SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) HALAMAN: 1 -- 153 SERTIFIKASI MENEGASKAN EKSISTENSI PEKERJA SOSIAL DI INDONESIA Oleh: Rudi Saprudin Darwis1 Email: 1 Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi Pekerjaan Sosial Indonesia ABSTRAK Eksistensi pekerjaan sosial sebagai profesi mengalami perkembangan sejak diterbitkannya UU No 11 Tahun 2009. Salah satu amanat dari dari undang-undang tersebut adalah pelaksanaan sertifikasi bagi pekerja sosial profesional dan tenaga kesejahteraan sosial sebagai sumberdaya manusia kesejahteraan sosial. Tulisan ini menjelaskan bagaimana pelaksanaan sertifikasi pekerja sosial di indonesia berdasarkan Permensos RI Nomor 03 Tahun 2015 serta konsekuensi dari sertifikasi tersebut bagi penguatan eksistensi profesi pekerjaan sosial di Indonesia. Kata kunci: sertifikasi, pekerja sosial, eksistensi profesi (profesional) harus nampak secara nyata A. Pengantar berbeda dengan pelayanan yang dilakukan Pekerjaan sosial di Indonesia hingga oleh mereka yang bukan pekerja sosial. saat ini masih menghadapi tantangan dalam hal eksistensinya sebagai Pekerjaan sosial sebuah dituntut untuk Pekerja profesi. sosial melakukan pekerjaannya dengan berdasarkan kepada pengetahuan (teori mampu dan konsep) dengan menggunakan teknik- menunjukkkan bentuk kiprah yang secara teknik (keterampilan) yang dikuasainya dan spesifik dapat dinilai oleh masyarakat luas berlandasan sebagai aktivitas yang dapat dibedakan dari kepada nilai-nilai (etika) profesionalnya. profesi atau tenaga ahli lainnya secara signifikan. Aktivitas pelayanan kesejahteraan Masih banyak hal yang harus dibenahi sosial yang dilakukan oleh pekerja sosial oleh stakeholders dalam bidang pekerjaan 93 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 -- 153 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) sosial untuk mendapatkan pengakuan dari sebagai “pekerja sosial”, yaitu orang-orang masyarakat. Pengakuan yang dimaksud adalah yang adanya kebutuhan dari masyarakat secara mengalami kesulitan hidup karena berbagai nyata terhadap pekerja sosial sebagai sebuah sebab profesi menimbulkan untuk berkiprah pembangunan. dalam Bagaimanapun proses bekerja secara membantu sukarela. dampak orang Hal yang ini yang telah kurang juga, menguntungkan bagi pekerjaan sosial sebagai pengakuan terhadap eksistensi pekerjaan sosial sebuah profesi; terlebih lagi jika pelayanan tidak dapat diminta dari masyarakat begitu yang diberikan tidak dapat memberikan hasil saja, melainkan hanya akan dapat diberikan yang memuaskan atau menimbulkan dampak ketika para pekerja sosial dapat menunjukkan yang karya nyata yang dirasakan manfaatnya oleh demikian, sulit untuk memberikan jaminan masyarakat. Terlebih lagi ketika masyarakat bahwa pelayanan yang diperoleh masyarakat merasakan bahwa pelayanan sosial yang merupakan diberikan masyarakat (penerima pelayanan) seolah-olah oleh pekerja sosial dapat memberikan hasil yang lebih baik. Permasalahan mengenai yang dianggap sebagai pekerjaan baik situasi dan yang dapat dilakukan oleh siapapun dengan bermodalkan ‘niat baik’ saja. pelayanan kesejahteraan sosial tidak hanya berpendidikan pelayanan Dalam yang seharusnya. Pekerjaan sosial telah eksistensi dari kenyataan yang ada bahwa pelaku-pelaku yang diharapkan. tidak memiliki hak untuk menuntut pelayanan pekerjaan sosial di Indonesia tidak terlepas mereka tidak pekerjaan