Kepala Sub. Direktorat Dana Bagi Hasil Sumber

advertisement
SOSIALISASI
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2006
TENTANG
PEMERINTAHAN ACEH
(BAB XXIV – KEUANGAN)
DJPK
Departemen Keuangan Republik Indonesia
11 Agustus 2006
Struktur UU 11/2006 Tentang Pemerintahan Aceh
(BAB XXIV - Keuangan)
BAB I
(Ketentuan
Umum)
1 Pasal
(Pasal 178)
BAB …..
(…………)
UU
11/2006
Tentang:
Sumber
Penerimaan
11 Pasal
(Pasal 179
s.d 189)
Tentang:
Pengelolaan
Dana
Desentralisasi
8 Pasal
(Pasal 190
s.d 197)
Tentang:
Pengelolaan
Dana
Dekonsentrasi
2 Pasal
(Pasal 198
s.d 199)
Tentang:
Pengelolaan
Dana Tugas
Pembantuaan
2 Pasal
(Pasal 200
s.d 201)
Bagian Kesatu
(Umum)
BAB XXIV
(Keuangan)
BAB …..
(…………)
Bagian Kedua
(Sumber
Penerimaan
dan
Pengelolaan)
Anatomi UU 11/2006 Tentang Pemerintahan Aceh
(BAB XXIV - Keuangan)
Bagian
Pasal
Kesatu
(Umum)
178
Kedua
(Sumber
Penerimaan
dan
Pengelolaan)
Pengaturan Tentang
Pola pendanaan dalam rangka mendukung penyelenggaraan urusan
pemerintahan di Aceh
Paragraf Kesatu – Sumber Penerimaan
179
Penerimaan Aceh dan kabupaten/kota serta sumber Pendapatan Daerah
180
Pendapatan Asli Daerah (PAD)
181
Dana perimbangan meliputi Dana Bagi Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum
(DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK)
182
Tambahan DBH bagi Pemerintah Aceh
183
Dana Otonomi Khusus
184
Pembentukan satuan unit kerja untuk mengkoordinasikan tambahan DBH dan
Dana Otonomi Khusus
185
Sumber Pembiayaan
186
Pinjaman dan Hibah
187
Obligasi Daerah
188
Dana Cadangan
189
Penyertaan modal/kerjasama pada/dengan BUMN/BUMD dan/atau BUMS
Anatomi UU 11/2006 Tentang Pemerintahan Aceh
(BAB XXIV - Keuangan)
Bagian
Kedua
(Sumber
Penerimaan
dan
Pengelolaan)
Pasal
Pengaturan Tentang
Paragraf Kedua – Pengelolaan Dana Desentralisasi
190
Pengelolaan APBA/APBK
191
Pengelolaan zakat, harta wakaf dan harta agama
192
Kompensasi atas pengenaan Zakat
193
Pengalokasian dan pengelolaan dana pendidikan
194
Pengumpulan dan pengalokasian pendapatan yang berasal dari Aceh
195
Pengadaan barang dan jasa, serta sistem akuntansi keuangan
196
Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank
197
Tata cara pengelolaan (perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
perubahan, perhitungan, pertanggungjawaban dan pengawasan)
APBA/APBK
Paragraf Ketiga – Pengelolaan Dana Dekonsentrasi
198
Pengelolaan Dana Dekonsentrasi
199
Barang milik negara yang terkait dengan Dana Dekonsentrasi
Paragraf Keempat – Pengelolaan Dana Tugas Pembantuan
200
Pengelolaan Dana Tugas Pembantuan
201
Barang milik negara yang terkait dengan Dana Tugas Pembantuan
Bagian Kesatu :
UMUM
(Pasal 178)
Pola Pendanaan
Dalam Rangka Mendukung Penyelenggaraan
Urusan Pemerintahan di Aceh (Pasal 178)
APBA dan
APBK
Yang menjadi Kewenangan Aceh dan
Kabupaten/Kota dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi
Yang dilimpahkan ke Gubernur Aceh selaku
Wakil Pemerintah dalam rangka pelaksanaan
Dekonsentrasi
APBN
Yang ditugaskan kepada Pemerintah Aceh,
pemerintah kabupaten/kota, dan
gampong dalam rangka pelaksanaan
Tugas Pembantuan
Bagian Kedua :
SUMBER
PENERIMAAN
(Pasal 179 s.d 189)
Sumber Penerimaan :
Pasal 180
Pendapatan
Asli Daerah
(PAD)
Pasal 179
Pendapatan
Daerah
Pasal 181
Dana
Perimbangan
Pasal 183
Dana Otonomi
Khusus
Pasal 179
Penerimaan
Aceh dan
kabupaten/
kota
Pasal 179
Lain-lain
Pendapatan
Pasal 185
Pembiayaan
a. pajak daerah;
b. retribusi daerah;
c. hasil pengelolaan kekayaan
daerah yang dipisahkan
milik Aceh/kabupaten/kota
dan hasil penyertaan modal
Aceh/ kabupaten/kota;
d. Zakat;
e. Lain-lain pendapatan asli
Aceh dan pendapatan asli
kabupaten/kota yang sah.
