PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA FILM ANIMASI DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK CERITA DI KELAS V SDN PLOSO KREMBUNG Jerika Widya Agustina FIP PGSD Univesitas Negeri Surabaya ([email protected]) Sri Hariani PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya Abstrak Tujuan dari penelitian adalah mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menyimak cerita menggunakan media film animasi, mendeskripsikan efektivitas penggunaan media film animasi terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dan desain penelitian pre-experiment dengan one group pretest-posttest design. Teknik Pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan teknik observasi dan tes. Data yang didapatkan berupa hasil observasi dan tes, Analisis data yang digunakan adalah rumus presentase keterlaksanaan dan rumus t test. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas guru selama pembelajaran mendapat persentase keterlaksanaan 100 % dengan nilai 90. Dari hasil uji beda (uji t) diketahui bahwa harga t hitung lebih besar daripada harga ttabel yaitu (12,76 > 2,056). Dengan demikian disimpulkan bahwa penggunaan media film animasi efektif dalam pembelajaran menyimak cerita di kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Kata Kunci: Menyimak cerita, media pembelajaran, film animasi. Abstract The purpose of research is describig implementation of study of listening story use an animation movie media, describing effectiveness of using animation film media for fifth grade students listening skill of Ploso Elementary School in Krembung Sidoarjo. The kind of research is quantitative research and uses pre-experiment with one group pretest-posttest as the design of the research. The methods of collecting data are observation and examination. All of data which are gotten are the results of the observation and examination. Data analysis which is used is implementation percentage abbreviation and t test abbreviation. The results of the research show the activity of teachers is 100% with 90 score. For the experiment difference ( uji t) is known that value of t count is higher than t table value it is (12,76>2,056). Therefore, it can be summarized that using of animation film media is effective in study of listening story in fifth grade students of Ploso Elementary School in Krembung Sidoarjo. Key Word: Listening Story, learning media, animation movie PENDAHULUAN Menyimak merupakan salah satu faktor penting yang memengaruhi siswa dalam menerima dan memahami materi yang diajarkan oleh guru. Siswa yang kurang bisa menyimak dengan baik akan mendapat hambatan dalam menerima materi yang diberikan oleh guru. Kenyataan pembelajaran menyimak cerita di sekolah sampai sekarang masih menghadapi berbagai masalah. Pada dasarnya setiap siswa memiliki potensi yang besar dalam hal menyimak, akan tetapi faktor internal (dari dalam diri siswa) dan faktor eksternal (lingkungan) dapat mengakibatkan rendahnya keterampilan menyimak siswa. Untuk menyiasati rendahnya keterampilan menyimak siswa, diperlukan beberapa cara yang dianggap mampu untuk meningkatkan keterampilan menyimak tersebut. Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam sebuah pembelajaran yaitu menggunakan media, metode, strategi,dll. Dalam pembelajaran menyimak, penggunaan sebuah media adalah cara yang paling tepat. Dengan menggunakan sebuah media dalam suatu pengajaran, proses pembelajaran akan berlangsung menarik. Sebagaimana dijelaskan oleh Sadiman (2010:17) media pembelajaran berfungsi sebagai: 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka), 2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, 3) Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif pada anak didik, 4) Memberikan perangsnag yang sama, 5) Mempersamakan pengalaman, dan 6) Menimbulkan persepsi yang sama. Media film animasi termasuk dalam kategori media audio visual yang menggunakan indera pendengaran dan 1176 Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi penglihatan dalam pemerolehan informasinya. Dilihat dari indera yang terlibat, media film animasi merupakan media yang sangat membantu proses pembelajaran yang efektif. Apa yang terlihat oleh mata dan terdengar oleh telinga, lebih cepat dan lebih mudah diingat daripada apa yang hanya dilihat atau didengar saja (Munadi, 2013:116). Dengan adanya kelebihan yang dimiliki oleh media film animasi, maka perlu diujicobakan film animasi sebagai media pembelajaran dalam keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Dengan menggunakan media film animasi, siswa dapat menyimak cerita dengan baik tanpa ada faktor-faktor yang menghambat siswa untuk menyimak sehinggga tercapai tujuan yang diinginkan sesuai dengan kurikulum. Dengan demikian dilakukan penelitian dengan judul “Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi dalam Pembelajaran Menyimak Cerita di Kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo”. Berdasarkan masalah diatas, rumusan masalah peneltian ini adalah sebagai berikut: a) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran menyimak cerita menggunakan media film animasi di siswa kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo? b) Bagaimana efektivitas penggunaan media film animasi dalam pembelajaran menyimak cerita di kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo? Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian adalah: a) Mendeskripsikan pelaksanaan pembelajaran menyimak cerita menggunakan media film animasi di kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. b) Mendeskripsikan efektivitas penggunaan media film animasi terhadap keterampilan menyimak cerita siswa kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Adapun kajian teoritik dalam penelitian ini sebagai berikut: Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2010:6) media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Kustandi (2011:9) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik dan sempurna Merujuk pada berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dan memperjelas makna yang dapat merangsang siswa untuk belajar sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Menurut Sudjana (1997:2) ada beberapa jenis media pembelajaran yang biasa digunakan dalam proses pembelajaran, yaitu : a) pertama, media grafis seperti gambar, foto, garfik, bagan atau diagram, poster kartun, komik dan lain-lain.b) kedua, media tiga dimensi yaitu dalam bentuk model seperti model padat (solid model), model penampang, model susun, model kerja, model mock up, diorama, dan lain-lain. c) ketiga, media proyeksi seperti slide, film strips, film, penggunaan OHP dan lainlain. Asnawir (2002:24) menjelaskan beberapa fungsi dari media pembelajaran diantaranya adalah: a) membantu memudahkan belajar bagi siswa /mahasiswa dan membantu memudahkan mengajar bagi guru dan dosen. b) memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat menjadi kongkrit). c) menarik perhatian siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak membosankan). d) semua indra murid dapat diaktifkan. Kelemahan satu indra dapat diimbangi oleh kekuatan indera lainnya. e) lebih menarik perhatian dan minat murid dalam belajar. f) dapat membangkitkan teori dunia dengan teori realita. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mmepengaruhi iklim kondisi, dan lingkungan yang ditata dan diciptakan oleh guru. (Arsyad, 2011:15) Pemilihan media pembelajaran sesuai dengan pendapat Sadiman (2010:84) adalah sebagai berikut: a) bermaksud mendemonstrasikannya seperti halnya pada kuliah tentang media; b) merasa sudah akrab dengan media tersebut, misalnya seorang dosen yang sudah terbiasa menggunakan proyektor transparasi; c) ingin memberi gambaran atau penjelasan yang lebih dan kongkret; d) merasa bahwa media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukannya, misalnya untuk menarik minat atau gairah belajar siswa. Menurut Indriana (2011:91), film merupakan serangkaian gambar diam yang meluncur secara cepat dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak. Animasi merupakan hasil pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Animasi dapat berbentuk gambar 2D maupun 3D. Animasi dapat digunakan untuk membantu proses pembelajaran dalam menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat. Film animasi berasal dari dua unsur, yaitu film yang berakar dari pada dunia fotografi dan animasi yang berakar pada dunia gambar. Jadi dapat disimpulkan bahwa film animasi merupakan film berisikan tentang gambar-gambar bergerak yang dibuat oleh manusia dengan komputer dan membuatnya seolah-olah tampak hidup sehingga memberikan visualisasi secara terus menerus. Adriyanto (2009) mengategorikan animasi menjadi 3 berdasarkan teknik pembuatannya, yaitu: a) Animasi Stop Motion (Stop Motion Animation), b) Animasi Tradisional (Traditional Animation), dan c) Animasi komputer. Kustandi (2011:73) juga mengemukakan keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan media film sebagai media belajar sebagai berikut; a) Film dapat melengkapi 1177 PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, pengalaman-pengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik,dan lain-lain; b) Film dapat menggambarkan suatu proses secara tepat dan dapat disaksikan secara berulang jika diperlukan; c) Film yang mengandung nilai positif, dapat mengandung pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa, d) Film dapat menyajikan peristiwa, e)Dengan kemampuan dan teknik pengambilan frame demi frame, film yang dalam kecepatan normal memakan waktu seminggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit. Menyimak adalah kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara aktif untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan yang disampaikan secara lisan. Solchan (2011:10.23), mengemukakan beberapa tujuan menyimak pembelajaran di sekolah dasar ada enam, yaitu: a) Menyimak untuk mendapatkan fakta, dapat dilakukan melalui radio, televisi, pertemuan ilmiah, ceramah; b) Menyimak untuk menganalisis fakta; c) Menyimak untuk mengevaluasi fakta; d) Menyimak untuk mendapatkan inspirasi; e) Menyimak untuk mendapatkan hiburan, dapat diperoleh melalui kegiatan menyimak lagulagu dari radio, rekaman tape recorder, televisi, rekaman VCD, dan atau juga dapat juga melalui menyimak ceramah