PRINSIP-PRINSIP PERANCANGAN PERCOBAAN Dr. Ir. Bambang Priyanto, SU. 1 Pendahuluan Tulisan ini merupakan suatu catatan kuliah yang ditujukan untuk melengkapi kuliah Perancangan Percobaan di Fakultas Pertanian, Unhalu dan Unlaki. Tulisan ini terdiri dari dua bagian, dimana pada bagian pertama ini penulis akan menjelaskan secara rinci rancangan lingkungan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL), Rancangan Acak Kelompok (RAK), dan Rancangan Bujursangkar Latin (RBL), serta uji-uji pembanding berpasangan dan kontras. Sedangkan pada bagian kedua akan dijelaskan percobaan faktorial dan petak terbagi. 2 Percobaan dan Perancangan Percobaan Ilmu perancangan percobaan (experimental design) merupakan cabang ilmu statistika, yang mempelajari cara-cara mengatasi, mengisolasi atau mengontrol keragaman materi atau lingkungan suatu percobaan. Sehingga perbedaan-perbedaan yang timbul sebagai akibat berbagai perlakuan terhadap satuan-satuan percobaan dapat dipisahkan dengan jelas. Dengan demikian kesimpulan yang akan ditarik dari suatu percobaan dalam menjawab hipotesishipotesis dapat dilaksanakan secara objektif. Langkah-langkah terpenting dari suatu percobaan adalah: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan; dan (3) analisa statistik. Adapun prinsip dasar dalam upaya meningkatkan validitas penelitian yaitu: (1) pengulangan (replication), (2) pengacakan (randomization), dan (3) pengendalian lokal (misal melalui pengelompokan satuan-satuan percobaan). Pengulangan (replication), berfungsi agar dapat menilai galat percobaan (eksperimental error) atau keragaman bahan percobaan, haruslah setiap perlakuan dicobakan dalam lebih dari satu satuan percobaan. Pengacakan (randomization), dimana satuan percobaan harus mempunyai peluang yang sama dalam menerima suatu perlakuan tertentu. Dengan cara ini terhindarlah percobaan dari bias yang disebabkan adanya perbedaan antara satuan-satuan percobaan. Sedangkan lokal kontrol (pengawasan setempat), satuan-satuan percobaan yang mendekati keseragaman dikumpulkan menjadi kelompok-kelompok. Dengan demikian perbandingan-perbandingan di dalam kelompok akan memiliki ketepatan yang tinggi, sedangkan beda-beda yang terdapat antara kelompok itu menjamin bahwa daerah pengambilan kesimpulan tidak menjadi terlalu sempit. Percobaan adalah penyelidikan terencana untuk mendapatkan fakta baru, untuk memperkuat atau menolak hasil-hasil percobaan terdahulu. Percobaan tersebut secara kasar dimasukan ke dalam 3 kategori yaitu: (1) percobaan pendahuluan; (2) percobaan kritis; dan (3) percobaan demonstrasi. 1 Percobaan pendahuluan, peneliti mencoba sejumlah besar perlakuan untuk mendapatkan petunjuk bagi percobaan mendatang; Percobaan kritis, peneliti membandingkan respons terhadap beberapa perlakuan yang berbeda untuk memastikan beda-beda yang bermakna. Sedangkan percobaan demonstrasi, sering dilakukan oleh petugas penyuluhan, misalnya ketika ia membandingkan respons suatu perlakuan baru dengan yang sudah baku. 3 Tujuan Percobaan Dalam merancang percobaan kita harus menyatakan tujuannya secara jelas, membuat hipotesis yang hendak diuji, dan pengaruh yang hendak diduga. Dalam statistik diperoleh hubungan sebagai berikut: Terlihat dengan bertambahnya ulangan akan menambah informasi, hal sebaliknya informasi akan berkurang bila satuan percobaan mempunyai keragaman yang tinggi. 4 Satuan Percobaan dan Perlakuan Satuan percobaan atau petak percobaan adalah satuan bahan tempat diterapkannya suatu perlakuan. Perlakuan adalah prosedur yang pengaruhnya hendak diukur dan dibandingkan dengan perlakuan lain. Sedangkan satuan penarikan contoh yaitu suatu bagian dari satuan percobaan dimana pengaruh perlakuan diukur. 