HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP PENCEGAHAN PERILAKU SEKS PRANIKAH SISWA SMA PGRI KARANGMALANG SRAGEN Andriyani Puji Hastuti Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi masih cenderung rendah, sebanyak 21% remaja perempuan tidak mengetahui sama sekali perubahan yang terjadi pada remaja laki-laki saat pubertas. Hanya 29% remaja perempuan dan sebanyak 32% remaja laki-laki yang mengetahui bahwa seorang perempuan mempunyai kesempatan besar menjadi hamil pada pertengahan siklus haid. Hanya 28 dari 100 remaja Indonesia yang akses dengan kegiatan yang berkaitan dengan informasi kesehatan reproduksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap pencegahan perilaku seks pranikah siswa SMA PGRI Karangmalang, Sragen. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling jenuh dengan jumlah sampel sebanyak 73 siswa. Hasil analisa data menggunakan chi square dengan taraf signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa harga X2 hitung = 11,354 lebih besar dari X2 table = 5.991. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan sikap pencegahan perilaku seks pranikah siswa SMA PGRI Karangmalang, Sragen. Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Remaja, Kesehatan Reproduksi, Perilaku Seksual bukan hanya tidak adanya penyakit dan PENDAHULUAN Menurut Conference Development the of and berhubungan dengan sistem reproduksi kesehatan dan fungsi-fungsi serta proses-prosesnya Population (ICPD) kelemahan, dalam segala hal yang International (Romauli dan Vindari, 2009). reproduksi adalah keadaan kesejahteraan Data yang diperoleh dari Sensus fisik, mental, dan sosial yang utuh dan Penduduk (SP) tahun 2010 jumlah 1 penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta Data Survei Demografi Kesehatan jiwa, 63,4 juta diantaranya adalah Indonesia (SDKI) menunjukkan dari 801 remaja laki-laki orang remaja yang telah melakukan sebanyak 32.164.436 jiwa (50,70 %) dan hubungan seks pranikah, sebanyak 81 perempuan sebanyak 31.279.012 jiwa orang (49,30 %). Besarnya jumlah penduduk kehamilan kelompok sangat Diantara remaja yang hamil tersebut, mempengaruhi pertumbuhan penduduk sekitar 50 orang atau 57,5% mengakhiri di masa yang akan datang. Penduduk kehamilaannya kelompok umur 10-24 tahun perlu aborsi. Tingginya angka kehamilan pada mendapat perhatian serius mengingat remaja di Indonesia saat ini dapat mereka masih termasuk dalam usia dibuktikan dari data Badan Koordinasi sekolah dan usia kerja, mereka akan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memasuki angkatan kerja dan memasuki tahun umur tidak karena diperkosa sebanyak 3,2%, karena dipersiapkan dengan baik remaja sangat sama-sama mau sebanyak 12,9% dan berisiko tidak terduga sebanyak 45% (Wardani, yang terdiri remaja ini reproduksi. terhadap dari akan Apabila perilaku seksual pranikah (Wahyuni dan Rahmadewi, 2011). sudah yang berakhir tidak diharapkan. dengan hamil dengan melakukan di luar nikah 2012). 1% remaja perempuan memilih untuk berhubungan seks di usia dalam 13 tahun atau lebih muda, 15% di usia berpacaran dan lebih dari 40 % remaja 14 atau 15 tahun dan 10% di usia 16 pernah berciuman. Bahkan 6,4 % remaja atau 17 tahun. Sebanyak 42% dilaporkan laki-laki bersenggama sebelum usia 18 tahun dan yang meraba-raba 11% 2010, Hanya Di Indonesia lebih dari 1/5 remaja laki-laki atau pernah melakukan hubungan seksual sebelum menikah dan tidak 1,3 kejadian % remaja perempuan pernah sepenuhnya itu. menginginkan Sementara sisanya melakukan hubungan seksual sebelum menunggu sampai usia 18 tahun atau menikah (BKKBN, 2011). lebih (Ordinario, 2012). 