praktik pekerjaan sosial berbasis hak asasi manusia

advertisement
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
HALAMAN: 1 --153
ISSN:2339 -0042
(cetak)
ISSN: 2528-1577 (e-journal)
PRAKTIK PEKERJAAN SOSIAL BERBASIS HAK ASASI MANUSIA
Oleh:
Meilanny Budiarti Santoso1 dan Nurliana Cipta Apsari2
1. Staf Pengajar pada Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP Universiitas Padjadjaran
2. Staf Pengajar dan Sekretaris pada Departemen Kesejahteraan Sosial FISIP Universiitas
Padjadjaran
Email:
[email protected] dan [email protected]
Abstrak
Jika orang dianggap memiliki hak, maka hal ini ada implikasinya dengan kewajiban, baik negara
maupun individu, untuk memastikan bahwa hak-hak tersebut dilindungi dan diwujudkan. Tulisan ini
bermaksud menjelaskan bagaimana Hak Asasi Manusia (HAM) digunakan sebagai dasar untuk
praktik pekerjaan sosial. Praktik pekerjaan sosial berbasis HAM muncul sebagai alternatif pendekatan
praktik yang sejak pertama kali pembentukan profesi pekerjaan sosial ini mengandalkan pada
pemenuhan kebutuhan individu. Metode yang digunakan adalah studi kepustakaan yang berkaitan
dengan praktik-praktik pekerjaan sosial berbasis hak asasi manusia. Praktik pekerjaan sosial berbasis
HAM perlu dikaji secara rinci, karena dalam praktik pekerjaan sosial, hak dan kewajiban memiliki
implikasi yang signifikan demi tercapainya keadilan sosial bagi setiap individu. Praktik pekerjaan
sosial dengan menggunakan pendekatan berbasis hak dilaksanakan berdasarkan tiga generasi hak.
Dengan menggunakan pendekatan berbasis hak, pekerja sosial telah mengangkat harkat dan martabat
klien sebagai individu dan mendorong setiap individu untuk berperan aktif dalam mengidentifikasi
dan menggunakan potensi yang ada pada dirinya dan lingkungannya untuk menghadapi tantangan
yang mereka alami. Praktik pekerjaan sosial berdasarkan hak membantu individu mengatasi
tantangan keberfungsian sosial mereka dan memfasilitasi mereka mendapatkan keadilan sosial.
Kata kunci: Praktik Pekerjaan Sosial, Pendekatan berbasis hak, keberfungsian sosial, keadilan
sosial
Abstract
When people is considered to have rights, will be relating wth duty, either the government or the
individual need to ensure that those rights are protected and fulfilled. The article explains how the
human rights serve as the basis for social work practice. Rights based social work practice emerge
as an alternative of practice approach which since its early establishment, the social work profession
relying on the achievement of individual needs fullfilment. The methode is literature studies of sources
on human rights based social work practices. Rights based approach of social work practice need to
be examined closely, because within the practice, rights and duties play significantly in the
achievement of social justice for every individual. Rights based social work practice is based on three
generations of rights. Using rights based approach, the social worker has uplift the dignity and self
worth of the client as an individual and encourage every individual to take on an active role in
43
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
HALAMAN: 1 --153
ISSN:2339 -0042
(cetak)
ISSN: 2528-1577 (e-journal)
identifying and utilizing the potential exist within themselves and within the environment to address
the challenge they face. Social work practice based on rights assist individual overcoming the
challenge of their social functioning and facilitate them gaining the social justice.
