan salah satu bentuk efek. Saham merupakan benda bergerak karena ditentukan undang-undang. Hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal 511 KUHPerdata yang mengatakan: “Yang dianggap sebagai benda bergerak menurut ketentuan undang-undang adalah: 1. Hak pakai hasil dan hak pakai barang-barang bergerak 2. Hak atas bunga yang dijanjikan, baik bunga yang terus menurut ataupun bunga yang cagak hidup 3. Perikatan dan tuntutan mengenai jumlah uang yang dapat ditagih atau mengenai barang bergerak 4. Bukti saham atau saham dalam persekutuan perdagangan uang, persekutuan perdagangan atau persekutuan perusahaan, sekalipun barang-barang bergerak yang bersangkutan dan perusahaan itu merupakan milik persekutuan. Bukti saham atau saham ini dipandang sebagai barang bergerak, tetapi hanya terhadap masing-masing peserta saja, selama persekutuan berjalan 5. Saham dalam utang negara Indonesia, baik yang terdaftar dalam buku besar, maupun sertifikat, surat pengakuan utang, obligasi atau surat berharga lainnya, berserta kupon atau surat-surat bukti bunga yang berhubungan dengan itu 1 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal, Jakarta: Kencana, 2007, hlm 13 3 `` 6. Sero-sero atau kupon obligasi dari pinjaman lainnya, termasuk juga pinjaman yang dilakukan negaranegara asing”. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (selanjutnya disebut UUPT) Pasal 56 ayat (1) mengatakan bahwa pengalihan hak atas saham dilakukan dengan akta pengalihan. Sejauh ini terdapat 2 mekanisme Jual beli saham yang ada di Pasar Modal sebelum masuknya mekanisme online trading ini. Mekanisme tersebut adalah mekanisme manual dan Remote Trading.2 Pada mekanisme manual, Investor langsung mendatangi bursa efek dan memesan saham langsung di bursa efek melalui pialan yang ada di trading floor. Sedangkan Remote Trading diartikan sebagai suatu mekanisme perdagangan efek yang dilakukan langsung oleh broker tanpa harus melalui trading floor. Pada mekanisme perdagangan secara Remote Trading, fungsi trader di lantai bursa digantikan oleh sistem elektronik yang eksekusinya dilakukan dari kantor/sistem broker yang langsung terhubung ke sistem perdagangan bursa. Sementara mekanisme order dari nasabah ke broker tetap sama seperti mekanisme order secara manual yang antara lain dapat dilakukan langsung di kantor broker, via telepon, sms, email, dan faksimili. 2 Biro Transaksi Dan Lembaga Efek BAPEPAM-LK, “Perbandingan online trading dengan Transaksi Elektronik, Remote Trading, dan Direct Market Access, Laporan Hasil Studi Kesiapan dan Kebutuhan Infrastruktur Perdagangan Efek Secara Online (online trading), hlm 8-9, 2010. 4 `` Pada era teknologi dan informasi seperti sekarang ini, dapat dipastikan bahwa internet merupakan hal yang sangat dekat dengan kehidupan salah satunya dalam keperluan bisnis. Misalnya untuk memperjual belikan sahamnya melalui internet. Saham yang dijual melalui internet memberikan manfaat salah satunya terhadap kelancaran dalam melakukan transaksi saham. Hal ini dapat dilihat dari para pembeli saham yang dapat membeli saham secara online atau online trading dan penjual saham yang dapat pula menjual sahamnya secara online. Salah satu Perusahaan perantara efek yang menawarkan fasilitas untuk melakukan online trading ini adalah PT. Bank Mandiri Sekuritas dengan fasilitas yang disebut dengan “Mandiri Online Sekuritas Trading” yang bisa diakses di website beralamat www.most.co.id. Layanan Mandiri Online Sekurias Trading ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh PT Bank Mandiri Sekuritas bagi nasabahnya untuk melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia melalui jaringan internet secara langsung dan dimanapun. Selain digunakan untuk bertransaksi, layanan Online Trading Mandiri Sekuritas juga dapat digunakan untuk memonitor perkembangan 5 `` nilai portofolio efek serta posisi rekening dana yang dimiliki. Layanan ini jg dilengkapi dengan informasi pasar secara real time.3 Online trading ini menyebabkan kedua belah pihak dalam melakukan transaksi jual beli tidak perlu bertemu langsung atau face to face. Dengan kemajuan teknologi online trading, para pedagang saham dapat lebih efisien dalam melakukan transaksi saham karena transaksi sekarang tidak hanya dapat