Analisis Pengaruh Budaya Organisasi….. (Rantung) 175 Analisis Pengaruh Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan Melayani Terhadap Kinerja Pegawai Yang Dimediasi Oleh Kepuasan Kerja (Studi Pada Pegawai Kantor Sinode Gereja Masehi Injili di Minahasa Ester Rantung Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi ([email protected]) Abstract Job Performance or achievements of the work is the work that is achieved by a person in performing duties in accordance with the responsibilities assigned to him. Sinode The Christian Evangelical Church In Minahasa(GMIM) office the service center GMIM as the place of the study authors,Where the organizational culture always be assessed in every turn of the head. Many collision on how leaders take a stand against employees or against the other leaders as well as how to serve leader. The results showed servant leadership,job satisfaction and a significant positive effect on employee performance while organizational culture is not a positive and significant influence on employee performance. Keywords: organizational culture,servant leadership. job satisfaction, employee performance Abstrak Kinerja atau prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang dalam melakukan tugas sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Kantor sinode Gereja Masehi Injili Di Minahasa (GMIM) yang menjadi tempat penelitian penulis,merupakan pusat pelayanan GMIM, Dimana budaya organisasi selalu di kaji dalam setiap pergantian pemimpin. Banyak terjadi benturan mengenai bagaiamana pemimpin mementukan sikap terhadap karyawannya ataupun terhadap pemimpin lainnya serta bagaimana cara tiap pemimpin melayani..Hasil penelitian menunjukan gaya kepemimpinan melayani,kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan sedangkan budaya organisasi tidak berpengaruh secara positif dan signifkan terhadap kinerja karyawan Kata kunci: budaya organisasi, gaya kepemimpinan melayani, kepuasan kerja, kinerja karyawan dengan tanggung jawab yang diberikan Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi kepadanya. (Mangkunegara bahwa faktor 2000) dipengaruhi oleh kinerja (job performance) menyatakan yang dari karyawannya. Kinerja atau prestasi memengaruhi kinerja adalah kemampuan kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh (ability) dan faktor motivasi. Bagi banyak seseorang dalam melakukan tugas sesuai orang terutama yang berpendidikan dan Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.2, 2015:175-186 176 berkemampuan baik, salah satu tujuan dicapainya serta dapat mengukur sendiri bekerja kepuasan sesuai indikator keberhasilannya. Kondisi kerja.Membahas kepuasan kerja tidak akan kepuasan kerja akan tercapai bila dalam terlepas dengan adanya faktor-faktor yang pekerjaan dapat menggerakkan motivasi dapat kerja yang kuat untuk mencapai kinerja yang perusahaan, lebih baik.(Gibson 2000) secara jelas produktivitas individu maupun kelompok menggambarkan adanya hubungan timbal sangat memengaruhi kinerja perusahaan balik antara kinerja dengan kepuasan kerja. karena adanya proses pengolahan bahan Di satu sisi kepuasan kerja menyebabkan baku menjadi produk jadi. Mengingat peningkatan kinerja sehingga pekerja yang persoalannya puas akan menunjukkan kinerja yang baik adalah memperoleh memengaruhi seseorang. kepuasan Dalam sangat kompleks sekali, maka pihak-pihak yang terlibat dalam pula. proses produksi harus cermat dalam Mengembangkan kualitas mengamati sumberdaya yang ada. Banyak kepemimpinan yang melayani adalah hal hal yang dapat memengaruhi kepuasan yang sulit karena