Paper Title (use style: paper title)

advertisement
PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN
MENYIMAK CERITA DI KELAS V SDN PLOSO KREMBUNG
Jerika Widya Agustina
FIP PGSD Univesitas Negeri Surabaya ([email protected])
Sri Hariani
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya
Abstrak
Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menyimak cerita menggunakan
media film animasi, mendeskripsikan efektivitas penggunaan media film animasi terhadap keterampilan
menyimak cerita siswa kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Jenis penelitian yang digunakan yaitu
penelitian kuantitatif dan desain penelitian pre-experiment dengan one group pretest-posttest design.
Teknik Pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan teknik observasi dan tes. Data yang didapatkan
berupa hasil observasi dan tes, Analisis data yang digunakan adalah rumus presentase keterlaksanaan dan
rumus t test. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas guru selama pembelajaran mendapat persentase
keterlaksanaan 100 % dengan nilai 90. Dari hasil uji beda (uji t) diketahui bahwa harga t hitung lebih besar
daripada harga ttabel yaitu (12,76 > 2,056). Dengan demikian disimpulkan bahwa penggunaan media film
animasi efektif dalam pembelajaran menyimak cerita di kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo.
Kata Kunci: Menyimak cerita, media pembelajaran, film animasi.
Abstract
The purpose of research is describig implementation of study of listening story use an animation movie
media, describing effectiveness of using animation film media for fifth grade students listening skill of
Ploso Elementary School in Krembung Sidoarjo. The kind of research is quantitative research and uses
pre-experiment with one group pretest-posttest as the design of the research. The methods of collecting
data are observation and examination. All of data which are gotten are the results of the observation and
examination. Data analysis which is used is implementation percentage abbreviation and t test
abbreviation. The results of the research show the activity of teachers is 100% with 90 score. For the
experiment difference ( uji t) is known that value of t count is higher than t table value it is (12,76>2,056).
Therefore, it can be summarized that using of animation film media is effective in study of listening story
in fifth grade students of Ploso Elementary School in Krembung Sidoarjo.
Key Word: Listening Story, learning media, animation movie
PENDAHULUAN
Menyimak merupakan salah satu faktor penting yang
memengaruhi siswa dalam menerima dan memahami
materi yang diajarkan oleh guru. Siswa yang kurang bisa
menyimak dengan baik akan mendapat hambatan dalam
menerima materi yang diberikan oleh guru. Kenyataan
pembelajaran menyimak cerita di sekolah sampai
sekarang masih menghadapi berbagai masalah.
Pada dasarnya setiap siswa memiliki potensi yang
besar dalam hal menyimak, akan tetapi faktor internal
(dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (lingkungan)
dapat mengakibatkan rendahnya keterampilan menyimak
siswa. Untuk menyiasati rendahnya keterampilan
menyimak siswa, diperlukan beberapa cara yang
dianggap mampu untuk meningkatkan keterampilan
menyimak tersebut. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan
dalam
sebuah
pembelajaran
yaitu
menggunakan media, metode, strategi,dll.
Dalam pembelajaran menyimak, penggunaan sebuah
media adalah cara yang paling tepat.
Dengan
menggunakan sebuah media dalam suatu pengajaran,
proses
pembelajaran akan berlangsung menarik.
Sebagaimana dijelaskan oleh Sadiman (2010:17) media
pembelajaran berfungsi sebagai: 1) Memperjelas
penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), 2)
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, 3)
Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif pada anak didik, 4) Memberikan
perangsnag yang sama, 5) Mempersamakan pengalaman,
dan 6) Menimbulkan persepsi yang sama.
Media film animasi termasuk dalam kategori media
audio visual yang menggunakan indera pendengaran dan
1176
Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi
penglihatan dalam pemerolehan informasinya. Dilihat
dari indera yang terlibat, media film animasi merupakan
media yang sangat membantu proses pembelajaran yang
efektif. Apa yang terlihat oleh mata dan terdengar oleh
telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa
yang hanya dilihat atau didengar saja (Munadi,
2013:116).
Dengan adanya kelebihan yang dimiliki oleh media
film animasi, maka perlu diujicobakan film animasi
sebagai media pembelajaran dalam keterampilan
menyimak cerita siswa kelas V SDN Ploso Krembung
Sidoarjo. Dengan menggunakan media film animasi,
siswa dapat menyimak cerita dengan baik tanpa ada
faktor-faktor yang menghambat siswa untuk menyimak
sehinggga tercapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan
kurikulum.
Dengan demikian dilakukan penelitian dengan judul
“Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi dalam
Pembelajaran Menyimak Cerita di Kelas V SDN Ploso
Krembung Sidoarjo”.
Berdasarkan masalah diatas, rumusan masalah
peneltian ini adalah sebagai berikut: a) Bagaimana
pelaksanaan
pembelajaran
menyimak
cerita
menggunakan media film animasi di siswa kelas V SDN
Ploso Krembung Sidoarjo? b) Bagaimana efektivitas
penggunaan media film animasi dalam pembelajaran
menyimak cerita di kelas V SDN Ploso Krembung
Sidoarjo? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka
tujuan penelitian adalah: a) Mendeskripsikan pelaksanaan
pembelajaran menyimak cerita menggunakan media film
animasi di kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. b)
Mendeskripsikan efektivitas penggunaan media film
animasi terhadap keterampilan menyimak cerita siswa
kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo.
Adapun kajian teoritik dalam penelitian ini sebagai
berikut: Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2010:6) media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Kustandi
(2011:9) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang
disampaikan,
sehingga
dapat
mencapai
tujuan
pembelajaran yang lebih baik dan sempurna
Merujuk pada berbagai pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau
sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan
memperjelas makna yang dapat merangsang siswa untuk
belajar sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif.
