SISA BAHAN, PRODUK RUSAK, PRODUK CACAT Dalam sebuah proses produksi hampir dapat dipastikan akan selalu terdapat sisa bahan baku yang tidak dapat dipergunakan lagi dan tidak mempunyai nilai atau sisa bahan yang masih dapat digunakan untuk proses produksi lain dan akibatnya mempunyai nilai/harga. Disamping itu dalam proses produksi sangat mungkin terjadi produk rusak dan produk cacat. Bagaimanakah perlakuan terhadap produk rusak, cacat, dan sisa bahan?? SISA BAHAN Sisa bahan merupakan sisa bahan baku yang terjadi akibat proses produksi yang dilakukan. Contoh: pembuatan kursi pesanan yang menggunakan bahan baku kayu mungkin sekali ada potongan-potongan kayu tersisa akibat produksi yang dilakukan. Potongan kayu tersebut ada yang mempunyai nilai ada yang tidak Sisa bahan terjadi karena: 1. Produksi yang dijalankan secara efisiensi. Bila ini terjadi maka sisa bahan tersebut digolongkan sebagai sisa bahan normal 2. Produksi yang tidak efisien. Bila ini terjadi maka sisa bahan tersebut digolongkan sisa bahan yang tidak normal SISA BAHAN LAKU JUAL Sisa bahan laku jual menimbulkan masalah perlakuan hasil penjualan sisa bahan tersebut. Umumnya ada 2 kemungkinan perlakuan hasil penjualan tersebut, yaitu: 1. Bila sisa bahan sudah dimasukan dalam anggaran penentuan tarif biaya overhead pabrik, maka hasil penjualan sisa bahan yang terjadi diperlakukan sebagai pengurang biaya overhead pabrik sesungguhnya dengan membuat jurnal: Kas xx BOP-sesungguhnya xx 2. Bila sisa bahan tidak dimasukan dalam anggaran penentuan tarif BOP maka hasil penjualan sisa bahan diperlakukan sebagai pengurang barang dalam proses dengan membuat jurnal: Kas xx BDP-Biaya bahan (job no…) xx SISA BAHAN TIDAK LAKU JUAL Sisa bahan yang tidak laku jual kemungkinan menimbulkan masalah dalam hal adanya biaya memusnahkan sisa bahan tersebut. Perlakuannya dalam akuntansi adalah sbb: 1. Bila sisa bahan dapat dilacak asalnya maka biaya untuk memusnahkan sisa bahan tersebut dimasukan/ditambahkan pada biaya bahan baku pesanan yang bersangkutan dengan membuat jurnal: BDP-Biaya bahan (job no….) xx Kas xx 2. Bila sisa bahan tersebut tidak dapat dilacak asalnya maka biaya untuk memusnahkan tersebut diperlukan sebagai penambah biaya overhead sesungguhnya dengan jurnal: BOP-sesungguhnya xx Kas xx PRODUK RUSAK Produk rusak adalah produk yang dihasilkan dari proses produksi yang tidak memenuhi standar yang ditentukan. Produk rusak ini mungkin dapat diperbaiki namun biaya perbaikan yang dikeluarkan akan lebih besar dari hasil jualnya setelah diperbaiki. Dengan kata lain secara ekonomis tidak menguntungkan. Jadi produk rusak tidak akan diproses lebih lanjut. Produk rusak ini mungkin laku jual dan mungkin pula tidak laku jual. PERLAKUAN AKUNTANSI Perlakuan akuntansi terhadap produk rusak ini tergantung pada penyebab timbulnya produk rusak. Ada 3 penyebab timbulnya produk rusak, yaitu: 1. Karena sulitnya proses pengerjaan 2. Karena sifat normal proses produksi yang selalu menimbulkan produk rusak 3. Karena kurangnya pengawasan produksi (kelalaian) PRODUK RUSAK TIDAK LAKU JUAL 1. Timbul karena sulitnya pengerjaan Bila produk rusak terjadi karena sulitnya pengerjaan dan produk rusak tersebut tidak laku jual maka perlakuan akuntansinya adalah menambah harga pokok pesanan per unit yang bersangkutan. Dengan kata lain, biaya produk rusak tersebut akan menambah total biaya produksi pesanan yang bersangkutan Contoh: PT Ani mendapat pesanan untuk memproduksi produk “X” sebanyak 100unit. Diperkirakan biaya yang akan dikeluarkan untuk memenuhi pesanan tersebut adalah sebesar 125.000 atau 1.250/unit. Karena sulitnya pengerjaan produk tersebut, PT Ani memproduksi sampai 120 unit dimana 20 unit diantaranya rusak dan biaya yang dikeluarkan mencapai 150.000. Hitunglah HPP karena produk rusak tersebut? 