MODUL PERKULIAHAN PSIKOLOGI KOMUNIKASI Prosess Komunikasi Kelompok (1) Fakultas Program Studi Ilmu Komunikasi Hubungan Masyarakat Tatap Muka 06 Kode MK Disusun Oleh MK85006 Ety Sujanti, M.Ikom Abstract Kompetensi Modul menjelaskan dan membahas pengertian kelompok, klasifikasi kelompok, pengaruh kelompok pada komunikasi, faktor-faktor yang memengaruhi keefektifan komunikasi kelompok dan bentuk-bentuk komunikasi kelompok. Diharapkan mahasiswa memahami dan menjelaskan : mampu Pengertian kelompok dan pengaruhnya pada komunikasi Faktor-faktor yang memengaruhi keefektifan kelompok Bentuk-bentuk komunikasi kelompok Proses Komunikasi Kelompok (1) Gambar 6.1. Komunikasi kelompok Para ilmuwan komunikasi mendalami fenomena kelompok sering menggunakan pendekatan psikologis dalam kajian mereka. Model pertukaran sosial (social change) yang dikembangkan oleh Thibault dan Kelley (1959) telah mengkonseptualisasikan interaksi interpersonal sebagai rasio antara sistem ganjaran (rewards) dengan biaya (cost) yang dikeluarkan atau model ekonomis dari alternatif pilihan sosial. Konseptualisasi mereka tentang interaksi sosial ini secara langsung berasal dari perspektif psikologis dan mengkombinasikan unsur psikologis S-R (Source-Receiver) dan keseimbangan kognitif. Meskipun mempunyai arti teoretis yang penting bagi studi komunikasi kelompok, model pertukaran sosial ini hanya sedikit saja mendorong penelitian yang dilakukan para ilmuwan komunikasi yang memperhatikan setting kelompok. Variabel yang memperoleh prioritas tinggi dalam penelitian kelompok diantara para ilmuwan psikologi dan komunikasi adalah panduan (cohesiveness) – tingkat kepuasan, loyalti kelompok, esprit de corps, sikap keterlibatan para anggota, dan seterusnya – yang dialami oleh anggota secara individual dalam hubunganya dengan keanggotan kelompok. Gouran (1973:25) telah mendesak para peneliti komunikasi untuk mengusahakan suatu pengkajian lebih aktif lagi tentang konsep kekohesifan itu – terutama karakteristik komunikasi yang menentukan, memajukan, dan memelihara tingkat kepanduan yang tinggi. 2016 2 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pengaruh individu dalam hal kepemimpinan, kognisi, sikap afektif, ciri-ciri kepribadian, dan sebagainya masih terus memainkan peranan yang penting dalam penelitian kelompok. Karakteristik kepemimpinan itu, sebagai yang dipersepsi oleh para anggota, tetap merupakan alat penting bagi pengkajian kepemimpinan dalam setting kelompok. Peranan komunikasi dalam meningktakan kecenderungan para anggota kelompok untuk melakukan pemilihan yang menyangkut hal-hal yang mengandung resiko daripada pilihan yang dijalankan secara perorangan masih menarik minat para peneliti (Applbaum & Anatol, 1975). Homophily (yakni yang dipersepsi sebagai kesamaan di kalangan para ang gota kelompok atau individu yang saling berinteraksi) merupakan faktor penentu yang selektif dari komunikasi kelompok. Dengan demikian, perspektif psikologis dalam komunikasi kelompok masih merupakan pengaruh penting dalam mengarahkan usaha penelitian para ilmuwan komunikasi. Gambar 6.2. komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok A. Kelompok dan Pengaruhnya pada Perilaku Komunikasi Karakteristik kelompok-kelompok manusia Kelompok membentuk manusia. Pengalaman pertama dan yang paling pentign adalah pengalaman kelompok kecil. Sejak bayi sampai sekarang kita berada dalam kelompok – keluarga, teman kanak-kanak, organisasi, dan tim. Sebagai orang dewasa, walaupun kita mungkin bekerja di perusahaan besar, pabrik, departemen dalam pemerintahan, pengalaman pekerjaan