Aspek Keuangan - Simponi MDP

advertisement
Mulyati, SE., M.T.I
[email protected]
Mulyati, SE., M.T.I
1
1. Kebutuhan Dana
 Kebutuhan dana digunakan untuk membiayai
berbagai kebutuhan berkaitan dengan usaha yang
akan didirikan.
 Kebutuhan dana meliputi :
Aktiva Tetap
a.


Aktiva Tetap Berwujud, seperti: Tanah, bangunan, pabrik
dan mesin, kendaraan dan perlengkapan
Aktiva Tetap Tidak Berwujud, seperti: Hak paten, lisensi,
copyright, goodwill, biaya pendahuluan, biaya sebelum
operasi, dll.
Mulyati, SE., M.T.I
2
1. Kebutuhan Dana
b. Modal Kerja
 Modal Kerja adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membiayai kegiatan operasional.
Mulyati, SE., M.T.I
3
2. Sumber Dana
 Modal sendiri
 Saham biasa dan Saham preferen
 Obligasi
 Kredit bank
 Leasing
Mulyati, SE., M.T.I
4
3. Arus Kas (Cash Flow)
 Arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar
dalam perusahaan mulai investasi dilakukan sampai
berakhirnya investasi tersebut.
 Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha:
Initial Cash Flow (Nilai Investasi) merupakan
pengeluaran-pengeluaran pada awal periode investasi.
b. Operational Cash Flow merupakan kas yang diterima
pada saat kegiatan operasional usaha.
c. Terminal Cash Flow merupakan uang kas yang diterima
pada saat usaha tersebut berakhir atau umur ekonomisnya
berakhir, seperti nilai sisa (nilai residu) dan modal kerja.
a.
Mulyati, SE., M.T.I
5
Operational Cash Flow
Operational Cash Flow dihitung dengan rumus:
Bila investasi tanpa menggunakan hutang, maka:
OCF = EAT + Penyusutan
Bila investasi dengan menggunakan hutang, maka:
OCF = EAT + Penyusutan + Bunga (1-Tax)
Mulyati, SE., M.T.I
6
Penyusutan
Metode Garis Lurus:
Nilai Aktiva-Nilai Residu
Penyusutan =
Umur Ekonomis
Mulyati, SE., M.T.I
7
Contoh Soal 1
 PT ABC akan mendirikan usaha dengan nilai investasi
senilai 300 juta yang dibiayai oleh modal sendiri.
Umur ekonomis 3 tahun disusutkan dengan metode
garis lurus tanpa nilai sisa. Perkiraan pendapatan
setiap tahun selama umur ekonomis 400 juta, biaya
tunai 200 juta (belum termasuk penyusutan), dan
pajak 20%.
 Hitunglah Operational Cash Flow (OCF)?
Mulyati, SE., M.T.I
8
Contoh Soal 2
 PT ABC akan mendirikan usaha dengan nilai investasi
senilai 300 juta yang dibiayai oleh 50% dari pinjaman
bank dan sisanya dari modal sendiri. Umur ekonomis
3 tahun disusutkan dengan metode garis lurus tanpa
nilai sisa. Perkiraan pendapatan setiap tahun selama
umur ekonomis 400 juta, biaya tunai 200 juta (belum
termasuk penyusutan), dan pajak 20%.
 Hitunglah Operational Cash Flow (OCF)?
Mulyati, SE., M.T.I
9
Contoh Soal 3
 PT GARRA melakukan investasi di bidang SPBU dengan
biaya untuk pembelian tanah lokasi senilai 1,5 M,
pembangunan sarana dan prasarana 645 juta, pembelian
peralatan 515 juta, dan inventaris kantor 20 juta. Besarnya
modal kerja adalah 70 juta dan biaya pendahuluan sebesar
250 juta. Umur ekonomis 5 tahun dan disusutkan dengan
metode garis lurus. Bangunan dan prasarana dengan nilai
sisa 20% dari nilai aktiva sedangkan peralatan dan
inventaris dengan nilai sisa 50%. Diperkirakan akan
menghasilkan EAT setiap tahun selama umur ekonomis
sebesar 750 juta (perkiraan tingkat suku bunga yang
berlaku 20%)
 Hitunglah Cash Flow dari investasi tersebut!
