Presentasi AEC Perhepi

advertisement
KESIAPAN INDONESIA MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY 2015 KHUSUSNYA BIDANG PERTANIAN
Makassar, 22 Januari 2015
1. TENTANG
ASEAN Economic Community (AEC) 2015
AEC “SEBUAH PROSES”
 Integrasi sektor barang dimulai dengan Preferential Trade Arrangement (PTA) tahun 1977, disusul dengan
skim Common Effective Preferential Tariff for ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA) tahun 1992
 Integrasi sektor jasa dimulai tahun 1995 dengan disepakatinya ASEAN Framework Agreement on Services
(AFAS). Pembukaan sektor jasa dilakukan bertahap melalui Paket-paket Integrasi dengan target pada
tahun 2015 terintegrasi 128 sub-sektor dari 11 sektor jasa ditambah 16 sub-sector financial dan 13 subsector air transport:
1. Business Services
2. Communication Services
3. Construction & Related Engineering Services
4. Distribution Services
5. Educational Services
6. Environmental Services
7. Financial Services
8. Health-Related & Social Services
9. Tourism & Travel-Related Services
10. Recreational, Cultural & Sport Services
11. Transport Services
12. Other Services not Included Elsewhere
 Integrasi sektor investasi dimulai dengan ASEAN Investment Agreement (AIA) tahun 1998 yang
selanjutnya dikembangkan mencakup 4 pilar: liberalisasi, fasilitasi, perlindungan dan promosi investasi
CETAK BIRU AEC
 Cetak Biru AEC: rangkuman & pendalaman berbagai kesepakatan ekonomi ASEAN & perluasan ke
bidang baru seperti persaingan & perlindungan konsumen
 Cetak Biru terdiri atas 4 pilar,
memuat langkah yang harus
ditempuh dalam 4 kerangka
waktu (2008-2009/2010-2011/
2012-2013/2014-2015)
ASEAN
Country
Implementati
on
Rate 2008-13
Brunei D
Cambodia
Indonesia
Laos
Malaysia
Myanmar
Philippines
Singapore
Thailand
Viet Nam
79.3
78.4
77.0
76.9
80.0
77.2
79.2
81.3
81.1
80.1
 Kemajuan implementasi Cetak Biru dimonitor
melalui mekanisme “scorecard”
 “Implementation rate” ASEAN periode 20082013 adalah 72,2%
AEC 2015, PERDAGANGAN BARANG?

Di sektor barang tidak akan terjadi kejutan karena penurunan tarip berproses sejak 1992 & bagi ASEAN-6
kewajiban penghapusan tarip diselesaikan 1 Januari 2010
Country
− 98,87% pos tarip AFTA Indonesia sudah 0% sejak
Januari 2010 (rata-rata ASEAN-6 adalah 99,20%; ASEAN-4 akan
melakukan hal sama pada periode 2015-2018)
− Indonesia tempatkan 9 pos tarip beras dan 7 pos tarip gula
dalam Highly Sensitive List; belum dibebaskan pada 2015.
HSL negara ASEAN lain: PHL (beras, gula); CAM & VTM (pertro
leum). Exclusion list (GEL): INA & MAL (minol); VTM (tobacco)
− Negosiasi tarip selesai tahun 2004 & pembahasan MRA produk karet,
otomotif, makanan olahan, obat tradisional, masih berlangsung.
MRA untuk elektrikal elektronik dan kosmetik telah dibentuk.
− Kesepakatan tarip dibarengi kerjasama fasilitatif: Single
Window, koordinasi pabean, simplifikasi Certificate of Origin
dll; perluas regional supply chain seperti di sektor otomotif
Percentage of Total Tariffs
0%
>0%
Other
Brunei D.
