- Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Prov

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam suatu pelatihan, bertemunya sekelompok orang yang
belum saling mengenal sebelumnya, berasal dari tempat yang berbeda,
dengan latar belakang sosial budaya, pendidikan/ pengetahuan,
pengalaman, serta sikap dan perilaku yang berbeda pula, pada awal
memasuki suatu pelatihan, sering para peserta menunjukkan suasana
kebekuan (freezing), karena belum tentu pelatihan yang diikuti
merupakan pilihan prioritas dalam kehidupannya. Mungkin saja
kehadirannya di pelatihan karena terpaksa, tidak ada pilihan lain, harus
menuruti ketentuan/persyaratan.
Kebekuan ini,
kadang-kadang
membuat peserta dalam kondisi (state of mind) yang tidak siap untuk
mengikuti kegiatan pelatihan.
Agar pelatihan sukses, partisipatif dan berbasis aktifitas peserta,
kita harus memperkenalkan rasa percaya antar peserta.
Dalam
lingkungan peserta yang saling percaya, peserta akan lebih disiapkan
untuk berani mengambil resiko, berkontribusi dan lebih menyenangi
proses belajar dan membantu kelancaran proses pembelajaran
selanjutnya. Untuk menciptakan rasa saling percaya ini, kita harus
memecahkan kebekuan dengan proses pencairan (unfreezing) pada
awal pelatihan dengan cara saling mengenal antar peserta dan
menciptakan perasaan positif satu sama lain.
Peter Kline, penulis buku The Everyday Genius, sebagaimana
dikutip oleh Dryden
van Vos dalam bukunya The Learning
Revolution, menyatakan bahwa "Learning is most effective when it's
FUN". Menyenangkan berarti seluruh komponen fisik dan non-fisik kita
bebas dari tekanan. Menyenangkan berarti kita berada dalam keadaan
yang amat relaks, tidak ada sama sekali ketegangan yang mengancam
diri kita di sudut-sudut terkecil dalam diri nonfisik dan fisik kita.
Menyenangkan juga berarti diri kita berada dalam keadaan yang benar-
1
benar lepas dan bebas. Suasana santai dan menyenangkan ini
merupakan suasana yang kondusif untuk terjadinya interaksi antar
peserta Diklat dan antara peserta dengan lingkungannya.
Definisi Dinamika Kelompok
Pengertian dinamika kelompok dapat diartikan melalui asal katanya,
yaitu dinamika dan kelompok.
1. Pengertian dinamika
Dinamika adalah sesuatu yang mengandung arti tenaga kekuatan,
selalu bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara
memadai terhadap keadaan. Dinamika juga berarti adanya
interaksi dan interdependensi antara anggota kelompok dengan
kelompok secara keseluruhan. Keadaan ini dapat terjadi karena
selama ada kelompok, semangat kelompok (group spirit) terusmenerus ada dalam kelompok itu. Oleh karena itu, kelompok
tersebut bersifat dinamis, artinya setiap saat kelompok yang
bersangkutan dapat berubah.
2. Pengertian kelompok
Kelompok
adalah
kumpulan
orang-orang
yang
merupakan
kesatuan sosial yang mengadakan interaksi yang intensif dan
mempunyai tujuan bersama.
Kelompok menurut Malkolm dan Knowles (1975) adalah suatu
kumpulan yang terdiri dari dua orang atau lebih, dapat dikatakan
sebagai sebuah kelompok apabila memenuhi kualifikasi sebagai
berikut:
a. Keanggotaan yang jelas, teridentifikasi melalui nama atau
identitas lainnya.
b. Adanya kesadaran kelompok, dimana semua anggotanya
merasa bahwa mereka merupakan sebuah kelompok dan ada
orang lain di luar mereka, serta memiliki kesatuan persepsi
tentang kelompok.
c. Suatu perasaan mengenai adanya kesamaan tujuan atau
sasaran atau gagasan.
