upaya peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan

advertisement
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI
PENERAPAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE/BERPIKIRBERPASANGAN-BERBAGI) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA
MUHAMMADYAH 3 MASARAN DI SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh:
WAHYUNI
K 7406032
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI
PENERAPAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE/BERPIKIRBERPASANGAN-BERBAGI) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA
MUHAMMADYAH 3 MASARAN DI SRAGEN
TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh:
WAHYUNI
K 7406032
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi
Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Sudiyanto, M.Pd.
Laily Faiza Ulfa, SE, MM
NIP. 19570217 198109 1 001
NIP. 19780803 200312 2 002
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
:
Tanggal
:
Tim Penguji Skripsi
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
1. __________
Sekretaris
: Drs. Sukirman, M.M
Anggota
: Drs. Sudiyanto, M.Pd
Anggota
: Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M
2. __________
3. __________
Disahkan oleh:
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Surakarta
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 1960 07 27 1987 02 1 001
iv
4. __________
REVISI
Skripsi ini telah direvisi dengan anjuran Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Tim Penguji Skripsi
Ketua
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
1. __________
Sekretaris
: Drs. Sukirman, M.M
Anggota
: Drs. Sudiyanto, M.M
Anggota
: Laily Faiza Ulfa, S.E, M.M
2. __________
3. __________
v
4. __________
ABSTRAK
Wahyuni. UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
MELALUI PENERAPAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE/BERPIKIR
-BERPASANGAN-BERBAGI) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA
MUHAMMADYAH 3 MASARAN DI SRAGEN TAHUN PELAJARAN
2009/2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret. Juli 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa
melalui penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-BerpasanganBerbagi) pada mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3
Masaran di Sragen.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi
antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Subjek penelitian ini
adalah siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran tahun pelajaran
2009/2010, yang berjumlah 44 siswa. Teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan kegiatan berupa: (a) wawancara, (b) observasi, (c) angket, (c) tes, dan (d)
dokumentasi. Prosedur penelitian meliputi tahap: (a) perencanaan tindakan, (b)
pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan interpretasi, dan (d) analisis dan refleksi.
Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, siklus pertama selama 4 x
45 menit dan siklus kedua 5 x 45 menit.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 1 melalui penerapan
Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi). Hal ini terbukti
pada siklus I nilai hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil penelitian
pada siklus I meningkat dibandingkan sebelum dilaksanakannya penelitian, yaitu
79,54% siswa telah mencapai standar ketuntasan belajar minimal yaitu 62 dengan
nilai rata-rata kelas 75,79. Nilai rata-rata kelas setelah penerapan Metode TPS
(Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) mengalami peningkatan angka
sebesar 15,2 (nilai sebelum siklus 60,59 dan nilai siklus I 75,79). Pada siklus II
jumlah siswa yang mencapai standar ketuntasan belajar minimal sebanyak 43
siswa atau 97,73% dengan nilai rata-rata kelas 83,64. Nilai rata-rata kelas pada
siklus II terjadi peningkatan angka dari siklus I ke siklus II sebesar 7,85 (nilai
siklus I 75,79 dan nilai siklus II 83,64). Bila dibandingkan dengan sebelum
penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi), nilai
rata-rata siswa pada siklus II ini mengalami kenaikan angka sebesar 23,05.
Penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) dapat
meningkatkan motivasi belajar dan partisipasi belajar siswa juga, hal ini terlihat
dari peningkatan motivasi belajar siswa sebesar 6,49% (motivasi belajar siswa
pada siklus I sebesar 77,49% menjadi sebesar 83,98% pada siklus II), serta
peningkatan partisipasi belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran sebesar
14,55% (partisipasi belajar siswa pada siklus I sebesar 73,18% menjadi sebesar
87,73% pada siklus II).
vi
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tiada mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika mereka
mengubah keadaan diri mereka sendiri”
(Surat Ar-Ra’du : 11)
“ Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) merupakan ketenangan dan
kehormatan diri dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu
itulah belajar yang sesungguhnya ”
( Penulis )
”Kemauan yang keras adalah modal untuk sukses”
(Robinson)
“Pembelajaran Think-Pair-Share merupakan pembelajaran yang menekankan
berpikir dua orang (bersama) lebih baik dari pada berpikir sendiri
dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi ”
(Penulis)
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang untuk :
Ø Ibu, Bapak, Kakak, Adik dan Keluargaku tersayang yang memberikan
doa restu dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan lancar.
