BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Biaya
2.1.1 Pengertian Biaya
Biaya merupakan sebuah elemen yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas
perusahaan. Biaya didefinisikan sebagai suatu sumber daya yang dikorbankan
(sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu (Horngren,
dkk, 2008). Menurut Bustami dan Nurlela (2006), biaya merupakan pengorbanan
sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau
kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu. Sementara menurut
Kuswadi (2005), biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau
jasa dari pihak ketiga, baik yang berkaitan dengan usaha pokok perusahaan
maupun tidak. Biaya diukur dalam unit moneter dan digunakan untuk menghitung
harga pokok produk yang diproduksi perusahaan.
11
2.1.2 Jenis-jenis Biaya
Berdasarkan metode pembebanan biayanya, Kuswadi (2005) mengklasifikasikan
jenis-jenis biaya ke dalam biaya langsung dan biaya tidak langsung, yaitu:
1. Biaya Langsung (direct cost)
adalah biaya yang langsung dibebankan pada objek atau produk, misalnya
bahan baku langsung, upah tenaga kerja yang terlibat langsung dalam proses
produksi, biaya iklan, ongkos angkut, dan sebagainya
2. Biaya Tidak Langsung (indirect cost)
adalah biaya yang sulit atau tidak dapat dibebankan secara langsung dengan
unit produksi, misalnya gaji pimpinan, gaji mandor, biaya iklan untuk lebih
dari satu macam produk, dan sebagainya. Biaya tidak langsung disebut juga
biaya overhead.
Sementara Kuswadi (2005) juga menggolongkan biaya berdasarkan pola perilaku
biaya yaitu:
1. Biaya Tetap (fixed cost)
adalah biaya yang jumlahnya tetap atau tidak berubah dalam rentang waktu
tertentu, berapapun besarnya penjualan atau produksi perusahaan
2. Biaya Variabel (variable cost)
adalah biaya yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu
jumlahnya berubah-ubah secara proporsional
3. Biaya Semi Variabel
adalah biaya yang sulit digolongkan ke dalam kedua jenis biaya di atas (tidak
termasuk ke dalam biaya tetap atau biaya variabel).
12
Carter, Usry (2004) mendefinisikan biaya berdasarkan pola perilakunya sebagai
berikut:
1. Biaya Tetap (fixed cost)
adalah biaya yang secara total tidak berubah saat aktivitas bisnis meningkat
atau menurun. Biaya tetap bernilai tetap dalam rentang aktivitas yang relevan
(relevant range), di luar rentang aktivitas ini biaya tetap dapat berubah
nilainya. Contoh biaya tetap antara lain beban penyusutan, beban sewa, dan
beban asuransi.
2. Biaya Variabel (variable cost)
adalah biaya yang secara total meningkat secara proporsional terhadap
peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap
penurunan dalam aktivitas perusahaan. Contoh biaya variabel antara lain biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.
3. Biaya Semivariabel
adalah biaya yang memperlihatkan baik karakteristik biaya tetap maupun
biaya variabel. Alasan pengklasifikasian biaya ke dalam biaya semivariabel
antara lain karena adanya pengaturan minimum yang diperlukan untuk
memelihara kesiapan operasi perusahaan, atau berdasarkan objek pengeluaran
dikelompokkan ke biaya tetap dan variabel secara bersama-sama.
Biaya juga dapat digolongkan berdasarkan fungsi pokok dalam perusahaan.
Mulyadi (2004), menjelaskan penggolongan biaya berdasarkan fungsi pokok
dalam perusahaan menjadi tiga kategori, antara lain:
13
1. Biaya Produksi
Adalah biaya yang digunakan untuk mengolah bahan baku menjadi produk
setengah jadi atau produk jadi. Biaya ini dapat dikaitkan langsung dengan
produk yang diproduksi perusahaan. Biaya produksi terdiri atas biaya bahan
baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.
2. Biaya Pemasaran
Adalah biaya yang dikaitkan dengan kegiatan pemasaran produk yang
diproduksi perusahaan kepada konsumen. Biaya pemasaran antara lain terdiri
atas biaya iklan, biaya promosi, biaya gaji bagian pemasaran, biaya contoh
(sample).
3. Biaya Administrasi dan Umum
Adalah biaya yang digunakan untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi
dan pemasaran produk perusahaan. Contoh biaya administrasi dan umum
antara lain biaya gaji bagian akuntansi dan biaya fotocopy.
