PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea BAB III PROFIL SANITASI WILAYAH 3.1. Wilayah Kajian Sanitasi Perencanaan pembangunan sanitasi dalam proses penyusunannya didasarkan kesepakatan Pokja Sanitasi Kabupaten Buton Utara, dimana pelaksanaan wilayah kajian dalam penyusunan Buku Putih Sanitasi (BPS) maupun Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) adalah seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Buton Utara yang terdiri dari 32 desa/kelurahan yang tersebar di enam kecamatan. Adapun peta wilayah kajian Buku Putih Sanitasi (BPS) dapat dilihat pada peta 3.1 di bawah ini: Peta 3.1. Wilayah Kajian Sanitasi 3.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait Sanitasi Perilaku merupakan respon individu terhadap stimulasi baik yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan, dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. Dalam PHBS juga dilakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment). PHBS merupakan salah satu pilar utama dalam Indonesia Sehat dan merupakan salah satu strategi untuk mengurangi beban negara dan masyarakat terhadap pembiayaan kesehatan. Tujuan PHBS adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat agar hidup bersih dan sehat serta masyarakat termasuk swasta dan dunia usaha berperan serta aktif mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Pada dasarnya PHBS berada di lima tatanan yakni: (1) tatanan rumah tangga, (2) tatanan sekolah, (3) tatanan tempat kerja, (4) tatanan tempat umum,dan (5) tatanan fasilitas kesehatan. Sesuai lingkup studi EHRA, fokus pembahasan PHBS dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Buton Utara adalah tatanan rumah tangga dan tatanan sekolah. Kedua tatanan ini dipandang sebagai pilar utama yang memiliki kontribusi besar terhadap tatanan PHBS secara keseluruhan. Bila dalam tatanan rumah tangga baik maka PHBS dalam semua tatanan akan baik pula, baik dalam lingkungan sekitar maupun terhadap lingkungan yang lebih luas. Penjaminan kontinuitas dan peningkatan kualitas PHBS jangka panjang diperlukan dukungan dan atau pembinaan/pengenalan pada lingkungan sekolah. Sebagai sarana pembelajaran, sekolah memiliki peranan strategis untuk memperkenalkan PHBS kepada anak didik tentang bagaimana menciptakan suasana kehidupan bermasyarakat yang bersih dan sehat, yaitu yang dimulai dari individu, rumah tangga, kelompok, dan lingkungan. 3.2.1. Tatanan Rumah Tangga PHBS pada tatanan rumah tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar sadar, mau dan mampu melakukan PHBS untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, mencegah risiko terjadinya penyakit dan melindungi diri dari ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Ada 4 (empat) faktor utama yang berpengaruh kepada kesehatan seseorang adalah faktor keturunan, faktor pelayanan kesehatan, faktor lingkungan dan faktor perilaku. Dari ke empat faktor tersebut, pada umumnya faktor perilaku adalah faktor yang paling berpengaruh pada sehat atau sakitnya seseorang. Seseorang bisa menjadi sakit apabila dia mempunyai perilaku yang tidak sehat. Sebaliknya seseorang bisa mempunyai kesehatan yang prima, jika ia mempunyai perilaku yang sehat. Banyak penyakit ditimbulkan akibat perilaku yang tidak sehat. Apabila kebiasaan-kebiasaan yang tidak sehat tersebut dapat dihindari maka kita bisa terhindar dari berbagai macam penyakit, sedangkan PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea kebiasaan-kebiasaan sehat akan memberikan ketahanan tubuh terhadap serangan penyakit. Dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan hidup yang sehat, tubuh kita akan menjadi sehat. Melalui berbagai program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diharapkan