Ø Rifia, Dewi dan Yogi yang selalu memberikan motivasi dan
membuatku tersenyum baik susah maupun senang.
Ø Sahabat-sahabat terbaikku di kampus tercinta Nani,Yani, Riris,
Arinda, Elpi, Naftali dan khususnya Septi
semoga persahabatan ini takkan lekang oleh waktu.
Ø Teman-teman seperjuangan Akuntansi ’06.
Ø Almamater UNS
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya serta dengan usaha keras, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai gelar
Sarjana Pendidikan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
langsung hingga selesainya skripsi ini. Untuk itu, atas segala bentuk bantuaanya
penulis mengucapkan kepada:
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah
memberikan ijin dalam rangka mengadakan penelitian guna penyusunan
skripsi ini.
2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta yang telah menyetujui atas permohonan ijin penyusunan skripsi ini.
3. Drs. Sutaryadi, M.Pd., selaku Ketua Program Pendidikan Ekonomi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan
ijin dalam penyusunan skripsi ini.
4. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua BKK Pendidikan Akuntansi Program
Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan pengarahan dan ijin dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Drs. Sudiyanto, M.Pd., selaku Pembimbing I yang dengan arif dan bijaksana
dalam memberikan motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Laily Faiza Ulfa, SE, MM, selaku Pembimbing II yang dengan arif dan
bijaksana dalam memberikan motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh
kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
ix
7. Dosen Prodi Ekonomi BKK Akuntansi yang telah banyak memberi bekal ilmu
pengetahuan sehingga dapat menunjang terselesainya skripsi ini.
8. Tim penguji skripsi yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk menguji
penulis,
sehingga
penulis
dapat
melaksanakan
ujian
skripsi
guna
menyelesaikan studi di bangku kuliah.
9. Drs. H. Mochtar Effendi, selaku Kepala Sekolah Muhammadyah 3 Masaran
yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian.
10. Sri Supartinih, S.Pd., selaku guru pamong Akuntansi SMA Muhammadyah 3
Masaran yang telah membantu dan menyediakan waktu dalam penelitian.
11. Siswa kelas XI IPS 1, terima kasih atas kerjasama dan kebersamaannya.
12. Ibu, Bapak dan Keluarga tersayang, teman-temanku dan semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi motivasi dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih terdapat kekurangan.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
dari pembaca guna dapat memperbaiki penulisan yang akan datang. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan dunia
pendidikan.
Surakarta, Juli 2010
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK .................................................................................
vi
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN .....................................................................
viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................
xv
DAFTAR TABEL............................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ....................................................................
7
D. Perumusan Masalah .....................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .........................................................................
8
F. Manfaat Penelitian .......................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................
10
A. Tinjauan Pustaka ..........................................................................
10
1.
2.
Hakikat Metode Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) .......
10
a. Pengertian Metode Pembelajaran .....................................
10
b. Pembelajaran Kooperatif ..................................................
10
c. Metode TPS (Think-Pair-Share) .......................................
12
Hakikat Motivasi Belajar ......................................................
15
a. Pengertian Motivasi Belajar .............................................
15
xi
3.
b. Ciri-ciri Motivasi ..............................................................
16
c. Fungsi dan Sifat Motivasi ................................................
17
Hakikat Partisipasi Siswa ......................................................
18
a. Pengertian Partisipasi Siswa .............................................
18
b. Faktor-faktor yang Mendorong Peserta Didik
Berpartisipasi Aktif ..........................................................
19
Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi .......................................
21
a. Pengertian Belajar ............................................................
21
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ......................
22
c. Pengertian Prestasi Belajar................................................
23
d. Pengertian Akuntansi .......................................................
25
B. Penelitian yang Relevan ...............................................................
25
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................
27
D. Hipotesis Tindakan .......................................................................
29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................
30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................
