SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (e-journal) PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL BERBASIS HAK ASASI MANUSIA Oleh: Meilanny Budiarti Santoso1 dan Nurliana Cipta Apsari2 1. Staf Pengajar pada Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP Universiitas Padjadjaran 2. Staf Pengajar dan Sekretaris pada Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP Universiitas Padjadjaran Email: [email protected] dan [email protected] Abstrak Jika orang dianggap memiliki hak, maka hal ini ada implikasinya dengan kewajiban, baik negara maupun individu, untuk memastikan bahwa hak-hak tersebut dilindungi dan diwujudkan. Tulisan ini bermaksud menjelaskan bagaimana Hak Asasi Manusia (HAM) digunakan sebagai dasar untuk praktik pekerjaan sosial. Praktik pekerjaan sosial berbasis HAM muncul sebagai alternatif pendekatan praktik yang sejak pertama kali pembentukan profesi pekerjaan sosial ini mengandalkan pada pemenuhan kebutuhan individu. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan yang berkaitan dengan praktik-praktik pekerjaan sosial berbasis hak asasi manusia. Praktik pekerjaan sosial berbasis HAM perlu dikaji secara rinci, karena dalam praktik pekerjaan sosial, hak dan kewajiban memiliki implikasi yang signifikan demi tercapainya keadilan sosial bagi setiap individu. Praktik pekerjaan sosial dengan menggunakan pendekatan berbasis hak dilaksanakan berdasarkan tiga generasi hak. Dengan menggunakan pendekatan berbasis hak, pekerja sosial telah mengangkat harkat dan martabat klien sebagai individu dan mendorong setiap individu untuk berperan aktif dalam mengidentifikasi dan menggunakan potensi yang ada pada dirinya dan lingkungannya untuk menghadapi tantangan yang mereka alami. Praktik pekerjaan sosial berdasarkan hak membantu individu mengatasi tantangan keberfungsian sosial mereka dan memfasilitasi mereka mendapatkan keadilan sosial. Kata kunci: Praktik Pekerjaan Sosial, Pendekatan berbasis hak, keberfungsian sosial, keadilan sosial Abstract When people is considered to have rights, will be relating wth duty, either the government or the individual need to ensure that those rights are protected and fulfilled. The article explains how the human rights serve as the basis for social work practice. Rights based social work practice emerge as an alternative of practice approach which since its early establishment, the social work profession relying on the achievement of individual needs fullfilment. The methode is literature studies of sources on human rights based social work practices. Rights based approach of social work practice need to be examined closely, because within the practice, rights and duties play significantly in the achievement of social justice for every individual. Rights based social work practice is based on three generations of rights. Using rights based approach, the social worker has uplift the dignity and self worth of the client as an individual and encourage every individual to take on an active role in 43 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (e-journal) identifying and utilizing the potential exist within themselves and within the environment to address the challenge they face. Social work practice based on rights assist individual overcoming the challenge of their social functioning and facilitate them gaining the social justice. Keywords: social work practice, rights based approach, social functioning, social justice menjadi