Bab 3 Profil Wilayah

advertisement
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
BAB III
PROFIL SANITASI WILAYAH
3.1.
Wilayah Kajian Sanitasi
Perencanaan pembangunan sanitasi dalam proses penyusunannya
didasarkan kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten Buton Utara, dimana
pelaksanaan wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS)
maupun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) adalah seluruh kecamatan
yang ada di Kabupaten Buton Utara yang terdiri dari 32 desa/kelurahan
yang tersebar di enam kecamatan. Adapun peta wilayah kajian Buku Putih
Sanitasi (BPS) dapat dilihat pada peta 3.1 di bawah ini:
Peta 3.1. Wilayah Kajian Sanitasi
3.2.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi
Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang
berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar
kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau
keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau
keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Dalam PHBS juga
dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku
melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support)
dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). PHBS merupakan salah
satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi
untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan
kesehatan. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta
masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
Pada dasarnya PHBS berada di lima tatanan yakni: (1) tatanan
rumah tangga, (2) tatanan sekolah, (3) tatanan tempat kerja, (4) tatanan
tempat umum,dan (5) tatanan fasilitas kesehatan. Sesuai lingkup studi
EHRA, fokus pembahasan PHBS dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten
Buton Utara adalah tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah. Kedua
tatanan ini dipandang sebagai pilar utama yang memiliki kontribusi besar
terhadap tatanan PHBS secara keseluruhan. Bila dalam tatanan rumah
tangga baik maka PHBS dalam semua tatanan akan baik pula, baik dalam
lingkungan
sekitar maupun
terhadap
lingkungan
yang lebih
luas.
Penjaminan kontinuitas dan peningkatan kualitas PHBS jangka panjang
diperlukan dukungan dan atau pembinaan/pengenalan pada lingkungan
sekolah. Sebagai sarana pembelajaran, sekolah memiliki peranan strategis
untuk memperkenalkan PHBS kepada anak didik tentang bagaimana
menciptakan suasana kehidupan bermasyarakat yang bersih dan sehat,
yaitu yang dimulai dari individu, rumah tangga, kelompok, dan lingkungan.
3.2.1. Tatanan Rumah Tangga
PHBS
pada
tatanan
rumah
tangga
adalah
upaya
untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu
melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya,
mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman
penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat.
Ada 4 (empat) faktor utama yang berpengaruh kepada kesehatan
seseorang adalah faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor
lingkungan dan faktor perilaku. Dari ke empat faktor tersebut, pada
umumnya faktor perilaku adalah faktor yang paling berpengaruh pada
sehat atau sakitnya seseorang. Seseorang bisa menjadi sakit apabila dia
mempunyai perilaku yang tidak sehat. Sebaliknya seseorang bisa
mempunyai kesehatan yang prima, jika ia mempunyai perilaku yang sehat.
Banyak penyakit ditimbulkan akibat perilaku yang tidak sehat.
Apabila kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat tersebut dapat dihindari
maka kita bisa terhindar dari berbagai macam penyakit, sedangkan
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
kebiasaan-kebiasaan sehat akan memberikan ketahanan tubuh terhadap
serangan penyakit. Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan hidup yang
sehat, tubuh kita akan menjadi sehat.
Melalui berbagai program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
diharapkan agar masing-masing jajaran organisasi, baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah, dapat mewujudkan masyarakat yang sadar akan
pentingnya perilaku hidup sehat bagi kesehatan dirinya, keluarga dan
masyarakat di sekitarnya. Salah satunya melalui dukungan program
Program Percepatan Pembangunan Sanitasi dan Permukiman (PPSP).
Umumnya pola atau tatanan PHBS rumah tangga di daerah
perkotaan lebih baik dibanding di daerah perdesaan, kondisi ini juga
berlaku di kabupaten Buton Utara. Cermin PHBS di kabupaten Buton Utara
dapat dilihat dari 10 indikator, yaitu:
1.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
2.
Menggunakan air bersih,
3.
Menggunakan jamban sehat,
4.
Memberantas jentik di rumah,
5.
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan,
6.
Memberi bayi ASI Eksklusif,
7.
Menimbang bayi dan balita,
8.
Makan sayur dan buah setiap hari,
9.
Melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan
10. Tidak merokok di dalam rumah.
