SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042 BELAJAR: PROSES MEMBANGUN KEMAMPUAN UNTUK MENGENDALIKAN MASA DEPAN DENGAN BAIK Oleh: Meilanny Budiarti Santoso ABSTRAK Manusia memiliki pilihan hidup untuk menentukan jalan hidupnya, dalam rangka mencapai visi yang diperjuangkannya. Namun, ironisnya sebagian besar manusia menjalani hidupnya tanpa visi dan misi yang jelas. Hal tersebut berdampak pada konteks lingkunan kehidupan mereka di masingmasing lokus mereka, bahkan akan mempengaruhi lingkungan sosial mereka. Bahkan kehidupan dan keberhasilan organisasi seringkali sangat dipengaruhi oleh cara pandang dan tindakan para anggotanya. Seseorang haruslah mampu berjalan dengan baik pada jalan yang menuju pada arah yang benar. Itulah yang disebut dengan visi kehidupan. Hidup dengan visi, dan hidup untuk memperjuangkan visi. Begitulah cara jika orang mau panjang umur, dalam arti sehat, bugar, bersemangat, dan berprestasi; dengan catatan, visi tersebut harus menyangkut – dan untuk – kepentingan memberi manfaat bagi orang banyak (Wibhawa, 2016). Rasa kesalingtergantungan dalam relasi sosial membuat seseorang menaruh perhatian terhadap apa yang akan terjadi pada orang lain, suatu hal yang penting untuk membangun hubungan yang saling menghormati dan saling mempercayai. Semua ini akan menolong seseorang untuk mengatasi keberagaman, membina kerjasama kreatif, dan menyelesaikan konflik dengan damai. Ini adalah ranah kecerdasan interpersonal Banyak orang bekerja keras dalam PENDAHULUAN Semua orang ingin sukses dalam hidupnya, hidupnya; sukses dalam belajar, sukses menentukan ingin hidup bahagia. Tentunya tak hanya tindakan tertentu untuk menekuni suatu bidang usaha, mengasah bahagia di dunia, tetapi juga bahagia di keterampilan pada suatu bidang keahlian akhirat. Untuk itu, seseorang melakukan tertentu, berbagai usaha sebagai bentuk ikhtiar memilih pekerjaan yang dipandang akan memberikan kepastian mereka dan menentukan pilihan dalam pendapatan, memilih tempat tinggal yang bersikap dan melakukan berbagai bentuk dalam sepanjang menuntut ilmu tiada henti, memilih dan sukses dalam berbisnis dan ujung-ujungnya tindakan bekerja hidupnya; orang belajar dengan keras, dalam bekerja, sukses dalam berkeluarga, pilihan bahkan layak, memilih teman yang dirasa dapat perjalanan meningkatkan kualitas mereka, memilih hidupnya. lingkungan sosial yang dipandang kondusif, dan berbagai macam pilihan 167 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 lainnya dalam kehidupan. Dalam konteks yang organisasi seorang membangun masyarakat Indonesia yang dan warganya cerdas serta berkarakter baik dan menetapkan strategi pada lembaga yang kuat; dan tentunya pendidikan dalam hal ini dipimpinnya, kebijakan menunjuk lembaga, pendidikan ataupun pemimpin lembaga, tentunya lembaga, memilih menentukan menetapkan sistem tepat pula; ISSN:2339 -0042 bukan pendidikan hanya yang untuk pada proses diselenggarakan memilih staff yang baik, membuat struktur sekolah-sekolah organisasi kampus saja, melainkan pada pendidikan untuk mencapai keberhasilan lembaga. ataupun di di kampus- dalam arti luas, yaitu: pendidikan di rumah, Untuk memperoleh hasil di sekolah, di masyarakat, melalui berbagai yang media. diharapkan tentunya sudah barang tentu memilih dan menentukan berbagai hal yang menurut pandangan kita benar saja tidak PEMBAHASAN cukup. Seseorang haruslah memiliki niat Melalui pendidikan, setiap civitas yang benar dan dalam melaksanakannya pun harus dilakukan dengan cara-cara yang akademica benar. Menetapkan arah yang benar itu dituntut untuk belajar dan berujung untuk perlu, namun belum cukup. Seseorang meraih kemampuan dalam ‘mengendalikan’ haruslah mampu berjalan dengan baik pada masa depan. Belajar mengendalikan nasib jalan yang menuju pada arah yang benar. sendiri Itulah yang disebut dengan visi kehidupan. kemampuan Hidup dengan visi, dan hidup untuk membangun masa depan yang lebih baik, memperjuangkan