dominasi profesi hukum atau politik Pendahuluan Pekerjaan sosial adalah profesi yang saja (Apsari, 2015), tetapi pekerjaan sosial pun mendasarkan dirinya pada nilai. Nilai-nilai yang diimplementasikan pekerjaan sosial sebenarnya telah secara dalam menggunakan HAM terutama jika dilihat dari praktik tidak langsung menghormati hak-hak 3 generasi HAM sebagaimana yang dijelaskan oleh Ife (2001) dalam Apsari (2015: 6-7) berikut ini: manusia sebagai fokus dari profesi pekerjaan sosial ini. Hak asasi manusia tidak hanya Tabel 1 Tiga Generasi Hak Asasi Nama Generasi Pertama Hak Sipil dan Politik Asal Liberalis-me Contoh Hak untuk memilih, kebebas-an berpidato, peng-adilan yang lebih adil, kebebas-an dari penyiksa-an, kekerasan;hak untuk perlindungan dari hukum; kebebasan dari diskri-minasi Lembaga Bantuan Hukum; Amnesty Internasional; Pengawasan Hak Asasi; bekerja dengan pengung-si Hukum Hak untuk pendidikan, perumahan,kesehatan, pekerjaan, pendapat-an yang cukup, jaminan sosial, dll Advokasi; Peng-ungsian; Pencari Suaka; Reforma-si Penjara, dll Layanan langsung; Manaje-men Negara Kesejahte-raan; Pengembangan Kebijakan dan Advokasi; Penelitian Lemba ga Profesi domin an Pekerjaan Sosial Generasi Kedua Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya Sosialis-me; Demokra-si Sosial Negara kesejahte-raan; sektor ketiga; kesejahteraan pasar swasta Pekerjaan Sosial Generasi ketiga Hak Kolektif Ekonomi; Studi Pembangun-an; Ideologi Green Hak untuk perkemba-ngan ekonomi dan kekayaan, mendapat-kan keuntungan dari pertum-buhan ekonomi, har-moni sosial, lingkungan yang sehat, air bersih, dll Lembaga perkemba-ngan ekonomi; proyek masyarakat, Greenpeace, dll Pengemba-ngan Masyarakat Pengemba-ngan Masyarakat, Sosial ekonomi, politik, budaya, lingkungan, personal/ spiritual Sumber: Apsari (2015: 6-7) Tabel 1 tersebut menunjukkan bahwa dalam praktiknya profesi pekerjaan 44 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 sosial selalu mempertimbangkan hak asasi ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (e-journal) HALAMAN: 1 --153 Ini menunjukkan ada keterkaitan manusia, terutama bagi kelompok populasi kewajiban setiap anggota masyarakat untuk yang rentah mendapatkan perlakuan yang tidak menghormati dan mendukung hak-hak orang sesuai dengan HAM. Landasan konsep tiga lain. Dalam hal ini, HAM tidak bersifat generasi hak tersebut digunakan oleh seorang individualistik, tetapi juga membentuk dasar pekerja sosial profesional untuk menentukan untuk kolektivisme: peran dan fungsinya sebagai fasilitator 1. Masyarakat diselenggarakan pencapaian hak seseorang. Namun demikian, bersama oleh saling menghormati HAM semua seringkali, “bahasa hak” adalah terkesan warganya dan didasarkan pada gagasan saling individualistis, sangat egois. Ungkapan “Saya membutuhkan, menuntut hak saya”, “Kami menuntut hak kami”, seolah tanpa 2. mempertimbangkan Saling mendukung dan kesejahteraan kolektif. keberadaan hak orang lain. Dengan demikian, berbicara mengenai Jika HAM bersifat universal, maka konsep HAM, artinya tidak hanya berbicara seorang individu tidak hanya berhak untuk mengenai “apa mendapatkan hak-haknya, tetapi juga harus membuat seseorang menghormati dan sepenuhnya”, tapi mereka juga “perlu untuk memungkinkan orang lain untuk mendapatkan menjadikan manusia sebagai satu masyarakat hak-haknya tersebut. Menerima kerangka hak, yang sepenuhnya manusia”. Kita tidak hanya berarti tidak dapat diartikan hanya sikap egois memiliki HAM untuk