Pendekatan dalam Pembuatan Kebijakan Lingkungan 20 Maret 2007 Outline Lingkungan sebagai Masalah Kebijakan Pemerintahan Hijau Lingkungan sebagai masalah kebijakan 7 Karakteristik Public goods, banyak sekali sumber daya lingkungan yang dapat dideskripsikan sebagai barang publik dan memiliki dampak eksternalitas bagi masyarakat Masalah lintas batas (transboundary problems), banyak kasus lingkungan yang bersifat global dan melewati batas antar negara Carter, 2001, 162-168 7 Karakteristik Kompleksitas dan ketidakpastian, pembuatan sebuah keputusan dapat dirintangi oleh kompleksitas dan ketidakpastian dari banyak permasalahan lingkungan. Kadangkala sangat sulit untuk mengidentifikasikan hubungan yang kompleks dan interdependen antara alam dan fenomena perbuatan manusia (causeeffect chains are complex; large scientific core in environmental policy) Carter, 2001, 162-168 7 Karakteristik Irreversibility, dalam arti apabila sekali saja kapasitas kemampuan alam/bumi terlampaui, maka asest-aset lingkungan dapat rusak dan tidak dapat diperbaiki (karenanya harus melihat kepada tindakan pencegahan) Variabilitas temporal dan spasial, dampak yang ditimbulkan akan berlangsung lama dan dapat mempengaruhi generasi yang akan datang dibandingkan generasi saat ini (long term problems, intergenerational) karenanya kebijakan untuk memperbaiki harus dilakukan sebelum dampak negatif secara penuh dirasakan Carter, 2001, 162-168 7 Karakteristik Fragmentasi administratif, banyak permasalahan lingkungan bersifat lintas sektor dan membutuhkan koordinasi diantara sektor-sektor tersebut Intervensi peraturan, kerusakan lingkungan biasanya merupakanlegitimate, karenanya pemerintah harus melakukan intervensi didalam kegiatan ekonomi dan masyarakat untuk mengatur aktivitas yang merusak lingkungan Carter, 2001, 162-168 Paradigma tradisional kebijakan Kebijakan pemerintah reaktif Sedikit demi sedikit (piecemeal), taktis Kebijakan lingkungan diperlakukan sebagai wilayah kebijakan tersendiri Institusi memiliki sedikit kewenangan dalam pengambilan kebijakan di sektor lainnya Weale, 1992 dalam Carter, 2001, 169 Paradigma tradisional kebijakan Kurangnya koordinasi & ruang lingkup dalam menyelesaikan permasalahan End of pipe solutionsÆ kebijakan hanya untuk menanangani gejala daripada penyebab Regulasi administratif lebih dipilih sebagai instrumen kebijakan Weale, 1992 dalam Carter, 2001, 169 Hambatan politik untuk perubahan Kekuatan produsen Fragmentasi administratif Carter, 2001, 170-178 Upaya mencapai Perubahan Kebijakan Agenda setting Advocacy coalition framework Komunitas kebijakan & perubahan eksogen The rise & fall of nuclear power Carter, 2001, 178-191 Pemerintahan hijau Integrasi kebijakan Integrasi melalui reformasi organisasi Integrasi melalui teknik administratif Environmental Impact Assessment Risk assessment Cost Benefit Analysis Carter, 2001, 257-270 Perencanaan kebijakan Pembangunan berkelanjutan membutuhkan perencanaan pada semua tingkatan pemerintahan Pemerintah harus mengadopsi pendekatan multi tingkatan berdasarkan prinsip-prinsip subsidiaritas, dimana tanggun jawab harus berada pada tingkatan terendah dari pemerintahan Carter, 2001, 271 Demokrasi dan partisipasi Melalui perluasan demokrasi dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan, masyarakat kebanyakan akan memainkan peran kunci dalam mencapai pembangunan berkelanjutan Demokrasi yang lebih besar akan meningkatkan kualitas kebijakan dari permasalahan lingkungan yang kompleks Carter, 2001, 278