PRINSIP-PRINSIP KEPEMERINTAHAN YANG BAIK

advertisement
Oleh
Saddam Febrian
Akmal Arianto
Fatimah Rahmi
Wendi Romadhona
Apa pengertian dan latar belakang good
governance?
Pengertian :

“Governance is the action, manner, or system of
governing” – Collins, 2009. Menurut Collins,
Pemerintahan (Governance) adalah tindakan, cara, atau
sistem sebuah pemerintahan.
 “Governance means the process of decision-making and
the process by which decisions are implemented (or not
implemented).” – UNESCAP, 2013.
Tata kelola
(governance) merupakan proses pengambilan keputusan dan
proses
dengan
mana
keputusan
tersebut
akan
diimplementasikan (atau tidak diimplementasikan).
Lanjutan…
good governance (kepemerintahan yang baik) bisa
diartikan sebagai hubungan yang harmonis antara
negara (state), masyarakat (civil siciety) dan pasar
(market).
UNDP (United Nation Develepment Program)
mengartikan
good
governance
sebagai
suatu
penyelenggaraan manajemen pembangunan yang solid
dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip
demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah
alokasi dana investasi, pencegahan korupsi baik secara
politik maupun administratif, menjalankan disiplin
anggaran serta penciptaan legal and political
framework bagi tumbuhnya aktivitas usaha.
latar belakang good governance :
 Penyimpangan-penyimpangan
yang
terjadi
pada
praktik
pemerintahan, seperti Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme (KKN)
 Penyelenggaraan
urusan publik
yang bersifat sentralistis, nonpartisipatif serta tidak akomodatif
terhadap kepentingan publik.
 menumbuhkan rasa
tidak percaya dan
antipati
kepada
rezim pemerintahan
yang ada.
 Masyarakat
tidak
puas dengan kinerja
pemerintah
yang
selama ini dipercaya
sebagai
penyelenggara
urusan publik.
Bagaimana prinsip dan konsepsi good
governance?
Participation
Rule of law
Tranparancy
Responsiveness
Accountbility
Strategic vision
Menurut UNDP
Concensus orientation
Equity
Efficiency dan effectiveness
Karakteristik Dasar Good Governance
 Diakuinya semangat pluralisme.
 Tingginya sikap toleransi, baik terhadap saudara sesama
agama maupun terhadap umat agama lain.
 Tegaknya prinsip demokrasi.
Struktur Organisasi dalam Good Governance
Menurut Lukman Hakim, ada tiga faktor determinan
pencapaian good governance, yakni lembaga atau pranata
(institutions/system), sumber daya manusia (human factor),
dan budaya (cultures).
Menurutnya, good governance akan tercipta di antara unsurunsur negara dan institusi kemasyarakatan (ormas, LSM,
pers, lembaga profesi, lembaga usaha swasta, dan lain-lain)
memiliki keseimbangan dalam proses checks and
balances dan tidak boleh satu pun di antara mereka yang
memiliki kontrol absolute.
Menurut Tulis (2000), perubahan terhadap
sumber daya manusia sebesar 10 persen saja
dapat mengubah struktur organisasi, selain
perubahan ang disebabkan faktor teknologi,
ekonomi, politik, dan sosial. Praktik manajemen
yang lama baik menyangkut struktur organisasi,
personel, dan tugas pokok, akan menyebabkan
resistensi terhadap perubahan dan menyebabkan
sulitnya melakukan restrukturisasi organisasi
dalam rangka mencapai efisiensi.
Perbedaan rangka Pelaksanaan Good Governance
Sebelum adanya Good Governance
Sesudah adanya Good Governance
Struktur bersifat :
1. Birokratik,
2. Multilevel
3. Disorganisasi dengan manajemen
4. Kebijakan, program, dan prosedur ruwet
Struktur bersifat :
1. Nonbirokratik, sedikit aturan
2. Lebih sedikit level
3. Manajemen berfungsi baik
4. Kebijakan, program dan prosedur
sederhana, tidak menimbulkan
ketergantungan
Sistem :
1. Tergantung pada beberapa sistem informasi
kinerja
2. Distribusi informasi terbatas pada eksekutif
3. Pelatihan manajemen hanya pada karyawan
senior
Sistem :
1. Tergantung pada sistem informasi kinerja
2. Distribusi informasi luas,
3. Memberikan pelatihan kepada karyawan
yang membutuhkan
Budaya Organisasi :
1. Orientasi ke dalam
2. Tersentralisasi
3. Lambat dalam pengambilan keputusan
4. Realistis-idiologi
5. Kurang berani mengambil keputusan
Budaya Organisasi :
1. Orientasi ke luar
2. Memberdayakan sumber daya
3. Pengambilan keputusan cepat
4. Terbuka dan berintegrasi
5. Berani mengambil risiko
upaya untuk mencapai pemerintahan
yang baik ?
Good governance sebagai upaya untuk mencapai
pemerintahan yang baik maka harus memiliki beberapa
bidang yang dilakukan agar tujuan utamanya dapat dicapai,
yang meliputi (Efendi, 2005):
1. Politik
Politik merupakan bidang yang sangat riskan dengan
lahirnya masalah karena seringkali menjadi penghambat
bagi terwujudnya good governance. Konsep politik yang
kurang bahkan tidak demokratis yang berdampak pada
berbagai persoalan di lapangan. Krisis politik yang saat ini
terjadi di Indonesia dewasa ini tidak lepas dari penataan
sistem politik yang kurang demokratis. Maka perlu
dilakukan pembaharuan politik.
2. Ekonomi
Ekonomi Indonesia memang sempat terlepas dari krisis global
yang bahkan bisa menimpa Amerika Serikat. Namun keadaan
Indonesia saat ini masih terbilang krisis karena masih banyaknya
pihak yang belum sejahtera dengan ekonomi ekonomi rakyat. Hal
ini dikarenakan krisis ekonomi bisa melahirkan berbagai masalah
sosial yang bila tidak teratasi akan mengganggu kinerja
pemerintahan secara menyeluruh.
 3. Sosial
Masyarakat yang sejahtera dengan terwujudnya setiap
kepentingan masyarakat yang tercover dalam kepentingan umum
adalah perwujudan nyata good governance. Masyarakat selain
menuntut perealisasikan haknya tetapi juga harus memikirkan
kewajibannya dengan berpartisipasi aktif dalam menentukan
berbagai kebijakan pemerintahan. Hal ini sebagai langkah nyata
menjalankan fungsi pengawasan yang efektif dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan.
4. Hukum
Dalam menjalankan pemerintahan pejabat negara memakai
hukum sebagai istrumen mewujudkan tujuan negara.
Hukum adalah bagian penting dalam penegakan good
governance. Setiap kelemahan sistem hukum akan
memberikan influence terhadap kinerja pemerintahan
secara keseluruhan, karena good governanance tidak akan
dapat berjalan dengan baik dengan hukum yang lemah.
Penguatan sistem hukum atau reformasi hukum merupakan
kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good governance.
Terima Kasih
Download