a. Dana Bagi Hasil (DBH) Pajak
b. DBH dari Hidrokarbon dan
SDA lain;
c. Dana Alokasi Umum (DAU);
d. Dana Alokasi Khusus (DAK).
a. SILPA TA sebelumnya;
b. Pencairan Dana Cadangan;
c. Hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan;
d. Penerimaan pinjaman, dan;
e. Penerimaan kembali
pemberian pinjaman.
Pengaturan Besaran Dana Bagi Hasil (DBH)
(Pasal 181 ayat 1 huruf a dan b, serta ayat 3)
Sumber
1. DBH Pajak
2. DBH dari Hidrokarbon
dan SDA Lain
3. Tambahan DBH yang
merupakan bagian dari
penerimaan
Pemerintah Aceh
Bagian Dari
Besaran
a. Penerimaan PBB
90%
b. Penerimaan BPHTB
80%
c. Penerimaan PPh (Pasal 25 dan Pasal 29
WP OPDN dan Pasal 21)
20%
a. Kehutanan
80%
b. Perikanan
80%
c. Pertambangan umum
80%
d. Pertambangan panas bumi
80%
e. Pertambangan minyak
15%
f. Pertambangan gas bumi
30%
a. Pertambangan minyak
55%
b. Pertambangan gas bumi
40%
Pengaturan Pengelolaan Tambahan DBH
Bagian Penerimaan Pemerintah Aceh (Pasal 182)
1. Pemerintah Aceh berwenang mengelola tambahan DBH yang
merupakan pendapatan dalam APBA.
2. Tambahan DBH tersebut dialokasikan :
 Paling sedikit 30% untuk membiayai pendidikan di
Aceh;
 Paling banyak 70% untuk membiayai program
pembangunan yang disepakati bersama antara
Pemerintah Aceh dengan pemerintah kabupaten/kota;
3. Tata Cara pengalokasian diatur lebih lanjut dalam Qanun
Aceh.
4. Pemerintah Aceh menyampaikan laporan secara periodik
mengenai pelaksanaan pengalokasian dan penggunaan
tambahan DBH tersebut kepada Pemerintah.
Pengaturan Dana Otonomi Khusus
(Pasal 183)
1. Dana Otonomi Khusus merupakan penerimaan Pemerintah Aceh.
2. Ditujukan untuk membiayai pembangunan, terutama :
a. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur;
b. Pemberdayaan ekonomi rakyat;
c. Pengentasan kemiskinan, serta;
d. Pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan.
3. Dana Otonomi Khusus tersebut berlaku untuk jangka waktu 20
tahun, dengan rincian :
a. Untuk tahun pertama s.d tahun ke lima belas, besarnya
setara dengan 2% plafon DAU Nasional;
b. Untuk tahun keenam belas s.d tahun kedua puluh, besarnya
setara dengan 1% plafon DAU Nasional.
4. Ketentuan pembangunan tersebut berlaku untuk daerah Aceh
sesuai dengan batas wilayah Aceh.