atau pidato; f) Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara. Mulyati (2014:3.11) mengemukakan ada dua strategi yang digunakan yaitu memusatkan perhatian dan membuat catatan. Strategi pertama agar menjadi penyimak yang baik, maka harus memusatkan perhatian pada apa yang disimak. Lalu strategi yang kedua adalah membuat catatan yang dapat membantu aktivitas menyimak karena mendorong berkonsentrasi, menyediakan bahan-bahan untuk mereview, dan dapat membantu untuk mengingat-ingat. Menurut Tarigan (2008:63) dalam proses menyimak terdapat tahap-tahap antara lain : a) Tahap Mendengar, dalam tahap ini, baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraannya;b) Tahap Memahami, setelah mendengar maka ada kemauan untuk mengerti dan memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara; c) Tahap Menginterpretasi, penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi pembicaraan; d) Tahap Mengevaluasi, setelah memahami serta dapat menafsir atau menginterpretasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulai menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagsan; e) Tahap Menanggapi, penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam pembicaraannya. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyimak menurut Tarigan (2008:104) dapat dipandang dari sisi eksternal dan internal penyimak. Faktor Internal yang mempengaruhi keberhasilan menyimak terdapat pada: a) Fisik atau tubuh seorang penyimak; b) Faktor Psikologis, melibatkan sikap-sikap dan sifat-sifat pribadi seorang penyimak. c) Faktor pengalaman, dapat diperoleh penyimak melalui kejadian atau peristiwa yang dialami sendiri, pengalaman orang lain yang diperoleh melalui pembicaraan atau melalui bacaan; d) Faktor jenis Kelamin. Faktor eksternal adalah faktor yang terdapat di luar penyimak. Berikut faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan menyimak sebagai berikut: a) Pembicaraan; b) Pembicaraan, isi atau pesan yang akan disampaikan oleh pembicara; c) Faktor situasi. Foster (dalam Nurgiyantoro, 2013:143) mengemukakan bahwa cerita merupakan suatu kejadian yang sengaja disusun berdasarkan urutan waktu. Dalam cerita, sebenarnya penulis ingin menyampaikan sesuatu, gagasan-gagasan kepada pembaca. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cerita adalah bagaimana terjadinya suatu peristiwa yang disusun berdasarkan urutan waktu. Menurut Rosdiana, dkk (2008:6.8) jenis cerita dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah sebagai berikut: a) Cerita Jenaka, merupakan cerita yang mengungkapkan hal ihwal atau tingkah laku seorang tokoh yang lucu. b) Dongeng adalah cerita yang didasari atas angan-angan atau khayalan. Di dalam dongeng terkandung cerita yang menggambarkan sesuatu di luar dunia nyata. c) Fabel adalah cerita yang menampilkan hewan-hewan sebagai tokoh-tokohnya. d) Legenda adalah cerita yang berasal dari zaman dahulu. Cerita legenda bertalian dengan sejarah yang sesuai dengan yang ada pada alam. e) Mite atau mitos merupakan cerita yang berkaitan dengan kepercayaan kuno. Unsur intrinsik dalam sebuah cerita meliputi: a)penokohan, b)latar, c) tema, d) amanat, dan e) alur. Tokoh adalah aktor yang menjadi pelaku dalam sebuah cerita Titik (2012: 51). Sejalan dengan pendapat Titik, Baldic dalam Nurgiyantoro (2013:247) juga mengemukakan bahwa tokoh adalah orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama. Latar atau setting Menurut Titik (2012: 53) latar atau yang biasa disebut setting dalam sebuah cerita adalah ruang dan waktu serta lingkungan tempat cerita itu bergerak menyatu dengan tokoh alur ataupun temanya. Tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita. Tema selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan. Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca karyanya. Pesan biasanya berisi tentang nasihat atau hikmah yang diperoleh setelah mendengarkan cerita yang didengarnya dan membaca cerita yang dibacanya. Alur merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki hubungan sebab akibat. 1178 Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi METODE Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode eksperimen. Disebut metode eksperimen karena penelitian ini mencoba meneliti ada tidaknya hubungan sebab akibat. Caranya adalah dengan membandingkan satu atau lebih kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan satu atau lebih kelompok pembanding yang tidak menerima perlakuan (Arikunto,2007:207). Peneliti menggunakan metode eksperimen dengan bentuk desain preexperimental design dengan jenis one group pretestposttest design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V sekecamatan Krembung Sidoarjo. Jumlah sekolah dasar yang ada di kecamatan Krembung ada 26 sekolah Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah siswa kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Jumlah siswa kelas V di SDN Ploso ada 28 siswa. Teknik pengambilan sampelnya adalah dengan menggunakan sampel random atau sampel acak. Pengambilan sampel random ini akan dilakukan dengan cara undian (untung-untungan) dan menggunakan random sekolah. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik observasi dan teknik tes. 1) Teknik observasi, dalam penelitian ini digunakan teknik observasi untuk mengumpulkan data proses pembelajaran yaitu aktivitas guru. Dalam mengamati aktivitas guru, observer menggunakan pedoman pengamatan berupa lembar pengamatan pelaksanaan RPP yang sudah disesuaikan dengan media film animasi. Lembar observasi aktivitas guru ini berbentuk tabel pengamatan yang skornya diisi oleh guru kelas dan teman sejawat sebagai observer dengan cara memberikan tanda checklist atau centang pada kolom penilaian tindakan yang dilakukan guru serta skor yang sesuai dengan tabel deskriptor. 2) Teknik tes digunakan untuk mengetahui keberhasilan atau ketuntasan siswa dalam ketrampilan menyimak cerita setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan penggunaan media film animasi. Untuk mengukur data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran dianalisis dengan menggunakan rumus : P= ........................................................(1) Tingkatan presentase keberhasilan dapat dilihat sebagai berikut : <20% : Sangat kurang 20-39% : Kurang 40-59% : Cukup 60-79% : Baik ≥80% : Sangat baik Untuk mendapatkan hasil skor akhir ketercapaian keterlaksanaan pembelajaran, lembar observasi dianalisis menggunakan rumus sebagai berikut: N= ..................(2) Dalam penelitian kuantitatif, teknik analisis data digunakan untuk menjawab rumusan masalah atau untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan. Setelah semua data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data sehingga mendapatkan kesimpulan. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Dalam analisis validitas ini akan digunakan rumus korelasi Product moment memakai angka kasar (raw-scor) rumusnya adalah sebagai berikut: ..............(3) rxy = Koefisien kolerasi antara variabel X dan variabel Y N = Banyaknya siswa X = Nilai hasil ujicoba Y = Skor total Setelah melakukan uji validitas, tahapan selanjutnya dalah uji reliabilitas. Uji reliabilitas digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang dipercaya, yang reliabel akan mengahasilkan data yang dipercaya juga. Untuk menentukan koefisien reliabilitas tes peneliti menggunakan rumus Cronbach Alpha sebagai berikut : ...........................(4) Keterangan: = Reabilitas instrumen = Banyak butir pertanyaan atau banyaknya soal = Jumlah varian butir soal yang valid = Varian skor total Untuk membuktikan keefektifan penggunaan media film animasi dalam pembelajaran menyimak,digunakan teknik analisis kuantitatif dan untuk mengetahui validitas butir soal digunakan rumus t-test. Tes yang dilakukan sebelum perlakuan (pretest) dan tes yang dilakukan setelah perlakuan (posttest). Untuk mengelola data pre test dan post test, maka digunakan rumus sebagai berikut: ..................................................(5) Keterangan: MD = mean dari deviasi (d) antara posttest dan pretest XD = perbedaan deviasi dengan mean deviasi N = banyaknya subjek. 1179 PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, HASIL DAN PEMBAHASAN Hal pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu: 1) melaksanakan Tes Uji Validitas dan Reliabilitas. Pada uji validitas dan reliabilitas, proses ini dilakukan sebelum perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi. Dari hasil uji validitas dan reliabilitas akan diketahui soal yang valid dan tidak valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengkur apa yang seharusnya diukur.Perhitungan a) Validitas Soal, validitas instrumen tes peneliti menggunakan data hasil tes yang dihitung dengan rumus korelasi product moment dengan angka kasar. Jika harga rxy > rtabel maka soal dikatakan valid dengan taraf signifikan 5%. Berikut ini adalah hasil perhitungan uji validitas soal no. 1 di kelas V, dan hasilnya adalah sebagai berikut: Tabel 1 Perhitungan Hasil Uji Validitas Instrumen Tes No. 1 No . Sis wa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. ∑ Nilai Perolehan Siswa (X) 9 6 6 9 9 9 3 6 9 3 9 9 9 3 6 6 9 3 9 6 9 6 3 3 9 9 3 3 9 3 195 Nilai Total Jawaban Benar (Y) 60 41 64 57 75 58 48 72 64 38 77 60 78 48 57 45 75 63 57 49 73 73 50 54 77 55 64 44 66 50 1792 X2 Y2 XY 81 36 36 81 81 81 9 36 81 9 81 81 81 9 36 36 81 9 81 36 81 36 9 9 81 81 9 9 81 9 1467 3600 1681 4096 3249 5625 3364 2304 5184 4096 1444 5929 3600 6084 2304 3249 2025 5625 3969 3249 2401 5329 5329 2500 2916 5929 3025 4096 1936 4356 2500 110994 540 246 384 513 675 522 144 432 576 114 693 540 702 144 342 270 675 189 513 294 657 438 150 162 693 495 192 132 594 150 12171 Keterangan: No = Nomor siswa X = Skor perolehan siswa Y = Skor total jawaban benar N = Jumlah responden Setelah itu data tersebut dimasukkan ke dalam rumus product moment sebagai berikut: = = = = = = = 0,571 Dari hasil perhitungan validitas di atas maka dapat diketahui bahwa rhitung untuk soal no. 1 adalah 0,571 yang kemudian dikonsultasikan dengan rtabel dengan subjek N = 30 dengan taraf signifikan 5% dengan batas penolakan 0,361 (tabel nilai rtabel). Dengan demikian jumlah perhitungan item soal no. 1 lebih besar dari r tabel (0,571 > 0,361), maka data soal efektivitas penggunaan media film animasi dalam pembelajaran menyimak cerita untuk item nomer 1 dapat dinyatakan signifikan atau valid. Setelah ditung, semua data yang diujicobakan dari no.1 sampai 7 adalah valid. Berikut adalah data validitas instrumen dalam bentuk tabel. Tabel 2 Hasil Uji Validitas Tes No. Soal Hasil Korelasi Hitung Status 1. 