kepentingan diri kita pada bagian diri individu saja, menuntut hanya sendiri, tetapi untuk kepentingan masyarakat untuk diri sendiri sambil tidak menghargai hak di mana kita hidup dan untuk ke-manusia-an orang lain. Ife (2008) menyebutkan adanya secara keseluruhan. hak orang lain kritik terhadap HAM salah satunya adalah ke- Tulisan yang ini diperlukan menjadi dimaksudkan untuk manusia untuk egois-an, yang menyebutkan bahwa individu mengupas apa itu praktik pekerjaan sosial menyebutkan dirinya berhak untuk sesuatu, berbasis hak dan bagaimana praktik pekerjaan padahal sesuatu tersebut hanya menunjukkan sosial berbasis hak dapat diimplementasikan ‘keinginan’ dirinya sendiri saja, seperti oleh para pekerja sosial profesional. misalnya hak untuk jalan-jalan dengan fasilitas mewah, hak untuk mendengarkan radio Pembahasan dengan suara keras, dll yang sebenarnya tidak Dalam praktiknya, profesi pekerjaan mempengaruhi jati diri orang tersebut sebagai sosial sangat berhubungan dengan HAM, Ada manusia. beberapa pendekatan yang digunakan yang tidak mengkaitkan praktik pekerjaan sosial 45 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (e-journal) HALAMAN: 1 --153 dengan HAM. Salah satunya adalah Needs- hak asasi manusia, berdasarkan pendekatan based Berbasis retributif harus diidentifikasi, diburu, dan Kebutuhan). Pendekatan Berbasis Kebutuhan dibuat untuk 'membayar' atas kejahatan- menekankan pada bagaimana seorang pekerja kejahatan yang telah mereka lakukan. Ini sosial mampu mengidentifikasi kebutuhan adalah berkomitmen pendekatan retributif, klien untuk kemudian melakukan proses yaitu dengan menuntut retribusi dari pelaku mempertemukan kebutuhan tersebut dengan untuk menebus keadilan atas tindakan yang sistem sumber yang ada. Pendekatan ini telah menempatkan pekerja sosial sebagai seorang hukuman bagi pelaku dan juga sebagai upaya yang pencegah bagi orang lain agar tidak melakukan approach lebih (Pendekatan memahami kebutuhan klien daripada klien itu sendiri, sehingga dengan demikian, pendekatan Hal ini menghasilkan tindakan serupa. tidak Pendekatan restoratif lebih mengakui memberdayakan dan membuat klien berada bahwa kesalahan telah dilakukan dan berupaya dalam posisi pasif menerima apa yang telah melakukan tindakan yang memungkinkan diidentifikasi oleh pekerja sosial tersebut. semua pihak dapat terlibat untuk bergerak Praktik telah maju dalam semangat rekonsiliasi. Kondisi merepresentasikan formula alternatif bagi kontras diantara kedua pendekatan tersebut, seorang pekerja sosial dalam praktik berbasis mudah digambarkan dalam pendekatan yang HAM. bertentangan dengan kekejaman HAM seperti berbasis ini dilakukan. kebutuhan Sementara itu, a right-based approach yang terjadi di Kamboja, Rwanda, Timor (Pendekatan Berbasis Hak) menekankan pada Timur dan bekas Yugoslavia. Dalam situasi pemahaman bahwa setiap manusia semenjak tersebut, pendekatan retributif berusaha untuk lahir telah memiliki hak yang melekat pada mendirikan pengadilan kejahatan perang atau dirinya. hak badan peradilan lain sehingga yang bersalah dikembangkan untuk mencapai keadilan sosial harus dihukum dan 'dibawa ke pengadilan', (Apsari, 2015: 70). Fenomena keadilan sosial sedangkan pendekatan restoratif berusaha pun dimaknai beragam oleh masyarakat dan untuk lebih menghadapi pelanggar hak asasi hal ini terkait dengan perbedaan antara konsep manusia dengan kejahatan mereka, mencari yang diusung oleh pendekatan retributif dan pengakuan publik