2 Pengetahuan remaja tentang salah satu guru kesehatan reproduksi masih cenderung mengungkapkan rendah, berpacaran perempuan sebanyak 21% remaja tidak mengetahui sama remaja BK di bahwa saat SMA orientasi ini adalah tentang perilaku seksual. sekali perubahan yang terjadi pada Data jumlah siswa kelas XI di SMA remaja laki-laki saat pubertas. Hanya Muhammadiah 1 Sragen adalah 214 29% remaja perempuan dan sebanyak siswa. Dari studi pendahuluan yang 32% remaja laki-laki yang mengetahui dilakukan pada 10 siswa kelas XI SMA bahwa seorang perempuan mempunyai Muhammadiah 1 Sragen didapatkan kesempatan besar menjadi hamil pada hasil 3 anak kurang tahu tentang pertengahan siklus haid. Hanya 28 dari kesehatan reproduksi dan 7 anak tahu 100 remaja Indonesia yang akses dengan tentang kesehatan reproduksi, dari hasil kegiatan wawancara yang dilakukan tidak semua yang informasi berkaitan kesehatan dengan reproduksi (Wahyuni dan Rahmadewi, 2011). remaja dikelas tersebut memiliki pacar. Tujuan penelitian untuk mengetahui Data jumlah siswa kelas XI di SMA hubungan tingkat pengetahuan remaja PGRI Karangmalang Sragen adalah 82 tentang kesehatan reproduksi dengan siswa. Dari hasil studi pendahuluan yang sikap terhadap pencegahan perilaku seks dilakukan pada 10 siswa SMA PGRI pranikah di SMA PGRI Karangmalang Karangmalang Sragen didapatkan hasil Sragen. 4 anak masih kurang tahu tentang kesehatan reproduksi, dan 6 anak tahu tentang kesehatan reproduksi. Dari 10 siswa tersebut Penelitian ini menggunakan metode sudah penelitian analitik dengan pendekatan memiliki pacar dari hasil wawancara cross sectional. Dilakukan di kelas XI yang berpacaran SMA PGRI Karangmalang Sragen pada mereka melakukan perilaku seksual Oktober 2013 sampai Maret 2014. seperti Variabel bebas penelitian ini adalah dilakukan menyatakan METODE PENELITIAN dalam berpegangan tangan hingga berciuman. Dari wawancara dengan 3 tingkat pengetahuan remaja tentang Sikap Terhadap Pencegahan Perilaku kesehatan Seksual Pra Nikah reproduksi terikatnnya yaitu dan sikap variabel pencegahan perilaku seks pranikah. kelas XI 2. Sikap Remaja terhadap Pencegahan Perilaku Seks Pranikah Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Tabel SMA PGRI Pada Siswa Kelas XI SMA PGRI Karangmalang Sragen Karangmalang Sragen yang berjumlah Kategori 73 Teknik Nilai Prosentase Setuju 44 60,3 % pengambilan sampel yang digunakan Tidak 29 39,7 % adalah setuju 73 100 % siswa dari 4 sampling kelas. jenuh. Sampel penelitian ini berjumlah 73 siswa. Jumlah Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi pada Siswa Kelas XI SMA PGRI Karangmalang. Kategori Nilai Prosentase Baik 30 41,1 % Cukup 31 42,5 % Kurang 12 16,4 % Jumlah 73 100,00% 4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Tabel 4 Chi Square Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Asymp. Dengan Sikap Terhadap Pencegahan Value Df Sig. Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa (2-sided) Kelas XI Di SMA PGRI Karangmalang Pearson Sragen Chi-Square Tabel 3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Likelihood Remaja Tentang Kesehatan Reproduksi Ratio Dengan Sikap Terhadap Pencegahan Linear-by- Perilaku Seks Pranikah Pada Siswa Linear Kelas XI Association Tingkat Pengeta huan Baik Cukup Kurang Total Sikap Pencegahan Seks Pranikah Setuju 25 (34,2%) Tidak 11.354a 2 .003 12.077 2 .002 9.183 1 .002 N of Valid Total 73 Cases Setuju 5 (6,8%) 30 (41,2%) Pembahasan Pengetahuan merupakan 14 17 31 mengingat suatu (19,2%) (23,3%) (42,5%) mengingat kembali 12 hal, hasil termasuk kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja 5 (6,8%) 7 (9,6%) 44 29 73 maupun tidak sengaja dan ini terjadi (60,3%) (39,7%) (100,0%) setelah orang itu melakukan kontak atau (16,4%) pengamatan terhadap suatu objek seseorang bisa (Mubarak, 2011). Pengetahuan dipengaruhi oleh banyak hal. Terdapat tujuh faktor pengetahuan yang mempengaruhi seseorang yaitu pendidikan, pekerjaan, umur, minat, 5 pengalaman, kebudayaan lingkungan lingkungannya. Sikap memiliki tiga sekitar dan informasi yang diperoleh komponen utama yaitu kepercayaan atau seseorang (Mubarak, 2011). keyakinan, kehidupan emosional dan Tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi mereka dalam menerima informasi, memperoleh kecenderungan untuk Menurut informasi dapat pembentukan seseorang pengetahuan yang memperoleh baru dan bertindak (Mubarak, 2011). kemudahan mempercepat untuk Mubarak sikap (2011) seseorang dipengaruhi oleh kebudayaan tempat pada remaja itu hidup, apabila dalam suatu akhirnya tingkat pengetahuan mereka wilayah masyarakat atau lingkungan akan semakin banyak (Mubarak, 2011). memiliki Penelitian yang dilakukan di SMA PGRI Karangmalang yang cenderung menganggap perilaku seks pranikah untuk adalah hal biasa maka hal itu dapat mengetahui tingkat pengetahuan remaja memberikan dampak negatif terhadap tentang kesehatan reproduksi pada siswa seorang remaja dimana mereka menjadi kelas bahwa tidak terlalu menghiraukan terhadap sebagian besar remaja kelas XI memiliki pencegahan dari perilaku seks pranikah, tingkat sehingga dapat meningkatkan perilaku XI Sragen sikap didapatkan pengetahuan hasil cukup tentang kesehatan reproduksi. Saluran informasi yang benar kesehatan Sikap remaja terhadap pencegahan sangat kurang perilaku seks pranikah dapat meningkat yang terkait bila ada kerjasama dalam berbagai pihak tabu untuk memberikan informasi kesehatan dibicarakan pada remaja (Tarwoto, dkk, reproduksi yang tidak hanya dilihat dari 2010). sekedar reproduksi mengenai seks pranikah dikalangan remaja. menjadi diakibatkan reproduksi topik masih dianggap Sikap merupakan perasaan, pikiran dan kecenderungan seksual saja, pendidikan seksual yang disampaikan yang oleh kedua orang tua dan juga adanya permanen kemampuan mengendalikan dorongan mengenai aspek-aspek tertentu dalam biologis yang dipengaruhi oleh nilai- kurang lebih seseorang hubungan bersifat 6 nilai moral dan keimanan seseorang kanak-kanak ke masa dewasa dimana (Tarwoto, dkk, 2011). terjadi perubahan fisik, mental, dan Tabel 4 di atas menunjukkan X2 psikososial yang cepat berdampak pada hitung lebih besar dari pada X2 tabel berbagai aspek kehidupan selanjutnya (nilai 11,354>5,991) maka Ha diterima (Sibagariang, dkk, 2009). dan Ho ditolak, artinya ada hubungan secara signifikan antara Kesehatan reproduksi merupakan tingkat keadaan sejahtera fisik, mental, dan pengetahuan remaja tentang kesehatan sosial secara utuh tidak semata-mata reproduksi bebas dari penyakit atau kecacatan dengan sikap terhadap pencegahan perilaku seks pranikah. Dari hasil pengujian dalam semua hal yang berkaitan dengan tersebut sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. menunjukkan hubungan yang bermakna Kesehatan reproduksi membantu remaja (signifikan) antara pengetahuan tentang agar memiliki sikap dan perilaku sehat kesehatan reproduksi dengan sikap dan terhadap pencegahan perilaku seks kaitannya dengan masalah kehidupan yang reproduksi (Widyastuti, dkk, 2009). pranikah. Seseorang berpengetahuan baik setuju terhadap pranikah, akan bersikap pencegahan begitu juga tentu saja bertanggung jawab Pengetahuan merupakan seks mengingat suatu hal, sebaliknya. mengingat kembali hasil termasuk kejadian yang Kemudahan untuk memperoleh suatu pernah dialami baik secara sengaja informasi dapat mempercepat seseorang maupun tidak sengaja dan ini terjadi memperoleh pengetahuan yang baru setelah orang itu melakukan kontak atau (Mubarak, 2011). Dengan pengetahuan pengamatan akan menimbulkan kesadaran seseorang (Mubarak, 2011). dan akhirnya menyebabkan orang terhadap Berdasarkan suatu hasil penelitian berperilaku sesuai pengetahuan yang menunjukkan dimiliki itu (Notoatmodjo, 2007). remaja tentang kesehatan reproduksi Masa remaja (10-19 tahun) merupakan masa peralihan dari masa dengan memiliki tingkat objek tingkat sikap pengetahuan pengetahuan setuju baik terhadap 7 pencegahan perilaku seks pranikah. dengan pendidikan agama dan budi Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin pekerti diharapkan dapat menumbuhkan tinggi seseorang sikap anak yang mampu menjauhi hal- pengetahuan yang dimiliki akan semakin hal yang dilarang dan melaksanakan banyak. Hal ini menunjukkan bahwa perintah yang dianjurkan (Tarwoto, dkk, tingkat pengetahuan seseorang akan 2010). pendidikan memengaruhi mereka dalam bersikap (Mubarak, 2011). Kurangnya Dalam mewujudkan hal itu harus ada komitmen diantara remaja sebagai pengetahuan atau