Pengaturan Dana Otonomi Khusus
(Pasal 183)
Lanjutan …..
6. Program pembangunan dituangkan dalam
program pembangunan provinsi dan
kabupaten/kota di Aceh, dengan memperhatikan
keseimbangan kemajuan pembangunan antar
kabupaten/kota.
7. Pengelolaan Dana Otonomi Khusus
diadministrasikan pada Pemerintah Provinsi
Aceh.
8. Penggunaan Dana Otonomi Khusus dilakukan
untuk setiap tahun anggaran yang diatur lebih
lanjut dalam Qanun Aceh.
Pengaturan Pembentukan
Satuan Unit Kerja
(Pasal 184)
 Gubernur dapat membentuk satuan
unit kerja untuk mengkoordinasikan
tambahan Dana Bagi Hasil dan Dana
Otonomi Khusus
Pengaturan Pinjaman (Pasal 186)
1. Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota dapat
memperoleh pinjaman dari Pemerintah yang dananya
bersumber dari luar negeri atau bersumber selain dari
pinjaman luar negeri dengan persetujuan Menteri
Keuangan setelah mendapat pertimbangan dari Menteri
Dalam Negeri.
2. Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota dapat
memperoleh pinjaman dari dalam negeri yang bukan
berasal dari pemerintah dengan pertimbangan Menteri
Dalam Negeri.
3. Ketentuan mengenai dana pinjaman dari dalam dan/atau
luar negeri dan bantuan luar negeri diatur lebih lanjut
dengan Qanun Aceh dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Pengaturan Hibah (Pasal 186)
1. Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota dapat
menerima hibah dari luar negeri dengan kewajiban
memberitahukan kepada Pemerintah dan DPRA/DPRK.
2. Penerimaan hibah bersifat :
a. tidak mengikat secara politis baik terhadap Pemerintah,
Pemerintah Aceh, dan pemerintah kabupaten/kota ;
b. tidak mempengaruhi kebijakan Pemerintah Aceh, dan
pemerintah kabupaten/kota ;
c. tidak dilarang oleh peraturan perundang-undangan; dan
d. tidak bertentangan dengan ideologi negara.
3. Dalam hal hibah mensyaratkan adanya kewajiban yang
harus dipenuhi Pemerintah seperti hibah yang terkait
dengan pinjaman dan yang mensyaratkan adanya dana
pendamping, harus dilakukan melalui Pemerintah dan
diberitahukan kepada DPRA/DPRK.
Pengaturan Obligasi Daerah
(Pasal 187)
 Pemerintah Aceh dan pemerintah
kabupaten/kota dapat menerbitkan
obligasi daerah.
 Penerbitan obligasi daerah tersebut
sesuai dengan peraturan perundangundangan.
Pengaturan Dana Cadangan
(Pasal 188)
 Pemerintah Aceh dan pemerintah
kabupaten/ kota dapat menyediakan
dana cadangan yang disisihkan.
 Dana Cadangan tersebut digunakan
untuk menampung kebutuhan yang
memerlukan dana relatif besar yang
tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran.
Pengaturan Penyertaan Modal/Kerja Sama
pada/dengan BUMN/BUMD dan/atau BUMS
(Pasal 189)
1. Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota dapat
melakukan penyertaan modal/kerja sama pada/dengan
Badan Usaha Milik Negara/Daerah dan/atau badan usaha
milik swasta atas dasar prinsip saling menguntungkan.
2. Penyertaan modal/kerja sama tersebut dapat ditambah,
dikurangi, dijual kepada pihak lain, dan/atau dapat dilakukan
divestasi atau dialihkan kepada badan usaha milik daerah.
3. Penyertaan modal/kerja sama tersebut dilaksanakan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan dan ditetapkan
dengan Qanun.
4. Anggaran yang timbul akibat penyertaan modal/kerja sama
tersebut dicantumkan dalam APBA/APBK.
Bagian Kedua :
PENGELOLAAN DANA
DESENTRALISASI,
DEKONSENTRASI DAN
TUGAS PEMBANTUAN
(Pasal 190 s.d 201)
Pengaturan Pengelolaan APBA/APBK
(Pasal 190)
1.
Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota mengelola
APBA/APBK secara tertib, taat kepada peraturan perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan,
kepatutan, dan manfaat untuk masyarakat.
2.
Pengelolaan APBA dan APBK tersebut dilaksanakan melalui
suatu sistem yang diwujudkan dalam APBA dan APBK yang
setiap tahun diatur dalam Qanun.
3.
Alokasi anggaran belanja untuk pelayanan publik dalam
APBA/APBK lebih besar dari alokasi anggaran belanja untuk
aparatur.
4.
Dalam keadaan tertentu (seperti terjadinya krisis keuangan
daerah, krisis moneter nasional, krisis solvabilitas, dan
pemekaran daerah), Pemerintahan Aceh/kabupaten/kota dapat
menyusun APBA/APBK yang berbeda dengan ketentuan
sebagaimana dimaksud pada angka 3.
Pengaturan Pengelolaan Zakat, Harta Wakaf
dan Harta Agama (Pasal 191)
1. Zakat, harta wakaf dan harta agama
dikelola oleh Baitul Mal Aceh dan Baitul
Mal kabupaten/kota.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelaksanaan ketentuan pengelolaan
zakat, harta wakaf dan harta agama
tersebut (seperti mekanisme dan tata
cara pengelolaan) diatur dengan Qanun
Aceh.
Pengaturan Kompensasi
Atas Pengenaan Zakat (Pasal 192)
 Zakat yang dibayar menjadi faktor
pengurang terhadap jumlah pajak
penghasilan terhutang dari wajib
pajak.
Pengaturan Pengalokasian dan Pengelolaan
Dana Pendidikan (Pasal 193)
1. Alokasi anggaran untuk penyelenggaraan
pendidikan paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari APBA/APBK dan diperuntukkan bagi
pendidikan pada tingkat sekolah.
2. Pengelolaan dana pendidikan tersebut
dipertanggungjawabkan oleh Pemerintah Aceh
dan pemerintah kabupaten/kota dalam
pertanggung-jawaban APBA/APBK.
3. Pengalokasian dan pengelolaan dana pendidikan
antara Pemerintah Aceh dan Pemerintah
kabupaten/kota diatur dengan Qanun Aceh.
Pengaturan Pengumpulan dan Pengalokasian
Pendapatan yang berasal dari Aceh
(Pasal 194)
1. Pemerintah melaksanakan prinsip transparansi dalam
pengumpulan dan pengalokasian pendapatan yang
berasal dari Aceh.
2. Dalam melaksanakan transparansi tersebut, Pemerintah
Aceh dapat menggunakan auditor independen yang
ditunjuk oleh Badan Pemeriksa Keuangan untuk
melakukan pemeriksaan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
 Auditor Independen adalah tenaga ahli dan atau tenaga
pemeriksa di luar Badan Pemeriksa Keuangan yang
bekerja untuk dan atas nama Badan Pemeriksa
Keuangan.
3. Badan Pemeriksa Keuangan menyerahkan hasil
pemeriksaan kepada Pemerintah dan Pemerintah Aceh.
Pengaturan Pengadaan Barang dan Jasa
(Pasal 195)
 Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/
kota berwenang mengatur tata cara
Pengadaan Barang dan Jasa yang
menggunakan dana APBA dan APBK dengan
berpedoman pada peraturan perundangundangan.
Catatan :
Peraturan perundang-undangan yang terkait dengan
pengadaan barang/jasa seperti Keputusan Presiden Nomor 80
Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah.
Pengaturan Sistem Akuntansi Keuangan
(Pasal 195)
1. Pemerintah Aceh menetapkan sistem
akuntansi keuangan dengan berpedoman
pada standar akuntansi pemerintahan.
2. Sistem akuntansi keuangan tersebut diatur
dengan Peraturan Gubernur.
Catatan :
Standar akuntansi pemerintahan sebagaimana dimaksud
pada angka (1), diatur di dalam PP No. 24 Tahun 2005.
