SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) VHI A. 1. Pokok Bahasan : Sistem pencernaan A.2. Pertemuan minggu ke : 11 (2 jam) B. Sub Pokok Bahasan : 1. Anatomi sistem pencernaan 2. Mekanisme pencernaan 3. Organ tambahan C. Tujuan: Setelah mengikuti kuliah mahasiswa dapat: menggambar dan menjelaskan anatomi sistem pencernaan serta fungsi, anatomi sistem pencernaan meliputi gambar alat pencernaan utama dan tambahan, mengetahui pula prinsip pencernaan, mekanisme pencernaan (organ, enzim, metabolisme dan kebutuhan nutrient unggas). D. Uraian Pembahasan Sistem Pencernaan 1. Anatomi sistem pencernaan Sistem pencernaan pada ayam gambar berikut terdiri dari: 1. Sistem pencernaan utama, yaitu: 2. Oesophagus 3. Tembolok (Crop) 4. Proventrikulus 5. Empedal (Gizzard) 6. Mulut (paruh) 7. Hati 8. Getah empedu 9. Pankreas 10. Duodenum 11. Jejunum dan ileum 12. Sekum (usus buntu) 13. Rectum 14. Kloaca Gambar 6. Sistem pencernaan pada ayam (Sumber: Say, 1987) Universitas Gadjah Mada 2. Asesoris peneernaan yang meliputi: 1. Hati yang menghasilkan getah empedu 2. Pankreas Panjang alat peneernaan pada ayam sekitar 245-255 cm tergantung dari umur dan jenis unggas. Prinsip peneernaan pada ayam ada 3 macam: 1. Peneernaan secara mekanik (fisik), peneernaan ini dilakukan oleh kontraksi otot polos terutama terjadi di empedal (gizzard) yang dibantu oleh bebatuan (grit). Peneernaan ini banyak terjadi pada ayam yang dipelihara secara umbaran sehingga mendapatkan grit lebih banyak dibanding dengan ayam yang dipelihara secara terkurung. 2. Peneernaan secara kimia (enzimatik) dilakukan oleh enzim peneernaan yang dihasilkan: a. Kelenjar saliva di mulut b. Enzim yang dihasilkan oleh proventrikulus c. Enzim dari pancreas d. Enzim empedu dari hati e. Enzim dari usus halus Peranan enzim ini biasanya sebagai pemecah ikatan protein, lemak dan karbohidrat. 3. Penceranaan secara mikrobiologik (jumlahnya sedikit sekali) Secara umum peneernaan pada unggas meliputi aspek: a. digesti yang terjadi di paruh, tembolok, proventrikulus, ventrikulus (empedal, gizzard), usus halus, usus besar dan ceca. b. absorpsi terjadi di usus halus (small intestinum) melalui vili-vili (jonjot usus) c. metabolisme terjadi di sel tubuh yang kemudian disistesis untuk menjadi protein, glukosa dan hasil lain untuk pertumbuhan badan, produksi telur atau daging, pertumbuhan bulu, penimbunan lemak dan menjaga/memelihara tubuh pada proses kehidupannya. Universitas Gadjah Mada 2. Mekanisme Peneernaan 1. Mulut Pakan masuk ke dalam mulut masih utuh, kemudian dengan tekanan lidah akan masuk ke dalam rongga pharynk dan turun ke oesophagus oleh gaya gravitasi. Mulut menghasilkan saliva yang mengandung amilase dan maltase saliva serta bikarbonat, tetapi pemecahan bahan pakan di mulut ini kecil sekali karena mulut hanya digunakan untuk lewat sesaat bahan pakan. Saliva mulut selain mengandung kedua enzim tersebut juga digunakan untuk membasahi pakan agar mudah ditelan. Produksi saliva 7-30 ml/hari tergantung jenis pakan. Sekresi saliva dipacu oleh syaraf parasimpatik. 2. Oesophagus Oesophagus merupakan saluran yang lunak dan elastis yang mudah mengalami pemekaran apabila ada bolus yang masuk. Oesophagus ini memanjang dari pharynx hingga proventrikulus melewati tembolok (crop), organ ini menghasilkan mukosa (mucos) yang berfungsi membantu melicinkan pakan menuju tembolok. 