agar masing-masing jajaran organisasi, baik di tingkat pusat maupun di tingkat daerah, dapat mewujudkan masyarakat yang sadar akan pentingnya perilaku hidup sehat bagi kesehatan dirinya, keluarga dan masyarakat di sekitarnya. Salah satunya melalui dukungan program Program Percepatan Pembangunan Sanitasi dan Permukiman (PPSP). Umumnya pola atau tatanan PHBS rumah tangga di daerah perkotaan lebih baik dibanding di daerah perdesaan, kondisi ini juga berlaku di kabupaten Buton Utara. Cermin PHBS di kabupaten Buton Utara dapat dilihat dari 10 indikator, yaitu: 1. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 2. Menggunakan air bersih, 3. Menggunakan jamban sehat, 4. Memberantas jentik di rumah, 5. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, 6. Memberi bayi ASI Eksklusif, 7. Menimbang bayi dan balita, 8. Makan sayur dan buah setiap hari, 9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari, dan 10. Tidak merokok di dalam rumah. Kaitannya dengan fokus program PPSP, pembahasan PHBS dalam Buku Putih sanitasi Kabupaten Buton Utara dibatasi pada 3 (tiga) indikator prilaku hidup bersih dan sehat, yaitu : 1. Prilaku mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, 2. Prilaku menggunakan air bersih, dan 3. Prilaku BAB atau menggunakan jamban sehat. PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea 3.2.2. Tatanan Sekolah Kabupaten Buton Utara dalam angka Tahun 2013 diketahui bahwa jumlah sekolah di Kota Baubau relatif memadai bila dilihat dari jumlahnya, yaitu untuk pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) keseluruhan berstatus swasta sebanyak 56 sekolah, Sekolah Dasar (SD) baik negeri dan swasta sebanyak 75 sekolah, Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 38 sekolah (negeri & swasta), Sekolah Menengah Atas dan Kejuruan baik Negeri maupun Swasta sebanyak 17 sekolah. Sementara itu dari hasil survey yang dilakukan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten Buton Utara dan data dari Dinas Pendidikan, diperoleh hasil sebagai tersaji pada Tabel 3.1. Tabel 3.1. Rekapitulasi Jumlah Sarana Air Bersih dan Sanitasi Sekolah Tingkat Dasar/MI Tabel 3.2. Kondisi Sarana Sanitasi Sekolah Dasar/MI Tabel 3.3. PHBS Terkait Sanitasi di Sekolah/MI 3.3. Pengelolaan Air Limbah Domestik Limbah merupakan buangan/bekas yang berbentuk cair, gas dan padat. Air limbah terdapat bahan kimia sukar untuk dihilangkan dan berbahaya. Bahan kimia tersebut dapat memberi kehidupan bagi kumankuman penyebab penyakit disentri, tipus, kolera dan lain sebagainya. Air limbah tersebut harus diolah agar tidak mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Limbah domestik atau sering juga disebut limbah rumah tangga adalah limbah yang berasal dari dapur, kamar mandi, cucian, limbah bekas industri rumah tangga dan kotoran manusia. Air limbah harus dikelola untuk mengurangi pencemaran. Pengelolaan air limbah dapat dilakukan dengan membuat saluran air kotor dan bak peresapan dengan memperhatikan ketentuan sebagai berikut ; Tidak mencemari sumber air minum yang ada di daerah sekitarnya baik air dipermukaan tanah maupun air di bawah permukaan tanah. Tidak mengotori permukaan tanah. Menghindari tersebarnya cacing tambang pada permukaan tanah. Mencegah berkembang biaknya lalat dan serangga lain. Tidak menimbulkan bau yang mengganggu. Konstruksi agar dibuat secara sederhana dengan bahan yang mudah didapat dan murah. Jarak minimal antara sumber air dengan bak resapan 10 m. Permasalahan umum pengelolaan air limbah di Indonesia bahwa hanya sebagian kecil penduduk di Indonesia dilayani oleh sistem pengumpul air limbah. Untuk melayani seluruh penduduk harus dibangun sistem dengan biaya yang sangat mahal. Kota yang memiliki sistem