atas mereka, dan kemudian pendekatan restoratif terkait istilah keadilan bergerak maju, sebagaimana dicontohkan oleh (Fatic, 1995). proses Kebenaran dan Rekonsiliasi di Afrika Pendekatan berbasis Pendekatan retributif mencari retribusi: mereka yang telah melanggar Selatan (Tutu 1999). hukum, Terlepas dari pendekatan retributif atau bertindak amoral atau melakukan pelanggaran restoratif, 46 definis HAM dalam praktik SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (e-journal) HALAMAN: 1 --153 pekerjaan sosial dapat dicirikan ke dalam 5 positivisme mengangap kebutuhan adalah karakteristik sebagaimana yang disebutkan sebagai hak mereka sendiri yang harus mereka oleh Ife (2001) dalam Apsari (2015: 71) yaitu: dapatkan sebagai sebuah fenomena yang dapat 1. Realisasi hak yang disebut sebagai hak diidentifikasi dan diukur (Ife, 2002). asasi adalah penting bagi seseorang atau Kebutuhan memiliki sifat-sifat yang berbeda, sekelompok sarat nilai. Nilai-nilai yang berbeda di tiap-tiap orang sehingga mereka mampu mencapai ke-manusia-an mereka tempat inilah yang membuat pandangan yang berbeda-beda pula mengenai ‘kebutuhan’ dan 2. Hak yang dinyatakan dapat berlaku bagi bagi hal-hal yang ‘dibutuhkan’ dalam situasi atau kelompok orang-orang kurang beruntung kondisi tertentu. Kebutuhan harus dipahami atau terpinggirkan, yang mana pemenuhan sebagai pernyataan nilai-nilai, ideologi, dan hak tersebut menjadi penting demi ke- bukan hanya sekedar laporan ‘fakta'. Dalam manusia-an mereka pendekatan HAM, hal yang signifikan adalah semua manusia atau berlaku 3. Ada konsensus yang berlaku secara hak universal untuk mendefinisikan sendiri kebutuhannya. Jadi individu itu sendiriah yang 4. Hak tersebut mampu direalisasikan secara mengetahui mengenai kebutuhannya, bukan efektif pekerja sosial maupun profesi professional 5. Hak yang diklaim tidak bertentangan lainnya. dengan hak-hak asasi lainnya. Kriteria Dalam prosesnya, seorang pekerja tersebut dapat sosial individu disaat pendekatan berbasis hak dengan pendekatan mengklaim “hak” yang ingin terpenuhinya berbasis kebutuhan, karena ada beberapa aspek tersebut dan menjadi pembeda antara hak dan mendasar yang menjadi pembeda kedua kebutuhan. pendekatan meredam ke-egois-an Seorang pekerja sosial yang harus dapat tersebut. membedakan Pembeda antara tersebut melakukan praktik dengan pendekatan Hak memunculkan peran dan fungsi yang bertolak harus memahami kriteria tersebut, sehingga belakang bagi seorang pekerja sosial dalam tidak melakukan terjebak dalam kebingungan membedakan antara hak dan kebutuhan. praktik pekerjaan sosial. Zaidalkilani (2010) dalam Apsari (2015:76) Dalam konteks praktik berbasis HAM, menyimpulkan perbedaan mendasar antara kebutuhan pada dasarnya bersifat sangat pendekatan berbasis hak dengan pendekatan kompleks dan kontroversial. Para penganut berbasis kebutuhan, sebagai berikut: 47 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (e-journal) HALAMAN: 1 --153 Tabel 2 Perbedaan Antara Pendekatan Berbasis Hak dan Pendekatan Berbasis Kebutuhan Pendekatan berbasis Kebutuhan Pendekatan Berbasis Hak Fokus pada input dan hasil Fokus pada proses dan hasil Menekankan pada pemenuhan kebutuhan Menekankan pada merealisasikan hak Mengakui kebutuhan sebagai permintaan yang Mengakui hak individual dan kelompok sah sebagai tuntutan kepada pemangku kewajiban secara hukum dan moral Individu-individu adalah objek dari Individu-individu dan kelompok diberdayakan pengembangan intervensi