Pemberian pelayanan yang baik dari sosial/kesejahteraan sosial melainkan juga seorang pekerja sosial akan memberikan mereka yang berlatar belakang pendidikan dampak lainnya. tidak pekerjaan sosial sebagai sebuah profesi. Untuk berpendidikan tinggi pun dapat melakukannya itu, harus dipastikan bahwa pekerja sosial yang ketika mereka perlu/ingin membantu orang melakukan pelayanan memiliki kualifikasi lain; mereka sesungguhnya adalah para yang baik dan sesuai dengan tuntutan kualitas volunteer. pelayanan yang baik; caranya dengan melalui Bahkan, mereka yang mereka terhadap eksistensi No. 03 Tahun 20154 bahwa “Sertifikasi adalah ada bedanya antara pekerja sosial (profesional) volunteer, baik sertifikasi. Seperti tercantum dalam Permensos Bagi masyarakat pada umumnya, tidak dengan yang proses pemberian sertifikat kepada Pekerja dikategorikan 4 Peraturan Menteri Sosial nomor 03 Tahun 2015 tentang Sertifikasi Pekerja Sosial Profesional merupakan revisi terhadap Peraturan Menteri Sosial nomor 16 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Pekerja Sosial Profesional Dan Tenaga Kesejahteraan Sosial 94 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL Sosial setelah VOLUME: 6 lulus uji NOMOR: 1 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) HALAMAN: 1 -- 153 kompetensi”. Sosial serta Peraturan Menteri Sosial Republik Kepentingan lainnya adalah seperti yang Indonesia Nomor 03 Tahun 2015 Tentang tercantum dalam Permensos No. 03 Tahun Sertifikasi Pekerja Sosial Profesional. 2015 bahwa sertifikasi bertujuan untuk : Sebagai konsekuensi dari penerbitan Permensos RI tentang Sertifikasi Pekerja a. memberikan pengakuan atas kualifikasi Sosial dan Tenaga Kesejahteraan Sosial, maka dan kompetensi Pekerja Sosial; pada Tahun 2010 dibentuklah Lembaga b. meningkatkan tanggung jawab Pekerja Sertifikasi Pekerjaan Sosial (LSPS) yang tugas Sosial; utamanya melakukan sertifikasi terhadap c. memberikan kepastian hukum dalam praktik profesional bagi Pekerja Pekerja memperoleh masyarakat pelayanan terhadap Pekerja Sosial Profesional saja. LSPS merupakan sesuai di bidang penyelenggaraan Pekerja Sosial Profesional Indonesia), asosiasi mengenai sertifikasi pekerja sosial profesional pendidikan (Ikatan Pendidikan Pekerjaan dan tenaga kesejahteraan sosial. Karena itulah Sosial/Kesejahteraan Sosial Indonesia), dan pada Tahun 2009 diterbitkan Peraturan Dewan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor Profesional Dan untuk Indonesia, yaitu asosisasi profesi (Ikatan menerbitkan Peraturan Menteri Sosial RI Pekerja Sosial penilaian memberikan yang berasal dari pilar-pilar pekerjaan sosial di untuk Sertifikasi yang kesejahteraan sosial. LSPS berisi orang-orang Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 Tentang independen menentukan kualifikasi dan kompetensi yang dimulai dengan adanya amanat Pasal 53 108/HUK/2009 lembaga berwenang Sertifikasi pekerja sosial di Indonesia Sosial Tenaga maka tugas LSPS hanya melakukan sertifikasi kesejahteraan B. Kelembagaan Sertifikasi Pekerja Sosial Kesejahteraan dan terbitnya Permensos RI No. 03 Tahun 2015 untuk sosial yang berkualitas. tentang Profesional Kesejahteraan Sosial (TKS). Namun dengan Sosial;dan d. melindungi Sosial Nasional Kesejahteraan Bagi Indonesia Sosial Untuk (DNIKS). Untuk mendukung operasionalisasi kegiatan LSPS, Tenaga sekretaris LSPS dijabat oleh kepala unit