MODUL PERKULIAHAN Komunikasi Organisasi Iklim Komunikasi Organisasi Fakultas Program Studi Fakultas Ilmu Komunikasi Public Relations Tatap Muka 13 Kode MK Disusun Oleh 42008 Drs. Marwan Mahmudi, M.Si Abstract Kompetensi Membahas iklim komunikasi dalam organisasi berkaitan dengan arti pentingnya bagi organisasi, perbedaan iklim komunikasi dalam organisasi dan iklim organisasi, dan perkembangan iklim komunikasi dalam organisasi Mahasiswa memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang iklim komunikasi dalam organisasi dan implikasi metodologis yang mengikutinya 140 Arti Pentingnya Iklim Komunikasi Organisasi Keadaan lingkungan atau iklim organisasi suatu perusahaan dapat berpengaruh terhadap sikap maupun pandangan karyawan. Iklim yang kondusif serta perasaan nyaman yang dirasakan para karyawan akan dapat menimbulkan kepercayaan terhadap organisasi sehingga karyawan ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis, dalam arti organisasi selalu dapat menyesuaikan dirinya dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Organisasi mengalami perubahan karena organisasi selalu menghadapi berbagai macam tantangan. Tantangan itu timbul sebagai akibat pengaruh lingkungan (iklim organisasi). Yang dimaksud dengan lingkungan organisasi adalah keseluruhan faktor yang mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi tersebut adalah luas dan jumlahnya cukup banyak. Dalam arti luas, Iingkungan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu lingkungan internal dan Iingkungan eksternal. Lingkungan Internal. Lingkungan internal adalah keseluruhan faktor yang ada dalam organisasi yang mempengaruhi organisasi. Faktor internal yang mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi antara lain : 1) Perubahan kebijaksanaan pimpinan. 2) Perubahan tujuan. 3) Pemekaran/perluasan wilayah operasi organisasi. 4) Volume kegiatan yang bertambah banyak. 5) Tingkat pengetahuan dan keterampilan dari para anggota organisasi 6) Sikap dan perilaku dari para anggota organisasi. 7) Berbagai macam ketentuan atau peraturan yang berlaku dalam organisasi. Lingkungan Eksternal. Lingkungan eksternal adalah keseluruhan faktor yang ada di luar organisasi (faktor-faktor eksternal) yang mempengaruhi organisasi dan kegiatan organisasi. Lingkungan eksternal tidak hanya mempengaruhi organisasi tertentu, tetapi juga terhadap semua organisasi yang ada di masyarakat. Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan eksternal cukup banyak, di antaranya ialah: 1) Politik, meliputi segala sesuatu yang berhubungan dengan pemerintahan, organisasi-organisasi poJitik (kepartaian). Pengertian politik dibedakan menjadi tiga macam, yaitu politik praktis yaitu cara menjalankan dan mewujudkan politik dalam suatu negara atau pemerintahan; politik teori (teoretische politiek), yaitu politik untuk pengajaran yang bersendi atas pengetahuan dalam struktur sosial; 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dan kekuasaan politik (politiek-match), yaitu politik untuk mendapatkan pengaruh atau kekuasaan. Barang siapa dapat menguasai politik di dalam suatu masyarakat atau negara, dialah yang mempunyai kekuasaan untuk membuat hitam-putihnya masyarakat. Yang mempunyai pengaruh langsung terhadap organisasi adalah politik praktis atau kekuasaan politik. 2) Hukum, meliputi semua ketentuan yang berlaku yang harus ditaati oleh setiap orang baik secara individu maupun secara kelompok, mulai dari ketentuan hukum yang tertinggi sampai dengan ketentuan hukum yang terendah. 3) Kebudayaan, meliputi kebudayaan material dan kebudayaan non-material. Kemajuan dalam bidang teknologi modern melahirkan industri-industri raksasa. Kebudayaan material mengenai berbagai macam alat dan barang-barang yang cara kerjanya secara mekanis, elektris atau secara elektronik, merupakan yang berpengaruh cukup besar terhadap kehidupan organisasi. Dalam hal ini organisasi harus mampu menyesuaikan diri dengan hasil kebudayaan tersebut. Dalam kebudayaan non-material dijumpai berbagai macam unsur yang sangat mempengaruhi tingkah laku manusia baik sebagai anggota kelompok maupun sebagai anggota masyarakat. Unsur-unsur tersebut antara lain meliputi nilai-nilai atau norma-norma masyarakat, latar belakang sejarah suatu masyarakat, kebiasaan, adat istiadat, ideologi, keyakinan, keagamaan, dan sebagainya. 