Kaitannya dengan fokus program PPSP, pembahasan PHBS dalam
Buku Putih sanitasi Kabupaten Buton Utara dibatasi pada 3 (tiga) indikator
prilaku hidup bersih dan sehat, yaitu :
1. Prilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun,
2. Prilaku menggunakan air bersih, dan
3. Prilaku BAB atau menggunakan jamban sehat.
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
3.2.2. Tatanan Sekolah
Kabupaten Buton Utara dalam angka Tahun 2013 diketahui bahwa
jumlah sekolah di Kota Baubau relatif memadai bila dilihat dari jumlahnya,
yaitu untuk pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) keseluruhan berstatus
swasta sebanyak 56 sekolah, Sekolah Dasar (SD) baik negeri dan swasta
sebanyak 75 sekolah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 38
sekolah (negeri & swasta), Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan baik
Negeri maupun Swasta sebanyak 17 sekolah. Sementara itu dari hasil
survey yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Buton Utara dan data
dari Dinas Pendidikan, diperoleh hasil sebagai tersaji pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sekolah
Tingkat Dasar/MI
Tabel 3.2. Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar/MI
Tabel 3.3. PHBS Terkait Sanitasi di Sekolah/MI
3.3.
Pengelolaan Air Limbah Domestik
Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Air limbah terdapat bahan
kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kumankuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan lain sebagainya. Air limbah tersebut harus diolah agar
tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan.
Limbah domestik atau sering juga disebut limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur,
kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Air limbah harus dikelola
untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor
dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ;
 Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun
air di bawah permukaan tanah.
 Tidak mengotori permukaan tanah.
 Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah.
 Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain.
 Tidak menimbulkan bau yang mengganggu.
 Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah.
 Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m.
Permasalahan umum pengelolaan air limbah di Indonesia bahwa hanya sebagian kecil penduduk di
Indonesia dilayani oleh sistem pengumpul air limbah. Untuk melayani seluruh penduduk harus dibangun
sistem dengan biaya yang sangat mahal. Kota yang memiliki sistem pengumpul di Indonesia hingga saat ini
antara lain Jakarta, Bandung, Medan, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta. Kota/Kabupaten lainnya termasuk
Buton Utara masih menggunakan sistem individu, yang bilamana tidak dikelola dengan baik dan benar dapat
mencemari lingkungan.
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
3.3.1 Kelembagaan
Tupoksi SKPD yang ada di Kabupaten Buton Utara, SKPD yang menangani air limbah adalah Dinas
Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan dan Badan Lingkungan Hidup. Perangkat peraturan daerah yang
mengatur tentang pengelolaan air limbah belum ada, sehingga kelembagaan yang bertanggung jawab
terhadap pengelolaan air limbah belum memiliki legalitas yang kuat.
Tabel 3.4. Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat Dalam Pengelolaan
Air Limbah Domestik
FUNGSI
PERENCANAAN
 Menyusun target pengelolaan air limbah domestik
skala kab/kota
 Menyusun rencana program air limbah domestik
dalam rangka pencapaian target
 Menyusun rencana anggaran program air limbah
domestik dalam rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
 Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah
domestik
 Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan
awal (Tangki Septik)
 Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki
septik ke IPLT (truk tinja)
 Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah
dari sumber ke IPAL (pipa kolektor)
 Membangun sarana IPLT dan atau IPAL
PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah
Swasta
Masyarakat
Kabupaten/Kota
x
x
x
x
x
x
x
x
x
√
x
√
√
x
√
x
x
x
x
x
x
x
x
x
 Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja
x
x
x
 Mengelola IPLT dan atau IPAL
 Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur
tinja
 Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah
domestik, dan atau penyedotan air limbah domestic
 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis
bangunan (tangki septik, dan saluran drainase
perkotaan) dalam pengurusan IMB
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
 Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah
domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll)
 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan
dalam hal pengelolaan air limbah domestik