Keywords: social work practice, rights based approach, social functioning, social justice
menjadi dominasi profesi hukum atau politik
Pendahuluan
Pekerjaan sosial adalah profesi yang
saja (Apsari, 2015), tetapi pekerjaan sosial pun
mendasarkan dirinya pada nilai. Nilai-nilai
yang
diimplementasikan
pekerjaan
sosial
sebenarnya
telah
secara
dalam
menggunakan HAM terutama jika dilihat dari
praktik
tidak
langsung
menghormati
hak-hak
3 generasi HAM sebagaimana yang dijelaskan
oleh Ife (2001) dalam Apsari (2015: 6-7)
berikut ini:
manusia sebagai fokus dari profesi pekerjaan
sosial ini. Hak asasi manusia tidak hanya
Tabel 1
Tiga Generasi Hak Asasi
Nama
Generasi Pertama
Hak Sipil dan Politik
Asal
Liberalis-me
Contoh
Hak untuk memilih,
kebebas-an berpidato,
peng-adilan yang lebih
adil, kebebas-an dari
penyiksa-an, kekerasan;hak untuk perlindungan dari hukum; kebebasan dari diskri-minasi
Lembaga Bantuan Hukum;
Amnesty Internasional;
Pengawasan Hak Asasi;
bekerja dengan pengung-si
Hukum
Hak untuk pendidikan,
perumahan,kesehatan,
pekerjaan, pendapat-an
yang cukup, jaminan
sosial, dll
Advokasi; Peng-ungsian;
Pencari Suaka; Reforma-si
Penjara, dll
Layanan langsung;
Manaje-men Negara
Kesejahte-raan;
Pengembangan Kebijakan
dan Advokasi; Penelitian
Lemba
ga
Profesi
domin
an
Pekerjaan
Sosial
Generasi Kedua
Hak Ekonomi, Sosial dan
Budaya
Sosialis-me; Demokra-si
Sosial
Negara kesejahte-raan;
sektor ketiga; kesejahteraan pasar swasta
Pekerjaan Sosial
Generasi ketiga
Hak Kolektif
Ekonomi; Studi
Pembangun-an; Ideologi
Green
Hak untuk perkemba-ngan
ekonomi dan kekayaan,
mendapat-kan keuntungan
dari pertum-buhan ekonomi, har-moni sosial,
lingkungan yang sehat, air
bersih, dll
Lembaga perkemba-ngan
ekonomi; proyek
masyarakat, Greenpeace,
dll
Pengemba-ngan
Masyarakat
Pengemba-ngan
Masyarakat, Sosial
ekonomi, politik, budaya,
lingkungan, personal/
spiritual
Sumber: Apsari (2015: 6-7)
Tabel 1 tersebut menunjukkan
bahwa dalam praktiknya profesi pekerjaan
44
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
sosial selalu mempertimbangkan hak asasi
ISSN:2339 -0042
(cetak)
ISSN: 2528-1577 (e-journal)
HALAMAN: 1 --153
Ini
menunjukkan
ada
keterkaitan
manusia, terutama bagi kelompok populasi
kewajiban setiap anggota masyarakat untuk
yang rentah mendapatkan perlakuan yang tidak
menghormati dan mendukung hak-hak orang
sesuai dengan HAM. Landasan konsep tiga
lain. Dalam hal ini, HAM tidak bersifat
generasi hak tersebut digunakan oleh seorang
individualistik, tetapi juga membentuk dasar
pekerja sosial profesional untuk menentukan
untuk kolektivisme:
peran
dan
fungsinya
sebagai
fasilitator
1.
Masyarakat
diselenggarakan
pencapaian hak seseorang. Namun demikian,
bersama oleh saling menghormati HAM semua
seringkali, “bahasa hak” adalah terkesan
warganya dan didasarkan pada gagasan saling
individualistis, sangat egois. Ungkapan “Saya
membutuhkan,
menuntut hak saya”, “Kami menuntut hak
kami”,
seolah
tanpa
2.
mempertimbangkan
Saling
mendukung
dan
kesejahteraan kolektif.
keberadaan hak orang lain.
Dengan demikian, berbicara mengenai
Jika HAM bersifat universal, maka
konsep HAM, artinya tidak hanya berbicara
seorang individu tidak hanya berhak untuk
mengenai
“apa
mendapatkan hak-haknya, tetapi juga harus
membuat
seseorang
menghormati
dan
sepenuhnya”, tapi mereka juga “perlu untuk
memungkinkan orang lain untuk mendapatkan
menjadikan manusia sebagai satu masyarakat
hak-haknya tersebut. Menerima kerangka hak,
yang sepenuhnya manusia”. Kita tidak hanya
berarti tidak dapat diartikan hanya sikap egois
memiliki HAM untuk kepentingan diri kita
pada bagian diri individu saja, menuntut hanya
sendiri, tetapi untuk kepentingan masyarakat
untuk diri sendiri sambil tidak menghargai hak
di mana kita hidup dan untuk ke-manusia-an
orang lain. Ife (2008) menyebutkan adanya
secara keseluruhan.