0,571 Valid 2. 0.620 Valid 3. 0,664 Valid 4. 0,598 Valid 5. 0,539 Valid 6. 0,608 Valid 7. 0,769 Valid b) Perhitungan Reliabilitas Soal, Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen tes peneliti menggunakan data hasil tes yang dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Jika harga r11 > rtabel maka soal dikatakan reliabel dengan taraf signifikan 5%. Setelah di hitung dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach diketahui bahwa r11 = 0,886 dan dapat dikonsultasikan dengan N = 30-2 = 28 maka harga rtabel untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,374 (tabel nilai rtabel). Dengan demikian r11 lebih besar dari rtabel (0,886 > 0,374). Jadi dapat disimpulkan bahwa instrumen pretest dan posttest tersebut dinyatakan reliable. Reliable berarti kekonsistenan/ keajegan suatu instrumen. Setelah pengumpulan dan pengambilan data yang diperoleh melalui instrumen tes, kegiatan peneliti selanjutnya yaitu melakukan penelitian di SDN Ploso Krembung Sidoarjo. 2) Melaksanakan Uji Pretest 1180 Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi Pada tahap ini peneliti melakukan tes awal (pretest) yang diberikan kepada siswa sebelum perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswadalam pembelajaran menyimak cerita. Peneliti melakukan tes awal (pretest) dengan memberikan 7 butir soal. Dari kegiatan tes ini akan diperoleh data hasil pemahaman siswa terhadap menyimak cerita siswa sebelum diberikan perlakuan/ treatment dengan menggunakan media film animasi. Proses pemberian pretest dalam pembelajaran menyimak ini yaitu guru membacakan cerita yang akan disimak oleh siswa. Berikut ini adalah hasil pretes siswa kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Tabel 3 Hasil Pre test Kelas V SDN Ploso Krembung Pre-test No. Nama Siswa (X) 1. D 48 2. G.R.F 44 3. W.Y.S 49 4. A.A.E 41 5. A.P.R 55 6. A.E.F 56 7. A.D 70 8. A.L 37 9. D.A.P 62 10. E.A.F 54 11. E.E.S 50 12. I.Y.R.W 69 13. L.M 72 14. L.L.S 56 15. M.A 59 16. M.E.D.S 39 17. M.S.B.B 59 18. M.H.A 49 19. M.I.A 52 20. S.D.L 35 21. S.Z.A.L 46 22. S.A.N.R 70 23. T.K.H 66 24. V.E.F 66 25. Y.S.K 75 26. M.F.U 38 27. C.Z.T.I 47 28. A.W.K 74 1539 Jumlah 54,96 Rata-rata 3) Proses Pemberian Perlakuan Pada tahap proses pemberian perlakuan ini dilaksanakan setelah melakukan pretest pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak cerita. Pemberian perlakuan/ treatment ini menggunakan bantuan media film animasi untuk melatih fokus, dan menarik perhatian siswa supaya siswa lebih mudah dalam menerima pembelajaran serta dapat menyimak dengan hasil yang maksimal. Proses pemberian perlakuan/ treatment, peneliti melakukan kegiatan pendahuluan/ awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan pendahuluan/ awal, kegiatan peneliti meliputi: membuka pembelajaran. Guru membuka pembelajaran dengan salam, memimpin berdoa, menanyakan kabar siswa dan melakukan absensi, sehingga pada saat membuka pembelajaran guru dikatakan sangat baik. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan oleh guru yaitu melakukan ice breaking. Dalam kegiatan ice breaking ini guru sudah dengan semangat, ceria melibatkan siswa, tetapi hanya sebagian siswa yang mengikuti, sehingga saat melakukan ice breaking guru dapat dikatakan baik. Pada kegiatan selanjutnya yaitu guru memberikan apersepsi, dalam memberikan apersepsi guru sudah melakukan seperti dalam deskriptor tetapi kurang melibat siswa didalamnya sehingga dapat dikatakan baik. Kegiatan terakhir yang dilakukan guru pada kegiatan awal adalah menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru telah menyampaikan tujuan pembelajaran dengan baik, tetapi kurang suara kurang lantang sehinnga kurang dapat didengar oleh seluruh siswa di dalam kelas. Selanjutnya dikegiatan inti, kegiatan peneliti adalah membimbing mengingat unsur-unsur dalam cerita. Dalam kegiatan ini, guru telah melakukan dengan sangat baik, terbukti dengan guru membimbing dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami, runtut, suara yang lantang dan melibatkan siswa. Setelah membimbing dnegan mengingat unsur intrinsik cerita, guru mulai menjelaskan semua unsur-unsur tersebut. Guru menjelaskan unsur intrinsik mulai dari pengertian tema, tokoh, watak, latar, aluar dan amanat cerita. Guru dalam menjelaskan unsurunsur cerita dapat dikategorikan baik, karena pada saat menjelaskan guru sudah menggunakan bahasa yang mudah dipahami, sesuai dengan materi, melibatkan siswa, tetapi suara kurang lantang sehingga tidak semua siswa mendengarnya. Kegiatan selajutnya yaitu guru menggunakan media film animasi. Dalam kegiatan ini guru dapat dikategorikan sangat baik, karena guru telah mengecek semua kelengkapan media, memberitahukan apa itu film animasi, fungsi film animasi dan memberitahukan judul film yang akan disimak oleh siswa melalui film animasi. Langkah selanjutnya yaitu guru membagikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Saat membagikan LKS guru telah menunjukkan LKS, membagikan ke seluruh siswa, menjelaskan vcara mengerjakan LKS, tetapi belum melibatkan siswa sehingga dikategorikan baik. Setelah membagikan LKS, guru mulai memutarkan film animasi. 