kerja Kesejahteraan Sosial. Namun Permensos kementerian Nomor 108/HUK/2009 ini direvisi sebanyak sosial yang membidangi sertifikasi, yaitu Kepala Pusat Pengembangan dua kali dengan diterbitkannya Peraturan Profesi Pekerja Sosial dan Penyuluh Sosial Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor Kementerian Sosial RI. 16/HUK/2012 Tentang Sertifikasi Pekerja Secara Sosial Profesional Dan Tenaga Kesejahteraan personil 95 LSPS kelembagaan, berasal dari meskipun pilar-pilar SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) HALAMAN: 1 -- 153 pekerjaan sosial di Indonesia, tidak berarti jangka panjang LSPS harus dapat membiayai LSPS ini tidak memiliki kemandirian. Secara sendiri kegiatan sertifikasi. kelembagaan LSPS sesungguhnya mandiri dalam melakukan berbagai kegiatannnya, serta C. Sasaran Sertifikasi dalam pengambilan keputusan yang berkaitan Berdasarkan amanat Permensos No. 03 dengan proses dan hasil uji komptensi untuk Tahun sertifikasi. Dalam membangun sistem sertifikasi bagi Pekerja Sosial Profesional. sertifikasi, selama ini berhasil Meskipun dalam UU No 11/2009 dinyatakan pilar-pilar bahwa pelaku pelayanan kesejahteraan sosial pekerjaan sosial, terlebih lagi LSPS selaku di Indonesia adalah pekerja sosial profesional lembaga pada dan TKS dan harus dilakukan sertifikasi dasarnya menggunakan beberapa instrumen terhadap mereka, namun sertikasi bagi Tenaga yang penetapannya tidak berada di wilayah Kesejahteraan Sosial tidak dilakukan oleh LSP kewengan LSPS, seperti Standard Kompetensi melainkan oleh lembaga sertifikasi TKS. yang dirumuskan bersama diantara pilar Sebagaimana yang tercantum dalam UU No. pekerjaan sosial dan ditetapkan oleh Menteri 11/2009, adapun yang dimaksud dengan: membangun sinergi LSPS dengan penyelenggara sertifikasi Sosial RI. 2015, a. Meskipun mekanisme secara sertifikasi independensi yang luas, substansi LSPS LSPS menyelenggarakan Pekerja Sosial Profesional yang dan selanjutnya disebut pekerja sosial memiliki adalah seseorang yang bekerja, namun secara baik di lembaga pemerintah finansial LSPS anggaran kegiatan LSPS maupun swasta yang memiliki sepenuhnya masih dibiayai oleh Kementerian kompetensi dan profesi pekerjaan Sosial RI melalui Pusat Pengembangan Profesi sosial, Pekerjaan Sosial dan Penyuluhan Sosial. pekerjaan sosial yang diperoleh Sebagai melalui konsekuensinya, LSPS harus dan kepedulian pendidikan, menyesuaikan dengan kondisi anggaran di dan/atau kementerian sosial. Namun hal ini sangat pekerjaan berarti karena dapat menjaga keberlangsungan melaksanakan proses sertifikasi pekerja sosial di Indonesia pelayanan yang masalah sosial; kondisinya masih dalam proses dalam pelatihan pengalaman sosial praktik untuk tugas-tugas dan penanganan menetapkan eksistensinya. Sampai saat ini, b. Tenaga Kesejahteraan Sosial yang LSPS tidak melakukan pungutan bagi peserta selanjutnya disebut TKS adalah uji kompetensi. Meskipun demikian, dalam seseorang yang dididik dan dilatih secara 96 profesional untuk SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 melaksanakan pelayanan dan NOMOR: 1 HALAMAN: 1 -- 153 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) tugas-tugas terjadi standar kompetensi yang digunakan penanganan utnuk uji kompetensi antara pekerja sosial masalah sosial dan/atau seseorang dengan TKS adalah sama. yang bekerja, baik di lembaga Hal lain yang juga menjadi