hak
orang
lain
kritik terhadap HAM salah satunya adalah ke-
Tulisan
yang
ini
diperlukan
menjadi
dimaksudkan
untuk
manusia
untuk
egois-an, yang menyebutkan bahwa individu
mengupas apa itu praktik pekerjaan sosial
menyebutkan dirinya berhak untuk sesuatu,
berbasis hak dan bagaimana praktik pekerjaan
padahal sesuatu tersebut hanya menunjukkan
sosial berbasis hak dapat diimplementasikan
‘keinginan’ dirinya sendiri saja, seperti
oleh para pekerja sosial profesional.
misalnya hak untuk jalan-jalan dengan fasilitas
mewah, hak untuk mendengarkan radio
Pembahasan
dengan suara keras, dll yang sebenarnya tidak
Dalam praktiknya, profesi pekerjaan
mempengaruhi jati diri orang tersebut sebagai
sosial sangat berhubungan dengan HAM, Ada
manusia.
beberapa pendekatan yang digunakan yang
tidak mengkaitkan praktik pekerjaan sosial
45
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042
(cetak)
ISSN: 2528-1577 (e-journal)
HALAMAN: 1 --153
dengan HAM. Salah satunya adalah Needs-
hak asasi manusia, berdasarkan pendekatan
based
Berbasis
retributif harus diidentifikasi, diburu, dan
Kebutuhan). Pendekatan Berbasis Kebutuhan
dibuat untuk 'membayar' atas kejahatan-
menekankan pada bagaimana seorang pekerja
kejahatan yang telah mereka lakukan. Ini
sosial mampu mengidentifikasi kebutuhan
adalah berkomitmen pendekatan retributif,
klien untuk kemudian melakukan proses
yaitu dengan menuntut retribusi dari pelaku
mempertemukan kebutuhan tersebut dengan
untuk menebus keadilan atas tindakan yang
sistem sumber yang ada. Pendekatan ini
telah
menempatkan pekerja sosial sebagai seorang
hukuman bagi pelaku dan juga sebagai upaya
yang
pencegah bagi orang lain agar tidak melakukan
approach
lebih
(Pendekatan
memahami
kebutuhan
klien
daripada klien itu sendiri, sehingga dengan
demikian,
pendekatan
Hal
ini
menghasilkan
tindakan serupa.
tidak
Pendekatan restoratif lebih mengakui
memberdayakan dan membuat klien berada
bahwa kesalahan telah dilakukan dan berupaya
dalam posisi pasif menerima apa yang telah
melakukan tindakan yang memungkinkan
diidentifikasi oleh pekerja sosial tersebut.
semua pihak dapat terlibat untuk bergerak
Praktik
telah
maju dalam semangat rekonsiliasi. Kondisi
merepresentasikan formula alternatif bagi
kontras diantara kedua pendekatan tersebut,
seorang pekerja sosial dalam praktik berbasis
mudah digambarkan dalam pendekatan yang
HAM.
bertentangan dengan kekejaman HAM seperti
berbasis
ini
dilakukan.
kebutuhan
Sementara itu, a right-based approach
yang terjadi di Kamboja, Rwanda, Timor
(Pendekatan Berbasis Hak) menekankan pada
Timur dan bekas Yugoslavia. Dalam situasi
pemahaman bahwa setiap manusia semenjak
tersebut, pendekatan retributif berusaha untuk
lahir telah memiliki hak yang melekat pada
mendirikan pengadilan kejahatan perang atau
dirinya.
hak
badan peradilan lain sehingga yang bersalah
dikembangkan untuk mencapai keadilan sosial
harus dihukum dan 'dibawa ke pengadilan',
(Apsari, 2015: 70). Fenomena keadilan sosial
sedangkan pendekatan restoratif berusaha
pun dimaknai beragam oleh masyarakat dan
untuk lebih menghadapi pelanggar hak asasi
hal ini terkait dengan perbedaan antara konsep
manusia dengan kejahatan mereka, mencari
yang diusung oleh pendekatan retributif dan
pengakuan publik atas mereka, dan kemudian
pendekatan restoratif terkait istilah keadilan
bergerak maju, sebagaimana dicontohkan oleh
(Fatic, 1995).
proses Kebenaran dan Rekonsiliasi di Afrika
Pendekatan
berbasis
Pendekatan retributif mencari retribusi:
mereka
yang
telah
melanggar
Selatan (Tutu 1999).