30
1. Tempat Penelitian ....................................................................
30
2. Waktu Penelitian .....................................................................
31
B. Subjek Penelitian ..........................................................................
31
C. Metode Penelitian .........................................................................
31
D. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
35
1. Wawancara ..............................................................................
35
2. Observasi .................................................................................
36
3. Angket ......................................................................................
36
4. Tes .........................................................................................
36
5. Dokumentasi ............................................................................
36
E. Prosedur Penelitian .......................................................................
37
1. Pengenalan Masalah ................................................................
37
2. Persiapan Tindakan .................................................................
37
3. Penyusunan Rencana Tindakan ...............................................
37
4. Implementasi Tindakan ...........................................................
37
4.
xii
5. Pengamatan .............................................................................
37
6. Penyusunan Laporan ...............................................................
37
F. Proses Penelitian ..........................................................................
38
1. Perencanaan Tindakan .............................................................
38
2. Pelaksanaan Tindakan .............................................................
39
3. Observasi dan Interpretasi ........................................................
40
4. Refleksi ....................................................................................
41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................
42
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..........................................................
42
1. Sejarah SMA Muhammadiyah 3 Masaran ..............................
42
2. Visi dan Misi SMA Muhammadiyah 3 Masaran......................
44
3. Keadaan Lingkungan SMA Muhammadiyah 3 Masaran .........
44
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi .............................
45
1. Ditinjau dari Segi Siswa ..........................................................
45
2. Ditinjau dari Segi Guru ...........................................................
47
C. Deskripsi Hasil Penelitian ............................................................
48
1. Siklus I .....................................................................................
48
a. Perencanaan Tindakan ........................................................
48
b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................
51
c. Observasi dan Interpretasi ..................................................
55
d. Analisis dan Refleksi ..........................................................
56
2. Siklus 2 .....................................................................................
58
a. Perencanaan Tindakan ........................................................
58
b. Pelaksanaan Tindakan ........................................................
61
c. Observasi dan Interpretasi ..................................................
65
d. Analisis dan Refleksi ..........................................................
67
D. Pembahasan ..................................................................................
73
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .........................................
77
A. Simpulan ......................................................................................
77
B. Implikasi .......................................................................................
78
C. Saran .............................................................................................
79
xiii
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
81
LAMPIRAN
83
.............................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran ..........................................................
28
Gambar 2. Model Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas........................
33
Gambar 3. Grafik Hasil Penelitian ..................................................................
73
Gambar 4. Dokumentasi Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share)....................
108
Gambar 5. Dokumentasi Tes Evaluasi Siklus I ...............................................
108
Gambar 6. Dokumentasi Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) ....................
149
Gambar 7. Dokumentasi Tes Evaluasi Siklus II ..............................................
149
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan dalam Penelitian ...............................
31
Tabel 2. Indikator Ketercapaian ......................................................................
39
Tabel 3. Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share).......................................
68
Tabel 4. Motivasi Belajar Siswa .....................................................................
69
Tabel 5. Partisipasi Siswa ...............................................................................
69
Tabel 6. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa .........................................................
70
Tabel 7. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa ..................................................
70
Tabel 8. Format Lembar Observasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share).........
87
Tabel 9. Kisi-kisiAngket Motivasi Belajar Siswa ...........................................
90
Tabel 10. Format Angket Motivasi Belajar Siswa ..........................................
91
Tabel 11. Format Lembar Observasi Partisipasi Siswa ...................................
93
Tabel 12. Format Lembar Hasil Belajar Siswa ...............................................
96
Tabel 13. Format Pedoman Wawancara .........................................................
99
SIKLUS I
TAbel 14. Lembar Observasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share) ................
126
Tabel 15. Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa .........................................
130
Tabel 16. Lembar Observasi Partisipasi Siswa ...............................................
135
Tabel 17. Hasil Belajar Siswa .........................................................................
140
SIKLUS II
Tabel 18. Lembar Obsevasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share) ...................
168
Tabel 19. Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa ........................................
172
Tabel 20. Lembar Observasi Partisipasi Siswa ...............................................
177
Tabel 21. Hasil Belajar Siswa .........................................................................
182
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Catatan Lapangan 1 .....................................................................
85
Lampiran 2. Lembar Observasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share) ..............
87
Lampiran 3. Kisi-kisi Angket Motivasi Belajar Siswa ...................................
