SIARAN PERS BERSAMA Bali, 15 Mei 2012 Uni Eropa dan Indonesia bertemu untuk berdiskusi lebih lanjut tantangan dan peluang dalam industri dan lingkungan Dialog Sektoral ke-3 tentang Industri dan Lingkungan antara Indonesia dan Uni Eropa (UE) berlangsung hari ini (15 Mei) di Bali. Acara ini fokus pada menyusun kerangka regulasi yang lebih kondusif dan meningkatkan kerjasama bilateral antara UE dan Indonesia dalam rangka peningkatan hubungan bilateral perdagangan dan investasi di sektor-sektor industri. Acara ini – sebagai tindak lanjut dari Dialog Sektoral ke-2 pada Desember 2011 di Yogyakarta – akan mengkaji kegiatan-kegiatan kerjasama dan membahas beberapa masalah regulasi/peraturan. Para peserta dari berbagai Kementrian (Industri, Perdagangan, Perhubungan, Luar Negeri, dan Kehutanan), Delegasi UE di Indonesia dan para perwakilan dunia usaha akan mendiskusikan isu-isu seperti kerangka peraturan bagi produk-produk industri di Indonesia (SNI), keikutsertaan Indonesia dalam Perjanjian UN/ECE 1958 tentang peraturan-peraturan otomotif, dampak peraturan-peraturan UE di bidang lingkungan terhadap ekspor Indonesia (REACH), dan kerjasama di sektor perkayuan (EU-Indonesia Voluntary Partnership Agreement), dll. "Dialog sektoral ini memberikan manfaat bagi hubungan dan aliansi komersial antara UE dan Indonesia, karena berperan sebagai forum untuk membicarakan cara dan alat untuk mengurangi hambatan-hambatan teknis perdagangan dan investasi diantara kedua negara dan untuk memprioritaskan kerjasama kita di Indonesia”, kata Bapak Olivier Merle, Kepala Seksi Perdagangan di Delegasi UE di Indonesia. “Forum ini juga akan menangani rekomendasi kebijakan yang telah dikemukakan oleh Dialog Bisnis Uni Eropa – Indonesia (EIBD) tentang Otomotif yang diselenggarakan kemarin," kata Bapak Merle. "Hasil yang diharapkan dari Dialog Sektoral ke-3 ini adalah: i) mengatasi Hambatanhambatan Non Tarif bagi kerjasama antara Indonesia dan UE; ii) mendorong pelaksanaan rekomendasi-rekomendasi yang telah dihasilkan dalam Dialog Sektoral ke-1 dan ke-2; iii) meningkatkan industri dan investasi; iv) menciptakan rencana aksi untuk TSP 2 (Trade Support Program 2); dan v) adanya tindakan melalui asistensi/hibah dari TSP 2. Kerjasama lain yang mungkin masih bisa dibangun adalah kemungkinan untuk menerima hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium-laboratorium Indonesia dan UE dengan akreditasi internasional tanpa adanya persyaratan tambahan”, kata Bapak Harjanto, Direktur Kerjasama Industri Internasional untuk Wilayah I dan Multilateral, Kementrian Perindustrian Republik Indonesia. Dialog Sektoral UE – Indonesia tentang Industri dan Lingkungan dilakukan dua kali setahun. Yang pertama diselenggarakan pada 13-14 Juni 2011 di Bandung, dilanjutkan dengan yang kedua pada 1-2 Desember 2011 di Yogyakarta. Sekalipun saat ini Eropa dan berbagai bagian dunia tengah menghadapi tantangan perekonomian dan keuangan, perdagangan Uni Eropa - Indonesia tumbuh pesat, dengan nilai ekspor Indonesia ke Uni Eropa diperkirakan meningkat 20% pada tahun 2011. Nilai investasi asing langsung (Foreign Direct Investment – FDI) oleh perusahaan-perusahaan Uni Eropa di Indonesia mencapai sekitar 3 milyar euro dan dengan semakin memikatnya Indonesia sebagai tujuan investasi, maka angka tersebut akan meningkat pula secara signifikan. Lebih dari 700 perusahaan asal Uni Eropa telah mendirikan usaha di Indonesia dan menampung sekitar 500.000 pekerja di industri-industri utama seperti otomotif, farmasi, permesinan dan peralatan industri, barang konsumen, jasa keuangan, dan lain-lain.