Memberikan sanksi terhadap pelanggaran
pengelolaan air limbah domestik
MONITORING DAN EVALUASI
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
capaian target pengelolaan air limbah domestik skala
kab/kota
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
x
PENGELOLAAN
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah
domestik
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau
menampung serta mengelola keluhan atas layanan air
limbah domestik
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku
mutu air limbah domestik
x
x
x
x
x
x
x
x
x
Sumber ; Kajian Kelembagaan & Kebijakan 2014
Tabel 3.5. Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Buton
Utara
Ketersediaan
Substansi
Ada
(Sebutkan)
Tidak
Ada
Pelaksanaan
Efektif
Belum
Efektif
Tidak
Efektif
AIR LIMBAH DOMESTIK

Target capaian pelayanan pengelolaan air
limbah domestik di Kab/Kota ini

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan
air limbah domestik

Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah
Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan
badan usaha dalam pengelolaan air limbah
domestic

Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan
atau pengembang untuk menyediakan sarana
pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah

Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah
tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air
limbah domestik di tempat usaha

Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk
menyediakan sarana pengelolaan air limbah
domestik di tempat usaha

Kewajiban penyedotan air limbah domestik
untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan
kantor pemilik tangki septik

Retribusi penyedotan air limbah domestic
√

Tatacara perizinan untuk kegiatan
pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan
permukiman, usaha rumah tangga, dan
perkantoran
√
√
√
√
√
√
√
√
Sumber ; Kajian Kelembagaan & Kebijakan 2014
3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan
Gambar 3.6. Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Gambar 3.7. Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman
Ket.
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
Peta 3.2. Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik
Termasuk IPAL Terpusat (ukuran A3, berlaku bagi kabupaten memiliki
sistem offsite)
Gambar 3.8. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik
Tabel 3.6. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Yang Ada di Kabupaten
Buton Utara
BABS
*
No
(i)
Sarana tidak
layak
Onsite System
Nama
Kecamatan/
Kelurahan
(KK)
Cubluk,
Tangki septik
tidak aman**
(KK)
(ii)
(iii)
(iv)
Kecamatan