4) Teknologi, ialah segenap hasil kemajuan dan teknik perkembangan industri peralatan modern. Ada pula yang memberikan definisi bahwa teknologi merupakan tindakan yang dilakukan oleh orang terhadap suatu obyek dengan mempergunakan alat-alat yang bekerja secara mekanis, elektris, maupun secara elektronis, untuk mengadakan perubahan tertentu terhadap obyek tersebut. Secara singkat dapat dikatakan bahwa teknologi adalah penerapan pengetahuan untuk melaksanakan pekerjaan. Dengan demikian teknologi meliputi tingkat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang manufaktur dan fasilitas-fasilitas lain serta mencakup kemampuan masyarakat untuk mengembangkan dan menerapkannya. 5) Sumber alam, meliputi segenap potensi sumber alam baik di darat, laut maupun udara, berupa tanah, air, energi, flora, fauna dan lain-lain termasuk pula geografi dan iklim. 6) Demografi, meliputi sumber tenaga kerja yang tersedia dalam masyarakat, yang dapat diperinci menurut jenis kelamin, tingkat umur, jumlah dan bagaimana sistem penyebarannya. 7) Sosiologi, berkaitan dengan kehidupan manusia dalam lingkungan kelompok, atau ilmu tentang masyarakat. Sosiologi sebagai salah satu famktor lingkungan 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id eksternal meliputi struktur sosial, struktur golongan, lembaga-lembaga sosial (termasuk di dalamnya bagaimana sifat dan pengembangan lembaga-llembaga tersebut). James dan Jones dalam Toulson dan Smith (1994:455) membagi iklim organisasi dalam tiga pendekatan, yaitu: a. Multiple measurement – organizational approach. Pendekatan ini memandang bahwa iklim organisasi adalah serangkaian karakteristik deskriptif dari organisasi yang mempunyai tiga sifat, yaitu: relatif tetap selama periode tertentu, berbeda antara organisasi satu dengan organisasi lainnya, serta mempengaruhi perilaku orang yang berada dalam organisasi tersebut. Faktorfaktor utama yang mempengaruhi adalah ukuran, struktur, kompleksitas sistem, gaya kepemimpinan, dan arah tujuan organisasi. b. Perseptual measurement – organizational attribute approach. Pendekatan ini juga memandang iklim organisasi sebagai atribut organisasi, tetapi pendekatan ini lebih menekankan penggunaan pengukuran persepsi daripada pengukuran secara obyektif seperti ukuran dan struktur organisasi. c. Perseptual measurement – individual approach. Pendekatan ini memandang iklim organisasi sebagai serangkaian ringkasan atau persepsi global yang mencerminkan sebuah interaksi antara kejadian yang nyata dalam organisasi dan persepsi terhadap kejadian tersebut. Pendekatan ini menekankan pada atribut organisasi yang nyata ke sebuah ringkasan dari persepsi individu. Dengan pendekatan ini, variabel intervensi yang disebabkan oleh kejadian-kejadian baik yang dialami oleh individu maupun organisasi dapat mempengaruhi perilaku individu-individu tersebut. Oleh karena itu, iklim organisasi dapat berlaku sebagai variabel bebas maupun terikat. Menurut Higgins (1994:477-478) ada empat prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi iklim komunikasi dalam organisasi, yaitu : a. Manajer/pimpinan. Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan. 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id b. Tingkah laku karyawan. Tingkah laku karyawan mempengaruhi iklim organisasi melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan peranan penting dalam membentuk iklim organisasi. Cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan antarmanusia. Berdasarkan gaya normal seseorang dalam hidup atau mengatur sesuatu, dapat menambahnya menjadi iklim yang positif atau dapat juga menguranginya menjadi negatif. c. Tingkah laku kelompok kerja. Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok eksternal organisasi persahabatan atau kesamaan minat. d. Faktor eksternal organisasi. Sejumlah faktor mempengaruhi iklim pada organisasi tersebut. Keadaan ekonomi adalah faktor utama yang mempengaruhi iklim. Contohnya dalam perekonomian dengan inflasi yang tinggi, maka organisasi berada dalam tekanan untuk memberikan peningkatan keuntungan sekurang-kurangnya sama dengan tingkat inflasi. Seandainya pemerintah telah menetapkan aturan tentang pemberian upah dan harga yang dapat membatasi peningkatan keuntungan, karyawan mungkin menjadi tidak senang dan bisa keluar untuk mendapatkan pekerjaan pada perusahaan lain. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya iklim dalam organiasasi menjadi lebih positif. Iklim Komunikasi dalam Organisasi Iklim organisasi adalah keadaan tak terpisahkan dari sebuah organisasi. Pada hakekatnya dapat dianalogikan dengan suasana atau kondisi udara (cerah atau buruk, dan sebagainya). Orang akan merasa nyaman bila berada diluar dengan suasana atau kondisi gelap, atau karena arus udara yang terhambat. Demikian juga dengan iklim organisasi yang bersifat abstrak namun dapat dirasakan nyaman atau tidak nyaman di dalam melaksanakan aktivitas pekerjaannya (As'ad, 1991). Scneider dan Snyder (dalam Jewel & Siegall, 1998) mendefinisikan iklim organisasi sebagai konsep deskriptif yang berdasarkan pada persepsi mereka terhadap lingkungan 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id sosial organisasi. Litwin dan R. A Stringer; 1968 (dalam Wirawan, 2007) mendefinisikan iklim organisasi sebagai "a concept describing the subjective nature or quality of the organizational environment. Its propoerties can be perceived or experienced by members of the organization and reported by them in an appropriate questionnaire". Menurut kedua tokoh tersebut, iklim organisasi merupakan suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif atau kualitas lingkungan organisasi. Unsur-unsumya dapat dipersepsikan dan dialami oleh anggota organisasi dan dilaporkan melalui kuesioner yang tepat. Menurut Wirawan (2007) iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi (misalnya pemasok, konsumen, konsultan, dan kontraktor) mengenai apa yang ada atau yang terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi. Iklim organisasi secara objektif eksis, terjadi di setiap organisasi, dan mempengaruhi perilaku anggota organisasi, tetapi hanya dapat diukur secara tidak langsung melalui persepsi anggota organisasi. Dimensi iklim organisasi adalah unsur, faktor, sifat atau karakteristik variabel iklim organisasi. Studi yang dilakukan oleh para pakar iklim organisasi menunjukkan paling tidak 460 jenis lingkungan kerja dengan iklim organisasinya sendiri-sendiri (Rob Altman dalam Wirawan, 2007), antara lain yaitu : 1. Keadaan lingkungan fisik. Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berhubungan dengan tempat, peralatan, proses kerja. Persepsi karyawan mengenai tempat kerjanya menciptakan persepsi karyawan mengenai iklim organisasi. 2. Keadaan lingkungan sosial. Lingkungan sosial adalah interaksi antara anggota organisasi. Hubungan tersebut dapat bersifat hubungan formal, informal, kekeluargaan, atau profesional. 3. Pelaksanaan sistem manajemen. Sistem manajemen adalah pola proses pelaksanaan manajemen organisasi. Indikator faktor manajemen yang mempengaruhi iklim organisasi jumlahnya sangat banyak, misalnya karakteristik organisasi (lembaga pendidikan, rumah sakit, militer, dan sebagainya) yang berbeda menimbulkan iklim organisasi yang berbeda. 4. Produk. Produk adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. Produk suatu organisasi sangat menentukan iklim organisasi. Misalnya, iklim organisasi dinas kebersihan yang produknya berupa layanan pembersihan sampah, berbeda dengan iklim organisasi perusahaan perbankan yang produknya adalah layanan keuangan. 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Konsumen yang dilayani. Konsumen yang dilayani dan untuk siapa produk ditujukan, mempengaruhi iklim organisasi. Misalnya, iklim organisasi klinik bagian anak-anak di suatu rumah sakit berbeda dengan klinik bagian rematik yang umumnnya melayani orang dewasa di rumah sakit yang sama. 6. Kondisi fisik dan kejiwaan anggota organisasi. Persepsi mengenai kondisi fisik dan kejiwaan anggota organisasi sangat mempengaruhi iklim organisasi. Termasuk dalam kondisi fisik adalah kesehatan, kebugaran, keenergikan, dan ketangkasan. Kondisi fisik sangat mempengaruhi iklim organisasi lembaga militer dan kepolisian. Kondisi kejiwaan merupakan faktor yang menentukan terjadinya iklim organisasi. Kondisi kejiwaan misalnya adalah komitmen, moral, kebersamaan, dan keseriusam anggota organisasi. 