perhatian pemerintah maupun swasta yang adalah tidak dapat dipungkiri bahwa banyak ruang lingkup kegiatannya di diantara para TKS yang memiliki kemampuan bidang kesejahteraan sosial. praktik yang sangat baik sebagai hasil dari Bila memperhatikan kedua definisi di pengalaman penanganan klien selama ini maka dalam seperti yang dilakukan oleh pekerja sosial, pengertian tersebut, yaitu TKS nampak lebih namun tidak dapat disertifikasi sebagai pekerja profesional dibandingkan dengan Pekerja sosial karena latar belakang pendidikan yang Sosial Profesional. Sebenarnya yang dimaksud tidak memenuhi ketentuan yang berlaku. dengan TKS adalah mereka yang selama ini Keberadaan terlibat dalam penyelenggaraan pelayanan kebijakan mengenai pengadaan sumberdaya kesejahteraan sosial namun berlatar belakang manusia untuk pelayanan kesejahteraan sosial pendidikan yang diberlakukan oleh Kementerian Sosial atas, terdapat keganjilan bukan pekerjaan mereka sosial/kesejhteraan sosial. Hal ini nampak pada dan lembaga Pasal 13 sampai Pasal 15 Permensos No. masyarakat selama ini. tidak pelayanan terlepas sosial dari milik 16/2012 untuk persyaratan pendidikan bagi TKS yang mengikuti sertifikasi TKS, yaitu D. Jenjang Sertifikasi Pekerja Sosial pendidikan non pekerjaan sosial/kesejahteraan Sertifikasi pekerja sosial dilakukan sosial. Mereka ini terdiri dari berbagai latar dengan belakang beberapa Pekerja Sosial. Adapun jenjang keahlian yang diantaranya telah memiliki lembaga sertifikasi dijadikan dasar dalam melakukan sertifikasi sendiri, seperti psikologi, akuntansi, dan berdasarkan Permensos No. 03 Tahun 2015 kedokteran. Hal ini pula lah yang menjadi adalah pekerja sosial generalis, yaitu untuk salah satu dasar pertimbangan bagi LSPS jenjang yang berpendidikan sarjana. Dalam untuk tidak melakukan sertifikasi bagi para kenyataannnya, sumberdaya yang terlibat TKS. Kondisi ini menuntut LSPS untuk dalam memikirkan kembali sistem sertifikasi yang kesejahteraan sosial ada pula yang berasal dari akan diberlakukan terhadap TKS, dengan jenjang pendidikan di bawah sarjana yang memperhatikan lembaga selanjutnya akan menjadi Asisten Pekerja sertifikasi untuk profesi dan bidang keahlian Sosial serta Pekerja Sosial Spesialis bagi yang lain. Yang harus jadi perhatian, jangan sampai berpendidikan pascasarjana. Untuk jenjang pendidikan, yang keberadaan 97 memperhatikan jenjang penyelenggaraan keahlian pelayanan SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) HALAMAN: 1 -- 153 asisten, dia tidak dikategorikan sebagai pekerja kompetensi sosial profesional, sedangkan jenjang generalis kompentensi. yang digunakan dalam uji dan Uji dan spesialis termasuk kategori profesional. Untuk kategori profesional, diberlakukan E. Standard bahwa jenjang generalis menjadi syarat untuk Kompetensi Kompetensi Pekerja Sosial mendapatkan sertifikat sebagai pekerja sosial Standard kompetensi yang digunakan spesialis. dalam uji kompetensi disusun bersama pilar- Ambigu terjadi dalam kategorisasi ini pilar pekerjaan sosial di Indonesia, walaupun antara generalis dan spesialis, karena istilah standar kompetensi tersebut belum disepakati generalis secara yang merupakan pencapaian formal melalui sebuah konvensi pembelajaran pada jenjang sarjana digunakan nasional. Namun, standard kompetensi yang sebagai tingkat kompetensi seorang pekerja dirumuskan sosial. digunakan sebagai acuan dalam