Kulisusu
Desa Linsowu
Kelurahan
Lakonea
Desa
Wasalabose
Desa banubanua Jaya
Kelurahan
Lipu
Desa Sara’ea
Kelurahan
Wandaka
Kelurahan
Bangkudu
Desa Kadacua
Desa Loji
Desa Laangke
Desa Kalibu
Desa Eelahaji
Desa Jampaka
Desa Tomoahi
Desa Tri
Wacu-Wacu
Desa Wacu
Laea
Desa Bone
Lipu
Desa Lemo
Desa Lemo’ea
Desa Rombo
Desa
Malalanda
Desa Lantagai
Kecamatan
Kulisusu Utara
Desa Eerinere
Sarana Layak
Individual
Jamban
keluarga dgn
tangki septik
aman
(KK)
(v)
MCK
umum
/Jamban
Bersama
(KK)
(vi)
Berbasis Komunal
MCK++
Tangki
IPAL
(KK)
Septik
Komunal
Komunal
(KK)
(KK)
(vii)
(viii)
Offsite System
Kawasan / terpusat
Sambungan Rumah
(KK)
(ix)
(x)
230
192
0
0
128
120
6
2
0
0
0
0
0
0
0
0
175
0
115
2
0
0
0
0
338
0
6
1
0
0
0
0
560
0
355
2
0
0
0
0
308
626
0
0
285
434
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
640
0
412
3
0
0
0
0
158
260
182
188
181
142
230
119
0
0
0
0
0
0
0
70
71
148
80
140
64
51
184
8
1
1
3
2
3
2
3
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
88
19
13
5
0
0
0
0
307
5
38
6
0
0
0
0
257
161
256
132
0
0
0
0
169
104
111
16
5
3
4
2
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
139
5
4
4
0
0
0
0
80
0
75
0
0
0
0
0
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
Desa
Wamboule
Desa Labelete
Desa Lelamo
Desa
Ulunambo
Desa Waode
Buri
Desa
Petetea’a
Desa
Lanosangia
Desa
Wowonga
Jaya
Desa pebaoa
Desa lamoahi
Desa torombia
Kecamatan
Kulisusu Barat
Desa
Lapandewa
Desa
Labulanda
Desa Kotawo
Desa Lambale
Desa Karya
Bakti
Desa Karya
Mulya
Desa Dampala
Jaya
Desa Mekar
Jaya
Desa Soloy
Agung
Desa Rahmat
Baru
Desa la uki
Desa
Kasulatombi
Desa Marga
Karya
Desa lapero
Kecamatan
Kambowa
Desa
Morindino
Desa
Kambowa
Desa baluara
Desa
Pongkowulu
Desa Lagundi
Desa Konde
Desa Bente
Desa Mata
Kecamatan
Bonegunu
95
0
101
1
0
0
0
0
124
232
234
0
0
0
108
195
201
1
2
6
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
382
0
336
2
0
0
0
0
42
0
0
2
0
0
0
0
221
0
127
0
0
0
0
0
78
0
54
0
0
0
0
0
181
78
126
0
0
0
93
46
52
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
133
3
22
5
0
0
0
0
112
0
30
2
0
0
0
0
109
159
136
10
0
107
56
99
22
1
0
4
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
99
15
50
4
0
0
0
0
120
10
26
4
0
0
0
0
108
6
20
2
0
0
0
0
131
63
12
9
0
0
0
0
57
2
8
4
0
0
0
0
33
142
0
6
12
107
0
2
0
0
0
0
0
0
0
0
120
62
12
7
0
0
0
0
60
41
7
0
0
0
0
0
112
0
50
6
0
0
0
0
216
0
63
10
0
0
0
0
104
210
0
0
40
80
2
8
0
0
0
0
0
0
0
0
207
163
103
105
0
0
0
0
50
120
17
19
10
10
0
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
Desa Gunung
Sari
Desa Ronta
Desa Rante
Gola
Desa Waode
Angkalo
Desa Buranga
Desa
Eensumala
Desa
Koboruno
Desa Waode
Kalowo
Desa Ngapaea