visi. Begitulah cara jika masa depan yang mereka pilih sendiri, orang mau panjang umur, dalam arti sehat, melakukan hal yang mereka rasa dan anggap bugar, sangat bersemangat, dan berprestasi; yang terlibat mencakup dan penting dan di dalamnya mengembangkan kecakapan bermakna, untuk yang harus mendatangkan manfaat bagi dirinya dan bagi menyangkut – dan untuk – kepentingan orang lain juga bagi lingkungan sekitar. Ini memberi berarti bahwa belajar haruslah lebih dari dengan catatan, manfaat visi bagi tersebut orang banyak sekedar (Wibhawa, 2016). maka pendidikan pengetahuan dan keterampilan yang berbasis pada kompetensi Untuk mencapai masa depan yang cemerlang, menguasai saja. Belajar seharusnya juga mencakup adalah pembinaan kreativitas, pencerahan mengenai kuncinya: membangun pendidikan dengan tujuan hidup, pembangunan rasa harga diri arah yang tepat dan dijalankan dengan cara 168 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL dan rasa mampu, VOLUME: 5 memperjelas NOMOR: 2 dan HALAMAN: 106--208 seumur hidup untuk tidak menjadi siapa- meningkatkan komitmen terhadap nilai-nilai siapa. luhur dan prinsip hidup yang bersifat Di universal, dan memupuk harmonisasi rasa kesalingketergantungan dengan lain, kecerdasan sendiri memahami suatu hal membangun yang penting untuk yang saling hubungan menghormati dan saling mempercayai. intrapersonal Semua ini akan menolong seseorang untuk menyangkut kemampuan untuk memahami diri rasa terhadap apa yang akan terjadi pada orang interpersonal dan intrapersonal. Kecerdasan lain, membuat seseorang menaruh perhatian perhatian dan usaha yang perlu diberikan pengembangan sisi kesalingtergantungan dalam relasi sosial sesama manusia. Ini berarti bahwa lebih banyak untuk ISSN:2339 -0042 – dengan baik hasrat, kecemasan, mengatasi termasuk kerjasama dan keberagaman, kreatif, dan membina menyelesaikan konflik dengan damai. Ini adalah ranah kemampuan diri sendiri – dan menggunakan kecerdasan interpersonal. pemahaman diri itu secara efektif untuk Pertanyaannya mengatur hidup. Kecerdasan interpersonal sekarang adalah: Dapatkah kita membuat proses belajar pada menunjukkan kemampuan seseorang untuk berbagai tingkatan pendidikan dapat lebih memahami niat, motivasi, dan hasrat orang banyak lain, dan dengan sendirinya, kemampuan menyumbang dalam mengembangkan kecerdasan intrapersonal untuk bekerja sama secara efektif dengan dan orang lain. Kualitas mental yang berkaitan interpersonal didiknya? dengan kecerdasan intrapersonal adalah Apa pada yang para diperlukan peserta agar pendidik dapat lebih berperan efektif dalam kesadaran akan tujuan hidup, harga diri, upaya ini? Semua pertanyaan itu mungkin kemampuan diri, dan komitmen untuk tidak penting atau tidak relevan diajukan berpegang pada nilai-nilai luhur tertentu. pada mereka yang tinggal di negara industri Kesadaran itu berfungsi sebagai penunjuk atau negara maju. arah, pedoman, dan juga motivator bagi Faktanya, di Indonesia, tujuh puluh kehidupan seseorang. Kesadaran itu akan membantu seseorang dalam meminimumkan tahun lebih proklamasi kemerdekaan risiko tersesat di dalam lingkungan yang dideklarasikan, nampaknya makin kompleks dan selalu berubah, dan belum menemukan arah yang tepat dalam menghindari kemungkinan bekerja keras membangun pendidikan. Kurikulum pada pemerintah berbagai level pendidikan berkali-kali 169 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042 diganti, tanpa diketahui dengan pasti saja, kapan saja. Mereka tersesat dan apakah kurikulum yang sebelumnya sudah menjadi korban proses globalisasi (Raka, mencapai sasaran yang diharapkan atau 2013). tidak. Di lapisan akar rumput (grass roots) 'Control your destiny or someone else para dosen, kepala sekolah dan guru-guru kebingungan karena mereka will', begitu bunyi judul sebuah buku; harus kendalikan nasib Anda, kalau tidak, orang melakukan sesuatu yang benar, sementara hal-hal yang mereka harus lain yang akan mengendalikannya. Di