dilakukan melalui telpon atau mendatangi bursa efek. Teknologi internet kini memungkinkan para pembeli atau penjual saham dapat melakukan jual beli saham, melihat harga saham secara langsung, melihat profil emiten, membuka dan memantau rekening serta pengecekan portofolio tanpa harus meninggalkan layar komputer. Lebih lagi, dengan online trading, dapat mengurangi resiko kesalah input, karena investor hanya dapat membeli sesuai dengan limit yang tersedia dan menjual saham yang terdapat pada portofolionya serta adanya fasilitas cut loss yang dapat mengurangi resiko investor.4 Perbedaan mendasar yang membedakan online trading dengan jual beli saham biasa adalah peranan manager investasi digantikan oleh sebuah platform berbasis internet yang disediakan oleh perusahaan perantara efek. 3 Diakses dari https://www.most.co.id/index.asp?C=Control_Content.Frm_AboutUs_Cloud&Men uLink=Frm_AboutUs&MenuName=About%20Us&ItemId=123&Action=, Bandung, 30 Oktober 2014, 0:53 4 Diakses dari http://www.phillip.co.id/id/tips/17/Mengapa-Harus-OnlineTrading, Bandung, 22 Agustus 2014, 0:25. 6 `` Online Trading merupakan salah satu indikator semakin berkembang atau semakin canggihnya perkembangan teknologi. Namun hal ini akan menjadi nihil apabila tidak adanya kepercayaan dari manusia itu sendiri untuk menggunakannya karena tidak dapat memberikan rasa aman dan nyaman dalam bertransaksi. Agar dapat terciptanya rasa aman dan nyaman dalam bertransaksi maka diperlukan adanya landasan hukum yang mengatur lebih lanjut dan spesifik mengenai jual beli saham atas nama yang dilakukan secara online trading dan bagaimana jual beli tersebut dapat dijadikan bukti untuk mengalihkan hak atas saham tersebut serta apakah jual beli dan pengalihannya sudah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan penelusuran penulis baik di Perpustakaan Mochtar Kusumaatmadja Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran maupun penelusuran melalui website http://fh.unpad.ac.id/repo/ Penyusun menemukan skripsi yang memiliki kesamaan tema yang diangkat oleh Penyusun, yaitu tentang online trading dengan judul “ASPEK HUKUM PERDAGANGAN EFEK PASAR MODAL MELALUI INTERNET (online trading) SERTA PENGEMBANGANNYA DI INDONESIA” yang menitikberatkan kepada aspek hukum yang dapat dijadikan landasan sebagai perdagangan efek di pasar modal. Disusun oleh Tommy Novel Armansyah NPM. A10 95 06, Mahasiswa Fakultas Hukum 7 `` Universitas Padjadjaran. Penyusun juga menemukan judul lain dengan judul “PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR PASAR MODAL INDONESIA DALAM PERDAGANGAN SAHAM MENGGUNAKAN online trading SYSTEM YANG DITERAPKAN OLEH PERUSAHAAN SEKURITAS DI BURSA EFEK INDONESIA DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMO 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL” yang menitikberatkan terhadap perlindungan terhadap investor pasar modal indonesia yang menggunakan sistem online trading. Berdasarkan uraian di-atas, penulis tertarik untuk mengangkat tulisan dengan judul ”PENGALIHAN SAHAM ATAS NAMA DALAM PERUSAHAAN PERJANJIAN TERBUKA JUAL MELALUI BELI INTERNET SAHAM PADA WEBSITE www.most.co.id DIKAITKAN DENGAN UNDANGUNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK” karena ingin mengetahui bagaimana UU ITE dengan UUPT mengatur pengalihan saham atas nama dalam perjanjian jual beli saham atas nama melalui website. 8 `` B. Identifikasi Masalah Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan diatas, maka dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah keabsahan perjanjian jual beli saham atas nama dan pengalihan saham atas nama pada perseroan terbatas terbuka yang dilakukan melalui internet dikaitkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. 2. Bagaimanakah pengalihan kepemilikan hak kebendaan pada saham atas nama yang dilakukan secara elektronik dikaitkan dengan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan daripada penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Untuk menentukan keabsahan perjanjian jual beli saham atas nama dan pengalihan saham atas nama pada perseroan terbatas terbuka yang dilakukan melalui internet dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Perseroan Terbatas dan Undang- 9 `` Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. 