5 Galat Percobaan Galat percobaan adalah ukuran keragaman diantara semua pengamatan yang berasal dari satuan percobaan yang mendapat perlakuan sama. Misal satuan percobaan yaitu sebuah kandang ayam dengan 50 ayam diberi perlakuan ransum, maka diperlukan sebuah kandang lain dengan 50 ayam yang diberi perlakuan ransum yang sama, agar kita dapat menduga keragaman diantara satuan percobaan yang mendapat perlakuan yang sama tersebut.. Demikian pula bila pengukuran dilakukan per individu ayam (misal bobot), maka bila perlakuan hendak dibandingkan pengaruhnya maka setiap beda yang teramati sebagian disebabkan oleh beda antar kandang dan beda ini kemungkinan lebih besar dari pada beda antar ayam. 2 6 Ulangan dan Fungsinya Bila perlakuan diberikan lebih dari sekali dalam suatu percobaan, maka perlakuan dikatakan diulang. Fungsi ulangan adalah: 1. Untuk menghasilkan nilai dugaan bagi galat percobaan 2. Meningkatkan ketepatan percobaan dengan memperkecil simpangan baku nilai tengah perlakuan 3. Memperluas daya cakup kesimpulan percobaan melalui pemilihan dan penggunaan yang tepat satuan-satuan percobaan yang lebih bervariasi. 4. Mengendalikan ragam galat percobaan. 7 Transformasi Data Seringkali data dari suatu pengamatan baik dari hasil suatu survei maupun penelitian berupa percobaan di laboratorium tidak menyebar menurut kaidah yang diinginkan, sehingga data tersebut perlu ditransformasi sehingga memenuhi kriteria untuk dianalisis ragam. Menurut Bartlett (1947), transformasi yang ideal harus memenuhi kriteria sebagai berikut: pertama, ragam dari peubah yang baru tidak dipengaruhi oleh perubahan rata-rata; kedua, peubah yang baru hendaknya menyebar normal; ketiga, skala pengukuran peubah yang baru hendaknya sedemikian sehingga nilai tengah aritmatik dari contoh merupakan penduga yang efisien terhadap nilai tengah yang sesungguhnya; dan keempat, skala pengukuran peubah yang baru hendaknya sedemikian sehingga pengaruh sesungguhnya bersifat linier dan aditif. Berikut ini akan diberikan beberapa jenis transformasi yang sering digunakan dalam rancangan percobaan, antara lain: transformasi logaritmik, transformasi akar kuadrat, dan transformasi arcsin. 7.1. Transformasi Logaritmik Transformasi logaritmik paling sesuai untuk data dimana simpangan bakunya berbanding terhadap nilaitengahnya atau bila pengaruh perlakuan bersifat multiplikatif. Keadaan ini umumnya diperoleh bilamana data berupa bilangan bulat dan mencakup wilayah nilai yang lebar. Dalam transformasi logaritmik, nilai nol dan nilai-nilai yang sangat kecil (misalnya kurang dari 10) maka sebaiknya digunakan transformasi log(Y + 1) daripada log(Y), di mana Y adalah data aslinya. 3 7.2. Transformasi Akar-kuadrat Transformasi akar-kuadrat cocok digunakan untuk data bilangan bulat yang kecil, misalnya data yang diperoleh dalam menghitung kejadian yang jarang seperti banyaknya tanaman yang terkena penyakit dalam suatu petak, banyaknya serangga yang tertangkap dalam perangkap atau banyaknya gulma dalam petak. Untuk data seperti ini, ragamnya cenderung berbanding dengan nilaitengahnya. Transformasi akar-kuadrat juga cocok untuk data persentase apabila wilayahnya antara 0 dan 30% atau antara 70 dan 100%. (untuk nilai-nilai persentase dengan wilayah yang lain dapat mengikuti ketentuan transformasi arcsin). Apabila kebanyakan data dalam suatu gugus data adalah kecil (yaitu kurang dari 10), terutama dengan adanya angka nol, sebaiknya digunakan daripada . 7.3. Transformasi Arcsin Transformasi arcsin cocok untuk data proporsi, yang dinyatakan sebagai pecahan desimal atau persentase. Dengan catatan bahwa data persentase yang diperoleh dari data perhitungan seperti persentase anakan tidak produktif (yang diperoleh dari perbandingan banyaknya anakan tidak produktif dengan jumlah anakkan), jadi harus bisa dibedakan dari jenis persentase data lain seperti persentase protein atau kabohidrat yang diperoleh bukan dari perhitungan. Adapun formula transformasinya adalah dimana nilai 0% harus diganti dengan (1/4n) dan nilai 100% dengan (100 - 1/4n) dimana n adalah penyebut yang digunakan dalam menghitung persentase. Berikut ini diberikan beberapa aturan untuk memilih jenis transformasi yang cocok untuk data persentase yaitu: 1. Untuk data persentase yang berada diwilayah 30 sampai 70% tidak diperlukan transformasi. 2. Untuk data persentase yang berada dalam wilayah apakah 0 sampai 30% atau 70 sampai 100%, tetapi tidak keduanya, seharusnya digunakan transformasi akar kuadrat. 3. Untuk data persentase yang tidak mengikuti aturan 1 atau 2 seharusnya digunakan transformasi arcsin. 4