dalam lakukan dunia yang tidak lagi berbatas dan berubah sebagai para pendidik menurut kurikulum lamapun belum mereka dengan cepat, makin banyak kemungkinan pahami bagi seseorang untuk kehilangan kendali sepenuhnya, apalagi yang baru. atas nasib atau masa depannya sendiri. Masalahnya menjadi semakin rumit Godaan untuk ikut dan larut dalam arus di tengah-tengah proses globalisasi yang massa makin lama makin meluas dan makin menarik. Banyak anak muda yang tumbuh intensif dewasa ini. Dunia menjadi tidak untuk kemudian kehilangan jati diri. Yang berbatas, informasi mengalir deras dengan sangat memprihatinkan, hanya sedikit di bebas, demikian juga modal dan tenaga antara mereka yang menyadarinya. Para kerja tidak lagi dapat dibendung. Negeri pendidik atau orang dengan modal intelektual yang pendidikan seharusnya memberikan lebih tinggi telah mendapatkan amat banyak banyak perhatian dan usaha optimal untuk kesempatan untuk menghasilkan kekayaan mengatasi masalah ini. lebih banyak bagi diri mereka sendiri. dalam pembangunan upaya modal Mereka krisis ekonomi, konflik merupakan mempersiapkan generasi yang ada sekarang ini tidak mungkin selalu mendapat dapat mendampingi generasi selanjutnya. dampak negatif dari dunia yang tanpa batas, seperti tingkatan bersikap dan berkarya. Sebab, generasi mendatangkan hanya level makin yang mampu mandiri dalam berpikir, membawa lebih banyak kebingungan dan kesempatan. berbagai menjadi pendidikan adalah menciptakan generasi amat terbatas, proses globalisasi cenderung ketimbang di lagi selanjutnya. Artinya, amanah dari proses intelektual, dengan jejaring kerjasama yang kekacauan pelak Pendidikan, sejatinya Tetapi, negeri-negeri atau orang-orang yang tertinggal tak Suatu saat, generasi muda saat ini harus sosial, mampu untuk berdiri di atas kakinya kerusakan lingkungan, dan yang baru-baru sendiri. ini 'teroris tanpa batas' bisa terjadi di mana Artinya, kemandirian adalah warisan yang seharusnya dapat dijalankan 170 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL oleh generasi VOLUME: 5 mendatang, NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042 mengingat keberhasilan yang dicapai atau karakter dari tantangan kehidupan yang semakin besar tokoh yang kita kagumi, bahkan dari di kemudian hari (Wibowo, 2016). kearifan yang tersembunyi di dalam cerita rakyat atau mitologi dalam budaya tertentu. Namun sayang, fenomenanya, ada banyak peserta didik potensial, yang Dari berbagai sumber tersebut, ‘dihancurkan’ di bangku sekolah. Mereka seseorang dapat memilih nilai atau prinsip tidak lagi dapat mengembangkan potensi tertentu yang dianggapnya paling baik atau mereka karena lingkungan belajarnya, baik mulia, psikologis maupun sosial, kurang tepat. Hal merumuskan visi atau tujuan hidupnya. ini terjadi karena para pendidik tidak Kebanyakan menyadari betapa dahsyat dan dalamnya menyadari akan adanya proses belajar pengaruh (lewat kata-kata, emosi, dan seperti ini. Semuanya berlangsung secara tindakan) yang mereka tanamkan di dalam alamiah, dan tidak berstruktur, mengalir pikiran dan kemudian muncul sebagai begitu saja tanpa kesadaran penuh. Kita perilaku peserta didik. tidak mempelajarinya seperti, misalnya, saat Kelihatannya, untuk belajar dapat yang panjang. Proses belajar seperti ini kita tentang berhasil dan bermakna matematika, mungkin di mana tidak kita pahami. dalam kehidupan, diperlukan proses belajar Konsep kita dalam walaupun seringkali tidak berhasil kita luhur yang akan dipegang dan dijalankan banyak dari dasar dengan keseriusan dan kesadaran penuh, diri sendiri serta menemukenali nilai-nilai memanfaatkan menjadi mempelajarinya dengan cara yang berbeda, merumuskan visi pribadi atau tujuan hidup harus dan Inspirasi, rujukan. perenungan, idealisasi, pencerahan, refleksi, metafora atau kehidupan yang kiasan, interaksi sosial, dan semua itu mungkin amat sangat berperan penting dalam proses dipengaruhi oleh pengalaman dari peristiwa