Liputan Khusus Seputar Kebijakan Moneter Dunia Tuesday, April 17, 2012 Tren pergerakan market di dalam negeri di permulaan Triwulan II ini tampaknya cenderung stagnant dan sangat bertolak punggung dengan aksi marak yang mewarnai Triwulan I lalu. Indeks bursa saham Jakarta bergerak di sekitaran 4150, USD-IDR terpaku di sekitaran 9150-9200 sementara imbal hasil obligasi pemerintah sendiri terlihat hanya berfluktuasi minim di hampir semua tenor. Satu faktor yang telah dominan di market adalah kenyataan bahwa para investor tidak segabrah di Triwulan I lalu, dan ini terbukti dengan melemahnya arus masuk investasi portofolio asing ke Asia dan juga indikator risk sentimen kami yang menunjukan adanya penurunan risk appetite di market saat ini. Indikator kami menunjukan berkurangnya risk appetite di market 3.5 3.0 OCBC NISP 2.5 Treasury Advisory 2.0 RISK OFF 1.5 Jakarta 1.0 021-25547288 / 252 / 255 0.5 0.0 -0.5 Bandung 022-7159888 -1.0 RISK ON -1.5 Medan 061-4518328 061-4518330 061-4552356 Batam 0778-421461 Denpasar 0361-231543 0361-256000 OCBC Treasury Research & Strategy OCBC Bank, Singapore Gundy Cahyadi +65 6530-5949 [email protected] 29-Mar-12 29-Dec-11 29-Jun-11 29-Sep-11 29-Mar-11 29-Dec-10 29-Jun-10 29-Sep-10 29-Mar-10 29-Dec-09 29-Jun-09 29-Sep-09 29-Mar-09 29-Dec-08 29-Jun-08 29-Sep-08 29-Mar-08 29-Dec-07 29-Jun-07 29-Sep-07 29-Mar-07 29-Dec-06 29-Jun-06 29-Sep-06 29-Mar-06 29-Sep-05 031-5358385 / 87 29-Dec-05 -2.0 Surabaya Menurut pendapat kami, hal ini sebenarnya tidak sulit untuk dijelaskan. Secara fundamental, walaupun market telah mengalami rally yang cukup signifikan di Triwulan I (terutama di bursa saham), kondisi perekonomian dunia masih belum terlalu berbeda dengan keadaan yang terlihat di akhir tahun 2011 lalu. Indikasi ini sangat jelas kalau kita menyimak tren kebijakan moneter di dunia saat ini. Bank-bank sentral di Eurozone, Jepang dan Inggris tetap mempertahankan kebijakan moneter yang bersifat accomodative, dan kecenderungan ECB, BOJ dan BOE untuk terus mempertahankan tingginya likuiditas di market sebenarnya disebabkan oleh masih muramnya prospek perekonomian mereka. Masalah Yunani memang mungkin telah lewat di Eurozone, namun sektor perbankan mereka masih terlihat lemah saat ini, dan masalah yang bisa jadi timbul dari Spanyol dan Portugal merupakan faktor utama yang membuat ECB untuk terus cenderung accomodative untuk saat ini. Mengenai perekonomian AS sendiri, kita telah melihat bagaimana bursa saham Wall Street telah mencapai rekor tertingginya di beberapa minggu terakhir, didukung dengan semakin membaiknya data-data makro dari negara itu, terutama tingkat pengangguran mereka yang telah semakin membaik. Di saat yang bersamaan, kalau kita pelajari keterangan moneter yang diumumkan bank sentral the Fed terakhir ini, jelas diindikasikan bahwa the Fed sendiri belum melihat adanya recoveri yang kuat di perekonomian terbesar dunia itu. Memang, tingkat pengangguran telah membaik, namun pertumbuhan lapangan kerja baru terlihat masih sangat minim di 17 April 2012 OPINI AS. Fed masih cemas bahwa survei terakhir mereka masih menunjukan banyaknya orang yang berhenti kerja sejak krisis 2008-09 lalu dan belum kembali aktif dalam mencari perkerjaan. Intinya, jika kelompok ini kembali aktif untuk mencari pekerjaan, secara otomatis, tingkat pengangguran akan kembali meningkat, kalau laju pertumbuhan lapangan tenaga kerja tetap selambat seperti saat ini. Arus investasi portofolio ke Asia-Pasifik cenderung melemah di awal Triwulan II ini Source: OCBC, EPFR Di Asia-Pasifik sendiri, cukup menarik kalau kita pelajari sekali lagi kebijakan moneter di India, Australia, China, dan lainnya. Bank sentral RBI di India baru saja memotong suku bunga acuannya sebanyak 50bps dalam rapat moneternya pada pagi ini, dan ini merupakan pemotongan terbesar sejak 2008-09 lalu. Dalam keterangannya, RBI menerangakan kalau langkah yang cukup drastis ini telah diambil karena resiko terhadap pertumbuhan ekonominya yang termasuk tinggi dan kemungkinan yang besar kalau laju pertumbuhan India akan berada di bawah tren pre-krisis. Bank sentral RBA di Australia juga memberikan sinyal bahwa mereka siap untuk menurunkan tingkat suku bunganya jika inflasi cenderung menurun ke depan karena aktiviti bisnis di Australia masih cenderung bertumbuh secara pelan dan tingkat pengangguran masih tetap tinggi. Hal yang menarik telah diumumkan bank sentral PBOC di China di akhir minggu lalu, di mana mereka telah memutuskan untuk memperbesar trading band USDCNY dari +/- 0.5% ke +/- 1.0%. Secara umum, langkah ini merupakan satu sinyal bahwa PBOC serius dalam kebijakannya untuk perlahan-lahan membiarkan mata uang CNY untuk bebas diperdagangkan di market. Di saat yang bersamaan, menurut kami, ini merupakan satu kebijakan dari PBOC yang ditujukan untuk membantu para eksportinya. Selama ini, kalau adanya gelombang risk aversion di market, CNY cenderung melemah (terhadap USD) lebih kurang dibandingkan mata uang Asia lainnya, karena adanya batas -0,5% yang ditetapkan PBOC. Dengan pembesaran batas USDCNY di market, secara otomatis, fluktuasi CNY di market akan lebih tinggi dan ini bisa jadi satu langkah yang sengaja diambil pemerintah China untuk mendongkrak sektor ekspornya. Seperti yang kita