99.27
-
0.73
INA
MAL
98.87
98.74
0.17
0.59
0.96
0.66
PHIL
98.62
1.11
0.27
SIN
THA
100
99.85
-
-
ASEAN6
99.20
0.35
0.45
CAM
LAO
MYN
VN
ASEAN4
59.64
78.73
79.66
72.24
72.57
40.36
20.36
19.69
25.77
26.55
0.91
0.65
1.99
0.89
ASEAN
88.96
10.42
0.62

Rata2 tingkat tarip umum/MFN Indonesia sudah rendah: 6% (Jepang 3%; Peru 4%; AS 5%; Malaysia 5%;
Philippines 7%; Mexico 10%; China 11%; Thailand 12%; Brazil 13%; India 15%)

MEA 2015 tetap mewajiban barang impor memenuhi seluruh aturan/kebijakan terkait: prosedur impor;
ketentuan lartas; pembebasan bea masuk; kesesuaian standard & persyaratan teknis (SNI); labelling; sertifikasi
kelayakan produk; karantina; dsb.
AEC 2015, PERDAGANGAN JASA?

Di sektor jasa, telah disepakati pengaturan saling pengakuan (Mutual Recognition Arrangements /MRAs) bagi 8
jenis kualifikasi profesional: Engineering Services (jasa teknik rekayasa); Nursing Services (jasa keperawatan);
Architectural Services (jasa arsitektur); Surveying services (jasa pemetaan); Tourism Professional (jasa profesi
pariwisata); Accountancy Services (jasa akuntansi); Medical Practitioners (jasa medis) ;Dental Practitioners (jasa
dokter gigi).

Telah disepakati Persetujuan ASEAN tentang Pergerakan Orang Perseorangan (ASEAN Agreement on Movement
of Natural Persons) dimana Indonesia dalam proses meratifikasi. Pergerakan tenaga kerja profesional
perseorangan akan lebih terbuka, namun tetap tunduk pada syarat dan aturan nasional, seperti persyaratan dan
prosedur kualifikasi yang berlaku di negara masing-masing. Hampir seluruh negara ASEAN memberikan
komitmen perpindahan tenaga kerja profesional antar perusahaan (direktur, manajer dan tenaga ahli) dan
kunjungan bisnis.

Ketentuan Pengakuan: terdapat 6 kriteria yang disediakan dalam kerangka MRA yaitu pendidikan, ujian,
registrasi dan pemberian lisensi, pengalaman pendidikan profesional lanjutan dan kode etik (professional
conduct).
Persiapan yang Diperlukan






Menguasai bahasa asing baik bahasa inggris maupun bahasa asing lainnya.
Meningkatkan keterampilan melalui pelatihan dan sertifikasi bertaraf ASEAN dan internasional.
Memperluas networking/jejaring, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di ASEAN.
Memahami MRA dan ASEAN MNP Agreement beserta komitmennya dari semua negara anggota ASEAN.
Memahami peraturan domestik di negara ASEAN
Menyelaraskan peraturan domestik Indonesia agar sejalan dengan komitmen Indonesia di ASEAN
Economic Community
Kekhawatiran dan Fakta Terkait
Masyarakat Ekonomi ASEAN
Batasan dalam ASEAN Movement of Natural Persons (MNP) Agreement
• Sesuai pasal 2 ayat 3 perjanjian setiap negara anggota ASEAN tetap
memiliki otoritas untuk menerapkan peraturan nasional masing-masing
dalam melaksanakan implementasi perjanjian.
• Pelaksanaan komitmen liberalisasi dari setiap negara anggota ASEAN
untuk ASEAN MNP Agreement diatur dalam Schedule of Commitment
(SoC) masing-masing negara. Implementasi dari perjanjian hanya berlaku
untuk sektor-sektor pekerjaan yang dikomitmenkan ke dalam SoC
dimaksud dan tidak berlaku untuk sektor-sektor yang tidak
dikomitmenkan (positive list).
• Perpindahan tenaga kerja profesional di ASEAN, hanya dapat dilakukan
melalui kontrak kerja sama antar badan hukum (juridical persons) di
ASEAN atau melalui investasi badan hukum satu negara ASEAN di negara
ASEAN lainnya.