Menurut Sudjana (1997:2) ada beberapa jenis media
pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses
pembelajaran, yaitu : a) pertama, media grafis seperti
gambar, foto, garfik, bagan atau diagram, poster kartun,
komik dan lain-lain.b) kedua, media tiga dimensi yaitu
dalam bentuk model seperti model padat (solid model),
model penampang, model susun, model kerja, model
mock up, diorama, dan lain-lain. c) ketiga, media proyeksi
seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lainlain.
Asnawir (2002:24) menjelaskan beberapa fungsi dari
media pembelajaran diantaranya adalah: a) membantu
memudahkan belajar bagi siswa /mahasiswa dan
membantu memudahkan mengajar bagi guru dan dosen.
b) memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak
dapat menjadi kongkrit). c) menarik perhatian siswa lebih
besar (jalannya pelajaran tidak membosankan). d) semua
indra murid dapat diaktifkan. Kelemahan satu indra dapat
diimbangi oleh kekuatan indera lainnya. e) lebih menarik
perhatian dan minat murid dalam belajar. f) dapat
membangkitkan teori dunia dengan teori realita. Fungsi
utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu
mengajar yang turut mmepengaruhi iklim kondisi, dan
lingkungan yang ditata dan diciptakan oleh guru. (Arsyad,
2011:15)
Pemilihan media pembelajaran sesuai dengan
pendapat Sadiman (2010:84) adalah sebagai berikut: a)
bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada
kuliah tentang media; b) merasa sudah akrab dengan
media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah
terbiasa menggunakan proyektor transparasi; c) ingin
memberi gambaran atau penjelasan yang lebih dan
kongkret; d) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari
yang bisa dilakukannya, misalnya untuk menarik minat
atau gairah belajar siswa.
Menurut Indriana (2011:91), film merupakan
serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan
diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan
bergerak. Animasi merupakan hasil pengolahan gambar
tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Animasi
dapat berbentuk gambar 2D maupun 3D. Animasi dapat
digunakan untuk membantu proses pembelajaran dalam
menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat. Film
animasi berasal dari dua unsur, yaitu film yang berakar
dari pada dunia fotografi dan animasi yang berakar pada
dunia gambar. Jadi dapat disimpulkan bahwa film
animasi merupakan film berisikan tentang gambar-gambar
bergerak yang dibuat oleh manusia dengan komputer dan
membuatnya seolah-olah tampak hidup sehingga
memberikan visualisasi secara terus menerus.
Adriyanto (2009) mengategorikan animasi menjadi 3
berdasarkan teknik pembuatannya, yaitu: a) Animasi Stop
Motion (Stop Motion Animation), b) Animasi Tradisional
(Traditional Animation), dan c) Animasi komputer.
Kustandi (2011:73) juga mengemukakan keuntungan
yang diperoleh dengan menggunakan media film sebagai
media belajar sebagai berikut; a) Film dapat melengkapi
1177
PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,
pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka
membaca, berdiskusi, praktik,dan lain-lain; b) Film dapat
menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat
disaksikan secara berulang jika diperlukan; c) Film yang
mengandung nilai positif, dapat mengandung pemikiran
dan pembahasan dalam kelompok siswa, d) Film dapat
menyajikan peristiwa, e)Dengan kemampuan dan teknik
pengambilan frame demi frame, film yang dalam
kecepatan normal memakan waktu seminggu dapat
ditampilkan dalam satu atau dua menit.
Menyimak adalah kegiatan mendengarkan bunyi
bahasa secara aktif untuk memperoleh informasi,
menangkap isi atau pesan yang disampaikan secara lisan.
Solchan (2011:10.23), mengemukakan beberapa
tujuan menyimak pembelajaran di sekolah dasar ada
enam, yaitu: a) Menyimak untuk mendapatkan fakta,
dapat dilakukan melalui radio, televisi, pertemuan ilmiah,
ceramah; b) Menyimak untuk menganalisis fakta; c)
Menyimak untuk mengevaluasi fakta; d) Menyimak untuk
mendapatkan inspirasi; e) Menyimak untuk mendapatkan
hiburan, dapat diperoleh melalui kegiatan menyimak lagulagu dari radio, rekaman tape recorder, televisi, rekaman
VCD, dan atau juga dapat juga melalui menyimak
ceramah atau pidato; f) Menyimak untuk memperbaiki
kemampuan berbicara.
Mulyati (2014:3.11) mengemukakan ada dua strategi
yang digunakan yaitu memusatkan perhatian dan
membuat catatan. Strategi pertama agar menjadi
penyimak yang baik, maka harus memusatkan perhatian
pada apa yang disimak. Lalu strategi yang kedua adalah
membuat catatan yang dapat membantu aktivitas
menyimak
karena
mendorong
berkonsentrasi,
menyediakan bahan-bahan untuk mereview, dan dapat
membantu untuk mengingat-ingat.