Mulyati, SE., M.T.I
10
4. Kriteria Penilaian Investasi
 Untuk menentukan layak tidaknya suatu investasi
ditinjau dari aspek keuangan perlu dilakukan
penilaian dengan beberapa kriteria yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
Payback Period (PP)
Net Present Value (NPV)
Profitability Indeks (PI)
Internal Rate of Return (IRR)
Average/Accounting Rate of Return (ARR).
Mulyati, SE., M.T.I
11
A. Payback Period (PP)
 Payback Period adalah suatu periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran
investasi (initial cash flow) dengan menggunakan
aliran kas bersih (cash inflow).
Nilai Investasi atau Initial Cash Flow
PP =
×1 Tahun
Cash Inflow
Mulyati, SE., M.T.I
12
Contoh PP
Investasi penggantian mesin lama dengan mesin baru,
maka payback period-nya sbb:
PP = Rp.18.000.000,- x 1 tahun
Rp.5.700.000,= 3.16 tahun
Mulyati, SE., M.T.I
13
B. Net Present Value (NPV)
 Net Present Value adalah selisih antara present value
(nilai sekarang) dari nilai investasi dengan present
value dari penerimaan-penerimaan kas bersih (cash
inflow).
n
CFt
NPV = 
-I
n
t=1 (1+i)
Dimana:
CFt = Aliran kas bersih per tahun pada periode t
I = Nilai investasi (initial cash flow)
i = Tingkat bunga yang berlaku
Mulyati, SE., M.T.I
14
C. Profitability Index (PI)
 Profitability Index adalah perbandingan antara
present value penerimaan-penerimaan kas bersih
dengan present value nilai investasi.
n
CFt

n
t=1 (1+i)
PI =
I
Mulyati, SE., M.T.I
15
D. Internal Rate of Return (IRR)
 Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga
yang menyamakan present value penerimaanpenerimaan kas bersih dengan pengeluaran investasi.
n
CFt
I= 
n
(1+IRR)
t=1
Tingkat bunga dengan rumus di atas dicari dengan cara coba-dan-salah(trial and
error) lebih sulit jika dibandingkan dengan metode interpolasi dua tingkat suku
bunga.
P2-P1
IRR = P1-C1×
C2-C1
Mulyati, SE., M.T.I
16
E. Average/Accounting Rate of Return
(ARR)
 ARR adalah perbandingan laba bersih setelah pajak
(EAT) dengan nilai investasi (initial cash flow) yang
dinyatakan dalam persen.
EAT
ARR =
×100%
Rata-Rata Investasi
Mulyati, SE., M.T.I
17
5.Biaya Modal (Cost of Capital)
 Setiap sumber dana, apakah modal sendiri ataukah
pinjaman, mempunyai biaya modal.
 Karena suatu proyek mungkin saja dibelanjai dari
berbagai sumber dana, maka kita perlu mengetahui
bagaimana menghitung biaya modal dari masingmasing sumber dana tersebut.
 Dengan demikian kita dapat menghitung berapa biaya
modal keseluruhan dari proyek tersebut.
 Biaya modal keseluruhan ini sering dipakai sebagai
tingkat keuntungan yang layak dari proyek itu, yang
sering disebut sebagai cut off rate.
Mulyati, SE., M.T.I
18
Pengertian
•
Modal :
dana untuk membiayai pengadaan aktiva & operasi
perusahaan, terdiri dari hutang, saham biasa,
saham preferen, laba ditahan (sisi kanan neraca)
•
Dasar :
anggapan bahwa biaya penggunaan hutang adalah
sebesar tingkat bunga yg ditetapkan dlm kontrak
(contractual interest)
 sehingga, uang yang diterima lebih kecil dari
jumlah nominal hutang, krn ada harga kredit
(cost of capital)
Mulyati, SE., M.T.I
19
Komponen yg tidak dihitung dalam WACC :
Account Payable (Hutang Dagang), sebab :
a. Tidak terlalu dapat dikontrol manajemen
b. Sebagai arus kas modal kerja bersih dalam Capital
Budgeting
Mulyati, SE., M.T.I
20
Komponen yg dihitung dlm WACC :
Hutang wesel (notes payable)/hutang jk pendek
berbunga (short term interest bearing debt),
jika hutang tersebut merupakan pembelanjaan tetap.
b. Hutang jangka panjang, sehingga harus dihitung :
1) biaya hutang (cost of debt)
2) biaya laba ditahan (cost of retained earning)
3) biaya saham biasa baru (cost of new common stock)
4) biaya saham preferen (cost of preffered stock)
a.

