SIARAN PERS Jakarta, 27 Oktober 2010 Ref: D(2010)2154 Pengalaman Indonesia - Uni Eropa dalam Reformasi Jasa Pos dan Pengiriman Cepat: Menuju konektivitas yang lebih baik dan membuka peluang untuk jasa pos modern Indonesia baru saja mengesahkan sebuah undang-undang yang bertujuan untuk meningkatkan dan memodernisasikan layanan pos di Indonesia. Uni Eropa telah melakukan proses reformasi pasar pos internalnya sejak 15 tahun yang lalu. Tujuan kebijakan Uni Eropa dalam bidang pos adalah untuk memastikan ketersediaan layanan pos yang efisien dan dapat diandalkan bagi semua warganya dengan harga yang terjangkau. Proses reformasi di Uni Eropa telah membawa peningkatan kualitas dan efisiensi layanan pos untuk masyarakat dan kalangan usaha. Pada akhir tahun ini, sebagian besar negara di Uni Eropa akan telah membuka pasar layanan pos mereka sepenuhnya untuk persaingan usaha. Untuk memfasilitasi dan memperdalam pertukaran pengalaman dalam bidang reformasi layanan pos, sebuah seminar diselenggarakan pada hari Rabu (28/10) di Jakarta. Pihak pemerintah Indonesia dan Uni Eropa serta perwakilan usaha diundang untuk berbagi pendapat tentang reformasi layanan pos dan implikasinya pada sekotor logistik. Seminar ini juga merupakan langkah awal dari apa yang akan menjadi suatu dialog yang berkesinambungan antara Indonesia dan Uni Eropa tentang jasa pos. Bapak Muhammad Budi Setiawan, Direktur Jenderal Pos dan Telekomunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika mengatakan: "Sebagaimana diketahui, pada tanggal 14 Oktober 2009 Indonesia mengesahkan Undang-Undang (UU) baru menggantikan UU nomer 6 tahun 1984. UU baru ini mengakui perlunya perubahan menyeluruh atas kerangka peraturan untuk memenuhi tantangantantangan yang timbul karena perkembangan teknologi dan globalisasi yang semakin meningkat guna memenuhi kebutuhan warga dan kalangan usaha, maupun untuk membuka jalan bagi suatu pertumbuhan yang lebih kuat dan dinamis dalam industri jasa pos, termasuk untuk memenuhi harapan konsumen". Bapak Julian Wilson, Duta Besar/ Kepala Delegasi Uni Eropa mengatakan: “Selama bertahun-tahun, bidang perdagangan dan investasi telah menjadi prioritas bagi kerjasama Uni Eropa - Indonesia dan membuka dialog tentang reformasi layanan pos merupakan bagian penting dari upaya untuk memperkuat hubungan tersebut". Beliau melanjutkan: “Mengingat revolusi dalam bidang teknologi komunikasi, membentuk kerangka peraturan yang sehat merupakan hal yang sangat penting untuk keberlangsungan sektor jasa pos. Uni Eropa senang sekali dapat mendukung upaya reformasi yang penting ini di Indonesia karena kami sendiri telah bergelut dengan permasalahan yang sama selama 15 tahun". Dalam seminar ini, pemerintah, para regulator dan operator layanan pos serta perwakilan dari kalangan usaha menyampaikan pendapat mereka masing-masing tentang peluang dan tantangan yang dihadapi Indonesia dalam upaya reformasi layanan posnya, dan tentang pengalaman Uni Eropa. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Gedung Sapta Jl Medan Merdeka Barat No 17 Jakarta 10110 Indonesia Tel/ Fax (+62 21) 350 4024 Delegasi Uni Eropa Intiland Tower,Lantai 16, Jl Jend Sudirman 32 PO Box 6454 JKPDS, Jakarta 10220, Indonesia Tel (+62 21) 25546200 Fax (+62 21) 25546201 e-mail: [email protected] http://www.delidn.ec.europa.eu Latar Belakang Pada tanggal 14 Oktober 2009, Indonesia mengesahkan UU Pos sebagai suatu perangkat penting dalam mereformasi dan memodernisasi sektor pos di Indonesia. UU ini mengakui pentingnya suatu perubahan menyeluruh atas kerangka peraturan untuk memenuhi tantangan-tantangan yang timbul karena perkembangan teknologi dan globalisasi yang semakin meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan kalangan usaha di Indonesia. Sejalan dengan perkembangan sains dan teknologi, definisi surat menjadi beragam. Selain surat bersampul, terdapat pula surel (e-mail), faksimili, ratron (hybrid mail) dan jasa internet. Dalam memperkokoh jasa pos di seluruh Indonesia, perluasan kegiatan jasa pos akan meningkatkan lapangan kerja, membantu meningkatkan kehidupan masyarakat, mendorong pembangunan dan menyebarkan kegiatan usaha di semua wilayah Indonesia. Berkaitan dengan ini, kegiatan jasa pos merupakan aktivitas penting dan strategis dalam hal pengiriman berita, barang dan transaksi keuangan. Pemerintah Indonesia saat ini sedang menyusun peraturan pelaksanaan untuk UU tersebut. Secara bersamaan, reformasi atas sektor logistik di Indonesia juga tengah berjalan. Hal tersebut dimaksudkan untuk menjadi suatu strategi besar untuk memberdayakan dan meningkatkan konektivitas sebagai suatu faktor pendorong untuk perekonomian Indonesia dan integrasi Indonesia. Upaya untuk meningkatkan logistik dan konektivitas mencakup upaya untuk meningkatkan efisiensi melalui penurunan biaya atau peningkatan ketepatan waktu pengiriman dan peningkatan keandalan jasa pengiriman. Perkembangan dalam sektor pos dan jasa memiliki dampak yang signifikan pada berfungsinya sektor logistik, serta pada pelaksanaan reformasi sektor logistik secara efisien. Oleh karena itu, sangat penting untuk melaksanakan kerangka peraturan dalam sektor pos sehingga dapat memilih jalur yang paling sesuai untuk melayani kepentingan yang lebih besar dari perekonomian dan masyarakat Indonesia. Di Uni Eropa, reformasi pasar pos telah berlangsung selama lebih dari 15 tahun dan melibatkan begitu banyak riset, konsultasi publik serta pengambilan keputusan yang sulit bagi para regulator bidang pos. Secara keseluruhan di Uni Eropa, layanan pos diperkirakan menangani 135 milyar benda pos per tahun, yang mencerminkan suatu omzet sekitar 90 milyar euro atau sekitar 1% dari PDB Uni Eropa. Sekitar dua pertiga dari omzet tersebut dihasilkan dari jasa pengiriman surat. Sisanya dihasilkan dari layanan pengiriman barang dan pengiriman kilat yang sepenuhnya terbuka bagi para operator yang bersaing, termasuk para operator asing dari luar Uni Eropa. Sektor pos merupakan sektor yang penting di Negara-negara Anggota Uni Eropa. Operator layanan pos nasional merupakan salah satu pemberi kerja terbesar di sebagian besar Negara tersebut dan layanan pos ditawarkan di setiap penjuru Uni Eropa. Kepuasan konsumen atas layanan pos di Eropa sangat tinggi pada umumnya. Analisis yang dilakukan tak lama setelah pelaksanaan Keputusan Uni Eropa bidang Pos yang pertama tahun 1997 menunjukkan bahwa tingkat lapangan kerja di sektor pos meningkat sekitar 4,3% setelah diterapkannya persaingan, melalui konsolidasi di pasar dan penekanan yang lebih besar pada profitabilitas, efisiensi biaya, fokus pada pelanggan dan inovasi. Sebuah seminar yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 27 Oktober 2010 dengan tema "Reformasi Layanan Pos dan Jasa Pengiriman Kilat: Pengalaman di Indonesia dan Uni Eropa" bertujuan untuk berbagi pengalaman dari para regulator dan operator jasa pos di Uni Eropa dalam memodernisasi pasar pos. Pada saat yang sama, Pemerintah Indonesia dan PT. Pos Indonesia menyampaikan rencana-rencana mereka untuk memodernisasi dan meningkatkan layanan pos di Indonesia. Para pemangku kepentingan lainnya, seperti ASPERINDO, GAFEKSI dan CAPEC turut hadir untuk menyampaikan pendapat dan masukan mereka tentang UU Pos yang baru. Seminar tersebut akan disusul dengan sebuah forum Indonesia - Uni Eropa tentang layanan pos pada tanggal 28 Oktober 2010 di mana masalah-msalah teknis dalam bidang layanan pos akan dibahas di antara para regulator dari kedua pihak. Kementerian Komunikasi dan Informatika RI Gedung Sapta Jl Medan Merdeka Barat No 17 Jakarta 10110 Indonesia Tel/ Fax (+62 21) 350 4024 Delegasi Uni Eropa Intiland Tower,Lantai 16, Jl Jend Sudirman 32 PO Box 6454 JKPDS, Jakarta 10220, Indonesia Tel (+62 21) 25546200 Fax (+62 21) 25546201 e-mail: [email protected] http://www.delidn.ec.europa.eu