terpenting kita berada dalam tatanan kelompok kecil dengan beberapa (sedkit) orang (Homans, 1950:1-2). Kelompok dapat didefinisikan sebagai 2016 3 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dua atau lebih orang yang berbagi rasa kesatuan dan terikat bersama dalam interaksi yang secara relatif berpola stabil. Tiga karakteristik dari kelompok manusia ada pada pertimbangan gambaran berikut; Pertama, kelompok mempunyai keterikatan. Kedua, kelompok mempunyai sebuah ”tujuan” dari keberadaannya. Ketiga, mereka secara bersama sadar akan keanggotaan mereka atau kekurangan dari anggota dalam kelompok. Klasifikasi Kelompok Dari perspektif psikologi dan sosiologi, kelompok dapat diklasifikasikan ke dalam : 1) Kelompok Primer dan kelompok Sekunder 2) In-group dan Out-group 3) Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan 4) Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif 1) Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder Pembagian seperti ini dikemukakan oleh Charles Horton Cooley (1909). Kelompok primer ditandai adanya hubungan emosional, personal dan akrab, menyentuh hati seperti hubungan dengan keluarga, teman sepermainan, tetangga sebelah rumah di pedesaan. Kelompok sekunder adalah lawan dari kelompok primer, ditandai dengan hubungan yang tidak akrab, tidak personal, dan tidak menyentuh hati kita seperti organisasi massa, fakultas, serikat buruh, dan sebagainya. Gambar 6.3. Keluarga adalah contoh kelompok primer 2016 4 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Gambar 6.4. Lingkungan kantor adalah contoh kelompok sekunder Perbedaan kelompok primer dan kelompok sekunder dari karakteristik komunikasinya adalah sebagai berikut : 1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan luas. Artinya dalam kelompok primer kita mengungkapkan hal-hal yang bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambang, verbal maupun nonverbal. Sebaliknya pada kelompok sekunder, komunikasi bersifat dangkal (hanya menembus bagian luar dari kepribadian kita) dan terbatas (hanya berkenaan dengan hal-hal tertentu saja). Di sini lambang komunikasi umumnya verbal dan sedikit sekali nonverbal. 2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Dalam kelompok primer, yang penting buat kita personal. ialah siapa dia, bukan apakah dia. Kita mengkomunikasikan seluruh pribadi kita. Hubungan kita dengan anggota kelompok primer bersifat unik dan tidak dapat dipindahkan (non-transferable). 3. Pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek hubungan daripada aspek isi. Komunikasi dilakukan untuk memelihara hubungan komunikasi bukan merupakan hal yang sangat penting. 2016 5 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id baik, dan isi Tabel 6.1. Kelompok Primer dan Kelompok Sekunder Kelompok Primer Kelompok Sekunder 1. Kualitas komunikasi bersifat dalam dan luas 1. Kualitas komunikasi bersifat pendek dan terbatas 2.Komunikasi bersifat pribadi 2. Komunikasi bersifat dangkal/umum 3. Menekankan aspek hubungan 3. Menekankan aspek isi 4. Ekspresif 4.Intrumental 5. Informal 5. Formal © 2007 Ron J. Hammond, Ph.D. 2) Ingroup dan Outgroup Ingroup adalah kelompok kita, dan Outgroup adalah kelompok mereka. Ingroup dapat berupa kelompok primer maupun sekunder. Keluarga kita adalah ingroup kelompok 2016 6 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id primer. Fakultas adalah ingroup kelompok sekunder. Perasaan ingroup diungkapkan dengan kesetiaan, solidaritas, kesenangan, dan kerja sama. Untuk membedakan ingroup dan outgroup, kita membuat batas/boundaries yang menentukan siapa masuk orang dalam dan siapa orang luar. Batas-batas ini dapat berupa lokasi geografis (Indonesia, Thailand, dsb.); sukubangsa (Jawa, Batak, Minang); pandangan/ideologi (Muslim, Kristen); profesi (pedagang, dosen); bahasa (Inggris, Cina); status sosial (elite, menengah, bawah). 