Menurut Tarigan (2008:63) dalam proses menyimak
terdapat tahap-tahap antara lain : a) Tahap Mendengar,
dalam tahap ini, baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas
pembicaraannya;b) Tahap Memahami, setelah mendengar
maka ada kemauan untuk mengerti dan memahami
dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh
pembicara; c) Tahap Menginterpretasi, penyimak yang
baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya
mendengar dan memahami isi pembicaraan; d) Tahap
Mengevaluasi, setelah memahami serta dapat menafsir
atau menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun
mulai menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagsan;
e) Tahap Menanggapi, penyimak
menyambut,
mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau
ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam
pembicaraannya.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak
menurut Tarigan (2008:104) dapat dipandang dari sisi
eksternal dan internal penyimak. Faktor Internal yang
mempengaruhi keberhasilan menyimak terdapat pada: a)
Fisik atau tubuh seorang penyimak; b) Faktor Psikologis,
melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi seorang
penyimak. c) Faktor pengalaman, dapat diperoleh
penyimak melalui kejadian atau peristiwa yang dialami
sendiri, pengalaman orang lain yang diperoleh melalui
pembicaraan atau melalui bacaan; d) Faktor jenis
Kelamin. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di
luar penyimak. Berikut faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi keberhasilan menyimak sebagai berikut: a)
Pembicaraan; b) Pembicaraan, isi atau pesan yang akan
disampaikan oleh pembicara; c) Faktor situasi.
Foster
(dalam
Nurgiyantoro,
2013:143)
mengemukakan bahwa cerita merupakan suatu kejadian
yang sengaja disusun berdasarkan urutan waktu. Dalam
cerita, sebenarnya penulis ingin menyampaikan sesuatu,
gagasan-gagasan kepada pembaca. Berdasarkan pendapat
di atas dapat disimpulkan bahwa cerita adalah bagaimana
terjadinya suatu peristiwa yang disusun berdasarkan
urutan waktu.
Menurut Rosdiana, dkk (2008:6.8) jenis cerita dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya
adalah sebagai berikut: a) Cerita Jenaka, merupakan cerita
yang mengungkapkan hal ihwal atau tingkah laku seorang
tokoh yang lucu. b) Dongeng adalah cerita yang didasari
atas angan-angan atau khayalan. Di dalam dongeng
terkandung cerita yang menggambarkan sesuatu di luar
dunia nyata. c) Fabel adalah cerita yang menampilkan
hewan-hewan sebagai tokoh-tokohnya. d)
Legenda
adalah cerita yang berasal dari zaman dahulu. Cerita
legenda bertalian dengan sejarah yang sesuai dengan yang
ada pada alam. e) Mite atau mitos merupakan cerita yang
berkaitan dengan kepercayaan kuno.
Unsur intrinsik dalam sebuah cerita meliputi:
a)penokohan, b)latar, c) tema, d) amanat, dan e) alur.
Tokoh adalah aktor yang menjadi pelaku dalam
sebuah cerita Titik (2012: 51). Sejalan dengan pendapat
Titik, Baldic dalam Nurgiyantoro (2013:247) juga
mengemukakan bahwa tokoh adalah orang yang menjadi
pelaku dalam cerita fiksi atau drama. Latar atau setting
Menurut Titik (2012: 53) latar atau yang biasa disebut
setting dalam sebuah cerita adalah ruang dan waktu serta
lingkungan tempat cerita itu bergerak menyatu dengan
tokoh alur ataupun temanya. Tema adalah sesuatu yang
menjadi dasar cerita. Tema selalu berkaitan dengan
berbagai pengalaman kehidupan. Amanat adalah pesan
yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca
karyanya. Pesan biasanya berisi tentang nasihat atau
hikmah yang diperoleh setelah mendengarkan cerita yang
didengarnya dan membaca cerita yang dibacanya. Alur
merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki hubungan
sebab akibat.
1178
Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi
METODE
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode
eksperimen. Disebut metode eksperimen karena penelitian
ini mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat.
Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih
kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu
atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima
perlakuan (Arikunto,2007:207). Peneliti menggunakan
metode eksperimen dengan bentuk desain preexperimental design dengan jenis one group pretestposttest design.
Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V
sekecamatan Krembung Sidoarjo. Jumlah sekolah dasar
yang ada di kecamatan Krembung ada 26 sekolah Dalam
penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas V
SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Jumlah siswa kelas V di
SDN Ploso ada 28 siswa. Teknik pengambilan sampelnya
adalah dengan menggunakan sampel random atau sampel
acak. Pengambilan sampel random ini akan dilakukan
dengan cara undian (untung-untungan) dan menggunakan
random sekolah.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik tes. 1)
Teknik observasi, dalam penelitian ini digunakan teknik
observasi untuk mengumpulkan data proses pembelajaran
yaitu aktivitas guru. Dalam mengamati aktivitas guru,
observer menggunakan pedoman pengamatan berupa
lembar pengamatan pelaksanaan RPP yang sudah
disesuaikan dengan media film animasi. Lembar observasi
aktivitas guru ini berbentuk tabel pengamatan yang
skornya diisi oleh guru kelas dan teman sejawat sebagai
observer dengan cara memberikan tanda checklist atau
centang pada kolom penilaian tindakan yang dilakukan
guru serta skor yang sesuai dengan tabel deskriptor. 2)
Teknik tes digunakan untuk mengetahui keberhasilan atau
ketuntasan siswa dalam ketrampilan menyimak cerita
setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan
penggunaan media film animasi.
Untuk mengukur data hasil observasi keterlaksanaan
pembelajaran dianalisis dengan menggunakan rumus :
P=
........................................................(1)
Tingkatan presentase keberhasilan dapat dilihat sebagai
berikut :
<20% : Sangat kurang
20-39% : Kurang
40-59% : Cukup
60-79% : Baik
≥80% : Sangat baik
Untuk mendapatkan hasil skor akhir ketercapaian
keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi dianalisis
menggunakan rumus sebagai berikut:
N=
..................(2)
Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data
digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau untuk
menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Setelah semua
data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis
data sehingga mendapatkan kesimpulan.
Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang
valid berarti memiliki validitas rendah. Dalam analisis
validitas ini akan digunakan rumus korelasi Product
moment memakai angka kasar (raw-scor) rumusnya
adalah sebagai berikut:
..............(3)
rxy
= Koefisien kolerasi antara variabel X dan
variabel Y
N
= Banyaknya siswa
X
= Nilai hasil ujicoba
Y
= Skor total
Setelah melakukan uji validitas, tahapan selanjutnya
dalah uji reliabilitas. Uji reliabilitas digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah
baik. Instrumen yang dipercaya, yang reliabel akan
mengahasilkan data yang dipercaya juga. Untuk
menentukan
koefisien
reliabilitas
tes
peneliti
menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut :
...........................(4)
Keterangan:
= Reabilitas instrumen
= Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal
= Jumlah varian butir soal yang valid
= Varian skor total
Untuk membuktikan keefektifan penggunaan media
film animasi dalam pembelajaran menyimak,digunakan
teknik analisis kuantitatif dan untuk mengetahui validitas
butir soal digunakan rumus t-test. Tes yang dilakukan
sebelum perlakuan (pretest) dan tes yang dilakukan
setelah perlakuan (posttest). Untuk mengelola data pre
test dan post test, maka digunakan rumus sebagai berikut:
..................................................(5)
Keterangan:
MD
= mean dari deviasi (d) antara posttest dan pretest
XD
= perbedaan deviasi dengan mean deviasi
N
= banyaknya subjek.
1179
PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu:
1) melaksanakan Tes Uji Validitas dan Reliabilitas.
Pada uji validitas dan reliabilitas, proses ini dilakukan
sebelum perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui
pemahaman siswa tentang materi. Dari hasil uji validitas
dan reliabilitas akan diketahui soal yang valid dan tidak
valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengkur apa yang seharusnya diukur.Perhitungan
a) Validitas Soal, validitas instrumen tes peneliti
menggunakan data hasil tes yang dihitung dengan rumus
korelasi product moment dengan angka kasar. Jika harga
rxy > rtabel maka soal dikatakan valid dengan taraf
signifikan 5%. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji
validitas soal no. 1 di kelas V, dan hasilnya adalah
sebagai berikut:
Tabel 1
Perhitungan Hasil Uji Validitas Instrumen Tes No. 1
No
.
Sis
wa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
∑
Nilai
Perolehan
Siswa
(X)
9
6
6
9
9
9
3
6
9
3
9
9
9
3
6
6
9
3
9
6
9
6
3
3
9
9
3
3
9
3
195
Nilai Total
Jawaban
Benar
(Y)
60
41
64
57
75
58
48
72
64
38
77
60
78
48
57
45
75
63
57
49
73
73
50
54
77
55
64
44
66
50
1792
X2
Y2
XY
81
36
36
81
81
81
9
36
81
9
81
81
81
9
36
36
81
9
81
36
81
36
9
9
81
81
9
9
81
9
1467
3600
1681
4096
3249
5625
3364
2304
5184
4096
1444
5929
3600
6084
2304
3249
2025
5625
3969
3249
2401
5329
5329
2500
2916
5929
3025
4096
1936
4356
2500
110994
540
246
384
513
675
522
144
432
576
114
693
540
702
144
342
270
675
189
513
294
657
438
150
162
693
495
192
132
594
150
12171
Keterangan:
No
= Nomor siswa
X
= Skor perolehan siswa
Y
= Skor total jawaban benar
N
= Jumlah responden
Setelah itu data tersebut dimasukkan ke dalam rumus
product moment sebagai berikut:
=
=
=
=
=
=
= 0,571
Dari hasil perhitungan validitas di atas maka dapat
diketahui bahwa rhitung untuk soal no. 1 adalah 0,571 yang
kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan subjek N
= 30 dengan taraf signifikan 5% dengan batas penolakan
0,361 (tabel nilai rtabel). Dengan demikian jumlah
perhitungan item soal no. 1 lebih besar dari r tabel (0,571 >
0,361), maka data soal efektivitas penggunaan media film
animasi dalam pembelajaran menyimak cerita untuk item
nomer 1 dapat dinyatakan signifikan atau valid.
Setelah ditung, semua data yang diujicobakan dari
no.1 sampai 7 adalah valid. Berikut adalah data validitas
instrumen dalam bentuk tabel.
Tabel 2
Hasil Uji Validitas Tes
No. Soal
Hasil Korelasi Hitung
Status
1.
0,571
Valid
2.
0.620
Valid
3.
0,664
Valid
4.
0,598
Valid
5.
0,539
Valid
6.
0,608
Valid
7.
0,769
Valid
b) Perhitungan Reliabilitas Soal, Untuk mengetahui
reliabilitas suatu instrumen tes peneliti menggunakan
data hasil tes yang dihitung dengan rumus Alpha
Cronbach. Jika harga r11 > rtabel maka soal dikatakan
reliabel dengan taraf signifikan 5%.
Setelah di hitung dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach diketahui bahwa r11 = 0,886 dan dapat
dikonsultasikan dengan N = 30-2 = 28 maka harga rtabel
untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,374 (tabel nilai
rtabel). Dengan demikian r11 lebih besar dari rtabel (0,886 >
0,374). Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen pretest
dan posttest tersebut dinyatakan reliable. Reliable berarti
kekonsistenan/ keajegan suatu instrumen.
Setelah pengumpulan dan pengambilan data yang
diperoleh melalui instrumen tes, kegiatan peneliti
selanjutnya yaitu melakukan penelitian di SDN Ploso
Krembung Sidoarjo.