pemimpin pelayan harus kerja seseorang, lebih mementingkan orang lain daripada harus menjaga sehingga perusahaan yang diri dapat manajer/pemimpin yang sukses benar- terpenuhi secara maksimal (Koesmono, benar menjadi pemimpin pelayan. Namun 2005). semakin banyak bukti yang menunjukkan berpengaruh faktor-faktor terhadap Kontribusi kinerja karyawan pada pada sendiri. hari ini Tidak dan semua masa depan, organisasi akan menjadi penting, jika manajer/pemimpin yang matang pasti lebih dilakukan dengan tindakan efektif dan banyak menghadapi tuntutan yang tinggi berperilaku secara benar. Tidak hanya untuk jumlah usaha tetapi juga arah dari usaha. (Neuschel, Sifat-sifat yang ada pada diri karyawan, pemimpin yang baik adalah pemimpin upaya atau kemauan untuk bekerja, serta yang mampu mengembakan perusahaan berbagai hal yang merupakan dukungan tersebut dan seorang pemimpin mampu dari organisasi sangat besar artinya bagi memberikan pelayanan yang baik sehingga keberhasilan pemimpin dapat mengayomi karyawannya (Sigit,2001). kinerja Dalam pelayan prakteknya agar dapat membri diri lebih giat lagi karyawan perlu mengetahui dengan pasti dalam bekerja.pemimpin yang sukses juga apa jawab dapat menjadi contoh dan teladan bagi utamanya, kinerja seperti apa yang harus karyawannya dan memiliki citra yang baik menjadi demikian 2008). pemimpin setiap yang Dengan karyawan menjadi tanggung Analisis Pengaruh Budaya Organisasi….. (Rantung) 177 sebagai seorang pemimpin, sehingga benturan mengenai bagaiamana pemimpin memacu karyawan dalam bekerja mereka mementukan sikap terhadap karyawannya merasa ataupun terhadap pemimpin lainnya serta dihargai dan nyaman atas pekerjaan mereka. bangaimana cara tiap pemimpin melayani. Kepuasan kerja juga dapat Dengan adanya kepemimpinan yang terbentuk melalui budaya organisasi yang otoriter, karyawan ikut terseret dalam arus pada akhirnya juga akan meningkatkan permasalahan yang ada. Hal tersebut kinerja karyawan (Kotter dan Heskett, membuat karyawan merasa tidak nyaman 1992).Budaya dalam perusahaan dapat melakukan aktrivitas kerjanya. mempunyai dampak yang berarti terhadap Dengan demikian kualitas kerja akan kinerja panjang. berdampak pada kinerja karyawannya. budaya Berdasarkan uraian diatas peneliti ingin yang mementingkan setiap komponen mengetahui lebih jauh bagaimana variabel- utama kepemimpinan variabel tersebut saling memengaruhi pada manajerial pada semua tingkat berkinerja karyawan di Kantor Sinode Gereja Masehi melebihi perusahaan yang tidak memiliki Injili di Minahasa (GMIM). ekonomi jangka Perusahaan-perusahaan manajerial dengan dan ciri-ciri tersebut dengan perbedaan yang besar. Budaya kuat membantu kinerja Argumen Orisinalitas / Kebaruan bisnis karena menciptakan suatu tingkat Penelitian ini merupakan model motivasi yang luar biasa dalam diri gabungan dari beberapa penelitian yaitu karyawan. Nilai-nilai dan perilaku yang penelitian yang dilakukan Seger Handoyo dianut bersama membuat orang merasa (2010), Harwiki (2013), Rahgozar (2012), nyaman dalam bekerja untuk sebuah Apriwani perusahaan. Rasa komitmen atau loyal danYuningsi (2013). Penelitian ini juga membuat orang berusaha lebih keras. mengambil objek dan lokasi penelitian Kantor menjadi merupakan sinode tempat pusat GMIM yang penelitian penulis, pelayanan GMIM. (2010), Yudana (2013) yang berbeda dengan penelitian penelitian sebelumnya. Dimana budaya organisasi di kantor sinode Kajian Teoritik dan Empiris selalu di kaji dalam setiap pergantian Budaya Organisasi pemimpin. Dilihat dari kodisi saat ini Schein dalam (Moeljono,2003) banyak