melakukan uji Istilah ini sesunguhnya untuk telah disepakati kompetensi sosial tingkat kemampuan dan kewenangannya komptetensi merupakan ukuran kemampuan dalam menangani permasalahan dalam batas yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan tertentu. Sedangkan jenjang spesialis tidak nilai pekerjaan sosial dalam praktik pekerjaan sekedar menunjukkan kekhususan bidang sosial. pelayanan, karena pada umumnya seorang dengan mengacu kepada: pekerja sosial akan sudah Standard sertifikasi. dapat menunjukan bahwa seorang sarjana pekerjaan sarjana untuk dan kompetensi a. Kerangka Standard dirumuskan Kualifikasi Nasional mengkhususkan diri pada bidang praktik, Indonesai (KKNI) untuk Ilmu namun jenjang spesialis ini menunjukkan Kesejahteraan Sosial; tingkatan yang lebih ahli (advance). Adanya untuk S1/DIV dan Level 8 untuk prasyarat S2/Spesialis, pendidikan yang menyertai penjenjangan ini untuk menegaskan menjadi seorang spesialis memrlukan b. Kompetensi proses oleh IPPSI, wawasan dan tanggung jawab melalui proses c. Standar Praktik yang dirumuskan pendidikan formal. Terlebih lagi penjenjangan oleh asosiasi profesi ini selanjutnya akan diikuti dengan pemberian yang berbeda. pendidikan pekerjaan sosial yang digunakan pendalaman praktik dengan disertai pengayaan kewenangan Utama Level 6 d. Hasil Perbedaan Kajian (Penelitian/Literatur/Benchmarkin kemampuan praktik dan kewenganan dari g) yang dilakukan oleh asosiasi setiap jenjang akan nampak dalam standard pendidikan profesi 98 maupaun asosiasi SHARE: SOCIAL WORK JURNAL Hasil VOLUME: 6 kajian dan NOMOR: 1 HALAMAN: 1 -- 153 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) Benchmarking surat keputusan, sertifikat, dan lain-lain. memberikan pembelajaran yang berarti dalam Portofolio tersebut dilengkapi pula dengan membangun sistem sertifikasi pekerja sosial penilaian persepsional dari klien/penerima maupun lisensi. Beberapa sistem sertifikasi manfaat terhadap yang besangkutan. Penilaian dari berbagai negara maupun dari profesi lain ini dijadikan kemampuan pekerja dijadikan pembading dalam menentuak bentuk melakukan pemberian uji dengan klien/penerima manfaat. Naskah Ujian Tulis karakteristik pekerjaan sosial sebagai sebuah disiapkan oleh tim khusus yang mengolah soal profesi. ujian tulis agar dapat memenuhi standar pembanding, kompetensi Sebagai bergerak di termasuk yang salah bidang yang sesuai satu profesi pemberian akan mencerminkan perilaku dan pada saat sosial pelayanan kepada kompetensi yang diujikan.. yang bantuan (helping profession), uji kompetensi yang F. Prosedur Sertifikasi dilakukan terhadap pekerja sosial harus Uji kompetensi dengan menggunakan mampu memberikan gambaran kemampuan instrumen pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan diberlakukan pada uji kompetensi Jalur terutama aspek nilai. Kualifikasi seorang Penilaian Langsung, yaitu untuk pekerja sosial pekerja sosial akan tercermin terutama ketika generalis yang berpengalaman lebih dari 3 menggunakan kerangka nilai yang dimilikinya tahun. Sedangkan untuk yang berpengalaman dalam dan 20 tahun atau lebih dan berusia sekurang- keterampilan ketika menangani klien. Oleh kurangnya 45 tahun dapat mengikuti uji karena itu, mekanisme pengujian dalam kompetensi Jalur Sertifikasi Langsung, yaitu sertifikasi ini LSPS membuat instrumen uji kometensi dengan hanya menggunakan pengujian dalam bentuk