hukum,
Terlepas dari pendekatan retributif atau
bertindak amoral atau melakukan pelanggaran
restoratif,
46
definis
HAM
dalam
praktik
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042
(cetak)
ISSN: 2528-1577 (e-journal)
HALAMAN: 1 --153
pekerjaan sosial dapat dicirikan ke dalam 5
positivisme mengangap kebutuhan adalah
karakteristik sebagaimana yang disebutkan
sebagai hak mereka sendiri yang harus mereka
oleh Ife (2001) dalam Apsari (2015: 71) yaitu:
dapatkan sebagai sebuah fenomena yang dapat
1. Realisasi hak yang disebut sebagai hak
diidentifikasi
dan
diukur
(Ife,
2002).
asasi adalah penting bagi seseorang atau
Kebutuhan memiliki sifat-sifat yang berbeda,
sekelompok
sarat nilai. Nilai-nilai yang berbeda di tiap-tiap
orang
sehingga
mereka
mampu mencapai ke-manusia-an mereka
tempat inilah yang membuat pandangan yang
berbeda-beda pula mengenai ‘kebutuhan’ dan
2. Hak yang dinyatakan dapat berlaku bagi
bagi
hal-hal yang ‘dibutuhkan’ dalam situasi atau
kelompok orang-orang kurang beruntung
kondisi tertentu. Kebutuhan harus dipahami
atau terpinggirkan, yang mana pemenuhan
sebagai pernyataan nilai-nilai, ideologi, dan
hak tersebut menjadi penting demi ke-
bukan hanya sekedar laporan ‘fakta'. Dalam
manusia-an mereka
pendekatan HAM, hal yang signifikan adalah
semua
manusia
atau
berlaku
3. Ada konsensus yang berlaku secara
hak
universal
untuk
mendefinisikan
sendiri
kebutuhannya. Jadi individu itu sendiriah yang
4. Hak tersebut mampu direalisasikan secara
mengetahui mengenai kebutuhannya, bukan
efektif
pekerja sosial maupun profesi professional
5. Hak yang diklaim tidak bertentangan
lainnya.
dengan hak-hak asasi lainnya.
Kriteria
Dalam prosesnya, seorang pekerja
tersebut
dapat
sosial
individu
disaat
pendekatan berbasis hak dengan pendekatan
mengklaim “hak” yang ingin terpenuhinya
berbasis kebutuhan, karena ada beberapa aspek
tersebut dan menjadi pembeda antara hak dan
mendasar yang menjadi pembeda kedua
kebutuhan.
pendekatan
meredam
ke-egois-an
Seorang pekerja sosial yang
harus
dapat
tersebut.
membedakan
Pembeda
antara
tersebut
melakukan praktik dengan pendekatan Hak
memunculkan peran dan fungsi yang bertolak
harus memahami kriteria tersebut, sehingga
belakang bagi seorang pekerja sosial dalam
tidak
melakukan
terjebak
dalam
kebingungan
membedakan antara hak dan kebutuhan.
praktik
pekerjaan
sosial.
