HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: RIESA RAFIYANTI F100080038 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Psikologi Diajukan oleh: RIESA RAFIYANTI F100080038 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA Yang diajukan oleh: RIESA RAFIYANTI F100080038 Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Telah disetujui oleh: Pembimbing Skripsi Dra. Wiwien Dinar Pratisti, M.Si Tanggal, 11 Oktober 2012 HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA Yang diajukan oleh: RIESA RAFIYANTI F100080038 Telah disetujui untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji Pada tanggal, 22 Oktober 2012 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Penguji Utama Dra. Wiwien Dinar Pratisti, M. Si. _______________ Penguji Pendamping I Dra. Zahrotul Uyun, M.Si _______________ Penguji Pendamping II Dra. Partini, M. Si _______________ Surakarta, Oktober 2012 Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Psikologi Dekan, HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA MAHASISWA Riesa Rafiyanti Wiwien Dinar Pratisti ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa. Metode pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan skala. Responden yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manejemen Universitas Muhammadiyah Surakarta sebanyak 111 orang. Adapun alat ukur yang digunakan adalah skala kontrol diri dan skala perilaku seksual pranikah yang kemudian dianalisis dengan menggunakan SPSS versi 15.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara kontrol diri dengan perilaku seksual pranikah pada mahasiswa dengan nilai (r) = (r) = -0,026 dengan p=0,689 (p>0,05).. Kontrol diri tidak memberikan sumbangan efektif terhadap perilaku seksual pranikah pada mahasiswa. Oleh sebab itu, kontrol diri tidak bisa menjadi prediktor bagi perilaku seksual pranikah. Kata kunci: Kontrol diri, Perilaku seksual pranikah 1 2 pemilik akan menjadi media yang PENDAHULUAN Pada zaman dahulu seks sering diabaikan, sama seperti makan dan tidur. Namun pada sangat efektif untuk melakukan aktifitas seks. (Wijayanto, 2003) Perilaku zaman seksual adalah modern, seks telah menjadi suatu segala tingkah laku yang didorong permasalahan. oleh hasrat seksual, baik dengan berpindah Masyarakat dari telah masa ketika lawan jenisnya maupun dengan melakukan hubungan seks membuat sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah seseorang rasa laku ini bermacam-macam mulai dari bersalah dan kecemasan, menjadi perasaan tertarik sampai dengan kepada tidak tingkah laku berkencan, bercumbu, penuh waktu dengan ketika melakukan hubungan seks dan bersenggama (Sarwono, 2001). mengakibatkan perasaan bersalah Sedangkan yang dimaksud dengan dan kecemasan (May dalam Feist, perilaku 2010). Namun, Perilaku seksual perilaku seks yang dilakukan tanpa pranikah kini telah marak terjadi melalui dikalangan mahasiswa, khususnya resmi mahasiswa kost yang minim kontrol menurut agama dan kepercayaan orangtua, masyarakat dan pembinaan masing-masing yang seharusnya mereka dapatkan. Amrillah, 2007). Kost-kostan yang tidak mendapatkan seksual proses menurut Dalam pranikah pernikahan hokum yaitu yang maupun (Luthfie dalam penelitian yang kontrol yang baik dari masyarakat dilakukan oleh Taufik (2006) kepada sekitar, 1250 remaja di Surakarta yang terdiri teman sekost, maupun 3 639 bahwa perilaku seksual pranikah perempuan, menemukan bahwa 212 yang dilakukan oleh remaja saat laki-laki 27 berpacaran yang paling tinggi adalah perempaun (4, 23%) kadang-kadang mencium pipi (50%), berciuman melakukan bibir atas 611 laki-laki (34, dan 69%) onani, 77 dan laki-laki sambil berpelukan (25%), (12,60%) dan 9 perempuan (1, 41%) berciuman bibir (11,1%), meraba dan sampai aktif diraba payudara di dalam dan di luar tersebut pakaian (di atas 20%). Remaja laki- menjelaskan bahwa 462 subjek laki- laki yang sudah pernah bersenggama laki dan 469 subjek perempuan yang dengan