METODE ILMIAH BY: PROF. SIMON B.W. Ph.D.• Materi kuliah dapat di download di • http://simonbwidjanarko.wordpress.c • Email : tanya-2 di • 1. [email protected] • 2. [email protected] PENDAHULUAN: • TEACHING: BORING FOR MOST STUDENTS, WHY • MOST LECTURERS ARE A READER FOR THEIR STUDENTS • HE/SHE DOES NOT A RESEACHER • DISCOVERY, NITENI OR IQRO’ FUNDAMENTAL RESEARCH IS NOT SIMPLE RESEARCH. TO FIND SUNNATULLAH, WHY MANISAH CAN BE USED TO CURE HIGH CHOLESTEROL ETC. WHY STONE FALLS DOWN TO EARTH, WHEN IT THROWS UP, ONLY THE GREAT SCIENTIST (EINSTEIN) CAN EXPLAIN THAT PHENOMENON • APPLICATION/NAMBAHI: TO FIND OUT ??. HP MAKES US POSSIBLE TO COMMUNICATE WITH OTHERS. THIS COMES FROM FUNDANMENTAL RESEARCH. SO WE MUST UNDERSTAND FULLY, SUNNATULLAH/UNIVERSE LAW • INTEGRATION: TO FIND OUT ??EXP: MEOR (MICROBIAL ENHANCED OIL RECOVERY) THIS IS PROOF OF AN INTEGRATION • ENGAGEMENT: TO FIND A SOLUTION FOR COMMUNITY NEEDS: EXP: THE GOD MUST BE CRAZY. PENELITIAN ILMIAH • MAN IS CURIOUS ANIMAL • ANY QUESTION NEEDS AN ANWERS • MAN HAS GRANTED BY LOGIC • THE IMPLICATIONS OF LOGIC IS A WAY OF THINKING • A WAY OF THINKING IN THE PROCESS OF FINDING THE ANWER CAN BE CALLED AS: RESEARCH IF: • 1. UNDERTAKEN WITHIN CERTAIN FRAMEWORK • 2. USES PROCEDURE, METHODS & TECHNIQUE (VALID & RELIABLE) • 3. DESIGNED TO BE UNBIASED & OBJECTIVE CARA-2 SELAIN 3 HAL DIATAS • MISAL: LEWAT • INTUISI • PRASANGKA • COBA-COBA • AKAL-SEHAT ……. SAJA • PROSES & HASILNYA TIDAK DAPAT DIKATAKAN SBG : RESEARCH/ PENEL. DEFINITIONS OF RESEARCH • RE & SEARCH MEANS: MENCARI KEMBALI • PROCESS RESEARCH HRS MEMENUHI PERSYARATAN ILMIAH. APA ITU? • HATI-HATI • SISTEMATIS • UJI COBA • PERBEDAAN RESEARCH & NON-R: PROCESS IN THE WAY TO FIND ANWERS • RESEARCH IS A SYSTEMATIC INVESTIGATION TO FIND ANWERS TO A PROBLEM PENGETAHUAN, ILMU, METODE KEILMUAN, FILSAFAT ILMU & PENELITIAN • PENGETAHUAN = KNOWLEDGE: ANYTHING THAT HAS BEEN KNOWN BY MANKIND, INCLUDING SCIENCE/ILMU • SCIENCE IS PART OF HUMAN KNOWLEDGE • METODE KEILMUAN: CARA TTT UTK MENGUASAI/MEMILIKI ILMU • PROSES PENELITIAN : SALAH SATU BENTUK PENERAPAN METODE KEILMUAN • PENELITIAN: OPERASIONALISASI DR MET.KEILMUAN • FILSAFAT ILMU: KAJIAN MENDALAM & MENYELURUH TTG HAKEKAT ILMU. KAJIANNYA MELIPUTI: WHAT (ONTOLOGI), HOW (EPISTEMOLOGI) & WHAT FOR (AKSIOLOGI) ILMU CARA MENDPTKAN KNOWLEDGE: LOGIS & ANALITIS • BERFIKIR LOGIS & ANALITIS • HASILNYA: PENGETAHUAN ILMIAH • PENGETAHUAN ILMIAH YG DIHSLKAN, MRPK PENGETAHUAN YG MEMENUHI SYARAT-2 KEILMUAN • HUB. PENALARAN & ILMU: KEMAMPUAN MAN. BERNALAR MENGHSLKAN PENGETAHUAN YG RASIONAL, KONSISTEN & MERUPAKAN SATU KESATUAN ANTARA AKAL & INDERA MAN. KESATUAN ANTARA AKAL/CARA BERFIKIR/TEORI & FAKTA, SHG BISA DISIMPULKAN SBG ILMU. KEBENARAN ILMIAH • KEBENARAN ILMIAH: BENAR