2
d. Saling ketergantungan dalam upaya pemenuhan kebutuhankebutuhan,
artinya
setiap
anggota
saling
memerlukan
pertolongan anggota lainya untuk mencapai tujuan-tujuan
yang membuat mereka bisa menyatu dalam kelompok.
e. Terjadinya
interaksi,
dimana
setiap
anggota
saling
mengkomunikasikan, mempengaruhi dan bereaksi terhadap
anggota lain.
Penerapan Dinamika Kelompok selama ini sering dipakai sebagai
pengantar dalam pelaksanaan suatu pelatihan. Fasilitator dalam suatu
pelatihan seringkali menggunakan prinsip atau berbagai permainan
dinamika kelompok dalam berbagai pelatihan. Dinamika kelompok di
sini tidak dipandang hanya sebagai acara perkenalan dalam arti yang
sempit, hura-hura dan membuang waktu saja, tetapi digunakan untuk
menunjang keberhasilan dari suatu pelatihan itu sendiri.
Pada
prakteknya ada beberapa fasilitator yang belum memahami secara
utuh mengenai dinamika kelompok, baik sebagai sarana penunjang
proses pembelajaran selama pelatihan berlangsung maupun kaitannya
dengan upaya untuk mencapai tujuan pelatihan yang diharapkan.
Dengan
demikian
pengertian
dinamika
kelompok
dapat
dirumuskan sebagai: Suatu metoda dan proses yang bertujuan
meningkatkan nilai-nilai kerjasama kelompok. Artinya metoda dan
proses
dinamika
kelompok
ini
berusaha
menumbuhkan
dan
membangun kelompok, yang semula terdiri dari kumpulan individuindividu yang belum saling mengenal satu sama lain, menjadi satu
kesatuan kelompok dengan satu tujuan, satu norma dan satu cara
pencapaian berusaha yang disepakati bersama.Karena itu, pada awal
program Diklat, perlu dilakukan kegiatan Dinamika Kelompok
suatu kegiatan yang dapat mencairkan suasana "asing"
yaitu
pada saat
para peserta memasuki "kelompok baru". Apabila para peserta sudah
terasa
"familiar",
maka
akan
terjalin
suasana
belajar
yang
menyenangkan. Peserta Diklat harus disiapkan secara fisik dan mental
emosional.
.
3
Dinamika Kelompok menyiapkan peserta agar dapat saling
percaya mempercayai dengan yang lain (trust), memiliki sikap
keterbukaan (openness), memiliki rasa tanggung jawab(responsibility)
dan merasa bahwa dirinya bagian integrasi dari yang lainnya
(interdependency). Ini semua dapat disiapkan melalui Dinamika
Kelompok.
Tingkat
kesiapan
peserta
untuk
memulai
proses
pembelajaran sangat ditentukan oleh Dinamika Kelompok ini, yang
pada akhirnya menentukan keberhasilan program Diklat secara
keseluruhan. Dengan Dinamika Kelompok, diharapkan hubungan antar
peserta
akrab,
hubungan
antara
peserta
dengan
panitia
dan
widyaiswara terbina dengan baik. Situasi semacam ini merupakan
syarat mutlak bagi terciptanya proses pembelajaran yang kondusif. Dan
setelah Diklat selesai peserta diharapkan
semacam ini dalam pelaksanaan tugasnya
dapat menerapkan hal
sehari-hari, memiliki
pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang mampu menciptakan
suasana yang kondusif dan bekerja sama secara efektif dalam
menyelesaikan tugas-tugas organisasi secara lebih baik.
B. Deskripsi Singkat
Mata Diklat Dinamika Kelompok dimaksudkan untuk menciptakan
suasana kondusif
Metode
agar pelatihan dapat berjalan dengan efektif.
pembelajaran yang digunakan adalah ceramah singkat,
diskusi kelompok, bermain peran, kerja individu, praktik dan simulasi.