portofolio dan ujian Portofolio instrumen penilaiannya. Adapun tertulis untuk menggunakan informasi yang tidak kepada pengetahuan hanya tim memberikan penilai (asesor) praktik diharapkan Jalur dan Pelatihan ujian Sertifikasi tulis tidak diberlakukan kepada pekerja sosial. mengenai pengetahuan peserta uji kompetensi. Kemampuan portofolio Untuk akan tercermin dalam deskripsi diri yang dibuat oleh peserta pada saat membuat portofolio. Track Jalur Pendidikan sertifikasi dilakukan secara bersama sistem pendidikan Profesi, terintegrasi yang diselenggarakan di perguruan tinggi, sehingga reccord peserta dalam melakukan praktik akan pemberian sertifikat dapat diberikan seiring dikonfirmasi dengan Daftar Riwayat Hidup dengan peserta beserta bukti-bukti fisiknya seperti selesainya pendidikan profesi. Kebijakan Kementerian Pendidikan bahwa 99 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) HALAMAN: 1 -- 153 pedidikan profesi diselenggarakan setelah pekerjaan sosial nampaknya akan menjadi pendidikan sarjana. Sampai saat ini belum ada pendorong untuk adanya pengakuan pekerjaan perguruan sosial sebagai salah satu profesi pemberian tinggi di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan profesi. Hal ini bantuan. menjadi catatan tersendiri bagi asosiasi pendidikan untuk mulai Secara skematis, prosedur sertifikasi merintis pekerja sosial di Indonesia dapat digambarkan penyelenggaraan pendidikan profesi pekerjaan pada Bagan 1 berikut: sosial. Penyelenggaraan pendidikan profesi Rekomendasi (Lembaga dan Organsiasi Profesi) PENGUMUMAN Pengawasan/Pembinaan/ Pemeliharaan BIMTAP Sertifikasi OK • Uji Kompetensi • Penilaian • Portofolio • Ujian Tulis • Wawancara Penilaian dan Rekomendasi Asesor Keputusan Sertifikasi Sertifikat (berlaku 5 tahun) Seleksi Administrasi Permohonan Sertifikasi • • Sertifikasi Langsung Penilaian Langsung Pend. Profesi Resertifikasi Izin Praktik Bagan 1 Prosedur Sertifikasi Pekerja Sosial di Indonesia Sumber: diolah dari Peraturan Menteri Sosial RI No. 03 Tahun 2015 Sertifikasi terhadap pekerja sosial ditempuhnya. Jika memenuhi kriteria merupakan hak bagi pekerja sosial untuk dapat kelulusan yang ditetapkan, maka seorang memperoleh pengakuan sebagai pekerja sosial pekerja sosial akan mendapatkan sertifikat profesional. Oleh karena itu, setiap pekerja pekerja sosial profesional sesuai dengan sosial untuk jenjang sertifikasi, yang berlaku selama 5 mendapatkan sertifikat setelah mengikuti uji tahun. Untuk memperpanjangnya, sertifikat dapat mengajukan diri kompetensi sesuai dengan jalur sertifikasi yang 100 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL kompetensi ini VOLUME: 6 akan NOMOR: 1 terkait dengan ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) HALAMAN: 1 -- 153 sosial untuk memastikan bahwa praktik yang kepemilikan Lisensi (Ijin Praktik). dilakukan berjalan dengan benar dan mencapai kualitas pelayanan yang diharapkan. G. Lisensi (Ijin Praktik) Pekerja Sosial di Indonesia H. Implikasi Sertifikasi Pekerja Sosial di Indonesia Sertifikasi diberikan kepada seorang Upaya penjaminan kualifikasi pekerja pekerja sosial sebagai bentuk pengakuan sosial menimbulkan beberapa implikasi yang terhadap kualifikasi yang dimiliki oleh pekerja mencakup beberapa hal, antara lain: sosial. Dengan pengakuan terhadap kualifikasi a. Standardisasi yang dimilikinya, seorang pekerja sosial akan Pekerjaan dapat