90
Lampiran 4. Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa .....................................
91
Lampiran 5. Lembar Observasi Partisipasi Siswa ..........................................
93
Lampiran 6. Lembar Perolehan Hasil Belajar Siswa ......................................
96
Lampiran 7. Daftar Pembagian Kelompok Siswa ...........................................
98
Lampiran 8. Pedoman Wawancara .................................................................
99
Siklus I
Lampiran 9. Catatan Lapangan 2 ....................................................................
102
Lampiran 10. Dokumentasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share) ...................
108
Lampiran 11. Dokumentasi Tes Evaluasi Siklus I ..........................................
108
Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..............................
109
Lampiran 13. Skenario Pembelajaran .............................................................
114
Lampiran 14. Kisi-kisi Soal Diskusi Kelompok .............................................
118
Lampiran 15. Kunci Jawab Soal Diskusi Kelompok ......................................
119
Lampiran 16. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I ................................................
121
Lampiran 17. Kunci Jawab Soal Evaluasi Siklus I .........................................
122
Lampiran 18. Lembar Observasi Penerapan (Think-Pair-Share) ....................
126
Lampiran 19. Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa ...................................
130
Lampiran 20. Lembar Observasi Partisipasi Siswa ........................................
135
Lampiran 21. Hasil Belajar Siswa ...................................................................
140
Siklus II
Lampiran 22. Catatan Lapangan 3 ..................................................................
143
Lampiran 23. Dokumentasi Penerapan TPS (Think-Pair-Share) ...................
149
Lampiran 24. Dokumentasi Tes Evaluasi Siklus 1 ......................................... 149
xvii
Lampiran 25. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ..............................
150
Lampiran 26. Skenario Pembelajaran .............................................................
153
Lampiran 27. Kisi-kisi Soal Diskusi Kelompok .............................................
157
Lampiran 28. Kunci Jawab Diskusi Kelompok ..............................................
158
Lampiran 29. Kisi-kisi Soal Latihan ...............................................................
160
Lampiran 30. Kunci Jawab Soal Latihan ........................................................
161
Lampiran 31. Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II ...............................................
163
Lampiran 32. Kunci Jawab Soal Evaluasi ......................................................
164
Lampiran 33. Lembar Observasi Penerapan (Think-Pair-Share) ....................
168
Lampiran 34. Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa ...................................
172
Lampiran 35. Lembar Observasi Partisipasi Siswa ........................................
177
Lampiran 36. Hasil Belajar Siswa ...................................................................
182
Lampiran 37. Hasil Wawancara.......................................................................
184
Lampiran 38. Surat Permohonan Izin Penelitian Kepada Rektor UNS ..........
188
Lampiran 39. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi Kepada Dekan
FKIP UNS ................................................................................
189
Lampiran 40. Surat Ijin Menyusun Skripsi dari Dekan FKIP UNS ................
190
Lampiran 41. Surat Keterangan Ijin penelitian kepada Kepala SMA
Muhammadiyah 3 Masaran .....................................................
191
Lampiran 42. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Kepala
Sekolah SMA Muhammadiyah 3 Masaran ...............................
xviii
192
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan karena
merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Sejalan perkembangan dunia pendidikan yang semakin
pesat menuntut semua lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dalam meningkatkan mutu pendidikan
sehingga menghasilkan SDM yang mampu mendukung pembangunan. Sekolah
merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang berperan aktif dalam
peningkatan mutu pendidikan serta berkaitan erat dengan kualitas proses belajar
mengajar yang dilakukan guru dan siswa. Oleh karena itu, sekolah harus
menyediakan lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik
untuk terlibat aktif dalam berbagai proses kegiatan belajar mengajar. Dampak
pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bertanggung
jawab, mandiri, terampil, kreatif dan produktif.