1181 PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, Untuk menyimak film diperlukan suasana yang tenang, sehingga guru harus menciptakan suasana yang menarik, menyenangkan dan mengawasi siswa yang sedang menyimak film. Dalam kegiatan ini guru sudah melaksanakan semua deskriptor sehingga dapat dikatakan sangat baik. Kegiatan selajutnya yaitu membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. Disini guru sudah melaksanakan tugasnya yaitu mendatangi siswa bertanya kesulitan yang dihadapi siswa mencari alternatif jawaban dan memberikan jawaban singkat. Dengan demikian dapat dikatakan guru sangat baik dalam membimbing mengerjkaan LKS. Setelah membimbing siswa, guru melakukan umpan balik dengan menggunakan pertanyaan-petanyaan yang ada dalam LKS, guru telah melakukan dengan baik. Terbukti dengan guru memberikan pertanyaan sesuai dengan LKS, jelas, melibatkan siswa, namun suaranya kurang lantang sehingga kurang terdengar oleh seluruh siswa. Kegiatan inti yang terakhir yaitu memberikan evaluasi (posttest) kepada siswa. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru dan berlatih dengan menggunakan LKS siswa mulai mengerjakan post test. Dalam kegiatan ini guru telah memberitahukan cara mengerjakan posttest, membagikan kepada seluruh siswa di kelas, mendatangi siswa dan bertanya tentang kesulitan siswa dan mencari alternatif jawaba. Sehingga dapat dikatakan sangat baik. Di kegiatan akhir, kegiatan guru adalah menyimpulkan pembelajaran. Dalam kegiatan ini, guru sudah menyimpulkan pembelajaran dengan baik yaitu telah melibatkan siswa, membantu menyimpulkan hasil belajar, dilisankan tetapi tidak dituliskan di papan tulis. Setelah menyimpulkan pembelajaran, guru memberikan reward. Kegiatan ini sangat memotivasi siswa sehingga banyak siswa yang mendapatkan reward. Selanjutnya yaitu, kegiatan akhir menutup pembelajaran. Guru menutup pembelajaran dengan sangat baik karena telah dilakukan sesuai dengan deskriptor yaitu menanyakan kembali apakah ada yang belum dimengerti, menyampaikan pesan moral, memberikan penguatan dan memberi salam Kegiatan pengamatan aktivitas guru dilaksanakan oleh dua observer. Observer 1 adalah Bapak Sugeng Riono, S.Pd selaku Guru kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo dan observer 2 adalah Rizka Dwi Wuryanti selaku teman sejawat. Observasi dilakukan oleh observer dengan panduan lembar observasi yang sudah disiapkan. Observer hanya perlu membubuhkan tanda check list pada kolom yang tersedia. Setelah observer melaksankan tugasnya yaitu memberikan penilaian terhadap guru, maka keterlaksanaan pembelajaran dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: P= Nilai Ketercapaian= x 100 = Berdasarkan tabel 4.4 dapat diperoleh data aktivitas guru selama pembelajaran keterampilan menyimak mendapat presentase keterlaksanaan 100% skor ketercapainnya 90. Perolehan skor ketercapaian aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran menyimak cerita dikriteriakan sangat baik. 4) Melaksanakan Uji Posttest Pada tahap ini peneliti melakukan posttest yang diberikan kepada siswa setelah mendapat perlakuan dengan tujuan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam pembelajarab menyimak cerita sebelum dan sesudah diberi perlakuan. Jumlah soal yang diberikan pada saat posttest adalah 7 butir soal. Soal posttest ini sama dengan soal pada saat pretest, namun cerita yang digunakan berbeda. Dibawah ini merupakan hasil posttest kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo dapat ditabelkan sebagai berikut: Tabel 4 Hasil Post Test Menyimak Cerita Kelas V SDN Ploso Post-test No. Nama Siswa (Y) 1. D 71 2. G.R.F 72 3. W.Y.S 71 4. A.A.E 78 5. A.P.R 88 6. A.E.F 81 7. A.D 85 8. A.L 77 9. D.A.P 75 10. E.A.F 88 11. E.E.S 78 12. I.Y.R.W 81 13. L.M 74 14. L.L.S 71 15. M.A 86 16. M.E.D.S 73 17. M.S.B.B 74 18. M.H.A 73 19. M.I.A 75 20. S.D.L 63 1182 Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. S.Z.A.L S.A.N.R T.K.H V.E.F Y.S.K M.F.U C.Z.T.I A.W.K Jumlah Rata-rata 72 85 81 80 82 72 76 91 2173 77,61 5. Penyajian Data Setelah mengumpulkan data yang diperoleh melalui instrumen tes, maka kegiatan selanjutnya adalah menyajikan data. Data hasil pretest dan posttest siswa dengan menggunakan media film animasi dalam pembelajaran menyimak cerita di kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo adalah sebagai berikut: Tabel 6. Hasil Pre test dan Post test Kelas V SDN Ploso Krembung - Sidoarjo PrePostNama No. test test d d2 Siswa (X) (Y) 1. D 48 71 23 529 2. G.R.F 44 72 28 724 3. W.Y.S 49 71 22 484 4. A.A.E 41 78 37 1369 5. A.P.R 55 88 33 1089 6. A.E.F 56 81 25 625 7. A.D 70 85 15 225 8. A.L 37 77 40 1600 9. D.A.P 62 75 13 169 10. E.A.F 54 88 34 1156 11. E.E.S 50 78 28 784 12. I.Y.R.W 69 81 12 144 13. L.M 72 74 2 4 14. L.L.S 56 71 15 225 15. M.A 59 86 27 729 16. M.E.D.S 39 73 34 1156 17. M.S.B.B 59 74 15 225 18. M.H.A 49 73 24 576 19. M.I.A 52 75 23 529 20. S.D.L 35 63 28 784 21. S.Z.A.L 46 72 26 676 22. S.A.N.R 70 85 15 225 23. T.K.H 66 81 15 225 24. V.E.F 66 80 14 196 25. Y.S.K 75 82 7 49 26. M.F.U 38 72 34 1156 27. C.Z.T.I 47 76 30 900 28. A.W.K 74 91 17 289 2173 636 16842 Jumlah 1539 77,61 22,71 601,5 Rata-rata 54,96 Dari data yang terjadi dalam tabel, kemuadian d iolah dengan menggunakan rumus t-tes didapatkan hasil sebesar 12,76. Kemudiandari hasil perhitungan di atas dapat dikonsultasikan dengan tabel nilai t untuk db = N – 2 adalah N = 28 – 2 = 26 diketahui harga ttabel untuk taraf signifikasi 5% adalah 2,056 dan diketahui harga thitung adalah 12,76. Dari hasil tersebut diketahui bahwa harga thitung lebih besar daripada harga ttabel (12,76 > 2,056). Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media film animasi efektif dalam pembelajaran menyimak cerita dikelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di satu sekolah yaitu di SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Peneliti menggunakan Pre Eksperimen Design dengan one group pre test and post test design. Jadi siswa diberi pre test terlebih dahulu sebelum diberi perlakuan. Setelah diberi perlakuan maka akan diberi post test untuk mengetahui efektivitas media film animasi dalam pembelajaran menyimak cerita. Film memiliki banyak kegunaan dan manfaat terutama dalam dunia pendidikan yaitu dalam proses pembelajaran. Jenis Film yang sering digunakan dalam pembelajaran adalah film animasi, karena dengan media film animasi ini siswa tidak hanya membayangkan saja peristiwa yang terjadi dalam sebuah cerita tetapi siswa dapat melihatnya secara langsung. Menurut Kustandi (2011:73), film dapat melengkapi pengalamanpengalaman dasar dari siswa ketika mereka membaca, berdiskusi, praktik, dan lain-lain. Film merupakan pengganti alam sekitar dan bahkan dapat menunjukkan objek secara normal yang tidak dapat dilihat, seperti cara kerja jantung yang sedang berdenyut. Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi, film juga dapat menanamkan sikap dari segi-segi afektif lainnya, misalnya film tentang kesehatan yang menyajikan proses terjangkitnya proses diare, dapat membuat siswa sadar terhadap pentingnya kebersihan makanan dan lingkungan. Selain itu menurut Trianton (2013:59), film mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, film mampu menggambarkan peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis, film dapat membawa penonton dari satu tempat ke tempat yang lain atau dari masa satu ke masa yang lain, film dapat mengembangkan pikiran, gagasan, mengembangkan imajinasi siswa dan memperjelas halhal yang abstrak. Film juga sangat baik untuk menjelaskan suatu keterampilan dan semua siswa dapat belajar dari film karena mampu menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa. 1183 PGSD. Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015, Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu berupa lembar tes soal berisikan soal-soal yang berkaitan dengan kegiatan menyimak cerita. Mulai dari menentukan tema, menyebutkan tokoh, menjelaskan watak tokoh, menetukan latar, menentukan alur, menjelaskan amanat dan menuliskan kembali cerita yang telah disimaknya. Sebelum dilakukan penelitian terdapat beberapa tahap, tahap yang pertama yaitu dengan melakukan uji validitas. Uji validitas ini bertujuan untuk menentukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Jadi sebelum suatu instrumen itu diujikan, maka harus ditentukan dulu kevalidannya. Uji validitas itu sendiri dilakukan dengan menggunakan rumus product moment. soal yang diberikan dalam uji validitas yaitu 7 butir soal. Dari 7 butir soal yang penelitian buat, semua soal yang diajukan valid. Oleh karena itu, ketujuh soal tersebut yang akhirnya akan diujikan. Perhitungan tingkat kevalidan instrumen dapat dilihat pada lampiran. Tahap selanjutnya yang dilakukan peneliti yaitu perhitungan reliabilitas instrumen. Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen tes peneliti menggunakan data hasil tes yang dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Dari hasil penghitungan uji reliabilitas yang bisa dilihat pada lampiran diketahui bahwa r11 = 0,886 dan dapat dikonsultasikan dengan N = 30-2 = 28 maka harga rtabel untuk taraf signifikansi 5% adalah 0,374 (tabel nilai rtabel). Dengan demikian r11 lebih besar dari rtabel (0,886 > 0,374). Setelah pengumpulan dan pengambilan data yang diperoleh melalui instrumen tes, kegiatan peneliti selanjutnya yaitu melakukan penelitian di SDN Ploso Krembung Sidoarjo yang telah ditentukan. Dalam tahap penelitian ini peneliti mengambil data dengan menggunakan teknik pre test dan post test. Hasil pre test dan post test tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus (uji t). Hasil penelitian di kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo menunjukkan bahwa nilai rata-rata post test siswa lebih tinggi daripada nilai pre test. Hal ini terbukti dengan nilai pre test berjumlah 1539 dengan rata-rata kelas sebesar 54,96 dan nilai post test berjumlah 2173 dengan rata-rata kelas sebesar 77,61. Kemudian dari hasil di atas selanjutnya dilakukan proses analisis data. Diketahui harga thitung = 12,76 dengan taraf signifikasi 5% dan db = 28 – 2 = 26 diperoleh harga ttabel = 2,056. Dari hasil tersebut diketahui bahwa harga thitung lebih besar daripada harga ttabel (12,76 > 2,056). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil uji beda (uji t) dengan menggunakan media film animasi efektif dalam pembelajaran menyimak ceritadi kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Berikut ini adalah diagram hasil pre test dan post test sebelum diberikan perlakuan dan setelah mendapat perlakuan dengan menggunakan media film animasi. 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Pre test Post test Diagram 1 Hasil Pre test dan Post test Kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo Maka dapat disimpulkan dari hasil penelitian di SDN Ploso Krembung Sidoarjo tersebut bahwa penggunaan media film animasi efektif dalam pembelajaran menyimak cerita di kelas V. Penggunaan media film animasi ini juga dapat membantu guru dalam menciptakan inovasi dalam mengajar serta membantu siswa dalam meningkatkan fokus mereka pada keterampilan menyimak khususnya menyimak cerita. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, keterlaksanaan pembelajaran aktivitas guru selama pembelajaran keterampilan menyimak cerita dengan mengggunakan media film animasi mendapat persentase keterlaksanaan 100 % dengan nilai ketercapaian 90 (sangat baik). Penggunaan media film animasi efektif dalam pembelajaran menyimak cerita di kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan yang signifikan terhadap nilai yang diperoleh siswa sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Hasil rata-rata kelas nilai pretest yang diperoleh siswa kelas V SDN Ploso Krembung Sidoarjo adalah 54,96 dan rata-rata nilai posttest siswa adalah 77,61. Dari hasil uji beda (uji t) diketahui bahwa harga thitung lebih besar daripada harga ttabel yaitu 12,76 > 2,056. Dengan adanya penambahan penggunaan media film animasi ini siswa mendapatkan metode pengajaran yang baru, sehingga siswa terlihat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu dengan penggunaan media film animasi ini juga membantu siswa dalam meningkatkan daya konsentrasi siswa yang kemudian siswa akan 1184 Efektivitas Penggunaan Media Film Animasi mampu menerima pembelajaran dengan baik khususnya dalam pembelajaran menyimak. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, diberikan beberapa saran bagi guru,bagi sekolah dan bagi peneliti lain. Bagi guru, sebaiknya guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran menyimak agar dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran. Selain itu, penggunaan media film animasi pada materi menyimak cerita terbukti memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keterampilan menyimak siswa, sehingga dapat direkomendasikan sebagai alternatif yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Bagi sekolah, hendaknya penggunaan media film animasi diterapkan dalam kegiatan menyimak karena penggunaan media film animasi ini mampu meningkatkan daya konsentrasi dan fokus siswa dalam menyimak, terutama dalam menyimak cerita. Selain itu, sekolah membekali guru untuk menguasai dan menerapkan pembelajaran yang inovatif dalam menyimak, sehingga pembelajaran akan lebih menarik, bermakna, dan siswa lebih termotivasi dan aktif berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Bagi Peneliti lain, penelitian ini dapatdigunakan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan metode yang berbeda sehingga siswa dapat menemukan pengalaman baru dan pengetahuan baru dalam pembelajaran menyimak cerita. Munadi, Yudhi. 2013. Media pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta: GP Press Group. Mulyati, Yeti,dkk. 2014. Bahasa Indonesia. Banten: Universitas Terbuka. Nuraini, Umri dan Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan. Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Rosdiana, Yusi, dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Sadiman, Arief S, dkk. 2010. Media Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sudjana, Nana. 1997. Media Pengajaran Penggunaan dan Pembuatannya. Bandung: Sinar Baru. Solchan, dkk. 2011. Pendidikan Bahasa Indonesia di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Trianton, Teguh. 2013. Film Sebagai Media Belajar. Yogyakarta: Graha Ilmu. Tarigan, Henry Guntur.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Titik WS, dkk. 2012. Kreatif Menulis Cerita Anak. Bandung: NUANSA. Waluyanto. 2006. Perancangan Film Kartun Berbasis Sel (cel Animation), (Online), (http://www.tokoanimasi.com), diakses 2 Februari 2015 DAFTAR PUSTAKA Adriyanto, Bambang. 2009. Pembuatan Animasi Dengan Macroflash 8. (Online), (http://rupayani.files.wordpress.com/jenisanimas i), diunduh 2 januari 2015 Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Edisi Revisi 2010): Suatu Pendekatan Paraktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Dhieni, Nurbiana,dkk. 2013. Metode Pengembangan Bahasa. Banten. Universitas Terbuka. Indriana, Dina. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta: DIVA Press. Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. 2011. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. 1185