7. Budaya organisasi. Baik budaya organisasi maupun iklim organisasi mempengaruhi perilaku organisasi dan anggota organisasi yang kemudian mempengaruhi kinerja mereka. Misalnya jika kode etik dilaksanakan dengan sistematis, maka akan mempengaruhi persepsi karyawan mengenai lingkungan sosialnya lalu terjadilah iklim etis dalam lingkungan organisasi. Demikian juga dalam budaya organisasi terdapat norma tertulis. Tetapi bila dilanggar oleh anggota organisasi dan tanpa sanksi, maka menimbulkan iklim organisasi negatif. Koys dan Decotiis; l99l (dalam wirawan, 2007,l3l) menggunakan istilah psychological climate (iklim psikologis), bukan organizational climate (iklim organisasi). Ia mendefinisikan iklim psikologis sebagai fenomena persepsi multidimensional bersama anggota unit organisasi yang didasarkan atas eksperimen. Menurut merek iklim psikologis merupakan deskripsi, bukan evaluasi pengalaman seperti kepuasan kerja. Mereka mengidentifikasi lebih dari 80 dimensi iklim psikologis yang kemudian diseleksi dan ditetapkan menjadi 8 dimensi iklim psikologis yang bersifat universal, yaitu : 1. Otonomi (autonomy). Persepsi mengenai penentuan sendiri prosedur kerja, tujuan dan prioritas. 2. Kebersamaan (cohesion). Perasaan kebersamaan di antara altar organisasi, termasuk kemauan anggota organisasi untuk menyediakan bahan-bahan bantuan. 3. Kepercayaan (trust). Persepsi kebebasan untuk berkomunikasi secara terbuka dengan anggota organisasi level atas mengenai isu sensitif dan personal dengan harapan bahwa integritas komunikasi seperti itu tidak dilanggar. 4. Tekanan (pressure). Persepsi mengenai tuntutan waktu untuk menyelesaikan tugas dan standar kinerja 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 5. Dukungan (support). Persepsi toleransi perilaku anggota organisasi oleh atasannya, termasuk membiarkan anggota belajar dari kesalahannya tanpa ketakutan dan hukuman. 6. Pengakuan (recognition). Persepsi bahwa kontribusi anggota organisasi kepada organisasi diakui dan dihargai 7. Kewajaran (fairness). Persepsi bahwa praktik organisasi adil, wajar, dan tidak sewenang-wenang atau berubah-ubah. 8. Inovasi (innovation). Persepsi bahwa perubahan dan kreativitas didukung, termasuk pengambilan resiko mengenai bidang-bidang baru di mana anggota organisasi tidak atau sedikit mempunyai pengalaman sebelumnya. Robert Stringer (20O2) (dalam wirawan, 2007:131) berpendapat bahwa karakteristik atau dimensi iklim organisasi mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku tertentu. Oleh karena itu, iklim organisasi dapat dilukiskan dan diukur dalam pengertian tersebut. Ia mengatakan bahwa untuk mengukur iklim organisasi terdapat enam dimensi yang diperlukan, yaitu : 1. Struktur. Struktur (structure) organisasi merefleksikan peran struktur yang diorganisasikan secara baik dan mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan organisasi. Stuktur tinggi jika anggota organisasi mengenai pekerjaan mereka didefinisikan secara baik. Struktur rendah jika mereka merasa tidak ada kejelasan mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai kewenangan mengambil keputusan. 2. Standar-standar. Standar-standar (standards) dalarn suatu organisasi mengukur tekanan untuk meningkatkan kinerja dan derajat kebanggan yang dimiliki oleh anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Standar-standar tinggi artinya anggota organisasi selalu berupaya mencari jalan untuk meningkatkan kinerja. Standar-standar rendah merefleksikan harapan yang lebih rendah untuk kinerja. 3. Tanggung jawab. Tanggung jawab (responbility) merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi "bos diri sendiri" dan tidak memerlukan keputusannya dilegitimasi oleh anggota organisasi lainnya. Persepsi tanggung jawab tinggi menunjukkan bahwa anggota organisasi merasa didorong untuk memecahkan problemnya sendiri. Tanggung jawab rendah menunjukan bahwa pengambilan risiko dan percobaan terhadap pendekatan baru tidak diharapkan. 