7
7
TANTANGAN MENUJU MEA 2015
INTERNAL
 Daya saing & produktivitas nasional
 Iklim usaha (pembiayaan murah, birokrasi efisien, insentif menarik dsb)
 Sumber Daya Manusia (spesialisasi, kompetensi, etos, kultur, produktivitas)
 Infrastruktur & sistem logistik-distribusi nasional
 Dukungan Research & Development, inovasi
 ASEAN sebagai pasar ekspor, tujuan investasi & basis usaha pebisnis nasional
 Meningkatkan posisi Indonesia dalam rantai nilai/suplai di kawasan dan global
EKSTERNAL
 Pemenuhan komitmen terhadap Roadmap menuju MEA 2015 secara individu dan
kolektif di ASEAN
 Penyelarasan kebijakan nasional dengan integrasi kawasan
 Political will dari seluruh anggota ASEAN &
 Sistem hukum dan perundang-undangan yang berbeda di setiap negara ASEAN
2. PEREKONOMIAN DUNIA
Pemulihan ekonomi global diperkirakan akan terjadi di 2014 secara moderat,
dan berlanjut di 2015, namun beberapa risiko harus diwaspadai …
Pertumbuhan Ekonomi Dunia
Indikator Ekonomi Global
2010 2011 2012 2013 2014f 2015f
Pertumbuhan
Perdagangan
Inflasi
5,2
12,8
4,2
3,9
6,2
4,7
3,5
2,8
4,1
3,2
3,1
3,8
3,4
4,0
3,7
Perbaikan kinerja pertumbuhan
ekonomi global mendorong
peningkatan permintaan dan
aktivitas perdagangan dunia.
harga komoditas dunia diperkirakan
menurun: iklim yang kondusif,
perbaikan pasokan, dan situasi
geopolitik yang mulai stabil  inflasi
dunia stabil atau sedikit melambat
Sumber: WEO, IMF, Juli 2014
4,0
5,3
3,7
Indikator
Pertumbuhan PDB
Dunia
Negara Maju
Amerika Serikat
Eropa
Jepang
Negara Berkembang
Tiongkok
India
ASEAN-5
2010
2011
2012
2013
2014f
2015f
5,2
3,0
2,5
2,0
4,7
7,5
10,4
10,3
7,0
3,9
1,7
1,8
1,6
-0,5
6,3
9,3
6,6
4,5
3,5
1,4
2,8
-0,7
1,4
5,1
7,7
4,7
6,2
3,2
1,3
1,9
-0,4
1,5
4,7
7,7
5,0
5,2
3,4
1,8
1,7
1,1
1,6
4,6
7,4
5,4
4,6
4,0
2,2
3,0
1,5
1,1
5,2
7,1
6,4
5,6
Amerika Serikat:
• Tingkat pengangguran mulai menurun, namun inflasi masih rendah belum
sesuai target. Kebijakan tapering off berlanjut di 2014, dan 2015 potensi
kenaikan Federal Fund Rate (FFR)
Eropa:
• Tumbuh positif pada 2014, namun masih dibayangi risiko pelemahan,
tingginya pengangguran dan potensi deflasi, kebijakan pelonggaran
moneter berlanjut
Jepang:
• Kenaikan pajak penjualan (April 2014) akan berdampak pada tingkat daya
beli
Tiongkok:
• Tiongkok mengalami perlambatan, arah kebijakan bergeser pada konsumsi
domestik sebagai mesin pertumbuhan
India:
• Masih terdapat tekanan Current Account Deficit
• Inflasi mereda di bawah 2 digit , ekspor menguat
Trade Policy Research and Development Agency
10
Dinamika perekonomian global memiliki dampak pada ekonomi
domestik, dengan prospek pertumbuhan di 2015 membaik...
