UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE/BERPIKIRBERPASANGAN-BERBAGI) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA MUHAMMADYAH 3 MASARAN DI SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh: WAHYUNI K 7406032 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE/BERPIKIRBERPASANGAN-BERBAGI) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA MUHAMMADYAH 3 MASARAN DI SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010 Oleh: WAHYUNI K 7406032 Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 ii HALAMAN PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Persetujuan Pembimbing, Pembimbing I Pembimbing II Drs. Sudiyanto, M.Pd. Laily Faiza Ulfa, SE, MM NIP. 19570217 198109 1 001 NIP. 19780803 200312 2 002 iii HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Pada hari : Tanggal : Tim Penguji Skripsi Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd 1. __________ Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M Anggota : Drs. Sudiyanto, M.Pd Anggota : Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M 2. __________ 3. __________ Disahkan oleh: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP 1960 07 27 1987 02 1 001 iv 4. __________ REVISI Skripsi ini telah direvisi dengan anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Tim Penguji Skripsi Ketua : Drs. Wahyu Adi, M.Pd 1. __________ Sekretaris : Drs. Sukirman, M.M Anggota : Drs. Sudiyanto, M.M Anggota : Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M 2. __________ 3. __________ v 4. __________ ABSTRAK Wahyuni. UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE/BERPIKIR -BERPASANGAN-BERBAGI) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA MUHAMMADYAH 3 MASARAN DI SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Juli 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa melalui penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-BerpasanganBerbagi) pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran tahun pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 44 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan kegiatan berupa: (a) wawancara, (b) observasi, (c) angket, (c) tes, dan (d) dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan interpretasi, dan (d) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, siklus pertama selama 4 x 45 menit dan siklus kedua 5 x 45 menit. Berdasarkan dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 melalui penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi). Hal ini terbukti pada siklus I nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil penelitian pada siklus I meningkat dibandingkan sebelum dilaksanakannya penelitian, yaitu 79,54% siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 62 dengan nilai rata-rata kelas 75,79. Nilai rata-rata kelas setelah penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) mengalami peningkatan angka sebesar 15,2 (nilai sebelum siklus 60,59 dan nilai siklus I 75,79). Pada siklus II jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar minimal sebanyak 43 siswa atau 97,73% dengan nilai rata-rata kelas 83,64. Nilai rata-rata kelas pada siklus II terjadi peningkatan angka dari siklus I ke siklus II sebesar 7,85 (nilai siklus I 75,79 dan nilai siklus II 83,64). Bila dibandingkan dengan sebelum penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi), nilai rata-rata siswa pada siklus II ini mengalami kenaikan angka sebesar 23,05. Penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) dapat meningkatkan motivasi belajar dan partisipasi belajar siswa juga, hal ini terlihat dari peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 6,49% (motivasi belajar siswa pada siklus I sebesar 77,49% menjadi sebesar 83,98% pada siklus II), serta peningkatan partisipasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sebesar 14,55% (partisipasi belajar siswa pada siklus I sebesar 73,18% menjadi sebesar 87,73% pada siklus II). vi MOTTO “Sesungguhnya Allah tiada mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (Surat Ar-Ra’du : 11) “ Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) merupakan ketenangan dan kehormatan diri dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu itulah belajar yang sesungguhnya ” ( Penulis ) ”Kemauan yang keras adalah modal untuk sukses” (Robinson) “Pembelajaran Think-Pair-Share merupakan pembelajaran yang menekankan berpikir dua orang (bersama) lebih baik dari pada berpikir sendiri dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi ” (Penulis) vii HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang untuk : Ø Ibu, Bapak, Kakak, Adik dan Keluargaku tersayang yang memberikan doa restu dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan lancar. Ø Rifia, Dewi dan Yogi yang selalu memberikan motivasi dan membuatku tersenyum baik susah maupun senang. Ø Sahabat-sahabat terbaikku di kampus tercinta Nani,Yani, Riris, Arinda, Elpi, Naftali dan khususnya Septi semoga persahabatan ini takkan lekang oleh waktu. Ø Teman-teman seperjuangan Akuntansi ’06. Ø Almamater UNS viii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya serta dengan usaha keras, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Untuk itu, atas segala bentuk bantuaanya penulis mengucapkan kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi ini. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin penyusunan skripsi ini. 3. Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua BKK Pendidikan Akuntansi Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Sudiyanto, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijaksana dalam memberikan motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Laily Faiza Ulfa, SE, MM, selaku Pembimbing II yang dengan arif dan bijaksana dalam memberikan motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. ix 7. Dosen Prodi Ekonomi BKK Akuntansi yang telah banyak memberi bekal ilmu pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini. 8. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan ujian skripsi guna menyelesaikan studi di bangku kuliah. 9. Drs. H. Mochtar Effendi, selaku Kepala Sekolah Muhammadyah 3 Masaran yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian. 10. Sri Supartinih, S.Pd., selaku guru pamong Akuntansi SMA Muhammadyah 3 Masaran yang telah membantu dan menyediakan waktu dalam penelitian. 11. Siswa kelas XI IPS 1, terima kasih atas kerjasama dan kebersamaannya. 12. Ibu, Bapak dan Keluarga tersayang, teman-temanku dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi motivasi dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan. Surakarta, Juli 2010 Penulis x DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ ii HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv HALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vi HALAMAN MOTTO ..................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii KATA PENGANTAR .................................................................................... ix DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xv DAFTAR TABEL............................................................................................ xvi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 6 C. Pembatasan Masalah .................................................................... 7 D. Perumusan Masalah ..................................................................... 7 E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8 F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 10 A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 10 1. 2. Hakikat Metode Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) ....... 10 a. Pengertian Metode Pembelajaran ..................................... 10 b. Pembelajaran Kooperatif .................................................. 10 c. Metode TPS (Think-Pair-Share) ....................................... 12 Hakikat Motivasi Belajar ...................................................... 15 a. Pengertian Motivasi Belajar ............................................. 15 xi 3. b. Ciri-ciri Motivasi .............................................................. 16 c. Fungsi dan Sifat Motivasi ................................................ 17 Hakikat Partisipasi Siswa ...................................................... 18 a. Pengertian Partisipasi Siswa ............................................. 18 b. Faktor-faktor yang Mendorong Peserta Didik Berpartisipasi Aktif .......................................................... 19 Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi ....................................... 21 a. Pengertian Belajar ............................................................ 21 b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ...................... 22 c. Pengertian Prestasi Belajar................................................ 23 d. Pengertian Akuntansi ....................................................... 25 B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 25 C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 27 D. Hipotesis Tindakan ....................................................................... 29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 30 A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 30 1. Tempat Penelitian .................................................................... 30 2. Waktu Penelitian ..................................................................... 31 B. Subjek Penelitian .......................................................................... 31 C. Metode Penelitian ......................................................................... 31 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 35 1. Wawancara .............................................................................. 35 2. Observasi ................................................................................. 36 3. Angket ...................................................................................... 36 4. Tes ......................................................................................... 36 5. Dokumentasi ............................................................................ 36 E. Prosedur Penelitian ....................................................................... 37 1. Pengenalan Masalah ................................................................ 37 2. Persiapan Tindakan ................................................................. 37 3. Penyusunan Rencana Tindakan ............................................... 37 4. Implementasi Tindakan ........................................................... 37 4. xii 5. Pengamatan ............................................................................. 37 6. Penyusunan Laporan ............................................................... 37 F. Proses Penelitian .......................................................................... 38 1. Perencanaan Tindakan ............................................................. 38 2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 39 3. Observasi dan Interpretasi ........................................................ 40 4. Refleksi .................................................................................... 41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 42 A. Deskripsi Lokasi Penelitian .......................................................... 42 1. Sejarah SMA Muhammadiyah 3 Masaran .............................. 42 2. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 3 Masaran...................... 44 3. Keadaan Lingkungan SMA Muhammadiyah 3 Masaran ......... 44 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi ............................. 45 1. Ditinjau dari Segi Siswa .......................................................... 45 2. Ditinjau dari Segi Guru ........................................................... 47 C. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................ 48 1. Siklus I ..................................................................................... 48 a. Perencanaan Tindakan ........................................................ 48 b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 51 c. Observasi dan Interpretasi .................................................. 55 d. Analisis dan Refleksi .......................................................... 56 2. Siklus 2 ..................................................................................... 58 a. Perencanaan Tindakan ........................................................ 58 b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................ 61 c. Observasi dan Interpretasi .................................................. 65 d. Analisis dan Refleksi .......................................................... 67 D. Pembahasan .................................................................................. 73 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ......................................... 77 A. Simpulan ...................................................................................... 77 B. Implikasi ....................................................................................... 78 C. Saran ............................................................................................. 79 xiii DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 81 LAMPIRAN 83 ............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 28 Gambar 2. Model Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas........................ 33 Gambar 3. Grafik Hasil Penelitian .................................................................. 73 Gambar 4. Dokumentasi Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share).................... 108 Gambar 5. Dokumentasi Tes Evaluasi Siklus I ............................................... 108 Gambar 6. Dokumentasi Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) .................... 149 Gambar 7. Dokumentasi Tes Evaluasi Siklus II .............................................. 149 xv DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ............................... 31 Tabel 2. Indikator Ketercapaian ...................................................................... 39 Tabel 3. Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share)....................................... 68 Tabel 4. Motivasi Belajar Siswa ..................................................................... 69 Tabel 5. Partisipasi Siswa ............................................................................... 69 Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ......................................................... 70 Tabel 7. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa .................................................. 70 Tabel 8. Format Lembar Observasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share)......... 87 Tabel 9. Kisi-kisiAngket Motivasi Belajar Siswa ........................................... 90 Tabel 10. Format Angket Motivasi Belajar Siswa .......................................... 91 Tabel 11. Format Lembar Observasi Partisipasi Siswa ................................... 93 Tabel 12. Format Lembar Hasil Belajar Siswa ............................................... 96 Tabel 13. Format Pedoman Wawancara ......................................................... 99 SIKLUS I TAbel 14. Lembar Observasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share) ................ 126 Tabel 15. Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa ......................................... 130 Tabel 16. Lembar Observasi Partisipasi Siswa ............................................... 135 Tabel 17. Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 140 SIKLUS II Tabel 18. Lembar Obsevasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share) ................... 168 Tabel 19. Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa ........................................ 172 Tabel 20. Lembar Observasi Partisipasi Siswa ............................................... 177 Tabel 21. Hasil Belajar Siswa ......................................................................... 182 xvi DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 ..................................................................... 85 Lampiran 2. Lembar Observasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share) .............. 87 Lampiran 3. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ................................... 90 Lampiran 4. Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa ..................................... 91 Lampiran 5. Lembar Observasi Partisipasi Siswa .......................................... 93 Lampiran 6. Lembar Perolehan Hasil Belajar Siswa ...................................... 96 Lampiran 7. Daftar Pembagian Kelompok Siswa ........................................... 98 Lampiran 8. Pedoman Wawancara ................................................................. 99 Siklus I Lampiran 9. Catatan Lapangan 2 .................................................................... 102 Lampiran 10. Dokumentasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share) ................... 108 Lampiran 11. Dokumentasi Tes Evaluasi Siklus I .......................................... 108 Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 109 Lampiran 13. Skenario Pembelajaran ............................................................. 114 Lampiran 14. Kisi-kisi Soal Diskusi Kelompok ............................................. 118 Lampiran 15. Kunci Jawab Soal Diskusi Kelompok ...................................... 119 Lampiran 16. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ................................................ 121 Lampiran 17. Kunci Jawab Soal Evaluasi Siklus I ......................................... 122 Lampiran 18. Lembar Observasi Penerapan (Think-Pair-Share) .................... 126 Lampiran 19. Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa ................................... 130 Lampiran 20. Lembar Observasi Partisipasi Siswa ........................................ 135 Lampiran 21. Hasil Belajar Siswa ................................................................... 140 Siklus II Lampiran 22. Catatan Lapangan 3 .................................................................. 143 Lampiran 23. Dokumentasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share) ................... 149 Lampiran 24. Dokumentasi Tes Evaluasi Siklus 1 ......................................... 149 xvii Lampiran 25. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .............................. 150 Lampiran 26. Skenario Pembelajaran ............................................................. 153 Lampiran 27. Kisi-kisi Soal Diskusi Kelompok ............................................. 157 Lampiran 28. Kunci Jawab Diskusi Kelompok .............................................. 158 Lampiran 29. Kisi-kisi Soal Latihan ............................................................... 160 Lampiran 30. Kunci Jawab Soal Latihan ........................................................ 161 Lampiran 31. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ............................................... 163 Lampiran 32. Kunci Jawab Soal Evaluasi ...................................................... 164 Lampiran 33. Lembar Observasi Penerapan (Think-Pair-Share) .................... 168 Lampiran 34. Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa ................................... 172 Lampiran 35. Lembar Observasi Partisipasi Siswa ........................................ 177 Lampiran 36. Hasil Belajar Siswa ................................................................... 182 Lampiran 37. Hasil Wawancara....................................................................... 184 Lampiran 38. Surat Permohonan Izin Penelitian Kepada Rektor UNS .......... 188 Lampiran 39. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi Kepada Dekan FKIP UNS ................................................................................ 189 Lampiran 40. Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan FKIP UNS ................ 190 Lampiran 41. Surat Keterangan Ijin penelitian kepada Kepala SMA Muhammadiyah 3 Masaran ..................................................... 191 Lampiran 42. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Masaran ............................... xviii 192 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan karena merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sejalan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat menuntut semua lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan mutu pendidikan sehingga menghasilkan SDM yang mampu mendukung pembangunan. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang berperan aktif dalam peningkatan mutu pendidikan serta berkaitan erat dengan kualitas proses belajar mengajar yang dilakukan guru dan siswa. Oleh karena itu, sekolah harus menyediakan lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk terlibat aktif dalam berbagai proses kegiatan belajar mengajar. Dampak pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bertanggung jawab, mandiri, terampil, kreatif dan produktif. Keberhasilan dalam menempuh pendidikan di sekolah yang telah ditempuh dalam kurun waktu tertentu dapat diukur melalui suatu prestasi belajar siswa yang tergantung pada proses belajar yang berkualitas. Salah satu indikator tercapainya hasil belajar adalah dengan diketahuinya prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Peningkatan hasil belajar siswa merupakan implementasi dari proses belajar siswa yang maksimal untuk mencapai prestasi yang optimal melalui perjuangan dengan dilandasi motivasi yang tinggi serta didukung oleh berbagai faktor. Faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar salah satunya motivasi siswa, sedangkan faktor eksternal yang ada diluar diri individu salah satunya adalah metode pembelajaran. 1 2 Pembelajaran didalam sekolah tidak terlepas dari kesesuaian metode yang digunakan guru pada saat menyampaikan materi pelajaran sangat berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk mencapai prestasi belajar yang baik seorang guru harus memilih metode yang tepat sesuai dengan kemampuan siswa untuk tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pemilihan metode yang tepat akan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar. Pemilihan suatu metode perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan, tujuan, waktu yang tersedia dan jumlah siswa serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses belajar mengajar. Guru harus dapat memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar pada saat menyampaikan materi pelajaran agar dapat menarik perhatian siswa dan mendorong motivasi siswa dalam belajar dengan cara melibatkan partisipasi siswa untuk lebih aktif, sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Partisipasi siswa yang kurang aktif dan rendahnya prestasi belajar siswa merupakan fenomena yang umum terjadi dalam pembelajaran. Jika hal ini dibiarkan dan tidak segera diatasi akan menyebabkan pembelajaran yang selanjutnya tidak akan mencapai hasil yang optimal. Permasalahan lainnya yang terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah yang sering terjadi yakni, mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa didalam kelas. Penekanan proses ini mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta, termasuk pada mata pelajaran akuntansi sehingga menjadikan siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsepnya dan benar-benar mengerti pengetahuan tersebut. Hal ini semua, disebabkan oleh metode yang digunakan masih konvensional dengan berpusat pada guru saat menyampaikan materi secara ceramah monoton sehingga siswa merasa kurang antusias dan berminat dalam proses belajar mengajar. Suasana pembelajaran yang demikian menyebabkan pencapaian prestasi belajar yang diperoleh siswa kurang maksimal. SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen merupakan salah satu sekolah swasta sebagai penyelenggara pendidikan formal yang kenyataannya selama ini guru belum dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dapat 3 dilihat dari rendahnya prestasi belajar siswa salah satu faktor penyebabnya adalah kurang tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses menyampaikan materi pelajaran di kelas. Guru selama ini masih menggunakan metode konvensional dengan ceramah yang monoton dan kurang menarik, sehingga kegiatan belajar yang dilakukan siswa sejak awal kurang antusias didalam proses belajar mengajar dengan hanya mendengar dan mencatat yang disampaikan oleh guru. Padahal mata pelajaran akuntansi sangat memerlukan pemahaman konsep tentang prosedur penyelasaian rumit dan kompleks semua itu tidak cukup hanya dipahami dengan menghafal, serta dibutuhkan ketrampilan menghitung yang masih dianggap sulit kebanyakkan siswa sehingga kurang mendorong motivasi siswa untuk belajar dan partisipasi siswa kurang aktif dalam proses pembelajarannya. Dari observasi awal yang telah dilakukan peneliti terhadap siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen ditemukan adanya permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar khususnya mata pelajaran akuntansi masih menunjukkan prestasi belajar kurang optimal atau rendah. Pada mata pelajaran akuntansi sebagian besar siswa kelas XI IPS 1 belum memenuhi standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atas nilai batas tuntas yaitu 62. Hal ini disebabkan, oleh penyampaian materi pelajaran yang disampaikan guru kepada siswanya kurang dapat diterima ataupun tidak dapat diterima sama sekali oleh siswanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen selama ini adalah kurang tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas. Metode pembelajaran selama ini masih menggunakan metode ceramah di kelas yang masih banyak didominasi oleh guru sehingga para siswa hanya diam mendengarkan materi yang disampaikan guru kemudian siswa mencatat materi tersebut. Oleh karena itu, guru tidak mengetahui sampai sejauh mana kemampauan siswa dalam menguasai dan memahami yang disampaikan karena guru beranggapan siswanya dengan diam dan mencatat sudah paham, namun kenyataanya ada siswa yang belum tentu paham. Hal ini menyebabkan 4 hasil belajar akuntansi siwa kurang maksimal saat diadakan evaluasi. Kebanyakan dari siswa merasa kurang menyukai mata palajaran akuntansi, karena mereka menggangap mata pelajaran akuntansi rumit dan sulit sehingga kurang mampu membangun motivasi belajar siswa dan partisipasi siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran. Permasalahan yang lain muncul pada saat kegiatan proses belajar mengajar berlangsung adalah siswa masih menunjukkan motivasi belajar yang rendah pada saat memperhatikan mata pelajaran akuntansi sehingga siswa cenderung kurang aktif berpartisipasi secara langsung dan tidak bersemangat. Beberapa sekelompok siswa tidak memperhatikan, mengobrol sendiri dengan teman sebangkunya pada saat guru menjelaskan di depan kelas, beberapa siswa jarang dan malu untuk bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum dimengerti dan mereka kuasai. Hal tersebut berakibat kurang maksimalnya hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi yang masih dianggap sulit karena kesulitan memahami konsep akuntansi, dan kurang didukung keterampilan dalam menghitung, serta adanya alokasi waktu pembelajaran untuk pelajaran akuntansi dirasa masih kurang cukup atau terbatas setiap minggunya. Alokasi waktu pembelajaran akuntansi yang terbatas mengakibatkan guru lebih banyak memberikan penjelasan sedikit tentang meteri yang disampaikan dengan metode ceramah sehingga siswa kurang memahami konsepnya yang berakibat pada perolehan hasil belajar siswa kurang maksimal yang ditunjukkan dengan rendahnya prestasi belajar di kelas pada saat diadakan evaluasi berupa tes tertulis atau ulangan. Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah metode pembelajaran yang kurang tepat. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang aktif, kreatif dan menyenangkan dalam proses penyampaian materi pelajaran yang dilakukan oleh guru berakibat pada prestasi belajar siswa kurang optimal. Oleh karena itu, guru perlu mengembangkan kreativitasnya dan memilih metode pembelajaran yang tepat bagi siswanya sesuai dengan tujuan pembelajaran selama ini digunakan, 5 sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang berlangsung secara efektif. Alternatif metode pembelajaran yang dapat menarik antusiasme dan minat siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar dan partisipasi siswa yang tinggi dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah melalui kreativitas yang dimiliki guru salah satunya dengan cara penerapan metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif sangat fokus pada penggunaan sekelompok kecil siswa untuk saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit pada mata pelajaran akuntansi dengan mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya dalam proses pembelajaran. Bagi siswa yang tidak menyukai pelajaran akuntansi, secara tidak langsung dituntut untuk belajar akuntansi dengan bantuan temannya sehingga memotivasi untuk belajar yang akan berdampak siswa aktif berpartisipasi dan prestasi belajar akuntansi cenderung mengalami peningkatan. Salah satunya metode yang dapat digunakan guru sebagai alternatif untuk pemecahan masalah tersebut adalah penggunaan Think-Pair-Share (TPS). Pemilihan metode ini memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam bentuk kelompok-kelompok kecil yang efektif memudahkan siswa dalam memahami materi dan memecahkan suatu permasalahan. Metode ini mengajarkan siswa untuk bekerja lebih mandiri serta bekerja sama dengan temannya dengan berpikir bersama-sama dan mengemukakan ide atau pendapatnya serta mengoptimalkan partisipasi siswa. Pembelajaran TPS ini pertama kali dikembangkan oleh oleh Frank Lyman dan koleganya dari Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arendas dalam Trianto (2007: 61) menyatakan bahwa, Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi pola diskusi kelas dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk dapat mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Diskusi dalam bentuk kelompok-kelompok kecil ini sangat efektif 6 untuk memudahkan siswanya dalam memahami materi dan memecahkan suatu permasalahan. Pembelajaran akuntansi untuk menjadi pembelajaran yang menarik dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu cara yang cukup efektif adalah Penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan metode TPS (ThinkPair-Share). Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraian diatas tersebut, maka peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul yaitu: “ UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI PENERAPAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE/BERPIKIR-BERPASANGANBERBAGI) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA MUHAMMADYAH 3 MASARAN DI SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan pada pembelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Muhammdiyah 3 Masaran sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang diterapkan guru belum efektif karena terbatasnya alokasi waktu pelajaran akuntansi dengan penjelasan materi yang disampaikan kurang cukup setiap minggunya. 2. Pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa rendah kemungkinan disebabkan oleh faktor dari siswa kurang antusias dan berminat mereka merasa proses pembelajaran selama ini kurang menarik, sehingga motivasi belajar yang dimiliki juga rendah dalam memperhatikan mata pelajaran akuntansi. 3. Partisipasi siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran akuntansi, siswa jarang dan malu bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. 4. Pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa rendah kemungkinan disebabkan oleh metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat sehingga siswa masih kesulitan mengerjakan soal-soal latihan, karena kurang memahami konsep mata pelajaran akuntansi. 7 C. Pembatasan Masalah Peneliti melakukan pembatasan masalah dari identifikasi masalah yang ada sehingga dapat dikaji lebih jelas dan secara mendalam. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen yaitu dengan: 1. Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada mata pelajaran Akuntansi. 2. Prestasi belajar akuntasi yang dimaksud berkenaan dalam penelitian ini pada nilai hasil belajar, motivasi belajar dan partisipasi siswa yang dicapai dalam mata pelajaran akuntansi. D. Perumusan Masalah Berdasarkan dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas peneliti dapat mengkaji secara jelas dan terarah, maka diperlukan rumusan masalah yang akan dibahas sebagai berikut: Rumusan Masalah Utama: ”Apakah terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen?” Bedasarkan rumusan masalah utama yang dikemukakan diatas, maka peneliti mengidentifikasi permasalahan utama tersebut menjadi permasalahan yang lebih khusus, Adapun rumusan masalah khususnya sebagai berikut: Rumusan Masalah Khusus: 1. Apakah terdapat peningkatan motivasi belajar akuntansi melalui penerapan metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen? 2. Apakah terdapat peningkatan partisipasi belajar akuntansi melalui penerapan metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen? 8 E. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan diatas tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: Tujuan Umum: Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen. Tujuan Khusus: 1. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar akuntansi melalui penerapan metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen. 2. Untuk mengetahui peningkatan partisipasi belajar akuntansi melalui penerapan metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat tersebut antara lain: 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan manfaat dalam dunia pendidikan untuk dapat memilih metode pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sesuai dengan materi pelajaran. b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi calon penelitian lain agar dijadikan dasar pemikiran lebih lanjut dalam dunia pendidikan yang berhubungan dengan hal yang sama. 2. Manfaat praktis a. Bagi Siswa Memberi kemudahan dalam memahami materi pelajaran khususnya bidang akuntansi sehingga berdampak pada meningkatnya prestasi belajar para siswa. 9 b. Bagi Sekolah Memberi sumbangan dalam rangka perbaikan metode pembelajaran yang lebih aktif, kreatif dan menyenangkan untuk dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan mutu pendidikan. c. Bagi guru Berperan sebagai sumber data untuk mengembangkan teknik dan metode pembelajaran yang tepat dalam menghasilkan output yang berkualitas. d. Bagi peneliti Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penggunaan metode pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS) yang diperoleh dibangku perkulihaan sebagai calon guru khususnya yang berkaitan dengan akuntansi serta dapat dijadikan untuk belajar menerapkan metode pembelajaran yang tepat. BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Metode Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) a. Pengertian Metode Pembelajaran Secara harfiah metode berarti ”cara”. Dalam pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan secara sistematis. Menurut Slameto (1995: 82) metode berati cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Nana Sudjana (2005: 76) ”Metode mengajar ialah cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungannya pada saat berlangsungnya pengajaran”. Pendapat tersebut diperkuat oleh Tardif dalam Muhibbin Syah (2008:201) ”Metode mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa”. Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa definisi metode mengajar adalah suatu cara atau teknik sistematis yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran agar siswa dapat memahami dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Metode pembelajaran yang telah dikembangkan saat ini antara lain metode ceramah, ekspositori, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, eksperimen, pembelajaran kooperatif dan lain-lain. Dalam penelitian ini akan diuraikan metode pembelajaran kooperatif. b. Pembelajaran Kooperatif Guru dapat menciptakan suatu kegiatan belajar mengajar yang dapat membangkitkan motivasi dan partisipasi siswa, salah satunya melalui metode pembelajaran kooperatif yaitu suatu pembelajaran yang dilakukan dengan siswa berdiskusi bersama, saling membantu dan bekerja sebagai tim (kelompok). 10 11 Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil yang anggotannya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009: 15) mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, menurut pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran dimana siswa belajar dalam suatu kelompok dengan bekerja sama dan saling membantu antara siswa yang satu dengan yang lainnya dalam mengerjakan tugas maupun membahas materi dalam proses pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang dikehendaki. Roger dan David Jonshon dalam Anita Lie (2008: 31) mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai cooperative learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan, yaitu: (1) Saling Ketergantungan Positif, (2) Tanggung Jawab Perseorangan, (3) Tatap Muka, (4) Komunikasi Antaranggota dan (5) Evaluasi Proses. Sedangkan menurut Ibrahim,et al dalam Isjroni (2009: 39), pada dasarnya model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu : 1) Hasil belajar akademik Hasil belajar akademik siswa dapat diperbaiki dan ditingkatkan melalui pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. 2) Penerimaan terhadap perbedaan individu Dalam pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok terdiri dari individu yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut antara lain berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuan. 12 Penerimaan terhadap suatu perbedaan individu dalam kelompok dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dan belajar saling menghargai satu sama lain dalam berbagai latar belakang kondisi. 3) Pengembangan keterampilan sosial Pengembangan keterampilan sosial mengajarkan kepada siswa untuk bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk dimiliki oleh siswa sebagai warga masyarakat, bangsa dan Negara dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin kompleks, serta mampu dalam menghadapi persaingan global untuk memenangkan persaingan. Model pembelajaran kooperatif berbeda dengan sekadar hanya belajar dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik untuk mengelola kelas dengan lebih efektif dan mendorong peningkatan siswa dalam memecahkan berbagai masalah materi pelajaran yang ditemui selama proses pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan tersebut. c. Metode TPS (Think-Pair-Share) Metode pembelajaran kooperatif TPS (Think-Pair-Share) merupakan metode sederhana tetapi sangat bermanfaat yang dikembangkan oleh Lyman dari Universitas Maryland (Slavin, 2008: 257). Metode pembelajaran seperti ini menempatkan pendidik sebagai fasilitator bukan sebagai pemberi informasi. Pembelajaran Think-Pair-Share merupakan metode pembelajaran kooperatif. Pendekatan ini memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut Anita Lie (2008: 56) menyatakan bahwa teknik belajar mengajar yang dikembangkan TPS oleh Frank Lyman dan Spence Kagen sebagai pembelajaran cooperatif Learning. Teknik ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Keunggulan lainnya dari teknik inik adalah optimalisasi partisipasi siswa dapat dilihat dari 13 siswa dapat berinteraksi dengan orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan yang ada, siwa lebih berani mengungkapkan pendapatnya, siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri maupun menerima umpan balik. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat bagi proses pendidikan jangka panjang. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Think-PairShare (TPS) ini sangat sistematis yang senantiasa memberikan siswa untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain dengan diskusi kelompok untuk dapat memecahkan masalah yang diberikan guru, sehingga siswa lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Metode pembelajaran Think-Pair-Share ini memiliki langkahlangkah yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain. Menurut Arends (2008: 15-16) langkah-langkah dalam pembelajaran ThinkPair-Share (TPS) sebagai berikut: 1) Berfikir (Thinking) Guru memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan atau isu secara mandiri. Biasanya guru memberikan waktu satu menit untuk siswa berfikir mandiri. 2) Berpasangan (Pairing) Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada langkah pertama. Interaksi pada tahap ini juga diharapkan dapat menghasilkan jawaban bersama jika pertanyaan telah diidentifikasi. Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan. 14 3) Berbagai (Sharing) Guru meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah didiskusikan. Langkah ini dilakukan dengan cara bergantian pasangan demi pasangan dan dilanjutkan sampai beberapa siswa yang telah mendapatkan kesempatan untuk melaporkan, paling tidak sekitar seperempat pasangan, tetapi disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Pada langkah ini akan menjadi efektif apabila guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang lain. Sedangkan, Anita Lie (2008: 58) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) sebagai berikut: 1) Guru membagi siswa kedalam kelompok berempat dan memberikan tugas pada semua kelompok. 2) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri. 3) Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan berdiskusi dengan pasangannya. 4) Kedua pasangan tersebut bertemu kembali dalam kelompok berempat. Siswa mempunyai kesempatan untuk dapat membagikan hasil kerjanya kepada kelompok. Setiap metode pembelajaran pasti mempunyai suatu kelebihan dan kekurangannya yang digunakan dalam semua mata pelajaran. Menurut Anita Lie (2008: 46) menyatakan kelebihan dan kekurangan kelompok berpasangan adalah sebagai berikut: a) Kelebihan (1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran (2) Cocok digunakan untuk tugas yang sederhana (3) Memberikan lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masingmasing anggota kelompok (4) Interaksi antar pasangan lebih mudah (5) Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya b) Kekurangan (1) Banyak kelompok yang akan melapor dan perlu dimonitor (2) Lebih sedikit ide yang muncul (3) Jika ada masalah tidak ada penengah 15 Metode Think-Pair-Share (TPS) mempunyai kelebihan yaitu suatu metode yang memberi siswa kesempatan untuk dapat bekerja sendiri dan menunjukkan partisipasi aktif untuk bekerjasama dengan orang lain dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Metode ini juga dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik. Sedangkan kelemahan yang ada pada metode TPS ini diharapkan dapat diminimalisir dengan peran guru. 2. Hakikat Motivasi Belajar a. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi siswa merupakan salah satu faktor dalam belajar yang dapat dipengaruhi secara positif oleh guru yang bersemangat dan menarik perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan dengan cara tertentu, maka dalam diri siswa akan timbul minatnya untuk mempelajari materi tersebut. Tumbuhnya perhatian dan minat siswa belajar dianggap telah tumbuhnya motivasi belajar dalam diri siswa yang bersangkutan. Guru juga perlu memberikan umpan balik yang positif selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Untuk itu, guru perlu menciptakan suasana lingkungan kelas yang menyenangkan dan menunjang sehingga dapat membangkitkan motivasi siswa untuk mencapai hasil atau prestasi belajar yang positif. Mc Donald dalam bukunya Oemar Hamalik (2003: 106) merumuskan, bahwa....”Motivation is an energy within the person characterized by affectife arousal and anticipatory goal reaction”, yang diartikan motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 26) ”Motivasi belajar merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreaktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor”. Menurut Sardiman A.M. (2001: 73) mengatakan dalam kegiatan 16 belajar ”Motivasi belajar adalah keseluruhan daya pengerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar, yang menjamin suatu keberlangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai”. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang atau peserta didik dengan timbulnya perasaan dan keinginan yang kuat untuk belajar secara aktif, kreaktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Motivasi belajar ini juga dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya. b. Ciri-Ciri Motivasi Disadari atau tidak setiap kegiatan manusia pasti didasari adanya motivasi, terutama dalam belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi yang ada pada diri seseorang dapat diketahui dari perilakunya. Menurut Sardiman A.M. (2001: 81) seseorang dikatakan memiliki motivasi apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai). 2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah dicapainya). 3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk orang dewasa” (misalnya masalah pembangunan agama, politik, ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan terhadap setiap tindak criminal, amoral, dan sebagainya). 4) Lebih senang bekerja mandiri. 5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif). 6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu). 7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu. 17 8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri tersebut, maka dapat dikatakan seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Oleh karena itu, guru harus berupaya memupuk motivasi belajar siswa, salah satunya dengan menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Diantaranya dapat diciptakan melalui penerapan metode pembelajaran yang inovatif, penilaian yang efektif, dan sebagainya. c. Fungsi dan Sifat Motivasi Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya (2003: 108) mengemukakan fungsi motivasi sebagai berikut: 1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar. 2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. 3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Berdasarkan fungsi motivasi yang dikemukakan diatas, juga dinyatakan motivasi memiliki dua sifat, motivasi intrinsik dan motivasi ekstrensik. 1) Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi ini sering disebut ”motivasi murni”, atau motivasi yang timbul dari dalam diri peserta didik, misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar dapat memberikan 18 sumbangan kepada kelompok, keinginan untuk diterima oleh orang lain, dan sebagainya. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar. 2) Motivasi ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti : angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah, medali, pertentangan dan persaingan, yang bersifat negatif ialah ejekan, dan hukuman. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan didalam sekolah, sebab pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Ada kemungkinan peserta didik belum menyadari pentingnya bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam keadaan ini peserta didik yang bersangkutan perlu dimotivasi agar belajar dan guru berupaya membangkitkan motivasi belajar peserta didik sesuai dengan keadaan peserta didik itu sendiri. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik (Sardiman A.M., 2001: 83). Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Dengan demikian, antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sulit untuk menentukan mana yang lebih baik. Selalu menghendaki timbulnya motivasi instrinsik, akan tetapi motivasi ini tidak mudah dan tidak selalu dapat timbul. Di pihak lain, guru bertanggung jawab supaya pembelajaran berhasil dengan baik dan guru berupaya mendorong dan membangkitkan motivasi ekstrinsik pada peserta didiknya sehingga diharapkan timbul kesadaran dalam diri peserta didik itu sendiri untuk melakukan kegiatan belajar. 3. Hakikat Partisipasi Siswa a. Pengertian Partisipasi Siswa Kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan baik seorang guru diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar yang dapat mendorong peran aktif dan partisipasi siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung siswa 19 harus aktif dengan ikut terlibat secara penuh dalam kegiatan belajar yang dilakukan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 732) pengertiannya partisipasi adalah turut berperan serta dalam kegiatan, sedangkan partisipan orang yang ikut serta dalam suatu kegiatan. Dalam hal ini partisipasi atau keterlibatan siswa merupakan suatu kegiatan dimana subjek yang belajar atau siswa berperan aktif dengan ikut serta dalam mempraktekkan sesuatu, baik secara terbuka maupun secara tertutup dalam proses belajar mengajar. Menurut Dimyati dan Mudjiono (1994: 43) menyatakan bahwa berpartisipasi atau keterlibatan siswa dalam belajar tidak hanya berupa keterlibatan tetapi terutama adalah keterlibatan emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif, dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, serta pada saat latihan-latihan unuk membentuk ketrampilan. Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi siswa adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran mencakup dua hal utama yaitu keterlibatan fisik dan keterlibatan psikis. Keterlibatan secara fisik dapat diamati dari kegiatan siswa seperti membaca, menulis, keaktifan bertanya, ketrampilan menghitung, dan lain sebagainya. Kegiatan psikis atau emosional misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan masalah yang dihadapi, membuat kesimpulan dari hasil kegiatan belajar, bekerjasama dengan berdiskusi kelompok memecahkan masalah atau soal yang diberikan guru dan kegiatan psikis sebagainya. b. Faktor-faktor yang Mendorong Peserta Didik Berpartisipasi Aktif Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswanya terlibat secara langsung di dalam kelas terus berkelanjutan, hal tersebut dapat dilihat dari keaktifan atau partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. Menurut Malone dalam Sobri Sutikno (2004: 29), agar peserta didik terdorong untuk berpartisipasi aktif dan efisien dalam belajar diperlukan beberapa faktor, yaitu: 20 1) Harus memilikinya motivasi, alasan dan tujuan belajar yang jelas dan dibantu oleh guru mereka. 2) Harus ada tujuan pembelajaran yang jelas, peserta didik akan belajar secara efektif karena mereka memiliki gambaran umum tentang topik yang dipelajari. 3) Tujuan pembelajaran yang jelas beserta jadwal pencapaiannya juga dapat berfungsi sebagai sebuah rencana yang harus dilaksanakan oleh peserta didik. 4) Peserta didik memerlukan umpan balik selama proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan keberhasilan yang teleh dicapainya. 5) Apa yang dipelajarinya harus memiliki relevansi dengan kebutuhan mereka. 6) Peserta didik memerlukan dorongan agar mampu menerapkan. Sedangkan, menurut Sudjana (1993: 30) dalam E. Mulyasa (2005: 156-157) mengemukakan syarat kelas yang efektif jika di dalamnya terdapat keterlibatan, tanggung jawab dan umpan balik dari peserta didik. Dalam proses pembelajaran bukan guru yang berperan aktif dalam memberikan pengetahuan kepada siswa tetapi siswa memiliki kesadaran dan tanggung jawab pribadi membentuk pengetahuhannya sendiri dengan bimbingan dari guru. Partisipasi peserta didik dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara, antara lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon peserta didik secara positif, menggunakan metode yang bervariasi yang lebih melibatkan peserta didik. Nana Sudjana (1995: 61) secara lebih terperinci mengemukakan tentang ciri-ciri siswa yang aktif, yaitu: 1) Terlibat dalam pemecahan masalah 2) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya 3) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah 4) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya 5) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya 6) Melatih diri dalam memecahkan soal 7) Kesempatan menggunakan atau menerapkan tugas persoalan yang dihadapinya. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan bahwa proses belajar mengajar di kelas yang efektif apabila didalamnya bukan hanya guru yang 21 berperan aktif tetapi juga memperhatikan keterlibatan partisipasi siswa atau peserta didik sangat dibutuhkan, salah satunya dilihat dari keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dengan harapan adanya keterlibatan partisipasi siswa secara penuh dapat menimbulkan minat dalam diri siswa maka motivasi belajar juga meningkat sehingga dapat mendorong pencapaian hasil atau prestasi belajar yang baik optimal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Peneliti akan menggunakan indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran sebagai penilaian meliputi : 1) Keaktifan siswa selama apersepsi, 2) Keaktifan siswa bekerjasama dalam mengikuti diskusi kelompok, 3) Kemampuan siswa dalam bertanya, 4) Kemampuan siswa mengungkapkan/mengemukakan pendapat , 5) Kemampuan siswa mengerjakan soal/tugas yang diberikan. 4. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya selalu berkenaan dengan perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarahkan kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal ini yang selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang terbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. Unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekan dalam rumusan atau definisi tentang belajar, yang dikemukakan para ahli dibidangnya. Menurut Witherington dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003: 155), bahwa “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. W.S. Winkel dalam Gino (1999: 6) “Belajar aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan pemahaman, ketrampilan dan nilai, sikap. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses aktivitas yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan, 22 perubahan yang terjadi sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Belajar sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menurut Slameto (1995: 54) dibagi menjadi dua, yaitu meliputi: faktor internal dan faktor eksternal. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu seseorang. Faktor intern meliputi tiga faktor yaitu: 1) Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan, cacat tubuh. 2) Faktor psikologis, yang meliputi inteligensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan siswa. 3) Faktor kelelahan. Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ekstern terdiri atas tiga macam, yaitu : 1) Faktor keluarga, yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. 2) Faktor sekolah yang meliputi : metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah. 3) Faktor masyarakat, yang meliputi : kegiatan siswa dalam masayrakat, media masa, teman bergaul, bentuk kegiatan masyarakat. Faktor-faktor yang disebutkan diatas sangat berpengaruh terhadap pencapaian prestasi belajar seseorang. Hal ini dikarenakan kedua faktor tersebut saling bersinergi dan memudahkan siswa dalam mencapai prestasi belajar yang optimal. 23 c. Pengertian Prestasi Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang penting dalan kehidupan manusia yang dapat menghasilkan suatu perubahan tingkah laku dalam diri individu. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar diperlukan suatu evaluasi yang bertujuan mengetahui prestasi siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar dan kegiatan belajar dua hal yang tidak dapat dipisahkan karena kegiatan belajar merupakan suatu proses belajar, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar itu sendiri. Pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli pendapatnya berbeda-beda antara satu dengan yang lain sesuai dengan sudut pandangan mereka. Menurut Saifudin Azwar (2002: 13) menyatakan ”Prestasi adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”. Oemar Hamalik (2003: 159), “ Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar “. Menurut beliau, prestasi merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui karena dengan adanya prestasi yang diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, maupun kalimat dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. Sedangkan Zainal Arifin (1991: 3) ”Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan setiap manusia karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu berusaha mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-masing”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu hasil yang bersifat perenial senantiasa ingin dicapai seseorang atau siswa dalam kegiatan belajar sesuai bidang dan kemampuan masing-masing yang dipelajarinya diwujudkan dalam bentuk angka, simbol maupun kalimat. Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi belajar telah dicapai peserta didik, maka diadakan kegiatan evaluasi tehadap penilaian hasil dan proses belajar yang bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Oemar Hamalik 24 (2003: 159) dalam bukunya menyatakan tentang evaluasi hasil belajar merupakan: Keseluruhan kegiatan dari suatu pengukuran (pengumpulan data dan informasi),pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk kepada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku. Dari hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar dan materi yang belum dikuasai peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan Zainal Arifin (1991: 3-4) mengemukakan dalam belajar, prestasi mempunyai beberapa fungsi utama sebagai berikut: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dimiliki peserta didik. 2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Prentasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi pendidikan. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. Berdasarkan fungsi prestasi belajar yang telah disebutkan di atas, maka dapat diketahui bahwa pentingnya untuk mengetahui keberhasilan atau kegagalan dalam belajar dapat dilihat dari prestasi yang telah dicapai. Prestasi belajar siswa baik secara individu maupun kelompok dalam kegiatan belajar berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena fungsi prestasi belajar tidak hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan, bagi guru prestasi belajar bermanfaat untuk melakukan umpan balik dalam melaksanakan proses belajar mengajar, apakah perlu diadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar atau tidak perlu. 25 d. Pengertian Akuntansi Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan dalam pendidikan menegah atas yaitu, SMA dan SMK. Mata pelajaran ini di SMA pada jurusan IPS yang banyak hitungan serta pembuatan kolom yang diperlukan pada hampir setiap pokok bahasan, Sehingga siswa harus benarbenar memahami konsepnya. Oleh kerena itu, perlu memahami akuntansi itu sendiri. Banyak ahli yang memberikan definisi akuntansi berbeda-beda dari sudut pandang masing-masing. American Accounting Association dalam Soemarso (2004: 3) mendefinisikan akuntansi sebagai:”... proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi,untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut”. Menurut Ahmed Belkaoi dalam R. Baswir (1995: 4) ”Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan, yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusankeputusan ekonomi diantara sebagai alternatif tindakan”. Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi mengandung dua pengertian baik dari segi proses dan konsep. Pengertian akuntansi dari segi proses yaitu akuntansi merupakan suatu proses yang bertahap terdiri dari tahap mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi, sedangkan dari segi konsep yaitu akuntansi merupakan suatu disiplin ilmu yang menghasilkan informasi keuangan yang dapat digunakan dalam penilaian dan pengambilan keputusan-keputusan yang jelas dan tegas mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan. B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang relevan digunakan sebagi acuan dan pembanding penelitian yang akan dilakukan. Selaras dengan judul penelitian yang diambil yaitu, ”Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir- 26 Berpasangan-Berbagi) Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran Di Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut : 1. Giyastutik (2008) dalam skripsinya yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Karanganyar Tahun pelajaran 2007/2008” Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar diukur dari evaluasi siklus I dan II dengan rata-rata pencapaian kognitif pada siklus I sebesar 72,13% dan pada siklus II sebesar 80,46%. Capaian rata-rata afektif pada siklus I sebesar 71,52% dan pada siklus II sebesar 80,61%. Capaian rataratapsikomotor siswa yang bersikap positif pada siklus I sebesar 73,33% dan pada siklus II sebesar 87,5%. Sebagai data pendukung,capaian kepuasan siswa terhadap penggunaan Think-Pair-Share pada siklus I sebesar 68,77% dan pada siklus II nenjadi 78,01% serta performence guru pada siklus I sebesar 72,06% menjadi 80,26% pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif ThinkPair-Share dapat meningkatkan hasil belajar biologi. 2. Septriana dan Handoyo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ”Penerapan Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi siwa kelas X SMA MAN 1 Malang ” Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa setelah adanya penerapan TPS (Think-Pair-Share) dalam proses pembelajaran kooperatif mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase keberhasilan tindakan sebesar 65.68% dalam katagori sedang, sedangkan dan pada siklus II meningkat menjadi 85.29% dalam katogori baik. Prestasi belajar siswa setelah penerapan TPS (Think-Pair-Share) juga mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata sebesar 71.76 dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 64.71% dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 76.03% dengan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah sebanyak 79,41%”. Persamaan penelitian dengan penelitian sebelumnya yang akan dilakukan penulis adalah penerapan metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-BerpasanganBerbagi) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedangkan perbedaannya 27 terletak pada bentuk penelitian dan teknik analisis. Penelitian yang akan dilakukan penulis merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik analisis statistik sederhana. C. Kerangka Pemikiran Kerangka berfikir merupakan alur penalaran untuk sampai pada jawaban sementara atau masalah yang dirumuskan. Kerangka berfikir ini digambarkan dengan suatu skema secara holistik dan sistematik. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: Permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah 1) Metode pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru dengan ceramah konvensional dalam proses belajar mengajar sehingga siswa kurang antusias dan berminat, 2) Motivasi siswa belajar rendah dalam memperhatikan pelajaran karena kurang bersemangat, 3) Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar mengajar ditandai jarang bertanya sehingga masih kesulitan memahami konsepnya, 4) Prestasi belajar siswa kurang optimal terhadap mata pelajaran akuntansi. Hal tersebut menjadi indikator bahwa pencapaian prestasi belajar siswa kurang maksimal atau rendah. Hal ini semua menyebabkan guru menghadapi suatu masalah dalam membangkitkan motivasi, partisipasi atau keaktifan dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pencapaian prestasi belajar akuntansi, peneliti akan menerapkan metode Think-Pair-Share (TPS) dengan diskusi, agar siswa lebih antusias dan berminat sehingga akan meningkatkan kesadaran diri siswa terhadap kemampuannya dan kebutuhan untuk belajar yang dapat mendorong semangat serta dengan sendirinya dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang tinggi untuk memperbaiki kekuranganya. Motivasi merupakan salah satu faktor penting sebagai usaha dalam meningkatkan pencapaian prestasi belajar melalui penerapan TPS (Think-Pair-Share). Oleh karena itu, motivasi siswa dalam belajar perlu dikembangkan dan ditingkatkan pada diri siswa yang dapat menjadikan partisipasi siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar akuntansi dan bersemangat belajar sehingga pemahaman serta kreativitas siswa 28 akan lebih meningkat terhadap pemecahan masalah atau soal akuntansi, dengan demikian prestasi belajar akuntansi siswa juga meningkat. Selaras dengan judul penelitian yang diambil yaitu, ”Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/ Berpikir-Berpasangan-Berbagi) Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen”, digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut: Penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/BerpikirBerpasangan-Berbagi). Motivasi belajar siswa meningkat ditandai adanya kesadaran diri untuk belajar dan lebih memperhatikan pelajaran karena lebih antusias dan berminat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar akuntansi yang tidak hanya berpusat pada guru dengan metode ceramah, maka keaktifan siswa juga akan meningkat Partisipasi siswa meningkat ditandai adanya keterlibatan siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar untuk memecahkan soal yang dapat mengakibatkan pemahaman siswa menjadi lebih meningkat terhadap mata pelajaran akuntansi Prestasi belajar akuntansi siswa meningkat (siswa lebih bersemangat) Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran PTK 29 D. Hipotesis Tindakan Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari masalah yang telah dirumuskan kebenaranya masih lemah sehingga masih perlu diuji kebenarannya. Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis tindakan ini dapat dirumuskan bahwa “Penerapan metode TPS (ThinkPair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) dalam pembelajaran akuntansi dapat meningkatkan prestasi belajar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen Tahun pelajaran 2009/2010”. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan SMA Muhammadyah 3 Masaran Di Sragen. Alasan pemilihan tempat tersebut adalah pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran Di Sragen dengan pertimbangan sebagai berikut: a. SMA Muhammadyah 3 Masaran telah memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian. b. Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai subjek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. c. Antara peneliti dan pihak sekolah sudah ada hubungan yang baik. d. Dilihat dari segi efisiensi, tanpa mengurangi harapan tentang kualitas hasil penelitian, lokasi penelitian sangat menguntungkan bagi peneliti karena dekat dengan tempat tinggal peneliti. e. Kualitas proses dan hasil belajar akuntansi kelas XI IPS 1 belum optimal, sehingga peneliti perlu mengadakan penerapan metode TPS (Think-PairShare) yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Pelaksanaan ini dilakukan dengan dua siklus dimana peneliti sebagai pengajar dan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran akuntansi yaitu ibu Sri Supartinih, S.Pd. yang membantu dalam pelaksanaan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian terkontrol sekaligus menjadi kevalidan hasil penelitian. 30 31 2. Waktu Penelitian Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan April 2010 sampai dengan bulan Mei 2010, waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian Jenis Kegiatan 1.Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul Januari Pebruari Maret April Mei Juni b. Penyusunan Proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3.Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II 4. Review 5. Penyusunan Laporan B. Subyek Penelitian Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subjek penelitian adalah SMA Muhammadyah 3 Masaran pada siswa kelas XI IPS 1 yang terdiri dari 44 siswa. C. Metode Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan kelas (PTK) yang dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikan seperti apa adanya. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas. Zainal Agib (2009: 127) mengemukakan bahwa PTK (Classroom Action Research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat 32 ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 58), pengertian dari PTK adalah ”Penelitian tindakan (action researcs) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”. Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui PTK antara lain siswa, guru, materi pelajaran, peralatan, hasil pembelajaran, lingkungan, dan pengelolaan (Suharsimi Arikunto, 2009: 58). Untuk lebih memahami PTK, perlu mengetahui karakteristik dari PTK itu sendiri. Menurut Zainal Agib (2009: 128) karakteristik PTK meliputi: 1. 2. 3. 4. Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek instruksional 5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus 6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya untuk menanggulangi masalah dalam proses pembelajaran, serta bertujuan melakukan perbaikan dalam berbagai aspek atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui empat langkah utama yang saling berkaitan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model PTK sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2007: 74). 33 Untuk lebih jelas mengenai tahapannya dapat dilihat bagan sebagai berikut: Permasalahan Siklus I Permasalahan baru Hasil refleksi Perencanaan Tindakan I Refleksi I Perencanaan Tindakan II Siklus II Refleksi II Apabila permasalahan belum terselesaikan Pelaksanaan Tindakan I Pengamatan/ Pengumpulan Data I Pelaksanaan Tindakan II Pengamatan/ Pengumpulan Data II Dilanjutkan ke siklus berikutnya Gambar 2. Model Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 74) Keterangan: Rincian kegiatan pada tahapan adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut: 34 a. Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benarbenar faktual terjadi di lapangan, masalah yang bersifat umum di kelasnya, masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu dari hasil pembelajaran, dan masalahpun harus dalam jangkauan kemampuan dari peneliti. b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang natinya akan melatarbelakangi PTK. c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan. d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan berbagai alternatif tindakan dalam pemecahan masalah, kemudian dipilih tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan oleh guru. e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu. f. Membuat secara rinci rancangan tindakan. 