terjadi silang pendapat antara mendefinisikan pemimpin mengacu ke suatu sistem makna bersama pemimpin dan karyawannya lainnya. Banyak ataupun terjadi yang dianut budaya oleh organisasi anggota-anggotanya Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.2, 2015:175-186 178 untuk membedakan organisasi itu terhadap tinggi karena tanpa karakter pemimpin organisasi lain. Schein menjelaskan unsur- pelayan ini, kepemimpinan dapat tampak unsur budaya, yaitu: ilmu pengetahuan, menjadi-dan kepercayaan, seni, moral, hukum, adat- termotivasi untuk melayani diri sendiri dan istiadat, mementingkan kepentingannya sendiri. perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat, asumsi dasar, sistem nilai, pembelajaran/pewarisan, dan sebenarnya Kepemimpinan menjadi- pelayan adalah masalah suatu kepemimpinan yang berawal dari adaptasi eksternal dan integrasi internal. perasaan tulus yang timbul dari dalam hati Selanjutnya dikutip yang berkehendak untuk melayani, yaitu bahwa untuk Schein (Moeljono,2003) yang menyatakan menjadi pihak pertama yang budaya terdiri dari 3 (tiga) lapisan atau melayani. Pilihan yang berasal dari suatu tingkatan, yaitu: hati itu kemudian menghadirkan hasrat Espoused Values, Assumption. (1) Artefacts,. (3) (2) Underlying Selanjutnya pengertian untuk menjadi manifestasi pemimpin. dalam Perbedaan pelayanan yang budaya organisasi menurut (Robbins,2006) diberikan, pertama adalah memastikan adalah suatu sistem makna bersama yang bahwa pihak lain dapat dipenuhi, yaitu dianut yang menjadikan mereka sebagai orang-orang membedakan organisasi tersebut dengan yang lebih dewasa, sehat, bebas, dan organisasi yang lain. Robbins memberikan otonom, Melaju ke arah tujuan yang besar karakteristik budaya organisasi sebagai dengan tetap memegang teguh di hadapan berikut: a.Inovation and risk taking, tim, bisnis, atau komunitas mereka, alasan b.Attention Outcome yang sedemikian besar sehingga menuntut e.Team dan memberikan motivasi pada semua orientation f.Aggressiveness (Agresifitas), orang untuk memberikan upaya mereka dan g. Stability. yang terbaik. oleh to anggota-anggota detail c. orientation d.People orientation Menjadi pemimpin pelayan jauh Gaya Kepemimpinan Melayani Menurut lebih sulit karena memerlukan toleransi (Neuschel,2008), luar biasa untuk ketidaksempurnan ini. Ini pemimpin pelayan adalah orang dengan tidak berarti menerima usaha yang tidak rasa kemanusiaan yang tinggi. Bukan nasib berkualitas, tetapi lebih sebagai realisasi pemimpin untuk dilayani, tetapi adalah hak yang jujur bahwa “Tuhan membuat lebih istimewanya untuk melayani. Harus ada banyak orang yang lamban daripada orang sejumlah elemen atau pemahaman tentang yang cepat,” bahwa organisasi bukan hidup dalam kepemimpinan berkualitas terdiri dari malaikat, tetapi bahwa tugas Analisis Pengaruh Budaya Organisasi….. (Rantung) 179 pemimpin sering harus ketidaksempurnaan karena mangatasi dia harus (Karakter Kepemimpinan) 2. Kepala yang Melayani (Metoda Kepemimpinan) 3. menangani hal itu dan memimpin sebagian Tangan dari kita. Pemimpin sejati yang melayani Kepemimpinan). Pemimpin sejati bukan memiliki rasa cinta kepada bawahannya sekedar dan bagi integritas, serta memiliki kemampuan pemimpin yang dikendalikan ego untuk dalam metoda kepemimpinan, tetapi dia selalu ingat bahwa peran pemimpin bukan harus untuk dilayani, tetapi untuk melayani kebiasaan seorang pemimpin. mereka tahu itu. Penting yang Melayani memperlihatkan menunjukkan (Perilaku karakter perilaku dan maupun (Neuschel,2008). Pemimpin kemampuan pelayan memupuk orang-orangnya Kepuasan