3) Kelompok Keanggotaan dan Kelompok Rujukan Pembagian kelompok ini dikemukakan oleh Theodore Newcomb yang melahirkan istilah membership group dan reference group. Kelompok rujukan diartikan sebagai kelompok yang digunakan sebagai alat ukur/standar untuk menilai diri sendiri atau untuk membentuk sikap. Jika Anda menggunakan kelompok itu sebagai teladan bagaimana seharusnya bersikap, maka kelompok itu menjadi kelompok rujukan positif. Jika Anda menggunakannya sebagai teladan bagaimana seharusnya tidak bersikap, kelompok itu menjadi kelompok rujukan negatif. Erwin P. Bettinghaus mengemukakan cara-cara menggunakan kelompok rujukan dalam persuasi : 1. Jika mengetahui kelompok rujukan khalayak kita, hubungkanlah pesan kita dengan kelompok rujukan kita. 2. kelompok-kelompok itu mempunyai nilaiyang bermacam-macamsebagai kelompok rujukan. Misalnya bagi sebagian orang, keluarga mungkin lebih penting dari organisasi masa, dan bagi orang lain mungkin sebaliknya. Dalam meencanakan pesannya, komunikator harus memperhitungkan relevansi dan nilai kelompok rujukan yang lebih tepat bagi kelompok tertentu. 3. Kelompok keanggotaan jelas menentukan serangkaian perilaku yang baku bagi anggota-anggotanya. Standar perilaku ini dapat digunakan untuk menambah peluang diterimanya pesan kita. 4. Suasan fisik komuniksi dapat menunjukkan kemungkinan satu kelompok rujukan didahulukan dari kelompok rujukan yang lain. 5. kadang-kadang kelompok rujukan yang positif dapat dikutip langsung dalam pesan, untuk mendorong respons positif dari khalayak. 2016 7 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 4) Kelompok Deskriptif dan Kelompok Preskriptif John F. Cragan dan David W. Wright membagi kelompok pada dua kategori, yaitu kategori deskriptif dan kategori preskriptif. Kategori deskriptif menunjukkan klasifikasi kelompok dengan melihat proses pembentukannya secara alamiah. Kategori preskriptif mengklasifikasikan kelompok menurut langkah-langkah rasional yang harus dilewati oleh anggota kelompok untuk mencapai tujuannya. Pengaruh Kelompok pada Perilaku Komunikasi Ada tiga macam pengaruh kelompok sebagai berikut : 1. Konformitas/conformity 2. Fasilitas sosial 3. Polarisasi 1) Konformitas Konformitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju norma kelompok sebagai akibat tekanan kelompok, baik secara nyata maupun hanya bayangan. Bila sejumlah orang dalam kelompok mengatakan atau melakukan sesuatu, ada kecenderungan para anggota untuk mengatakan dan melakukan hal yang sama. Jadi kalau Anda merencanakan untuk menajdi ketua kelompok, aturlah teman-teman Anda untuk menyebar dalam kelompok. Ketika Anda meminta persetujuan anggota, usahakan rekan-rekan Anda secara berurutan menunjukkan persetujuan mereka. 2) Fasilitas sosial Yang dimaksud dengan fasilitas sosial adalah peningkatan prestasi individu karena disaksikan kelompok. Contoh: banyak pemain teater yang pada waktu latihan aktingnya “biasa-biasa” saja, tetapi pada waktu pertunjukan yang sesungguhnya akting mereka meningkat luar biasa dalam arti penghayatan mereka terhadap peran mereka benar-benar bagus. Jadi ketika mereka ditonton oleh khalayak banyak atau orang banyak, prestasi pemain teater itu jauh lebih baik. 3) Polarisasi Yang terjadi dalam komunikasi kelompok adalah, bahwa sebelum diskusi kelompok para anggota mempunyai sikap agak mendukung tindakan tertentu, setelah diskusi mereka 2016 8 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id akan lebih kuat lagi mendukung tindakan itu. Sebaliknya, bila sebelum diskusi para anggota kelompok agak menentang tindakan tertentu, setelah diskusi mereka akan menentang lebih keras lagi. B. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keefektifan Kelompok I. Faktor Situasional Ada 4 faktor situasional yang mempengaruhi efektifitas komunikasi kelompok sebagai berikut : 1. Ukuran kelompok 2. jaringan komunikasi 3. Kohesi kelompok 4. Kepemimpinan 1) Ukuran kelompok Hubungan antara ukuran kelompok dengan prestasi kerja kelompok/performance bergantung pada jenis tugas yang arus diselesaikan oleh kelompok. Sehubungan dengan hal tersebut, ada dua tugas kelompok, yaitu tugas koaktif dan tugas interaktif. Pada tugas koaktif, masing-masing anggota bekerja sejajar dengan yang lain, tetapi tidak berinteraksi. Pada tugas interaktif, anggota-anggota kelompok berinteraksi secara terorganisasi untuk menghasulkan produk, atau keputusan. Faktor lain yang memengaruhi hubungan antara prestasi dan ukuran kelompok adalahn tujuan kelompok. Bila tujuan kelompok memerlukan kegiatan yang konvergen (mencapai satu pemecahan yang benar), maka hanya diperlukan kelompok kecil supaya sangat produktif, terutama bila tugas yang dilakukan hanya membutuhkan sumber, ketrampilan, dan kemampuan yang terbatas. Bila tuga memerlukan kegitan yang divergen (menghasilkan berbagai kegiatan gagasan kreatif ), diperlukan jumlah anggota kelompok yang lebih besar. 2) Jaringan komunikasi Ada lima macam jaringan komunikasi , yaitu : a. Roda b. Rantai c. Y 2016 9 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id d. Lingkaran e. Bintang Pada jaringan komunikasi model roda; seseorang, biasanya pemimpin, menjadi fokus perhatian. Ia dapat berhubungan dengan semua anggota kelompok, tetapi setiap anggota kelompok hanya bisa berhubungan dengan pemimpinnya. Pada jaringan komunikasi rantai; A dapat berkomunikasi dengan B, B dengan C, C dengan D, dan begitu seterusnya. Pada jaringan komunikasi Y, tiga orang anggota dapat berhubungan dengan orang-orang di sampingnya seperti pada pola rantai, tetapi ada dua orang yang hanya dapat berkomunikasi dengan hanya seseorang di sampingnya. Pada jaringan komunikasi lingkaran; setiap orang hanya dapat berkomunikasi dengan dua orang, di samping kiri dan kanannya. Dengan prekataan lain, di sini tidak ada pemimpin . 2016 10 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Pada jaringan komunikasi bintang, disebut juga jaringan komunikasi semua saluran/all channel, setiap anggota dapat berkomuniksi dengan semua anggota kelompok yang lain. Dalam hubungannya dengan prestasi kelompok, Leavit menemukan bahwa jaringan komunikasi roda, yaitu yang paling memusat dari seluruh jaringan komunikasi, menghasilkan produk kelompok yang tercepat dan terorganisasi. Sedangkan kelompok lingkaran, yang paling tidak memusat, adalah yang paling lambat dalam memecahkan masalah. Jaringan komunikasi lingkaran cenderung melahirkan sejumlah kesalahan. Penelitian-penelitian selanjutnya membuktikan bahwa pola komunikasi yang paling efektif adalah pola semua saluran. Mengapa? Karena pola semua saluran tidak terpusat pada satu orang pemimpin, dan pola ini juga paling memberikan kepuasan kepada anggota serta paling cepat menyelesaikan tugas bila tugas itu brhubungan dengan masalah yang sulit. Pola roda adalah pola komunikasi yang memberikan kepuasan paling rendah. 