Keberhasilan dalam menempuh pendidikan di sekolah yang telah
ditempuh dalam kurun waktu tertentu dapat diukur melalui suatu prestasi belajar
siswa yang tergantung pada proses belajar yang berkualitas. Salah satu indikator
tercapainya hasil belajar adalah dengan diketahuinya prestasi belajar yang dicapai
oleh siswa. Peningkatan hasil belajar siswa merupakan implementasi dari proses
belajar siswa yang maksimal untuk mencapai prestasi yang optimal melalui
perjuangan dengan dilandasi motivasi yang tinggi serta didukung oleh berbagai
faktor. Faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar salah satunya motivasi siswa, sedangkan
faktor eksternal yang ada diluar diri individu salah satunya adalah metode
pembelajaran.
1
2
Pembelajaran didalam sekolah tidak terlepas dari kesesuaian metode
yang digunakan guru pada saat menyampaikan materi pelajaran sangat
berpengaruh pada pencapaian tujuan pembelajaran. Untuk mencapai prestasi
belajar yang baik seorang guru harus memilih metode yang tepat sesuai dengan
kemampuan siswa untuk tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. Pemilihan
metode yang tepat akan memberikan motivasi pada siswa untuk belajar. Pemilihan
suatu metode perlu memperhatikan beberapa hal seperti materi yang disampaikan,
tujuan, waktu yang tersedia dan jumlah siswa serta hal-hal lain yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar. Guru harus dapat memilih metode yang tepat
dalam proses belajar mengajar pada saat menyampaikan materi pelajaran agar
dapat menarik perhatian siswa dan mendorong motivasi siswa dalam belajar
dengan cara melibatkan partisipasi siswa untuk lebih aktif, sehingga dapat
meningkatkan pemahaman siswa untuk mencapai hasil belajar yang baik sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Partisipasi siswa yang kurang aktif dan rendahnya prestasi belajar siswa
merupakan fenomena yang umum terjadi dalam pembelajaran. Jika hal ini
dibiarkan dan tidak segera diatasi akan menyebabkan pembelajaran yang
selanjutnya tidak akan mencapai hasil yang optimal. Permasalahan lainnya yang
terjadi dalam proses pembelajaran di sekolah yang sering terjadi yakni,
mentransfer pengetahuan dari guru kepada siswa didalam kelas. Penekanan proses
ini mengharuskan siswa untuk menghafal fakta-fakta, termasuk pada mata
pelajaran akuntansi sehingga menjadikan siswa mengalami kesulitan dalam
memahami konsepnya dan benar-benar mengerti pengetahuan tersebut. Hal ini
semua, disebabkan oleh metode yang digunakan masih konvensional dengan
berpusat pada guru saat menyampaikan materi secara ceramah monoton sehingga
siswa merasa kurang antusias dan berminat dalam proses belajar mengajar.
Suasana pembelajaran yang demikian menyebabkan pencapaian prestasi belajar
yang diperoleh siswa kurang maksimal.
SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen merupakan salah satu sekolah
swasta sebagai penyelenggara pendidikan formal yang kenyataannya selama ini
guru belum dapat menciptakan pembelajaran yang berkualitas. Hal ini dapat
3
dilihat dari rendahnya prestasi belajar siswa salah satu faktor penyebabnya adalah
kurang tepatnya metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses
menyampaikan materi pelajaran di kelas. Guru selama ini masih menggunakan
metode konvensional dengan ceramah yang monoton dan kurang menarik,
sehingga kegiatan belajar yang dilakukan siswa sejak awal kurang antusias
didalam proses belajar mengajar dengan hanya mendengar dan mencatat yang
disampaikan oleh guru. Padahal mata pelajaran akuntansi sangat memerlukan
pemahaman konsep tentang prosedur penyelasaian rumit dan kompleks semua itu
tidak cukup hanya dipahami dengan menghafal, serta dibutuhkan ketrampilan
menghitung yang masih dianggap sulit kebanyakkan siswa sehingga kurang
mendorong motivasi siswa untuk belajar dan partisipasi siswa kurang aktif dalam
proses pembelajarannya.