Kerja untuk Menurut (Robbins.2006) kepuasan berproduksi pada tingkat yang lebih tinggi, kerja dapat didefinisikan sebagai sikap sambil berkembang dalam proses dan umum individu terhadap pekerjaannya. mendapatkan kepuasan mendalam karena Pekerjaan membutuhkan interaksi dengan mampu memberi lebih banyak kontribusi rekan kerja dan para atasan; mematuhi untuk organisasi. Menurut (Walters,2000), peraturan-peraturan pemimpin pelayan adalah pemimpin yang kebijakan organisasi, memenuhi standar bersahaja. Kesahajaan adalah pertanda kinerja, hidup dengan suasana kerja yang kekuatan, bukan kelemahan. Di atas sering segalanya, kesahajaan adalah ketulusan- semacamnya. Hal itu berarti penilaian kejujuran terhadap diri sendiri. Kesahajaan karyawan atas seberapa puas atau tidak berarti memandang segala hal sesederhana puas dirinya dengan pekerjaannya adalah mungkin, tanpa sedikit pun penekanan perhitungan rumit dari sejumlah elemen emosional melebih-lebihkan. pekerjaan yang sensitive (Wibowo,2008) Kesahajaan sebagai pemimpin juga bisa mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai ditumbuhkan jika orang mau memandang sikap positif atau negatif yang dilakukan perannya sekadar untuk melayani orang individual terhadap pekerjaan mereka. lain. Sesungguhnya, inilah yang paling inti Sementara dalam kepemimpinan: memberikan energi, menyatakan bukan menerimanya. pemikiran, perasaan, dan kecenderungan yang (Blanchard, 2009) kali dan kurang itu dari dalam kepuasan kebijakan- ideal dan (Wibow,2008) kerja sebagai menyatakan tindakan seseorang, yang merupakan sikap tentang tiga aspek kepemimpinan yang seseorang terhadap pekerjaan. Sementara melayani, yaitu: 1. Hati yang Melayani (Hasibua,2007) mendefinisikan kepuasan Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.2, 2015:175-186 kerja sebagai suatu sikap emosional yang sedemikian menyenangkan memberikan kontribusi untuk kinerja yang dan mencintai pekerjaannya. sehingga mereka 180 dapat kompetitif dari organisasi dan individu pada pekerjaan. (Robbins 2003). (Gibson et al. 1995) menyatakan Kinerja Karyawan Istilah kinerja berasal dari job kinerja adalah catatan terhadap hasil performance atau actual performance produksi dan pekerjaan atau aktivitas (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya tertentu. Beberapa faktor yang berperan yang dicapai oleh seseorang), atau juga dalam hasil kerja secara kualitas dan kuantitas kesimbangan yang ingin dicapai oleh seorang pegawai lingkungan yang berada didekatnya yang dalam sesuai meliputi individu, sumberdaya, kejelasan dengan tanggung jawab yang diberikan kerja dan umpan balik. Untuk dapat kepadanya (Mangkunegara 2007). mengetahui melaksanakan tugasnya Arti kinerja antara antara lain pekerja kinerja seseorang adanya dan atau penting dari kinerja adalah hasil kerja yang organisasi, perlu diadakan pengukuran dapat dicapai seseorang atau sekelompok kinerja. Untuk dapat mengetahui kinerja orang dalam suatu organisasi, sesuai seseorang atau organisasi, perlu diadakan dengan wewenang dan tanggung jawab pengukuran kinerja. Menurut (Stout,2000), masing-masing dalam upaya mencapai pengukuran kinerja merupakan proses tujuan organisasi bersangkutan secara mencatat legal, tidak melanggar hukum dan sesuai pelaksanaan dengan moral maupun etika (Sedarmayanti pencapaian misi (mission accomplishment) 2007). Unit sumber daya manusia dalam melalui suatu berupa produk, jasa ataupun suatu proses. untuk organisasi seharusnya menganalisis dan berperan dan mengukur kegiatan hasil-hasil yang pencapaian dalam arah ditampilkan membantu memperbaiki