2) Melaksanakan Uji Pretest
1180
Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi
Pada tahap ini peneliti melakukan tes awal (pretest)
yang diberikan kepada siswa sebelum perlakuan dengan
tujuan untuk mengetahui kemampuan siswadalam
pembelajaran menyimak cerita. Peneliti melakukan tes
awal (pretest) dengan memberikan 7 butir soal. Dari
kegiatan tes ini akan diperoleh data hasil pemahaman
siswa terhadap menyimak cerita siswa sebelum diberikan
perlakuan/ treatment dengan menggunakan media film
animasi. Proses pemberian pretest dalam pembelajaran
menyimak ini yaitu guru membacakan cerita yang akan
disimak oleh siswa.
Berikut ini adalah hasil pretes siswa kelas V SDN
Ploso Krembung Sidoarjo.
Tabel 3
Hasil Pre test Kelas V SDN Ploso Krembung
Pre-test
No.
Nama Siswa
(X)
1.
D
48
2.
G.R.F
44
3.
W.Y.S
49
4.
A.A.E
41
5.
A.P.R
55
6.
A.E.F
56
7.
A.D
70
8.
A.L
37
9.
D.A.P
62
10. E.A.F
54
11. E.E.S
50
12. I.Y.R.W
69
13. L.M
72
14. L.L.S
56
15. M.A
59
16. M.E.D.S
39
17. M.S.B.B
59
18. M.H.A
49
19. M.I.A
52
20. S.D.L
35
21. S.Z.A.L
46
22. S.A.N.R
70
23. T.K.H
66
24. V.E.F
66
25. Y.S.K
75
26. M.F.U
38
27. C.Z.T.I
47
28. A.W.K
74
1539
Jumlah
54,96
Rata-rata
3) Proses Pemberian Perlakuan
Pada tahap proses pemberian perlakuan ini
dilaksanakan setelah melakukan pretest pada mata
pelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak cerita.
Pemberian perlakuan/ treatment ini menggunakan
bantuan media film animasi untuk melatih fokus, dan
menarik perhatian siswa supaya siswa lebih mudah dalam
menerima pembelajaran serta dapat menyimak dengan
hasil yang maksimal.
Proses pemberian perlakuan/ treatment, peneliti
melakukan kegiatan pendahuluan/ awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Pada kegiatan pendahuluan/ awal,
kegiatan peneliti meliputi: membuka pembelajaran. Guru
membuka pembelajaran dengan salam, memimpin
berdoa, menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi,
sehingga pada saat membuka pembelajaran guru
dikatakan sangat baik. Kegiatan selanjutnya yang
dilakukan oleh guru yaitu melakukan ice breaking.
Dalam kegiatan ice breaking ini guru sudah dengan
semangat, ceria melibatkan siswa, tetapi hanya sebagian
siswa yang mengikuti, sehingga saat melakukan ice
breaking guru dapat dikatakan baik. Pada kegiatan
selanjutnya yaitu guru memberikan apersepsi, dalam
memberikan apersepsi guru sudah melakukan seperti
dalam deskriptor tetapi kurang melibat siswa didalamnya
sehingga dapat dikatakan baik. Kegiatan terakhir yang
dilakukan guru pada kegiatan awal adalah menyampaikan
tujuan pembelajaran. Guru telah menyampaikan tujuan
pembelajaran dengan baik, tetapi kurang suara kurang
lantang sehinnga kurang dapat didengar oleh seluruh
siswa di dalam kelas.
Selanjutnya dikegiatan inti, kegiatan peneliti adalah
membimbing mengingat unsur-unsur dalam cerita. Dalam
kegiatan ini, guru telah melakukan dengan sangat baik,
terbukti dengan guru membimbing dengan menggunakan
bahasa yang mudah dipahami, runtut, suara yang lantang
dan melibatkan siswa. Setelah membimbing dnegan
mengingat unsur intrinsik cerita, guru mulai menjelaskan
semua unsur-unsur tersebut. Guru menjelaskan unsur
intrinsik mulai dari pengertian tema, tokoh, watak, latar,
aluar dan amanat cerita. Guru dalam menjelaskan unsurunsur cerita dapat dikategorikan baik, karena pada saat
menjelaskan guru sudah menggunakan bahasa yang
mudah dipahami, sesuai dengan materi, melibatkan
siswa, tetapi suara kurang lantang sehingga tidak semua
siswa mendengarnya.
Kegiatan selajutnya yaitu guru menggunakan media
film animasi. Dalam kegiatan ini guru dapat
dikategorikan sangat baik, karena guru telah mengecek
semua kelengkapan media, memberitahukan apa itu film
animasi, fungsi film animasi dan memberitahukan judul
film yang akan disimak oleh siswa melalui film animasi.
Langkah selanjutnya yaitu guru membagikan Lembar
Kegiatan Siswa (LKS). Saat membagikan LKS guru telah
menunjukkan LKS, membagikan ke seluruh siswa,
menjelaskan vcara mengerjakan LKS, tetapi belum
melibatkan siswa sehingga dikategorikan baik. Setelah
membagikan LKS, guru mulai memutarkan film animasi.