Zaidalkilani (2010) dalam Apsari (2015:76)
Dalam konteks praktik berbasis HAM,
menyimpulkan perbedaan mendasar antara
kebutuhan pada dasarnya bersifat sangat
pendekatan berbasis hak dengan pendekatan
kompleks dan kontroversial. Para penganut
berbasis kebutuhan, sebagai berikut:
47
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
ISSN:2339 -0042
(cetak)
ISSN: 2528-1577 (e-journal)
HALAMAN: 1 --153
Tabel 2
Perbedaan Antara Pendekatan Berbasis Hak dan Pendekatan Berbasis Kebutuhan
Pendekatan berbasis Kebutuhan
Pendekatan Berbasis Hak
Fokus pada input dan hasil
Fokus pada proses dan hasil
Menekankan pada pemenuhan kebutuhan
Menekankan pada merealisasikan hak
Mengakui kebutuhan sebagai permintaan yang Mengakui hak individual dan kelompok
sah
sebagai tuntutan kepada pemangku kewajiban
secara hukum dan moral
Individu-individu adalah objek dari
Individu-individu dan kelompok diberdayakan
pengembangan intervensi
untuk dapat menuntut hak-hak mereka
Individu layak mendapatkan bantuan
Individu berhak atas bantuan
Fokus pada penyebab utama masalah
Fokus pada penyebab struktural dan
manifestasinya
Orang-orang boleh berpartisipasi, tapi pada
Orang-orang adalah partisipan aktif dalam
umumnya, kemajuan terjadi pada mereka dan
proses kemajuannya dan partisipasi mereka
mereka mengambil peran pasif dan tergantung adalah berperan penting jika ingin ada
kemajuan
Sumber daya-sumber daya jarang tersedia,
Semua orang, tanpa diskriminasi memiliki hak
sehingga beberapa individu akan tidak
untuk mencapai potensinya bahkan dengan
terhindarkan tidak mendapatkan akses
sumber daya-sumber daya yang terbatas
Sumber: Apsari (2015:76)
Dengan berdasarkan pada perbedaan
yang
lainnya
mungkin
dipertanyakan
antara kedua pendekatan tersebut, terlihat
mengenai apakah hal-hal yang kita butuhkan
bahwa di masa kini, pekerja sosial yang
itu
menggunakan
bersifat
pendekatan
layanan
kebijakan
klien
langsung
yang
kita
atau
sebenarnya kebutuhan kita tersebut hanya cara
klien
dan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
mendapatkan
maupun
Ketika
mengubah
mereka
sosial
membuat
tidak
yang terjadi pada akhirnya adalah bahwa hakhak kemudian di klaim. Dan ini merupakan
pernyataan
esesnsi dari hubungan antara kebutuhan dan
kebutuhan, artinya kita sedang mengatakan
hak-hak dalam praktik pekerjaan sosial.
bahwa ada sesuatu yang diperlukan agar
Contohnya saja, saat kita mengatakan bahwa
sesuatu yang lain dapat terjadi. Sebuah tujuan
para
sebenarnya adalah sarana untuk pecapaian
penitipan anak, maka kita mendasarkan
tujuan lain yang diinginkan. Dengan demikian,
pernyataan pada asumsi mengenai hak-hak
terdapat dua hal yang perlu diperhatikan
orang tua untuk dapat berpartisipasi di tempat
tentang kebutuhan. Pertama, adalah bahwa
kerja atau memiliki waktu lain dan anaknya
beberapa
akan mendapatkan pengasuhan yang cukup
tujuan
membuat
pekerja
pernyataan mengenai kebutuhan, keadaan
mendapatkan keadilan sosial.
Ketika
‘dibutuhkan'
hak
untuk
membuat
benar-benar
berbasis
memberdayakan
mendampingi
apa
yang
diinginkan
dapat
dianggap lebih penting daripada yang lain dan
masyarakat
membutuhkan
dari tempat penitipan anak.
48
tempat
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
HALAMAN: 1 --153
ISSN:2339 -0042
(cetak)
ISSN: 2528-1577 (e-journal)
Oleh karena itu, kebutuhan, dalam
jelas. Salah satu contohnya adalah ketika
praktik pekerjaan sosial itu juga merupakan
individu memerlukan baju yang dipandang
pernyataan-pernyataan
hak.
dapat menopang penampilannya untuk terlihat
Masalahnya adalah hak-hak yang terkait
pintar, tapi terlihat pintar itu bukanlah sebuah
hampir selalu implisit dan tidak tertulis.
akhir (atau hak), itu hanya cara lain agar orang
Kebutuhan dan hak merupakan hal yang sangat
lain akan percaya dan dapat menghormati
mirip dan terkadang orang-orang mengatakan
individu tersebut dalam pekerjaannya.
mengenai
hal-hal yang dibutuhkannya adalah sebagai
Perbedaan antara hak dan kebutuhan
haknya. Titik penting dalam hal ini adalah
demikian penting, dan meskipun dalam
bahwa antara hak dan kebutuhan tidak mudah
beberapa hal kita menghadapi kesulitan secara
untuk ditetapkan prioritasnya terhadap klaim
konseptual, termasuk permasalahan dalam
hak dan bahwa hal ini tidak dapat dilakukan
menentukan antara sarana dan tujuan. Namun,
tanpa pemeriksaan konteks di mana suatu hak
hal ini adalah sebuah bagian penting dari
diklaim
praktik pekerjaan sosial berbasis HAM.
