AKUNTANSI INTERNASIONAL

advertisement
BAB I. PENDAHULUAN
AKUNTANSI INTERNASIONAL
- Anindita Purwaningrum -
Peranan Akuntansi
• Peranan akuntansi sangat penting dalam masyarakat,
sebagai cabang dari ilmu ekonomi, akuntansi
menyediakan informasi mengenai perusahaan dan
transaksinya utuk memfasilitasi keputusan keputusan
alokasi sumber daya oleh para pengguna informasi.
• Jika informasi yang dilaporkan dapat diandalkan dan
bermanfaat, maka sumber daya yang terbatas dapat
dialokasikan secara optimal, dan sebaliknya alokasi
sumber daya menjadi kurang optimal jika informasi
kurang andal dan tidak bermanfaat.
Akuntansi Internasional Berbeda
dengan Akuntansi Lainnya
•
•
•
Tidaklah berbeda dengan peranan akuntansi yang dimaksudkan, hal yang
membuat berbeda adalah bahwa entitas yang dilaporkan adalah perusahaan
multinasional (MNC/Multinational company) dengan operasi dan transaksi yang
melintas batas-batas negara, atau suatu entitas dengan kewajiban pelaporan
kepada para pengguna yang beralokasi di negara selain negara entitas pelaporan.
Jumlah akuntansi dapat berbeda secara signifikan sesuai dengan prinsip-prinsip
yang mengaturnya . Perbedaan dalam budaya, praktik bisnis, politik, dan
perundang-undangan, sistem hukum, nilai mata uang, tingkat inflasi lokal, risiko
bisnis, dan hukum pajak seluruhnya memengaruhi bagaimana MNC melakukan
kegiatan operasi dan pelaporan laporan keuangannya di seluruh dunia.
Jadi perbedaan Akuntansi Internasional terletak pada
1. Pelaporan untuk Perusahaan Mutinasional
2. Batas Negara
3. Pelaporan untuk pihak lain di negara yang berbeda
4. Perpajakan Internasional
5. Transaksi Internasional
Akuntansi Internasional Terbagi
menjadi Tiga Bidang yang Luas
• Akuntansi mencakup beberapa proses yang luas:
1. Pengukuran
proses mengidentifikasi, mengelompokkan, dan menghitung
aktivitas ekonomi atau transaksi. (memberi masukan mendalam
mengenai profitabilitas operasi perusahaan dan kekuatan posisi
keuangannya.
2. Pengungkapan
proses dimana pengukuran akuntansi dikomunikasikan kepada
para pengguna yang yang diharapkan. (memusatkan perhatian pada
isu seperti apa yang akan
dilaporakan, kapan, dengan cara apa,
dan kepada siapa.
3. Auditing
proses dimana auditor melakukan pengujian terhadap
keandalan proses pengukuran dan komunikasi.
Sejarah
• Awalnya, akuntansi dimulai dengan sistem pembukuan berpasangan
(double entry bookkeeping) di Italia pada abad ke 14 dan 15.
• Sistem pembukuan berpasangan (double entry bookkeeping), dianggap
awal penciptaan akuntansi.
• Akuntansi modern dimulai sejak double entry accounting ditemukan dan
digunakan didalam kegiatan bisnis yaitu sistem pencatatan berganda
(double entry bookkeeping) yang diperkenalkan oleh Luca Pacioli (th
1447).
• Luca Paciolilahir di Italia tahun 1447, dia bukan akuntan tetapi pendeta
yang ahli matematika, dan pengajar pada beberapa universitas terkemuka
di Italia.
• Luca-lah orang yang pertama sekali mempublikasikan prinsip-prinsip dasar
double accounting system dalam bukunya berjudul : "Summa the
arithmetica geometria proportioni et proportionalita" di tahun 1494.
Sejarah
• Luca memperkenalkan 3 (tiga ) catatan penting yang
harus dilakukan:
1. Buku Memorandum, adalah buku catatan mengenai
seluruh informasi transaksi bisnis.
2. Jurnal, dimana transaksi yang informasinya telah
disimpan dalam buku memorandum kemudian dicatat
dalam jurnal.
3. Buku Besar, adalah suatu buku yang merangkum
jurnal diatas. Buku besar merupakan centre of the
accounting system (Raddebaugh, 1996).