2.2 Metode Pemisahan Biaya Variabel dan Biaya Tetap
Biaya-biaya yang terjadi biasanya masuk kedalam biaya semi variabel. Carter dan
Usry (2004:61) menyatakan, “biaya-biaya yang seluruhnya tetap dan seluruhnya
variabel dalam rentang aktivitas yang diantisipasi harus diidentifikasi, dan
komponen tetap dan variabel dari biaya semivariabel harus diestimasikan”.
Pemisahan biaya tetap dan biaya variabel diperlukan untuk merencanakan,
menganalisis, mengendalikan, atau mengevaluasi biaya. Selain itu Carter dan
14
Usry (2004:62) juga menjelaskan fungsi dari pemisahan biaya tetap dan biaya
variabel antara lain:
1. Perhitungan tarif biaya overhead predeterminasi dan analisis varian.
2. Persiapan anggaran fleksibel dan analisis varian
3. Perhitungan biaya langsung dan analisis varian
4. Analisis titik impas dan analisis biaya volume laba
5. Analisis biaya diferensial dan komparatif
6. Analisis maksimalisasi laba dan minimisasi biaya jangka pendek
7. Analisis anggaran modal
8. Analisis profitabilitas pemasaran berdasarkan daerah, produk, dan pelanggan
Beberapa metode yang dapat digunakan untuk memisahkan biaya semivariabel
menjadi biaya tetap sepenuhnya dan biaya variabel sepenuhnya antara lain:
1. Metode Tinggi Rendah (High and Low Points)
Pada metode ini elemen tetap dan elemen variabel dari suatu biaya dihitung
dengan menggunakan dua titik. Titik data yang dipilih adalah titik data historis
dengan periode aktivitas tertinggi dan terendah. Periode tertinggi dan terendah
dipilih karena keduanya mewakili kondisi dari dua tingkat aktivitas yang
berjauhan.
Untuk menghitung biaya variabel, perlu dihitung terlebih dahulu tarif variabel,
dengan menggunakan rumus:
Tarif variabel = Biaya Aktivitas Tertinggi – Biaya Aktivitas Terendah
Aktivitas Tertinggi – Aktivitas Terendah
15
Selanjutnya total biaya variabel dapat dihitung dengan rumus:
Total Biaya Variabel = Tarif Variabel x Tingkat Aktivitas
2. Metode Scattergraph
Metode scattergraph tidak hanya menggunakan dua titik untuk memisahkan biaya
variabel dan biaya tetap. Metode ini menggunakan semua data yang tersedia dan
menggambarkannya pada sebuah grafik dengan sumbu x sebagai variabel bebas
dan sumbu y sebagai variabel terikat. Biaya variabel dihitung dengan menentukan
elemen tetap dari sebuah biaya berdasarkan interpretasi visual. Pemmisahan biaya
variabel dan biaya tetap dengan metode ini menghasilkan hasil yang bias karena
garis biaya ditentukan berdasarkan pada interpretasi visual.
3. Metode Kuadrat Terkecil (Least Square)
Metode ini menggunakan perhitungan matematis untuk menentukan garis yang
paling sesuai atau garis regresi linear melalui sekelompok titik. Garis regresi
meminimisasi jumlah kuadrat deviasi dari setiap titik aktual yang diplot dari titik
di atas atau di bawah garis regresi.
Dimisalkan sebuah fungsi:
Y = a.X + b
Maka unsur-unsur biaya dapat dicari dengan rumus:
∑XY = a ∑X + b ∑X2
∑Y = n.a
+ b ∑X
16
Keterangan:
Y = Biaya Periodik
X = Kegiatan Periodik
N = Jumlah Sample
A = Biaya tetap
B = Biaya Variabel
2.3 Kontribusi Marjin
2.3.1 Pengertian Kontribusi Marjin
Menurut Carter, Usry (2004:257), kontribusi marjin adalah selisih antara
pendapatan penjualan dengan semua biaya variabel. Dengan kata lain kontribusi
marjin dihitung dengan mengurangkan penjualan dengan biaya variabel baik yang
langsung maupun tidak langsung. Kontribusi marjin dapat dihitung secara total
atau dihitung per unit produk. Perhitungan kontribusi marjin per unit produk dapat
dituliskan dalam rumus:
Kontribusi Marjin per Unit = Penjualan per Unit – Biaya variabel per Unit
Kontribusi marjin per unit produk menggambarkan nilai yang disumbangkan tiap
unik produk yang terjual terhadap laba perusahaan. Kontribusi marjin per unit
produk juga dapat dinyatakan dalam sebuah rasio atau perbandingan, yaitu dengan
rumus:
Rasio Kontribusi Marjin per Unit = Marjin Kontribusi per Unit
Penjualan per Unit Produk
Download