3. Tembolok (Crop) Tembolok adalah modifikasi dari Oesophagus. Fungsi utama adalah menyimpan pakan sementara, terutama pada saat ayam makan dalam jumlah banyak. Bolus berada di tembolok selama 2 jam. Pada burung merpati, baik jantan maupun betina, tembolok ini menghasilkan susu tembolok (pigeon milk) yaitu sejenis makanan berupa gel yang kaya akan protein (54%) untuk pakan anak merpati (squab) saat diloloh. Susu tembolok ini hanya terbentuk pada 10-4 hari sebelum menetas dan maksimum 3 hari setelah anak merpati menetas kemuduan menurun sampai hari ke 14. Mekanisme terbentuknya susu tembolok ini karena adanya respon dari sekresi hormon prolaktin yang timbul saat merpati mengeram. Sementara itu tembolok itik tidak berkembang sebagaimana pada ayam. Jenis makanan atau benda lain yang mempunyai ukuran besar dapat menyumbat saluran tembolok, apabila hal ini terjadi maka makanan yang ada dalam tembolok tidak dapat lewat dan akan terjadi fermentasi. Kapasitas tembolok mampu menampung pakan 250 g. Pada tembolok terdapat syaraf yang berhubungan dengan pusat kenyang-lapar di hipotalamus, sehingga banyak Universitas Gadjah Mada sedikitnya pakan yang terdapat dalam tembolok akan memberikan respon pada syaraf untuk makan atau menghentikan makan. 4. Proventrikulus Disebut juga dengan nama perut kelenjar atau succenturiate ventricle atau Glandular stomach yang mensekresikan Pepsinogen dan HC1 untk mencerna protein dan lemak. Pada proventrikulus lintasan pakan sangat cepat masuk ke empedal melalui istmus proventrikulus sehingga secara nyata belum sempat terjadi pencernaan. Sekresi pepsinogen dan HC1 tergantung dari stimulasi syaraf vagus, pakan yang melintas dan aksi dari cairan gastrik. Pada keadaan tidak makan sekresi glandula perut ini 5-20 5 20 ml/jam dan mampu mencapai 40 ml ketika ada pakan. Gambar 7. Anatomi proventrikulus dan empedal ayam (Sumber: Moran, 1982) Pada ayam petelur, produksi HC1 ini untuk menjadikan pH di Gizzard menjadi asam (pH 1--2) untuk melumatkan 7-8 g CaCO3 dan fosfat, mengionkan elektrolit dan memecah stniktur tertier protein pakan. 5. Empedal (Gizzard) Disebut pula perut muskular yang merupakan kepanjangan dari proventrikulus . Fungsi utama dari empedal adalah memecah/melumatkan pakan dan mencampur dengan air menjadi pasta yang dinamakan Chymne. Ukuran dan kekuatan empedal dipengaruhi oleh kebiasaan makan dari ayam tersebut. Pada unggas yang hidup secara berkeliaran (ayam kampung) empedal lebih kuat dibanding dengan ayam yang dipelihara secara terkurung dengan dengan pakan yang Universitas Gadjah Mada lebih lunak. Pada empedal disekresikan Coilin yang berfungsi melindungi permukaan empedal terhadap kerasakan yang mungkin disebabkan oleh pakan atau zat lain yang tertelan. 6. Usus halus atau Small Intestine Dinamakan pula Intestinum Tenue, panjang mencapai 120 cm yang terbagi dalam 3 bagian yaitu: a. Duodenum Bagian ini yang paling atas dari usus halus dengan panjang 24 cm. Pada bagian ini terjadi pencernaan yang paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrien kasar yang berapa pati, lemak dan protein. Penyerapan hasil akhir dari proses ini sebagian besar terjadi di duodenum. Di duodenum ini tempat sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati. Getah empedu mengandung garam empedu dan lemak dalam bentuk kholesitokinin-pankreosimin berisi kholesterol dan fosfolipid. Sekresi enzim pankreas distimulasi oleh kholesitokinin-pankreosimin dan sekretin yaitu hormon peptida dari intestinum, namun dihambat oleh somatostatin dan glukagon. Karena di duodenum ini banyak disekresikan getah empedu maka sifat cairannya adalah asam (pH 6). Di bawah pengaruh getah empedu, maka lemak diemulsikan dari lipase pankreas menjadi asam lemak dan gliserol. Sekresi empedu tergantung dari umur, oleh karena itu ayam pada umur di bawah 3 minggu sebaiknya tidak diberi pakan yang mengandung lemak. b. Jejunum dan Ileum. Merupakan kelanjutan dari duodenum. Fungsinya sama dengan duodenum. Pada bagian ini proses pencernaan dan penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan pada duodenum dilanjutkan sampai tinggal bahan yang tidak dapat tercerna. 