belajar ini. Kita menetapkan tujuan, kita khusus kehidupan, bertekad berpegang teguh pada nilai luhur dan pengalaman hidup yang diperoleh dari prinsip tertentu karena sifatnya yang sangat lingkungan sosial tertentu. keyakinan yang menggugah dan menyentuh hati kita. Dalam bersumber dari spiritualitas yang tinggi, hal ini, belajar mencakup proses memilih dan pemahaman memilah. yang terjadi dalam yang mendalam tentang Seseorang menetapkan tujuan ketuhanan, belajar dari buku-buku yang kita hidupnya, atau menentukan cita-citanya, atau baca, seorang membangun visinya, atau mendahulukan terpandang, nilai-nilai tertentu di antara pilihan-pilihan seperti pahlawan biografi atau tentang orang 171 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 lain, semuanya sangat dipengaruhi oleh pembelajaran. berbagai pengalaman dan pemahaman dari semangat dan sikap optimis, yang bersifat orang itu sendiri, yang hidup di dalam suatu menular, demikian juga inspirasi, rasa lingkungan fisik, sosial, mental, emosional, percaya diri dan harga diri. Di sini, dosen dan spiritual tertentu. dapat meningkatkan kemampuan belajar dan Idealnya, peran pendidik (dosen) inspirasi, idealisme, halnya dengan mahasiswanya yang melalui membesarkan hati, menumbuhkan kesadaran dan kepekaan rasa. lingkungan belajar yang menggugah ilham atau motivasi sentuhan dalam hal ini lebih pada menciptakan Seperti ISSN:2339 -0042 Hal memfasilitasi ini adalah pembelajaran interaksi sosial yang positif dan memberikan gambaran yang menggembirakan, banyak kesempatan kepada peserta didik suasana menyenangkan, menggairahkan, dan membanggakan baik bagi diri dosen sendiri (mahasiswa) untuk memprakarsai percobaan maupun bagi para mahasiswanya sehingga atau kegiatan yang secara bertahap akan baik dosen maupun mahasiswa dapat sama- memperkuat rasa percaya diri, harga diri, dan sama berprestasi dan mencapai tujuan yang menambah kemampuan mereka untuk hidup bermakna. bersama dengan serasi dan kreatif, di dalam masyarakat yang penuh kebhinekaan. Dalam Kemajuan dalam penguasaan teknologi banyak hal, dosen diharapkan berperan yang ditunjukkan oleh beberapa negara sebagai pemimpin transformasional, yang tetangga di Asia, khususnya Asia Timur, dan dapat mempengaruhi mahasiswa melalui keinginan penciptaan lingkungan belajar yang tepat. nampaknya telah menjadi salah satu faktor Lingkungan belajar ini hendaknya dapat yang mendukung kebijakan yang mahasiswa dalam melakukan usaha yang menjadi pengembangan mereka arahkan sendiri untuk membangun Lembaga pendidikan, seolah-olah menjadi dan menyalurkan potensi mereka menuju 'pabrik' pengembangan kompetensi untuk pencapaian tujuan yang bermakna. menyiapkan ‘sumber daya manusia’. Tanpa interaksi Untuk dan memudahkan menggugah munculnya mereduksi samping berbagai pendidikan kompetensi. mereduksi makna sebagai sumber daya, seperti sumber daya dosen yang menginspirasi, percaya diri, lainnya: bahan baku, mesin dan uang. Ketika mempunyai harga diri, dan menggunakan memandu mengejarnya, ini juga mereduksi manusia menjadi hanya diri dan harga diri mahasiswa, diperlukan dalam di untuk pendidikan, kegandrungan pada kompetensi idealisme dan membangkitkan rasa percaya hatinya menyebabkan disadari, inspirasi, Indonesia manusia hanya dilihat sebagai sumber daya, proses 172 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 maka dimensi lain yang ada pada diri manusia untuk yang membuatnya menjadi insan yang utuh menciptakan tata nilai atau prinsip-prinsip dan manusiawi, seperti kesadaran baru, yang diyakini bersama. Di sini, proses belajar karakter yang baik dan kuat, serta cita-cita jauh lebih penting dari substansi pelajaran. yang luhur, kemudian dinomorduakan. Harus Proses ini adalah proses pemberdayaan diri. diakui, pengembangan kompetensi memang Anggota kelompok perlahan-lahan mulai penting; dengan belajar mengendalikan nasib mereka sendiri. kompetensi tinggi namun dengan karakter Prosesnya mengalir