2. Untuk mengetahui pengalihan kepemilikan hak kebendaan pada saham atas nama yang dilakukan secara elektronik dikaitkan dengan Kitab UndangUndang Hukum Perdata, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas D. Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membawa kegunaan baik dari segi teoritis maupun dari segi praktis, yaitu: 1. Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum, khususnya pada hukum dagang dan hukum perusahaan yang berfungsi sebagai dasar hukum jual beli yang dilakukan secara elektronik. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan membantu para pelaku jual beli saham atas nama, pihak bank dan pihak perusahaan supaya dapat memahami lebih jelas bagaimanakah prosedur yang ada dan apakah dasar hukum yang melandasinya. 10 `` E. Kerangka Pemikiran Pasal 1 Angka 3 Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen ke IV (selanjutnya disebut UUD 1945) berbunyi Indonesia merupakan negara hukum. Pernyataan ini berarti segala sesuatu harus diatur atau dilandasi berdasarkan hukum demi tercapainya tujuan hukum yaitu kepastian dan ketertiban dalam segala aspek kehidupan masyarakat salah satunya dalam aspek ekonomi. Pasal 1 Angka 1 UUPT mengatakan bahwa: “Perseroan Terbatas yang selanjutnya disebut Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undangundang ini serta peraturan pelaksananya”. Perseroan Terbatas ini terbagi atas 2 yaitu Perseroan Tertutup dan Perseroan Terbuka. Menurut Pasal 1 Angka 7, Perseroan Terbuka adalah Perseroan Publik atau Perseroan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Perseroan terbuka dalam menawarkan sahamnya harus melalui suatu mekanisme tertentu. Mekanisme tersebut adalah melalui pasar modal. Pasar Modal merupakan sebuah indikator kemajuan ekonomi di Indonesia. Pasar modal merupakan sarana pengerahan 11 `` dana atau tempat mempertemukan pihak yang kelebihan dana dan pihak yang mengalami kekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkan pertukaran uang antara penabung dan peminjam.5 Objek yang menjadi instrumen dalam kegiatan jual beli di pasar modal adalah berupa surat-surat berharga yang sering disebut efek.6 Menurut ketentuan umum Pasal 1 Angka 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal (selanjutnya disebut UUPM), yang disebut dengan efek adalah surat berharga yakni7: “Surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Jadi pasar modal merupakan pasar tempat orang membeli dan menjual surat efek yang dikeluarkan”. Tempat diperdagangkannya efek-efek tersebut disebut dengan bursa efek. Menurut Pasal 1 Angka 4 UUPM, yang disebut dengan bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara para pihak tersebut. Saham merupakan suatu instrumen penyertaan modal seseorang atau lembaga dalam suatu perusahaan. Saham berdasarkan cara peralihannya terbagi atas 2 yaitu saham atas 5 Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Jakarta : Mitra Wacana Media, 2008, hlm 1. 6 Ibid, hlm 43. 7 Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 1996, hlm 10. 12 `` nama dan saham unjuk. Saham atas nama adalah saham yang ditulis dengan jelas siapa pemiliknya dan cara pengalihannya pun harus melalui prosedur tertentu. Saham atas unjuk adalah saham yang tidak mempunyai nama pemilik saham tersebut. dengan demikian saham ini sangat mudah untuk diperalihkan. Saham ini mirip dengan uang.8 Pasal 48 ayat (1) UUPT mengatakan bahwa saham perseroan dikeluarkan atas nama pemiliknya. Pasal 60 ayat (1) UUPT mengatakan bahwa: “Saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak sebagaimana dimaksud dalam pasal 52 kepada pemiliknya. Maksud dari pasal 60 ini adalah kepemilikan atas saham sebagai benda bergerak memberikan hak kebendaan kepada pemiliknya dan hak tersebut dapat dipertahankan terhadap setiap orang”. Selanjutnya Pasal 52 Ayat (1) UUPT memberikan hak-hak sebagai berikut: “Saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk: a. Menghadiri dan memberikan suara dalam RUPS b. Menerima pembayaran dividen dan sisa kekayaan hasil likuidasi c. Menjalankan hak lainnya berdasarkan undangundang ini” Pemegang saham diberi bukti kepemilikan saham untuk saham yang dimilikinya (Pasal 51 UUPM). Fungsi bukti kepemilikan ini salah satunya adalah untuk mendapatkan hak kebendaan. Hak kebendaan terbagi atas 2 yaitu hak kebendaan yang bersifat memberikan kenikmatan dan hak kebendaan yang bersifat 8 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. Cit., hlm 188-189. 