Dasar Perhitungan Biaya Modal
Mulyati, SE., M.T.I
: AFTER TAX BASIS
21
BIAYA PENGGUNAAN DARI SUMBER DANA INDIVIDU
Biaya Dana dari Hutang Jangka Pendek
Biaya Dana dari Hutang Jangka Panjang
Biaya Saham Preferen
Biaya Laba Ditahan
Biaya Saham Biasa Baru
Biaya Dana Keseluruhan (overall cost of capital)
Mulyati, SE., M.T.I
22
A. Biaya Utang (Cost of Debt)
Biaya hutang dapat didefinisikan sebagai bagian yang harus diterima dari
suatau investasi agar tingkat hasil minimum para kreditor terpenuhi.
Jika perusahaan menggunakan obligasi sebagai sarana untuk
memperoleh dana dari hutang jangka panjang, maka biaya hutang
adalah sama dengan Kd atau Yield To Maturity (YTM) yaitu tingkat
keuntungan yang dinikmati oleh pemegang atau pembeli obligasi.
Biaya hutang dapat dicari dengan cara:
n
Harga obligasi = I + M
t=1 (1+Kd)t (1+Kd)n
Biaya hutang ini merupakan biaya hutang sebelum pajak (pre-tax
cost). Dalam menghitung WACC, yang relevan adalah biaya hutang
setelah pajak (after-tax cost debt).
Biaya hutang sesudah pajak = Biaya hutang sebelum pajak x (1 – tingkat
pajak)
Mulyati, SE., M.T.I
23
A. BIAYA DANA DARI HUTANG JANGKA PENDEK
1) Hutang niaga (trade accounts payable/ trade credit)
biaya bersifat explisit ‘bila gagal membayar tepat
waktu, akan kehilangan memperoleh cash discount’.
Biaya Explisit
cash discount yang hilang
= -----------------------------rata-rata hutang dalam 1th
Ex.
Cash disc yg hilang 1th
= Rp 500.000,
Hutang niaga rata-rata
= Rp 5.000.000
Tax rate 40%. Berapa biaya hutang niaga tsb?
Mulyati, SE., M.T.I
24
 Biaya hutang niaga sebelum pajak
= 500.000/5.000.000 = 10%
(tax deductible expense = bunga modal blm kena pajak)
 After tax cost of debt(trade credit)
= TDE(1-tax)
 illustrasi :
= 10%(1-40%)
= 6%
hutang Rp 5.000.000 jatuh tempo 1th. Bila tdk bayar
1th, akan kehilangan cash disc Rp 500.000, shg ada
biaya kredit 10% (before tax) sbg bunga modal.
Sehingga hutang yang harus dibayar Rp 5.500.000.
Bila selalu membayar tepat waktu (dlm periode disc)
akan memperoleh laba (cash discount), sehingga tidak
ada beban explisit.
Mulyati, SE., M.T.I
25
2) Hutang Wesel
 Punya bunga tetap yang dihitung dari harga nominal,
sehingga penting untuk mengkaitkan bunga yang dibayar
dengan jumlah uang yang diterima. (dana efektif yang
digunakan)
Ex.
Hutang wesel = Rp 100.000.000,
bunga
= 15% per th, umur 1th.
Tax rate
= 40%.
Berapa biaya hutang wesel tsb?
Uang yg diterima terhutang
= 100jt – (15% x 100jt)
= 85jt
Tingkat bunga sebenarnya sblm pajak
= 15jt/85jt*100%
= 17,65%
Bunga setelah pajak
= 17,65% (1 – 40%)
hutang wesel)
= 10,59%
Mulyati, SE., M.T.I
(biaya
26
3) Kredit Bank Jangka Pendek

bank langsung memotong bunga dimuka dari jumlah hutang yang
diterima, sehingga kredit yang diterima < hutang nominal
Ex. Kredit jangka pendek
= Rp 100.000.000,
Bunga
2% perbulan selama 8bulan, syaratnya jaminan kredit harus
diasuransikan 8bulan dg premi Rp 5.000.000.
Tax 50%.