mengajukan ijin praktik sebagai pekerja sosial secara perorangan. Dengan memiliki ijin praktik, maka seorang pekerja sosial memiliki terutama sosial/kesejahteraan menentukan. pekerjaan sosial. Peran selanjutnya terkait dengan keberadaan IPPSI Dalam proses penerbitan ijin praktik, adalah mendorong dan menyiapkan 2015 perangkat mengamanatkan bahwa pekerja sosial dapat penyelenggaraan pendidikan mengajukan ijin praktik kepada Menteri Sosial profesi pekerjaan sosial. melalui LSPS. Komponen penting yang harus b. Penempatan sumberdaya manusia dipenui dalam pengajuan ijin praktik ini adalah dalam bidang kesejahteraan sosial. rekomendasi dari asosiasi profesi. Hal ini Dengan sertifikasi, kualifikasi dan mengingat bahwa pembinaan dan pengawasan yang sosial, pendidikan pekerjaan sosial sangat kepada dirinya untuk melakukan praktik sosial pekerjaan peranan IPPSI sebagai asosiasi menunjukkan adanya mandat dari negara pekerja pendidikan sosial di Indonesia. Dalam hal ini, diterbitkan untuk seorang pekerja sosial terhadap dalam pekerjaan sebagai pekerja sosial. Ijin praktik yang Tahun standardisasi mengenai kurikulum pendidikan kewenangan untuk menjalankan perannya 03 Standardisasi sertifikasi, menuntut dilakukannya Sosial. Ijin praktik diberikan kepada pekerja nomor Sosial. dalam pengujian kompetensi untuk sosial kepada negara melalui Kementerian Permensos Pendidikan kompetensi memiliki seseorang berkecimpung sertifikasi kompetensi maupun ijin praktik pelayanan dilakukan oleh asosiasi profesi. Pembinaan dalam yang bidang kesejahteraan sosial akan dapat ditentukan dengan jelas. dan pengawasan ini sangat diperlukan pekerja Untuk 101 itu, perlu dilakukan SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 penataan mengenai pihak-pihak ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) HALAMAN: 1 -- 153 e. Pelindungan yang menjadi pelaku utama dalam Aspek pelayanan kesejahteraan sosial dan adalah sebagai kualifikasi pelaku pendukung dan penting pengawasan. dari sertifikasi pengakuan yang terhadap dimiliki pelayanan kesejahteraan sosial. seseorang, sehingga c. Pengembangan dan pemeliharaan. kualifikasi yang Proses sertifikasi bukanlah sebagai seseorang proses kewenangan akhir dalam rangkaian pengelolaan sumberdaya manusia pelayanan dalam Kejelasan pelayanan sosial. Untuk kesejahteraan menjaga meningkatkan kualitas sosial pelayanan, dalam akan oleh dengan dimilikinya mendapatkan tertentu dalam kesejahteraan dalam sosial. pemberian dan kewenangan kepada pekerja sosial pekerja akan memberikan akses yang lebih perlu luas kepada pekerja sosial dalam dibangun sistem pengembangan melakukan dan pemeliharaan pekerja sosial. sosialnya. Oleh karena itu, perlu Hal ini secara langsung akan terkait dibangun sistem perlindungan agar dengan rangkaian dari sertifikasi pekerja sosial dapat menjalankan pekerjaan tugasnya sosial, yaitu tahap Resertifikasi. d. Penataan lembaga praktik sesuai dengan kewenangannya. Selain itu, untuk SDM di Lembaga- Kesejahteraan memastikan Sosial. menjalankan pekerja tugas Pada lembaga kesejahteraan sosial kewenangannya akan melakukan perlu pekerjaan diatur mengenai sosial berdasarkan dengan penyimpangan tanpa atau hirarkhie dan rentang kendali para melebihi kewenangannya, perlu personalia lembaga, baik pada dibuat bidang manajerial kelembagaan terhadap praktik pekerja sosial. maupun Terlebih lagi dengan akan semakin