13 `` memberikan jaminan.9 Hak kebendaan yang bersifat memberikan kenikmatan adalah bezit, hak milik (eigendom), hak memungut hasil, hak pakai dan hak mendiami. Sedangkan hak kebendaan yang bersifat memberikan jaminan adalah hak gadai (pandrecht), jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik dan privilege. Berdasarkan Pasal 511 KUHPerdata menyebutkan bahwa saham merupakan benda bergerak tidak berwujud dalam suatu pengalihan hak atas benda yang dijual belikan harus disertai dengan adanya suatu penyerahan. Dengan kata lain hak atas benda yang diperjual belikan belum beralih dari penjual kepada pembeli, hak milik atas benda itu baru beralih setelah adanya penyerahan. Penyerahan (levering) atas benda bergerak tidak berwujud berupa hak-hak piutang dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu: 10 1. Levering dari surat piutang aan toonder (atas unjuk atau atas bawa), menurut Pasal 613 Ayat 3 BW dilakukan dengan penyerahan benda itu. 2. Levering dari surat piutang op naam (atas nama), menurut Pasal 613 ayat (1) dilakukan dengan membuat akta otentik atau dibawah tangan (yang dinamakan cessie). Yang dimaksud di sini tidak lain adalah penggantian 9 Riduan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, Bandung: PT. Alumni, 2006, Hlm 117 10 Ibid, hlm. 134 14 `` kedudukan berpiutang dari kreditur yang lama yang dinamakan cedent kepada kreditur baru yang dinamakan cessionaris. Sedangkan debitur dinamakan cessus. Agar peralihan piutang ini berlaku terhadap debitur, akta cessie itu harus diberitahukan kepadanya secara resmi. Hak piutang dianggap telah beralih dan kreditur lama (cedent) kepada kreditur baru (cessionaris) pada saat akta cessie dibuat, tidak pada waktu akta cessie diberitahukan kepada cessus. 3. Levering dari piutan aan order (atas perintah), menurut Pasal 613 ayat (3) BW dilakukan dengan penyerahan surat itu disertai dengan endosemen, yakni dengan menulis di balik surat piutang yang menyatakan kepada siapa piutang tersebut dialihkan. Pengalihan kepemilikan saham dalam jual beli saham juga diatur dalam Pasal 56 ayat (1) UUPT yaitu pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Jual beli menurut Pasal 1457 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disebut KUHPerdata) adalah suatu perjanjian atau suatu persetujuan timbal balik antara pihak yang satu selaku penjual yang berjanji untuk menyerahkan suatu barang kepada pihak lain lain, yaitu pembeli, dan pembeli membayar harga yang telah dijanjikan. Dengan demikian, meski barang tersebut belum 15 `` diserahkan dan harga belum dibayar, perjanjian tersebut dianggap telah terjadi begitu kedua belah pihak mengucapkan kata sepakat.11 Perjanjian berdasarkan Pasal 1313 KUHPerdata adalah suatu perbuatan antara satu orang atau lebih yang mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Berdasarkan Pasal 1320 KUHPerdata syarat sah perjanjian terdiri dari: 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya 2. Cakap untuk membuat perjanjian 3. Suatu hal tertentu 4. Suatu sebab yang halal Syarat 1 dan 2 merupakan syarat subjektif, apabila syarat ini tidak terpenuhi maka perjanjian dapat dibatalkan. Sedangkan syarat 3 dan 4 merupakan syarat objektif, apabila syarat ini tidak dipenuhi maka perjanjian batal demi hukum. Maka dalam hal ini suatu perjanjian harus dilakukan dengan itikad baik seperti dalam Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata dengan adanya asas kebebasan berkontrak. Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata berbunyi semua persetujuan yang dibuat sesuai dengan undang-undang berlaku 11 I. G. Ray Widjadja, Merancang Suatu Kontrak (Teori dan Praktek), Bandung : Megapoin, 2004, hlm 150. 