secara alami dan dalam buruk, akan menjadi sumber masalah besar kesadaran bersama. tetapi orang-orang bagi suatu masyarakat atau bangsa. dapat ISSN:2339 -0042 mencapainya. Mereka Berkaca pada pemaparan di atas, Untuk dapat memulai perubahan, di hingga hari ini berbagai upaya perbaikan samping harga diri, seseorang memerlukan dan perasaan dapat khususnya di Prodi Kesejahteraan Sosial mencapai impiannya. Di sini, dorongan dan FISIP Unpad terus dilakukan. Dimulai dari apresiasi pembenahan bahwa dapat ia mampu berperan dan penting untuk peningkatan terhadap paradigma kurikulum pendidikan memupuk pembinaan rasa mampu tersebut. pekerjaan sosial, visi, misi, tujuan, susunan Belajar bersama dalam yang mata kuliah, metode pembelajaran, rencana dorongan pembelajaran, sistem praktikum, hingga positif yang sama, dapat mempercepat proses orientasi kegiatan kemahasiswaan. Serta penguatan rasa mampu tersebut. Belajar bagaimana pelibatan alumni dalam proses bersama menumbuhkan rasa optimis dan pendidikan gairah di antara anggota kelompoknya, yang menghubung-dekatkan (link and match) secara bertahap akan menghilangkan rasa penciptaan dan pemenuhan dunia kerja ketidakberdayaan dengan pendidikan. Terdapat tiga pilar anggota-anggotanya kelompok memiliki mereka. Di dalam pekerjaan utama belajar bersama melalui proyek kecil-kecil pendidikan pekerjaan sosial, yaitu dosen, yang mereka gagas sendiri. mahasiswa belajar ini gambaran tentang alumni kemajuan kesejahteraan sosial. Dosen, sebagai salah satu pilar, selanjutnya merupakan faktor utama dan pertama yang dapat menetapkan visi dan misi bersama, membayangkan dan menopang sehingga kelompok belajar, dosen dan mahasiswa dapat Kelompok yang sosial, mendorong self driving learning system masa (Raharjo, 2016). Harapannya, tentu saja depan yang lebih baik bagi kelompok ini, dan tercipta sistem yang kondusif yang dapat menjabarkan hal-hal yang akan mereka menggerakkan dosen, mahasiswa dan juga lakukan dan berbagai kemungkinan cara 173 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 5 NOMOR: 2 HALAMAN: 106--208 ISSN:2339 -0042 alumni unuk sama-sama berpikir, bersikap kinerja sebagai rasa tanggung jawab diri, dan berkarya sehingga proses pembelajaran institusi dan maslahat bagi lingkungannya melalui self driving learning system ini (Kasali, bukan hanya ditujukan untuk mencetak bagaimana profil lulusan yang memiliki kompetensi, mentalitas tersebut dengan menyirami dan melainkan juga memiliki karakter yang memberi pupuk agar tetap subur di hati positif. manusia. 2015). Tantangannya adalah, menumbuh-kembangkan Tentunya, untuk dapat mewujudkan harapan melalui self driving learning system ini dibutuhkan proses yang SIMPULAN panjang, pergeseran ‘passenger’ hanya yang menjadi mentalitas cenderung penonton, yang tidak sebentar, perjuangan dan pengorbanan yang tidak Prinsip self driving learning system menuntut waktu sedikit. dari Dan kita sudah memulainya sekarang. bersikap pengamat, pengikut, pesorak, penggerutu, pemrotes; Sumber Bacaan: yang dari semua sikap tersebut tidak pernah berujung pada produk kinerja nyata; bahkan untuk dirinya Howard Gardner, Intelligence Reframed: Multiple Intelligences for the 21 st sendiri. Bergeser menjadi ‘driver’, maka akan Century, Basic Books, 1999, h.43. cenderung memiliki pandangan jauh (visi), Raka, Gede, 2013, Jangan Memanjat yang sangat dituntut untuk merawat diri Pohon Yang Salah, Masyarakat dan kendaraannya; yang selalu sigap siap sedia terhadap terjadi; yang pengetahuan, perubahan selalu cepat Pendidikan Sejati yang Tichy, Noel M. & Startford Sherman, meningkatkan keterampilan 2001, dan Control your destiny or meneguhkan sikap; yang peduli terhadap someone else will, Harper Collin diri dan keselamatan penumpangnya; yang Publisher. selalu berupaya mencapai tujuan dengan Whibawa, selamat sehat dan menyenangkan; yang produktif menghasilkan dkk., 2016, Self Driving Learning System, Unpad Press. karya-karya 174