1.Anatomi Fisiologi

advertisement
Penyakit DBD adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus dengue dan
ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti,
yang ditandai dengan demam mendadak 2
sampai 7 hari tanpa penyebab yang jelas,
lemah/lesu, gelisah, nyeri ulu hati disertai
tanda perdarahan dikulit berupa bintik
perdarahan, lebam/ruam. Kadang-kadang
mimisan, berak darah, muntah darah,
kesadaran menurun atau shock (Depkes RI,
1992).
Etiologi
Penyebab DHF adalah
Arbovirus ( Arthropodborn Virus )
melalui gigitan nyamuk Aedes
(Aedes Albopictus dan Aedes
Aegepty ).
Patofisiologi
Virus yang masuk ke dalam tubuh melalui
gigitan nyamuk aedes aegypty, pertama-tama
yang terjadi adalah viremia yang mengakibatkan
penderita mengalami demam, sakit kepala, mual,
nyeri otot, pegal-pegal diseluruh tubuh, ruam
atau bintik-bintik merah pada kulit (petekie),
hyperemia tenggorokan dan hal lain yang mungkin
terjadi seperti pembesaran kelenjar getah bening,
pembesaran hati (Hepatomegali) dan pembesaran
limpa (Splenomegali). Ruam pada DHF disebabkan
karena kongesti pembuluh darah dibawah kulit.
Lanjut ke WOC……!!!
Klasifikasi DBD
WHO, 1986 mengklasifikasikan DHF menurut derajat
penyakitnya menjadi golongan,yaitu :
1.Derajat I
Demam disertai gejala klinis lain, tanpa
perdarahan spontan. Panas 2-7 hari, Uji tourniquet
positif, trombositipenia, dan hemokonsentrasi.
2.Derajat II
Sama dengan derajat I, ditambah dengan gejalagejala perdarahan spontan seperti petekie,
ekimosis, hematemesis, melena, perdarahan gusi.
3.Derajat III
Ditandai oleh gejala kegagalan
peredaran darah seperti nadi lemah dan
cepat (>120x/mnt ) tekanan nadi
sempit ( £ 120 mmHg ), tekanan darah
menurun, (120/80 ; 120/100 ; 120/110
; 90/70 ; 80/70 ; 80/0 ; 0/0 )
4.Derajat IV
Nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak teratur (denyut jantung ³
140x/mnt) anggota gerak teraba dingin,
berkeringat dan kulit tampak biru.
Tanda dan Gejala Penyakit
DBD
a. Diagnosa Klinis
1). Demam tinggi mendadak 2 sampai 7 hari (38
– 40 º C).
2). Manifestasi perdarahan dengan bentuk: uji
Tourniquet positif , Petekie , Purpura,
Ekimosis, Perdarahan konjungtiva,
Epistaksis, Perdarahan gusi, Hematemesis,
Melena) dan Hematuri .
3. Perdarahan pada hidung dan gusi.
4. Rasa sakit pada otot dan
persendian, timbul bintik-bintik
merah pada kulit akibat pecahnya
pembuluh darah.
5. Pembesaran hati (hepatomegali).
6. Renjatan (syok), tekanan nadi
menurun menjadi 20 mmHg atau
kurang, tekanan sistolik sampai 80
mmHg atau lebih rendah.
7. Gejala klinik lainnya yang sering
menyertai
yaitu
anoreksia
(hilangnya selera makan), lemah,
mual, muntah, sakit perut, diare
dan sakit kepala.
b. Diagnosa Laboratoris
1).Trombositopeni pada hari ke3 sampai ke-7 ditemukan
penurunan trombosit
hingga 100.000 /mmHg.
2). Hemokonsentrasi,
meningkatnya hematrokit
sebanyak 20% atau lebih.
(Depkes RI, 2005).
7.Pemeriksaan Penunjang dan Diagnosis
Jumlah granulosit menurun pada hari
ketiga sampai kedelapan.
4.trombosit: Trombositopenia mulai
tampak beberapa hari setelah panas, dan
mencapai titik terendah pada fase syok
c.Diagnosis Laboratorium Infeksi Virus Dengue, uji
laboratorium meliputi:
1.Isolasi Virus Dengue
2.Pemeriksaan Serologi
d.Pemeriksaan radiologi dan USG
Pada pemeriksaan radiologi
dan USG kasus DBD, terdapat
beberapa
kelainan
yang
dapat
dideteksi, yaitu : dilatasi pembuluh
paru, efusi pleura, kardiomegali,
efusi perikard, hepatomegali, cairan
dalam rongga peritoneum.
Penatalaksanaan
a. Tirah baring atau istirahat baring.
b. Diet makan lunak.
c. Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam)
d. Pemberian cairan intravena
e. Monitor tanda-tanda vital
f. Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
g. Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari
golongan asetaminopen.
h. Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.
I . Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran
infeksi sekunder
9.Komplikasi
1.Syok
2.Ensefalopati
Dengue
3.Kelainan
ginjal
4.Udem paru
1. Pengkajian
a. Identitas
b. Keluhan Utama
mengeluh panas, sakit kepala, lemah, nyeri
ulu hati, mual dan nafsu makan menurun
c. Riwayat penyakit sekarang
menunjukkan adanya sakit kepala, nyeri otot,
pegal seluruh tubuh, sakit pada waktu
menelan, lemah, panas, mual, dan nafsu
makan menurun.
d. Riwayat
penyakit
terdahulu
Tidak ada
penyakit yang
diderita secara
specific.
e. Riwayat
penyakit
keluarga
Riwayat
adanya
penyakit DHF
pada anggota
keluarga
f.
Riwayat Kesehatan
Lingkungan:
Biasanya lingkungan
kurang bersih, banyak
genangan air bersih
seperti kaleng bekas,
ban bekas, tempat air
minum burung yang
jarang diganti airnya,
bak
mandi
jarang
dibersihkan.
g. Riwayat Tumbuh
Kembang
1). Sistem Pernapasan
Sesak, perdarahan
melalui hidung,
pernapasan dangkal,
epistaksis, pergerakan
dada simetris, perkusi
sonor, pada auskultasi
terdengar ronchi, krakles.
2). Sistem Persyarafan
Pada grade III pasien
gelisah dan terjadi
penurunan kesadaran
serta pada grade IV
dapat trjadi DSS
3). Sistem Cardiovaskuler
Pada grde I dapat terjadi
hemokonsentrasi, uji
tourniquet positif,
trombositipeni, pada
grade III dapat terjadi
kegagalan sirkulasi, nadi
cepat, lemah, hipotensi,
cyanosis sekitar mulut,
hidung dan jari-jari, pada
grade IV nadi tidak
teraba dan tekanan
darah tak dapat diukur.
4). Sistem Pencernaan
Selaput mukosa kering, kesulitan menelan, nyeri tekan pada
epigastrik, pembesarn limpa, pembesaran hati, abdomen teregang,
penurunan nafsu makan, mual, muntah, nyeri saat menelan, dapat
hematemesis, melena.
5). Sistem perkemihan
Produksi urine menurun, kadang kurang dari 30 cc/jam, akan
mengungkapkan nyeri sat kencing, kencing berwarna merah.
6). Sistem Integumen.
Terjadi peningkatan suhu tubuh, kulit kering, pada grade I terdapat
positif pada uji tourniquet, terjadi pethike, pada grade III dapat
terjadi perdarahan spontan pada kulit.
i.Pengkajian Pola
fungsi gordon
1.Pola persepsi dan penanganan kesehatan
Biasanya mengalami perubahan
penatalaksanaan kesehatan yang dapat
menimbulkan masalah dalam kesehatannya
2.Pola nutrisi dan metabolisme
Biasanya mual, penurunan nafsu makan
selama sakit, nyeri saat menelan sehingga
dapat mempengaruhi status nutrisi berubah
3.Pola aktifitas dan latihan
Biasanya terganggu aktifitasnya akibat
adanya kelemahan fisik serta pasien akan
mengalami keterbatasan gerak akibat
penyakitnya
4.Pola tidur dan aktifitas
Biasanya kebiasaan tidur akan terganggu
dikarenakan suhu badan yang meningkat,
sehingga pasien merasa gelisah pada waktu
tidur
5.Pola eliminasi
Kebiasaan dalam buang BAK akan terjadi
refensi bila dehidrasi karena panas yang
meninggi, konsumsi cairan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan
6.Pola reproduksi dan sexual
Pada pola reproduksi dan sexual pada pasien
yang telah atau sudah menikah akan terjadi
perubahan
7.Pola persepsi dan pengetahuan/kognitif
Perubahan kondisi kesehatan dan gaya hidup
akan mempengaruhi pengetahuan dan
kemampuan dalam merawat diri
8.Pola persepsi dan konsep diri
Tjd perubahan apabila pasien tidak efektif
dalam mengatasi masalah penyakitnya
9.Pola penanggulangan stress
Biasanya stres timbul apabila seorang pasien
tidak efektif dalam mengatasi masalah
penyakitnya
10.Pola Peran dan Hubungan
Adanya kondisi kesehatan mempengaruhi
terhadap hubungan interpersonal & peran serta
mengalami tambahan dlm menjalankan perannya
selama sakit
11.Pola tata nilai dan kepercayaan
Timbul distres dalam spiritual, pasien akan
menjadi cemas dan takut akan kematian, serta
kebiasaan ibadahnya akan terganggu.
Data Subjektif/Objektif
DO:
Suhu tubuh >37,5