7. Coecum Bagian ini terdiri dari 2 ceca atau saluran buntu panjang 20 cm. Beberapa nutrien yang tidak tercerna mengalami dekomposisi oleh mikrobia coecum, tetapi jumlahnya serta penyerapannya hanya kecil sekali. Beberapa jenis penyakit (misalnya koksidiosis pada ayam dan Blackhead pada kalkun) dapat berkembang Universitas Gadjah Mada dengan baik di coecum ini. Pada bagian coecum pula digesti serat kasar dilakukan oleh bakteri pencerna serat kasar. Kemampuan mencerna serat kasar pada bangsa itik lebih besar dibanding dengan ayam, sehingga coecum itik lebih berkembang dibanding ayam. 8. Usus besar (Rektum) Dinamakan pula dengan Intestinum Crasum (panjang 7 cm). Pada bagian ini terjadi perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feces. Pada bagian ini juga bermuara ureter dari ginjal untuk membuang urine yang akan bercampur dengan feces sehingga feces unggas dinamakan ekskreta. Feces dan urine sebelum dikeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72-75%. Rerata waktu yang diperlukan untuk lintas pakan di dalam saluran pencernaan unggas adalah kurang lebih 4 jam. Muara ureter dinamakan urodeum, muara sperma pada ayam jantan dinamakan proctodeum, dan muara feces dinamakan urodeum. 9. Kloaka, yaitu tempat keluarnya ekskreta (feces bercampur urin) 3. Organ Tambahan Meskipun dinamakan organ tambahan tetapi fungsinya sangat penting, karena organ ini mensekresikan enzim penceraan. Organ tambahan ini yang utama adalah: 1. Pankreas. Pankreas mensekresikan getah pankreas (pancreatic juices) yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak dan protein serta mensekresikan insulin. Pankreas mempunyai 2 fungsi yang semuanya berhubungan dengan penggunaan energi ransm yaitu: a. Eksokrin, berperan mensuplai enzim yang mencerna karbohidrat, protein dan lemak ke dalam lumen usus halus b. Endokrin yang berfungsi menggunakan dan mengatur nutrien yang berupa energi untuk diserap dalam tubuh untuk proses dasar pencernaan. Universitas Gadjah Mada 2. Hati Hati (berat 3% bobot badan) mensekresikan getah empedu yang disekresikan ke dalam duodenum. Fungsi getah empedu: - Menetralkan asam lambung (HC1) - Membentuk sabun terlarut (soluble soaps) dengan asam lemak bebas. Kedua fungsi tersebut akan membantu absorpsi dan translokasi asam lemak. Dalam getah empedu terdapat asam empedu yang mempunyai peranan penting, yaitu asam Tarokholik dan glikokholik. Fungsi asam empedu adalah: a. Membantu digesti lemak dengan membentuk emulsi b. Mengaktiikan Lipase pancreas membantu penyerapan asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut dalam lemak c. Stimulasi aliran getah empedu dari hati d. Menangkap kolesterol dalam getah empedu 4. Lien (Spleen), memecah sel darah merah dan sel darah putih Makanan pada unggas terutama protein kasar dalam pakan mengalami degradasi seperti pada gambar 34 berikut ini: Kebutuhan gisi untuk ayam broiler dari DOC sampai umur potong dibagi dalam dua bagian yaitu starter (umur 0-3 minggu) dm finisher (umur 3-6 minggu) seperti pada Tabel 3. Sementara itu kebutuhan gisi untuk