Doris Febriyanti [email protected] 08127860271 LATAR BELAKANG 2.ADANYA DINAMIKA SISTEM SOSIAL POLITIK 1. ADANYA PERKEMBANGAN INTERAKSI SOSIAL POLITIK PEMERINTAH DAN MASYARAKAT 1. ADANYA PERGESERAN SOSPOL DIMANA PERAN SEKTOR SWASTA DAN LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT MENINGKAT, SEBELUMNYA PERAN PEMERINTAH LEBIH DOMINAN 2. KONDISI MAKIN SULIT , KOMPLEKS, DINAMIS, BERANEKA RAGAM, SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN KEBUTUHAN MANUSIA 3. KETERBATASAN KAPASITAS APARATUR PEMERINTAH UNTUK MENAKOMODASIKAN KONDISI DIATAS. 4. ADANYA KOLABORASI PEMERINTAH, SWASTA , MASYARAKAT 5. Globalisasi, perkemb iptek, dan liberalisasi persaingan bebas kompetensi meningkat 6. . IPTEK merubah manajemen sektor publik & bisnis arus informasi menembus batas ruang & waktu 7Demokratisasi, HAM, pelestarian lingkungan hidup jadi tuntutan dunia yg mendesak 8. Internal Indonesia; krisi multidimensi (situasi politik tak stabil, ancaman disintegrasi, kepercayaan masyarakat menurun, penegakan hukum lemah, penanganan KKN lemah, pemulihan ekonomi lambat, pengangguran dan kemiskinan meningkat, daya saing turun 1 Internal Indonesia; krisi multidimensi (situasi politik tak stabil, ancaman disintegrasi, kepercayaan masyarakat menurun, penegakan hukum lemah, penanganan KKN lemah, pemulihan ekonomi lambat, pengangguran dan kemiskinan meningkat, daya saing turun. 2. Gerakan mahasiswa kekuatan reformasi ORBA tumbang 3 Multipartai menjelang Pemilu 1999 4. Perlu memahami jenis interaksi sosial-politik; 1) interferences (gangguan/saling pengaruhi); 2) interplays (keterlibatan); intervensions (campur tangan) . . PERLU STRATEGI BARU 2 KOMPLEKSITAS SISTEM SOSIAL POLITIK, MELIPUTI: SELEKSI DAN REDUKSI STRUKTUR OPERASIONAL PERLU DICARIKAN ALTERNATIF PEMECAHAN DAN PEMILIHAN YANG TERBAIK IMPLIKASINYA TERHADAP PEMERINTAHAN: DARI PENDEKATAN BERAGAM, BIROKRASI KAKU, HIERARKHIS, OTORITER, : MENJADI: KEPEMERINTAHAN MODEREN YANG: DINMIS, JARINGAN KOMPLEKS TETAPI HUBUNGAN SEDERHANA,., KEANEKARAGAMAN TINDAKAN DAN KEBIJAKAN, SESUAI DENGAN SITUASI DAN KUALITAS INTERAKSI SOSIAL POLITIK 3 KONSEPSI KEPEMERINTAHAN GOVERNING PROSES KOORDINASI,PENGENDALIAN/STEERING, PEMBERIAN GOVERNMENT PEMERINTAH PENGARUH/INFLUENCING DAN PENYEIMBANG SETIAP CHANGE AGENT AGENT OF DEVELOPMENT, PEMERINTAHAN NEGARA & PENYELENGGARA PEMBANGUNAN & PELAYANAN PUBLIK ANTARA PEMERINTAH, SWASTA DAN MASYARAKAT. HUBUNGANINTERAKSI SOSIAL POLITIK PENGERTIAN GOOD DALAM GG: GOVERNANCE (WORLD BANK) KEPEMERINTAHAN ADALAH CARA BAGAIMANA KEKUASAAN NEGARA DIGUNAKAN UNTUK MENGELOLA SUMBERDAYA EKONOMI DAN SOSIAL GUNA PEMBANGUNAN MASYARAKAT(THE WAY STATE POWER IS USED IN MANAGING ECONOMIC AND SOCIAL RESOURCES FOR THE DEVELOPMENT OF THE SOCIETY) GOVERNANCE (UNDP) A NILAI-NILAI YANGDIJUNJUNG TINGGI B.ASPEK-ASPEK FUNGSIONAL PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN PELAKSANAAN KEWENANGAN POLITIK, EKONOMI,DAN ADMINISTRATIF UNTUK MENGELOLA MASALAH-MASALAH NASIONAL PADA SEMUA INGKATAN ( THE EXERCISE OF POLITICAL,ECONOMIC, ND ADMINISTRATIVE AUTHORITY TO MANAGE NATION’S AFFAIR AT ALL LEELS) GOOD GOVERNANCE 4 KOORDINATIF DALAM MENGHADAPI KOMPLEKSITAS POLA PEMERINTAHAN MENGATUR//MENGENDALIKAN DALAM MENGHAFAPI DINAMIKA MENGATUR, MENGINTEGRASIKAN MENCIPTAKAN KETERPADUAN DALAM MENGHADAPI KEANEKARAGAMA 5 “GOOD” dlm GOOD GOVERNANCE A. NILAI-NILAI YANG DIJUNJUMG TINGGI B. ASPEK-ASPEK FUNGSIONAL PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM PENCAPAIAN TUJUAN KEMANDIRIAN KEINGINAN/ KEHENDAK RAKYAT PENINGKATAN KEMAMPUAN RAKYAT YANG BERTUJUAN NASIONAL UNTUK: PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KEADILAN SOSIAL 6 ORIENTASI GOOD GOVERNANCE PENCAPAIAN TUJUAN NASIONAL MENGACU PADA DEMOKRASI DALAM KEHIDUPAN BERNEGARA DENGAN ELEMEN –ELEMEN SBB.: PELAKSANAAN FUNGSI YANG EFEKTIF DAN EFISIEN DALAM MENCAPAI TUJUAN NASIONAL LEGITIMACY ACCOUNTABILITY SECURING OF HUMAN RIGHTS AUTONOMY & DEVOLUTION OF POWER ASSURANCE OF CIVIL CONTROL 7 PRINSIP GOVERNANCE MENURUT WORLD BANK , UNDP UNDP WORLD BANK THE EXERCISE OF: THE WAY STATE POWER IN MANAGING ECONOMIC & SOCIAL RESOURCES FOR DEVELOPMENT OF SOCIETY POLITICAL ADMINISTRATIVE ECONOMIC AUTHORITY TO MANAGE NATION’S AFFAIR AT ALL LEVEL 8 PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE MENURUT OECF & WORLD BANK PENYELENGGARAAN MANAJEMEN PEMBANGUNAN YANG SOLID DAN BERTANGGUNG JAWAB SEJALAN DENGAN: 1 DEMOKRASI 3. HINDARI SALAH ALOKASI DANA INVESTASI YANG LANGKA 5 MENJALANKAN DISIPLIN ANGGARAN 2. PASAR YANG EFISIEN 4 PENCEGAHAN KORUPSI SECARA POLITIK DAN ADMINISTRASI 6. MENCIPTAKAN LEGAL & POLITICAL FRAME WORK BAGI TUMBUHNYA AKTIVITAS KEWIRAUSAHAAN 9 PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE UNDP A. HUBUNGAN SINEGIS & KONSTRUKTIF ANTARA: B. KARAKTERISTIK SALING MEMPERKUAT DAN TIDAK PARSIAL 1 PARTICIPATION STATE 5. 4 RESPONSIVENESS EQUITY PRIVATE COMMUNITY 2. RULE OF LAW 3. TRANSPARANC 6 CONCENSUS ORIENTATION 7 EFFECTIVENESS AND EFFICIENCY 8 ACCOUNTABILITY 9 STRATEGIC VISION 10 TIGA DOMAIN GOOD GOVERNANCE S TATE (Pemerintah): Ciptakan POLITIK & HUKUM kondusif yg P COMMUNITY (Masyarakat): Peran aktif & positip dlm kegiatan EKONOMI POLITIK SOSIAL RIVATE (Swasta): Ciptakan PEKERJAAN dan PENDAPATAN 11 THE THREE LEGS OF GOVERNANCE ECONOMI C ADMINISTRATIVE GOVERNMENT GOVERNMENT a. AKTIVITAS EKON. SISTEM PROSES b. DLM NEGERI KEBIJAKAN c. INTERAKSI PENYEL. KONOMI d. IMPLEMENTASI (EQUITY, QUALITY, POVERTY OF LIFE POLITICAL GOV PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN UNTUKFORMULASI 12 GOOD GOVERNANCE Aspek Pemerintahan A. ADMINISTRATIVE COMPETENCE $ TRANSPARANCY (PERENCANAAN, IMPLEMENTASI, EFISIENSI, PENYEDERHANAAN ORGANISASI, IKLIM