masalah-masalah pencapaian kinerja. Apa dalam Metode Penelitian yang Penelitian ini menggunakan disain sesungguhnya menjadi peranan unit penelitian asosiatif. Penelitian ini dilakuan sumber manusia dalam suatu pada bulan Januari-Maret 2015 Lokasi organisasi ini seharusnya tergantung pada penelitian di tetapkan di Kantor Sinode apa yang diharapkan manajemen tingkat GMIM. Yang menjad populasi sasaran atas, seperti fungsi manajemen manapun, dalam penelitian ini adalah karawan yang kegiatan manajemen sumber daya manusia bekerja di Kantor Sinode GMIM yang harus berjumlah 57 orang. Seluruh populasi jadi daya dievaluasi dan direkayasa Analisis Pengaruh Budaya Organisasi….. (Rantung) 181 sampel penelitian. Untuk tehnik analisis organisasi yang mendorong orang untuk menggunakan analisis jalur. berinteraksi dan bekerja dengan orang lain melalui cara membantu mereka Pembahasan memuaskan kebutuhan untuk tumbuh dan Pengujian Sub struktur 1 (Variabel berkembang. Bukan dengan membuat Budaya dan aturan-aturan yang sifatnya kaku dan jika Kepemimpinan Melayani X2 terhadap tidak dilaksanakan dengan baik maka akan Kepuasan Kerja Y1) mendapat ganjaran. Hasil penelitian ini Organisasi Berdasarkan X1 hasil analisis memberi masukan bahwa budaya diperoleh bahwa koefisien Jalur (Beta) organisasi yang baik semestinya harus pada tabel Coeficients sebesar 1.927 menganut prinsip good governance yang dengan signifikansi 0.060. Oleh karena menuntut adanya nilai signifikansi > dari 0,05 maka hal ini akuntabilitas, pertanggungjawaban dapat dimaknai bahwa variabel Budaya kejelasan. Organisasi governance (X1) berpengaruh tidak Melalui transparansi, penciptaan karyawan akan dan good dapat signifikan terhadap variabel Kepuasan membentuk sendiri norma dan standar Kerja (Y1). Dengan demikian hipotesa yang mereka miliki, selanjutnya akan yang menyatakan terdapat pengaruh positif berdampak signifikan Budaya Organisasi terhadap pengakuan dari pimpinan atas prestasi kepuasan kerja karyawan pada kantor mereka.Penerapan budaya organisasi yang sinode GMIM ditolak. menuntut Hasil penghargaan adanya dan transparansi, menunjukkan akuntabilitas, pertanggung jawaban dan bahwa budaya organisasi berpengaruh kejelasan, yang dicirikan dengan adanya tidak signifikan terhadap kepuasan kerja kegiatan kerja yang kontinuitas, misalnya pada karyawan di kantor sinode GMIM. adanya laporan tahunan yang lengkap dari Hal ini berarti bahwa kepuasan kerja segi keuangan dan tata kelola serta karyawan muncul tidak disebabkan karena dipublikasikan secara lengkap. Adanya implementasi budaya organisasi yang baik pembagian tugas, tanggung jawab, dan di kantor sinode GMIM.Dari pengamatan wewenang yang jelas. Nilai-nilai ini yang dilakukan di objek penelitian, terkait tentunya akan menyebabkan karyawan dengan budaya organisasi yang diterapkan merasa memiliki dan dihargai, dampaknya dalam lingkungan kerja kantor sinode adalah tercapainya kepuasan terhadap GMIM, pekerjaaan karyawan penelitian kepada menunjukkan tampaknya bahwa lebih para menyukai terhadap dan kinerja tentunya dari peningkatan karyawan itu Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.2, 2015:175-186 182 sendiri.Hasil penelitian tidak berkontribusi simultan terhadap variabel mendukung penelitian yang dikemukakan terikat (Y).Dari tabel ANOVA diperoleh oleh Kreitner dan Kinicki (2003:90) yang nilai F untuk sub-struktur 1 sebesar 10.293 mengemukakan dengan nilai probabilitas (sig) = 0.000. berhubungan ini budaya secara konstruktif dengan Oleh karena nilai probabilitas (sig) < dari kepuasan kerja, dan keinginan untuk