16 `` sebagai undang-undang Persetujuan itu tidak bagi dapat mereka ditarik yang kembali membuatnya. selain dengan kesepakatan kedua belah pihak, atau karena alasan-alasan yang ditentukan oleh undang-undang. Persetujuan harus dijalankan dengan itikad baik. Pasal ini merupakan asas kebebasan berkontrak. Dengan asas ini, maka para pihak diizinkan untuk membuat suatu kontrak yang disetujui oleh keduanya dan tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang. Tujuan dari pasar modal adalah mengarah kepada usaha pemerataan pendapatan masyarakat dalam menikmati hasilnya. Dengan itu, pembentukan pasar modal yang efektif merupakan faktor penting, karena dengan pengembangan pasar modal yang efisien dapat menunjang perekonomian nasional Perdagangan efek adalah salah satu kegiatan di pasar modal. Pasar modal berdasarkan Pasal 1 Angka 13 UUPM adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasal 1 ayat (5) UUPM menyatakan bahwa efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyetoran 17 `` kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. Pasar modal pada umumnya adalah merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli. Pasar modal mempertemukan pemilik dana dengan pengguna dana untuk tujuan investasi jangan menengah dan investasi jangka panjang. Kedua pihak melakukan jual beli modal yang berwujud efek.12 Pasal 55 ayat (1) UUPM menyatakan bahwa penyelesaian transaksi bursa dapat dilaksanakan dengan penyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik dan penyelesaian lain. Para pihak yang telah memperjualbelikan sahamnya dapat dilakukan melalui internet, sehingga menyebabkan para pihak tidak harus bertemu satu sama lainnya. Jual beli saham melalui internet dilakukan secara tidak tertulis yang artinya para pihak hanya melakukan perjanjian melalui internet saja. Dalam Pasal 6 ayat (1) UUPM menyebutkan bahwa kegiatan bursa efek menyediakan pada dasarnya sistem atau adalah sarana menyelenggarakan perdagangan efek dan bagi anggotanya. Lebih lanjut, Pasal 7 ayat (1) dan (2) UUPM menyatakan bahwa perdagangan efek secara teratur, wajar dan efisien adalah suatu perdagangan yang diselenggarakan secara 12 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op. Cit., hlm 10 18 `` konsisten. Namun diperlukan suatu sistem atau sarana yang memungkinkan bursa efek melakukan pengawasan terhadap pedagang saham secara lebih efektif. Dewasa dengan berkembangnya internet, maka perdagangan yang dilakukan melalui internet atau yang dikenal sebagai e-commerce pun tidak dapat dihindari lagi. Sejalan dengan perkembangan e-commerce permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan kontrak ini bertambah penting. Diakui bahwa hukum harus menjamin bahwa setiap kontrak yang dibuat oleh para pihak melalui media elektronik harus diakui keabsahannya, setara dengan pengakuan yang diberikan kepada suatu kontrak yang dibuat dalam dunia nyata. Tanpa pengakuan ini maka tidak akan tercipta hukum bagi para pihak yang bertransaksi melalui internet.13 Pasal 5 UU ITE mengenai Informasi, dokumen, dan tanda tangan elektronik menyatakan bahwa: (1) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah (2) Informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik dan/atau hasil cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari alat bukti yang sah sesuai dengan hukum acara yang berlaku di Indonesia (3) Informasi Elektronik dan/atau dokumen elektronik dinyatakan sah apabila menggunakan sistem elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UndangUndang ini 13 Mieke Komar Kantaatmadja, et. al., Cyber Law: Suatu Penghantar, ELIPS II, 2002, hlm. 1 19 `` Pasal 15 UU ITE mengenai Penyelenggaraan Sistem Elektronik menyatakan bahwa: (1) Setiap penyelenggaraan sistem elektronik harus menyelenggarakan sistem elektronik secara andal dan aman serta bertanggung jawab terhadap beroperasinya sistem elektronik sebagaimana mestinya (2) Penyelenggaraan sistem elektronik bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan sistem elektroniknya. (3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak berlaku dalam hal dapat dibuktikan terjadinya keadaan memaksa, kesalahan, dan/atau kelalaian pihak pengguna sistem elektronik Selanjutnya Pasal 16 UU ITE tentang penyelenggaraan Sistem Elektronik menyatakan bahwa: (1) Sepanjang tidak ditentukan lain oleh undang-undang tersendiri, setiap penyelenggara sistem elektronik wajib mengoperasikan sistem elektronik yang memenuhi persyaratan minimum sebagai berikut: a. Dapat menampilkan kembali Informasi Elektronik dan/atau dokumen elektronik secara utuh sesuai dengan