3) Kohesi kelompok Kohesi kelompok berarti adanya semangat kelompok yang tinggi, hubungan interpersonal yang akrab, kesetiakawanan, dan perasaan “kita” yang dalam. Kohesi kelompok merupakan kekuatan yang mendorong anggota kelompok untuk tetap tinggal dalam kelompok, dan mencegahnya meninggalkan kelompok. Kohesi kelompok diukur dari : a. keterikatan anggota secara interpersonal satu sama lain b. ketertarikan anggota pada kegiatan dan fungsi kelompok c. sejauh mana anggota tertarik pada kelompok sebagai alat untuk memuaskan kebutuhan personalnya. Menurut Bestinghaus, ada beberapa implikasi komunikasi dalam kelompok kohesif, sebagai berikut : 1. Komunikator dengan mudah berhasil memperoleh dukungan kelompok jika gagasannya sesuai dengan mayoritas anggotakelompok. 2016 11 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2. Pada umumnya kelompok yang lebih kohesif lebih mungkin dipengaruhi persuasi. Ada tekanan ke arah uniformitas dalam pendapat, keyakinan, dan tindakan. 3. Komunikasi dengan kelompok yang kohesif harus memperhitungkan distribusi komunikasi di antara anggota-anggota kelompok. 4. Dalam situasi pesan tampak sebagai ancaman kepada kelompok, kelompok yang lebih kohesif akan cenderung menolak pesan. 5. Sebagai konsekuensi dari poin 4 di atas, maka komunikator dapat meningkatkan kohesi kelompok agar kelompok mampu menolak pesan yang bertentangan. 4) Kepemimipinan Kepemimpinan adalah komunikasi yang secara positif memengaruhi kelompok untuk bergerak ke arah tujuan kelompok. Kepemimpinan adalah faktor yang paling menentukan keefektifan komunikasi kelompok. Ada tiga gaya kepemimpinan, yaitu otoriter, demokratis, dan laissez faire. II. Faktor Personal 1. Kebutuhan interpersonal 2. Tindak komunikasi 3. Peranan 1) Kebutuhan Interpersonal William C. Schultz merumuskan teori FIRO (Fundamental Interpersonal Relation Orientation). Menurut teori ini, orang memasuki kelompok karena didorong oleh 3 kebutuhan interpersonal, yaitu : a. Inclusion : ingin masuk, menjadi bagian kelompok; b. Control : ingin mengendalikan orang lain dalam suatu tatanan hirarkis. c. Affection : ingin memperoleh keakraban emosional dari anggota kelompok yang lain. 2) Tindakan komunikasi Bila kelompok bertemu, terjadilah pertukaran informasi. Setiap anggota berusaha menyampaikan atau menerima informasi, baik secara verbal maupun nonverbal. Dalam tindakan komunikasi, termasuk pernyataan, pertanyaan, pendapat, atau isyarat yang disampaikan atau yang diterima oleh para anggota kelompok. 2016 12 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 3) Peranan Seperti halnya tindakan komunikasi, peranan yang dimainkan oleh anggota kelompok dapat membantu penyelesaian tugas kelompok, memelihara hubungan emosional yang baik, atau hanya menampilkan kepentingan individu saja. Peranan yang pertama disebut peranan tugas kelompok; sedangkan yang kedua disebut peranan pemelihara kelompok; yang ketiga disebut peranan individual. 2016 13 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Daftar Pustaka 1. Psikologi Komunikasi, Jalaluddin Rakhmat, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001 2. Sosiologi Suatu Pengantar, Soerjono Soekanto, PT. Rajawali Pers, Jakarta, 2012 3. Sosiologi Komunikasi, Sutaryo, Arti Bumi Intaran, Jakarta, 2005 4. Interpersonal Communication Everyday Encounters, Julia T. Wood, Wadswprth Group, USA, 2002 5. Social Psychology, James W. Vander Zanden, Random House Inc., USA, 1984 6. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Dennis McQuail, Erlangga, Jakarta, 1987 2016 14 Psikologi Komunikasi Ety Sujanti, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id