Dalam modul ini dimuat beberapa simulasi, permainan dan latihan yang
dalam
proses
pembelajarannya
peserta
akan
dipandu
oleh
widyaiswara. Disamping itu juga berisi naskah pegangan yang
merupakan bahan bacaan yang terkait dengan pokok bahasan.
dikemukakan proses belajar melalui pengalaman (Experiential Learning
Cycle) yang merupakan pendekatan yang digunakan dalam proses
pembelajaran serta penilaian dalam Dinamika Kelompok.
4
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran, peserta diharapkan mampu
membentuk kelompok yang efektif, dinamis dan mampu bekerja
sama guna mencapai tujuan kelompok
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata diklat ini, peserta diharapkan dapat:
a. Mengenal diri dan mengenal orang lain dengan lebih baik;
b. Membentuk kelompok yang efektif
c. Melakukan kerja sama dalam kelompok secara efektif
D. Pokok-pokok Bahasan
1. Mengenal Diri Sendiri dan Orang Lain
a. Konsep Diri
b. Mengenal Kepribadian Diri Sendiri (Kelemahan dan Kekuatan)
2. Membentuk Kelompok yang Efektif
a. Kepemimpinan dalam Kelompok
b. Manajemen Konflik
c. Komitmen Kelompok
E. Waktu Pelaksanaan
Mata Diklat Dinamika Kelompok ini menggunakan waktu 180 Menit / 4
Jam Pelajaran (45 menit x 4)
F. Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini, maka diperlukan fasilitas dan media
yang digunakan dalam proses pembelajaran dinamika kelompok antara
lain adalah :
1. Ruangan yang cukup luas untuk peserta dapat bergerak dan
berpindah serta melakukan diskusi-diskusi kelompok (sesuaikan
dengan jumlah peserta). Makin banyak peserta,diperlukan
ruangan yang makin luas. Ruangan tidak perlumenggunakan
5
meja, dan kursi hendaknya dapat diatur dengan bentuk U atau
melingkar;
2. Dinding peraga;
3. Papan tulis + marker (spidol) dan penghapus papan;
4. Flip Chart dan kertas HVS;
5. Map, lakban/selotip, lem;
6. Instrumen-instrumen
terpilih
sesuai
simulasi
dimainkan;
7. Naskah pegangan peserta (modul peserta).
6
yang
akan
BAB II
MENGENAL DIRI SENDIRI DAN ORANG LAIN
Selesai berlatih, peserta dapat mengenal diri-sendiri dan orang lain guna
membentuk kelompok yang efektif
A. Konsep Diri
Dinamika
kelompok
sebagai
suatu
metoda
dan
proses,
merupakan salah satu alat manajemen untuk menghasilkan kerjasama
kelompok yang optimal, agar pengelolaan organisasi menjadi lebih
efektif, efisien dan produktif. Sebagai metoda, dinamika kelompok,
membuat setiap anggota kelompok semakin menyadari siapa dirinya
dan siapa orang lain yang hadir bersamanya dalam kelompok dengan
segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kesadaran
semacam ini perlu diciptakan karena kelompok atau organisasi akan
menjadi efektif apabila memiliki satu tujuan.
Sebagai suatu proses,
dinamika kelompok berupaya menciptakan situasi sedemikian rupa,
sehingga membuat seluruh anggota kelompok merasa terlibat secara
aktif dalam setiap tahap perkembangan atau pertumbuhan kelompok,
agar setiap orang merasakan dirinya sebagai bagian dari kelompok dan
bukan orang asing. Dengan demikian diharapkan bahwa setiap individu
dalam organisasi merasa turut bertanggung jawab secara penuh
terhadap pencapaian tujuan organisasi yang lebih luas.
Kelompok yang efektif hanya akan terbentuk apabila semua
anggota kelompok saling mengenal dengan baik sehingga tercipta
kepercayaan (trust) antar anggota kelompok.
Proses pengenalan
anggota kelompok dimulai dengan proses mengenal diri sendiri dan
mengenal orang lain.
Salah satu konsep yang banyak dipakai dalam
upaya pengenalan anggota kelompok adalah penggunaan metode
Johari Window (Jendela Johari).