25
Pertumbuhan Vol Impor Mitra Dagang Utama RI (%)
20
15
Tiongkok
Japan
Euro area
ASEAN-5
Tujuan Ekspor Non Migas RI
(rata rata 2012-2013)
10
5
Lainnya,
33.6%
0
2010
2011
2012
2013
2014f
2015f
ASEAN,
20.2%
-5
Tiongkok merupakan negara tujuan ekspor RI yang penting.
Perlambatan ekonomi Tiongkok menimbulkan risiko bagi ekspor RI
India, 8.
4%
AS,
Uni
9.8% Eropa,
11.4%
Tiongkok
13.9%
Jepang,
11.0%
Investasi Ekuitas EM Asia (US$ Miliar)
450
Investasi Portofolio
Investasi Langsung
400
350
79
89
44
72
Tren arus modal masuk ke emerging market cenderung
menurun, mendorong persaingan likuiditas yang makin ketat.
300
250
322
324
321
322
2012
2013
2014f
2015f
200
Risiko tapering off dan kenaikan FFR ke depan akan
memperketat likuiditas dan arus modal masuk di EM, meskipun
masih terdapat likuiditas yang berasal dari Eropa
Trade Policy Research and Development Agency
11
Perkembangan Ekonomi Dunia
• Harga beberapa komoditi masih
melemah di bulan September 2014
(MoM) dan (YoY)
Harga Komoditi
Description
Sumber: WEO Oktober 2014
•
•
IMF mempublikasikan pertumbuhan ekonomi dunia
untuk tahun 2014 mencapai 3,3% sementara tahun
2015 diproyeksikan sebesar 3,8%.
Negara-negara emerging market dan berkembang di
tahun 2015, termasuk ASEAN-5 diperkirakan masih
tumbuh moderat, meskipun lebih rendah dari tahun
sebelumnya.
Beef
Cocoa
Copra
Fish meal
Logs, Malaysian
Maize
Palm kernel oil
Palm oil
Rice, Thai 5%
Rubber, SGP/MYS
Shirmps, Mexican
Soybean oil
Soybeans
Sugar, world
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
Unit
($/kg)
($/kg)
($/mt)
($/mt)
($/cubic meter)
($/mt)
($/mt)
($/mt)
($/mt)
($/kg)
($/kg)
($/mt)
($/mt)
($/kg)
Agst 2014
Sept 2014
5.7
3.3
770.0
1,773.0
289.2
176.4
943.0
766.0
445.0
1.9
18.1
857.0
460.0
0.4
6.0
3.2
785.0
1,723.0
277.6
163.1
904.0
709.0
432.0
1.6
18.1
851.0
432.0
0.4
Growth (%) Sept 2014
MoM
5.0
(1.6)
1.9
(2.8)
(4.0)
(7.6)
(4.1)
(7.4)
(2.9)
(11.1)
(0.7)
(6.1)
(6.9)
YoY
54.7
23.0
20.0
3.9
(7.5)
(21.4)
(0.7)
(13.5)
(2.7)
(37.7)
15.1
(16.9)
(22.3)
(7.9)
Sumber: World Bank (diolah Puska
Daglu)
12
3. POTENSI INDONESIA
Domestic Market
Strength
250
mn
40
Population
(> 40% of ASEAN population)
percent
Middle-class
140
mn
Productive age
(15-55 yrs)
(56 mn people of prod.age)
20
Shopping/month
USD 1,700
(middle-class family)
Rp.mn
Trade Growth
-3.28
5,071.1 Household consumption
percent
Rp.bn
(55.8% of GDP)
Source : Coordinating Central Bureau of Statistics, Rep. of Indonesia, 2013
Trade Policy Research and Development Agency
14
Potensi Indonesia
Source : Coordinating Ministry for Economic
Affairs
“Indonesia has an abundance of renewable (agricultural products) and un-renewable (mining and
minerals) natural resources. It must be able to optimize the handling of its natural resources by
increasing a processing industry that will provide high added value, while at the same time reducing
exports of raw materials.”