tidak 0,05 maka variabel Budaya Organisasi keluar dari perusahaan dan inovasi. (X1) dan Kepemimpinan Melayani (X2 ) Berdasarkan positip hasil analisis diperoleh hasil bahwa koefisien Jalur berkontribusi secara simultan signifikan terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y1). (Beta) pada tabel Coeficients sebesar 2.408 Hasil penelitian menunjukkan dengan signifikansi 0.020. Oleh karena bahwa nilai signifikansi < dari 0,05 maka hal ini berpengaruh signifikan terhadap kepuasan dapat kerja pada karyawan di kantor sinode dimaknai bahwa variabel kepemimpinan kepemimpinan melayani (X2) memiliki GMIM. pengaruh signifikan terhadap variabel pengikut, Kepuasan Kerja (Y1). Dengan demikian memiliki peran. Pemimpin mempunyai hipotesa terdapat wewenang untuk mengarahkan berbagai pengaruh positif signifikan kepemimpinan kegiatan para anggota atau kelompok. melayani kerja Perilaku pimpinan ini sering juga sebagai karyawan pada kantor sinode GMIM gaya kepemimpinan (style of leadership). diterima. Setiap pemimpin bisa mempunyai gaya yang menyatakan terhadap kepuasan Tabel 1. Hasil analisis Sub Struktur 1 Variab el Y Variabel Koefisie n Beta t hitung Prob . Ket Y1 = Kepuas an Kerja Budaya 0.283 1.927 0.0 Tidak organisasi 60 Signifi (X1) kan Kepemimpi 0.354 2.408 0.0 Signifi nan 20 kan Melayani (X2) Determinasi simultan (Rsquare)= 0,314, F hitung = 10.293 Korelasi Simultan (R) = 0,560, Probabilitas F = 0,000 Sumber : Hasil Penelitian 2015 Dasar untuk melakukan pengujian adalah dengan melihat nilai probabilitas (sig) F dimana nilai probabilitas (sig) harus < dari 0,05 untuk dapat dikatakan bahwa seluruh variabel bebas (X1 dan X2) Untuk melayani menggerakan pastilah pemimpin para harus kepemimpinan yang berbeda antara satu dengan yang lain, dan tidak mesti suatu gaya kepemimpinan lebih baik atau lebih buruk dari pada gaya kepemimpinan yang lainnya. Dari mengenai gaya pandangan berbagai macam teori kepemimpinan,menurut kontemporer, gaya kepemimpinan yang terbaru saat ini serta banyak diminati oleh para peneliti yaitu mengenai gaya kepemimpinan yang melayani (servant leadership). Servant leadership adalah suatu kepemimpinan yang berawal dari perasaan Analisis Pengaruh Budaya Organisasi….. (Rantung) 183 tulus yang timbul dari hati yang berkehendak untuk melayani (Greenleaf Karyawan di Kantor Sinode GMIM diterima. 2002).Orientasi servant leadership adalah untuk melayani pengikut dengan standar Tabel 2. Hasil analisis Sub Struktur 2 moral spiritual. Para pemimpin-pelayan (servant leaders) biasanya menempatkan kebutuhan pengikut sebagai prioritas utama dan memperlakukannya sebagai rekan kerja, sehingga kedekatan diantara keduanya sangatlah erat karena saling Variab el Y Koefisie n Beta Variabe l t hitung Prob. Y2 = 0.559 4.573 0.00 Signifi Kinerja Kepuasa 0 kan Karyaw n Kerja an (Y1) Determinasi simultan (Rsquare)= 0.313, F hitung = 20.913 Korelasi Simultan (R) = 0.559, Probabilitas F = 0.000 Sumber : Penelitian 2015 terlibat satu sama lain Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif Pengujian Sub-Struktur 2 (Variabel Kepuasan Kerja (Y1) terhadap Kinerja Karyawan (Y2) adalah dengan melihat nilai probabilitas (sig) dimana nilai probabilitas (sig) harus < dari 0,05 untuk dapat dikatakan bahwa variabel bebas (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat (Y). Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa koefisien Jalur (Beta) pada tabel Coeficients sebesar 0.559 dengan signifikansi 0.000. Oleh karena nilai signifikansi < dari 0,05 maka hal ini dapat dimaknai bahwa variabel Kepuasan Kerja (Y1) memiliki pengaruh signifikan Kinerja dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin puas Dasar untuk melakukan pengujian positif Karyawan terhadap variabel (Y2). Dengan Demikian hipotesa yang menyatakan terdapat pengaruh positif dan signifikan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Ket seorang semakin karyawan baik maka akan kinerja yang dihasilkannya.Gibson (2000) secara jelas menggambarkan adanya hubungan timbal balik antara kinerja dan kepuasan kerja. Disatu sisi dikatakan kepuasan kerja menyebabkan peningkatan kinerja sehingga pekerja yang puas akan lebih produktif. Di sisi lain dapat pula terjadi kepuasan kerja disebabkan oleh adanya kinerja sehingga pekerja yang lebih produktif akan mendapatkan kepuasan. Untuk meningkatkan kinerja karyawan, seharusnya organisasi tidak lupa memberikan faktor kepuasan kerja karyawannya. Dalam penelitian ini karyawan tidak puas dengan: tidak semua bawahan mendapat kesempatan, atau diberi kesempatan oleh pimpinan untuk Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.2, 2015:175-186 184 bisa menjadi pemimpin dalam kepemimpinan melayani dari pemimpin komunitasnya/ teamnya; Tidak semua yang ada.Hasil penelitian membuktikan bawahan memiliki kemampuan dalam bahwa ada pengaruh yang signifikan pengambilan keputusan, karena adanya antara kekhawatiran akan adanya suatu kesalahan karyawan pada kantor sinode GMIM. Hal yang berdampak pada kinerjanya. ada ini kebijaksanaan dari organisasi yang tidak mengalami diterapkan dalam mempengaruhi kinerjanya. dirasakan oleh praktik-nya, sebagian yang kepuasan berarti kerja bahwa dan karyawan kepuasan kerja, kinerja yang akan bawahan, sehingga berdampak menurunnya kinerja. Rekomendasi Menurunnya kinerja bawahan dapat dilihat Dari hasil analisis dan kesimpulan dari tingkat absensi yaitu yang berskala maka direkomendasikan hal hal sebagai sedang sampai yang berskala berat yaitu berikut: dari tingkat turn over karyawan. karyawan,Kepuasan kerja bagi karyawan harus (1) Kepuasan mendapat perhatian kerja pihak Kesimpulan dan Rekomendasi manajemen kantor sinode GMIM. Jika Kesimpulan kepuasan Berdasarkan pembahasan hasil maka analisis diharapkan dapat kepuasan tercipta kerja maka mereka diambil meningkat akan memberikan kontribusi Hasil kerja yang lebih baik yang pada akhirnya tidak ada peningkatan kinerja karyawan. (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara Kepemimpinan Melayani, Para pemimpin budaya organisasi dengan kepuasan kerja. yang ada di kantor sinode GMIMI haruslah Artinya kepuasan kerja yang dirasakan dapat oleh karyawan di kantor sinode GMIM mengimplementasikan tidak dipengaruhi oleh budaya organisasi kepemimpinan melayani oleh karena gaya yang ada.(2) Hasil penelitian membuktikan pemimpin pelayan adalah model yang bahwa ada pengaruh yang signifikan mengoptimalkan antara melayani pengembangan anggota organisasi dengan dengan kepuasan kerja karyawan di kantor menjadikan pengikutnya sebagai manusia sinode GMIM. (3)Hal ini berarti bahwa yang seutuhnya dengan esensi adalah kepuasan oleh melayani orang lain. Fokus dari pemimpin kesimpulan sebagai penelitian dapat dan kerja berikut:(1) membuktikan gaya kepemimpinan kerja karyawan dipengaruhi di bahwa yang dirasakan mengembangkan pemberdayaan dan model dan kantor sinode GMIM pelayan adalah pengembangan karyawan, oleh praktik gaya penciptaan nilai tambah bagi pelanggan, 185 Analisis Pengaruh Budaya Organisasi….. (Rantung) terciptanya kepuasan keberhasilan Kinerja pelanggan dan berkesinambungan.