Berapa biaya hutang?
Jumlah uang diterima = jml hutang – (bunga 8bl + premi)
= 100jt – {(2% x 8 x 100jt) + 5jt}
= 79jt
Penerima kredit menanggung biaya
= 100jt – 79jt = 21jt
shg Before tax cost of debt (8bl)
= 21jt/79jt x 100%
= 26,582%
Biaya kredit sblm pajak (per bl)
= 26,582% / 8
After tax cost of debt (per bl)
= 3,323% (1-50%) = 1,662%
Mulyati, SE., M.T.I
= 3,323%
27
B. BIAYA DANA DARI HUTANG JANGKA PANJANG
 Cost of bonds  cost of debt
= tingkat keuntungan yang dinikmati
pemegang/pembeli obligasi.
Ex.
A mengeluarkan obligasi, dengan harga nominal per
lembar Rp 100.000, umur 10 th.
Penjualan obligasi netto Rp 97.000.
Bunga (coupon obligasi/th) 4%. Tax rate 40%.
Berapa cost of debt ?
Mulyati, SE., M.T.I
28
1. Shortcut formula = yield to maturity
C + {(f-p)/n}
YTM = -------------(p+f)/2
Ket :
c = bunga tahunan (Rp)
f = hg nominal obligasi
p = hg pasar
n = umur obligasi
(4% x 100rb) + {(100rb-97rb)/10
= -------------------------------------(100rb + 97rb)/2
= 4.300/98.500
= 4,3655%
After tax cost of debt
= 4,3655% (1-40%)
= 2,619%
Mulyati, SE., M.T.I
29
2. Approximate Method, dg tahap :
a. Estimasi jml rata2 dana tersedia 10th
= (97.000 + 100.000)/2 = 98.500
b. Average Annual Cost
= biaya ekstra + bunga per tahun (biaya rata2 thnan)
=(dana efektif–dana yg hrs dibyr kbl)+bunga
={(100rb – 97rb)/2} + (4% x 100rb)
= 4.300
c. Biaya obl sbl pajak
= %biaya tahunan rata2 dr jml rata2 dana tersedia
= (4.300/98.500) x 100%
= 4,365%
d. After tax cost of debt
Mulyati, SE., M.T.I
= 4,365% (1 – 40%)
= 2,619%
30
3. Accurate Method, dg tabel PV
bunga tahunan
= 4% x 100rb = 4rb
pembayaran akhir = 100rb
.
Equivalen dg 97rb (nilai skrg)
Sehingga :
4.000 4.000
4.000
100.000
97rb = ------- + ------- + … + -------- + ----------(1+r)1
(1+r)2
(1+r)10
(1+r)10
 interpolasi
Mulyati, SE., M.T.I
31
ex
bunga 4%
bunga 6%
Bunga 10 th = 4rbx(A2,4%,10) = 32.443,6 = 29.440,4
pembay. pokok pinj 10 th(A1) = 67.556 +
NPV= 99.999,6
= 55.839 +
= 85.279,4
Interpolasi :
selisih bunga
4%
selisih PV
selisih PV outflow& inflow
99.999,6
99.999,6
6%
85.279,4
97.000
selisih = 2% 14.720,2
2.999,6
r = 4% + (2.999,6/14.720,2 x 2%)
= 4% + 0,4067%
After tax cost of debt
Mulyati, SE., M.T.I
= 4,4067%
= 4,4067% (1-40%)
= 2,644%
32
B. Biaya Saham Preferen
Sifat :
• ada kewajiban tetap untuk membayar secara
periodik (dividen tetap)
• jika dilikuidasi, pemegang saham preferen berhak
didulukan daripada pemegang saham biasa
• kegagalan membayar dividen dapat
diakumulasi/hak suara RUPS
saham biasa < resiko saham preferen < obligasi
Mulyati, SE., M.T.I
33
Formula:
Dp
Kp = --Pn
Kp = biaya shm preferen (tk keuntg bg p’beli ps)
Dp = dividen ps tahunan
Pn = hg neto/lbr (stl dikurangi floatation cost)
Ex. Perush mengeluarkan PS baru nilai nominal
Rp 100/lbr. Dividen Rp 6/th. Hasil penjualan
neto Rp 90. Berapa Kp ?