MNRT KONSEP TEORI & FAKTA/EMPIRIS SERTA KEBENARAN ANALISIS DARI KEDUA – NYA (TEORI & FAKTA) • CIRI UTAMA KEGIATAN BERFIKIR : • BERFIKIR LOGIS: MNRT LOGIKA TTT • ANALITIS @ PROSES BERFIKIRNYA DEFINISI FILSAFAT ILMU: SEGENAP PEMIKIRAN REFLEKTIF PADA PERSOALAN- PERSOALAN MENGENAI SEGALA HAL YG MENYANGKUT LANDASAN ILMU MAUPUN HUB. ILMU DGN SELURUH SEGI KEHIDUPAN MAN. • JENIS F.I.: F.I. MURNI & TERAPAN • ADA 3 LANDASAN PENGETAHUAN DLM F.I.: • LANDASAN ONTOLOGIS: OBYEK APA YG DIKAJI • LANDASAN EPISTEMOLOGI: BGMN PROSES UTK MENDPTKAN ILMU TSB • LANDASAN AKSIOLOGIS: UTK APA ILMU ITU DIGUNAKAN, KAITANNYA DGN KAIDAH MORAL. RUANG LINGKUP KEILMUAN • LANDASAN ONTOLOGIS (OBYEK APA) YG MEMBEDAKAN ILMU DGN PENGETAHUAN LAIN ADALAH: • ILMU DIMULAI DARI PENGALAMAN MANUSIA DAN BERHENTI DI BATAS PENGALAMAN MANUSIA. • ILMU MEMPELAJARI GEJALA ALAM YG ADA DAN TERBATAS PADA LINGKUP PENGALAMAN MANUSIA. • ILMU MEMAKAI ASUMSI: SHG BERSIFAT PROBABILISTIK • KEBENARAN ILMU : TERBATAS @ FAKTA YG ADA DIBATASI PENGALAMAN MANUSIA. UNTUK APA ILMU ITU: UTK KEBAHAGIAAN MAN., BUKAN SEBALIKNYA. DLM PENGEMBANGAN PENGET. ILMIAH PERAN MORAL SBG TOLOK UKUR AGAR ILMU TDK MENGHANCURKAN KEHIDUPAN MAN. • METODE KEILMUAN: MRPK BAG. DR LANDASAN EPISTEMOLOGIS PENGET. • MET. KEILMUAN: PERPADUAN BERFIKIR DEDUKTIF-INDUKTIF & VERIFIKASI TERUS MENERUS. • METODE INI DISEBUT: HIPOTETIKODEDUKTIF-INDUKTIF. BERFIKIR DEDUKTIF • BERFIKIR SCR UMUM UTK MENCAPAI KESIMPULAN KHUSUS: SEMUA BUAH UMUMNYA LUNAK, MANIS DAN BERAIR, MAKA SEMUA YG LUNAK, MANIS DAN BERAIR ADALAH BUAH • PANGAN UMUMNYA MENGENYANGKAN, SEMUA YG MENGENYANGKAN ADL: PANGAN • MANUSIA UMUMNYA: RAKUS, SEMUA YANG RAKUS ADALAH MANUSIA • PEMANASAN MENIMBULKAN DENATURASI PROTEIN, DENATURASI PROTEIN DISEBABKAN OLEH PEMANASAN BERFIKIR INDUKTIF • BERFIKIR DARI PENGET. SIFATNYA KHUSUS, FAKTA TERBATAS, UTK MENCAPAI KESIMPULAN UMUM • JERUK ITU BULAT, KUNING, JUICY DAN MANIS. SEMUA YG BULAT, KUNING, JUICY & MANIS ADL: JERUK • KERUPUK ITU RENYAH, GURIH DAN TDK MENGENYANGKAN, SEMUA YG RENYAH, GURIH DAN TDK MENGENYANGKAN ADL: KERUPUK • PEMANASAN DIATAS 80 o C, SELAMA 30 MENIT MENIMBULKAN KERUSAKAN PROTEIN SUSU. PROTEIN SUSU RUSAK KARENA SUHU 80 o C, SELAMA 30 MENIT. METODE KEILMUAN • GABUNGAN DR BERFIKIR DEDUKTIF BERLANDASKAN TEORI (UMUM) DGN BERFIKIR INDUKTIF (KHUSUS)/FAKTA • SHG BERFIKIR HIPOTETIKODEDUKTIF-INDUKTIF: BERFIKIR SCR DUGAAN SEMENTARA BERLANDASKAN TEORI YG ADA DAN FAKTANYA BAGAIMANA? SHG SIFAT METODE KEILMUAN: OBYEKTIF. PENELITIAN ILMIAH • PROSES KEGIATAN YG MEMENUHI KAIDAH ILMIAH. DIMANA KEGIATAN PENELITIAN ADALAH PENERAPAN DARI METODE ILMIAH • PENELITIAN ILMIAH: PENELAHAN YG LOGIKA PROSES BERFIKIRNYA DINYATAKAN SCR EKSPLISIT & INFORMASI SBG BAHAN BERFIKIR DIKUMPULKAN SCR SISTEMATIS & OBYEKTIF. • PROSES BERFIKIR EKSPLISIT ARTINYA: SETIAP LANGKAH DILAKUKAN SCR TERBUKA SHG DPT DIKAJI ULANG OLEH YBS & ORANG LAIN. LANGKAH KEGIATAN PENELITIAN 1. IDENTIFIKASI, PEMILIHAN & PERUMUSAN MASALAH 2. STUDI KEPUSTAKAAN 3. STUDI PENDAHULUAN 4. PERUMUSAN HIPOTESIS 5. PENENTUAN VARIABEL & SUMBER DATA 6. PENYUSUNAN RANCANGAN PENELITIAN 7. PENENTUAN ALAT UTK MENGAMBIL DATA 8. PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA 9. PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN WEEKS 2 METODE ILMIAH CRITERION FOR RESEARCHABLE TOPICS • CONTRIBUTE TO PROFESSIONAL FIELD • UNIQUE & ORIGINAL • FEASIBLE TO CONDUCT • QUALIFICATION OF RESEARCHER MAKE SURE • CONSIDER YOUR OWN FACTORS: • THE WORK INVOLVED • TIME AVAILABLE • FINANCIAL RESOURCES • YOU & YOUR SUPERVISOR EXPERTISE IN THAT AREA • THE AVAILABILITY OF LAB. FACILITY & OTHER RESOURCES. DIFFERENCES RESEARCH SCOPE AMONGST S-1, S-2 & S-3 • S-1 CALLED : FINAL PROJECT (4 TH STUDENTS, SKRIPSI: IMPLEMENTATION OF RESEARCH METHODOLOGY • S-2 CALLED: THESIS, DEVELOPING RESEARCH METHODOLOGY • S-3 CALLED: DISSERTATION, DEVELOPING NEW THEORY & NEW SCIENCE & TECHNOLOGY. THE IMPORTANCE OF FORMULATING A RESEARCH PROBLEMS • A RESEARCH PROBLEM IS LIKE THE FOUNDATION OF A BUILDING. THE TYPE AND DESIGN OF THE BUILDING IS DEPENDENT UPON THE FOUNDATION. THE RESEARCH PROBLEM SERVES AS THE FOUNDATION OF A RESEARCH STUDY. IF IT IS WELL FORMULATED, YOU CAN EXPECT A GOOD STUDY. RESEARCH PROCESS 1. IDENTIFICATION, CHOOSING & FORMULATING A RESEARCH PROBLEM CLEAR IN TERM OF INTEREST, YOUR KNOWLEDGE, MEASUREMENT OF CONCEPTS, LEVEL OF EXPERTISE, RELEVANCE, AVAILABILITY OF DATA SOURCES OF RESEARCH PROBLEMS: • PEOPLE, PHENOMENA, AGRICULTURAL COMMODITY, ANIMAL, PROGRAM ETC. IF YOU ARE A STUDENT IN THE FOOD TECHNOLOGY FIELD, CONSIDER AN ENORMOUS NUMBER OF ISSUES, SUCH AS EXPLOITING LIQUID & SOLID FOOD INDUSTRIAL WASTE, FOOD SAFETY, FOOD MICROBIOLOGY, FOOD CHEMISTRY, POSTHARVEST FRUIT/VEG, FOOD SUPPLEMENTS ETC. BAB PENDAHULUAN • ISI : • LATAR BELAKANG MELIPUTI: • POTENSI MASALAH PENELITIAN/MENGAPA TOPIK PENELITIAN TSB PERLU DITELITI • SIAPA SAJA PENELITI YANG TELAH MELAPORKAN TOPIK/JUDUL PENELITIAN • MASALAH TOPIK PENELITIAN YANG BELUM DITELITI APA? • TUJUAN TOPIK PENELITIAN CONTOH PENDAHULUAN Latar Belakang • Bencana alam seperti banjir, tanah longsor, gempa bumi, tsunami, dan lumpur lapindo yang banyak terjadi di Indonesia akhir-akhir ini memberikan dampak yang luas bagi masyarakat. Keadaan darurat seperti ini memungkinkan terjadinya kekurangan air bersih, tidak ada listrik dan perlengkapan memasak yang memadai, serta kekurangan pangan. Penanganan pada masa darurat yaitu 1 sampai 3 hari pasca bencana sering terlambat, dan menyebabkan masyarakat kekurangan pangan. Oleh