untuk dapat menuntut hak-hak mereka Individu layak mendapatkan bantuan Individu berhak atas bantuan Fokus pada penyebab utama masalah Fokus pada penyebab struktural dan manifestasinya Orang-orang boleh berpartisipasi, tapi pada Orang-orang adalah partisipan aktif dalam umumnya, kemajuan terjadi pada mereka dan proses kemajuannya dan partisipasi mereka mereka mengambil peran pasif dan tergantung adalah berperan penting jika ingin ada kemajuan Sumber daya-sumber daya jarang tersedia, Semua orang, tanpa diskriminasi memiliki hak sehingga beberapa individu akan tidak untuk mencapai potensinya bahkan dengan terhindarkan tidak mendapatkan akses sumber daya-sumber daya yang terbatas Sumber: Apsari (2015:76) Dengan berdasarkan pada perbedaan yang lainnya mungkin dipertanyakan antara kedua pendekatan tersebut, terlihat mengenai apakah hal-hal yang kita butuhkan bahwa di masa kini, pekerja sosial yang itu menggunakan bersifat pendekatan layanan kebijakan klien langsung yang kita atau sebenarnya kebutuhan kita tersebut hanya cara klien dan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. mendapatkan maupun Ketika mengubah mereka sosial membuat tidak yang terjadi pada akhirnya adalah bahwa hakhak kemudian di klaim. Dan ini merupakan pernyataan esesnsi dari hubungan antara kebutuhan dan kebutuhan, artinya kita sedang mengatakan hak-hak dalam praktik pekerjaan sosial. bahwa ada sesuatu yang diperlukan agar Contohnya saja, saat kita mengatakan bahwa sesuatu yang lain dapat terjadi. Sebuah tujuan para sebenarnya adalah sarana untuk pecapaian penitipan anak, maka kita mendasarkan tujuan lain yang diinginkan. Dengan demikian, pernyataan pada asumsi mengenai hak-hak terdapat dua hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk dapat berpartisipasi di tempat tentang kebutuhan. Pertama, adalah bahwa kerja atau memiliki waktu lain dan anaknya beberapa akan mendapatkan pengasuhan yang cukup tujuan membuat pekerja pernyataan mengenai kebutuhan, keadaan mendapatkan keadilan sosial. Ketika ‘dibutuhkan' hak untuk membuat benar-benar berbasis memberdayakan mendampingi apa yang diinginkan dapat dianggap lebih penting daripada yang lain dan masyarakat membutuhkan dari tempat penitipan anak. 48 tempat SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 --153 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (e-journal) Oleh karena itu, kebutuhan, dalam jelas. Salah satu contohnya adalah ketika praktik pekerjaan sosial itu juga merupakan individu memerlukan baju yang dipandang pernyataan-pernyataan hak. dapat menopang penampilannya untuk terlihat Masalahnya adalah hak-hak yang terkait pintar, tapi terlihat pintar itu bukanlah sebuah hampir selalu implisit dan tidak tertulis. akhir (atau hak), itu hanya cara lain agar orang Kebutuhan dan hak merupakan hal yang sangat lain akan percaya dan dapat menghormati mirip dan terkadang orang-orang mengatakan individu tersebut dalam pekerjaannya. mengenai hal-hal yang dibutuhkannya adalah sebagai Perbedaan antara hak dan kebutuhan haknya. Titik penting dalam hal ini adalah demikian penting, dan meskipun dalam bahwa antara hak dan kebutuhan tidak mudah beberapa hal kita menghadapi kesulitan secara untuk ditetapkan prioritasnya terhadap klaim konseptual, termasuk permasalahan dalam hak dan bahwa hal ini tidak dapat dilakukan menentukan antara sarana dan tujuan. Namun, tanpa pemeriksaan konteks di mana suatu hak hal ini adalah sebuah bagian penting dari diklaim praktik pekerjaan