pengumpul di Indonesia hingga saat ini antara lain Jakarta, Bandung, Medan, Cirebon, Surakarta, Yogyakarta. Kota/Kabupaten lainnya termasuk Buton Utara masih menggunakan sistem individu, yang bilamana tidak dikelola dengan baik dan benar dapat mencemari lingkungan. PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea 3.3.1 Kelembagaan Tupoksi SKPD yang ada di Kabupaten Buton Utara, SKPD yang menangani air limbah adalah Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Kesehatan dan Badan Lingkungan Hidup. Perangkat peraturan daerah yang mengatur tentang pengelolaan air limbah belum ada, sehingga kelembagaan yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan air limbah belum memiliki legalitas yang kuat. Tabel 3.4. Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat Dalam Pengelolaan Air Limbah Domestik FUNGSI PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota Menyusun rencana program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program air limbah domestik dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pembuangan awal air limbah domestik Membangun sarana pengumpulan dan pengolahan awal (Tangki Septik) Menyediakan sarana pengangkutan dari tangki septik ke IPLT (truk tinja) Membangun jaringan atau saluran pengaliran limbah dari sumber ke IPAL (pipa kolektor) Membangun sarana IPLT dan atau IPAL PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Swasta Masyarakat Kabupaten/Kota x x x x x x x x x √ x √ √ x √ x x x x x x x x x Menyediakan layanan penyedotan lumpur tinja x x x Mengelola IPLT dan atau IPAL Melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur tinja Memberikan izin usaha pengelolaan air limbah domestik, dan atau penyedotan air limbah domestic Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (tangki septik, dan saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan air limbah domestik (pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan air limbah domestik Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan air limbah domestik MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan air limbah domestik skala kab/kota x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x PENGELOLAAN PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan air limbah domestic, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan air limbah domestik Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap baku mutu air limbah domestik x x x x x x x x x Sumber ; Kajian Kelembagaan & Kebijakan 2014 Tabel 3.5. Daftar Peraturan Terkait Air Limbah Domestik Kabupaten Buton Utara Ketersediaan Substansi Ada (Sebutkan) Tidak Ada Pelaksanaan Efektif Belum Efektif Tidak Efektif AIR LIMBAH DOMESTIK Target capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam penyediaan layanan pengelolaan air limbah domestik Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan air limbah domestic Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di hunian rumah Kewajiban dan sanksi bagi industry rumah tangga untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban dan sanksi bagi kantor untuk menyediakan sarana pengelolaan air limbah domestik di tempat usaha Kewajiban penyedotan air limbah domestik untuk masyarakat, industri rumah tangga, dan kantor pemilik tangki septik Retribusi penyedotan air limbah domestic √ Tatacara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga, dan perkantoran √ √ √ √ √ √ √ √ Sumber ; Kajian Kelembagaan & Kebijakan 2014 3.3.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Gambar 3.6. Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Gambar 3.7. Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Ket. PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Peta 3.2. Peta Cakupan Layanan Pengelolaan Air Limbah Domestik Termasuk IPAL Terpusat (ukuran A3, berlaku bagi kabupaten memiliki sistem offsite) Gambar 3.8. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Air Limbah Domestik Tabel 3.6. Cakupan Layanan Air Limbah Domestik Yang Ada di Kabupaten Buton Utara BABS * No (i) Sarana tidak layak Onsite System Nama Kecamatan/ Kelurahan (KK) Cubluk, Tangki septik tidak aman** (KK) (ii) (iii) (iv) Kecamatan Kulisusu Desa Linsowu Kelurahan Lakonea Desa Wasalabose Desa banubanua Jaya Kelurahan Lipu Desa Sara’ea Kelurahan Wandaka Kelurahan Bangkudu Desa Kadacua Desa Loji Desa Laangke Desa Kalibu Desa Eelahaji Desa Jampaka Desa Tomoahi Desa Tri Wacu-Wacu Desa Wacu Laea Desa Bone Lipu Desa Lemo Desa Lemo’ea Desa Rombo Desa Malalanda Desa Lantagai Kecamatan Kulisusu Utara Desa Eerinere Sarana Layak Individual Jamban keluarga dgn tangki septik aman (KK) (v) MCK umum /Jamban Bersama (KK) (vi) Berbasis Komunal MCK++ Tangki IPAL (KK) Septik Komunal Komunal (KK) (KK) (vii) (viii) Offsite System Kawasan / terpusat Sambungan Rumah (KK) (ix) (x) 230 192 0 0 128 120 6 2 0 0 0 0 0 0 0 0 175 0 115 2 0 0 0 0 338 0 6 1 0 0 0 0 560 0 355 2 0 0 0 0 308 626 0 0 285 434 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 640 0 412 3 0 0 0 0 158 260 182 188 181 142 230 119 0 0 0 0 0 0 0 70 71 148 80 140 64 51 184 8 1 1 3 2 3 2 3 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 88 19 13 5 0 0 0 0 307 5 38 6 0 0 0 0 257 161 256 132 0 0 0 0 169 104 111 16 5 3 4 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 139 5 4 4 0 0 0 0 80 0 75 0 0 0 0 0 PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Desa Wamboule Desa Labelete Desa Lelamo Desa Ulunambo Desa Waode Buri Desa Petetea’a Desa Lanosangia Desa Wowonga Jaya Desa pebaoa Desa lamoahi Desa torombia Kecamatan Kulisusu Barat Desa Lapandewa Desa Labulanda Desa Kotawo Desa Lambale Desa Karya Bakti Desa Karya Mulya Desa Dampala Jaya Desa Mekar Jaya Desa Soloy Agung Desa Rahmat Baru Desa la uki Desa Kasulatombi Desa Marga Karya Desa lapero Kecamatan Kambowa Desa Morindino Desa Kambowa Desa baluara Desa Pongkowulu Desa Lagundi Desa Konde Desa Bente Desa Mata Kecamatan Bonegunu 95 0 101 1 0 0 0 0 124 232 234 0 0 0 108 195 201 1 2 6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 382 0 336 2 0 0 0 0 42 0 0 2 0 0 0 0 221 0 127 0 0 0 0 0 78 0 54 0 0 0 0 0 181 78 126 0 0 0 93 46 52 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 133 3 22 5 0 0 0 0 112 0 30 2 0 0 0 0 109 159 136 10 0 107 56 99 22 1 0 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 99 15 50 4 0 0 0 0 120 10 26 4 0 0 0 0 108 6 20 2 0 0 0 0 131 63 12 9 0 0 0 0 57 2 8 4 0 0 0 0 33 142 0 6 12 107 0 2 0 0 0 0 0 0 0 0 120 62 12 7 0 0 0 0 60 41 7 0 0 0 0 0 112 0 50 6 0 0 0 0 216 0 63 10 0 0 0 0 104 210 0 0 40 80 2 8 0 0 0 0 0 0 0 0 207 163 103 105 0 0 0 0 50 120 17 19 10 10 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Desa Gunung Sari Desa Ronta Desa Rante Gola Desa Waode Angkalo Desa Buranga Desa Eensumala Desa Koboruno Desa Waode Kalowo Desa Ngapaea 114 30 21 0 0 0 0 0 120 105 2 2 26 20 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 151 22 12 0 0 0 0 0 58 92 0 17 18 50 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 34 0 7 0 0 0 0 0 102 2 20 0 0 0 0 0 109 2 23 0 0 0 0 0 * Yang termasuk BABS: (i) mempunyai jamban keluarga (individual) tanpa tangki septik (black water disalurkan ke badan air atau lingkungan; (ii) BAB langsung di kebun, kolam, laut, sungai, sawah/ladang, dsb. ** Aman: sesuai kriteria SNI Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Buton Utara 2014 Tabel 3.7. Kondisi Prasarana dan Sarana Air Limbah Domestik No (i) 1 2. 