1181
PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,
Untuk menyimak film diperlukan suasana yang tenang,
sehingga guru harus menciptakan suasana yang menarik,
menyenangkan dan mengawasi siswa yang sedang
menyimak film. Dalam kegiatan ini guru sudah
melaksanakan semua deskriptor sehingga dapat dikatakan
sangat baik. Kegiatan selajutnya yaitu membimbing
siswa dalam mengerjakan LKS. Disini guru sudah
melaksanakan tugasnya yaitu mendatangi siswa bertanya
kesulitan yang dihadapi siswa mencari alternatif jawaban
dan memberikan jawaban singkat. Dengan demikian
dapat dikatakan guru sangat baik dalam membimbing
mengerjkaan LKS. Setelah membimbing siswa, guru
melakukan umpan balik dengan menggunakan
pertanyaan-petanyaan yang ada dalam LKS, guru telah
melakukan dengan baik. Terbukti dengan guru
memberikan pertanyaan sesuai dengan LKS, jelas,
melibatkan siswa, namun suaranya kurang lantang
sehingga kurang terdengar oleh seluruh siswa.
Kegiatan inti yang terakhir yaitu memberikan evaluasi
(posttest) kepada siswa. Setelah mendengarkan
penjelasan dari guru dan berlatih dengan menggunakan
LKS siswa mulai mengerjakan post test. Dalam kegiatan
ini guru telah memberitahukan cara mengerjakan posttest,
membagikan kepada seluruh siswa di kelas, mendatangi
siswa dan bertanya tentang kesulitan siswa dan mencari
alternatif jawaba. Sehingga dapat dikatakan sangat baik.
Di kegiatan akhir, kegiatan guru adalah
menyimpulkan pembelajaran. Dalam kegiatan ini, guru
sudah menyimpulkan pembelajaran dengan baik yaitu
telah melibatkan siswa, membantu menyimpulkan hasil
belajar, dilisankan tetapi tidak dituliskan di papan tulis.
Setelah menyimpulkan pembelajaran, guru memberikan
reward. Kegiatan ini sangat memotivasi siswa sehingga
banyak siswa yang mendapatkan reward. Selanjutnya
yaitu, kegiatan akhir menutup pembelajaran. Guru
menutup pembelajaran dengan sangat baik karena telah
dilakukan sesuai dengan deskriptor yaitu menanyakan
kembali apakah ada yang belum dimengerti,
menyampaikan pesan moral, memberikan penguatan dan
memberi salam
Kegiatan pengamatan aktivitas guru dilaksanakan
oleh dua observer. Observer 1 adalah Bapak Sugeng
Riono, S.Pd selaku Guru kelas V SDN Ploso Krembung
Sidoarjo dan observer 2 adalah Rizka Dwi Wuryanti
selaku teman sejawat. Observasi dilakukan oleh observer
dengan panduan lembar observasi yang sudah disiapkan.
Observer hanya perlu membubuhkan tanda check list
pada kolom yang tersedia.
Setelah observer melaksankan tugasnya yaitu
memberikan
penilaian
terhadap
guru,
maka
keterlaksanaan pembelajaran dapat dihitung dengan
rumus sebagai berikut:
P=
Nilai Ketercapaian=
x 100
=
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diperoleh data aktivitas
guru selama pembelajaran keterampilan menyimak
mendapat presentase keterlaksanaan 100% skor
ketercapainnya 90. Perolehan skor ketercapaian aktivitas
guru dalam melaksanakan pembelajaran menyimak cerita
dikriteriakan sangat baik.
4) Melaksanakan Uji Posttest
Pada tahap ini peneliti melakukan posttest yang
diberikan kepada siswa setelah mendapat perlakuan
dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa
dalam pembelajarab menyimak cerita sebelum dan
sesudah diberi perlakuan. Jumlah soal yang diberikan
pada saat posttest adalah 7 butir soal. Soal posttest ini
sama dengan soal pada saat pretest, namun cerita yang
digunakan berbeda.
Dibawah ini merupakan hasil posttest kelas V SDN
Ploso Krembung Sidoarjo dapat ditabelkan sebagai
berikut:
Tabel 4
Hasil Post Test Menyimak Cerita Kelas V SDN Ploso
Post-test
No.
Nama Siswa
(Y)
1.
D
71
2.
G.R.F
72
3.
W.Y.S
71
4.
A.A.E
78
5.
A.P.R
88
6.
A.E.F
81
7.
A.D
85
8.
A.L
77
9.
D.A.P
75
10.
E.A.F
88
11.
E.E.S
78
12.
I.Y.R.W
81
13.
L.M
74
14.
L.L.S
71
15.
M.A
86
16.
M.E.D.S
73
17.
M.S.B.B
74
18.
M.H.A
73
19.
M.I.A
75
20.
S.D.L
63
1182
Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
S.Z.A.L
S.A.N.R
T.K.H
V.E.F
Y.S.K
M.F.U
C.Z.T.I
A.W.K
Jumlah
Rata-rata
72
85
81
80
82
72
76
91
2173
77,61
5. Penyajian Data
Setelah mengumpulkan data yang diperoleh melalui
instrumen tes, maka kegiatan selanjutnya adalah
menyajikan data. Data hasil pretest dan posttest siswa
dengan menggunakan media film animasi dalam
pembelajaran menyimak cerita di kelas V SDN Ploso
Krembung Sidoarjo adalah sebagai berikut:
Tabel 6.
Hasil Pre test dan Post test Kelas V SDN Ploso
Krembung - Sidoarjo
PrePostNama
No.
test
test
d
d2
Siswa
(X)
(Y)
1.
D
48
71
23
529
2.
G.R.F
44
72
28
724
3.
W.Y.S
49
71
22
484
4.
A.A.E
41
78
37
1369
5.
A.P.R
55
88
33
1089
6.
A.E.F
56
81
25
625
7.
A.D
70
85
15
225
8.
A.L
37
77
40
1600
9.