karena itu diperlukan pangan darurat yang cocok, yaitu harus tidak mendorong rasa haus, cepat membuat kenyang, mengandung protein tinggi untuk mengatasi stress dan mengandung cukup vitamin dan mineral yang diperlukan/hari (Anonymous, 2002). • Salah satu bentuk pangan darurat yang dapat dikembangkan adalah pangan darurat berbentuk tepung bubur instant. Tepung bubur ini mudah dalam penyajian, serta tidak mudah rusak dalam penyimpanan sehingga sesuai untuk keadaan darurat serta dapat digunakan sebagai makanan sapihan bayi (weaning foods). Jumlah bayi lahir di Indonesia yang selalu meningkat serta mengingat rawannya balita dalam keadaan darurat, menjadikan bahan pangan ini harus memiliki daya cerna protein dan karbohidrat yang tinggi. Bahan baku yang digunakan juga disesuaikan dengan jumlah kalori yang dibutuhkan yaitu 2100 kkal (Anonymous, 2002). • Bahan baku yang digunakan adalah bahan baku lokal, sebagai bahan substitusi bahan impor (tepung gandum), seperti : ubi jalar, jagung, serta kedelai sebagai sumber protein. Selain itu juga digunakan tepung porang sebagai gelling agent, sehingga dapat memperbaiki teksur tepung bubur yang dihasilkan. Dalam proses pembuatan tepung bubur juga ditambahkan bakteri asam laktat probiotik, sehingga tepung bubur yang dihasilkan memiliki daya cerna protein dan karbohidrat yang tinggi serta mengandung BAL probiotik. • Tepung bubur probiotik dengan fermentasi BAL dapat memberikan efek peningkatan rasa dan penerimaan konsumen dengan flavor dan tekstur yang lebih baik, pengawetan dengan terbentuknya asidulan, alkohol dan komponen antibakteri, pengkayaan kandungan nutrisi dengan pembentukan nutrisi oleh mikroba, dan peningkatan daya cerna protein dan karbohidrat, serta penghilangan senyawa anti nutrisi. Selain itu juga menurunkan waktu pemasakan, sehingga dalam penyajiannya hanya diseduh dengan air hangat (Haard, 1999). • Belum tersedianya tepung bubur probiotik di Indonesia menjadi dasar dalam penelitian ini. Beberapa penelitian tentang fermentasi sereal seperti Ting (Afrika Selatan), Ogi (Nigeria), Uji (Kenya), Togwa (Tanzania), Obushera (Tanzania dan Uganda) telah dilakukan (Board et al., 1995; Chinyere et al., 1996; Steinkrause, 1996; Kunene et al., 1999; Mugula et al., 2002). Jenis bakteri asam laktat (BAL) probiotik serta konsentrasi yang ditambahkan agar tepung bubur dapat dikatakan sebagai pangan probiotik belum diketahui. Penelitian yang telah dilakukan Odunfa (1985) menyatakan bahwa L. plantarum adalah mikroba utama yang berperan dalam fermentasi asam laktat Ogi. Sedangkan Halm et al. (1993) menyatakan bahwa L. fermentum dan L. reuteri merupakan mikroba yang ada dalam Kenkey. • Selain itu prosedur pembuatan tepung bubur probiotik sebagai pangan darurat dengan bahan pangan lokal belum diketahui. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan jenis BAL dan konsentrasi yang digunakan serta prosedur pembuatan tepung bubur yang sesuai, sehingga diperoleh tepung bubur probiotik yang dapat digunakan sebagai alternatif pangan darurat. • 1.2. Perumusan Masalah • Tepung bubur merupakan makanan instant yang dapat digunakan sebagai pangan darurat serta untuk makanan sapihan bayi (weaning foods). Tepung bubur yang mengandung bakteri asam laktat probiotik yang sesuai untuk pangan darurat dan makanan sapihan bayi belum tersedia. Oleh karena itu perumusan masalah dari penelitian ini adalah : • Bagaimanakah pengaruh jenis dan konsentrasi bakteri asam lakta terhadap kualitas tepung bubur probiotik sebagai pangan darurat berenergi dan bernutrisi tinggi? • Metode manakah yang menghasilkan tepung bubur probiotik sebagai pangan darurat berenergi dan bernutrisi tinggi dengan kualitas terbaik? • 1.3. Tujuan • Penelitian ini bertujuan untuk : • mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi bakteri asam laktat terhadap kualitas tepung bubur probiotik yang dihasilkan sebagai pangan darurat berenergi dan bernutrisi tinggi • mengetahui metode yang dapat menghasilkan tepung bubur probiotik dengan kualitas terbaik sebagai pangan darurat berenergi dan bernutrisi tinggi • 1.4. Manfaat • Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi industri pangan dalam pembuatan pangan darurat yang berbentuk tepung bubur probiotik, dan bermanfaat bagi masyarakat pada keadaan darurat sebagai bahan pangan yang berenergi tinggi, serta dapat digunakan sebagai alternatif makanan sapihan pada bayi. •• 1.5. Hipotesis • Jenis bakteri asam laktat yang berbeda akan mempengaruhi kualitas tepung bubur probiotik yang dihasilkan • Penambahan konsentrasi bakteri asam laktat yang berbeda akan mempengaruhi kualitas tepung bubur probiotik yang dihasilkan • Metode pembuatan tepung bubur yang berbeda akan mempengaruhi kualitas tepung bubur probiotik yang dihasilkan FOUR STEPS INVOLVED IN CONDUCTING A LITERATURE REVIEW • SEARCH FOR EXISTING LITERATURE IN YOUR RESEARCH TOPICS OR CLOSELY RELATED TO Y. RESEARCH TOPICS. • REVIEW THE LITERATURE SELECTED • DEVELOP A THEORETICAL FRAMEWORK • DEVELOP A CONCEPTUAL FRAMEWORK • LOOKED AT YOUR FLOW CHARGE OF YOUR RESEARCH PROCEDURE • USE THESE AS YOUR HEADING/SUBHEADING OF Y. LITERATURE REVIEW STEPS BEFORE CONDUCTING RESEARCH • EXISTING INFORMATION FROM ANY SOURCES OF INFORMATION (BOOKS, SKRIPSI, INTERNET, SCIWRITE A LITERATURE REVIEW (L.R) • WAYS OF WRITING L.R. • QUOTE ENTIFIC JOURNALS ETC) • CONCLUDE: • 1. VARIABLE HAD BEEN USED BY OTHERS • 2. VARIABLES HAVE NOT BEEN USED BY OTHERS • 3. VARIABLES THAT YOU WILL USE IN YOUR TOPICS OR RESEARCH AREAS.