Sejarah
• Tahun 1850-an double entry bookkeeping mencapai Kepulauan
Inggris yang menyebabkan tumbuhnya masyarakat akuntansi dan
profesi akuntansi publik yang terorganisasi di Skotlandia dan Inggris
tahun 1870-an. Praktik akuntansi Inggris menyebar ke seluruh
Amerika Utara dan seluruh wilayah persemakmuran Inggris. Selain
itu model akuntansi Belanda diekspor antara lain ke Indonesia.
• Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi
Amerika Serikat, kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan.
Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu disiplin ilmu akademik
tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin
terasa di Dunia Barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan
masalah nasional dengan standar dan praktik nasional yang melekat
erat dengan hukum nasional dan aturan profesional.
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional - 1
• Kondisi Makro Sebagai dampak perkembangan ekonomi
global tersebut pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga
triwulan II 2015 masih melambat, yakni sebesar 4,67%,
menurun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
4,72%.
• Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2015 yang masih
melambat ini terutama akibat melemahnya pertumbuhan
investasi, konsumsi pemerintah, dan konsumsi rumah tangga.
• Dari sisi eksternal, ekspor tumbuh terbatas seiring dengan
pemulihan ekonomi global yang belum kuat dan harga
komoditas yang masih menurun. Di sisi lain, pertumbuhan
impor terkontraksi lebih dalam sejalan dengan lemahnya
permintaan domestik.
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional - 2
• Perkembangan Neraca Perdagangan Indonesia pada
semester I 2015 mencatat surplus, terutama ditopang
oleh surplus neraca nonmigas. Surplus neraca
perdagangan tersebut mendorong perbaikan defisit
transaksi berjalan pada triwulan II 2015 yang lebih baik
dari prakiraan sebelumnya yaitu 2,5% dari PDB, dan
lebih baik dari periode yang sama tahun sebelumnya
sebesar 3,9% dari PDB.
• Nilai tukar rupiah mengalami depresiasi, terutama
dipengaruhi faktor eksternal. Pada Juli 2015, rupiah
melemah ke level Rp 13.311 per dolar AS dari
sebelumnya di kisaran Rp 12.025 pada hari pertama
pemerintahan Jokowi-JK
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional - 3
• Angka ini bahkan terus merosot hingga hampir mencapai Rp 14.800
pada bulan September 2015. Beruntung, kondisi ekonomi global
dan kerja keras pemerintahan Jokowi-Jk berhasil memperkokoh nilai
rupiah kembali ke kisaran Rp 13.500 pada pertengahan bulan
Oktober 2015.
• Sejalan dengan pergerakan rupiah, perkembangan harga saham
juga mengalami tekanan. Pada awal November 2014 Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG) tercatat sebesar Rp 5.085,51 merosot
menjadi Rp 4.120,5 di akhir September 2015 akibat derasnya arus
modal asing yang keluar dari Bursa Efek Indonesia. Tapi rangkaian
Paket Kebijakan Ekonomi pemerintah yang diterbitkan sejak 9
September 2015 telah membawa persepsi positif kepada investor
pasar modal, sehingga IHSG naik kembali menjadi Rp 4.591,91 pada
19 Oktober 2015
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional – 4
• “Dari sisi eksternal pemerintah masih diliputi ketidakpastian
arah kebijakan moneter Amerika Serikat khususnya The Fed
dalam menetapkan suku bunga acuannya. Harga komoditas
serta tren perlambatan ekonomi China juga menjadi
pertimbangan pemerintah Indonesia menetapkan level
pertumbuhan di 5,5 persen,” bunyi salinan UU tersebut.
• Sementara dari sisi internal, pemerintah masih optimistis
terhadap pembangunan infrastruktur yang akan digenjot di
sektor pertanian, industri pengolahan dan investasi sektor
swasta bakal membantu pencapaian target tersebut.
• Selain menetapkan target pertumbuhan ekonomi 5,5 persen,
Pemerintah mematok angka inflasi di level 4,7 persen
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional – 5
• Sebagai akibat kebijakan penyesuaian harga BBM pada bulan
November 2014, inflasi melonjak menjadi 8,36 % pada akhir
tahun 2014.
• Melalui kebijakan pengendalian harga pangan dan harga
barang yang diatur oleh pemerintah, tingkat inflasi secara
bertahap menurun. Pada bulan September 2015 inflasi
menjadi 6,83% atau 2,24% .
