PENYAMAKAN KULIT MENTAH (LANJUTAN)

advertisement
PENYAMAKAN KULIT
MENTAH (LANJUTAN)
1
e. Pengeringan
2
 Kulit yang telah dipentang selanjutnya siap untuk
dijemur.
 Proses pengeringan tidak boleh dilakukan terlalu
cepat, sebab zat-zat kulit pada lapisan luar akan
 mengering lebih cepat dibanding pada bagian
dalam dari kulit.
 Penggunaan temperatur pengeringan yang terlalu
tinggi dapat menyebabkan senyawa protein kulit
(kolagen) mengalami proses gelatinisasi menjadi
gelatin.
3
 Penjemuran pertama dimulai pada bagian daging
(flesh). Pukul 09.00-11.00 dan pukul 15.00-17.00
penjemuran dilakukan dengan arah sinar matahari
tegak lurus dengan permukaan kulit.
 Pada waktu siang hari yaitu pukul 11.00-15.00
penjemuran dengan arah sinar matahari sejajar
dengan arah datangnya sinar matahari.
Proses pengeringan telah dianggap selesai apabila :
4
 Keadaan kulit tembus cahaya (transparan)
 Keadaan kulit tegang (kaku)
 Bagian daging dan bulu telah mengering
 Penampang kulit bila diketuk akan berbunyi
nyaring
f. Pelipatan
5
 Setelah kulit menjadi kering, selanjutnya kulit
tersebut dilepas dari pentangannya dan dilakukan
proses pelipatan dengan arah lipatan membujur
dari pangkal ekor menuju ke kepala.
 Pelipatan dilakukan sejajar dengan garis punggung
yang akan membagi dua bagian tubuh yaitu kiri
dan kanan.
 Bagian daging atau bulu dapat ditempatkan pada
bagian dalam maupun luar.
Contoh topografi bagian-bagian kulit pada ternak sapi :
6
Sudut penjemuran :
7
2. Pengawetan dengan cara kombinasi
penggaraman dan pengeringan
8
 Kulit segar setelah bersih dari lemak, darah, sisa-sisa
daging maupun kotoran yang melekat (seperti cara-1),
selanjutnya direndam dalam dalam cairan garam (NaCl)
jenuh dengan kadar kepekatan garam berkisar 20-24oBe
(baca = derajat baume) selama kurang lebih 1-2 hari.
 Tingkat kepekatan garam tidak boleh berada dibawah
20oBe untuk mencegah berkembangnya bakteri-bakteri
tertentu yang kemungkinan dapat tubuh dalam suasana
garam. Jenis bakteri tertentu yang mampu bertumbuh
dalam suasana garam lazim dikenal dengan istilah
bakteri halofilik.
9
 Kadar garam diukur dengan alat yang disebut
baumemeter.
 Misalnya saja untuk membuat larutan garam dengan
tingkat kepekatan 1oBe. Untuk membuat larutan
garam tersebut, dibutuhkan garam murni (NaCl)
 sebanyak 1% dari total berat air.
 Mengingat garam murni sangat sulit untuk diperoleh
dan secara ekonomis harganya relatif lebih mahal,
maka disarankan untuk menggunakan garam teknis
(garam kotor) yang banyak dijual dipasaran.
Pembuatan Larutan Garam
10
 Tingkat kepekatan 1oBe dapat dibuat dengan
melarutkan 10 gram NaCl murni ke dalam 1 liter air
(1% x 1000 gram)(BJ air = 1,00).
 Larutan garam dengan tingkat kepekatan 1oBe
dibutuhkan garam teknis sebanyak 1,5% dari total
berat air (kira-kira 15 gram).
 Garam teknis dibutuhkan 1,5 x garam murni.
11
 Berdasarkan perhitungan tersebut, maka untuk
mencapai tingkat kepekatan 20oBe, maka
dibutuhkan 20 x 1% = 20% untuk garam murni dan
20 x1,5% = 30% untuk garam teknis dari total berat
air.
 Bila air yang dipakai sebanyak 10 liter/kg, berarti
jumlah garam murni yang dibutuhkan adalah 20% x
10 kg= 2 kg atau garam teknis sebanyak 30% x 10
kg= 3 kg.
Pementangan langsung
12
Dalam proses ini tentunya memiliki beberapa keuntungan
antara lain :
13
 Selama waktu pengeringan kulit tidak lekas menjadi
busuk sekalipun pengeringannya memerlukan waktu
yang relatif lebih lama misalnya pada saat musim
penghujan.
 Kualitas kulit menjadi lebih baik daripada yang
dikeringkan saja, oleh karena serat-serat kulit tidak
melekat satu sama lain.
 Kulit sangat baik untuk disamak terutama dalam
proses perendaman (soaking) yang tidak
membutuhkan waktu yang terlalu lama lagi dan
berat setelah soaking akan kembali seperti waktu
kulit masih dalam kondisi segar
Dalam proses ini tentunya memiliki beberapa
kerugian antara lain :
14
 Untuk daerah tropik seperti di Indonesia, temperatur
ruangan sangat baik untuk pertumbuhan bakteri
khususnya bila penyimpanan dilakukan dalam jangka
waktu yang cukup lama.
 Bakteri yang seringkali ditemukan pada kulit garaman
adalah jenis bakteri halofilik (relatif tahan terhadap
suasana garam).
 Biaya pengawetan sedikit lebih mahal karena
pemakaian garam yang relatif lebih banyak serta
membutuhkan penyimpanan dengan temperatur yang
rendah
Download