3 4 Jenis (ii) Sistem Onsite Berbasis komunal - IPAL Komunal - MCK ++ - Tangki septik komunal Truk Tinja IPLT : kapasitas Sistem Offsite IPAL Kawasan/Terpusat - kapasitas - sistem Satuan Jumlah/ Kapasitas (iv) (iii) unit unit unit - unit M3/hari - M3/hari - Berfungsi (v) Kondisi Tdk berfungsi (vi) Keterangan (vii) Pengelolaan air limbah domestik yang ada di Kabupaten Buton Utara masih menggunakan sistem on site individual belum menggunakan sistem onsite komunal maupun sistem offsite. Jumlah keluarga yang menggunakan jamban keluarga sendiri yaitu 5563 sedangkan yang menggunakan jamban keluarga umum sebanyak 177. 3.3.3. Peran Serta Masyarakat Tabel 3.8. Daftar Program/Kegiatan Layanan Air Limbah Domestik Berbasis Masyarakat Tabel 3.9. Pengelolaan Sarana Air Limbah Domestik oleh Masyarakat PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea 3.3.4. Komunikasi dan Media Komunikasi dan pemanfaatan media merupakan salah satu faktor penting dalam perbaikan sektor sanitasi. Kegiatan ini masih belum dilaksanakan maksimal khususnya terkait pengelolaan air limbah, seperti belum adanya media yang intensif dalam publikasi dan promosi. Keterlibatan pihak swasta masih belum ada disebabkan masih minimnya informasi dan pengetahuan terhadap sektor ini serta dipandang belum menjadi isu yang mendesak. Gambar 3.9. Penyuluhan atau Sosialisasi yang Pernah Diikuti Kabupaten Buton Utara 3.3.5. Peran Swasta Tabel 3.10. Peran Swasta dalam Penyediaan Layanan air Limbah Domestik No Nama Provider/Mitra Potensial Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Potensi Kerjasama Volume Tidak ada data 3.3.6 Pendanaan dan Pembiayaan Tabel 3.11. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Kabupaten Buton Utara Tahun 2009 – 2013 No Komponen 1 Air Limbah (1a+1b) 1.a Pendanaan Investasi air limbah 1.b Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD 1.c Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Belanja (Rp) Rata-rata 2009 2010 2011 2012 2013 871,679,000 189,530,000 969,850,000 1,096,989,000 1,791,624,935 983,934,587 871,679,000 189,530,000 969,850,000 1,096,989,000 1,791,624,935 983,934,587 0 0 0 0 0 - Tabel 3.12. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Air Limbah Domestik Tahun 2009 – 2013 No 1 Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) SKPD 2009 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan (%) Retribusi Air Limbah 1.a Realisasi retribusi 1.b Potensi retribusi - - - - - 147,558,000 164,208,000 165,858,000 169,893,000 172,266,000 0% 4.0% Per PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Potensi retribusi berdasarkan asumsi bahwa setiap tahun 1% dari total penduduk di wilayah kajian melakukan kegiatan sedot tinja dengan iuran tiap kali sedot sebesar Rp 300.000. Potensi retribusi Kabupaten Buton Utara dari tahun 2009 – 2013 mempunyai tingkat pertumbuhan sebesar 4%. 3.4. Pengelolaan Persampahan 3.4.1 Kelembagaan Tabel 3.14. Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat Dalam Pengelolaan Persampahan FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten/Kota PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan sampah skala kab/kota, Menyusun rencana program persampahan dalam rangka pencapaian target Menyusun rencana anggaran program persampahan dalam rangka pencapaian target PENGADAAN SARANA Menyediakan sarana pewadahan sampah di sumber sampah Menyediakan sarana pengumpulan (pengumpulan dari sumber sampah ke TPS) Membangun sarana Tempat Penampungan Sementara (TPS) Membangun sarana pengangkutan sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Membangun sarana TPA √ √ √ √ √ √ Menyediakan sarana komposting PENGELOLAAN Mengumpulkan sampah dari sumber ke TPS √ Mengelola sampah di TPS Mengangkut sampah dari TPS ke TPA √ Mengelola TPA Melakukan pemilahan sampah* Melakukan