109 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Tradisi sunat tradsional suku Atoin Meto membutuhkan perempuan yang melayani hubungan seks khususnya hubungan seks wajib yaitu sifon. Hubungan seks wajib ini dilakukan pada saat luka sunat belum sembuh yaitu 2-4 hari setelah sunat. Perempuan yang melayani sifon atau wanita sifon akan menerima panas atau penyakit dari laki-laki. Perempuan tersebut bukan istri atau pasangan tetap laki-laki yang sunat. Perempuan atau wanita sifon yang bersedia melayani sifon akan dibayar sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Dari penelitian dan pembahasan yang dilakukan terhadap data-data yang dikumpulkan pada bab sebelumnya, peneliti dapat menyimpulkan beberapa hal, yakni sebagai berikut : 1. Masyarakat (suku Atoin Meto) masih memiliki persepsi dan sikap positif terhadap tradisi/budaya sifon. Tradisi ini masih dilakukan turun-temurun sampai saat ini. Masyarakat (suku Atoin Meto) juga memegang teguh adat/ budaya. 2. Alasan perempuan suku Atoin Meto mau menjadi wanita sifon : a) faktor ekonomi karena status janda dan menjadi pencari nafkah utama keluarga (faktor eksternal) b) faktor sosial yaitu menolong dan membantu pasien sunat untuk menyembuhkan luka sunat (faktor eksternal) 110 c) kebutuhan seksual yaitu adanya hasrat seksual karena status sebagai janda dan mencari keintiman dan kepuasan seks (faktor internal) 3. Latar belakang yang menyebabkan perempuan Atoin meto mau menjadi wanita sifon a) Masyarakat (suku Atoin Meto) lebih mendahulukan norma adat/budaya daripada agama. b) Kurangnya pengetahuan tentang dampak hubungan seks sifon dan masyarakat lebih memegang teguh adat sehingga kurang memperhatikan dampak negatif dari hubungan seks sifon. 4. Menjadi wanita sifon memberi dampak antara lain : a) Dampak positif karena mendapatkan kepuasan seksual dari hubungan seks sifon b) Adanya tindakan menolong pasien sunat menyembuhkan luka sunat. c) Dampak fisik meskipun merasa perih sebentar namun mendapat imbalan berupa uang yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup. d) Dampak sosial meskipun menjadi tempat buang kotor namun wanita sifon merupakan “obat besar” sehingga tidak dikucilkan namun dicari atau diperlukan. 5. Sikap positif dari masyarakat (suku Atoin Meto) dan banyaknya dampak positif yang didapat saat menjadi wanita sifon menyebabkan tetap berulang perilaku tersebut. Menjadi wanita sifon tetap dilakukan karena merupakan tindakan menolong pasien sunat. Dengan demikian menunjukkan bahwa 111 perempuan suku Atoin Meto merasa bahagia jika dapat membantu orang lain. Hal ini menunjukkan wellbeing wanita sifon B. Saran Melalui laporan penelitian ini, peneliti ingin memberikan saran kepada beberapa pihak berkaitan dengan tema yang diangkat oleh peneliti 1. Pelaku seks sifon Pelaku seks sifon adalah laki-laki yang melakukan sunat tradisional suku Atoin Meto dan perempuan yang menjadi wanita sifon. laki laki yang melakukan sunat tradisional diharapkan dapat memperhatikan kebersihan diri termasuk luka bekas sunat sebelum melakukan seks dalam rangka sifon. Laki-laki yang sunat dan hendak melakukan sifon diharapkan dapat menggunakan kondom untuk mencegah terjadinya penularan penyakit menular seksual atau penyakit lain yang data tertular melalui hubungan seksual. Perempuan yang menjadi wanita sifon diharapkan dapat menjaga kebersihan diri termasuk vaginanya sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi dan penyakit menular seksual yang disebabkan oleh hubungan seks dalam rangka sifon. Perlu diketahui bahwa cairan vagina yang dianggap obat luka sunat justru sebaliknya dapat dengan mudah menularkan infeksi atau penyakit pada saat melakukan hubungan seks sifon karena alat kelamin laki-laki masih dalam keadaan luka. Masyarakat perlu diberi informasi dan psikoedukasi mengenai kesehatan reproduksi terutama berkaitan dengan hubungan seks dalam rangka 112 sifon yang berisiko tertular infeksi atau penyakit menular seksual bahkan HIV/AIDS. 2. Penelitian Selanjutnya Penelitian ini hanya membahas dari sudut pandang budaya atau adat istiadat. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan lebih menekankan pada persepsi adat dan agama mengenai tradisi sifon yaitu bagaimana adat mendukung sedangkan agama menolak/melarang karena zinah. Penelitian selanjutnya juga diharapkan dapat mengungkap dan membuktikan secara ilmiah, apakah benar cairan vagina dari perempuan yang bersih dan sehat mengandung zat kimia yang dapat menyembuhkan luka termasuk luka pasca sunat. Selain itu, diharapkan juga dapat mengungkap sejarah atau asal usul masuknya tradisi sunat suku Atoin Meto karena menurut salah satu informan tradisi ini dibawa oleh nenek moyang yang berasal dari laut. Berdasarkan sejarah, pulau Timor yang didiami suku Atoin Meto merupakan pusat perdagangan cendana dan terdapat 12 pelabuhan.