4. Penghargaan. Penghargaan (recognition) mengindikasikan bahwa anggota organisasi merasa dihargai jika mereka dapat menyelesaikan tugas secara baik. Penghargaan merupakan ukuran penghargaan dihadapkan dengan kritik dan 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id hukuman atas penyelesaian pekerjaan. Iklim organisasi yang menghargai kinerja berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan kritik. Penghargaan rendah artinya penyelesaian pekerjaan dengan baik diberi imbalan secara tidak konsisten. 5. Dukungan. Dukungan (support) merefleksikan peranaan percaya dan saling mendukung yang terus berlangsung diantara anggota kelompok kerja. Dukungan tinggi jika anggota organisasi merasa bahwa mereka bagian tim yang berfungsi dengan baik dan merasa memperoleh bantuan dari atasannya, jika mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas. Jika dukungan rendah, anggota organisasi merasa terisolasi atau tersisih sendiri. 6. Komitnen. Komitmen (commitment) merefleksikan perasaan bangga anggota terhadap organisasinya dan derajat keloyalan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Perasaan komitmen kuat berasosiasi dengan loyalitas personal. Level rendah komitmen artinya karyawan merasa apatis terhadap organisasi dan tujuannya. Pines (dalam Kusnan, 2004), iklim sebuah organisasi dapat diukur melalui empat dimensi sebagai berikut : a. D imensi Psikologikal, yaitu variabel seperti beban kerja, kurang otonomi, kurang pemenuhan sendiri (self'fulfilment) dan kurang inovasi. b. Dimensi struktural, yaitu variabel seperti fisik, bunyi dan tingkat keserasian antara keperluan kerja dan struktur fisik. c. Dimensi Sosial, yaitu meliputi aspek interaksi dengan klien (dari segi kuantitas dan ciri-ciri permasalahannya), rekan sejawat (tingkat dukungan dan kerjasama), dan penyelia-penyelia (dukungan dan imbalan). d. Dimensi birokratik, yaitu meliputi undang-undang dan peraturan-peraturan, konflik peran dan kekaburan peran. Litwin dan Stringer (dalam Amstrong, 2000) mengemukakan delapan dimensi dalam iklim organisasi, yaitu : a. Structure (struktur). Berkaitan dengan perilaku mengenai tekanan dan kebebasan dalam berperilaku serta derajat formalitas dan informalitas yang ada dalam lingkungan kerja. b. Responsibility (tanggung jawab). Berkaitan dengan perasaan tentang adanya kepercayaan ketika terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan penting. 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id c. Risk (resiko). Berkaitan dengan perasaan mengenai resiko dan tantangan dalam bekerja dan dalam organisasi. Dimana karyawan diberi ruang untuk melakukan atau mengambil resiko dalam tugas sebagai sebuah tantangan. d. Warmth (kehangatan). Adanya kehangatan atau keramahan dalam kelompok sosial informal. e. Support (dukungan). Perasaan yang berkaitan dengan pemberian dukungan baik dari atasan maupun rekan kerja. f. Standard (standar). Berkaitan dengan perasaan karyawan tentang kondisi organisasi dimana manajemen memberikan perhatian terhadap pelaksanaan tugas dengan baik, tujuan yang telah ditentukan serta toleransi terhadap kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai atau kurang baik. g. Conflict (konflik). Berkaitan dengan perasaan mengenai keterbukaan dari atasan maupun rekan kerja terhadap perbedaan pendapat dan dalam mengatasi masalah. Di mana permasalahan-permasalahan yang muncul akan diselesaikan secara terbuka daripada dibiarkan menguap begitu saja tanpa ada penyelesaian yang jelas. h. Identity (identitas). Berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai keberadaannya dalam perusahaan. Dimana karyawan merasa bahwa mereka adalah bagian dari perusahaan dan mereka bangga dengan keberadaannya. Pada sumber lain Litwin dan Stinger (dalam Miner,l988) mengemukakan delapan dimensi iklim organisasi yang berbeda dari sebelumnya. Dimensi tersebut antara lain : a. Structure & Constrain (struktur dan tekanan). Derajat/tinggi rendahnya tekanan yang diberikan organisasi terhadap perilaku anggotanya. b. Emphasis on individual Responsibility (penekanan pada tanggung jawab individu) Derajat tentang bagaimana anggota bertanggung jawab atas pekerjaannya. c. Warmth & Support (kehangatan