BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan suatu masa dalam hidup manusia yang banyak mengalami perubahan, yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang mengalami perkembangan dalam semua aspek atau fungsi untuk memasuki masa dewasa (Rumini & Sundari, 2004). Masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan sama sekurang-kurangnya dalam masalah hak (Hurlock, 1980). Pada masa remaja terbentuk gaya hidup tertentu sehubungan dengan penempatan dirinya, yang dapat dikenal oleh lingkungannya walaupun mengalami perubahan pada dirinya maupun kehidupan sehari-hari (Gunarsa, 1985). Para remaja harus mengikuti standar budaya lingkungan kawula muda bila ingin diterima oleh kelompok sebayanya, maka remaja harus mempelajari standar perilaku dan nilai-nilai yang nantinya harus diubah sebelum mereka diterima oleh budaya dewasa (Hurlock, 1980). Seiring dengan perkembangan jaman dan kemajuan teknologi yang sangat pesat, khususnya pada media massa dan elektronik, sehingga memudahkan remaja mendapatkan berbagai macam informasi, baik informasi yang bersifat positif maupun negatif (Gunarsa, 1985). Sebagian informasiinformasi tersebut bertentangan dengan norna-norma agama dan norma- norma adat ketimuran, yang kadang dijadikan media oleh remaja untuk memenuhi dorongan-dorongan seksualnya, faktor inilah yang dapat memicu munculnya dorongan seksual, yang akhirnya menimbulkan perilaku seksual pranikah (Amalia, 2007). Pemahaman sebagian besar masyarakat tentang seksualitas masih sangat minim (Nasrudin, 2009). Kurangnya pemahaman ini amat jelas yaitu dengan adanya berbagai ketidaktahuan yang ada di masyarakat tentang seksualitas yang seharusnya (Amalia, 2007). Pemahaman tentang perkembangan seksual remaja merupakan salah satu pemahaman yang penting diketahui, sebab masa remaja merupakan masa peralihan dari perilaku seksual anak-anak menjadi perilaku seksual dewasa (Soetjiningsih, 2004). Penelitian tahun 1988 di Amerika Serikat oleh National Survey of Family Growth menyatakan bahwa 80% laki-laki dan 70% perempuan melakukan hubungan seksual selama masa pubertas dan 20% dari mereka mempunyai empat atau lebih berumur pasangan. Ada sekitar 53% perempuan antara 15 – 19 tahun melakukan hubungan seksual pada masa remaja, sedangkan jumlah laki-laki yang melakukan hubungan seksual sebanyak dua kali lipat dari pada perempuan (Soetjiningsih, 2004). Pada penelitian tahun 1988 di Amerika Serikat oleh National Center for Health Stastistics tentang perilaku seksual dikalangan remaja menunjukkan 78% anak laki-laki dan 63% anak perempuan telah melakukan hubungan seksual paling sedikit sekali sebelum mereka berumur 20 tahun (Alpers, 2006). 2 Dari penelitian BKKBN tahun 2005-2006 dikota-kota besar mulai Jabodetabek, Medan, Jakarta, Bandung, Surabaya, dan Makasar ditemukan sekitar 47% hingga 54% remaja melakukan seksual pranikah sedangkan pada tahun 2008 mengalami peningkatan yaitu 63% remaja SMP dan SMA di Indonesia pernah berhubungan seksual pranikah (BKKBN, 2009). Sedangkan di Jawa Tengah 57 dari 2748 siswa (2,1%) mengaku pernah melakukan hubungan seksual pranikah (Harian Suara Pembaharuan, 2005). Dari penelitian Perana Ginting tahun 2008 di SMA Kartika Siliwangi 1 Bandung, menunjukkan bahwa 40,31% responden berpersepsi setuju terhadap perilaku seksual pranikah, dan 59,69% berpersepsi tidak setuju terhadap seksual pranikah (Ginting, 2008). Dari beberapa penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku seksual pranikah lebih banyak dilakukan oleh laki-laki dari pada perempuan. Fenomena perilaku seks pranikah diatas mungkin juga terjadi di kota Sragen Jawa Tengah, sehingga penelitian ini akan dilakukan di kota Sragen yaitu di SMA Muhammadiyah I Sragen yang merupakan Institusi Pendidikan dengan siswa, yang termasuk dalam komunitas remaja dengan jumlah siswa sebanyak 974 orang. Melihat jumlahnya, SMA Muhammadiyah I Sragen termasuk Institusi yang mempunyai jumlah siswa yang cukup besar, dengan lokasi SMA Muhammadiyah I Sragen yang cukup strategis memudahkan masuknya informasi baik yang positif maupun yang negatif yang tidak sesuai dengan norma di masyarakat. Berdasarkan informasi yang didapat dari ibu Tri Parti guru wakil kesiswaan, yang menjelaskan bahwa pernah ada siswa yang 3 hamil sehingga mengundurkan diri dari Sekolah. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”Hubungan jenis kelamin dengan persepsi perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Muhammadiyah I Sragen?” B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang telah di paparkan maka perlu dilakukan penelitian untuk menjawab pertanyaan ”Apakah ada hubungan jenis kelamin dengan persepsi perilaku seksual pranikah pada remaja SMA Muhammadiyah I Sragen?” C. Tujuan Penelitaian 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan jenis kelamin dengan persepsi perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Muhammadiyah I Sragen. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian ini adalah a. Mengidentifikasi persepsi remaja laki-laki tentang perilaku seksual pranikah di SMA Muhammadiyah I Sragen. b. Mengidentifikasi persepsi remaja perempuan tentang perilaku seksual pranikah di SMA Muhammadiyah I Sragen. 4 c. Menganalisis hubungan jenis kelamin dengan persepsi tentang perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA Muhammadiyah I Sgaren. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk memperoleh gambaran tentang hubungan jenis kelamin dengan persepsi perilaku seksual pranikah pada remaja di SMA I Muhammadiyah Sgaren. 2. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi institusi sekolah terutama guru BK (Bimbingan Konseling) mengenai gambaran persepsi siswanya terhadap perilaku seksual pranikah. Sehingga institusi dapat menyusun langkah-langkah selanjutnya untuk dapat mengembangkan persepsi siswa-siswinya terhadap perilaku seksual pranikah kearah yang lebih baik. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk penelitian selanjutnya yang lebih mendalam tentang perilaku seksual pranikah. 4. Bagi Remaja Dengan adanya penelitian ini remaja dapat termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang seksualitas dan dapat mengontrol perilakunya yang berhubungan dengan seksualitas. 5 E. Bidang Ilmu Penelitian ini mencakup dalam bidang ilmu keperawatan maternitas dan keperawatan komunitas. 6