Pendekatan Perilaku (Gaya Kepemimpinan) DISUSUN OLEH : DHEA PUTRI NASTITI/125030400111057 ETI NUR OKTAVIA/125030400111060 FITRIA NUR HUSNIA/125030401111026 RESTA WIDIANA YUNIARTI/125030407111028 GAYA KEPEMIMPINAN JENDELA JOHARI INSTRUMENTAL LEAD JENIS GAYA KEPEMIMPINAN PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN GAYA KEPEMIMPINAN adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari falsafah, ketrampilan sifat, sikap, yang sering diterapkan pemimpinan ketika mencoba memengaruhi kinerja bawahannya. Gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah gaya yang dapat memaksimalkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi. JENIS GAYA KEPEMIMPINAN Gaya kepemimpinan otoriter Gaya kepemimpinan ini menghimpun sejumlah perilaku atau gaya kepemimpinan yang bersifat terpusat pada pemimpin Gaya kepemimpinan demokratis Gaya kepemimpinan menempatkan manusia sebagai faktor pendukung terpenting dalam kepemimpinan Gaya kepemimpinan bebas Gaya kepemimpinan ini pada dasarnya berpandangan bahwa anggota organisasi mampu mandiri dalam membuat keputusan atau mampu mengurus dirinya masing-masing PENERAPAN GAYA KEPEMIMPINAN Pada gaya kepemimpinan otokrasi, pemimpin mengendalikan semua aspek kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran utama maupun sasaran minornya. Pemimpin juga berperan sebagai pengawas terhadap semua aktivitas anggotanya dan pemberi jalan keluar bila anggota mengalami masalah. Dengan kata lain, anggota tidak perlu pusing memikirkan apappun. Anggota cukup melaksanakan apa yang diputuskan pemimpin. Gaya kepemimpinan pembinaan mirip dengan otokrasi. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin masih menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dan cara untuk mencapai sasaran tersebut. Namun, pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk ikut memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Pada Gaya kepemimpinan demokrasi, anggota memiliki peranan yang lebih besar. Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai saja, tentang cara untuk mencapai sasaran tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu, anggota juga diberi keleluasaan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Gaya kepemimpinan kendali bebas merupakan model kepemimpinan yang paling dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi diberi kepercayaan penuh untuk menentukan sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran, dan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sendiri-sendiri. Instrumentasi Lead Saat memimpin tim, Maxwell menyarankan agar menjadikan standar di bawah ini sebagai pedoman ketika berkomunikasi dengan anak buah: Tetaplah konsisten Karena anggota tim selalu frustasi pada pimpinan yang tidak mampu membuat keputusan Berkomunikasilah dengan jelas Tim tidak akan dapat melaksanakan rencana kita jika tidak tahu apa yang kita inginkan Jagalah kesopanan Setiap orang layak diperlakukan dengan santun, apa pun posisi orang itu dan bagaimana riwayat Anda dengannya. JENDELA JOHARI I II (ST-OT) (STT-OT) OPEN SELF BLIND SELF III (ST-OTT) HIDDEN SELF IV (STT-OTT) UNDISCOVERED SELF I. Daerah Terbuka Pribadi (Open Self) Bagian diri yang menyajikan semua informasi, perilaku, sifat, perasaan, keinginan, motivasi, dan ide yang diketahui oleh diri pribadi dan orang lain II. Daerah Pribadi Buta (Blind Self) Mencerminkan kepribadian seseorang yang hanya mau mengkritik, tetapi tidak mau menerima saran/kritik orang lain III. Daerah Pribadi Tersembunyi (Hidden Self) Segala sesuatu mengenai diri pribadi yang diketahui diri yang bersangkutan hanya untuk dirinya sendiri IV. Daerah Pribadi tak Dikenal (Undiscovered Self) Pribadi pada daerah ini memperlihatkan perasaan, pemikiran maupun tingkah laku baik dirinya maupun orang lain tidak tahu. KESIMPULAN DARI JENDELA JOHARI Apabila seseorang menghendaki segala ide, perasaan, maupun tingkah lakunya diterima oleh orang lain maka daerah I (daerah terbuka) harus terbuka lebar. Dan janganlah terlalu berharap akan penghargaan tinggi terhadap diri dari orang lain. Suatu cara penurunan ‘pribadi tersembunyi’ dan peningkatan ‘pribadi tebuka’ adalah melalui proses penyingkapan diri ( membuka diri), yaitu dengan lebih mempercayai orang lain dan mengutarakan informasi diri kepada orang lain. Untuk mengurangi ‘pribadi buta’dan pada saat yang sama meningkatkan ‘pribadi terbuka’ seorang individu haruslah mau menerima masukan dari orang lain, dan menggunakan umpan balik tersebut untuk meningkatkan ataupun merubah pribadi dirinya sendiri.