(3) Karyawan,Penelitian merekomendasikan manajemen bahwa kantor mengharapkan jika sinode terjadinya ini pihak GMIM peningkatan kinerja karyawan, maka penting untuk memperhatikan kepuasan kerja dari karyawannya Fauzi, D.A., 2007., Kepemimpinan Efektif., Restu Agung, Jakarta. Gibson, James L, John M. Ivancevich dan James H. Donnelly Jr, 2000. Organizations: Behaviour, Structure and Process, McGraw-Hill Companies Inc, Boston. Gibson, et al. 1995. Organisasi Perilaku, Struktur dan Proses, Jakarta Barat: Binapura Aksara. Greenleaf, Daftar Pustaka R. K., 2002., Servant- AA. Anwar Prabu Mangkunegara, 2000. leadership: A journey into the nature Manajemen Sumber Daya Manusia of legitimate power and greatness Perusahaan. Bandung : PT Remaja (L.C. Spears, Ed.) (25th Anniversary Rosdakarya. Edition). Paulist Press, New York AA. Anwar Prabu Mangkunegara. 2007. Hasibuan , M.P (2007). Manajemen Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia. Cetakan Perusahaan. Bandung PT. Remaja kesembilan, Rosdakarya,. .Jakarta Barbuto, J.E. dan Wheeler, D. W. (2006). PT Bumi Aksara Koesmono,Teman,2005. Pengaruh Scale Devolepment and Construct Kepribadian Komitmen Clarification of Servant Leadership. Organisasi dan Perilaku serta Kinerja Group &Organization Management, Karyawan 31 (3), 300-326. Perkayuan di Jawa Timur. Jurnal Blanchard , Kenneth H. and Paul Harsey. 1988. Management of Organizational Behaviour. Utilizing Human Resource. New jersey. Prentice Hall Inc. terhadap pada Manajemen dan Perusahaan Bisnis Vol. 4 Nomor 3. hal. 235-247 Kreitner, R. dan Kinicki, A. (2004). Organizational Behavior. Fifth Edition. McGraw Hill. New York. BPKP, 2000, Pengukuran Kinerja, Suatu Lantu, D., Pesiwarissa, E. & Rumahorbo, Tinjauan pada Instansi Pemerintah, A. (2007). Servant Leadership: The Tim Study Pengembangan Sistem Ultimate Calling to Fulfill Your Akuntabilitas Life’s Kinerja Pemerintah, Jakarta. Instansi Greatness. Gradien Mediatama. Yogyakarta: Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol.3 ,No.2, 2015:175-186 186 Luthans, Fred. Organisasi, (2006). (Alih Yuwono, Perilaku Bahasa V.A dkk),EdisiBahasa Indonesia, ANDI. Yogyakarta. Luthans, F. (1998). Robbins P. Stephen, Organisasi 2003, Struktur, Teori Desain & Aplikasi, Edisi 3, Penerbit Arcan, Jakarta. Organizational Behavior. McGraw-Hill. Sedarmayanti, 2007, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja, Moeljono, Djokosantoso. (2003). Budaya Korporat dan Keunggulan Korporat, PT. Elex Media Komputindo. Bandung, Penerbit Mandar Maju. Siagian, Sondang.P. 2005. Fungsi-Fungsi Manajerial. Jakarta.Bumi Aksara. Neuschel, R.P. 2008, Pemimpin Yang Sweeney,P.D., & McFarlin, D.B. (2002). Melayani., Akademika, Jakarta. Organizational Behavior : Solution Ostroff.C.1992. The Relationship between for Management.: McGraw Hill. Satisfaction,Attitude, and New York. Performance : An Organizational Tika, Drs. Moh. Pabundu M.M. 2006. Level Analysis, Journal of Applied Budaya Organisasi dan Peningkatan Psy-chology. Vol 77. P 963-974. Kinerja Perusahaan, Jakarta : Bumi Rangkuti, F. (2013). SWOT.Teknik Analisis Membedah Kasus Aksara. Walters, J, Donalds. (2004). Seni Bisnis.PT.Gramedia Pustaka Utama, Kepemimpinan. Jakarta : Gramedia Jakarta Pustaka Utama. Rivai, Veithzal. Sumber (2004). Daya Manajemen Manusia Untuk Perusahaan, :Raja Grafindo Persada. Wert, J.S. and K. Jennings., 2004., The Serving Leader. PT Bhuana Ilmu Populer, Jakarta. Jakarta.Robbins P. Stephen. 2006. Wibowo, Phil, M. (2008). Manajemen Perilaku Organisasi (alih bahasa Drs. Kinerja. Raja Grafindo Perkasa, Benjamin Molan), Edisi Bahasa Jakarta Indonesia, Klaten. PT INTAN SEJATI.