pacarnya dengan pacarnya berpacaran ditemukan bahwa 139 (5,3%) dan remaja perempuan yang laki-laki (30,09%) dan 25 perempuan menggesekan alat kelamin ketika (5, 33%) telah melakukan hubungan masih berpakaian (1,2%). sekarang melakukan masih onani. Hal seks. Alasan melakukan hubungan Jenis-jenis perilaku seksual seks, 6 orang laki-laki (24%) dan 57 menurut Reiss (dalam Zanden, 1985) perempuan mengaku terbagi menjadi beberapa tingkatan sebagai bukti rasa inta kepada pacar, yang berbeda dalam aktifitasnya, sedangkan 2 laki-laki (8%) dan 4 yaitu: perempuan (2,7%) mengaku karena berciuman diperkosa dan dipaksa. (petting), dan berhubungan kelamin (38,51%) Lestari penelitiannya (2007) di wilayah dalam eks- karisidenan Surakarta menyatakan (sexsual Rathus bersentuhan (kissing), (touching), bercumbu intercourse). (2009), perilaku Menurut seksual diwujudkan dalam berbagai bentuk, 4 sentuhan, membawa diri ke kehidupan yang fantasi sesuai dengan standar seperti cita- seksual, oral seks, senggama (seksual cita, nilai, moral, dan harapan sosial, intercourse). dan untuk mengejar tujuan jangka seperti: berciuman, masturbasi dan onani, Semakin meningkatnya panjang (Baumeister,2007). perilaku seksual pranikah disebabkan Self control di pengaruhi oleh oleh berbagai macam faktor, yaitu dua faktor yaitu, faktor intrinsik dan meningkatnya seksualitas, faktor ekstrinsik. Faktor intrinsik penundaan usia perkawinan, tabu- terdiri dari temperamen dan proses larangan dalam membicarakan seks, perkembangan aspek kognitif semasa kurangnya mengenai kanak-kanak seperti perhatian dan seksual, banyaknya rangsangan, dan kontrol orangtua. Sedangkan faktor adanya kesempatan untuk melakukan ekstrinsik perbuatan seks (Sarwono, 2001). keluarga libido informasi Self yang lingkungan berperan sebagai adalah pemberi perhatian, saudara kandung, kemampuan mengendalikan emosi dan hubungan dengan teman sebaya seseorang, perilaku dan keinginan (Calkins, 2003). untuk memperoleh imbalan tertentu, Menurut atau Control meliputi menghindar tertentu. Self dari hukuman Control Averill (1973) terdapat tiga aspek kontrol diri, yaitu atau kontrol perilaku (behavior control), pengendalian diri mengacu pada kontrol kognitif (cognitive control), kemampuan dan untuk mengubah tanggapan sendiri, terutama untuk kontrol dalam mengambil keputusan (decisional control). 5 Dalam diperlukan hal kontrol berkembang mahasiswa hawa dengan dapat nafsu sangat variabel bebas Self Control dan diri yang variabel tergantung perilaku seksual baik agar pranikah. ini, Adapun teknik statistik yang mengendalikan dan perilakunya digunakan dalam penelitian ini khususnya disaat sedang berpacaran adalah korelasi product moment, agar tidak terjadi hubungan seks untuk mengetahui hubungan antara pranikah. self control dengan perilaku seksual Berdasarkan maka uraian permasalahan diatas yang akan diteliti adalah “Apakah ada korelasi antara self control dengan perilaku pranikah. PEMBAHASAN Berdasarkan diperoleh Berdasarkan permasalahan di atas, - 0.026 dan p = 0.689 (p>0.05). Hal maka tersebut menyatakan bahwa tidak ada tertarik untuk hubungan. skripsi, “Hubungan Antara Kontrol berbunyi, “ada hubungan negatif Diri antara kontrol diri terhadap perilaku Perilaku Seksual hipotesis sebesar mengadakan penelitian dengan judul dengan Maka korelasi data seksual pranikah pada mahasiswa. peneliti hasil analisis yang seksual pranikah pada mahasiswa“ di Pranikah”. tolak. Sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan kontrol diri terhadap perilaku seksual pranikah pada mahasiswa. 