dan dukungan). Tingkat keharmonisan pada hubungan interpersonal dalam organisasi serta bagaimana anggota memberikan semangat atau dukungan satu sama lain. d. Reward & Punishment, Approval & disapproval (Imbalan dan hukuman). Derajat tentang bagaimana organisasi memberikan reward yang sesuai atas kinerja anggotanya. e. Conflict & Tolerance for conflict (konflik dan toleransi terhadap konflik). Derajat tentang bagaimana suatu konflik dinyatakan dan diselesaikan dengan baik. f. Performance Standard & Expectation (standar dan harapan atas kinerja). Berkaitan dengan derajat tentang bagaimana organisasi menetapkan standar yang tinggi atas kinerja. 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id g. Organizational Identity & Gorup Loyalty (identitas organisasional dan kesetiaan dalam kelompok). Berkaitan dengan kesetiaan anggota serta semangat dalam kelompok yang termanifestasi dalam organisasi. h. Risk & Risk Taking (resiko dan penerimaan terhadap resiko). Derajat tentang bagaimana organisasi bersikap terbuka terhadap resiko. Iklim Organisasi Menurut Ingarianti (tt), iklim organisasi adalah persepsi anggota organisasi (secara individual dan kelompok) dan mereka yang secara tetap berhubungan dengan organisasi (misalnya pemasok, konsumen, konsultan, dan kontaktor) mengenai apa yang ada atau yang terjadi di lingkungan internal organisasi secara rutin, yang mempengaruhi sikap dan perilaku organisasi. Iklim organisasi ini cenderung bersifat relative, sementara dan dapat berubah dengan cepat. Sehingga dibutuhkan kemampuan karyawan dalam melakukan penyesuaian dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada organisasinya. Ketika individu tersebut mampu menyesuaikan diri dengan iklim organisasi di mana dia bekerja maka mampu menjadi faktor pembentuk perilaku OCB (Organizational Citizenship Behavior). Bagi peneliti, harus ada fakta yang jelas tentang bagaimana seorang inidvidu menyesuiakan diri dengan iklim organisasi yang ada di perusahaan tempatnya bekerja. Kalau karyawan tersebut mampu menyesuaikan diri dengan iklim organisasi yang ada, diprediksikan akan mudah terbentuk OCB. Penentuan organisasi ditentukan oleh bermacam-macam faktor. Diantaranya tingkah laku pimpinan, tingkah laku teman sekerja dang tingkah laku dari organisasi. Tetapi pada umumnya iklim organisasi ditentukan oleh tingkah laku komunikasi dari pimpinan kepada kelompoknya. Misalnya pimpinan yang tidak mau bicara dengan bawahannya dan tidak pula mengacuhkan dengan apa yang dilakukan mereka mungkin akan menjadikan bawahannya malas bekerja dan tidak produktif. 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka Davis, Keith and Newstrom, John W. 1996. Perilaku Dalam Organisasi. Edisi ke-7, Editor : Agus Dharma, P.hD, PT Erlangga, Jakarta Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu,. Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: Remadja Rosdakarya Gerald,Wilson L. Dkk, 1986. Organisational Communication, Harper & Row, Publisher New York. Hersey, Paul. Ken Blanchard. 1982. Manajemen Perilaku Organisasi : Pendayagunaan Sumber Daya Manusia, Edisi-4 Terjemahan Agus Dharma,P.hD. PT Erlangga, Jakarta. Ingarianti, Tri Muji. tt. Hubungan Iklim Organisasi dan Penyesuaian Diri terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB). Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang. Diakses 21 Desember 2012. Kohler, Jerry W dkk. 1981. Organisational Communciation : Behavior Perspectives, New York:Holt Rinehart and Winston. Muhammad, Arni. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara Pace, R. Wayne & Don F. Faules, 2006, Komunikasi Organisasi, Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, cetakan keenam, penerjemah: Deddy Mulyana. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya. Rakhmat, Jalaluddin. 1985. Psikologi Komunikasi, PT RosdaKarya, Bandung Robin, Stephen P 1996. Perilaku Organisasi : Konsep : Kontroversi, Aplikasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT Prenhallindo, Jakarta. 2002. Prinsip-prinsip Perilaku Organisasi, Edisi-5, Jakarta : PT Erlangga, 2016 11 Komunikasi Organisasi Drs. Gufroni Sakaril,M.M Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id