Klien Gelisah

Klien Berkeringat
Hipertermi
Viremia
DS:
Klien
Masalah Keperawatan
proses infeksi virus dengue


Etiologi
Termoregulasi
mengeluh
badannya
terasa panas

Klien mengeluh merasa tidak
Demam
nyaman
DO:

Suhu klien>37,5

Mukosa bibir pucat, kering
Peningkatan suhu tubuh
Ektravasasi cairan
dan pecah-pecah

Turgor kulit tidak elastis
Intake kurang
DS:

Klien mengeluh mual dan
Volume plasma berkurang
Kekurangan volume cairan
DO:
Nafsu makan menurun

BB Klien menurun

Klien mual

Klien Anoreksia
DS:

Klien
mengatakantidak
Intake nutrisi tidak adekuat
nafsu makan
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Perubahan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh
indikator:
 Tidak Muncul rasa haus yang
abnormal.
 Tidak ada demam.
 Berkeringat dalam batas
normal.
 Urine yang keluar (batasan
normal).
 TD (batasan normal).
 Hematokrit (batasan normal).
b.Kekurangan volume cairan tubuh
b.d kehilangan cairan ; peningkatan
permeabilitas kapiler
NOC:
1). Fluid balance
indikator:
- Tekanan darah dalam batas normal.
- -turgor kulit bagus
- Nadi dalam batas normal.
- -Mukosa kulit bagus
- Keseimbangan antara intake dan Output.
- - hematokrit normal
Elektrolit serum normal.
2). Nutritional status : food and fluid intake Fluid
management
indikator:
 intake oral adekuat.
 intake cairan adekuat.
NOC:
1.Nutritional status : nutrition
intake
Indikator :
 kalori intake adekuat.
 protein intake adekuat.
 karbohidrat intake adekuat.
 vitamin intake adekuat.
 mineral intake adekuat.

a.Hipertermi b.d proses infeksi virus dengue
NIC:
1). Pemantauan/Pemeriksaan TTV :
 Pantau TD, nadi, temperatur suhu dan
pernafasan.
 Pergerakan dan fluktuasi dalam TD.
 Pantau TD waktu pasien berbaring, duduk dan
berdiri.
 Auskultasi TD di kedua lengan dan bandingkan.
 Berinisiasi dan mengatur/menjaga kesinambungan
temperatur.
 Pantau kualitas dan munculnya nadi.
 Pantau ritme dan frekuensi jantung.







Pantau suara jantung.
Pantau suara frekuensi
pernapasan dalam ritmenya.
Pantau ketidaknormalan pola
pernafasan.
Pantau warna kulit, temperatur.
Pantau ada tidaknya sianosis
pada central maupun perifer.
Identifikasi kemungkinan adanya
penyebab perubahan pada tandatanda vital.
Periksa secara periodik
keakuratan instrumen, yang
digunakan untuk melengkapi data
pasien.
Pantau temperatur suhu tubuh secara teratur/berkala.
 Pantau kehidupan cairan yang tidak kelihatan.
 Pantau perubahan warna kulit dan temperatur suhu tubuh.
 Pantau TD, nadi, respirasi.
 Pantau penurunan tingkat kesadaran.
 Pantau nilai WBC, HTC.
 Pantau masukan dan pengeluaran cairan.
 Rencanakan pengobatan untuk mengobati penyebab
demam.
 Berikan selimut untuk menyelimuti klien.
 Tingkatkan pemasukan cairan melalui IV.

b. Kekurangan volume cairan tubuh b.d kehilangan
cairan ; peningkatan permeabilitas kapiler
NIC:
 Monitor masukkan makanan
1). Fluid management :
/ cairan dan hitung intake
 Pertahankan intake dan
kalori harian
ouput yang akurat.
 Kolaborasikan pemberian
 Monitor status hidrasi
cairan IV.
(kelembaban membarn
 Monitor status nutrisi.
mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik)  Berikan cairan IV pada suhu
jika diperlukan.
ruangan.
 Monitor hasil lab yang
 Dorong masukkan oral.
sesuai dengan retensi cairan  Kolaborasi dokter jika tanda
(BUN , Ht , osmolalitas
cairan berlebihan muncul
urin).
memburuk.
 Monitor vital sign.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d intake yang tidak adekuat







1). Manajemen Nutrisi :
Catat jika klien memiliki alergi makanan.
Tentukan jumlah kalori dan tipe nutrien
yang dibutuhkan.
Dorong asupan kalori sesuai tipe tubuh dan
gaya hidup.
Dorong asupan zat besi.
Berikan gula tambahan k/p.
Berikan makanan tinggi kalori, protein dan
minuman yang mudah dikonsumsi.
 Ajarkan
keluarga cara membuat catatan
makanan.
 Monitor asupan nutrisi dan kalori.
 Timbang berat badan secara teratur.
 Berikan informasi tentang kebutuhan
nutrisi dan bagaimana memenuhinya.
 Ajarkan teknik penyiapan dan
penyimpanan makanan.
 Tentukan kemampuan klien untuk
memenuhi kebutuhan nutrisinya.
2). Monitor nutrisi :
 BB klien dalam interval spesifik.
 Monitor adanya penurunan BB.
 Monitor tipe dan jumlah nutrisi untuk
aktivitas biasa.
 Monitor respon emosi klien saat berada
dalam situasi yang mengharuskan makan.
Download