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
15
Indonesia Key Indicator
•
Indonesian GDP
(nominal prices) in
period Jan-Sep 2014
Value (Trillion Rupiah)
reached Rp 7,507
Description
2013 Jan-Sep 2014
trillion.
• Indonesia GDP growth
1. Household Consumption
5.071,1
4.182,5
in period Jan-Sep is
2. Consumption Government
827,2
603,7
5.1% (YoY).
3. Invesment
2.876,3
2.330,7
4. Changes in Inventories + Statistical Discrepancies
490,7
527,4
• Composition of GDP in
5. Exports of Goods & Services
2.156,8
1.722,7
Jan-Sep 2014 is
6. Imports of Goods & Services
2.338,1
1.859,3
dominated by
household
GDP
9.084,0
7.507,7
consumption amounted
to 55.7% and 31 % of
Sumber: World Economic Forum, Statistics Indonesia (2014)
investment.
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
Growth (%)
2013 Jan-Sep 2014
5,3
4,9
4,7
5,3
1,2
5,5
2,4
5,1
(0,6)
(3,2)
5,8
5,1 0
Share (%)
2013 Jan-Sep 2014
55,8
9,1
31,7
5,4
23,7
25,7
55,7
8,0
31,0
7,0
22,9
24,8
100,0
100,0
16
4. TANTANGAN
Indonesia Global Competitiveness Index 2014-2015
Sumber: World Economic Forum, 2014
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
18
Kondisi Infrastruktur Indonesia (GCI Score)
Sumber: World Economic Forum dalam Setijadi, 2014
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
19
5. TANTANGAN BIDANG PERTANIAN
Profil Perdagangan Indonesia dalam Forum ASEAN
Market Share Ekspor Indonesia ke intra ASEAN
Komoditi
Negara Pesaing
Market Share
Indonesia
CPO dan olahan lain sawit
Biji Kakao
Kopra (Kelapa)
Kopi
Lada
Karet alam
Malaysia
Malaysia
Malaysia dan Filipina
Vietnam
Vietnam
Thailand, Vietnam dan
Singapura
Thailand, Malaysia
dan Singapura
Filipina
Vietnam, Singapura
Thailand dan Vietnam
89,94 %
94,9 %
63,90 %
37,18 %
54,99 %
12,26 %
Gandum
Nenas
Mete
Manioc/Cassava
3,48 %
57,89 %
8,61 %
3%
Sumber : Sumber : http://witsworldbankorg/, Diolah Dit Pemasaran Internasional, Ditjen
PPHP
Profil Perdagangan Indonesia dalam Forum ASEAN
Market Share Ekspor Indonesia ke Eksternal ASEAN
(Dunia)
Jenis Komoditi
Negara
Pesaing
Market Share
Indonesia
CPO dan olahan lain Malaysia
sawit
Biji Kakao
Malaysia
Kopra (Kelapa)
Malaysia dan
Filipina
Kopi
Vietnam
Lada
Vietnam, Singapura
Karet alam
Thailand
Gandum
Thailand,Malaysia&
Singapura
Nenas
Filipina dan Thailand
Mete
Vietnam
Manioc/Cassava
Thailand dan
Vietnam
34,31 %
94,55 %
35,59 %
34,90 %
27,33 %
13,63 %
3,48 %
15,35 %
3,16 %
1,77 %
Sumber : Sumber : http://witsworldbankorg/, Diolah Dit Pemasaran Internasional, Ditjen
PPHP
Peluang Ekspor Komoditi Pertanian di
negara ASEAN dan Mitra
Permintaan Produk Pertanian dari beberapa
negara ASEAN dan Mitra Dialognya
No Negara
Produk Yang dibutuhkan dari Indonesia
1
Singapura
2
China
3
Korea
Selatan
Jepang
Sayuran, umbi dan Buah, dengan target 20 % dari pangsa
Singapura setiap tahun (saat ini masih sekitar 4,2 %)
Salak, manggis, protocol untuk alpukat dan duku (sedang
disusun 2012). Sejak Februari 2013 ekspor manggis ke China
dihentikan sementara oleh China. Pemerintah sedang
bernegosiasi kembali dengan China.