7
Jendela Johari (Johari Window) adalah konsep komunikasi
yang diperkenalkan oleh Joseph Luth dan Harry Ingram (karenanya
disebut Johari). Jendela Johari pada dasarnya menggambarkan tingkat
saling pengertian antar orang yang berinteraksi. Jendela Johari banyak
dimanfaatkan
peningkatan
sebagai
personal
pengertian
&
dan
komunikasi.
latihan
kesadaran
Hubungan
diri,
inter-personal,
kelompok-kelompok dinamis, dan peningkatan tim dan hubungan intergrup.
Jendela
Johari ini
mencerminkan
tingkat
keterbukaan
seseorang yang dibagi dalam empat kuadran, Kuadran-kuadran
tersebut bisa dijelaskan sebagai berikut:
OPEN
Menggambarkan keadaan atau hal yang diketahui diri sendiri dan
orang lain. Hal-hal tersebut meliputi sifat-sifat, perasaan-perasaan, dan
motivasi-motivasinya.
Orang yang “Open” bila bertemu dengan
seseorang akan selalu membuka diri dengan menjabat tangan atau
secara formal memperkenalkan diri bila berjumpa dengan seseorang.
Diri yang terbuka, mengetahui kelebihan dan kekurangan diri sendiri
demikian juga orang lain diluar dirinya dapat mengenalinya.
8
BLIND
Disebut “Blind” karena orang itu tidak mengetahui tentang sifat-sifat,
perasaan-perasaan dan motivasi-motivasinya sendiri padahal orang
lain melihatnya. Sebagai contoh, ia bersikap seolah-olah seorang yang
sok akrab, padahal orang lain melihatnya begitu berhati-hati dan sangat
tertutup, tampak formal dan begitu menjaga jarak dalam pergaulan.
Orang ini sering disebut sebagai seseorang yang buta karena dia tidak
dapat melihat dirinya sendiri, tidak jujur dalam menampilkan dirinya
namun orang lain dapat melihat ketidak tulusannya.
HIDDEN
Ada hal-hal atau bagian yang saya sendiri tahu, tetapi orang lain tidak.
Hal ini sering teramati, ketika seseorang menjelaskan mengenai
keadaan
hubungannya
dengan
seseorang.
“Saya
ingat
betul
bagaimana rasanya dikhianati pada waktu itu, padahal aku begitu
mempercayainya”. Luka hati masa lalunya tidak diketahui orang lain,
tetapi ia sendiri tak pernah melupakannya.
UNKNOW
Dikatakan “Unknown”, karena baik yang bersangkutan, maupun orang
lain dalam kelompoknya tidak mengetahui hal itu secara individu.
Sepertinya
semua
serba
misterius.
Jendela
Johari
juga
bisa
menjelaskan tingkat keterbukaan seseorang terhadap dirinya sendiri
maupun orang lain.
Dalam konteks dinamika kelompok, maka proses pengenalan hanya
akan terjadi dengan baik apabila semua anggota kelompok mau
membuka diri atau berada di daerah OPEN.
9
B. Mengenal Kepribadian Diri Sendiri (Kelemahan-Kekuatan)
1. Dominasi Otak Kanan – Kiri
-
Ajak peserta melingkar, kemudian minta kepada peserta untuk
merentangkan tangannya ke atas, kemudian mintalah kepada
peserta untuk menangkupkan kedua jari tangannya.
-
Perhatikan posisi jempol, apabila jempol kiri berada di atas
jempol kanan, maka peserta memilki kecenderungan berpikir
dengan menggunakan belahan otak kanan, dan sebaliknya.
2. Mengambar Wajah
Tujuan Mengenal diri dengan lebih baik.
Waktu
: 25 - 30 menit.
Sarana/Prasarana : Kertas ukuran folio/kwartosejumlah peserta.
Proses Kegiatan
 Bagikan kepada peserta selembar kertas (ukuran kwarto/folio)
 Pada
salah
satu
bagian
(atas)
kertas
minta
peserta
menggambar wajahnya masing-masing. Pada lipatan bagian
bawah buat garis tengah memanjang kebawah. Pada masingmasing bagian tulislah perilaku- perilakupositif dan negatif dari
diri Saudara.