114
30
21
0
0
0
0
0
120
105
2
2
26
20
1
0
0
0
0
0
0
0
0
0
151
22
12
0
0
0
0
0
58
92
0
17
18
50
10
0
0
0
0
0
0
0
0
0
34
0
7
0
0
0
0
0
102
2
20
0
0
0
0
0
109
2
23
0
0
0
0
0
* Yang termasuk BABS: (i) mempunyai jamban keluarga (individual) tanpa tangki septik (black water
disalurkan ke badan air atau lingkungan; (ii) BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang,
dsb.

** Aman: sesuai kriteria SNI
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Utara 2014
Tabel 3.7. Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik
No
(i)
1
2.
3
4
Jenis
(ii)
Sistem Onsite
Berbasis komunal
- IPAL Komunal
- MCK ++
- Tangki septik
komunal
Truk Tinja
IPLT : kapasitas
Sistem Offsite
IPAL Kawasan/Terpusat
- kapasitas
- sistem
Satuan
Jumlah/
Kapasitas
(iv)
(iii)
unit
unit
unit
-
unit
M3/hari
-
M3/hari
-
Berfungsi
(v)
Kondisi
Tdk berfungsi
(vi)
Keterangan
(vii)
Pengelolaan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Buton Utara masih
menggunakan sistem on site individual belum menggunakan sistem onsite
komunal maupun sistem offsite. Jumlah keluarga yang menggunakan jamban
keluarga sendiri yaitu 5563 sedangkan yang menggunakan jamban keluarga
umum sebanyak 177.
3.3.3. Peran Serta Masyarakat
Tabel 3.8. Daftar Program/Kegiatan Layanan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat
Tabel 3.9. Pengelolaan Sarana Air Limbah Domestik oleh Masyarakat
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
3.3.4.
Komunikasi dan Media
Komunikasi dan pemanfaatan media merupakan salah satu faktor penting
dalam perbaikan sektor sanitasi. Kegiatan ini masih belum dilaksanakan
maksimal khususnya terkait pengelolaan air limbah, seperti belum adanya
media yang intensif dalam publikasi dan promosi. Keterlibatan pihak swasta
masih belum ada disebabkan masih minimnya informasi dan pengetahuan
terhadap sektor ini serta dipandang belum menjadi isu yang mendesak.
Gambar 3.9. Penyuluhan atau Sosialisasi yang Pernah Diikuti Kabupaten Buton Utara
3.3.5. Peran Swasta
Tabel 3.10. Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan air Limbah Domestik
No
Nama
Provider/Mitra
Potensial
Jenis kegiatan/
Kontribusi
Terhadap
Sanitasi
Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi
Potensi Kerjasama
Volume
Tidak ada data
3.3.6
Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.11. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Air Limbah
Domestik Kabupaten Buton Utara Tahun 2009 – 2013
No
Komponen
1
Air Limbah (1a+1b)
1.a
Pendanaan Investasi air
limbah
1.b
Pendanaan OM yang
dialokasikan dalam APBD
1.c
Perkiraan biaya OM
berdasarkan infrastruktur
terbangun
Belanja (Rp)
Rata-rata
2009
2010
2011
2012
2013
871,679,000
189,530,000
969,850,000
1,096,989,000
1,791,624,935
983,934,587
871,679,000
189,530,000
969,850,000
1,096,989,000
1,791,624,935
983,934,587
0
0
0
0
0
-
Tabel 3.12. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Tahun
2009 – 2013
No
1
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
SKPD
2009
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan
(%)
Retribusi Air Limbah
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
-
-
-
-
-
147,558,000
164,208,000
165,858,000
169,893,000
172,266,000
0%
4.0%
Per
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
Potensi retribusi berdasarkan asumsi bahwa setiap tahun 1% dari total penduduk
di wilayah kajian melakukan kegiatan sedot tinja dengan iuran tiap kali sedot
sebesar Rp 300.000. Potensi retribusi Kabupaten Buton Utara dari tahun 2009 –
2013 mempunyai tingkat pertumbuhan sebesar 4%.
3.4.
Pengelolaan Persampahan
3.4.1 Kelembagaan
Tabel 3.14. Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat Dalam Pengelolaan
Persampahan
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten/Kota
PERENCANAAN
 Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota,
 Menyusun rencana program persampahan dalam rangka
pencapaian target 
 Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam
rangka pencapaian target
PENGADAAN SARANA
 Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah
 Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber
sampah ke TPS)
 Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS)
 Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke
Tempat Pembuangan Akhir (TPA)
 Membangun sarana TPA
√
√
√
√
√
√
 Menyediakan sarana komposting
PENGELOLAAN
 Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS
√
 Mengelola sampah di TPS
 Mengangkut sampah dari TPS ke TPA
√
 Mengelola TPA
 Melakukan pemilahan sampah*
 Melakukan penarikan retribusi sampah 
√
 Memberikan izin usaha pengelolaan sampah
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
 Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam
pengangkutan, personil, peralatan, dll)
 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal
pengelolaan sampah
 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah
√
MONITORING DAN EVALUASI
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target
pengelolaan sampah skala kab/kota
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas
infrastruktur sarana pengelolaan persampahan
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas
layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola
keluhan atas layanan persampahan
√
√
√
Swasta
Masyarakat
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
Tabel 3.15: Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Buton Utara
Ketersediaan
Substansi
Ada
(Sebutkan)
Tidak Ada
Pelaksanaan
Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keterangan
PERSAMPAHAN

Target capaian pelayanan
pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini
Renstra

Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan
layanan pengelolaan sampah
√

Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan
masyarakat dan badan usaha dalam
pengelolaan sampah
√

Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat untuk mengurangi sampah,
menyediakan tempat sampah di hunian rumah,
dan membuang ke TPS
√