D.A.P
62
75
13
169
10. E.A.F
54
88
34
1156
11. E.E.S
50
78
28
784
12. I.Y.R.W
69
81
12
144
13. L.M
72
74
2
4
14. L.L.S
56
71
15
225
15. M.A
59
86
27
729
16. M.E.D.S
39
73
34
1156
17. M.S.B.B
59
74
15
225
18. M.H.A
49
73
24
576
19. M.I.A
52
75
23
529
20. S.D.L
35
63
28
784
21. S.Z.A.L
46
72
26
676
22. S.A.N.R
70
85
15
225
23. T.K.H
66
81
15
225
24. V.E.F
66
80
14
196
25. Y.S.K
75
82
7
49
26. M.F.U
38
72
34
1156
27. C.Z.T.I
47
76
30
900
28. A.W.K
74
91
17
289
2173
636
16842
Jumlah 1539
77,61
22,71
601,5
Rata-rata 54,96
Dari data yang terjadi dalam tabel, kemuadian d iolah
dengan menggunakan rumus t-tes didapatkan hasil
sebesar 12,76.
Kemudiandari hasil perhitungan di atas dapat
dikonsultasikan dengan tabel nilai t untuk db = N – 2
adalah N = 28 – 2 = 26 diketahui harga ttabel untuk taraf
signifikasi 5% adalah 2,056 dan diketahui harga thitung
adalah 12,76. Dari hasil tersebut diketahui bahwa harga
thitung lebih besar daripada harga ttabel (12,76 > 2,056). Hal
ini menunjukkan bahwa penggunaan media film animasi
efektif dalam pembelajaran menyimak cerita dikelas V
SDN Ploso Krembung Sidoarjo.
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di satu
sekolah yaitu di SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Peneliti
menggunakan Pre Eksperimen Design dengan one group
pre test and post test design. Jadi siswa diberi pre test
terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan. Setelah diberi
perlakuan maka akan diberi post test untuk mengetahui
efektivitas media film animasi dalam pembelajaran
menyimak cerita.
Film memiliki banyak kegunaan dan manfaat
terutama dalam dunia pendidikan yaitu dalam proses
pembelajaran. Jenis Film yang sering digunakan dalam
pembelajaran adalah film animasi, karena dengan media
film animasi ini siswa tidak hanya membayangkan saja
peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita tetapi siswa
dapat melihatnya secara langsung. Menurut Kustandi
(2011:73), film dapat melengkapi pengalamanpengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca,
berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film merupakan
pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan
objek secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti cara
kerja jantung yang sedang berdenyut. Di samping
mendorong dan meningkatkan motivasi, film juga dapat
menanamkan sikap dari segi-segi afektif lainnya,
misalnya film tentang kesehatan yang menyajikan proses
terjangkitnya proses diare, dapat membuat siswa sadar
terhadap pentingnya kebersihan makanan
dan
lingkungan.
Selain itu menurut Trianton (2013:59), film mampu
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, film mampu
menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara
realistis, film dapat membawa penonton dari satu tempat
ke tempat yang lain atau dari masa satu ke masa yang
lain, film dapat mengembangkan pikiran, gagasan,
mengembangkan imajinasi siswa dan memperjelas halhal yang abstrak. Film juga sangat baik untuk
menjelaskan suatu keterampilan dan semua siswa dapat
belajar dari film karena mampu menumbuhkan minat dan
motivasi belajar siswa.
1183
PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015,
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
berupa lembar tes soal berisikan soal-soal yang berkaitan
dengan kegiatan menyimak cerita. Mulai dari
menentukan tema, menyebutkan tokoh, menjelaskan
watak tokoh, menetukan latar, menentukan alur,
menjelaskan amanat dan menuliskan kembali cerita yang
telah disimaknya.
Sebelum dilakukan penelitian terdapat beberapa
tahap, tahap yang pertama yaitu dengan melakukan uji
validitas. Uji validitas ini bertujuan untuk menentukan
tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Jadi
sebelum suatu instrumen itu diujikan, maka harus
ditentukan dulu kevalidannya. Uji validitas itu sendiri
dilakukan dengan menggunakan rumus product moment.
soal yang diberikan dalam uji validitas yaitu 7 butir soal.
Dari 7 butir soal yang penelitian buat, semua soal yang
diajukan valid. Oleh karena itu, ketujuh soal tersebut
yang akhirnya akan diujikan. Perhitungan tingkat
kevalidan instrumen dapat dilihat pada lampiran.
Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti yaitu
perhitungan reliabilitas instrumen. Untuk mengetahui
reliabilitas suatu instrumen tes peneliti menggunakan
data hasil tes yang dihitung dengan rumus Alpha
Cronbach. Dari hasil penghitungan uji reliabilitas yang
bisa dilihat pada lampiran diketahui bahwa r11 = 0,886
dan dapat dikonsultasikan dengan N = 30-2 = 28 maka
harga rtabel untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,374 (tabel
nilai rtabel). Dengan demikian r11 lebih besar dari rtabel
(0,886 > 0,374).
Setelah pengumpulan dan pengambilan data yang
diperoleh melalui instrumen tes, kegiatan peneliti
selanjutnya yaitu melakukan penelitian di SDN Ploso
Krembung Sidoarjo yang telah ditentukan. Dalam tahap
penelitian ini peneliti mengambil data dengan
menggunakan teknik pre test dan post test. Hasil pre test
dan post test tersebut kemudian dianalisis dengan
menggunakan rumus (uji t).
Hasil penelitian di kelas V SDN Ploso Krembung
Sidoarjo menunjukkan bahwa nilai rata-rata post test
siswa lebih tinggi daripada nilai pre test. Hal ini terbukti
dengan nilai pre test berjumlah 1539 dengan rata-rata
kelas sebesar 54,96 dan nilai post test berjumlah 2173
dengan rata-rata kelas sebesar 77,61. Kemudian dari hasil
di atas selanjutnya dilakukan proses analisis data.