DISIPLIN, MODEL ADMINISTRASI, INFORMASI) C DESENTRALISASI REGIONAL & DEKONSENTRASI DALAM DEPARTEMEN B HUKUM KEBIJAKAN ( PERLINDUNGAN KEBEBASAN SOSIAL-POLITIKEKONOMI) D CIPTAKAN PASAR YANG KOMPETITIF (MEKANISME PASAR, PENINGKATAN PERANAN PENGUSAHA MENENGAH DAN KECIL SEKTOR SWASTA, DEREGULASI, KEMAMPUAN PEMERINTAH MENGELOLA EKONOMI MAKRO) 13 GOOD GOVERNANCE Indikator Keberhasilan A SECARA UMIUM B. SECARA KHUSUS : INDONESIA BERDASARKAN TUJUAN REFORMASI (TAP MPR 8/9 2. 1 TERPENUHINYA3 TUJUAN MENGATASI PEMBANGUNAN KRISIS EKONOMI KEDAULATAN PENEGAKAN RAKYAT: (QUALITY OF LIFE0 (STABILITAS HUKUM TERCAPAI DAN HAM MONETER TERCAPAI) B) BERBANGSA, A) BERNEGARA, .SELURUH PARTISIPASI SENDI POLITIK KEHIDUPAN RAKYAT--MASYARAKAT STABILITAS POLITIK 4 MELETAKAN DASAR KERANGKA AGENDA REF.-BANG. 14 Pergeseran GOVERNMENT ke GOVERNANCE PERKEMBANGAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN & PEMBANGUNAN AKHIR 1960-AN: TAHUN 1950-AN: MASA HINDIA BELANDA: ILMU PEMERINTAH (SEMUA DIATUR PEMERINTAH) ILMU ADMINISTRASI NEGARA(KEPEMIMPINAN PADA APARATUR: PERUMUSAN KEBIJAKAN KEBUDAYAAN, SDM APARATUR, KETATALAKSANAAN) ILMU NEGARA DAN PEMBANGUNAN (KETATALAKSANAAN, AGENT OF CHANGE, PERENC. PEMBANG. KEBIJAKAN PEMBANGUNAN, PELAKSANAAN & PENGENDALIAN PEMBANGUNAN 15 Pergeseran GOVERNMENT ke GOVERNANCE PERKEMBANGAN MAMNAJEMEN PEMERINTAHAN & PEMBANGUNAN d. Awal 1980an: Reinventing Government : 1. CATALYTIC GOVERNMENT: STEERING RATHER THAN ROWING 2 COMMUNITY OWNED GOVERNMNT: EMPOWERING THAN SERVING 3. COMPETITIVE GOVERNMENT: INJECTING COMPETITION INTO SERVICES 5. 4 MISSION DRIVEN GOVERNMENT:RESSULT ORIENTED GOVERNMENT TRANSFORMING RULE-DRIVEN FUNDING OUTCOME, NOT INPUT ORGANIZATION 16 Pergeseran GOVERNMENT ke GOVERNANCE PERKEMBANGAN MANAJEMEN PEMERINTAHAN & PEMBANGUNAN d. AWAL 1980an: REINVENTING GOVERNMENT 6, 6. CUSTOMER DRIVEN GOVERNMENT MEETING THE NEED OF CUSTOMER, NOT BUREAUCRACY 7 ENTERPRISING GOVERNMENT: EARNING RATHER THAN S PENDING 9. DECENTRALIZED GOVERNMENT FROM HIERARCHY TO PARTICIPATION AND TEAM WORK 8. ANTICIPATORY GOVERNMENT: PREVENTING RATHER THAN CURE 10 MARKET ORIENTED GOVERNMENT : LEVERAGING CHANGE THROUGH MARKET 17 Pergeseran GOVERNMENT ke GOVERNANCE Perkembangan Manajemen Pemerintahan & Pembang e. Awal 1990an: Banishing Bureaucracy (Five’s C) YANG TERDIRI ATAS: 1 THE CORE STRATEGY KEJELASAN KEGUNAAN DAN TUJUAN 3. THE CUSTOMER STRATEGY PELANGGAN SEBAGAI PENGENDALI 2. THE CONSEQUENCES STRATEGY: KONSEKUENSI KINERJA 4. THE CONTROLL STRATEGY KONTROL DARI ATAS KETENGAH 5. THE CULTURE STRATEGY MENDORONG BUDAYA KEWIRAUSAHAAN ,INOVATIF, KREATIF 18 Pergeseran GOVERNMENT ke GOVERNANCE Perkembangan Manajemen Pemerintahan & Pembang f. Akhir 1990an: Good Governanace Sejalan perkemb. Demokrasi dan Pasar Bebas tumbuh kebersamaan 3 unsur partnership dalam GOVERNANCE STATE COMMUNITY PRIVATE SECTOR 19