Perilaku Positif (+)
-
-
Bertanggungjawab
Pandai
Terbuka
Mudah bergaul
Pekerja Keras
10
Perilaku Negatif (-)
Suka menunda pekerjaan
Cerewet
Boros
Kurang cermat
Jarang olah raga
3. Find Someone Who
Tujuan
: Mengenal lebih dekat peserta yang lain
Bagikan Lembar Findsome Who, berikan waktu kepada peserta
untuk mengumpulkan tanda tangan berdasarkan ketentuan yang ada
pada kertas.
4. Lempar Bola
Peserta
berdiri
membentuk
lingkaran
masing-masing
memperkenalkan dirinya.Selanjutnya orang yang mendapatkan
kesempatan pertama melempar bola
menyebutkan nama sendiri
dan orang yang menangkap bola
5. Susun Baris
Tujuan
:
Untuk
mengenal
secara
detail
anggota
kelompok
Bagi peserta menjadi 3-4 baris dengan anggota (8-10) orang,
kemudian mintalah mereka menyusun suatu barisan berdasarkan
kriteria tertentu, misalnya tahun kelahiran, berat badan, tanggal lahir
dsb.
Kelompok pemenang adalah kelompok yang paling cepat
menyusun barisan
C. Rangkuman
•
Sebagai metoda, dinamika kelompok, membuat setiap anggota
kelompok semakin menyadari siapa dirinya dan siapa orang lain
yang hadir bersamanya dalam kelompok dengan segala kelebihan
dan kekurangannya masing-masing. Kesadaran semacam ini perlu
diciptakan karena kelompok atau organisasi akan menjadi efektif
apabila memiliki satu tujuan.
•
Kelompok yang efektif hanya akan terbentuk apabila semua
anggota kelompok saling mengenal dengan baik sehingga tercipta
kepercayaan (trust) antar anggota kelompok. Proses pengenalan
anggota kelompok dimulai dengan proses mengenal diri sendiri
dan mengenal orang lain. Salah satu konsep yang banyak dipakai
dalam upaya pengenalan anggota kelompok adalah penggunaan
metode Johari Window (Jendela Johari)
11
BAB III
MEMBENTUK KELOMPOK YANG EFEKTIF
Selesai berlatih, peserta diharapkan dapat membentuk kelompok yang
efektif
Kerjasama yang efektif dan kelompok yang sinergis akan terbentuk
kalau masing-masing anggota kelompok saling mengenal dengan baik.
Saling memahami apa kelebihan-kelebihan yang dimiliki dan apa
kekurangan-kekurangan anggota kelompok. Kelompok ini akan sinergis,
kalau di antara masing-masing anggota kelompok dapat menerima
aanggota kelompok lainnya dengan segala kelebihan dan segala
kekurangan serta kommit untuk melaksanakan sesuatu sesuai dengan
kemampuan-kemampuan yang ada. Kelompok akan efektif bahkan sinergis
kalau diantara masing-masing anggotanya ada saling mempercayai satu
dengan lainnya (trust). Memiliki sikap keterbukaan (opennes), memiliki rasa
tanggung jawab (responsibility) dan merasa bahwa dirinya bagian integrasi
dari yang lainnya (interdependency). Ini akan dapat dicapai kalau sesama
anggota kelompok saling mengenal dengan baik. Oleh karena itulah ada
upaya yang perlu dilakukan untuk mengenal orang lain agar kita bisa
memahami orang lain dengan lebih baik. Stephen R Covey dalam bukunya
"The Seven Habits of Highly Effective
People” mengatakan bahwa "
berusahalah mengerti orang lain terlebih dahulu, baru berharap kita bisa
dimengerti orang lain. (dapat diputarkan slide “ Cracked Pot”).