Nenas, pisang, mangga, manggis dan paprika (kendala SPS
ketat)
Pisang dan Nenas (IJ-EPA), saat ini masih belum bisa
dipenuhi Indonesia
Manggis, mangga (rencana) dan buah tropis lainnya
Pemerintah sedang negosiasi dengan NZ terkait ekspor
manggis dan pihak NZ telah datang ke Kemtan dan akan
mengunjungi daerah produsen manggis di Jawa Barat (18-19
Pebruari 2013).
4
5
6
Australia
New
Zealand
6. UPAYA MENGHADAPI AEC 2015
JALAN PERUBAHAN UNTUK INDONESIA
Menghadirkan Negara
yang Bekerja
Kemandirian yang
Mensejahterakan
Revolusi Mental
Ekonomi Mandiri
1.
2.
3.
4.
Kedaulatan Pangan
Kedaulatan Energi
Kedaulatan Keuangan
Penguatan Teknologi
Peningkatan Daya Saing &
Produktivitas
1. Pembangunan infrastruktur
2. Pasar tradisional & sentra
perikanan
3. Iklim investasi yang mudah &
menarik
4. BUMN sebagai agen pembangunan
NAWACITA
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga
negara;
2. Membuat Pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintah yang bersih, efektif, demokratis dan
terpercaya;
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan;
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat
dan terpercaya;
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia;
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di Pasar Internasional;
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis Ekonomi Domestik;
8. Melakukan revolusi karakter bangsa;
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
25
YANG PERLU DILAKUKAN
PEMERINTAH PUSAT & DAERAH
• Kerangka kebijakan nasional yang mendorong daya saing global
• Kebijakan daerah yang harmonis-inovatif-pro iklim usaha
DUNIA USAHA NASIONAL
• Penguatan strategi penguasan domestik & ekspansi wilayah bisnis di ASEAN
• UMKM tingkatkan kapasitas & kualitas produk-jasa serta manfaatkan TI-modal-SDMbahan baku
KALANGAN PEKERJA
• Ubah budaya kerja, pertajam kompetensi, spesialisasi keahlian & dorong produktivitas
• ASEAN sebagai pasar kerja potensial & basis pengembangan karir
DUNIA AKADEMIK
 Sistem menghasilkan manusia Indonesia optimis-kreatif-dinamis-berdaya saing
 Kembangkan tenaga vokasi handal-berkemampuan internasional
UPAYA PEMERINTAH
 Pemerintah RI melakukan langkah dan upaya
dari sisi “dukungan kebijakan, kelembagaan
dan anggaran”.
 Dukungan kebijakan (sektoral ataupun lintas
sektoral) vide Inpres No 5/2008 tentang
Fokus Program Ekonomi Tahun 2008-2009
dan Inpres No 11/2011 tentang
Pelaksanaan Komitmen Cetak Biru
Masyarakat Ekonomi ASEAN.
 Pemerintah mendorong pelaksanaan
program pembangunan nasional seperti
Master Plan Percepatan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI), Program Sistem
Logistik Nasional (Sislognas) dan sebagainya.
a) Peningkatan efisiensi usaha dan kualitas produk
(termasuk packaging).
b) Riset pasar dan networking dengan mitra lokal.
c) Promosi produk dan mengikuti pameran.
d) Mengikuti misi dagang ke negara tujuan ekspor.
e) Membangun komunikasi dan hubungan kerjasama
yang erat dengan Kementerian Perdagangan untuk
mengakses informasi peluang untuk menyusup ke
pasar yang menguntungkan serta mengatasi
rintangan masuk pasar.
f) Mampu beradaptasi dan sensitif terhadap
kebutuhan, gaya hidup, dan tren negara tujuan
ekspor.
g) Inovasi dalam mengembangkan jaringan kerja,
mengembangkan produk serta pemasarannya.