Dari observasi awal yang telah dilakukan peneliti terhadap siswa kelas
XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen ditemukan adanya
permasalahan yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar khususnya mata
pelajaran akuntansi masih menunjukkan prestasi belajar kurang optimal atau
rendah. Pada mata pelajaran akuntansi sebagian besar siswa kelas XI IPS 1 belum
memenuhi standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atas nilai batas
tuntas yaitu 62. Hal ini disebabkan, oleh penyampaian materi pelajaran yang
disampaikan guru kepada siswanya kurang dapat diterima ataupun tidak dapat
diterima sama sekali oleh siswanya.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya prestasi belajar siswa
SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen selama ini adalah kurang tepatnya
metode pembelajaran yang diterapkan guru dalam menyampaikan materi
pelajaran di kelas. Metode pembelajaran selama ini masih menggunakan metode
ceramah di kelas yang masih banyak didominasi oleh guru sehingga para siswa
hanya diam mendengarkan materi yang disampaikan guru kemudian siswa
mencatat materi tersebut. Oleh karena itu, guru tidak mengetahui sampai sejauh
mana kemampauan siswa dalam menguasai dan memahami yang disampaikan
karena guru beranggapan siswanya dengan diam dan mencatat sudah paham,
namun kenyataanya ada siswa yang belum tentu paham. Hal ini menyebabkan
4
hasil belajar akuntansi siwa kurang maksimal saat diadakan evaluasi. Kebanyakan
dari siswa merasa kurang menyukai mata palajaran akuntansi, karena mereka
menggangap mata pelajaran akuntansi rumit dan sulit sehingga kurang mampu
membangun motivasi belajar siswa dan partisipasi siswa kurang aktif dalam
proses pembelajaran.
Permasalahan yang lain muncul pada saat kegiatan proses belajar
mengajar berlangsung adalah siswa masih menunjukkan motivasi belajar yang
rendah pada saat memperhatikan mata pelajaran akuntansi sehingga siswa
cenderung kurang aktif berpartisipasi secara langsung dan tidak bersemangat.
Beberapa sekelompok siswa tidak memperhatikan, mengobrol sendiri dengan
teman sebangkunya pada saat guru menjelaskan di depan kelas, beberapa siswa
jarang dan malu untuk bertanya kepada guru mengenai hal-hal yang belum
dimengerti dan mereka kuasai. Hal tersebut berakibat kurang maksimalnya hasil
belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi yang masih dianggap sulit karena
kesulitan memahami konsep akuntansi, dan kurang didukung keterampilan dalam
menghitung, serta adanya alokasi waktu pembelajaran untuk pelajaran akuntansi
dirasa masih kurang cukup atau terbatas setiap minggunya. Alokasi waktu
pembelajaran akuntansi yang terbatas mengakibatkan guru lebih banyak
memberikan penjelasan sedikit tentang meteri yang disampaikan dengan metode
ceramah sehingga siswa kurang memahami konsepnya yang berakibat pada
perolehan hasil belajar siswa kurang maksimal yang ditunjukkan dengan
rendahnya prestasi belajar di kelas pada saat diadakan evaluasi berupa tes tertulis
atau ulangan.
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah metode pembelajaran yang
kurang tepat. Penggunaan metode pembelajaran yang kurang aktif, kreatif dan
menyenangkan dalam proses penyampaian materi pelajaran yang dilakukan oleh
guru berakibat pada prestasi belajar siswa kurang optimal. Oleh karena itu, guru
perlu mengembangkan kreativitasnya dan memilih metode pembelajaran yang
tepat bagi siswanya sesuai dengan tujuan pembelajaran selama ini digunakan,
5
sehingga mampu menciptakan kondisi belajar mengajar yang berlangsung secara
efektif.
Alternatif metode pembelajaran yang dapat menarik antusiasme dan
minat siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar dan partisipasi siswa yang
tinggi dalam kegiatan belajar mengajar. Untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa adalah melalui kreativitas yang dimiliki guru salah satunya dengan cara
penerapan metode pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif sangat fokus
pada penggunaan sekelompok kecil siswa untuk saling bekerja sama dalam
memaksimalkan kondisi belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit
pada mata pelajaran akuntansi dengan mendiskusikan masalah tersebut dengan
temannya dalam proses pembelajaran. Bagi siswa yang tidak menyukai pelajaran
akuntansi, secara tidak langsung dituntut untuk belajar akuntansi dengan bantuan
temannya sehingga memotivasi untuk belajar yang akan berdampak siswa aktif
berpartisipasi dan prestasi belajar akuntansi cenderung mengalami peningkatan.