sosial berbasis HAM. Hasil lain dari perspektif hak dan kebutuhan adalah masyarakat manusia yang dapat diklaim oleh individu, multikultural, ada kemungkinan berbagai cara seorang pekerja sosial dapat terus berlatih di mana HAM dapat dipenuhi dan dijamin, untuk menggunakan bahasa hak daripada untuk komunitas budaya yang berbeda. Ada kebutuhan nilai yang jelas dalam keragaman, dan yang Dengan menggunakan bahasa dan istilah hak, penting HAM maka klien tidak lagi menjadi sasaran pasif seharusnya tidak berusaha untuk memaksakan yang hanya mengikuti apa yang disarankan sebuah sistem yang seragam pada seluruh oleh seorang pekerja sosial, tetapi mendorong masyarakat yang berbeda. klien untuk secara aktif mengidentifikasi dan adalah dalam Dengan menggunakan kriteria hak asasi bahwa praktik Berbicara mengenai kata ‘kebutuhan’, disaat bekerja dengan klien. menentukan arah hubungan kerja klien-pekerja berasal dari ide yang dibutuhkan, disertai sosial untuk mencapai keadilan sosial. dengan ide sesuatu yang harus dilakukan untuk pemenuhan kebutuhan tersebut. Suatu hak Simpulan dilihat sebagai akhir dan kebutuhan manusia Jika HAM bersifat universal, maka yang dipandang sebagai suatu hal yang harus seorang individu tidak hanya berhak untuk dipenuhi mendapatkan hak-haknya, tetapi juga harus terealisasi. agar pencapaian Perbedaan HAM antara dapat kebutuhan menghormati hak orang lain dan sebagai sarana dan dan kebutuhan sebagai memungkinkan orang lain untuk mendapatkan suatu tujuan dalam hal ini bagaimanapun tidak hak-haknya tersebut. Menerima kerangka hak, 49 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 pada bagian diri individu saja, menuntut hanya untuk diri sendiri sambil tidak menghargai hak orang lain. Dengan demikian, berbicara mengenai HAM, artinya tidak hanya berbicara mengenai yang diperlukan untuk ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (e-journal) Apsari, N.C. 2015. Hak Anak: Perspektif Pekerjaan Sosial, Bandung: Unpad Press. Fatic, A. 1995, Punishment and Restorative Crime-Handling: A Social Theory of Trust, Aldershot, UK: Avebury. Ife, J., 2002, Community Development: Community-based Alternatives in an Age of Globalisation, Melbourne: Pearson. -------, 2008, Human Rights and Social Work; Towards Rights-Based Practice, Cambridge University Press. berarti tidak dapat diartikan hanya sikap egois “apa HALAMAN: 1 --153 membuat seseorang menjadi manusia sepenuhnya”, tapi mereka juga “perlu untuk menjadikan manusia sebagai satu masyarakat yang sepenuhnya Tutu, manusia”. Kita tidak hanya memiliki HAM D. 1999, No Future Without Forgiveness, London: Random House. untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi untuk kepentingan masyarakat di mana kita hidup dan untuk kemanusiaan Disertasi secara Apsari, N.C. 2015. Pemenuhan Hak Anak Pasca Reunifikasi. Program Doktoral Kesejahteraan Sosial FISIP, Universitas Padjadjaran: Bandung. keseluruhan. Praktisi pekerjaan sosial yang menggunakan pendekatan berbasis hak, menggunakan deklarasi dan konvensi hak yang merupakan konsensus bersama sebagai dasar pada saat bekerja bersama klien. Berdasarkan hal tersebut, maka praktik pekerjaan sosial yang menggunakan pendekatan berbasis hak, secara otomatis telah mengakomodir hak-hak asasi manusia dan dapat meminimalkan pelanggaran mendorong hak asasi tercapainya manusia keadilan serta sosial sehingga setiap individu memiliki kesempatan untuk berfungsi secara sosial dan menjadi sejahtera. Daftar Pustaka Buku 50