pelayanan manfaatnya. dalam pelaksanaan kepada penerima Denan sertifikasi, mekanisme terbukanya pengawasan kesempatan bagi pekerja sosial untuk melakukan kualifikasi dan kompetensi pekerja praktik mandiri. sosial dapat dipetakan dan diatur pemberian kewenangan ikutannya diantara beserta I. Penutup sumberdaya Hal strategis yang sedang dilakukan manusia lembaga. oleh LSPS adalah merintis lisensi dari Badan 102 SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 HALAMAN: 1 -- 153 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) sebagai beserta aspek-aspek yang terkait dengan lembaga yang mendapatkan mandat dari aktivitas praktik seorang pekerja sosial. negara untuk melakukan sertifikasi terhadap profesi-profesi yang ada di Indonesia. Lisensi J. Bahan Bacaan dari BNSP untuk melakukan sertifikasi DuBois, Brenda L. and Karla Krogsrud Miley. terhadap pekerja sosial di Indonesia ini 1992. Social Work: an Empowering dipandang Profession. Allyn and Bacon penting untuk memperkuat pengakuan dan penerimaan terhadap sertifikat yang diterbitkan oleh LSPS. Hakim, Budi Rahman. 2010. Rethingking Dengan Social Work Indonesia. Jakarta : memperoleh lisensi dari BNSP, kualifikasi RMBOOKS sebagai pekerja sosial yang kompeten tidak Marshall, Edward M. 1995. Transforming The hanya diakui oleh komunitas pekerja sosial, Way We Work: The Power of The namun juga diakui oleh negara. Collaboratif Workplace. New York : Selain itu, hal lain yang sangat startegis untuk American Management Association dilakukan adalah penyelenggaraan Meyer, H. Carol and Mark A. Mattaini pendidikan profesi, yang diselenggarakan (Editors). 1995. The Foundation of setelah pendidikan sarjana. Hal ini sejalan Social Work Practice. NASW Press hakekat sertifikasi profesi pekerjaan sebagai profesi yang dihasilkan dari proses pendidikan. Artikel Web Dengan Dorita profesi, diselenggarakannya maka terintegrasi sehingga proses dengan kualitas pendidikan sertifikasi akan Setiawan. Pekerjaan 2010. Isu Pendidikan Sosial. melalui proses pendidikan, <http://www.socialworkers.or.id/index lulusan pendidikan .php?option=com_content&view=artic pekerjaan sosial akan lebih terjamin kualitasm le&id=10%3Aisu-pendidikan- karena profesi&catid=2%3Aartikel- setiap sekolah penyelanggara pendidikan profesi akan berusaha menjaga umum&Itemid=6> [17/09/2010]) kualitas pendidikannya. Taufik Komponen penting dalam praktik Winarno. Pekerjaan 2010. Sosial. Membumikan Melalui pekerjaan sosial adalah kewenangan bagi http://taufiqchips. pekerja sosial untuk menjalankan profesinya. wordpress.com/category/sosial/ Pemberian kewenangan kepada pekerja sosial [15/09/2010] membutuhkan regulasi yang cukup kuat setingkat undang-undang. Regulasi tersebut Peraturan-peraturan dapat mengatur praktik pekerjaan sosial 103 < > SHARE: SOCIAL WORK JURNAL VOLUME: 6 NOMOR: 1 Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor Sertifikasi 108/HUK/2009 Bagi Pekerja HALAMAN: 1 -- 153 ISSN:2339 -0042 (cetak) ISSN: 2528-1577 (elektronik) Sertifikasi Pekerja Sosial Profesional Tentang Dan Tenaga Kesejahteraan Sosial Sosial Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Profesional Dan Tenaga Kesejahteraan Nomor 03 Tahun 2015 Tentang Sosial Sertifikasi Pekerja Sosial Profesional Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 16/HUK/2012 Undang-undang No 11 Tahun 2009 Tentang Tentang Kesejahteraan Sosial 104