Salah satunya metode yang dapat digunakan guru sebagai alternatif untuk
pemecahan masalah tersebut adalah penggunaan Think-Pair-Share (TPS).
Pemilihan metode ini memberi kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam bentuk
kelompok-kelompok kecil yang efektif memudahkan siswa dalam memahami
materi dan memecahkan suatu permasalahan. Metode ini mengajarkan siswa
untuk bekerja lebih mandiri serta bekerja sama dengan temannya dengan berpikir
bersama-sama dan mengemukakan ide atau pendapatnya serta mengoptimalkan
partisipasi siswa.
Pembelajaran TPS ini pertama kali dikembangkan oleh oleh Frank
Lyman dan koleganya dari Universitas Maryland sesuai yang dikutip Arendas
dalam Trianto (2007: 61) menyatakan bahwa, Think-Pair-Share merupakan suatu
cara yang efektif untuk membuat variasi pola diskusi kelas dengan asumsi bahwa
semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk dapat mengendalikan kelas secara
keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam Think-Pair-Share dapat
memberi siswa lebih banyak waktu untuk berpikir, untuk merespon dan saling
membantu. Diskusi dalam bentuk kelompok-kelompok kecil ini sangat efektif
6
untuk memudahkan siswanya dalam memahami materi dan memecahkan suatu
permasalahan.
Pembelajaran akuntansi untuk menjadi pembelajaran yang menarik dan
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu cara yang cukup efektif
adalah Penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan metode TPS (ThinkPair-Share). Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraian diatas tersebut,
maka peneliti tertarik melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul
yaitu: “ UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI MELALUI
PENERAPAN METODE TPS (THINK-PAIR-SHARE/BERPIKIR-BERPASANGANBERBAGI) PADA SISWA KELAS XI IPS 1 SMA MUHAMMADYAH 3 MASARAN DI
SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
maka terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasikan pada pembelajaran
akuntansi kelas XI IPS 1 SMA Muhammdiyah 3 Masaran sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran yang diterapkan guru belum efektif karena terbatasnya
alokasi waktu pelajaran akuntansi dengan penjelasan materi yang disampaikan
kurang cukup setiap minggunya.
2. Pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa rendah kemungkinan disebabkan
oleh faktor dari siswa kurang antusias dan berminat mereka merasa proses
pembelajaran selama ini kurang menarik, sehingga motivasi belajar yang
dimiliki juga rendah dalam memperhatikan mata pelajaran akuntansi.
3. Partisipasi siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran akuntansi, siswa
jarang dan malu bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi.
4. Pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa rendah kemungkinan disebabkan
oleh metode pembelajaran yang digunakan guru kurang tepat sehingga siswa
masih kesulitan mengerjakan soal-soal latihan, karena kurang memahami
konsep mata pelajaran akuntansi.
7
C. Pembatasan Masalah
Peneliti melakukan pembatasan masalah dari identifikasi masalah yang
ada sehingga dapat dikaji lebih jelas dan secara mendalam. Adapun pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah upaya peningkatan prestasi belajar mata
pelajaran akuntansi siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di
Sragen yaitu dengan:
1. Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi)
pada mata pelajaran Akuntansi.
2. Prestasi belajar akuntasi yang dimaksud berkenaan dalam penelitian ini pada
nilai hasil belajar, motivasi belajar dan partisipasi siswa yang dicapai dalam
mata pelajaran akuntansi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas
peneliti dapat mengkaji secara jelas dan terarah, maka diperlukan rumusan
masalah yang akan dibahas sebagai berikut:
Rumusan Masalah Utama:
”Apakah terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan
metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa kelas
XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen?”
Bedasarkan rumusan masalah utama yang dikemukakan diatas, maka peneliti
mengidentifikasi permasalahan utama tersebut menjadi permasalahan yang lebih khusus,
Adapun rumusan masalah khususnya sebagai berikut:
Rumusan Masalah Khusus:
1.
Apakah terdapat peningkatan motivasi belajar akuntansi melalui penerapan
metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen?
2.
Apakah terdapat peningkatan partisipasi belajar akuntansi melalui penerapan
metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen?