Diketahui harga thitung = 12,76 dengan taraf signifikasi 5%
dan db = 28 – 2 = 26 diperoleh harga ttabel = 2,056. Dari
hasil tersebut diketahui bahwa harga thitung lebih besar
daripada harga ttabel (12,76 > 2,056). Berdasarkan hasil
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji beda
(uji t) dengan menggunakan media film animasi efektif
dalam pembelajaran menyimak ceritadi kelas V SDN
Ploso Krembung Sidoarjo.
Berikut ini adalah diagram hasil pre test dan post test
sebelum diberikan perlakuan dan setelah mendapat
perlakuan dengan menggunakan media film animasi.
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Pre test
Post test
Diagram 1
Hasil Pre test dan Post test Kelas V SDN Ploso
Krembung Sidoarjo
Maka dapat disimpulkan dari hasil penelitian di SDN
Ploso Krembung Sidoarjo tersebut bahwa penggunaan
media film animasi efektif dalam pembelajaran
menyimak cerita di kelas V. Penggunaan media film
animasi ini juga dapat membantu guru dalam
menciptakan inovasi dalam mengajar serta membantu
siswa dalam meningkatkan fokus mereka pada
keterampilan menyimak khususnya menyimak cerita.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada
bab sebelumnya, keterlaksanaan pembelajaran aktivitas
guru selama pembelajaran keterampilan menyimak cerita
dengan mengggunakan media film animasi mendapat
persentase keterlaksanaan 100 % dengan nilai
ketercapaian 90 (sangat baik).
Penggunaan media film animasi efektif dalam
pembelajaran menyimak cerita di kelas V SDN Ploso
Krembung Sidoarjo. Hal ini dapat dibuktikan dengan
adanya peningkatan yang signifikan terhadap nilai yang
diperoleh siswa sebelum diberi perlakuan dan sesudah
diberi perlakuan. Hasil rata-rata kelas nilai pretest yang
diperoleh siswa kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo
adalah 54,96 dan rata-rata nilai posttest siswa adalah
77,61. Dari hasil uji beda (uji t) diketahui bahwa harga
thitung lebih besar daripada harga ttabel yaitu 12,76 > 2,056.
Dengan adanya penambahan penggunaan media film
animasi ini siswa mendapatkan metode pengajaran yang
baru, sehingga siswa terlihat antusias dalam mengikuti
pembelajaran. Selain itu dengan penggunaan media film
animasi ini juga membantu siswa dalam meningkatkan
daya konsentrasi siswa yang kemudian siswa akan
1184
Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi
mampu menerima pembelajaran dengan baik khususnya
dalam pembelajaran menyimak.
Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan,
diberikan beberapa saran bagi guru,bagi sekolah dan bagi
peneliti lain.
Bagi guru, sebaiknya guru menggunakan media
pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran
menyimak agar dapat membantu siswa dalam memahami
materi pelajaran. Selain itu, penggunaan media film
animasi pada materi menyimak cerita terbukti memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan
menyimak siswa, sehingga dapat direkomendasikan
sebagai alternatif yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Bagi sekolah, hendaknya penggunaan media film
animasi diterapkan dalam kegiatan menyimak karena
penggunaan media film animasi ini mampu
meningkatkan daya konsentrasi dan fokus siswa dalam
menyimak, terutama dalam menyimak cerita. Selain itu,
sekolah membekali guru untuk menguasai dan
menerapkan pembelajaran yang inovatif dalam
menyimak, sehingga pembelajaran akan lebih menarik,
bermakna, dan siswa lebih termotivasi dan aktif
berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
Bagi Peneliti lain, penelitian ini dapatdigunakan
sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian
tentang pembelajaran menyimak cerita dengan
menggunakan metode yang berbeda sehingga siswa dapat
menemukan pengalaman baru dan pengetahuan baru
dalam pembelajaran menyimak cerita.
Munadi, Yudhi. 2013. Media pembelajaran (Sebuah
Pendekatan Baru). Jakarta: GP Press Group.
Mulyati, Yeti,dkk. 2014. Bahasa Indonesia. Banten:
Universitas Terbuka.
Nuraini, Umri dan Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia
untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan.
Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Rosdiana, Yusi, dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia
di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sadiman, Arief S, dkk. 2010. Media Pendidikan. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. 1997. Media Pengajaran Penggunaan
dan Pembuatannya. Bandung: Sinar Baru.
Solchan, dkk. 2011. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD.
Jakarta: Universitas Terbuka.
Trianton, Teguh. 2013. Film Sebagai Media Belajar.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tarigan, Henry Guntur.2008. Menulis Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa
Bandung.
Titik WS, dkk. 2012. Kreatif Menulis Cerita Anak.
Bandung: NUANSA.
Waluyanto. 2006. Perancangan Film Kartun Berbasis Sel
(cel
Animation),
(Online),
(http://www.tokoanimasi.com),
diakses
2
Februari 2015
DAFTAR PUSTAKA
Adriyanto, Bambang. 2009. Pembuatan Animasi Dengan
Macroflash
8.
(Online),
(http://rupayani.files.wordpress.com/jenisanimas
i), diunduh 2 januari 2015
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Edisi
Revisi 2010): Suatu Pendekatan Paraktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Pers.
Dhieni, Nurbiana,dkk. 2013. Metode Pengembangan
Bahasa. Banten. Universitas Terbuka.
Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media
Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press.
Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2011. Media
Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor:
Ghalia Indonesia.
1185
Download