28
STRATEGI PENDEKATAN PRODUK
... sampai 2014
Indonesia :
Manufaktur  37%
Primer 63%



STRUKTUR PRODUK EKSPOR
... 2019
Indonesia :
Manufaktur  65%
Primer  35%
Pasar Dunia :
Manufaktur 67%
Primer 33%
Saat ini, ekspor Indonesia : produk primer vs. produk manufaktur  63% vs. 37%.
Pasar dunia : produk primer vs. produk manufaktur  33% vs. 67%.
Untuk meningkatkan pangsa di pasar dunia, Indonesia harus mendorong ekspor ke arah
produk manufaktur yang menjadi permintaan utama dunia.
• Penentuan produk berdasarkan demand dunia dan
supply Indonesia, sebagai berikut :
 Demand dunia tinggi dan pangsa ekspor nasional tinggi
(Prioritas I).
 Demand dunia tinggi, namun pangsa ekspor nasional
rendah (Prioritas II).
 Pangsa ekspor nasional tinggi, namun demand dunia
rendah (Prioritas III).
 Pangsa ekspor nasional rendah dan demand dunia
rendah (Prioritas IV)
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
Demand/Supply
Impor
Dunia
Tinggi
Rendah
29
Ekspor Indonesia
Tinggi
Rendah
Prioritas I
Prioritas II
(matching)
Prioritas III Prioritas IV
KONSEP dan STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR
1.
Mengembangkan ekspor ke target
pasar-pasar baru (pasar alternatif),
khususnya negara-negara yang
berada di kawasan Amerika Latin,
Afrika, Eropa Timur, Timur Tengah
dan ASEAN
Pengembangan
Pasar Ekspor
2.
Melakukan diversifikasi produk
ekspor dengan meningkatkan
kontribusi ekspor komoditikomoditi diluar 10 produk utama
terhadap total ekspor non-migas
Diversifikasi
Produk
Ekspor
Mengembangkan Diversifikasi
Produk Ekspor, melalui Adaptasi
Produk dan Pengembangan Disain
3.
Meningkatkan pencitraan
Indonesia dipasar Internasional
melalui program Nation
Branding
Pengembangan
Citra Indonesia
Peningkatan Ekspor Nasional
Mengurangi ketergantungan
pasar tujuan ekspor ke negaranegara tertentu, dengan
membuka pasar-pasar tujuan
ekspor baru lainnya yang juga
potensial
Implementasi Nation Branding
di media internasional
30
BAGAIMANA MENCIPTAKAN PRODUK EKSPOR UNGGULAN
Mengembangkan desain sebagai Penciptaan Nilai Tambah
Memilih produk unggulan berdasarkan persepsi pasar dan konsumen
Membuat cerita mengenai asal-usul/sejarah/budaya yang menceritakan produk
tersebut secara menarik sehingga konsumen tergerak untuk
membeli/menggunakan produk yang dibuat
Melakukan Diversifikasi produk melalui kreativitas dan Inovasi
Melakukan perlindungan produk dengan mendaftkarkan di HKI
Menciptakan merek yang tepat untuk selalu diingat konsumen
Undang – Undang No 7 2014
Point-point dalam UU Perdagangan
1
Mendorong produksi barang kebutuhan
pokok dan/atau barang penting dalam negeri
2
Menopang ketahanan ekonomi nasional
3
Perlindungan konsumen dengan labelling
dan SNI
4
Dukukunga kepada Pelaku Usaha Indonesia
lebih efisien dan berkembang lebih maju
5
6
Payung hukum E-Commerce
Peran DPR dalam ratifikasi Perjanjian Kerjasama
Perdagangan Internasional
The Ministry of Trade of the Republic of Indonesia
TERIMA KASIH
www.kemendag.go.id
33
Download