Pengaturan Lembaga Keuangan Bank dan
Lembaga Keuangan Bukan Bank
(Pasal 196)
1. Pemerintah Aceh berwenang menetapkan persyaratan untuk
lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank
dalam penyaluran kredit di Aceh sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
2. Pemerintah Aceh dapat menetapkan tingkat suku bunga
tertentu setelah mendapatkan kesepakatan dengan lembaga
keuangan bank dan lembaga keuangan bukan bank terkait.
3. Pemerintah Aceh dapat menanggung beban bunga akibat
tingkat suku bunga untuk program pembangunan tertentu
yang telah disepakati dengan DPRA.
4. Bank asing dapat membuka cabang atau perwakilan di Aceh
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Pengaturan Tata Cara Pengelolaan
APBA/APBK (Pasal 197)
 Tata cara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, perubahan, perhitungan
pertanggungjawaban dan pengawasan
APBA/APBK, diatur dalam Qanun
dengan berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
Pengaturan Pengelolaan Dana Dekonsentrasi
(Pasal 198)
1. Setiap pelimpahan wewenang Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah di Aceh
disertai dengan dana.
2. Kegiatan dekonsentrasi di Aceh dilaksanakan
oleh satuan kerja perangkat daerah yang
ditetapkan oleh Gubernur.
3. Gubernur Aceh memberitahukan rencana kerja
dan anggaran pemerintah yang berkaitan dengan
tugas yang dilimpahkan dalam rangka
dekonsentrasi kepada DPRA.
Pengaturan Barang Milik Negara
yang terkait dengan Dana Dekonsentrasi
(Pasal 199)
1. Semua barang yang diperoleh dari dana
dekonsentrasi menjadi barang milik
negara.
2. Barang milik negara tersebut dapat
dihibahkan kepada Pemerintah Aceh.
Pengaturan Pengelolaan
Dana Tugas Pembantuan
(Pasal 200)
1. Setiap tugas pembantuan dari Pemerintah
kepada Pemerintah Aceh, pemerintah kabupaten/
kota, mukim/gampong disertai dengan dana.
2. Kegiatan tugas pembantuan dilaksanakan oleh
Satuan Kerja Perangkat Daerah yang ditetapkan
oleh Gubernur/Bupati/Walikota.
3. Gubernur/Bupati/Walikota memberitahukan
rencana kerja dan anggaran Pemerintah yang
berkaitan dengan tugas pembantuan kepada
DPRA/DPRK.
Pengaturan Barang Milik Negara
yang terkait dengan Dana Tugas Pembantuan
(Pasal 201)
1. Semua barang yang diperoleh dari dana
tugas pembantuan menjadi barang milik
negara.
2. Barang milik negara tersebut dapat
dihibahkan kepada Pemerintah Aceh,
pemerintah kabupaten/kota, dan
mukim/gampong.
Ketentuan lebih lanjut yang terkait dengan Keuangan
yang diatur/ditetapkan dalam Qanun Aceh
1. Tata cara pengalokasian dana untuk membiayai pendidikan di Aceh
yang bersumber dari tambahan DBH (Pasal 182 ayat 6).
2. Penggunaan Dana Otonomi Khusus untuk setiap Tahun Anggaran
(Pasal 183 ayat 5).
3. Dana pinjaman dari dalam dan/atau luar negeri dan bantuan luar
negeri (Pasal 186 ayat 3).
4. Penyertaan modal/kerja sama pada/dengan BUMN/BUMD dan/atau
BUMS (Pasal 189 ayat 3).
5. Pengelolaan APBA dan APBK (Pasal 190 ayat 2).
6. Pelaksanaan ketentuan pengelolaan zakat, harta wakaf dan harta
agama (Pasal 191 ayat 2).
7. Pengalokasian dan pengelolaan dana pendidikan dari APBA/APBK
(Pasal 193 ayat 3).
8. Tata cara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, perubahan,
perhitungan perhitungan, pertanggungjawaban dan pengawasan
APBA/APBK (Pasal 197).
Selesai
Terima Kasih Atas Perhatiannya
Download