Hasil lain dari perspektif hak dan
kebutuhan
adalah
masyarakat
manusia yang dapat diklaim oleh individu,
multikultural, ada kemungkinan berbagai cara
seorang pekerja sosial dapat terus berlatih
di mana HAM dapat dipenuhi dan dijamin,
untuk menggunakan bahasa hak daripada
untuk komunitas budaya yang berbeda. Ada
kebutuhan
nilai yang jelas dalam keragaman, dan yang
Dengan menggunakan bahasa dan istilah hak,
penting
HAM
maka klien tidak lagi menjadi sasaran pasif
seharusnya tidak berusaha untuk memaksakan
yang hanya mengikuti apa yang disarankan
sebuah sistem yang seragam pada seluruh
oleh seorang pekerja sosial, tetapi mendorong
masyarakat yang berbeda.
klien untuk secara aktif mengidentifikasi dan
adalah
dalam
Dengan menggunakan kriteria hak asasi
bahwa
praktik
Berbicara mengenai kata ‘kebutuhan’,
disaat
bekerja
dengan
klien.
menentukan arah hubungan kerja klien-pekerja
berasal dari ide yang dibutuhkan, disertai
sosial untuk mencapai keadilan sosial.
dengan ide sesuatu yang harus dilakukan untuk
pemenuhan kebutuhan tersebut. Suatu hak
Simpulan
dilihat sebagai akhir dan kebutuhan manusia
Jika HAM bersifat universal, maka
yang dipandang sebagai suatu hal yang harus
seorang individu tidak hanya berhak untuk
dipenuhi
mendapatkan hak-haknya, tetapi juga harus
terealisasi.
agar
pencapaian
Perbedaan
HAM
antara
dapat
kebutuhan
menghormati
hak
orang
lain
dan
sebagai sarana dan dan kebutuhan sebagai
memungkinkan orang lain untuk mendapatkan
suatu tujuan dalam hal ini bagaimanapun tidak
hak-haknya tersebut. Menerima kerangka hak,
49
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 1
pada bagian diri individu saja, menuntut hanya
untuk diri sendiri sambil tidak menghargai hak
orang lain.
Dengan demikian, berbicara mengenai
HAM, artinya tidak hanya berbicara mengenai
yang
diperlukan
untuk
ISSN:2339 -0042
(cetak)
ISSN: 2528-1577 (e-journal)
Apsari, N.C. 2015. Hak Anak: Perspektif
Pekerjaan Sosial, Bandung: Unpad
Press.
Fatic, A. 1995, Punishment and Restorative
Crime-Handling: A Social Theory of
Trust, Aldershot, UK: Avebury.
Ife, J., 2002, Community Development:
Community-based Alternatives in an
Age of Globalisation, Melbourne:
Pearson.
-------, 2008, Human Rights and Social Work;
Towards
Rights-Based
Practice,
Cambridge University Press.
berarti tidak dapat diartikan hanya sikap egois
“apa
HALAMAN: 1 --153
membuat
seseorang menjadi manusia sepenuhnya”, tapi
mereka juga “perlu untuk menjadikan manusia
sebagai satu masyarakat yang sepenuhnya
Tutu,
manusia”. Kita tidak hanya memiliki HAM
D. 1999, No Future Without
Forgiveness, London: Random House.
untuk kepentingan diri kita sendiri, tetapi
untuk kepentingan masyarakat di mana kita
hidup
dan
untuk
kemanusiaan
Disertasi
secara
Apsari, N.C. 2015. Pemenuhan Hak Anak
Pasca Reunifikasi. Program Doktoral
Kesejahteraan
Sosial
FISIP,
Universitas Padjadjaran: Bandung.
keseluruhan. Praktisi pekerjaan sosial yang
menggunakan
pendekatan
berbasis
hak,
menggunakan deklarasi dan konvensi hak yang
merupakan konsensus bersama sebagai dasar
pada saat bekerja bersama klien. Berdasarkan
hal tersebut, maka praktik pekerjaan sosial
yang menggunakan pendekatan berbasis hak,
secara otomatis telah mengakomodir hak-hak
asasi manusia dan dapat meminimalkan
pelanggaran
mendorong
hak
asasi
tercapainya
manusia
keadilan
serta
sosial
sehingga setiap individu memiliki kesempatan
untuk berfungsi secara sosial dan menjadi
sejahtera.
Daftar Pustaka
Buku
50
Download