6 Tidak adanya hubungan antara mengharamkan terjadinya hubungan kontrol diri dengan perilaku seksual seksual pranikah diungkapkan pada mahasiswa pranikah. Seperti oleh Noibi yang (dalam perilaku Reiss, 2004) bahwa pergaulan bebas seksual dipengaruhi oleh faktor- antara lawan jenis, terlibat atau faktor lain selain kontrol diri. mendengarkan pembicaraan tentang mengindikasikan bahwa Faktor yang mempengaruhi percintaan, sentuhan yang bernafsu, rendahnya perilaku seksual adalah menyaksikan pornografi, dan segala berlakunya nilai tradisional dalam sesuatu dalam kaitannya dengan hal masyarakat. Nilai tradisional dalam tersebut tidak diperbolehkan seperti perilaku saat seksual pranikah yang mereka merasakan godaan paling utama adalah tidak melakukan seksual dan akan mengarah pada hubungan seks sebelum menikah. zina. Nilai bentuk dipengaruhi oleh tabu atau larangan keinginan untuk mempertahankan alam membicarakan masalah seks. kegadisan seorang wanita sebelum Menurut Rogel & Zuechike, tercermin dalam Perilaku seksual menikah. Kegadisan pada wanita ditinjau seringkali sebagai Psikoanalisis, tabunya pembicaraan “mahkota” atau “harta yang paling mengenai seks tentunya disebabkan berharga” atau “tanda kesucian” atau karena seks dianggap bersumber “tanda pada dorongan-dorongan naluri di kesetiaan (Sarwono, pandang dilambangkan 2001). pada Dalam agama suami” dari juga sudut dalam “id”. Islam naluri seksual pandangan Dorongan-dorongan ini bertentangan 7 dengan dorongan “moral” yang ada perilaku seksual pranikah, seperti dalam “super ego”, sehingga harus yang telah dikemukakan pada hasil ditekan, tidak boleh dimunculkan uji hipotesis yang menyatakan bahwa pada tidak ada hubungan antara kontrol orang lain dalam bentuk diri tingkah laku terbuka.. Dalam Al-Qur’an Allah SWT dengan perilaku seksual pranikah. Sehingga variabel kontrol kalian diri tidak memberikan sumbangan mendekati perzinaan. Sesungguhnya efektif (SE) atau peranan terhadap perzinaan itu merupakan perbuatan variabel tergantung yaitu perilaku keji dan suatu jalan yang buruk.” seksual pranikah. Sehingga variabel (Q.S. Al-Israa’:32) kontrol diri tidak bisa dijadikan berfirman, “Janganlah “Katakanlah! Sesungguhnya predictor Tuhanku mengharamkan perbuatan- pranikah. perbuatan keji, baik yang tampak maupun yang (Tuhanku juga perbuatan dosa bagi perilaku seksual Hasil penelitian menunjukan dan bahwa tidak adanya hubungan antara mengharamkan) kontrol diri terhadap perilaku seksual tersembunyi, serta melarang pranikah karena pada saat melanggar hak manusia tanpa alasan pengambilan data, subjek kurang yang benar.” (Q.S. Al-A’raf:33). serius dalam mengisi skala. Serta Meskipun tingkat kontrol diri sampel yang peneliti gunakan kurang pada mahasiswa tergolong tinggi representatif, dimana peneliti hanya namun hal ini tidak memberikan meneliti pengaruh pada rendahnya tingkat Fakultas 1 angkatan mahasiswa Ekonomi Jurusan 8 sebenarnya informasi yang sesuai dengan lain yang keadaan subjek yang sebenarnya memiliki karakteristik yang sama serta terjadi kompromi dengan dengan sampel penelitian yang tidak teman karena pengisian skala dijadikan sebagai sampel penelitian. dilakukan secara berkelompok Hal itulah yang menyebabkan tidak sehingga subjek merasa malu dan adanya hubungan antara kontrol diri cenderung memberikan jawaban dengan perilaku seksual pranikah yang sesuai dengan norma yang pada mahasiswa. Penulis menyadari berlaku. Manajemen masih namun ada angkatan dalam penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan mengandung 3. Karena dalam penghitungan uji hipotesis menggunakan statistic banyak kelemahan antara lain: non-parametrik 1. Alat ukur yang digunakan hanya generalisasi maka dari hasil-hasil berupa skala sehingga belum penelitian ini tidak berlaku bagi mampu aspek- mahasiswa secara umum. Hasil aspek yang diperlukan. Oleh penelitian terbatas pada subjek sebab penelitian. mengungkap itu, selanjutnya untuk dalam peneliti melakukan 4. Peneliti tidak menyertakan pengukuran perlu disertai dengan variabel-variabel lain yang lebih wawancara dan observasi. mempengaruhi variabel dalam 2. Dalam pengisian dimungkinkan kecendurungan skala terjadi menutupi penelitian ini seperti tingkat harga diri, komunikasi dengan 9 orangtua atau pengaruh tidak memberikan sumbangan dari efektif teman sebaya. (SE) atau peranan terhadap variabel tergantung KESIMPULAN yaitu perilaku seksual pranikah. Berdasarkan hasil analisis data dan Sehingga variabel kontrol diri pembahasan dari penelitian, dapat tidak bisa dijadikan prediktor ditarik kesimpulan bahwa: bagi perilaku seksual pranikah. 