• Dengan pengendalian inflasi yang ketat hingga di tingkat
Pemerintah Daerah, maka inflasi diperkirakan di kisaran 4%
pada akhir tahun 2015.
• Penurunan inflasi sebagian disebabkan melemahnya daya beli
masyarakat akibat perlambatan pertumbuhan ekonomi
khususnya di wilayah pertambangan dan perkebunan.
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional - 6
• Perekonomian diperkirakan mulai meningkat pada triwulan
III dan berlanjut pada triwulan IV 2015. Peningkatan
tersebut didukung oleh akselerasi belanja pemerintah
dengan realisasi proyek-proyek infrastruktur yang semakin
meningkat.
• Hal ini sejalan dengan berbagai upaya khusus yang
dilakukan pemerintah untuk mendorong percepatan
realisasi belanja modal, termasuk dengan menyiapkan
perangkat aturan yang diperlukan.
• Sementara itu, konsumsi juga diperkirakan membaik,
seiring dengan ekspektasi pendapatan yang meningkat dan
penyelenggaraan Pilkada serentak pada triwulan IV 2015.
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional - 7
• Paket Kebijakan Ekonomi yang dikeluarkan sejak 9 September
2015, berupaya untuk menyentuh berbagai aspek.
• ujuannya untuk menangkal perlambatan ekonomi yang
disebabkan oleh kondisi ekonomi global dan domestik dengan
cara memperbaiki struktur ekonomi yang lebih kondusif bagi
berkembangnya industri, kepastian berusaha di bidang
perburuhan, kemudahan investasi, memangkas berbagai
perizinan serta memperluas akses masyarakat untuk
mendapatkan kredit perbankan.
• Berbagai upaya deregulasi yang tertuang dalam Paket
Kebijakan Ekonomi ini membuat kepercayaan pasar mulai
membaik. Ini terlihat dari pergerakan nilai tukar yang semakin
stabil, meminimalisasi pemutusan hubungan kerja (PHK) dan
iklim ekonomi (kegiatan berusaha) yang lebih kondusif.
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional – 8
• Pemerintah juga berupaya agar penyerapan anggaran bisa
ditingkatkan. Kalau pada semester I tahun 2015, penyerapan anggaran
baru mencapai Rp 436,1 triliun atau 33,1 persen dari pagu Rp 1.319,5
triliun, maka pada bulan September 2015, penyerapan anggaran sudah
di atas 60 persen. Menurut Menteri keuangan, hingga akhir tahun
pemerintah optimistik penyerapan anggaran bisa mencapai 94-95
persen.
• Beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah untuk
mendorong perbaikan ekonomi antara lain:
• Di bidang perdagangan, pemerintah telah meluncurkan Indonesia
National Single Window (INSW) yang diperbarui, sehingga siapa pun
dapat memantau keluar-masuk barang eksporimpor melalui satu
sistem. Dengan demikian akurasi data dan informasi kepabeanan dapat
dipertanggung-jawabkan dengan transparan atau dapat diakses oleh
semua pihak yang berkepentingan.
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional - 9
• Di bidang energi, pemerintah telah menurunkan harga
solar sebesar Rp 200 pada Oktober 2015 ini. Selain itu,
pemerintah juga mendorong nelayan untuk beralih dari
penggunaan bahan bakar solar menjadi bahan bakar
gas. Pemerintah juga memberi diskon tarif listrik bagi
industri antara jam 23.00-08.00 WIB.
• Pada sektor perburuhan, kebijakan untuk menerapkan
formula pada penghitungan Upah Minimum juga
disambut baik karena memberikan kepastian, baik
kepada pengusaha maupun buruh, tentang kenaikan
upah yang bakal diterima buruh setiap tahun dengan
besaran yang terukur.
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional - 10
• Di bidang perbankan, pemerintah memberikan akses yang
lebih luas bagi masyarakat, terutama golongan kelas
menengah-bawah untuk mendapatkan akses ke sistem
perbankan melalui fasilitas Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan
bunga rendah, yakni 12 persen. Tak cuma itu, melalui
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk
mendukung UKM yang berorientasi ekspor atau yang terlibat
dalam produksi untuk produk ekspor, pemerintah juga
memberikan fasilitas pinjaman atau kredit modal kerja
dengan tingkat bunga yang lebih rendah dari tingkat bunga
komersial. Fasilitas ini terutama diberikan kepada perusahaan
padat karya dan rawan PHK.