2. Tindakan Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan. Skenario atau rancangan dari tindakan yang akan dilakukan, hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan,(b) kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis alat atau instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan suatu data atau pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya. 35 3. Observasi dan interpretasi Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang yang sudah dibuat dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang telah disusun oleh peneliti, termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap proses pembelajaran siswa di kelas. Data yang dikumpulkan dapat berupa hasil kuis, tes, presentasi atau yang menggambarkan motivasi siswa, partisipasi aktif siswa dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Semua data yang telah terkumpul memerlukan suatu analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. 4. Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat suatu masalah dari proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus tahap berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi. D. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka tekinik pengumpulan data yang digunakan: 1. Wawancara Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa untuk mengali informasi guna memperoleh data yang terkait dengan aspek-aspek pembelajaran, penentuan tindakan dan respon yang diberikan sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Jenis wawancara yang digunakan adalah 36 wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara memberikan pertanyaan sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, namun cara menyampaikan pertanyaan tersebut tergantung pada kebijaksanaan pewawancara. 2. Observasi Observasi dilakukan kolaborasi antara peneliti dan guru dengan melaksanakan, mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan dan kelebihan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengamati pelaksanaan perkembangan pembelajaran akuntansi yang dilakukan oleh para siswa. Pengamatan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah siklus penelitian berlangsung. 3. Angket Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket sederhana, yaitu menyusun daftar pernyataan yang sesuai dengan data yang dibutuhkan oleh peneliti yang ditujukan kepada responden. 4. Tes Tes merupakan alat ukur yang berupa pertannyaan atau alat lain yang digunakan peneliti untuk dapat mengetahui dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Tes digunakan untuk dapat mengetahui seberapa jauh tingkat perkembangan atau keberhasilan belajar siswa setelah kegiatan pelaksanaan tindakan. Tes yang digunakan dalam bentuk tertulis dengan soal esai. 5. Dokumentasi Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Dokumentasi non-tes ini, yaitu dokumentasi berupa gambar atau foto proses belajar mengajar. 37 E. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu: 1. Tahap Pengenalan Masalah Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah: a. Mengidentifikasi masalah b. Menganalisis maslaah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan. c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi 2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan a. Penyusunan jadwal penelitian b. Penyusunan rencana pembelajaran c. Penyusunan soal evaluasi 3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. 4. Tahap Implementasi Tindakan Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran akuntansi melalui penerapan metode pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share dalam proses pembelajaran akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan. 5. Tahap Pengamatan Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru. 6. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian. 38 F. Proses Penelitian Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian adalah meningkatnya pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa melalui penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think-Pair-Share). Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua siklus dijelaskan sebagai berikut: 1. Rancangan Siklus I a. Perencanaan Tindakan Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan persiapan dan perencanaan sesuai skenario pembelajaran dengan metode pembelajaran TPS (Think-PairShare), yaitu meliputi: 1) Membuat suatu skenario pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai dengan metode pembelajaran TPS (Think-PairShare). 2) Menyusun lembar observasi untuk guru dan siswa dengan tujuan agar dapat mengamati kondisi belajar dan mengukur hasil pembelajaran di kelas pada saat metode TPS (Think-Pair-Share) diterapkan. 3) Mempersiapkan instrument berupa kopian permasalahan yang timbul dalam materi yang disampaikan guru kemudian didiskusikan. 4) Guru merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar didasarkan pada penyebaran tingkat kecerdasan secara heterogen, tiap kelompok beranggotakan 4-6 orang peserta didik. 5) Menyiapkan instrument yang berupa test dan non-test. Instrument test dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus) sedangkan instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati partisipasi (keaktifan) dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung dengan tujuan agar dapat mengamati kondisi belajar di kelas pada saat TPS diterapkan. 6) Menetapkan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran. 39 Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa Presentasi target pencapaian Cara mengukur Penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share) 80% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi pengamatan kelas. Motivasi belajar siswa 80% Dihitung dengan menggunakan lembar angket sederhana berupa pernyataan dari peneliti dan dihitung dari jumlah siswa yang mengisi angket. Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran. 80% Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi partisipasi siswa. Prestasi belajar siswa dari ketuntasan hasil belajar (standar nilai 6,2) 80% Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 62 ke atas, Nilai diperoleh siswa dari tes evaluasi yang dihitung dari ∑ siswa tuntas x 100% ∑seluruh siswa untuk siswa yang mendapat nilai 62 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar. Aspek yang diukur b. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran yang telah, direncanakan, disusun dan dilakukan peneliti bersama guru dengan observasi terhadap dampak tindakan. Dalam penelitian ini keseluruhan tindakan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi yang sebelumnya kurang mencapai hasil yang maksimal. Pelaksanaan tindakan dilakukan untuk mengefektifkan proses pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar siswa, mengaktifkan partisipasi siswa dan meningkatkan hasil belajar/prestasi belajar siswa yang optimal. 40 Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan melakukan apersepsi materi tentang materi yang sebelumnya. 2) Guru menyajikan materi secara klasikal, kemudian menyampaikan suatu permasalahan kepada siswa. 3) Guru membagi kelompok secara heterogen sesuai dengan tingkat kecerdasan akademiknya tiap kelompok berangotakan 4-6 siswa. 4) Guru memberi soal atau tugas kepada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan masalah yang telah disediakan. 5) Guru meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri atau secara mandiri mengenai jawaban atau masalah terlebih dahulu sebelum didiskusikan dengan temannya. 6) Guru meminta siswa berpasangan dalam satu kelompoknya dan mendiskusikan apa yang mereka peroleh mengenai masalah yang diajukan tadi sekitar 5-10 menit, selanjutnya berbagi jawaban dengan seluruh teman dikelompoknya untuk mendiskusikan dari apa yang telah dijawab dan dipikirkannya. Dengan menemukan jawaban yang tepat untuk disimpulkan hasil kerja dari diskusi kelompoknya. 7) Guru memimpin pleno diskusi kecil meminta semua kelompok tersebut untuk berbagi (share) dengan kelas secara keseluruhan dan menunjuk salah satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya serta siswa lain menanggapinya. 8) Guru dan siswa bersama-sama memberi kesimpulan dan penambahan materi yang belum diungkap siswa. 9) Guru memberikan penghargaan berupa pujian atau ucapan selamat. 10) Guru menutup pelajaran. 11) Guru melakukan evaluasi dengan memberikan kuis individual. c. Observasi dan Interprestasi Tahap observasi dan interprestasi ini, dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan aktivitas penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think- 41 Pair-Share) pada proses pembelajaran akuntansi tentang kekurangan dan kelebihan aplikasi tindakan pertama untuk mendapatkan data. d. Refleksi Tahap refleksi, dilakukan dengan menganalisis data yang diperoleh dari hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagaimana yang perlu dilakukan dalam perbaikan/penyempurnaan dan bagaimana yang telah memenuhi target sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan keaktifan partisipasi siswa dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sehingga hasil refleksi ini akan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada pertemuan berikutnya atau siklus II. 2. Rancangan Siklus II Pada siklus II perencanaan tindakan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntasi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat SMA Muhammadyah 3 Masaran Pada awal mulanya SMA Muhammadyah atas ide dari Bapak Drs. Suparno dan keluarga besarnya, setelah ada suatu kesepakatan bersama kemudian mengajak dan mengundang semua tokoh-tokoh Muhammadyah Kecamatan di Masaran untuk bermusyawarah dalam pembentukan kepengurusan berdirinya SMA Muhammadyah 3 Masaran pada tanggal 5 september 1979 sebagai berikut: Pembina Ketua : Bp. Soetimbul (Almarhum) I : Bp. Drs. Suparno II : Bp. Drs. MG. Suwarno Sekertaris I : Bp. M. Mawardi II : Bp. YS. Sugiman III : Bp. Sungadi Bendahara I II Pembantu Umum : Bp. Abdul Salam (Almarhum) : Bp. Ali Mursidi (Almarhum) : 1. Bp. Asyhri (Almarhum) 2. Bp. Sungadi (Almarhum) 3. Bp. Dibyo Sarono 4. Bp. Supandi, BcHk 5. Bp. Abduk Manan, BA Sebelum dan sesudahnya terbentuk pengurus tersebut sekolah SMA mulai beroperasi membuka atau menerima siswa baru pada tahun pelajaran 1978/1979 dengan jumlah siswa kelas 1 sebanyak 15 anak sampai pada ujian Negara bertahan menjadi 11 anak, untuk ujian Negara bergabung dengan SMA Negeri 1 Sragen dan SMA Gemolong. Jumlah siswanya dari tahun ke tahun terjadi peningkatan sampai sekarang. Untuk ujian bergabung dengan SMA Negeri 1 Sragen dan SMA Negeri 2 Sragen bertahan sampai tahun ajaran 1985/1986 setelah itu melakukan ujian sendiri. 42 43 Perubahan status sekolah bermula dari DIAKUI menjadi MANDIRI, satus mandiri tersebut bertahan sampai pada tahun 1989/1990. Pada tahun ajaran 1990/1991 sekolah mengajukan untuk diakreditasi oleh team dari Diknas Propinsi Jawa Tengah dan disetujui , maka pada tahun 1992/1993 SMA Muhammadyah 3 Masaran menjadi status DISAMAKAN dan setiap ada akreditasi ulang hasilnya tetap DISAMAKAN sampai tahun 2004/2005 kemudian ada akreditasi pada tahun tersebut dari Diknas Propinsi Jawa Tengah (BASPROP) SMA Muhammadyah 3 Masaran dipercaya menjadi Status TERAKREDITASI “A” untuk tahun pelajaran 2005/2006. Pada awal berdirinya SMA Muhammadyah 3 Masaran belum memiliki gedung masih menempati SMP Muhammadyah 2 Masaran dan siswanya masuk pada siang hari kondisini ini bertahan sampai tahun 1981/1982. Pada pertengahan tahun tersebut ada seorang dermawan yang member tanah wakaf pekarangan sekaligus membuatkan sebuah masjid, tiga setengah ruang kelas pembelajaran untuk siswa, sebuah ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha yang sampai sekarang masi ditempati. Bpk. Syarif Wiryodiono berasal dari kampung Kuyang desa Kliwonan, Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen yang member tanah wakaf tersebut. Setelah mendapatkan tanah wakaf tersebut, SMA Muhammadyah 3 Masaran berusaha untuk berkembang terus walaupun banyak rintangan dan kendala tetapi dapat kita lihat hasilnya sejak dari tahun 2003/2004 sampai sekarang dari berbagai pengajuan proposal baik dari Block Grand dan APBD sudah terdapat laboraturium komputer, bangunan gedung baru yang berlantai dua serta alat-alat dan sebagainya. Sejak awal berdirinya sampai Tahun 2009 SMA Muhammadyah 3 Masaran telah mengalami pergantian 4 orang Kepala Sekolah, yaitu Bp. Drs. Suparno, Bp. Ahmad Sukiban, BA , Bp. Drs. H. Mastur Abbas, serta Bp.Drs. H. Mochtar Effendi beliaulah yang secara gigih memperjuangkan aspirasi warga Masaran untuk memiliki SMA yang maju dan berkualitas dengan siswa berprestasi yang kuat iman dan berpengetahuan yang luas. Keempat Kepala Sekolah tersebut telah berhasil memberi warna sekolah yang dipimpin sehingga selalu tampil di jajaran paling depan dalam pendidikan. Masing-masing memiliki 44 ciri khas yang patut diteladani oleh guru dan siswa, SMA Muhammadyah 3 Masaran yaitu tidak pernah berhenti untuk belajar, jujur, sabar, disiplin yang tinggi, selalu berhasil dalam diplomasi dan selalu giat membangun untuk selalu memajukan dan menjadikan SMA yang berkualitas baik di kabupaten Sragen maupun dilingkungan sekitarnya. 2. Visi Dan Misi Sekolah SMA Muhammadyah 3 Masaran a. Visi Sekolah: Menjadi sekolah yang berkualitas dan berprestasi dengan sumber daya manusia yang kuat iman dan luas ilmu pengatahuan serta yang mengutamakan kepribadian mandiri serta dibutuhkan masyarakat. b. Misi Sekolah: 1) Meningkatkan kualitas pembelajaran. 2) Meningkatkan kegiatan keagaman dan ibadah di sekolah sebagai pusat kajian, percontohan serta pengalaman ilmu pengetahuan, teknologi serta keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 3) Meningkatkan kedisiplinan dan tata tertib sekolah. 4) Meningkatkan hubungan baik dengan lingkungan dan masyarakat. 3. Keadaan Lingkungan SMA Muhammadyah 3 Masaran a. Lokasi SMA Muhammadyah 3 Masaran SMA Muhammadyah 3 Masaran berada di lokasi yang kurang strategis, namun untuk jangkauan transportasi sangat mudah tidak jauh dari jalan raya dan pasar yaitu di desa jati Masaran kulon RT 09/RW II Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut: · Sebelah barat : Perumahaan · Sebelah selatan : Perumahan, dan kios pertokoan · Sebelah timur : Perumahaan, bengkel · Sebelah utara : Persawahan · 45 B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan identifikasi masalah melalui kegiatan pengamatan dan wawancara di kelas XI IPS 1 untuk mengetahui kondisi awal kelas khususnya yang berkaitan dengan mata pelajaran akuntansi, tujuan observasi awal yaitu untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti dilaksanakan pada bulan Januari 2010 di SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen. Berdasarkan observasi awal peneliti mengetahui sedikit permasalahan diperoleh tingkat penguasaan materi akuntansi siswa yang masih rendah disebabkan metode pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran akuntansi masih bersifat konvensional yaitu dengan metode ceramah. Kondisi pembelajaran berpusat pada guru (teacher centre), guru aktif sedangkan siswa bersikap pasif sehingga proses pembelajaran kurang melibatkan partisipasi siswa baik secara fisik maupun mental dalam kegiatan pembelajaran. Hasil dari identifikasi masalah tersebut secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Ditinjau dari Segi Siswa a. Siswa kurang antusias dan berminat sehingga motivasi belajar terhadap mata pelajaran akuntansi rendah. Kurangnya antusias dan minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi salah satunya disebabkan metode yang digunakan selama ini masih dengan ceramah yang terus-menerus oleh guru, kemudian siswa hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru, serta tidak mengerjakan soal latihan yang diperintahkan guru, sehingga siswa merasa jenuh dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan. Hal ini semua yang akan menyebabkan motivasi belajar siswa rendah terhadap mata pelajaran akuntansi, sehingga siswa merasa kurang bersemangat dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru masih banyak mengalami kesulitan karena belum paham. Permasalahan tersebut dapat diatasi apabila partisipasi siswa untuk dilibatkan secara aktif dalam proses belajar mengajar yang secara langsung dapat mendorong motivasi para siswa 46 untuk berani mengungkapkan ide atau pendapatnya tentang materi yang dibahas dan bertanya jika mengalami kesulitan atau tidak paham terhadap mata pelajaran akuntansi b. Siswa kurang aktif atau partisipatif dalam pembelajaran akuntansi. Siswa jarang bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Pada mata pelajaran akuntansi partisipasi siswa kurang aktif dalam proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Hal ini dapat dilihat dari siswa jarang bertanya dikarenakan cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa merasa malu untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya jika diadakan tanya jawab dan memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas. Guru meminta maju kedepan kelas untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan penjelasan dari guru yang telah disampaikan atau mengerjakan soal dipapan tulis kebanyakan siswa masih merasa malu dan takut jika salah. Dampaknya, siswanya cenderung bermasalah dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas. c. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan, hal ini disebabkan kurang memahami konsep akuntansi. Siswa merasa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan disebabkan kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran akuntansi. Hal tersebut merupakan dampak dari pembelajaran yang bersifat konvensional dengan metode ceramah yang selama ini masih diterapkan oleh guru. Dalam proses pembelajaran akuntansi kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan menyebabkan pada saat siswa mengerjakan soal-soal latihan cenderung hanya melihat contoh soal yang sama diberikan guru atau dibuku, sehingga ketika diberi jenis soal baru yang berbeda dan lebih variatif kebanyakan siswa mengalami kesulitan untuk menyelasaikannya. Semua ini menyebabkan siswa kurang bersemangat dalam menyelesaiakan tugas. Oleh karena itu, siswa akan lebih bersemangat dan merasa senang apabila guru memberikan dorongan 47 motivasi yang lebih dan keterbukaan guru terhadap siswanya. Dengan demikian, siswa akan merasa mempunyai motivasi belajar tinggi untuk berpartisipasi yang dilihat dari keaktifan siswa, dan secara tidak langsung akan membantu siswa dalam meningkatkan ketrampilannya, baik dari ketrampilan untuk menyelesaikan soal latihan maupun mengungkapkan ide atau pendapatnya di kelas. 2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan motivasi, partisipasi dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Pada saat proses pembelajaran, siswa menunjukkan sikap yang kurang antusias dan kurang berminat sehingga motivasi belajar siswa juga rendah terhadap mata pelajaran akuntansi pada saat guru menyampaikan materi. Siswa terlihat jenuh dan kurang bersemangat, sehingga mereka tidak berkonsentrasi memperhatikan pelajaran akuntansi dengan seksama yang berdampak pada kurangnya pemahaman konsep siswa. Selain itu, partisipasi siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran akuntansi. Guru sudah mencoba membangkitkan motivasi siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Guru dapat meningkatkan partisipasi siswa secara aktif dengan melakukan tanya jawab dengan siswa, menyuruh siswa mengerjakan soal dipapan tulis. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat, motivasi belajar siswa dan partisipasi siswa. b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa masih rendah atau belum menunjukkan hasil yang maksimal. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa hasil belajar akuntansi di SMA Muhammadyah 3 Masaran dapat dikatakan masih rendah. Nilai tes awal sebelum penerapan metode pembelajaran TPS diperoleh nilai terendah 45 sedangkan nilai tertinggi 80 dengan rata-rata kelas 60,59 dari 44 siswa kelas XI IPS 1 yang belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata 48 pelajaran akuntansi yaitu 62.00 sebanyak 14 siswa atau sebesar 31,28% dinyatakan belum tuntas dan sebanyak 30 siswa atau sebesar 68,18% telah dinyatakan tuntas. Hal itu semua dapat mengidentifikasi bahwa proses pembelajaran akuntansi selama ini dilakukan kurang maksimal. Oleh karena itu, guru harus memiliki kreativitas dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru, sehingga selama proses pembelajaran peneliti yang melakukan tindakan pembelajaran dan penelitian. 1. Siklus I Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 7 April 2010 di ruang Guru SMA Muhammadyah 3 Masaran Sragen. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam membangun semangat belajar akuntansi dan kurang memahami materi pelajaran akuntansi yang berdampak siswa kesulitan menyelesaikan soal-soal latihan. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I yang akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari jumat tanggal 9 April 2010, Rabu tanggal 21 April 2010, dan Jumat tanggal 23 April 2010. Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: 49 a) Pertemuan pertama ( Jumat, 9 April 2010) (1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa. (2) Pengulangan sedikit materi sebelumnya yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru tahu seberapa jauh pemahaman siswa. (3) Sosialisasi metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). (4) Penjelasan materi apa yang akan dipelajari yaitu tentang laporan keuangan perusahaan jasa (laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal). (5) Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. (6) Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan sebelum menutup pelajaran. (7) Pemberitahuan bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan diskusi kelompok. (8) Salam penutup. b) Pertemuan kedua (Rabu, 21 April 2010) (1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa (2) Pengulangan sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman yang ada pada diri siswa. (3) Sosialisasi kilas balik metode pembelajaran TPS (Think-PairShare). (4) Pembentukan kelompok dari 44 siswa dibagi menjadi kedalam 8 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4-6 siswa yang heterogen. (5) Guru memberikan lembar soal latihan dan lembar jawaban untuk setiap kelompok. (6) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menyelesaikan tugasnya. 50 (7) Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak yang akan mempresentasikan hasil kerja diskusi. (8) Guru mereview jalannya diskusi kelompok dan memberikan suatu penghargaan berupa pujian atau ucapan selamat kepada kelompok terbaik serta memberikan kesimpulan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. (9) Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan dilakukan evaluasi kuis individual yang pertama dan siswa diharapkan menyiapkan diri. (10) Salam penutup. c) Pertemuan Ketiga (Jumat, 23 April 2010) (1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa. (2) Pembagiaan soal kuis kepada siswa. (3) Pengerjaan kuis individual oleh siswa secara mandiri. (4) Pengawasan terhadap siswa dalam mengerjakan soal kuis. (5) Pengumpulan lembar jawab soal kuis. (6) Salam penutup. 2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa (Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Modal) dengan menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). 3) Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian, yang berupa tes dan non-tes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus berupa kuis), sedangkan pada instrumen non-tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati partisipasi atau keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu setiap hari Rabu dan Jumat, masingmasing pada tanggal 9, 21, dan 23 April 2010 diruang kelas XI IPS 1. 51 Pertemuan dilaksanakan selama 4 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah laporan Keuangan Perusahaan Jasa (Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Modal). Pertemuan Pertama digunakan guru untuk menjelaskan materi secara jelas tentang laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal sesuai dengan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), sedangkan pada pertemuan kedua digunakan untuk diskusi kelompok, masing-masing kelompok mengerjakan masalah atau soalnya sesuai dengan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), kemudian salah satu kelompok presentasi hasil kerja kelompoknya. Pada pertemuan ketiga diadakan evaluasi belajar atau kuis siswa. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama (Jumat, 3 April 2010) a. Guru membuka pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. b. Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. c. Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan mengulangi materi sebelumnya yaitu tentang kertas kerja dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Pada saat itu yang berhasil menjawab adalah Erna Nuromah, Desi Tikasari, Mar’ati Qonitah, Mirnawati dan Puteri Wulandari dengan baik karena pada pertemuan sebelumnya siswa telah mendapat pengetahuan awal tentang laporan keuangan. Kegiatan ini dilakukan oleh guru untuk mengkaitkan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari. Selain itu untuk mengetahui sampai dimana tingkat pengetahuan siswa (mengetahui pengetahuan dasar siswa untuk melanjutkan materi berikutnya). 52 d. Guru memberikan kembali pengarahan kilas balik tentang metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) yang akan diterapkan. e. Guru menjelaskan materi tentang Laporan Keuangan secara jelas. Pada kesempatan kali ini laporan keuangan yang di bahas adalah tentang laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. f. Guru memberikan contoh bagaimana cara membuat laporan keuangan yaitu laporan laba rugi dan laporan perubahan modal. Guru memberikan contoh dengan mengerjakan di depan kelas yang diikuti oleh seluruh siswa. Sebagian dari siswa memperhatikan contoh soal yang dikerjakan oleh guru di depan kelas mengajukan beberapa pertanyaan kepada guru. Salah satunya adalah Mawar Setyoningsih dan Erni kurniawati mereka menanyakan tentang laba yang digunakan dalam laporan perubahan modal. g. Guru memberikan kesimpulan tentang materi pelajaran yang sudah diajarkan. h. Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya diadakan diskusi kelompok tentang materi yang telah dibahas dengan metode pembelajaran TPS. i. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam. 2) Pertemuan Kedua (Rabu, 21 April 2010) a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. b) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan mengulangi materi sebelumnya yaitu tentang laporan laba-rugi dan perubahan modal dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. d) Guru membagi kelompok dari 44 siswa dibagi kedalam 8 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4-6 siswa yang heterogen. 53 e) Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk duduk berkelompok sesuai kelompok yang telah dibentuk. f) Guru memberikan lembar soal latihan dan lembar jawaban untuk setiap kelompok. g) Guru mengarahkan masing-masing kelompok akan memperoleh kertas kerja sebagian yang sama dan lembar kerja soal untuk membuat laporan laba-rugi berbentuk single step dan multi step serta laporan perubahan modal. h) Guru meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri atau secara mandiri mengenai jawaban soal atau masalah terlebih dahulu sebelum didiskusikan dengan temannya. i) Guru meminta siswa berpasangan dalam satu kelompoknya dan mendiskusikan apa yang mereka peroleh mengenai masalah yang diajukan tadi sekitar 5-10 menit, selanjutnya barbagi jawaban dengan seluruh teman dikelompoknya untuk mendiskusikan dari apa yang telah dijawab dan dipikirkannya. Sehingga menemukan jawaban yang tepat untuk disimpulkan hasil kerja dari diskusi kelompoknya. j) Guru dan peneliti mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling kelas dan mengontrol jalannya diskusi, serta memberikan suatu penjelasan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. k) Guru meminta lembar jawaban dari setiap kelompok untuk dikumpulkan. Setelah waktu yang telah diberikan untuk diskusi berakhir, dan guru menunjuk salah satu kelompok secara acak untuk mempresentasikan jawaban kelompoknya. Salah satu yang menjadi perwakilan dari kelompok 3, yaitu Indah Hastuti dengan sukarela mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas dan kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi. l) Guru bersama siswa memberikan umpan balik tentang jalannya diskusi serta membuat kesimpulan hasil diskusi yang telah dibahas dan meminta hasil kerja kelompok. 54 m) Guru memberikan penghargaan berupa pujian atau ucapan selamat pada kelompok yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik dan saling bekerjasama antar anggota kelompok saat itu juga menjadi kelompok terbaik. n) Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya diadakan evaluasi berupa kuis untuk siklus yang pertama. o) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam. 3) Pertemuan Ketiga (Jumat, 23 April 2010) a) Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan persensi siswa. b) Guru menyuruh siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan kuis atas materi yang telah dibahas agar mereka dapat mengerjakan sesuai dengan kemampuannya sendiri. c) Guru membagikan soal kuis atau ulangan harian berupa esai tetapi dengan soal yang berbeda tentang laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal dan menyuruh semua siswa untuk segera mengerjakannya. d) Guru dan peneliti mengawasi dengan baik dan tegas siswa dalam mengerjakan kuis dengan tujuan agar siswa mengerjakan kuis secara individual dan tidak bekerja sama dengan temannya. e) Guru meminta lembar jawab soal dari kuis yang telah dikerjakan untuk dikumpulkan setelah waktu untuk mengerjakan kuis telah selesai. f) Guru membuat kesimpulan dari soal kuis yang sudah diberikan sebelumnya agar siswa dapat mengetahui letak kesalahannya dan menutup dengan salam. g) Kegiatan belajar dan kegiatan evaluasi pada siklus I berakhir. c. Observasi dan Interpretasi Peneliti dalam mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun. Pertemuan pertama dimulai hari Jumat 9 April 2010 di kelas XI IPS 1. Metode yang 55 digunakan pada pertemuan pertama lebih didominasi metode ceramah dan presentasi oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang secara jelas agar siswa dapat memahami konsep tentang laporan keuangan perusahaan jasa. Selain itu guru juga menekankan pada siswa tentang bagaimana membuat laporan keuangan perubahan laba-rugi dan laporan perubahan modal melalui pemberian contoh didepan kelas. Hal ini dilakukan agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Pada pertemuan kedua yaitu hari Rabu, tanggal 21 April 2010, guru membagi kelompok untuk berdiskusi membahas materi yang telah diajarkan dengan memberikan soal dan lembar kerja soal, kemudian guru mengintruksikan kepada siswa untuk duduk berdasarkan kelompok masing-masing dan mendiskusikan soal/masalah yang telah disiapkan oleh guru. Pada waktu yang telah ditentukan salah satu atau dua kelompok menyampaikan hasil kerja diskusinya, dan kelompok lain menanggapinya. Sedangkan pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Jumat tanggal 23 April 2010, digunakan oleh guru untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus I berupa kuis agar hasil belajar siswa dapat diketahui. Kuis berupa soal esai untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebagai hasil dari diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sebagai berikut: 1) Siswa yang benar-benar aktif selama pemberian apersepsi sebesar 65,91%, sedangkan 34,09% lainnya belum optimal dalam persiapan mengikuti pelajaran dan memusatkan perhatiannya pada awal proses pembelajaran. 2) Siswa yang aktif bekerjasama dalam kelompoknya saat mengerjakan tugas kelompok yang berlangsung sebesar 77,27%, sedangkan 22,73% lainnya hanya menunggu dan melihat temannya yang lain selesai mengerjakan tidak ikut membantu dalam kerja kelompok. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi dalam diri siswa sehingga mereka 56 merasa tidak bisa mengerjakan dan tidak mau ikut berpartisipasi aktif dalam berdiskusi. 3) Siswa yang aktif dalam bertanya mengenai materi pelajaran selama pembelajaran akuntansi berlangsung materi sebesar 52,27% sedangkan 47,73% yang lainnya masih kurang konsentrasi dalam memperhatikan dan memahami pelajaran. 4) Siswa yang aktif dalam mengungkapkan atau mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran akuntansi berlangsung sebesar 86,36%, sedangkan 13,64% yang lainnya masih kurang aktif. 5) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dari tes atau ujian akhir dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal esai penyusunan laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal yang mendapatkan nilai 62 ke atas sebesar 79,54%, sedangkan 20,45% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan kurang teliti dalam mengerjakan soal. d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan metode pembelajaran TPS (Think-PairShare) mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini dapat dilihat dari segi nilai yang diperoleh siswa dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas. Sebelum penerapan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) nila rata-rata kelas adalah 60,59 namun setelah diterapkannya metode ini, rata-rata kelas menjadi 75,79. Jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 62 sebanyak 35 siswa dari jumlah 44 siswa secara keseluruhan. Akan tetapi, indikator ketercapaian pada siklus I belum tercapai dari 80% target yang direncanakan, yaitu baru 79,54% siswa yang memperoleh nilai diatas 62 sedangkan 20,45% siswa yang lainnya masih belum tuntas. Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah: 57 a) Guru dalam menjelaskan materi agak cepat dan suara kurang keras sehingga siswa sulit untuk mengikuti dan meminta guru untuk mengulangi kembali. b) Guru kurang memberi motivasi pada siswa yang kurang aktif dalam dan lebih memberi perhatian pada siswa yang bertanya. c) Guru belum dapat menjangkau semua siswa untuk diperiksa hasil pekerjaanya dan memonitoring siswa baik segi individual maupun secara diskusi. 2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a) Beberapa siswa terlihat kurang konsentrasi dalam memperhatikan guru ketika sedang memberikan materi, banyak diantara mereka yang melakukan aktivitas lain, seperti masih ada siswa yang acuh dalam pelajaran, dan mengobrol dengan teman sebelahnya. b) Masih ada siswa yang mengeluh masalah pembagian kelompok. c) Siswa belum maksimal dalam menggunakan waktu yang diberikan saat diskusi. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya beberapa siswa sulit berinteraksi antar anggota kelompoknya dan melakukan aktivitas lain selain diskusi pelajaran. d) Hanya satu siswa perwakilan dari kelompoknya yang bersedia tampil untuk mempresentasikan hasil diskusi secara sukarela. e) Dari segi nilai yang diperoleh masih terdapat 9 siswa tidak tuntas dalam mencapai standar kriteri ketuntasan minim hasil belajar. Siwa yang mencapai standar nilai 62 keatas sebanyak 35 siswa (79,54% dari 44 siswa) dan siswa tersebut sudah dapat dinyatakan mencapai ketuntasan hasil belajar serta nilai rata-rata kelas sudah mengalami kenaikan menjadi 75,79. Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah: 1) Pada saat guru mempresentasikan materi kepada siswa dikelas, sebaiknya guru memastikan terlebih dahulu apakah para siswa telah 58 benar-benar memahami materi yang disampaikan tersebut. Setelah itu baru kemudian beralih ke konsep atau materi selanjutnya. 2) Guru menerangkan maksud pembagian kelompok tersebut agar semua siswa dapat bersosialisasi dan saling bekerjasama dengan baik dalam mengikuti pelajaran. 3) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan motivasi kepada seluruh siswa terutama siswa yang kurang aktif di kelas serta melakukan monitoring yang merata kepada semua siswa, sehingga setiap siswa yang mengalami suatu kesulitan akan bertanya dan dapat mengatasi kesulitanya tersebut. 4) Guru harus menciptakan kondusif suasana proses belajar mengajar agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan memperhatikan keseluruhan siswa ketika siswa sedang mengerjakan latihan soal baik secara individu maupun diskusi agar siswa benar-benar melaksanakan tugasnya dengan baik dan mandiri. 2. Siklus II Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 April 2010 di ruang Guru SMA Muhammadyah 3 Masaran Sragen. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I masih terdapat beberapa kekurangan, kemudian disepakati pelaksanaan tindakan pada siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu tanggal 28 April, Jumat tanggal 30 April, dan Rabu tanggal 5 Mei 2010 dengan rancangan sebagai berikut: Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut: 59 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan pertama ( Rabu, 28 April 2010) (1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa. (2) Pengulangan sedikit materi yang sebelumnya yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru tahu seberapa jauh pemahaman siswa. (3) Sosialisasi kilas balik tentang metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). (4) Pembagian kelompok seperti pada siklus pertama. (5) Penjelasan materi apa yang akan dipelajari yaitu tentang laporan keuangan perusahaan jasa (laporan neraca). (6) Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami. (7) Guru memberikan lembar soal latihan dan lembar jawaban untuk setiap kelompok. (8) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya seperti kelompok siklus I untuk menyelasaikan tugasnya. (9) Guru menunjuk satu atau dua kelompok secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja diskusi. (10) Guru mereview jalannya diskusi kelompok dan memberikan suatu penghargaan berupa pujian atau ucapan selamat kepada kelompok terbaik serta memberikan suatu kesimpulan terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan. (11) Salam penutup. b) Pertemuan kedua (Jumat, 30 April 2010) (1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa. 60 (2) Pengulangan sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman yang ada pada diri siswa. (3) Guru membagikan soal latihan kepada siswa, dan meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan sendiri terlebih dahulu beberapa menit kemudian baru berpasangan dengan teman sebangkunya. (4) Guru memberikan intruksi untuk mengerjakan soal latihan pada buku latihan. (5) Guru dan peneliti berkeliling kelas untuk mengawasi dan memeriksa pekerjaan siswanya, serta memberikan pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan. (6) Setelah waktu yang ditentukan siswa bersama guru membahas soal latihan yang telah dikerjakan. (7) Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang dipelajari. (8) Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan diadakan kuis untuk siklus yang kedua. (9) Salam penutup. c) Pertemuan Ketiga (Rabu, 5 Mei 2010) (1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa. (2) Pembagiaan soal kuis kepada siswa. (3) Pengerjaan kuis individual oleh siswa secara mandiri. (4) Pengawasan terhadap siswa dalam mengerjakan soal kuis. (5) Pengumpulan lembar jawab soal kuis. (6) Salam penutup. 2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa (Laporan Neraca) dengan menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan non-tes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus II berupa kuis), sedangkan instrumen non-tes dinilai berdasarkan 61 pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati partisipasi atau keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan II Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu setiap hari Rabu dan Jumat, masingmasing pada tanggal 28 April, 30 April, dan 5 Mei 2010 diruang kelas XI IPS 1. Pertemuan dilaksanakan selama 5 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan siklus I menyusun laporan keuangan perusahan jasa dilanjutkan dengan materi tentang laporan keungan Neraca. Pertemuan Pertama digunakan guru untuk menjelaskan materi secara jelas dan berdiskusi kelompok, masingmasing kelompok mengerjakan soal yang diberikan sesuai dengan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), kemudian salah satu kelompok presentasi hasil kerja kelompok dan kelompok lain menanggapinya. Pada pertemuan kedua digunakan untuk latihan soal dan pada pertemuan ketiga diadakan evaluasi belajar atau kuis siswa. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan Pertama (Rabu, 28 April 2010) a. Guru membuka pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. b. Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. c. Guru memotivasi siswanya sebelum memulai pelajaran dengan mengulangi materi sebelumnya yaitu tentang laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa cukup antusias memperhatikan guru, hal ini terbukti pada saat guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang dapat menjawab dengan tepat dan sebagian besar pertanyaan dijawab 62 secara serempak. d. Guru memberikan kembali pengarahan kilas balik tentang metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) yang akan diterapkan. e. Guru menjelaskan materi tentang laporan keuangan secara jelas. Pada kesempatan kali ini laporan keuangan perusahaan jasa yang di bahas adalah tentang laporan neraca. f. Guru memberikan contoh bagaimana cara membuat laporan keuangan neraca. Guru memberikan contoh dengan mengerjakan di depan kelas yang diikuti oleh seluruh siswa. Sebagian besar dari siswa lebih memperhatikan contoh soal yang dikerjakan oleh guru di depan kelas dan berkonsentrasi untuk menerima pelajaran. g. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang belum jelas. Siswa sangat antusias dan lebih berani untuk mengungkapan pendapatnya di kelas. h. Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk duduk berkelompok sesuai kelompok yang telah dibentuk. i. Guru memberikan lembar soal latihan dan lembar jawaban untuk setiap kelompok. j. Guru mengarahkan masing-masing kelompok akan memperoleh kertas kerja sebagian yang sama dan lembar kerja soal untuk membuat laporan neraca bentuk stafel dan skontro. k. Guru meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir sendiri atau secara mandiri mengenai jawaban atau masalah terlebih dahulu sebelum didiskusikan dengan temannya. l. Guru meminta siswa berpasangan dalam satu kelompok dan mendiskusikan apa yang mereka peroleh mengenai masalah yang diajukan tadi sekitar 5-10 menit, selanjutnya barbagi jawaban dengan seluruh teman dikelompoknya untuk mendiskusikan dari apa yang telah dijawab dan dipikirkannya. Sehingga menemukan jawaban yang tepat untuk disimpulkan hasil kerja dari diskusi kelompoknya. 63 m. Guru dan peneliti mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling kelas dan mengontrol jalannya diskusi, serta memberikan penjelasan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Diskusi berlangsung lancar, tidak terjadi keributan, keadaan lebih tertib dan terkendali. Guru dan peneliti juga memberi motivasi kepada kelompok yang belum bisa bekerja sama atau masih berbicara sendiri satu sama lain. Semua siswa tampak begitu antusias dan bersemangat dalam berdiskusi dan tekun mengerjakan. n. Guru meminta lembar jawaban dari setiap kelompok untuk dikumpulkan setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir. Berbeda pada siklus I, pada siklus II ini siswa secara sukarela berani mempresentasikan jawaban tanpa ditunjuk dan guru memberikan kesempatan presentasi diberikan pada dua kelompok saja agar lebih efektif dan tiap kelompok diminta menyusun neraca bentuk skontro dan bentuk staffel dan diberi waktu 10 menit. Salah satu yang menjadi perwakilan dari kelompok 1, yaitu Dwi Rahmawati dan kelompok 8, yaitu Yuliana Wahyu Maharani dengan sukarela mempresentasikan hasil kerja kelompoknya didepan kelas dan kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi. p) Guru bersama siswa memberikan umpan balik tentang jalannya diskusi serta membuat kesimpulan hasil diskusi yang telah dibahas q) Guru memberikan penghargaan berupa pujian atau ucapan selamat pada kelompok yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik dan saling bekerjasama antar anggota kelompok saat itu juga menjadi kelompok terbaik. o. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam. 2) Pertemuan Kedua (Jumat, 30 April 2010) a) Guru membuka kegiatan awal pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. 64 b) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan mengulangi materi sebelumnya yaitu tentang laporan neraca dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa cukup antusias bersama-sama menjawab dengan baik karena pada pertemuan sebelumnya siswa telah mendapat pengetahuan awal tentang laporan neraca. d) Guru membagikan soal latihan kepada siswa, dan meminta siswa untuk mengerjakan soal latihan sendiri terlebih dahulu beberapa menit kemudian secara berpasangan dengan teman sebangkunya. e) Guru memberikan intruksi untuk mengerjakan soal latihan pada buku latihan. f) Guru dan peneliti berkeliling kelas mengawasi kelas dan memeriksa pekerjaan siswa, serta memberikan pengarahan kepada siswa yang mengalami kesulitan. g) Setelah waktu yang ditentukan siswa bersama guru membahas soal latihan yang telah dikerjakan. h) Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang dipelajari. i) Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya diadakan kuis untuk siklus yang kedua. j) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam. 3) Pertemuan Ketiga (Jumat, 23 April 2010) a) Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan salam, kemudian dilanjutkan dengan persensi siswa. b) Guru menyuruh siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan kuis atas materi yang telah dibahas agar mereka dapat mengerjakan sesuai dengan kemampuannya sendiri. 65 c) Guru membagikan soal kuis atau ulangan harian berupa esai tetapi dengan soal yang berbeda tentang laporan neraca dan menyuruh siswa untuk segera mengerjakannya. d) Guru dan peneliti mengawasi dengan baik siswanya dalam mengerjakan kuis dengan tujuan agar siswa dapat mengerjakan kuis secara individual dan tidak bekerja sama dengan temannya. e) Guru meminta lembar jawab soal dari kuis yang telah dikerjakan untuk dikumpulkan setelah waktu untuk mengerjakan kuis telah selesai. f) Guru membuat kesimpulan dari soal kuis yang sudah diberikan sebelumnya agar siswa dapat mengetahui letak kesalahannya dan menutup dengan salam. g) Kegiatan belajar dan kegiatan evaluasi pada Siklus II berakhir. c. Observasi dan Interpretasi Peneliti dalam mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun. Pertemuan pertama dimulai hari Rabu 28 April 2010 di kelas XI IPS 1. Guru menyampaikan materi pelajaran tentang laporan neraca secara jelas sesuai dengan metode pembelajaran TPS. Selain itu guru juga menekankan siswa tentang bagaimana membuat laporan keuangan neraca melalui pemberian contoh didepan kelas, hal ini dilakukan agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Kemudian siswa diminta untuk begabung dengan kelompoknya dan mengerjakan soal secara berkelompok yang hasilnya nanti harus dipresentasikan oleh dua kelompok dan kelompok lain menaggapinya. Pada pertemuan kedua, yaitu hari Jumat 30 April 2010, melakukan kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan latihan kemudian guru membagikan soal latihan untuk dikerjakan siswa secara mandiri terlebih dahulu beberapa menit kemudian baru berpasangan dengan teman sebangkunya, agar siswa lebih terampil dalam menyelesaikan soal latihan yang bervariatif dan memahami materi yang sedang mereka pelajari. Dengan latihan, secara ini diharapkan siswa menjadi lebih siap dalam 66 menghadapi kuis yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya. Sedangkan pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Rabu 5 Mei 2010, digunakan oleh guru untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus II berupa kuis agar hasil belajar siswa dapat diketahui. Kuis berupa soal esai untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebagai hasil dari diskusi kelompok pada pertemuan sebelumnya. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang benar-benar aktif selama pemberian apersepsi sebesar 84,09%, sedangkan 15,91% lainnya belum optimal dalam persiapan mengikuti pelajaran dan memusatkan perhatiannya pada awal proses pembelajaran. 2) Siswa yang aktif bekerjasama dalam kelompoknya saat mengerjakan tugas kelompok yang berlangsung sebesar 90,91%, sedangkan 9,09% lainnya hanya menunggu dan melihat teman yang lainnya selesai mengerjakan tidak ikut membantu dalam kerja kelompok. Hal ini disebabkan kurangnya motivasi dalam diri siswa sehingga mereka merasa tidak bisa mengerjakan dan tidak mau ikut berpartisipasi aktif dalam berdiskusi. 3) Siswa yang aktif dalam bertanya mengenai materi pelajaran selama pembelajaran akuntansi berlangsung sebesar 81,82%, sedangkan 18,18% siswa yang lainnya masih kurang berkonsentrasi dalam memperhatikan dan memahami pelajaran. 4) Siswa yang aktif dalam mengungkapkan atau mengemukakan pendapat selama proses pembelajaran akuntansi berlangsung sebesar 88,64%, sedangkan 11,36% yang lainnya masih kurang aktif. 5) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dari tes atau ujian akhir dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal esai penyusunan laporan neraca yang mendapatkan nilai 62 ke atas sebesar 97,73%, sedangkan 2,27% siswa lainnya belum sempurna dalam 67 menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih kurang teliti dalam mengerjakan soal. d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penerapan metode pembelajaran TPS (Think-PairShare) mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar akuntansi siswa. Hal ini dapat dilihat dari segi nilai yang diperoleh siswa dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas sebesar 97,73% siswa dinyatakan tuntas karena pencapaian hasil belajar mereka diatas standar batas tuntas nilai, yaitu 62. Dari hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), pada siklus II dinilai telah berhasil dan terbukti dapat meningkatkan prestasi siswa sehingga tidak perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Guru merasa lebih bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. 2) Guru lebih dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran, contohnya mengungkapkan pendapatnya di depan kelas. 3) Adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, hal ini dapat dilihat dari antusias siwa yang tidak lagi malu untuk bertanya kepada guru terhadap hal-hal yang belum mereka mengerti. 4) Pada kegiatan diskusi sebagian besar siswa sangat antusias dan bersedia mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tanpa ditunjuk guru. Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah: 1) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran pada saat kegiatan belajar mengajar disertai penggunaan 68 media, atau sarana yang ada disekitar lingkungan sekolah agar siswa bersemangat dalam belajar secara langsung. 2) Guru harus dapat melakukan pendekatan kepada seluruh siswa tidak hanya pada siswa yang menonjol di kelas agar guru dapat mengetahui perkembangan masing-masing siswa. 3) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. Berdasarkan pelaksanaan tindakan setiap siklus yang telah diterapkan pada proses pembelajaran dengan metode TPS (Think-Pair-Share) mampu meningkatkan motivasi belajar, partisipasi dan prestasi belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 3. Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) Aspek yang diteliti Persentase Capaian Peningkatan Metode TPS (Think-Pair-Share) Siklus I Siklus II Pemberian materi dan soal atau masalah 80% 80% - Pembagian kelompok diskusi 70% 90% 10% Pengarahan dan pengawasan diskusi kelompok 80% 90% 10% Penyelesaian soal atau masalah 80% 80% - Refleksi dan evaluasi 70% 90% 20% Rata-rata 76% 86% 10% (Sumber: data primer yang diolah, 2010) 69 Tabel 4. Motivasi Belajar Siswa Aspek yang diteliti Persentase Capaian Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Siklus I Siklus II Tekun menghadapi tugas 88,64% 90,91% 2,27% Ulet dalam menghadapi kesulitan 74,09% 80,91% 6,82% Senang bekerja sendiri/mandiri 74,54% 81,36% 6,82% Mempunyai rasa antusias 81,36% 85,91% 4,55% Memiliki pola pikir kreatif 82,27% 83,64% 1,37% Dapat mempertahankan pendapat 71,36% 85% 13,64% Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini 77,27% 80,91% 3,64% Senang mencari dan memecahkan masalah/soal 70,45% 83,18% 12,73% Rata-rata 77,49% 83,98% 6,49% (Sumber: data primer yang diolah, 2010) Tabel 5. Partisipasi Belajar Siswa Aspek yang diteliti Persentase Capaian Peningkatan Partisipasi Siswa Siklus I Siklus II Keaktifan siswa selama apersepsi 65,91% 84,09% 18,18% 77,27% 90,91% 13,64% Kemampuan siswa dalam bertanya 52,27% 81,82% 29,55% Kemampuan siswa mengungkapkan pendapat 86,36% 88,64% 2,28% Mengerjakan soal/ tugas yang diberikan 84,09% 93,18% 9,09% Rata-rata 73,18% 87,73% 14,55% Keaktifan siswa bekerjasama dalam diskusi (Sumber: data primer yang diolah, 2010) 70 Tabel 6. Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II Jumlah Siswa Kriteria Sebelum Siklus I Persentase Siklus II Sebelum Penerapan Siklus I Siklus II Penerapan Tuntas 30 35 43 68,18% 79,54% 97,73% Tidak 14 9 1 31,82% 20,46% 2,27% Tuntas (Sumber: data primer yang diolah, 2010) Tabel 7. Tabel Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Persentase Aspek yang dinilai Peningkatan Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) Siklus I 76 % Siklus II 86 % 10% Motivasi belajar siswa 77,49% 83,98% 6,49% Partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran Prestasi belajar dari ketuntasan hasil belajar 73,18% 87,73% 14,55% 79,54% 97,73% 18,19% (Sumber: data primer yang diolah, 2010) Berdasarkan tabel data yang disajikan diatas pada siklus I dan siklus II diperoleh prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan. Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) mempunyai dampak positif terhadap kegiatan pembelajaran akuntansi. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus yang dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut : Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMA Muhammadyah 3 Masaran. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas XI IPS 1 masih kurang optimal atau rendah, dimana siswa masih kurang antusias dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pada saat diadakan evaluasi menunjukkan bahwa hasil belajarnya kurang maksimal. Oleh karena itu, peneliti 71 mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut, yaitu dengan menerapkan metode TPS (Think-Pair-Share). Peneliti dibantu guru kelas kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Laporan Keuangan (laba rugi dan perubahan modal). Guru menjelaskan materi dengan memberi contoh soal di depan kelas tentang penyusunan laporan keuangan laba rugi dan perubahan modal. Setelah guru menjelaskan materi, kemudian siswa diminta mengerjakan tugas kelompok dengan diskusi mengenai materi yang telah diajarkan. Setiap kelompok terdiri dari 4-6 siswa agar siswa dapat belajar bekerjasama dengan siswa yang lain. Setelah selesai, siswa diminta untuk dapat mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas oleh anggota kelompok yang ditunjuk, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari guru, melainkan juga dari bekerjasama dalam menyelesaikan masalah. Dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi dan ada yang belum bekerjasama dengan kelompoknya dalam menyelasaikan masalah atau tugas. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat apersepsi dan dominasi beberapa siswa dalam bertanya serta beberapa siswa yang juga belum berani mengemukakan pendapatnya selama proses pembelajaran berlangsung yang dapat dilihat juga dalam kegiatan kerja kelompok, ada beberapa siswa yang belum berpartisipasi. Selain itu, kesempatan untuk tanya jawab yang diberikan guru juga masih diabaikan para siswa yang tidak maju. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II masih sama hanya saja dikhususkan pada penyusunan neraca. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus II ini siswa terlihat lebih antusias dengan metode TPS (Think-Pair-Shar) yang telah diterapkan sebelumnya, siswa menjadi aktif, siswa menjadi lebih termotivasi dalam belajar, serta siswa yang sebelumnya masih 72 terlihat malu-malu untuk mengemukakan pendapatnya sekarang merasa tidak malu bertanya pada teman atau guru dan memberikan pendapatnya pada saat berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk mencari masalah dan menemukan jawabannya, siswa juga merasa lebih bisa memahami materi. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus II, prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan. Dari segi motivasi belajar siswa menunjukkan peningkatan dari 77,49% pada siklus I menjadi 83,98% pada siklus II dan partisipasi siswa menunjukkan peningkatan dari 73,18% pada siklus I menjadi 87,73% pada siklus II. Begitu pula pada pencapaian prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, ini ditunjukkan dari banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal yaitu sebesar 79,54% atau sebanyak 35 siswa pada siklus I dan 97,73 % atau sebanyak 43 siswa pada siklus II. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi yang diberikan oleh guru dalam pembelajaran. Siswa yang sebelumnya tidak bisa bekerjasama dalam kelompok, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama dengan siswa lain dengan baik dalam kelompoknya. Kegiatan presentasi dengan tanya jawab oleh guru juga lebih efektif. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi. Masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) yang secara langsung dapat menarik perhatian siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, partisipasi siswa dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat dari siswa menjadi lebih aktif sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa, serta juga meningkatkan prestasi belajar siswa. 73 D. Pembahasan Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) merupakan penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa. Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan metode yang sama pada tiap siklusnya, yaitu metode TPS (Think-Pair-Share). Berdasarkan tabel data yang disajikan pada siklus I dan siklus II pada deskripsi hasil penelitian di atas diperoleh prestasi belajar akuntansi siswa yang mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada grafik berikut ini: Grafik Hasil Penelitian Persentase (%) 100 80 Penerapan metode TPS 60 Motivasi belajar siswa 40 Partisipasi siswa 20 Prestasi belajar siswa 0 Siklus I Siklus II Gambar 3. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas Grafik tersebut menunjukan bahwa setelah adanya penerapan pembelajaran dengan mengunakan metode TPS (Think-Pair-Share) berdampak terhadap proses dan hasil pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut, antara lain siswa lebih termotivasi untuk belajar mata pelajaran akuntansi, partisipasi siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran akuntansi, siswa juga lebih antusias dan bersemangat untuk menyelesaikan latihan soal melalui diskusi kelompok sehingga siswa dapat lebih paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Selain itu, hasil belajar dan prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. 74 Proses pembelajaran di sekolah, pada hakekatnya yang berperan aktif adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Namun, kenyataannya kondisi pembelajaran di sekolah masih berpusat pada guru (teacher centre), guru aktif sedangkan siswa bersikap pasif sehingga proses pembelajaran kurang melibatkan partisipasi siswa baik secara fisik maupun mental dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian, guru harus tepat dalam memilih metode mengajar yang tidak hanya berpusat pada guru, tetapi lebih mendorong peran aktif siswa dalam proses pembelajaran. Adanya penerapan TPS (Think-Pair-Share) yang merupakan metode pembelajaran yang inovatif, sehingga diharapkan peran guru tidak hanya sebagai pendidik namun mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik (Sardiman A.M., 2001: 83). Oleh karena itu, motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa dan partisipasi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya yang masih menerapkan metode ceramah. Arendas dalam Trianto (2007: 61) menyatakan bahwa, Think-Pair-Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi pola diskusi kelas dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan suatu pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share ini dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu. Diskusi dalam bentuk kelompok-kelompok kecil seperti ini sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam memahami materi dan memecahkan suatu permasalahan. Oleh karena itu, siswa juga diharapkan dapat mengembangkan cara berfikir secara mandiri, saling membantu dan bekerjasama dengan siswa lain serta memiliki keterampilan yang lebih tinggi. Penerapan metode Think-Pair-Share, guru memberikan suatu permasalah atau soal yang berhubungan dengan pelajaran pada siswa sehingga mereka termotivasi untuk mencari jawabannya dengan cara memecahkan masalah yang dihadapinya yang pada akhirnya dapat menyelesaikan masalah tersebut dan dapat meningkatkan rasa percaya diri siswa atas kemampuan yang dimilikinya. Adanya peningkatan rasa 75 percaya diri pada siswa terhadap kemampuannya dapat menjadikan siswa lebih aktif berpartisipatif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa merasa tertarik, tertantang dan bersemangat untuk menyelesaikan setiap tugas yang diberikan oleh guru serta siswa menjadi lebih yakin dapat meraih prestasi belajar akuntansi yang maksimal dibandingkan pencapaian sebelumnya. Hal ini terbukti pada pencapaian prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan sebesar 18,19% (prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 79,54% atau sebanyak 35 siswa yang tuntas sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 97,73% atau sebanyak 43 siswa yang dinyatakan tuntas). Berdasarkan tindakan tersebut, guru dan peneliti berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang menarik perhatian dan semangat siswa, sehingga prestasi belajar akuntansi juga dapat meningkat. Selain itu, dapat meningkatkan motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menarik dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) ini dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1) Siswa lebih terlihat antusias, menyenangkan dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar akuntansi. 2) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik kepada guru maupun peneliti secara langsung maupun kepada teman satu kelompoknya. 3) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan suatu masalah atau tugas bersama. Hal ini dapat dilihat siswa lebih aktif dalam mengikuti diskusi kelompok maupun diskusi tanya jawab pada saat presentasi. 4) Siswa sudah tidak malu dan berani mengemukakan pendapatnya untuk maju ke depan kelas mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah paham tentang materi yang akan dipresentasikan, karena sebelumnya sudah melihat secara langsung guru menjelaskan dan memberikan contoh materi yang dipelajari. 76 5) Nilai dari hasil pekerjaan yang telah diberikan guru mengalami peningkatan dari siklus pertama sampai siklus kedua yang menunjukkan bahwa siswa telah memahami materi yang diajarkan dengan baik dalam proses belajar mengajar menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). Hasil belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian hasil belajar siswa berada di atas standar batas tuntas yaitu 62. BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dikaksanakan di kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, dimana siklus pertama selama 4 x 45 menit dan siklus kedua 5 x 45 menit. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Hasil penelitian penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen menunjukkan, sebagai berikut: 1. Secara rinci, terdapat peningkatan motivasi belajar siswa setelah penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan dari 77,49% pada siklus I menjadi sebesar 83,98% pada siklus II. 2. Secara rinci, terdapat peningkatan partisipasi belajar siswa setelah penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan dari 73,18% pada siklus I menjadi sebesar 87,73% pada siklus II. 3. Secara keseluruhan, terdapat peningkatan prestasi belajar siswa setelah penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan pencapaian nilai rata-rata siswa dan jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan. Pada siklus I nilai rata-rata kelas 75,79 atau sebesar 79,54% dari jumlah siswa yang mencapai batas tuntas sebanyak 35 anak dari 44 siswa terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dari sebelum diadakannya tindakan yaitu 60,59. Pada siklus II nilai rata-rata kelas 83,64 atau sebesar 87,73% dari jumlah siswa yang mencapai batas tuntas sebanyak 43 siswa dari 44 siswa. 77 78 B. Implikasi Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka implikasinya dapat dikaji baik secara teoritis maupun praktis adalah, sebagai berikut : 1. Implikasi Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa metode Think-Pair-Share selalu menekankan pada pembelajaran dengan diskusi kelompok yang sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam memahami materi dan memecahkan suatu permasalahan serta dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga prestasi belajar menjadi lebih optimal. Penelitian ini juga memberikan gambaran bahwa keberhasilan dalam pembelajaran juga tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan satu sama lain baik faktor dari pihak guru antara lain, kemampuan guru dalam menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan suatu model dan metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam membangkitkan dan meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan faktor yang berasal dari siswa itu antara lain minat, antusias, dan motivasi belajar siswa serta partisipasi siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. 2. Implikasi Praktis Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa melalui penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan metode pembelajaran ini dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari yang disesuaikan pula dengan materi pembelajaran. Selain itu, penggunaan metode TPS dapat pula menjadi pertimbangan guru dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa. Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan motivasi belajar, partisipasi siswa dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, guru dapat menerapkan berbagai model dan metode pembelajaran yang baru, inovatif dan menyenangkan yang dapat membuat 79 siswa bersemangat serta memicu siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dan menjadi lebih tertarik pada apa yang akan dipelajari. B. Saran Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saransaran sebagai berikut : 1. Bagi Guru: a. Guru diharapkan untuk terus membangkitkan motivasi belajar siswa agar siswa bersemangat untuk meraih prestasi yang lebih baik. b. Guru berusaha meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan pembelajaran yang inovatif, sehingga suasana proses pembelajaran yang kondusif akan lebih menarik siswa dan hasil pembelajaran dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. c. Guru seharusnya mengembangkan model dan metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran, sehinga dapat mendorong motivasi siswa untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran. d. Guru yang belum menerapkan metode TPS (Think-Pair-Share) dapat menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran akuntansi dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat, motivasi dan partisipasi siswa untuk memahami materi yang disajikan yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. e. Kerjasama dan interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran harus diperhatikan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran. 80 2. Bagi siswa : a. Siswa lebih meningkatkan motivasi belajar, rasa percaya diri dan rasa saling membantu dalam arti yang positif, baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar. b. Siswa hendaknya lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran serta membuka diri untuk tidak malu bertanya, mengemukakan pendapatnya dan mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa. 3. Bagi sekolah : a. Sekolah lebih memberikan motivasi dan kesempatan kepada guru-guru mata pelajaran untuk mengikuti pelatihan atau seminar yang berhubungan dengan model dan metode pembelajaran inovatif. b. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. 4. Bagi Orang Tua : Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dan dari luar. Motivasi dari dalam diri dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode TPS (Think-PairShare), sedangkan motivasi yang berasal dari luar dapat diberikan dari orangorang terdekat siswa dengan perhatian dan dukungan dari keluarga, terutama orang tua sangat membantu sekali untuk meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga siswa dapat meraih prestasi yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA 81 Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia. Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach. New York. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Dimyati dan Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Gino, Suwarni, Soripto, Maryanto dan Sutijan. 1999. Belajar dan Pembelajaran Surakarta : Uns Press. Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Lukman Ali.1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Sstrategi Dan Implementasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhibbin Syah. 2008. Psikologi belajar. Jakarta: PT Grafindo Persada. Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya. . PT Remaja 1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja. Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Revrisond, Baswir. 1995. Akuntansi Pemerintah Indonesia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Saifudin Azwar. 2002. Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman, A.M. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press. Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinnya. Jakarta: PTRineka Cipta. Sobri Sutikno. 2004. Model Pembelajaran Interaksi Sosial Pembelajaran Efektif Dan Retorika. Mataram: NTP Press. Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Soemarso, SR. 2004. Akuntansi Penghantar. Jakarta: Rineka Cipta. Suharsimi Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Zainal Arifin. 1991 . Evaluasi Instruksional. Bandung: CV. Remadja RosdaKarya. 82 Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru.Bandung: CV Yrama Widya 83