sasaran, orang tua, sekolah dan institusi mempunyai konsep yang salah tentang kesehatan kesehatan reproduksi pada remaja dapat pendidikan kesehatan reproduksi dan disebabkan tinggal juga nilai-nilai moral dan keimanan pada memberikan gambaran yang sempit remaja. Sehingga dapat di dapatkan hasil tentang semua tempat kesehatan remaja reproduksi atau dalam remaja memberikan memiliki tingkat karena ketidaktahuan maupun sikap pengetahuan yang lebih baik tentang orang tua yang masih mentabukan kesehatan reproduksi dan sikap yang pembicaraan mengenai seks dengan setuju terhadap pencegahan perilaku anak, menjadikan mereka tidak terbuka seks pranikah (Tarwoto, dkk, 2010). pada anak, bahkan cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah pendidikan seks hal ini adalah faktor yang berperan permasalahan dalam seksual munculnya pada remaja (Tarwoto, dkk, 2010). Dengan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Ada antara hubungan tingkat yang signifikan pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi dengan memberikan pendidikan sikap terhadap pencegahan perilaku seks khususnya pendidikan pranikah dimana tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi remaja, membuka yang dimiliki responden cukup dan kesehatan informasi kesehatan reproduksi remaja melalui penyuluhan klasikal disertai 8 mayoritas setuju terhadap pencegahan perilaku seks pra nikah. Selain sekolah guru BK dapat memberikan konseling dan juga rutin kedalam kelas setiap minggunya berkaitan dengan pendidikan tentang Saran Berdasarkan tersebut hasil penelitian pencegahan perilaku seks pranikah. Bagi diharapkan remaja peneliti selanjutnya diharapkan dapat peningkatan melakukan penelitian lain berhubungan mengupayakan pengetahuan tentang kesehatan tentang kesehatan reproduksi pada reproduksi, pendidikan agama, dengan remaja dan perilaku seks pranikah pada mencari informasi yang baik akurat serta remaja. dapat memilih teman yang baik dan dengan populasi yang lebih banyak dan mendukung pencegahan juga menggunakan instrument penelitian perilaku seks pranikah sehingga dampak melalui metode wawancara ataupun juga yang diakibatkan oleh perilaku seks observasi. terhadap Penelitian yang dilakukan pranikah tidak pernah terjadi. Upaya lain meningkatkan yang dapat DAFTAR PUSTAKA pengetahuan remaja BKKBN. 2011. Policy Brief Remaja Genre dan Perkawinan Dini. [Diakses pada 1 November 2013]. Didapat dari http://bkkbn.go.id adalah memberikan informasi kepada siswa siswi reproduksi terhadap tentang kesehatan pada remaja dan sikap pencegahan perilaku seks pranikah tidak hanya pada pelajaran biologi tetapi juga dapat diberi selingan pada mata pelajaran lain, melalui Mubarak, W., I. 2011. Promosi Kesehatan Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Notoadmojo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta. pendidikan kesehatan reproduksi remaja, melalui kegiatan non formal seperti pramuka, pesantren kilat dan ceramah keagamaan. Ordinario, D. 2012. Hubungan Perceraian dan Seks Di Usia Remaja. Didapat dari http://kesehatan.kompasiana.com. [Diakses pada 4 November 2013]. 9 Romauli, S., dan Vindari, A., V. 2009. Kesehatan Reproduksi: Buat Mahasiswi Kebidanan. Yogjakarta: Nuha Medika. Sibagariang, E., E., Pusmaika, R., dan Rismalinda. 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: TIM. Tarwoto, Aryani, E., Nuraeni, A., Mitradwiyana, B., Tauchi, S., N., Aminah, S., Sumiati, Dinarti, Nurhaeni, H., Saprudin, A., E., Chairani, R. 2010. Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika. Wardani, D., E., K. 2012. Pernikahan Laki - Laki dengan Wanita Hamil di Luar Nikah. Didapat dari http://unair.ac.id. [Diakses pada 1 November 2013]. Widyastuti, Y., Rahmawati, A., Purnamaningrum, Y., E. 2009. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya Wahyuni, D., dan Rahmadewi. 2011. Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 tahun): Ada Apa dengan Remaja?. Jakarta: Seri I No 6/Pusdu-BKKBN/Desember 2011/Pusat Penelitian dan Pengembangan KependudukanBKKBN. 10