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional - 11
• Di bidang fiskal, pemerintah menyediakan fasilitas
pengurangan pajak penghasilan (PPh) badan mulai
dari 10 hingga 100 persen untuk jangka waktu 5-10
tahun (tax holiday). Persyaratan penerima tax holiday
adalah wajib pajak baru yang berstatus badan
hukum, membangun industri pionir dengan rencana
investasi minimal Rp 1 triliun, rasio utang terhadap
ekuitas (debt equity ratio) 1:4, serta mengendapkan
dana di perbankan nasional minimal 10 persen dari
total rencana investasi hingga realisasi proyek.
Trend Kebijakan Sektor Keuangan
Nasional - 12
• Untuk menarik investor, terobosan kebijakan yang
dilakukan pemerintah adalah memberikan layanan
cepat dalam bentuk pemberian izin investasi dalam
waktu 3 jam di Kawasan Industri. Dengan
mengantongi izin tersebut, investor sudah bisa
langsung melakukan kegiatan investasi. Kriteria untuk
mendapatkan layanan cepat investasi ini adalah
mereka yang memiliki rencana investasi minimal Rp
100 miliar dan atau rencana penyerapan tenaga kerja
Indonesia di atas 1,000 (seribu) orang.
Peran Akuntansi dalam Bidang Usaha
dan Pasar Modal Global - 1
• Faktor lain yang turut menyumbangkan
semakin pentingnya akuntansi internasional
adalah fenomena kompetisi global. Penentuan
acuan (benchmarking), suatu tindakan untuk
membandingkan kinerja satu pihak dengan
suatu standar yang memadai bukan hal yang
baru, tetapi standar perbandingan yang
digunakan kini melampaui batas-batas
nasional adalah sesuatu yang baru.
Peran Akuntansi dalam Bidang Usaha
dan Pasar Modal Global - 2
• Menurut peraturan di Amerika, untuk bisa listed di Pasar NYSE
maka emiten perlu melakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Proses pendaftaran
2. Menyerahkan laporan keuangan. Mereka dapat
menggunakan US GAAP, IAS atau GAAP negara masingmasing tetapi masing- masing ada persyaratan tambahan
antara lain :
a. Mengisi Form 20-7 untuk laporan tahunan
b. Melakukan rekonsiliasi net earning dan equity agar sesuai
dengan US GAAP
c. Memberikan disclosure sesuai US GAAP
d. Menyerahkan laporan kuartal yang tidak perlu di audit
Peran Akuntansi dalam Bidang Usaha
dan Pasar Modal Global - 3
• Sebagaimana diketahui pengawas pasar modal
itu bertujuan untuk melindungi pemegang
saham
publik
khususnya
investor
perseorangan (individual investor). Sedangkan
Private Placement atau Institutional Investor
market
biasanya
dianggap
memilki
kemampuan untuk meneliti kelayakan suatu
investasi sehinggan tidak perlu secara khusus
mendapat perlindungan pemerintah.
Peran Akuntansi dalam Bidang Usaha
dan Pasar Modal Global - 4
• Dalam transaksi pasar modal global dikenal QIB
(Qualified Institutional Buyers). Pengelompokan ini
dimaksudkan untuk membatasi pelaku pasar institusi.
Kelompok ini minimal harus menginvest sebesar US $
250 milion. Bagi kelompok investor ini biasanya tidak
memerlukan banyak disclosure (pengungkapan)
laporan keuangan.
• Di samping itu dikenal ADR atau American Depository
Receipts. Metode ini dimaksudkan untuk mengonversi
saham dari luar ke pasar domestik Amerika sehingga
lebih cocok dengan kondisi ekonomi dan investornya.
Peran Akuntansi dalam Bidang Usaha
dan Pasar Modal Global – 5
• Misalnya saham nilai 10.000 dollar bisa dipecah
menjadi senilai US $ 100 per lembar atau seballiknya
US$ 0.10 bisa dibuat menjadi US$ 100,00 per lembar.
• Di samping ADR ada lagi GDR (Global Depository
Receipts) yang sifat dan maksudnya sama untuk
mempermudah investor menanamkan modalnya di
berbagai pasar, perusahaan atau negara. Keadaan ini
semua menjadi pemicu dan mempercepat proses
menuju global market dan global accounting
standard.
Download