masa retensi yang ditetapkan dengan Peraturan Perundang-undangan; b. Dapat melindungi ketersediaan, keutuhan, keotentikan, kerahasiaan, dan keteraksesan informasi elektronik dalam penyelenggaraan sistem elektronik tersebut; c. Dapat beroprasi sesuai dengan prosedur atau petunjuk dalam penyelenggaraan sistem elektronik tersebut; d. Dilengkapi dengan prosedur atau petunjuk yang diumumkan dengan bahasa, informasi, atau simbol yang dapat dipahami oleh pihak yang bersangkutan dengan penyelenggaraan sistem elektronik tersebut; e. Memiliki mekanisme yang berkelanjutan untuk menjaga kebaruan, kejelasan, dan kebertanggungjawaban prosedur atau petunjuk. 20 `` Pasal 19 UU ITE menyatakan bahwa para pihak yang melakukan transaksi elektronik harus menggunakan sistem elektronik yang disepakati. Berdasarkan Pasal 1 Angka 3 UU ITE menyatakan bahwa: “Perdagangan secara elektronik adalah setiap perdagangan barang maupun jasa yang dilakukan melalui jaringan komputer atau media elektronik lainnya”. Kemudian Pasal 1 Angka 5 menyatakan bahwa kontrak elektronik adalah dokumen elektronik yang memuat transaksi dan atau perdagangan elektronik. F. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah: 1. Metode Pendekatan Metode pendekatan yang digunakan dalam penyusunan penelitian ini adalah metode pendekatan Yuridis Normatif, yaitu suatu metode hukum yang dilakukan dengan meneliti bahan pustaka atau data sekunder.14 Pada penelitian hukum normatif bahan pustaka merupakan bahan dasar yang digolongkan sebagai data sekunder yang ada dalam setiap keadaan siap terbit, bentuk dan isinya telah 14Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Jakarta: Rajawali Pers, 2001, Hlm. 13-14. 21 `` disusun peneliti-peneliti terdahulu dan dapat diperoleh tanpa terikat waktu dan tempat.15 2. Spesifikasi Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian Analisis Deskriptif. Teknik analisis pada dasarnya adalah analisis deskriptif, diawali dengan mengelompokkan data dan informasi yang sama menurut subaspek dan selanjutnya melakukan interpretasi untuk memberi makna terhadap tiap subaspek dan hubungannya satu sama lain.16 Analisis deskriptif pada penelitian ini akan menggambarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dikaitkan dengan teori-teori hukum dan praktek pelaksanaan hukum positif yang menyangkut keabsahan pembelian saham atas nama melalui internet terhadap pengalihan saham. 3. Tahap Penelitian Tahap-tahap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Penelitian Kepustakaan Penelitian Kepustakaan (library research), yaitu penelitian terhadap data sekunder. Penelitian 15Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, Hlm. 10 16Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Bandung: CV. Mandar Maju, 2009, Hlm. 174. 22 `` ini dilakukan dalam upaya mencari data pada masalah-masalah yang akan diteliti, yang terdiri dari: 1) Bahan Hukum Primer,yaitu bahan penelitian yang bersifat mengikat masalah-masalah yang akan diteliti, berupa peraturan perundang-undangan, meliputi : a) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. b) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal c) Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik d) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas. 2) Bahan Hukum Sekunder,yaitu bahan hukum yang memberi penjelasan terhadap bahan hukum primer seperti buku ilmu hukum dan literatur lainnya. 3) Bahan Hukum Tersier, yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum primer dan sekunder, antara lain bibliografi, indeks kumulatif, majalah, jurnal, 23 `` koran, kamus hukum, internet, kliping, dan lain-lain. b. Studi Lapangan Studi menunjang observasi lapangan, yaitu data-data sekunder mengenai lapangan objek dilaksanakan bahan-bahan yang dengan cara diteliti. Studi yang untuk menambah kelengkapan data primer yang dapat menunjang data sekunder dan juga yang dibutuhkan sebagai pendukung analisis. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari peraturan perundang- undangan, studi literatur atau dokumen-dokumen kepustakaan untuk memperoleh bahan hukum sekunder. b. Wawancara Teknik pengumpulan data dari penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan wawancara terhadap narasumber / para pihak yang telah / pernah / sedang melaksanakan pembelian objek jaminan. 