Kp = 6/90 = 6,67 %
(after tax, sebab dividen yg diterima
dibebankan dr laba stl pajak)
Mulyati, SE., M.T.I
34
C. Biaya Saham Biasa Baru
 nilainya lebih tinggi dari cost of retained
earning, karena ada biaya emisi
(floatation cost = F)
 pendapatan perusahaan dari menjual saham
akan berkurang sebesar floatation cost
(biaya cetak, komisi penjamin emisi, penawaran
saham)
Mulyati, SE., M.T.I
35
Biaya Saham Biasa Baru
rate of return saham biasa
Cost of NCS = ----------------------------------------------------(1 - %bi emisi dr hg jual sbl dikurangi bi emisi)
Ex. Harga jual dari emisi saham biasa baru Rp 4.000/lb.
Floatation cost Rp 400/lb, sehingga penjualan neto
Rp 3.600/lb. ROR 10%. Berapa cost of NCS?
Floatation cost = 400/4.000 = 10%
Cost of NCS = 10%/(1-10%) = 11,1% (after tax)
Mulyati, SE., M.T.I
36
Apbl diketahui pertumbuhan  Gordon Model
P0(1-F) = D1/(Ke-g) Ke = {D1 / P0(1-F)} + g
Ex. Harga jual saham biasa baru Rp 32/lb.
Floatation cost 15% harga jual. Dividen Rp 2,4 tumbuh
konstan 6,5%. Ke?
Ke = 2,4/{32(1-15%)} + 6,5%
= 15,3%
Jika menggunakan laba ditahan, biayanya =
Ks = D1/P0 + g = (2,4/32) + 6,5%
= 14 % Floatation cost adjustment
= 1,3 %
Atau Ke = Ks + floatation cost adjustment
Mulyati, SE., M.T.I
37
D. Biaya Laba yang Ditahan
tingkat pendapatan investasi (ROR) dalam
saham yang diharapkan investor
Metode :
1. Capital Assets Pricing Model
2. Discounted Cash Flow
3. Bond Yield Plus Risk Premium
Mulyati, SE., M.T.I
38
CAPM = capital asset pricing model
Ks = bunga bebas resiko + premi resiko
Ks= Krf + (Km – Krf)bi
ket : Ks = tingkat laba disaratkan pd saham I
Krf = bunga bebas resiko
Km = tingkat bunga disaratkan pd portfolio pasar/indeks
pasar
bi = beta saham i
Mulyati, SE., M.T.I
39
Pendekatan Discounted Cash Flow
(DCF/Gordon model)
Ks= D1/P0 + g
Ket :
D1 = dividen akhir periode
P0 = harga saham awal periode
g = tingkat pertumbuhan dividen
Ex. Laba perusahaan Rp 400/lb, dibayarkan sebagai
dividen Rp 200. Hasil neto penjualan saham Rp
4.000/lb. Rate of growth 5%/th.
tingkat pendapatan investasi yang diharapkan dalam
saham
=(200/4.000)+5% = 10%
Mulyati, SE., M.T.I
40
Bond Yield plus Risk Premium
Ks = tingkat keuntungan obligasi perusahaan +
premi resiko
ex.
Ytm = 12%, premi resiko 5%;
Ks = 12%+5% = 17%
Mulyati, SE., M.T.I
41
E. Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang
 WACC = Ka = wd.Kd (1-T) + wp.Kp + Ws (Ks atau Ke)
setelah membahas komponen modal secara individu baru menghitung
biaya modal secara keseluruhan yaitu menghitung Weighted Average
Cost of Capital (WACC) dengan rumus:
dimana
WACC = biaya modal rata-rata tertimbang
wd = persentase hutang dari modal
wp = persentase saham preferen dari modal
Ws = persentase saham biasa atau laba ditahan dari modal
Kd = biaya hutang
Kp = biaya saham preferen
Ks = biaya laba ditahan
Ke = biaya saham biasa baru
T = pajak (dalam persentase)
Wd, Wp, Ws didasarkan pada sasaran struktur modal (capital
structure) perusahaan yang dihitung dengan nilai pasarnya (market
value). Setiap perusahaan harus memiliki suatu struktur modal yang
dapat meminimumkan biaya modal sehingga dapat memaksimumkan
harga saham.
Mulyati, SE., M.T.I
42
TERIMA KASIH
Mulyati, SE., M.T.I
43
Download