Analisa Kadar Karbohidrat dalam Sampel Bubur Bayi Nestle

advertisement
Analisa Terapan
Laporan Praktikum
Analisa Kadar Karbohidrat dalam Sampel Bubur Bayi
Nestle
Oleh :
Nama
NIM/TM
:
:
Rezki Pratama
02043/2008
Anggota Kelompok
Ika silsufiana
Mia Oktarina
Rianti Sihaloho
Laboratorium Kimia
Fakultas matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Padang
2010
Analisis Karbohidrat dalam Bubur Bayi Nestle
A. Tujuan
1. Untuk menentukan kadar karbohidrat yang terkandung di dalam tepung
2. Untuk mengetahui cara dan pengerjaan analisis kadar karbohidrat yang terdapat dalam
tepung dengan baik dan benar.
3. Untuk dapat membandingkan tepung mana yang memilki kadar karbohidrat yang
sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
B. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal
Pukul
Tempat
:
:
:
Rabu, 21 April 2010
09.40 s.d 12.20 WIB
Laboratorium Kimia Analitik
C. Teori Dasar
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber utama
bagi manusia dan hewan. Melalui proses fotosintesis klorofil tanaman dengan bantuan sinar
matahari mampu membentuk karbohidrat dari CO2. Karbohidrat sederhana yang dihasilkan
adalah glukosa.
6 CO2 + 6 H2O
๐‘ ๐‘–๐‘›๐‘Ž๐‘Ÿ ๐‘š๐‘Ž๐‘ก๐‘Žโ„Ž๐‘Ž๐‘Ÿ๐‘–
๐‘˜๐‘™๐‘œ๐‘Ÿ๐‘œ๐‘“๐‘–๐‘™
>
C6H12O6 + 6O2
Karbohidrat dalam ilmu gizi dibagi dalam dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan
karbohidrat kompleks.
Karbohidrat sederhana dapat dibagi atas beberapa golongan :
a. Monosakarida (tidak dapat dihidrolisis menjadi molekul yang lebih sederhana) yang
terdiri dari jumlah atom C yang sama dengan molekul air yaitu [ C 6(H2O) 6 ] dan
C5(H2O)5 : glukosa, fruktosa dan galaktosa.
b. Disakarida yang disusun oleh dua molekul disakarida di mana untuk tiap 12 atom C
ada 11 molekul air [ C12(H2O)11 ]
c. Polisakarida disusun oleh banyak sekali molekul-molekul sakarida (amilum, selulosa)
d. Gliosida, molekul sakarida mengikat molekul bukan gula.
Cara-cara menunjukkan adanya monosakarida, monosakarida masih mempunyai sifatsifat sebagai aldehida /osiloin dan hidroksi keton.
1.
2.
3.
4.
Reduksi larutan Ag ammoniakal (reagen Tollens) ๏ƒ  endapan cermin perak
Reduksi larutan Fehling ๏ƒ  endapan Cu2O
Biala dipanaskan dengan larutan alkali terjadi warna kuning atau coklat.
Pembentukan osazon. Monosakarida bila dipanaskan dengan fenil hidrozin akan
terbentuk endapan osazon berupa Kristal berwarna kuning.
Struktur Glukosa
Glukosa merupakan gula yang paling banyak terdapat di alam, merupakan penyusun
polisakarida. Misalnya pati, selulosa dan glikogen dan banyak terdapat dalam glikosida.
Adanya gugus aldehid dapat ditunjukkan dengan cara :
1. Adisi HCN menghasilkan hidrin dan perubahan dari senyawa ini menjadi asam
heptanoat.
2. Reduksi glukosa menjadi sorbitol C6H14O6.
Oksidasi glukosa menjadi asam glukanoat C6H12O6. Asam glukanoat dapat dioksidasi
lebih lanjut menjadi asam glukanoat C6H10O3, menunjukkan bahwa glukosa mnegndung
gula gugus CH2 OH.
Glukosa membentuk penta asetat, sedangkan sorbitol membentuk heksa asetat.
