Produktivitas ditinjau dari aspek pertumbuhan dan perkembangan jaringan • Sasaran : produksi daging atau edible portion per unit atau per ekor maksimal • Tujuan : – laju pertumbuhan maksimal – berat karkas, edible portion / daging maksimal – efisiensi produksi – interaksi pertumbuhan dengan lingkungan • Definisi pertumbuhan : adalah perubahan ukuran yang meliputi perubahan berat hidup, bentuk, dimensi linier dan komposisi tubuh, termasuk perubahan komponen2 tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ. Proses pertumbuhan • Proses pertumbuhan dimulai dari terjadinya pembuahan, kemudian hiperplasia (perbanyakan sel), hipertrofi (pembesaran sel). • Pada awal 2/3 masa kebuntingan, pertumbuhan didominasi oleh proses hiperplasia Proses pertumbuhan 1. Pertumbuhan pre-natal. • Pertumbuhan pre-natal merupakan pertumbuhan pada periode waktu selama masih embrio, yang kemudian tumbuh berkembang menjadi foetus. Dengan kata lain, pertumbuhan pre-natal merupakan pertumbuhan pada periode waktu hidup dalam kandungan. Proses pertumbuhan 2. Pertumbuhan post-natal • Pertumbuhan post-natal dimulai dari saat dilahirkan sampai dengan terjadinya kematian secara alami. Pada saat lahir sampai dengan saat penyapihan terjadi pertumbuhan yang relatif cepat dan kemudian setelah umur sapih mengalami penurunan sedikit Kurva pertumbuhan sejak lahir sampai ternak mati 1. Pertumbuhan pedet dan jantan umur 12 – 20 bln 2. Pertumbuhan sapi jantan umur 24 – 30 bl 3. Pertumbuhan steer dan dara yang dijual umur 30 dan 36 bln Saat pertumbuhan : berat lahir, ADG prae weaning, berat sapih, ADG post weaning, FCR. Saat dipotong : berat potong, persen karkas, komposisi karkas, edible portion, feed cost per gain, dry matter/carcass ratio serta nilai ekonomi dari produk pemotongan termasuk retail cut. Angka persentase growth rate (gain/berat hidup x 100%). FASE-FASE PERTUMBUHAN: 1. Fase stasioner/ fase initial/ fase latent : dimulai dari masa embrional sampai dengan foetus berumur 2/3 masa kebuntingan, misalnya untuk sapi sampai foetus berumur 6 bulan dalam kandungan; • Persentage growth rate nya tinggi FASE-FASE PERTUMBUHAN: 2. Fase eksponensial/ fase logaritmis. Fase ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu (a) bagian pertama, dimulai dari umur foetus 1/3 akhir masa kebuntingan sampai dengan dicapainya umur dewasa kelamin (pubertas), misalnya pada sapi dari umur 3 bulan menjelang lahir sampai dengan umur pubertas yaitu 7- 8 bulan. FASE-FASE PERTUMBUHAN: • (b) bagian kedua, dimulai saat pubertas sampai tercapainya ukuran tubuh yang maksimal, yaitu pada sapi sampai umur 7-8 tahun • Pada fase eksponensial/logaritmis ini grafik persentase kecepatan tumbuh (persentage growth rate) menunjukkan kecenderungan menurun FASE-FASE PERTUMBUHAN: 3. Fase regresi. • Fase ini merupakan kelanjutan dari fase sebelumnya dan berakhir sampai dengan terjadinya kematian yang alami INDIKATOR PERTUMBUHAN. • Perubahan ukuran badan, yaitu apabila ternak terlihat semakin bertambah tinggi dan panjang • Perubahan berat badan, yaitu ternak akan selalu bertambah berat yang dapat diketahui apabila dilakukan penimbangan dalam periode waktu tertentu. INDIKATOR PERTUMBUHAN. • Perubahan bentuk badan ternak, yang dapat diketahui apabila dilakukan pengamatan pertumbuhan pada seekor ternak FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA PER TUMBUHAN. • Sebelum lepas sapih : genotipe, bobot lahir, produksi susu induk, jumlah anak perkelahiran, umur induk, jenis kelamin anak dan umur sapih . • Laju pertumbuhan setelah sapih : potensi pertumbuhan dari masing-masing individu ternak dan pakan yang tersedia • Kecepatan pertumbuhan ternak perlu diketahui karena dapat digunakan untuk menentukan produksi daging dan terutama sangat penting sebagai pedoman atau kriteria seleksi untuk ternak bakalan yang akan digemukkan • Ternak dewasa dalam keadaan sehat namun memiliki kondisi tubuh kurus akibat mengalami stress karena pengaruh makanan, iklim dsb., dapat tumbuh dengan cepat setelah mendapatkan perbaikan. • Hal ini dikenal dengan istilah pertumbuhan dipercepat atau pertumbuhan kompensasi (Compensatory growth) • Sasaran : suplai daging maksimal • Cara : pengembangan populasi yang maksimal dan pemilihaan ternak potong yang selektif (baik spesies maupun bangsa) sehingga tercapai bobot potong (empty body weight) optimal struktur populasi ternak natural increase (angka pertambahan alami) angka panen (animal crop, calf crop untuk sapi, lamb crop untuk domba dan kid crop untuk kambing) mortalitas post sapih dan masa aktivitas reproduksi induk Uraian Kelinci Babi Kambing/domba Sapi Kerbau Masa bunting (hari) 30 – 32 + 114 + 150 + 283 + 310 5 – 10 6 – 12 1–3 1 1 Service period (hr) 30 – 60 60 – 90 + 90 + 180 + 200 Jarak kelahiran (hr) 60 + 180 + 240 + 540 + 720 Jml melahirkan dlm 1 th (kali) 4–6 2 1,5 0,5 0,3 Jml anak dlm 1 th (ekor) 20 – 40 12 – 14 2–3 0,75 0,5 Prediksi anak dlm 3 th 60 – 120 36 – 72 6–9 2 1 Jml anak (ekor)