PENGALAMAN HIDUP DENGAN DIABETES MILLITUS Oleh : M. Ismet Kuswanda Pendahuluan Diabetes Millitus (DM) merupakan penyakit yang mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa dan disebabkan karena kurangnya sekresi insulin dari sel beta pankreas, atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin (Stanley, 2005) DM menyebabkan hiperglikemi disertai dengan kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sebagai akibat gangguan hormon dalam tubuh (Hariwijaya, 2007) Prevalensi penderita DM Data WHO dari 191 negara anggotanya prevalensi DM pada semua tingkat usia diperkirakan mencapai 2,8 % atau sekitar 171 juta pada tahun 2009 dan menjadi sekitar 366 juta orang pada tahun 2030 (Wild, 2004) Indonesia prevalensi individu dengan DM data BPS pada tahun 2003 dari 133 juta penduduk Indonesia yang berumur lebih dari 20 tahun 21,9 % penderita DM atau sebanyak 13,7 juta orang , jumlah tersebut akan meningkat menjadi 21,9 juta orang pada tahun 2030 (Perkeni, 2011) Type DM Menurut American Diabetic Association / ADA (2008) ; DM tipe 1 : Tipe DM yang disebabkan adanya destruksi sel beta pancreas yang sering sekali berakibat defisiensi absolut insulin Dm Type 2 : type DM dimana tubuh masih bisa memproduksi insulin sehingga kondisinya sangat bervariasi mulai dari dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin relative sampai dengan defect sekresi insulin disertai resistensi insulin DM gestasional merupakan kondisi DM yang terjadi pada wanita hamil; Diabetes tipe lain berhubungan dengan defek genetic fungsi sel beta pancreas, defek genetic kerja insulin dan penyakit eksokrin pancreas. Tujuan Pengelolaan DM Mengontrol kadar gula dalam darah tetap dalam batas normal Mencegah terjadinya komplikasi baik akut maupun kronis Pengalaman Hidup dengan DM Terdiagnosa DM sejak berusia 28 tahun tepatnya pada bulan April 2005. Gejala yang muncul : poliuri tiap satu jam sekali, rasa dahaga dan fatigue yang menyebabkan mudah tertidur. Penurunan berat badan yang drastis sekitar 9 kg dalam satu bulan. Setelah muncul periksa kadar gula darah : 458 ml/dl, HbA1C : 7,5 Pengalaman… cont DM yang menimpa saya termasuk jenis kategori MODY (maturity onset diabetic of the young) merupakan jenis DM type 2 yang terjadi pada anak muda dibawah 40 tahun Pengalaman Menjalani Pengobatan Jenis therapi : Ekstrak daun salam (selama 6 bulan) Insulin (5 tahun) Insulin dan OHO (sampai dengan sekarang) Masalah yang timbul dengan therapi insulin : Peningkatan Berat badan Adjustmen therapi yang cukup lama Jenuh dalam pengobatan, Glasgow et al (1989, dalam Delamater 2006) bahwa kemunculan penyakit mempunyai hubungan negative dengan kepatuhan Pengalaman Menjalani Diet Pengaturan diet merupakan bagian integral dari manajemen diabetes AADE (2009) Pengaturan makan yang tepat dan teratur , 33% dari penderita DM tipe 2 dapat mengendalikan gula darah dalam rentang yang normal (Funnell,2009) Diet dengan pengukuran baik dengan timbangan atau takaran (6 bulan pertama terdiagnosa) Perkiraan saja hal ini bertahan sampai tahun ketiga Setelah itu saya menjalani diet dengan prinsip mengkonsumsi nutrisi “ setengah porsi dari apa yang diinginkan” Pengalaman melakukan latihan fisik atau olahraga Melakukan aktifitas fisik semakin awal latihan fisik dimulai makan semakin bermakna manfaat latihan bagi penderita DM (Wu, 2008) Jika diabetisi berolah raga selama 30 menit akan meningkatkan sensitivitas jaringan terhadap insulin, mengurangi ketergantungan terhadap insulin sebanyak 30-40%. (ADA, 2007) Aktivitas yang dilakukan : treadmill dengan kecepatan 6-8 km/jam 3-5 kali perminggu (3 bulan pertama) Menurun 2-3 kali perminggu, setelah satu tahun kebiasaan olah raga ini hanya 1 kali perminggu, bila mulai lagi olahraga diperlukan adaptasi kembali sehingga hal ini akan mempersulit memulai latihan fisik. Hal tersebut berpengaruh terhadap peningkatan berat badan saya yang terus meningkat dan meningkatkan pemakaian insulin saya. Pengalaman melakukan pemeriksaan penunjang Pemeriksaan rutin yang saya lakukan adalah pemeriksaan gula darah puasa, 2 jam setelah makan dan urin rutin dilakukan tiap bulan, Pemeriksaan HbA1C, fungsi hati , fungsi ginjal dan profil lemak dilakukan tiap tiga bulan, hasilnya fluktuatif sesuai dengan program therapy yang saya jalankan Dari pengalaman saya pemeriksaan gula darah untuk mengatur dosis insulin harus dilakukan karena dosis insulin hanya efektif 23 tahun saja, setelah itu dosis insulin harus kembali diatur. Pemeriksaan fungsi hati hati diperlukan untuk mengetahui fungsi hati yang terkena efek obat, jadi saya melakukan pemeriksan fungsi hati tiap 3 bulan berupa pemeriksaan SGOT dan SGPT. Pemeriksaan penunjang lain :treadmill test, echocardiografi dan echo Doppler vaskuler tiap tahun. Hasil : Negative respon iskemi Good Fitness class, tidak terdapat penebalan pembuluh darah dan fungsi jantung normal. Pemeriksaan Penunjang…. cont Pada tahun 2014 pemeriksaan sidik perfusi micard didapat hasil adanya respon iskemia pada dinding inferior jantung. Diverifikasi dengan pemeriksaan kateterisasi jantung. Hasil : secara makroskopis normal koroner Berdasarkan pemeriksaan laboratorium terdapat proteinuria, ureum dan kreatinin masih dalam batas normal, Tahun 2015 Periksa laju filtrasi glomerulus (LFG) . Hasil : Madih dalam kategori normal Hasil Kateterisasi jantung Hasil Kateterisasi jantung Hasil Kateterisasi jantung Hasil Kateterisasi jantung Summary Belum dipaparkan :pengelolaan stress fisik dan psikis, pengelolaan infeksi, dan istirahat tidur yang semuanya sangat mempengaruhi pengelolaan penyakit DM,terutama terhadap kestabilan gula darah para diabitisi Kunci dari manajemen DM adalah kemandirian dan kesadaran untuk menjaga dan menyayangi tubuh dari para diabetisi berdasarkan pengalaman saya bahwa cukup sulit bagi para diabetisi untuk tetap taat dan disiplin untuk menjalani manajemen diabetes maka diperlukan edukasi dan penguatan untuk mengugah kesadaran dan disiplin Harapan dan saran Harapan kepada pengambil kebijakan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan, agar bisa mempermudah akses pelayanan dan ketersediaan therapy juga mempermudah akses untuk pemeriksaan penunjang. Kepada tenaga kesehatan mungkin perlu dilakukan inovasi untuk meningkatkan kepatuhan dan disiplin pasien dalam menjalankan manajemen diabetes. Di formulasikan tentang program pemeriksaan penunjang bagi penderita DM