Disakarida
1. Sukrosa (gula tebu/diet)
Disusun oleh 1 mol D-glukosa dan 1 mil D-fruktosa.
Dari struktur, sukrosa tidak mengalami mutarotasi, tidak mereduksi dan tidak
menghasilkan osazon. Hidrolisa menjadi 1 mol fruktosa dapat terjadi oleh adanya
asam.
๏‚ท Fruktosa bebas,, terdapat dalam madu.
๏‚ท Glukosa bebas, terdapat dalam buah-buahan.
2. Maltosa
Maltosa dihasilkan pada hidrolisa partikl dari amilum dengan asam. Hidrolisa ini dpat
pula terjadi oleh enzim diastose. Maltose disusun oleh 2 satuan D-glukosa. Berbeda
dengan glukosa, maltose dapat mereduksi, membentuk oazon dan mengalam
mutarotasi.
Polisakarida
Adalah molekul yang bias dihidrolisis akan menghasilkan banyak molekul monosakarida.
Pati
Disusun oleh glukosa. Dihasilkan pada tumbuh-tumbuhan dan disimpan dalam biji (padi,
jagung,) atau akar (ketela ubi). Pati dari tumbuh-tumbuhan yang bereda mempunyai susunan
kimia yang berbeda. Dan pati dari suatu tumbuh-tumbuhan dapat mempunyai lebih dari satu
komposisi kimia.
Gula (Amino)
Kitin (chitin) : bagian tubuh yang keras dari avertebrata. Mempunyai gugus asetamido
pada kedudukan dua.
D. Alat dan Bahan
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
Alat :
Buret 50 mL
Erlenmeyer 250 mL
Labu ukur 250 mL
Pipet takar 10 mL
Pipet gondok 25 ml dan 10 mL
Corong
Neraca analitik digital
Gelas piala 250 mL
Botol timbang
Batang pengaduk
Klem dan standar
Pipet tetes
Pendingin lurus
Gelas ukur 100 mL
Kompor dan penangas air
Labu semprot
Bola hisap
Bahan :
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
Sampel nestle bubur bayi
HCL 3%
NaOH 30%
Aquades
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
๏‚ท
CH3COOH 3%
Larutan luff
H2SO4 25 %
KI 10 %
Larutan kanji 1%
CuSO4.5H2O
Na2CO3 anhidrat
Kertas saring
pH universal
asam sitrat
larutan thio 0.1 N
E. Cara Kerja
Pembuatan larutan luff-schoorl
1. Menimbang 14.3 gran Na2CO3 anhidrat.
2. Melarutkan dalam 300 mL aquades sambil diaduk, ditambahkan 50 gram asam sitrat
yang telah dilarutkan dalam 50 mL air suling.
3. Menambhakan 25 gram CuSO4.5H2O yang telah dilarutkan dalam 100 mL air suling.
4. Memindahkan larutan tersebut ke dalam labu ukur 1 L, dipaskan sampai tanda batas
dengan air suling dan dihomogenkan.
5. Dibiarkan semalaman dan disaring jika perlu.
Preparasi sampel
1. Menimbang 1.25 gram sampel dengan teliti, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250
mL.
2. Menambahakan 100 mL HCl 3%, didihkan kurang lebih 1 ½ jam dengan pendingin
tegak.
3. Didinginkan dan dinetralkan dengan NaOH 3% (diuji dengan lakmus/indicator PP),
ditambah sedikit CH3COOH agar suasana sedikit asam.
4. Dipindahkan dalam labu ukur 250 mL, dipaskan sampai tanda batas dan disaring.
Analisa karbohidrat
1. Memipet 10 mL hasil saringan ke dalam Erlenmeyer dan ditambahkan 25 mL larutan
luff, ditambahkan beberapa butir batu didih serta 15 mL air suling.
2. Memanaskan campuran tersebut dengan nyala tetap kurang lebih 3 menit,
didinginkan dalam bak berisi es.