2. Timbulnya karena bersifat normal Bila adanya produk rusak timbul karena sifat normal produksi maka biaya atau harga pokok produk rusak tersebut dibebankan kepada BOP sesungguhnya. Melanjutkan soal diatas, seandainya proporsi biaya bahan baku, tenaga kerja, dan BOP adalah 4:3:3, maka msalah tersebut bisa diselesaikan dengan membuat jurnal sbb: 3. Timbul karena kurangnya pengawasan Bila produk rusak timbul karena kurangnya pengawasan produksi yang dilakukan atau dengan kata lain timbul karena kesalahan bersifat kelalaian maka biaya atau harga pokok produk rusak diperlakukan sebagai rugi produk rusak Dengan contoh diatas maka jurnal yang akan dibuat adalah sbb: PRODUK RUSAK LAKU JUAL Produk rusak yang terjadi sangat mungkin laku jual walaupun harganya tidak seberapa. Terlepas dari jumlah hasil penjualan produk rusak tersebut, yang menjadi masalah adalah perlakuan terhadap hasil penjualan tersebut 1. Timbul karena sulitnya pengerjaan Bila produk rusak karena sulitnya pengerjaan maka hasil penjualan produk rusak diperlakukan sebagai pengurang biaya hasil produksi dari keseluruhan biaya produksi yang terjadi. Contoh: PT Anik mendapat pesanan memproduksi produk “Y” sebanyak 100 unit. Biaya per unit diperkirakan adalah Bahan baku 2.500. Dalam proses produksi yang dilakukan ternyata terpaksa diproduksi sampai 120 unit. 20 unit merupakan produk rusak dan dapat dijual dengan harga 60.000, maka perlakuannya sbb jika proporsi masing-masing biaya 2:3:1….? 2. Timbul karena sifat normal produksi Bila produk rusak timbul karena sifat normal produksi maka seluruh biaya produksi produk rusak dikeluarkan dari biaya produksi. Biaya produk rusak tersebut akan menjadi/ diperlakukan sebagai BOP sesungguhnya setelah dikurangi hasil penjualan produk dari produk rusak. Dengan contoh yang sama, maka perhitungannya adalah? 3. Timbul karena kurangnya pengawasan Bila produk rusak timbul karena kurangnya pengawasan produksi atau kelalaian maka perlakuan selisih antara biaya produksi dari produk rusak dengan hasil jual produk rusak adalah dengan mengakui sebagai “rugi produk rusak” Dari contoh diatas maka jurnalnya??? PRODUK CACAT Produk cacat adalah produk dihasilkan dari proses produksi yang tidak memenuhi standar namun secara ekonomis bila diperbaiki lebih menguntungkan dibandingkan langsung dijual. Dengan kata lain perbaikan terhadap produk cacat masih lebih rendah dari hasil penjualan produk cacat tersebut setelah diperbaiki. Masalah akuntansi yang timbul pada produk cacat adalah masalah perlakuan terhadap biaya tambahan yang terjadi untuk memperbaiki produk cacat tersebut. Perlakuannya tergantung dari penyebab timbulnya produk cacat. Contoh: PT ANTIK mendapat pesanan memproduksi produk “z” sebanyak 50 unit dengan harga pesanan 100.000 per unit. Biaya per unit yang dikeluarkan untuk memenuhi pesanan tersebut adalah: bahan baku 20.000, tenaga kerja 30.000, BOP 15.000. PT ANTIK memproduksi sebanyak 50 unit namun dalam produksi tersebut sebanyak 10 unit produk cacat dengan biaya perbaikan atas produk cacat tersebut per unitnya untuk bahan baku 2.500, BTK 2.500, BOP 5.000…. Buatkan penyelesaiannya bila ditinjau dari penyebabnya?? Timbul karena sulitnya pengerjaan Bila produk cacat timbul dari sulitnya pengerjaan maka perlakuan akuntansi terhadap biaya tambahan tersebut adalah dengan menambahkan pada harga pokok produksi dengan jurnal??? Timbul karena bersifat normal Bila produk cacat timbul dari sifat normal proses produksi maka perlakuan akuntansi terhadap biaya tambahan tersebut adalah dengan memasukkan biaya tambahan tersebut pada “biaya overhead sesungguhnya” dengan jurnal??? Timbul karena kurangnya pengawasan Bila produk cacat timbul dari kurangnya pengawasan produksi yang dilakukan maka perlakuan akuntansi terhadap biaya tambahan tersebut adalah dengan mendebit/membebankan pada “rugi produk cacat” dengan jurnal???