Kewajiban dan sanksi bagi kantor /
unit usaha di kawasan komersial / fasilitas
social / fasilitas umum untuk mengurangi
sampah, menyediakan tempat sampah, dan
membuang ke TPS
√

Pembagian kerja pengumpulan
sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA,
pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu
pengangkutan sampah dari TPS ke TPA
√

Kerjasama pemerintah kab/kota
dengan swasta atau pihak lain dalam
pengelolaan sampah
√

3.4.2
No
Retribusi sampah atau kebersihan
Dimulai
2013
sampai
sekarang
√
√
Sistem dan Cakupan Pelayanan
Gambar 3.10. Grafik Pengelolaan Sampah
Gambar 3.11. Grafik Pengangkutan Sampah
Peta 3.3. Peta Cakupan Layanan Persampahan
Gambar 3.12. Diagram sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan
Tabel 3.16. Cakupan Layanan Persampahaan Yang Ada di Kabupaten Buton
Utara
Nama
Volume Terlayani
Tidak Terlayani
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
Jumlah
Penduduk
Kecamatan/
Timbulan
Sampah
3R
Institusi Pengelola
TPA
Kelurahan
(orang)
1.
Kecamatan
Kulisusu
1.1
Kelurahan
Lipu
1.2
Desa
Bangkudu
1.3
Desa Lakonea
1.4
Desa Loji
1.5
Desa Wapala
1.6
Desa Kalibu
1.7
Kelurahan
Saraea
1.8
Kelurahan
Wandaka
(M3)
(%)
17,84 /
hari
7139
(M3))
-
(%)
-
90
(M3))
(%)
16,6
-
(M3))
(%)
(M3))
10
1,7
Belum
Lama
Pemekaran
(jumlah
Penduduk/
Kelurahan/
Desa Belum
ada Data)
Tabel 3.17. Kondisi Prasarana dan Sarana Sampah Yang Ada di Kabupaten Buton Utara
Jenis Prasarana /
Satuan
Jumlah/
Ritasi
Kapasitas
/hari
Kondisi
Keterangan
No
Sarana
(i)
1
(ii)
- Becak/Becak Motor
unit
-
-
unit
3
-
unit
26
unit
-
unit
-
unit
2
1
unit
-
-
2
Penampungan
Sementara
- Bak Biasa
- Container
- Transfer Depo
3.
(iv)
Tdk berfungsi
(v)
(vi)
Pengumpulan Setempat
- Gerobak
2
(iii)
Berfungsi
√
Pengangkutan
- Dump Truck
- Arm Roll Truck
√
1
(vii)
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
Jenis Prasarana /
Satuan
Jumlah/
Ritasi
Kapasitas
/hari
Kondisi
Keterangan
No
Sarana
(i)
(ii)
(iii)
unit
-
unit
-
- SPA (stasiun
peralihan antara)
TPA/TPA Regional
unit
-
- Sanitary landfill
Ha
-
- Controlled landfill
Ha
-
- Open dumping
Ha
1/4
- Bulldozerl
unit
1
- Whell/truck loader
unit
-
- Excavator / backhoe
unit
-
- Compaction Truck
4
6
7
Tdk berfungsi
(v)
(vi)
(vii)
-
(Semi) Pengolahan
Akhir Terpusat
- TPS 3R
5
(iv)
Berfungsi
√
Alat Berat
Sistem sewa
IPL
-
- Sistem
3.4.3. Peran Serta Masyarakat
Tabel 3.18. Daftar Program/Kegiatan Layanan Persampahan Berbasis Masyarakat
Tabel 3.19. Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat
3.4.4. Komunikasi dan Media
Gambar 3.13. Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di
Kabupaten Buton Utara
3.4.5. Peran Swasta
Tabel 3.20. Peran swasta dalam Penyediaan Layanan Pengelolaan Persampahan
No
Nama
Provider/Mitra
Potensial
Tidak ada data
Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi
Jenis
kegiatan/
Kontribusi
Terhadap
Sanitasi
Volume
Potensi
Kerjasama
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.21: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi persampahan
No
Belanja (Rp)
Subsektor
Pendanaan Investasi
persampahan
Pendanaan OM
yang dialokasikan
dalam APBD
Perkiraan biaya OM
berdasarkan
infrastruktur
terbangun
1.a
1.b
1.c
Rata-rata
2009
2010
2011
2012
2013
15,000,000
14,000,000
624,725,000
230,000,000
90,175,000
194,780,000
0
0
287,100,000
72,000,000
68,000,000
85,420,000
Pertumbuhan
(%)
1088.6%
Tabel 3.22. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Persampahan Tahun 2009– 2013
No
Belanja (Rp)
Subsektor
2009
1
Retribusi Sampah
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
2010
2011
2012
2013
-
-
-
-
3,974,000
1,475,580,000
1,642,080,000
1,658,580,000
1,698,930,000
1,722,660,000
3.4.7. Permasalahan Mendesak
Tabel 3.23. Permasalahan Mendesak
3.5.
Pengelolaan Drainase Perkotaan
3.5.1 Kelembagaan
Tabel 3.24. Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat Dalam Pengelolaan Drainase
Perkotaan
FUNGSI
PEMANGKU KEPENTINGAN
Pemerintah Kabupaten/Kota
PERENCANAAN
 Menyusun target pengelolaan drainase perkotaan skala
kab/kota
√
 Menyusun rencana program drainase perkotaan dalam rangka
pencapaian target 
√
 Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan
dalam rangka pencapaian target
√
PENGADAAN SARANA
 Menyediakan / membangun sarana drainase perkotaan
PENGELOLAAN
√
Swasta
Masyarakat
Pertum
buhan
(%)
0.00%
4.0%
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
 Membersihkan saluran drainase perkotaan
√
 Memperbaiki saluran drainase perkotaan yang rusak
√
 Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan
(saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB
√
PENGATURAN DAN PEMBINAAN
 Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan
permukiman, termasuk penataan drainase perkotaan di wilayah
yang akan dibangun
√
 Memastikan integrasi sistem drainase perkotaan (sekunder)
dengan sistem drainase sekunder dan primer
√
 Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal
pengelolaan drainase perkotaan
√
 Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan
drainase perkotaan
√
MONITORING DAN EVALUASI
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target
pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota
√
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas
infrastruktur sarana pengelolaan drainase perkotaan
√
 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas
layanan drainase perkotaan, dan atau menampung serta
mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase perkotaan
√
Tabel 3.25. Daftar Peraturan Terkait Drainase Perkotaan
Ketersediaan
substansi
Ada
(Sebutkan)
Tidak
Ada
DRAINASE PERKOTAAN