3. Setelah dingin, ditambahakn 25 mL H2SO4 25% dan 15 mL KI 10% perlahan-lahan.
4. Dititar dengan thio 0.1 N (dengan indicator kanji 0.5%)
Dikerjakan juga untuk blanko.
F. Perhitungan
Kadar (%) karbohidrat =
๐‘‰ ๐‘กโ„Ž๐‘–๐‘œ×๐‘“๐‘Ž๐‘˜๐‘ก๐‘œ๐‘Ÿ ๐‘๐‘’๐‘›๐‘”๐‘’๐‘›๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘›×0.9
๐‘š๐‘Ž๐‘ ๐‘ ๐‘Ž ๐‘ ๐‘Ž๐‘š๐‘๐‘’๐‘™×1000
× 100%
Data yang diperoleh :
Larutan thio 1N yang dibutuhkan untuk
titrasi
Faktor pengenceran
Massa bubur yang dicuplik
Kadar (%) karbohidrat =
=
1.7 mL
20 kali
1.25 gram
๐‘‰ ๐‘กโ„Ž๐‘–๐‘œ×๐‘“๐‘Ž๐‘˜๐‘ก๐‘œ๐‘Ÿ ๐‘๐‘’๐‘›๐‘”๐‘’๐‘›๐‘๐‘’๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘›×0.9
๐‘š๐‘Ž๐‘ ๐‘ ๐‘Ž ๐‘ ๐‘Ž๐‘š๐‘๐‘’๐‘™×1000
1.7 ๐‘š๐ฟ×20 ๐‘˜๐‘Ž๐‘™๐‘–×0.9
1.25 ๐‘”๐‘Ÿ๐‘Ž๐‘š×1000
× 100%
× 100%
= 2.4%
G. Pembahasan
Praktikan melakukan percobaan untuk menganalisis kandungan karbohidrat yang terdapat dalam
bubur bayi nestlee beras merah. Kandungan yang seharusnya terdapat dalam bubur bayi tersebut
adalah 42 %. Pertama praktikan melakukan percobaan dengan melarutkan bubur tersebut dalam
HCl sebanyak 1.25 gram. Memanaskan selama 1.5 jam. Dipanaskan dalam gelas kimia dengan
menggunakan refluk. Hal ini bertujuan agar uap tidak ada yang keluar dan tetap berkondensasi
dalam gelas kimia kembali. Setelah itu larutan di encerkan dalam labu ukur 100 ml disaring dan
diambil 5 ml. Tujuan dari pengenceran ini adalah agar konsentasi dari analit yang akan dititer
tidak terlalu pekat, sehingga tidak terlalu banyak memakai Na2S2O3. Disini praktikan melakukan
pengenceran sebanyak 20 kali .Setelah ditambah larutan KI,larutan dipanaskan kembali dan dan
didinginkan dalam bak es. Larutan dititrasi dengan Na2S2O3 dengan indicator kanji. Titrasi
dilanjutkan sampai warna abu- abu hilang. Pada saat itu dihitung berapa ml Na2S2O3 yang
digunakan. Setelah dimasukan dalam rumus perhitungan maka didapat kadar dari karbohidrat
dalam bubur tersebut adalah 2.4 %. Hasil yang diharapkan masih jauh dari apa yang seharusnya
ingin didapatkan. Hal ini terjadi karena ada kesalahan yang disebapkan oleh praktikan itu sendiri
saat melakukan prosedur. Konsentrasi dari reagen yang tidak tepat juga dapat menyebapkan
kesalahanan dari hasil yang seharusnya diperoleh.
H. percobaan yang telah praktikan lakukan didapat kesimpulan bahwa kadar Kesimpulan
Dari karbohidrat yang ada dalam sampel bubur bayi adalah 2.4 %. Hasil ini didapat masih
jauh dari apa yang diharapkan karena ada kesalahan yang menyebapkan galat dari praktikan
sendiri.
Daftar Pustaka
Asyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia. PT Gramedia Pustaka Umum: Jakarta
Fessenden, Ralph dan Joan. 1989. Kimia Organik Jilid 2. Erlangga: Jakarta
Download