ketahui, laju pertumbuhan ekonomi China telah terus melambat, dengan angka terakhir tercatat di 8,1% yoy untuk Triwulan I, di bawah 8,9% yoy yang tercatat untuk Triwulan IV 2011 lalu. Apa yang kita bisa pelajari dari kebijakan moneter BI? BI telah menahan suku bunganya konstan di 5,75% dalam 2 bulan setelah penurunan 25bps di bulan Febuari lalu. Dalam kenyataan terakhir BI sendiri, bank sentral Indonesia itu menerangakan bahwa mereka belum akan menaikan suku bunga acuannya ke depan walaupun adanya kemungkinan bahwa pemerintah akan menaikan harga BBM bersubsidi. Kencendurangan BI yang telah beralih ke kebijakan moneter accomodative sejak akhir tahun lalu sebenarnya tidak didorong dengan kecemasan mereka terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia, lain dengan keputusan bank-bank sentral lainnya. Ini sangat jelas kalau kita telusuri bahwa BI Treasury & Strategy Research 2 17 April 2012 OPINI sendiri masih yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa dekat dengan tren sekitar 6,5% di tahun ini dan malah memperkirakan naiknya laju pertumbuhan ekonomi Indonesia ke sekitaran 6,5-6,7% di tahun 2013. Faktor utama yang membuat BI bersikeras untuk menahan suku bunganya di tingkat yang relatif rendah adalah upaya BI untuk terus mendesak sektor perbankan menurunkan tingkat suku bunga pinjamannya, yang saat ini masih terlihat jauh di atas tingkat suku bunga deposito/tabungan. Secara umum, pandangan kami terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2012 ini masih positif, walaupun estimasi pertumbuhan ekonomi kami berada di 5,8% yoy, di bawah ekspektasi di market. Kondisi perekonomian Indonesia sendiri sebenarnya masih cukup tertunjang, dengan pertumbuhan kredit yang tetap kuat di sekitaraan 25% dan tingkat kepercayaan yang masih relatif tinggi. Oleh karena itu, sebenarnya kami sendiri cenderung lebih cemas terhadap tekanan inflasi yang berkemungkinan melonjak tinggi di kemudian hari karena rendahanya suku bunga di Indonesia saat ini. Source: OCBC, EPFR Prospek pertumbuhan ekonomi ke depan masih akan diwarnai dengan banyaknya event risk, mulai dari kondisi di Spanyol dan Portugal dan juga masalah politik di Timur Tengah dan Korea yang berpotensi untuk menggoyang proses recoveri di ekonomi global saat ini. Para investor sebaiknya tetap was-was dan terus memonitori secara dekat isu-isu yang dibahas oleh bank – bank sentral dunia. Treasury & Strategy Research 3 17 April 2012 OPINI This publication is solely for information purposes only and may not be published, circulated, reproduced or distributed in whole or in part to any other person without our prior written consent. This publication should not be construed as an offer or solicitation for the subscription, purchase or sale of the securities/instruments mentioned herein. Any forecast on the economy, stock market, bond market and economic trends of the markets provided is not necessarily indicative of the future or likely performance of the securities/instruments. Whilst the information contained herein has been compiled from sources believed to be reliable and we have taken all reasonable care to ensure that the information contained in this publication is not untrue or misleading at the time of publication, we cannot guarantee and we make no representation as to its accuracy or completeness, and you should not act on it without first independently verifying its contents. The securities/instruments mentioned in this publication may not be suitable for investment by all investors. Any opinion or estimate contained in this report is subject to change without notice. We have not given any consideration to and we have not made any investigation of the investment objectives, financial situation or particular needs of the recipient or any class of persons, and accordingly, no warranty whatsoever is given and no liability whatsoever is accepted for any loss arising whether directly or indirectly as a result of the recipient or any class of persons acting on such information or opinion or estimate. This publication may cover a wide range of topics and is not intended to be a comprehensive study or to provide any recommendation or advice on personal investing or financial planning. Accordingly, they should not be relied on or treated as a substitute for specific advice concerning individual situations. Please seek advice from a financial adviser regarding the suitability of any investment product taking into account your specific investment objectives, financial situation or particular needs before you make a commitment to purchase the investment product. OCBC and/or its related and affiliated corporations may at any time make markets in the securities/instruments mentioned in this publication and together with their respective directors and officers, may have or take positions in the securities/instruments mentioned in this publication and may be engaged in purchasing or selling the same for themselves or their clients, and may also perform or seek to perform broking and other investment or securities-related services for the corporations whose securities are mentioned in this publication as well as other parties generally. Co.Reg.no.:193200032W Treasury & Strategy Research 4