ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

advertisement
MATERI E LEARNING
MATA KULIAH : PENGANGGARAN BISNIS
HARI/TGL : KAMIS/ 28 MEI 2015
KELAS : 21 / REGULER PAGI KAMPUS 1
TATAP MUKA KE 11.
TUGAS
1. BACALAH BUKU MODUL TENTANG ANGGARAN BOP
2. KERJAKAN SOAL 1 DAN SOAL 2 DENGAN TULIS TANGAN.
3. KUMPULKAN DI PENGAJARAN FAKULTAS EKONOMI DENGAN
MAS IKHSAN, MBAK PUNGKI ATAU MBA ANIS PALING LAMBAT
PADA HARI RABU 3 JUNI 2015.
ANGGARAN
BIAYA OVERHEAD PABRIK
Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung terjadi untuk membiayai
produksi, artinya bila perusahaan tidak melakukan kegiatan produksi maka biaya tersebut
tidak terjadi. Besar kecilnya biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
tergantung pada tingkat produksi. Karena itu biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja
langsung termasuk unsure biaya variable.
Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya pabrik selain biaya bahan baku dan
biaya tenaga kerja langsung. Biaya pabrik adalah biaya yang terjadi di pabrik periode ini.
Dalam biaya overhead pabrik terdapat biaya variable dan biaya tetap. Biaya overhead
pabrik variable adalah biaya overhead pabrik yang besar kecil dipengaruhi oleh besar
kecilnya volume produksi, sedangkan biaya overhead pabrik tetap adalah biaya overhead
pabrik yang besar kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kecilnya volume produksi.
Departemen-departeman yang terkait langsung dengan Overhead Pabrik, adalah
Departemen Produksi dan Departemen Pembantu. Departemen Produksi adalah bagian
yang bekerja mengolah bahan baku menjadi produk jadi. Dengan kata lain Departemen
Produksi sebagai bagian yang secara langsung memproses produk akhir. Departemen
Pembantu (Departemen Jasa) adalah bagian yang menyediakan jasanya dan secara tidak
langsung ikut berperanan dalam proses produksi.
Tujuan pengawasan Biaya Overhead Pabrik adalah:
a. Untuk mengetahui sesuai tidaknya realisasi dengan yang direncanakan
b. Untuk mengetahui besar kecilnya biaya overhead
c. Untuk menentukan bagian-bagian yang bertanggung jawab
Kapasitas yang dapat dipakai sebagai dasar penyusunan anggaran biaya overhead
pabrik, antara lain adalah:
a. Kapasitas Praktis, adalah kapasitas teoritis (yakni kapasitas pabrik untuk
menghasilkan produk pada kecepatan penuh, tanpa berhenti selama jangka waktu
tertentu) dikurangi dengan kerugian waktu yang tidak dapat dihindari karena
hambatan intern perusahaan.
b. Kapasitas Normal, adalah kemampuan perusahaan berproduksi dan menjual
produknya dalam jangka panjang
c. Kapasitas Sesungguhnya Yang diharapkan, adalah kapasitas sesungguhnya yang
diperkirakan akan dapat dicapai dalam periode yang akan dating.
Distribusi Biaya Overhead Pabrik adalah pembagian biaya overhead pabrik tak
langsung departemen kepada departemen-departemen yang menikmatinya. Alokasi Biaya
Overhead Pabrik adalah pembagian Biaya Overhead Pabrik Departemen Pembantu ke
Departemen Produksi, atau dari Departemen Pembantu ke Departemen Pembantu yang
lain dan Departemen Produksi.
Contoh Soal 1:
Perusahaan MAKMUR merencanakan BOP setahun sebagai berikut:
Departemen
Kegiatan
Jumlah BOP
Produksi 1
Pencetakan
Rp 10.000.000
Produksi 2
Penghalusan
Rp 5.000.000
Jasa 1
Pembangkit listrik
Rp 2.000.000
Jasa 2
Bengkel
Rp 1.000.000
Rencana pemakaian jasa dari seksi 1 dan 2
Pemberi Jasa
Pemakai Jasa
Jasa 1
Jasa 2
Departemen Produksi 1
50 %
40 %
Departemen Produksi 2
30 %
50 %
Departemen Jasa 1
-
10 %
Departemen Jasa 2
20 %
-
Seksi Jasa 1 adalah pembangkit listrik, satuan kegiatannya diukur dengan jumlah
KwH dalam setahun yang direncanakan sebesar 10.000 KwH. Seksi Jasa 2 adalah
bengkel yang dalam setahun bekerja 10.000 DRH.
Atas dasar data diatas saudara diminta untuk:
1. Menentukan persamaan yang berlaku untuk kedua seksi jasa masingmasing
2. Menghitung besarnya BOP Neto Seksi Jasa setelah saling memberi dan
menerima jasa masing-masing
3. Menentukan tariff per KwH untuk seksi jasa 1 dan per DRH untuk seksi
jasa 2
Contoh Soal 2:
Jumlah BOP dan penggunaan jasa departemen jasa pada perusahaan LUHUR
adalah sebagai berikut:
Departemen
Budget BOP
Produksi 1
Rp 1.000.000
Produksi 2
Rp 1.000.000
Jasa X
Rp
500.000
Jasa Y
Rp
500.000
Pemakai Jasa
Pemberi jasa
Produksi 1
Produksi 2
Jasa
X
50 %
40 %
Jasa
Y
40 %
50 %
Jasa X
-
Jasa Y
10 %
10 %
-
Hitunglah :
a. Hitung BOP masing-masing Departemen Jasa sesudah saling menerima dan
memberi jasa
b. Htung BOP masing-masing Departemen Produksi setelah alokasi
c. Tarif BOP masing-masing departemen produksi untuk setiap satuan kegiatan
METODE ALOKASI BOP
1. Metode Langsung
Contoh :
PT. ABC selama tahun 2014 merencanakan biaya overhead Pabrik sebagai
berikut
BOP yang tejadi di Departemen produksi 1 sebesar Rp. 10.000.000,- di
Departemen Produksi 2 sebesar Rp. 15.000.000,- dan di Departemen Produksi 3
sebesar Rp. 20.000.000 serta BOP di departemen pembantu 1 sebesar Rp.
3.000.000,- dan di departemen pembantu 2 sebesar Rp. 2.000.000,-.
Sedangkan alokasi BOP nya adalah sbb:
Pemberi Jasa
Pemakai Jasa
Dep Pemb 1
Dep Pemb 2
Departemen Produksi 1
30%
40%
Departemen Produksi 2
30%
25%
Departemen Produksi 3
40%
35%
Di minta :
Hitung BOP setelah alokasi !
Keterangan
Bopsebelum
alokasi
Alokasi
Bop setelah
Dep Pro 1
Dep Pro 2
Dep Pro 3
Dep Pem 1
Dep pem 2
alokasi
2. Metode Al Jabar
Dalam metode Aljabar menggunakan persamaan sbb :
X = a1 + b1 Y
Y = a2 + b2 X
Di mana
X = BOP seksi jasa 1 setelah menerima BOP Seksi Jasa 2
Y = BOP seksi jasa 2 setelah menerima BOP seksi Jasa 1
a1 = BOP seksi jasa 1 sebelum menerima BOP seksi jasa 2
a2 = BOP seksi jasa 2 sebelum menerima BOP seksi jasa 1
b1 = Prosentase penggunaan Jasa seksi jasa 2 oleh seksi jasa 1
b2 = Prosentase penggunaan jasa seksi jasa 1 oleh seksi jasa 2
Download