A. Kepemimpinan dalam Kelompok
Setiap kelompok mempunyai pemimpin, fungsi dari pemimpin ini
tidak
lepas
dari
bentuk,
sifat
dan
ciri-ciri
yang
dipimpinnya.
Persamaannya terletak pada operasionalnya yaitu bentuk pemimpin
yang mempunyai kewajiban untuk memajukan kelompoknya untuk
membawa dan mengerahkan anggota mencapai tujuan, mengaktifkan
anggotanya dan memperhatikan kesejahteraan anggotanya.
12
Kepemimpinan seorang pemimpin kelompok akan mendapat
respon dari anggotanya, apakah dia seorang pemimpin yang dinamis,
aktif, cakap, bijaksana atau sebaliknya. Mutu dan penilaian yang
diberikan
kepada
kelompok
akhirnya
tergantung
pada
mutu
pemimpinnya. Dengan kata lain dinamika dari suatu kelompok
bersumber dari kedinamisan pemimpin dalam menjalankan fungsi
kepemimpinannya.
Pengorganisasian kelas merupakan upaya untuk membangun
peran dan tanggung jawab peserta
terhadap proses pembelajaran.
Keberhasilan pelatihan tidak bisa hanya ditentukan dari peran
fasilitator, narasumber atau panitia penyelenggara saja, melainkan juga
dari peserta latih itu sendiri. Sehubungan dengan itu, melalui kegiatan
pengorganisasian diharapkan ada kejelasanperan peserta dalam
proses pelatihan, misalnya: sebagai ketua kelas, sekretaris, pemantau
waktu,penyampai refleksi, dll.
PENUGASAN
1. Menara Manusia
-
Tujuan Meningkatkan etos kerja dengan kerjasama tim yang
sinergis.
-
Waktu 15 - 20 menit.
-
Sarana/Prasarana kertas yang memiliki lem perekat.
-
Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok beranggotakan 7 – 8
orang.
• Jelaskan aturan main, yaitu setiap orang dalam kelompok
akan dibagikan masing-masing 1 (satu) lembar kertas yang
ada lem/perekat dibelakangnya.
• Tulis nama mereka masing-masing di kertas tersebut.
• Setiap kelompok diminta untuk menempelkan kertas
namanya
tadi
pada
tempat
yang
setinggi-tingginya
ditembok kelas. Namun sebelumnya, semua meja dankursi
disingkirkan dari pinggir tembok (sehinggamereka tidak
13
bisa
menggunakan
alat
tersebut
untukmenempelkan
kertasnya).
• Kelompok yang berhasil keluar sebagai juara adalah
kelompok
yang
berhasil
menempatkan/menempelkan
kertas namanya di tempat tertinggi dalam ruangan tersebut
dan dengan menggunakan waktu terpendek.
• Beri waktu kelompok untuk berunding menyiapkan strategi
(+ 3 menit). Waktu menempelkan paling lama 5 menit.
2. Garis Lurus Sepanjang Mungkin
Tujuan
Meningkatkan kerja sama kelompok dan perlunya
partisipasi semua anggota kelompok guna mencapai tujuan
kelompok
•
Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan
7-8 orang
•
Mintalah mereka berbaris tanpa membawa peralatan (ATK,
dsb)
•
Mintalah kelompok membuat garis sepanjang mungkin dengan
menggunakan barang-barang yang ada/menempel pada tubuh
mereka
3. Sinergi (hasil sebesar mungkin)
Tujuan membangun sinergi kelompok
•
Bagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan 78 orang
•
Membuat susunan operasional hitungan dengan menggunakan
semua angka (1-9) dan tanda operasional (+ ;-; x; : dan =)
untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya
•
Aturan mainnya semua angka harus dipakai, dan tidak boleh
dipakai dua kali atau lebih
14
B. Manajemen Konflik
Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar
kelompok, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah. Dahulu konflik
dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat
negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar
yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana
cara mengelolanya.
Salah satu faktor penyebab konflik dalam kelompok adalah
diakibatkan
oleh
adanya
perbedaan/persepsi
dan
hambatan
komunikasi yang terjadi dalam kelompok.