1. Tidak ada hubungan yang Tingkat kontrol signifikan antara kontrol diri mahasiswa terhadap kategori perilaku seksual diri pada tergolong tinggi. dalam Hal ini pranikah pada mahasiswa. Hal ditunjukan dengan hasil rerata ini ditunjukan oleh nilai hasil empirik (RE) 69,64 dan rerata korelasi (r) sebesar -0,026 hipotetik (RH) sebesar 57.5. dengan p=0,689 (p>0,05) maka dapat dikatakan tidak ada Dari hasil diketahui uji hipotesis bahwa tidak ada hubungan antara kontrol diri terhadap perilaku pranikah pada maka 4. Tingkat perilaku pranikah pada seksual mahasiswa tergolong rendah. Ditunjukkan hubungan. 2. 3. pada dengan hasil rerata empirik sebesar (RE) 65,89 dan rerata hipotetik (RH) sebesar 90. seksual mahasiswa, penelitian ini variabel bebas yaitu kontrol diri SARAN Berdasarkan penelitian yang hasil analisis diperoleh dan 10 pembahasan, maka penulis 3. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti memberikan sumbangan saran yang lain yang tertarik untuk diharapkan dapat bermanfaat, yaitu: mengadakan penelitian yang 1. Bagi Mahasiswa. sama diharapkan: Mahasiswa sebagai calon a. Menyertakan penerus bangsa diharapkan dapat faktor-faktor mempertahankan mempengaruhi meningkatkan terhadap dan kontrol dirinya perilaku yang variabel atau lain yang perilaku seksual pranikah, seperti harga diri, informasi mengenai menyimpang, khususnya perilaku seksual, hubungan antara anak seksual pranikah. Jika mahasiswa dengan orang tua, dan lain- sudah dapat mengontrol dirinya lain. dengan baik maka tidak akan terpikirkan untuk melakukan b. Memperluas ruang sehingga hubungan seksual pranikah. populasi lingkup atau penelitian, generalisasinya menjadi lebih luas. 2. Bagi Orangtua Diharapkan orangtua c. Memperhatikan cara dan pengambilan data. Diharapkan mengawasi pergaulan anak-anak dalam pengambilan data dapat mereka agar tidak terjerumus lebih serius agar mendapatkan dalam pergaulan bebas dengan data yang sejujurnya. dapat cara lebih menjaga menanamkan agama secara intensif. pendidikan . 11 DAFTAR RUJUKAN Amrillah, A. A., Prasetyaningrum, J., Hertinjung, W. S. 2007. Hubungan Antara Pengetahuan Seksualitas dan Kualitas Komunikasi Orang Tua – Anak dengan Perilaku Seksual Pranikah. Indigeneous, 7 (4). pp. 45-50. ISSN 0854-2880 (In Press) Averill, J. R. 1973. Personal Control Over Aversive Stimuli and Its Relationship To Stress. Psychologycal Bulletin.. 80:286-303. Baumeister, R. F., Vohs, K. D., Tice, D. M. 2007. The Strength Model of Self Control. Calkins, S. D,. Fox, N. A. 2003. The DevelopmentSelf Control of Emotion: Instrinsic and Extrinsic Influences, Motivation and Emotion. Vol. 27, No. 1. Feist, J., Feist, G. J. 2010. Teori Kepribadian (Theories of Personality). Jakarta: Salemba Humanika. Hurlock. 1997. Psikologi Perkembangan Suatu Pndekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Lestari, S. 2007. Perilaku Pacaran Remaja Ditinjau dari Intensitas Mengakses Situs Porno dan Komunikasi seksualitas dengan Orang Tua. Laporan Penelitian Dosen Muda. (Tidak Diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Reiss, M,. Halstead, J. M. 2004. Sex Education. Yogyakarta: Alenia Press. Sarwono, S. W. 2001. Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Schmitt, DP. 2005. Sociosexuality from Argentina to Zimbabwe: A 48-nation study of sex, culture, and strategies of human mating. Behavioral and Brain Sciences, 28, 247311. Suwarti. 2010. Pengaruh Kontrol DiriI Terhadap Perilaku Seksual Remaja Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada Siswa SMA Di Purwokerto. Jurnal Saintek. Vol. 6 No. 2 Wijayanto, I. 2003. Sex in The Kost. Yogyakarta: Qalam. Zanden, J. W. V. 1985. Human Development. Toronto: Random House of Canada