24 `` Wawancara akan dilakukan dengan proses tanya jawab untuk memperoleh data-data yang dapat menunjang data-data sekunder. 5. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara normatif kualitatif. Normatif didasarkan pada asas-asas hukum serta norma-norma hukum yang bertitik tolak dari peraturan-peraturan yang ada sebagai hukum positif. Norma yang dianalisis adalah norma tentang perbankan dan penjaminan yang terdapat di dalam peraturanperaturan yang berlaku. Data kualitatif adalah tata cara penelitian yang menghasilkan data deskriptif analisis yaitu apa yang dinyatakan responden secara tertulis atau lisan, dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai suatu kesatuan yang utuh. 6. Lokasi Penelitian Untuk memperoleh data primer sebagai pendukung dan data sekunder yang diperoleh dari penelitian kepustakaan dan studi lapangan, yaitu: a. Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan guna mendapatkan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier dilakukan di Perpustakaan 25 `` Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Jl. Dipatiukur No. 35, Bandung dan Pusat Sumber Daya Informasi Ilmiah dan Perpustakaan UNPAD (Center of information scientific resources and library UNPAD/CISRAL) Jl. Dipatiukur, Bandung. b. Studi Lapangan Studi lapangan untuk menunjang data primer melalui wawancara dan diskusi dengan pengurus bank di bidang online trading yang akan dilakukan di PT. Bank Mandiri (PERSERO). Tbk. G. Sistematika Penulisan Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah tertuang di dalam identifikasi masalah dan juga guna mempermudah penyusunan, penulisan skripsi ini dibuat dalam sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN TEORI MENGENAI PERJANJIAN JUAL BELI DAN KEKUATAN PEMBUKTIAN DALAM 26 `` KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN UNDANG-UNDANG TENTANG NOMOR INFORMASI 11 DAN TAHUN 2008 TRANSAKSI ELEKTRONIK Bab ini membahas mengenai perjanjian jual beli menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, perjanjian jual beli secara elektronik menurut ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008, asas-asas yang berlaku dalam melakukan transaksi melalui media elektronik. Serta bagaimana kekuatan pembuktian perjanjian jual beli menurut UndangUndang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. BAB III MEKANISME JUAL BELI SAHAM SECARA ONLINE TRADING MELALUI WEBSITE www.most.co.id Bab ini akan membahas secara lebih mendalam apakah perbedaan yang mendasar antara online trading dengan remote trading serta bagaimanakah mekanisme online www.most.co.id trading melalui website 27 `` BAB IV ANALISIS KEKUATAN HUKUM PEMBUKTIAN PERJANJIAN JUAL BELI SAHAM ATAS NAMA MELALUI MEKANISME ONLINE TRADING PADA WEBSITE www.most.co.id TERHADAP PENGALIHAN SAHAM ATAS NAMA Bab ini akan membahas tentang kekuatan hukum pembuktian perjanjian jual beli saham atas nama yang dilakukan secara online trading terhadap beralihnya saham atas nama. BAB V PENUTUP Bab ini memuat simpulan dari analisa yang berkenaan degan masalah-masalah yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya disertai dengan saran-saran yang merupakan masukan. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Bahder Johan Nasution, Metode Penelitian Ilmu Hukum, CV. Bandar Maju, Bandung, 2009. I. G. Ray Widjadja, Merancang Suatu Kontrak (Teori dan Praktek), Megapoin, Bandung, 2004. M. Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Mitra Wacana Media, Jakarta, 2008. M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Kencana, Jakarta, 2007. Mieke Komar Kantaatmadja, et. al., Cyber Law: Suatu Penghantar, ELIPS II, 2002. Munir Fuady, Pasar Modal Modern (Tinjauan Hukum), PT, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1996. Riduan Syahrani, Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata, PT. Alumni, Bandung, 2006. Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, UI Press, Jakarta, 1986. Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta, 2001. B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen Ke IV Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal 24 25 `` C. SUMBER LAIN http://www.phillip.co.id/id/tips/17/Mengapa-Harus-Online-Trading