Konflik dapat berakibat negatif maupun positif tergantung pada
cara mengelola konflik tersebut.
Akibat negatif :
•
Menghambat komunikasi.
•
Mengganggu kohesi (keeratan hubungan).
•
Menganggu kerjasama atau “team work”.
•
Menganggu proses produksi, bahkan dapat menurunkan produksi.
•
Menumbuhkan ketidakpuasan terhadap pekerjaan.
•
Individu atau personil menga-lami tekanan (stress), mengganggu
konsentrasi, menimbulkan kecemasan, mangkir, menarik diri,
frustrasi, dan apatisme.
Akibat positif
•
Membuat organisasi tetap hidup dan harmonis.
•
Berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan.
•
Melakukan adaptasi, sehingga dapat terjadi perubahan dan
perbaikan dalam sistem dan prosedur, mekanisme, program,
bahkan tujuan organisasi.
•
Memunculkan keputusan-keputusan yang bersifat inovatif.
•
Memunculkan persepsi yang lebih kritis terhadap perbedaan
pendapat.
15
C. Komitmen Kelompok
Proses
dinamika
kelompok
guna
menghasilkan
proses
pembelajaran yang lebih efektif dan efisien,umumnya dilakukan
melalui beberapa tahapan sebagai berikut :
1. Perkenalan.
2. Pecairan (ice breaking).
3. Kesepakatan Harapan dalam proses pembelajaran dan hasil yang
ingin dicapai.
4. Norma kelas dalam pembelajaran.
5. Pembentukan Kepemimpinan Kelompok
Proses dinamika kelompok mulai dari individu sebagai
yang
masuk ke dalam kelompok dengan yang berbeda, Individu yang satu
belum berkenalan dengan terhadap pendapat dan saran orang lainnya.
Mereka seperti es yang membeku. Individu yang bersangkutan
berupaya untuk mengenal individu lainnya Secara sukarela bersedia
berpartisipasi dalam kegiatanyang membeku sedikit demi sedikit
mencair dan inilah ;dinamakan proses "ice breaking". Melalui berbagai
diskusi dalam kelompok, yang kadang memanas terjadilah proses
"storming" dan kemudian terbentuk kelompok kecil atau kelompok
kelas terbentuk sikap baru dan perubahan perilaku bekerja dalam tim
(team work); Dinamika Kelompok dalam proses "forming". Dalam setiap
kelompok
harus ada aturan main yang disepakati oleh semua
kelompok, proses ini dinamakan “Norming”. Atas dasar aturan inilah
kelompok melakukankegiatan yang disebut performing.
Norma dan nilai kelompok berarti tata interaksi yang disepakati
bersama yang mengatur sikap dan perilaku anggota dalam kelompok,
misalnya: apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan anggota
dan konsekuensinya yang akan diberlakukan sama bagi anggota
kelompok yang melanggarnya. Setiap kelompok mengerti akan norma,
baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis sebagai pedoman bagi
setiap anggota, bahkan menjadi jiwa/perekat dalam mencapai tujuan
kelompoknya.
16
Nilai dan norma merupakan nilai yang diyakini oleh suatu
kelompok atau masyarakat, kemudian menjadi kebiasaan serta dipatuhi
sebagai
patokan
harikelompok/masyarakat
dalam
perilaku
tersebut.
kehidupan
Norma
adalah
sehari
gagasan,
kepercayaan tentang kegiatan, instruksi,perilaku yang seharusnya
dipatuhi oleh suatu kelompok. Norma dalam suatu pelatihan adalah
gagasan, kepercayaan tentang kegiatan, instruksi, perilaku yang
diterima oleh kelompokpelatihan, untuk dipatuhi oleh semua anggota
kelompok (peserta, pelatih/ fasilitator dan panitia).
Dengan adanya norma kelompok diharapkan, dapat berguna
sebagai acuan bagi para anggota kelompok agar berperilaku sesuai
dengan norma yang sudah ditentukan dan disetujui bersama.