penarikan retribusi sampah √ Memberikan izin usaha pengelolaan sampah PENGATURAN DAN PEMBINAAN Mengatur prosedur penyediaan layanan sampah (jam pengangkutan, personil, peralatan, dll) Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan sampah Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan sampah √ MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan sampah skala kab/kota Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan persampahan Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan persampahan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas layanan persampahan √ √ √ Swasta Masyarakat PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Tabel 3.15: Daftar Peraturan Persampahan Kabupaten Buton Utara Ketersediaan Substansi Ada (Sebutkan) Tidak Ada Pelaksanaan Efektif Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan PERSAMPAHAN Target capaian pelayanan pengelolaan persampahan di Kab/Kota ini Renstra Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan layanan pengelolaan sampah √ Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dan badan usaha dalam pengelolaan sampah √ Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah di hunian rumah, dan membuang ke TPS √ Kewajiban dan sanksi bagi kantor / unit usaha di kawasan komersial / fasilitas social / fasilitas umum untuk mengurangi sampah, menyediakan tempat sampah, dan membuang ke TPS √ Pembagian kerja pengumpulan sampah dari sumber ke TPS, dari TPS ke TPA, pengelolaan di TPA, dan pengaturan waktu pengangkutan sampah dari TPS ke TPA √ Kerjasama pemerintah kab/kota dengan swasta atau pihak lain dalam pengelolaan sampah √ 3.4.2 No Retribusi sampah atau kebersihan Dimulai 2013 sampai sekarang √ √ Sistem dan Cakupan Pelayanan Gambar 3.10. Grafik Pengelolaan Sampah Gambar 3.11. Grafik Pengangkutan Sampah Peta 3.3. Peta Cakupan Layanan Persampahan Gambar 3.12. Diagram sistem Sanitasi Pengelolaan Persampahan Tabel 3.16. Cakupan Layanan Persampahaan Yang Ada di Kabupaten Buton Utara Nama Volume Terlayani Tidak Terlayani PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Jumlah Penduduk Kecamatan/ Timbulan Sampah 3R Institusi Pengelola TPA Kelurahan (orang) 1. Kecamatan Kulisusu 1.1 Kelurahan Lipu 1.2 Desa Bangkudu 1.3 Desa Lakonea 1.4 Desa Loji 1.5 Desa Wapala 1.6 Desa Kalibu 1.7 Kelurahan Saraea 1.8 Kelurahan Wandaka (M3) (%) 17,84 / hari 7139 (M3)) - (%) - 90 (M3)) (%) 16,6 - (M3)) (%) (M3)) 10 1,7 Belum Lama Pemekaran (jumlah Penduduk/ Kelurahan/ Desa Belum ada Data) Tabel 3.17. Kondisi Prasarana dan Sarana Sampah Yang Ada di Kabupaten Buton Utara Jenis Prasarana / Satuan Jumlah/ Ritasi Kapasitas /hari Kondisi Keterangan No Sarana (i) 1 (ii) - Becak/Becak Motor unit - - unit 3 - unit 26 unit - unit - unit 2 1 unit - - 2 Penampungan Sementara - Bak Biasa - Container - Transfer Depo 3. (iv) Tdk berfungsi (v) (vi) Pengumpulan Setempat - Gerobak 2 (iii) Berfungsi √ Pengangkutan - Dump Truck - Arm Roll Truck √ 1 (vii) PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Jenis Prasarana / Satuan Jumlah/ Ritasi Kapasitas /hari Kondisi Keterangan No Sarana (i) (ii) (iii) unit - unit - - SPA (stasiun peralihan antara) TPA/TPA Regional unit - - Sanitary landfill Ha - - Controlled landfill Ha - - Open dumping Ha 1/4 - Bulldozerl unit 1 - Whell/truck loader unit - - Excavator / backhoe unit - - Compaction Truck 4 6 7 Tdk berfungsi (v) (vi) (vii) - (Semi) Pengolahan Akhir Terpusat - TPS 3R 5 (iv) Berfungsi √ Alat Berat Sistem sewa IPL - - Sistem 3.4.3. Peran Serta Masyarakat Tabel 3.18. Daftar Program/Kegiatan Layanan Persampahan Berbasis Masyarakat Tabel 3.19. Pengelolaan Sarana Persampahan oleh Masyarakat 3.4.4. Komunikasi dan Media Gambar 3.13. Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi yang pernah diikuti di Kabupaten Buton Utara 3.4.5. Peran Swasta Tabel 3.20. Peran swasta dalam Penyediaan Layanan Pengelolaan Persampahan No Nama Provider/Mitra Potensial Tidak ada data Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Volume Potensi Kerjasama PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea 3.4.6 Pendanaan dan Pembiayaan Tabel 3.21: Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi persampahan No Belanja (Rp) Subsektor Pendanaan Investasi persampahan Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun 1.a 1.b 1.c Rata-rata 2009 2010 2011 2012 2013 15,000,000 14,000,000 624,725,000 230,000,000 90,175,000 194,780,000 0 0 287,100,000 72,000,000 68,000,000 85,420,000 Pertumbuhan (%) 1088.6% Tabel 3.22. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Persampahan Tahun 2009– 2013 No Belanja (Rp) Subsektor 2009 1 Retribusi Sampah 1.a Realisasi retribusi 1.b Potensi retribusi 2010 2011 2012 2013 - - - - 3,974,000 1,475,580,000 1,642,080,000 1,658,580,000 1,698,930,000 1,722,660,000 3.4.7. Permasalahan Mendesak Tabel 3.23. Permasalahan Mendesak 3.5. Pengelolaan Drainase Perkotaan 3.5.1 Kelembagaan Tabel 3.24. Daftar Pemangku Kepentingan yang Terlibat Dalam Pengelolaan Drainase Perkotaan FUNGSI PEMANGKU KEPENTINGAN Pemerintah Kabupaten/Kota PERENCANAAN Menyusun target pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota √ Menyusun rencana program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target √ Menyusun rencana anggaran program drainase perkotaan dalam rangka pencapaian target √ PENGADAAN SARANA Menyediakan / membangun sarana drainase perkotaan PENGELOLAAN √ Swasta Masyarakat Pertum buhan (%) 0.00% 4.0% PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Membersihkan saluran drainase perkotaan √ Memperbaiki saluran drainase perkotaan yang rusak √ Melakukan pengecekan kelengkapan utilitas teknis bangunan (saluran drainase perkotaan) dalam pengurusan IMB √ PENGATURAN DAN PEMBINAAN Menyediakan advis planning untuk pengembangan kawasan permukiman, termasuk penataan drainase perkotaan di wilayah yang akan dibangun √ Memastikan integrasi sistem drainase perkotaan (sekunder) dengan sistem drainase sekunder dan primer √ Melakukan sosialisasi peraturan, dan pembinaan dalam hal pengelolaan drainase perkotaan √ Memberikan sanksi terhadap pelanggaran pengelolaan drainase perkotaan √ MONITORING DAN EVALUASI Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap capaian target pengelolaan drainase perkotaan skala kab/kota √ Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kapasitas infrastruktur sarana pengelolaan drainase perkotaan √ Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap efektivitas layanan drainase perkotaan, dan atau menampung serta mengelola keluhan atas kemacetan fungsi drainase perkotaan √ Tabel 3.25. Daftar Peraturan Terkait Drainase Perkotaan Ketersediaan substansi Ada (Sebutkan) Tidak Ada DRAINASE PERKOTAAN Target capaian pelayanan pengelolaan drainase perkotaan di Kab/Kota ini Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam menyediakan drainase perkotaan Kewajiban dan sanksi bagi Pemerintah Kab/Kota dalam memberdayakan masyarakat dalam pengelolaan drainase perkotaan Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat dan atau pengembang untuk menyediakan sarana drainase perkotaan, dan menghubungkannya dengan sistem drainase sekunder Kewajiban dan sanksi bagi masyarakat untuk memelihara sarana drainase perkotaan sebagai saluran pematusan air hujan √ √ √ √ √ Pelaksanaan Efektif Dilaksanakan Belum Efektif Dilaksanakan Tidak Efektif Dilaksanakan Keterangan PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea 3.5.2 Sistem dan Cakupan Pelayanan Gambar 3.14. Grafik Persentase Rumah Tangga Yang Mengalami Banjir Rutin Peta 3.4. Peta Jaringan Drainase dan Wilayah Genangan Kabupaten Buton Utara (ukuran A3) Gambar 3.15. Diagram Sistem Sanitasi Pengelolaan Drainase Perkotaan Tabel 3.26. Cakupan Layanan Pengelolaan Drainase yang Ada di Kabupaten Buton Utara Wilayah Genangan Nama No Kecamatan/ Kelurahan Luas Ketinggian (Ha) (M) Lama Frekuensi (jam/hari) (kali/tahun) Penyebab Kecamatan A Tabel 3.27. Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase di Kabupaten ..... Satuan Jenis Prasarana / Kondisi Jumlah/ Frekuensi Pemeliharaan No Sarana (i) 1 (ii) (iii) Tdk berfungsi (kali/tahun) (iv) (v) (vi) (vii) m m - S. Primer B Saluran Sekunder - Saluran Sekunder A1 - Saluran Sekunder A2 - Saluran Sekunder B1 3. Berfungsi Saluran Primer - S. Primer A 2 Kapasitas m m m Bangunan Pelengkap - Rumah Pompa - Pintu Air unit unit 3.5.3. Peran Serta Masyarakat Tabel 3.28. Daftar Program/Kegiatan Layanan Drainase Perkotaan Yang Berbasis Masyarakat No Nama Program/Kegiatan Pelaksana/PJ Lokasi Tahun Program/ kegiatan Penerima manfaat***) Jumlah Sarana Kondisi Sarana Saat Ini ****) Berfungsi Tidak PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea **) L P Berfungsi 1 2 Total Sumber Data : Data Sekunder Pokja, wawancara dengan SKPD dan kunjungan lapangan Tabel 3.29. Kondisi Sarana dan Prasarana Drainase Perkotaan Oleh Masyarakat No Jenis Sarana Pengelolaan Lokasi Lembaga Kondisi Iuran Keterangan 3.5.4. Komunikasi dan Media Gambar 3.16. Kegiatan Penyuluhan atau Sosialisasi Yang Pernah di Ikuti di Kabupaten Buton Utara 3.5.5. Peran Swasta Tabel 3.30. Penyedia Layanan Pengelolaan Drainase Perkotaan Yang Ada di Kabupaten Buton Utara No Nama Provider/Mitra Potensial Tahun mulai operasi/ Berkontribusi Jenis kegiatan/ Kontribusi Terhadap Sanitasi Potensi Kerjasama Volume Tidak ada data 3.5.6 No 1 1.a 1.b 1.c Pendanaan dan Pembiayaan Tabel 3.31. Rekapitulasi Realisasi Pendanaan Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Buton Utara Tahun 2009– 2013 Subsektor Drainase (1.a+1.b) Pendanaan Investasi air limbah Pendanaan OM yang dialokasikan dalam APBD Perkiraan biaya OM berdasarkan infrastruktur terbangun Belanja (Rp) Pertu mbuh an (%) Rata-rata 2009 2010 2011 2012 2013 5,792,054,000 5,792,054,000 6,087,930,000 3,673,225,000 2,376,300,000 4,744,312,600 5,792,054,000 5,792,054,000 6,087,930,000 3,673,225,000 2,376,300,000 4,744,312,600 0 0 0 0 0 0 7.4% 7.4% 0% PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA KELOMPOK KERJA SANITASI Jl. Bumi Saraea Tabel 3.32. Realisasi dan Potensi Retribusi Sanitasi Komponen Drainase Perkotaan Kabupaten Buton Utara Tahun 2009– 2013 No Retribusi Sanitasi Tahun (Rp) SKPD 2009 1 Retribusi Drainase 1.a Realisasi retribusi 1.b Potensi retribusi 2010 2011 2012 2013 Pertumbuhan (%) 0.00% - - - - - 590,232,000 656,832,000 663,432,000 679,572,000 689,064,000 3.5.7. Permasalahan Mendesak Tabel 3.13. Permasalahan Mendesak No Permasalahan Mendesak 3.6 Pengelolaan Terkait Komponen Sanitasi 3.6.1. Pengelolaan Air Bersih Peta 3.5. Peta Cakupan Layanan Air Bersih (ukuran A3) Gambar 3.17. Grafik Sumber Air Minum dan Memasak Tabel 3.34. Sistem Penyediaan dan Pengelolaan Air Bersih Perpipaan Kabupaten Buton Utara No Uraian Satuan Sistem Perpipaan Keterangan Tidaka ada data 3.6.2. Pengelolaan Air Limbah Industri Rumah Tangga Tabel 3.35. Pengelolaan Limbah Industri Rumah Tangga Kabupaten Buton Utara Jenis Industri Rumah Tangga Lokasi Jumlah industri RT Jenis Pengolahan Kapasitas (m3/hari) Tidak ada data 3.6.2. Pengelolaan Limbah Medis Tabel 3.36. Pengelolaan Limbah Medis di Fasilitas-Fasilitas Kesehatan Nama Fasilitas Kesehatan Lokasi Jenis Pengolahan Limbah Medis Kapasitas (m3/hari) 4.0%