ayam petelur disajikan pada Tabel 4. Universitas Gadjah Mada Tabel 2 . Enzim dan getah pencemaan pada unggas Nama Terdapat Dihasilkan Disekresikan Akrivitas enzim pada oleh pada bagian terhadap Amilase Saliva saliva Maltase Mulut Pati Maltosa Mulut Maltose Glukosa Proventrikulus Protein Proteosa, Salivary Saliva saliva Pepsin Glandula Hasil Reaksi Glandula Salivary Getah Perut Binding proventrikulus Polipeptida, Peptida Lipase Getah Perut Perut Binding Pro- Proventrikulus Lemak ventrikulus Amilase Getah Pankreas Pankreas Tripsin Getah dan Gliserol Pankreas Buodenum Pati Maltosa Pankreas Buodenum Protein (a) Protein (b); pancreas Lipase Getah Pankreas Pankreas Asam Lemak Asam Amino Pankreas Duodenum Lemak Asam Lemak Ghserol, Monogliserol Peptidase Getah Usus Binding Usus Usus Halus Protein (b) Asam Amino Getah Usus Binding Usus Usus Halus Maltosa Glukosa Sukrosa Getah Usus Binding Usus Usus Halus Sukrosa Glukosa Laktose Getah Usus Binding Usus Usus Halus Laktosa Glukosa dan Usus Maltase Usus Fruktosa Getah Usus Hati Buodenum Lemak Penyabunan dan GliseroI Catatan: (a) Proteosa, Polipeptida dan Peptida, (b) Protein Intermediate Universitas Gadjah Mada Tabel 3. Kebutuhan gisi untuk ayam broiler berdasarkan fase pertumbuhannya NUTRIEN Umur ayam (minggu) 0-3 (Starter) 3-6 (Finisher) 21-23 18-20 2800-2900 3000-3308 Kalsium (%) 1,00 1.25 Fosfor(%) 0,50 0.45 Protein Kasar (%) Metabilisme Energi (kcal/kg) Tabel 4. Kebutuhan gizi pada ayam petelur berdasarkan fase pertumbuhannya NUTRIEN 0-6 Umur Ayam (minggu) 6-14 14-20 20-75 (Starter) (Grower) (Pullet) (Layer) Protein Kasar(%) 18-21 15-16 12-14 16,5-17,5 Metabilisme Energi (kcal/kg) 2900 2900 0,75-1,0 0,75 1,0 3,5 0,4 0,4 0,3 0,4 Kalsium (%) Fosfor tersedia (%) 2800-2900 2750-2800 Kebutuhan akan nutrien unggas tergantung dari tipe ayam, umur, produksi, iklim dan kadangkala strain ayam. Ayam petelur tipe berat membutuhkan nutrien lebih banyak dibanding strain ringan. Selama siklus hidupnya, ayam petelur dibagi menjadi empat fase yaitu starter (umur 0-6 minggu), fase grower (pertumbuhan) yaitu dari umur 6-14 minggu, kemudian fase pullet (dara) umur 14-20 minggu dan terakhir fase layer (petelur) dari umur 20 sampai 75 minggu. Setiap fase membutuhkan nutrien yang berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan tubuh untuk mendapatkan penampilan optimal. Universitas Gadjah Mada E. Pemahanan. 1. Coba gambarkan dan berilah keterangan anatomi sistem pencernaan pada unggas serta bandingkan dengan hewan monogastrik lainnya misalnya babi. 2. Ada berapa prinsip pencernaan pada unggas? Sebutkan bagian mana saja yang termasuk kategori prinsip pencernaan tersebut? 3. Apa saja yang termasuk di dalam kategori aspek penceraan unggas 4. Ceritakan apa yang saudara ketahui tentang susu tembolok? 5. Mengapa pakan yang dimakan tidak melukai saluran pencernaan padahal di dalamnya mengandung juga grit dan bebatuan? 6. Apa peranan sekum unggas terutama pada itik? 7. Sebutkan organ tambahan pencernaan dan bagaimana peranannya? 8. Buatlah skema alur meabolisme energi dan protein pada unggas! 9. Buatlah standard kebutuhan gizi pada broiler dan petelur sesuai dengan fase umurnya? 10. Terangkan mekanisme pencernaan pada ayam? 11. Sebutkan jenis enzim pencernaan, dimana diproduksi, bagaimana aktivitasnya dan apa hasil terakhir yang diperolehnya? 12. Berapa pH ideal dari masing-masing bagian pencernaan unggas? 13. Apa yang saudara ketahui tentang: crop milk, coprodeum, eksokrin dan endokrin, pencernaan enzimatik? Universitas Gadjah Mada