Target capaian pelayanan
pengelolaan drainase perkotaan di Kab/Kota
ini

Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan
drainase perkotaan

Kewajiban dan sanksi bagi
Pemerintah Kab/Kota dalam
memberdayakan masyarakat dalam
pengelolaan drainase perkotaan

Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat dan atau pengembang untuk
menyediakan sarana drainase perkotaan,
dan menghubungkannya dengan sistem
drainase sekunder

Kewajiban dan sanksi bagi
masyarakat untuk memelihara sarana
drainase perkotaan sebagai saluran
pematusan air hujan
√
√
√
√
√
Pelaksanaan
Efektif
Dilaksanakan
Belum Efektif
Dilaksanakan
Tidak Efektif
Dilaksanakan
Keterangan
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
3.5.2
Sistem dan Cakupan Pelayanan
Gambar 3.14. Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin
Peta 3.4. Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten Buton Utara
(ukuran A3)
Gambar 3.15. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan
Tabel 3.26. Cakupan Layanan Pengelolaan Drainase yang Ada di Kabupaten Buton Utara
Wilayah Genangan
Nama
No
Kecamatan/
Kelurahan
Luas
Ketinggian
(Ha)
(M)
Lama
Frekuensi
(jam/hari)
(kali/tahun)
Penyebab
Kecamatan A
Tabel 3.27. Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase di Kabupaten .....
Satuan
Jenis Prasarana /
Kondisi
Jumlah/
Frekuensi Pemeliharaan
No
Sarana
(i)
1
(ii)
(iii)
Tdk berfungsi
(kali/tahun)
(iv)
(v)
(vi)
(vii)
m
m
- S. Primer B
Saluran Sekunder
- Saluran Sekunder A1
- Saluran Sekunder A2
- Saluran Sekunder B1
3.
Berfungsi
Saluran Primer
- S. Primer A
2
Kapasitas
m
m
m
Bangunan Pelengkap
- Rumah Pompa
- Pintu Air
unit
unit
3.5.3. Peran Serta Masyarakat
Tabel 3.28. Daftar Program/Kegiatan Layanan Drainase Perkotaan Yang Berbasis
Masyarakat
No
Nama
Program/Kegiatan
Pelaksana/PJ
Lokasi
Tahun
Program/
kegiatan
Penerima
manfaat***)
Jumlah
Sarana
Kondisi Sarana Saat Ini
****)
Berfungsi
Tidak
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
**)
L
P
Berfungsi
1
2
Total
Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan
Tabel 3.29. Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan Oleh Masyarakat
No
Jenis Sarana
Pengelolaan
Lokasi
Lembaga
Kondisi
Iuran
Keterangan
3.5.4. Komunikasi dan Media
Gambar 3.16. Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi Yang Pernah di Ikuti di
Kabupaten Buton Utara
3.5.5. Peran Swasta
Tabel 3.30. Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Ada di
Kabupaten Buton Utara
No
Nama
Provider/Mitra
Potensial
Tahun mulai
operasi/
Berkontribusi
Jenis
kegiatan/
Kontribusi
Terhadap
Sanitasi
Potensi Kerjasama
Volume
Tidak ada data
3.5.6
No
1
1.a
1.b
1.c
Pendanaan dan Pembiayaan
Tabel 3.31. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Drainase
Perkotaan Kabupaten Buton Utara Tahun 2009– 2013
Subsektor
Drainase (1.a+1.b)
Pendanaan Investasi
air limbah
Pendanaan OM yang
dialokasikan dalam
APBD
Perkiraan biaya OM
berdasarkan
infrastruktur terbangun
Belanja (Rp)
Pertu
mbuh
an (%)
Rata-rata
2009
2010
2011
2012
2013
5,792,054,000
5,792,054,000
6,087,930,000
3,673,225,000
2,376,300,000
4,744,312,600
5,792,054,000
5,792,054,000
6,087,930,000
3,673,225,000
2,376,300,000
4,744,312,600
0
0
0
0
0
0
7.4%
7.4%
0%
PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA
KELOMPOK KERJA SANITASI
Jl. Bumi Saraea
Tabel 3.32. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Drainase
Perkotaan Kabupaten Buton Utara Tahun 2009– 2013
No
Retribusi Sanitasi Tahun (Rp)
SKPD
2009
1
Retribusi Drainase
1.a
Realisasi retribusi
1.b
Potensi retribusi
2010
2011
2012
2013
Pertumbuhan
(%)
0.00%
-
-
-
-
-
590,232,000
656,832,000
663,432,000
679,572,000
689,064,000
3.5.7. Permasalahan Mendesak
Tabel 3.13. Permasalahan Mendesak
No
Permasalahan Mendesak
3.6
Pengelolaan Terkait Komponen Sanitasi
3.6.1. Pengelolaan Air Bersih
Peta 3.5. Peta Cakupan Layanan Air Bersih (ukuran A3)
Gambar 3.17. Grafik Sumber Air Minum dan Memasak
Tabel 3.34. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan Kabupaten
Buton Utara
No
Uraian
Satuan
Sistem Perpipaan
Keterangan
Tidaka ada data
3.6.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga
Tabel 3.35. Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Buton Utara
Jenis Industri Rumah
Tangga
Lokasi
Jumlah industri RT
Jenis
Pengolahan
Kapasitas
(m3/hari)
Tidak ada data
3.6.2. Pengelolaan Limbah Medis
Tabel 3.36. Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan
Nama Fasilitas
Kesehatan
Lokasi
Jenis Pengolahan Limbah Medis
Kapasitas (m3/hari)
4.0%
Download