PENUGASAN
1. Norma Kelas
a. Fasilitator menulis di flipchart masukan dari peserta tentang isi
norma kelas yang sudahdisepakati.
b. Fasilitator memandu curah pendapat tentang sanksi apa yang
harus diberlakukan bagi orang yang tidak mematuhi atau
melanggar norma yang telah disepakati. Tuliskan hasil curah
pendapat di kertas flipchart agar bisa dibaca oleh semua
peserta. Peserta difasilitasi sedemikian rupa sehingga aktif
dalam melakukan curah pendapat.
c. Fasilitator
memandu
membahas
hasil
curah
pendapat,
sehingga dapat dirumuskan sanksi yang disepakati kelas.
d. Fasilitator meminta salah seorang peserta untuk menuliskan
dengan jelas rumusan sanksiyang telah disepakati tersebut
pada kertas flipchart serta menempelnya di dinding agar bisa
dibaca dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
17
2. Pengorganisasian Kelas (30 menit)
a. Fasilitator
menyampaikan
penjelasan
singkat
tentang
pentingnya pengorganisasian kelas.
b. Untuk
memperlancar
proses
pembelajaran.
Untuk
itu,
fasilitator mengajak peserta untuk menetapkan :
1) Ketua kelas
2) Ketua setiap kelompok
3) Sekretaris setiap kelompok
4) Time keeper
5) Bagian dinamika kelas
6) Bagian refleksi kegiatan pelatihan setiap hari.
c. Fasilitator meminta agar pengorganisasian kelas tersebut,
ditulis dan ditempel di kelas selama pelatihan berlangsung.
3. Yel-yel Kelas
Membuat Yel-yel Kelas sebagai semangat tim (Team Spirit) sangat
diperlukan dalam menjadikan kelompok yang efektif.
D. Rangkuman
• Kelompok akan efektif bahkan sinergis kalau diantara masingmasing anggotanya ada saling mempercayai satu dengan lainnya
(trust). Memiliki sikap keterbukaan (opennes), memiliki rasa
tanggung jawab (responsibility) dan merasa bahwa dirinya bagian
integrasi dari yang lainnya (interdependency).
• Kepemimpinan seorang pemimpin kelompok akan mendapat respon
dari anggotanya, apakah dia seorang pemimpin yang dinamis, aktif,
cakap, bijaksana atau sebaliknya. Mutu dan penilaian yang diberikan
kepada kelompok akhirnya tergantung pada mutu pemimpinnya.
Dengan kata lain dinamika dari suatu kelompok bersumber dari
kedinamisan pemimpin dalam menjalankan fungsi kepemimpinannya
• Konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat berakibat
negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya.
18
Salah satu faktor penyebab konflik dalam kelompok adalah
diakibatkan
oleh
adanya
perbedaan/persepsi
dan
hambatan
komunikasi yang terjadi dalam kelompok.
• Norma dan nilai kelompok berarti tata interaksi yang disepakati
bersama yang mengatur sikap dan perilaku anggota dalam
kelompok, misalnya: apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan anggota dan konsekuensinya yang akan diberlakukan
sama bagi anggota kelompok yang melanggarnya. Setiap kelompok
mengerti akan norma, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
sebagai pedoman bagi setiap anggota, bahkan menjadi jiwa/perekat
dalam mencapai tujuan kelompoknya
19
DAFTAR BACAAN
http://rajapresentasi.com/2009/05/manajemen-konflik-cara-mengelolakonflik-secara-efektif/ download tgl13 Nov 2016 hjam 05.00 Wib
K/Pusdiklat%20Tenaga%20Administrasi%2020Kementerian%20Agama%2
0RI.html
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Modul Dinamika
Kelompok CPNS KI dan KII .Jakarta 2016
Departemen Keseharatan. Building Learning Comittmen Modul Pelatihan
Tanggap Darurat. Jakarta .2012
Bahtiar, Yoyon Indrianto. Modul Dinamika Kelompok
20
Download