8
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang dikemukakan diatas tersebut, maka
dapat dirumuskan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:
Tujuan Umum:
Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penerapan
metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa kelas
XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen.
Tujuan Khusus:
1.
Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar akuntansi melalui penerapan
metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen.
2.
Untuk mengetahui peningkatan partisipasi belajar akuntansi melalui penerapan
metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) pada siswa
kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi dunia
pendidikan yang bersifat teoritis maupun praktis. Manfaat tersebut antara lain:
1. Manfaat Teoritis
a. Memberikan manfaat dalam dunia pendidikan untuk dapat memilih metode
pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sesuai dengan materi
pelajaran.
b. Memberikan sumbangan pemikiran bagi calon penelitian lain agar dijadikan
dasar pemikiran lebih lanjut dalam dunia pendidikan yang berhubungan
dengan hal yang sama.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Siswa
Memberi kemudahan dalam memahami materi pelajaran khususnya bidang
akuntansi sehingga berdampak pada meningkatnya prestasi belajar para siswa.
9
b. Bagi Sekolah
Memberi sumbangan dalam rangka perbaikan metode pembelajaran yang
lebih aktif, kreatif dan menyenangkan untuk dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran dan mutu pendidikan.
c. Bagi guru
Berperan sebagai sumber data untuk mengembangkan teknik dan metode
pembelajaran yang tepat dalam menghasilkan output yang berkualitas.
d. Bagi peneliti
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tentang penggunaan metode
pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share (TPS) yang diperoleh dibangku
perkulihaan sebagai calon guru khususnya yang berkaitan dengan akuntansi
serta dapat dijadikan untuk belajar menerapkan metode pembelajaran yang
tepat.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Hakikat Metode Pembelajaran TPS (Think-Pair-Share)
a.
Pengertian Metode Pembelajaran
Secara harfiah metode berarti ”cara”. Dalam pemakaian yang umum,
metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu kegiatan secara sistematis.
Menurut Slameto (1995: 82) metode berati cara atau jalan yang harus dilalui
untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Nana Sudjana (2005: 76) ”Metode
mengajar ialah cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan
hubungannya pada saat berlangsungnya pengajaran”. Pendapat tersebut
diperkuat oleh Tardif dalam Muhibbin Syah (2008:201) ”Metode mengajar
adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa”.
Berdasarkan pengertian tersebut penulis menyimpulkan bahwa
definisi metode mengajar adalah suatu cara atau teknik sistematis yang
digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran agar siswa dapat
memahami dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Metode
pembelajaran yang telah dikembangkan saat ini antara lain metode ceramah,
ekspositori, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas, eksperimen, pembelajaran
kooperatif dan lain-lain. Dalam penelitian ini akan diuraikan metode
pembelajaran kooperatif.
b. Pembelajaran Kooperatif
Guru dapat menciptakan suatu kegiatan belajar mengajar yang dapat
membangkitkan motivasi dan partisipasi siswa, salah satunya melalui metode
pembelajaran kooperatif yaitu suatu pembelajaran yang dilakukan dengan
siswa berdiskusi bersama, saling membantu dan bekerja sebagai tim
(kelompok).
10
11
Slavin dalam Isjoni (2009: 15) pembelajaran kooperatif adalah
model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompokkelompok kecil yang anggotannya terdiri dari 4-6 orang dengan struktur
kelompok heterogen. Sedangkan Sunal dan Hans dalam Isjoni (2009: 15)
mengemukakan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan suatu cara
pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi
dorongan kepada peserta didik agar bekerjasama dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, menurut pendapat yang telah dikemukakan diatas
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran
dimana siswa belajar dalam suatu kelompok dengan bekerja sama dan saling
membantu antara siswa yang satu dengan yang lainnya dalam mengerjakan
tugas maupun membahas materi dalam proses pembelajaran sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang dikehendaki.
Roger dan David Jonshon dalam Anita Lie (2008: 31) mengatakan
bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap sebagai cooperative
learning. Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur model
pembelajaran gotong royong yang harus diterapkan, yaitu: (1) Saling
Ketergantungan Positif, (2) Tanggung Jawab Perseorangan, (3) Tatap Muka,
(4) Komunikasi Antaranggota dan (5) Evaluasi Proses. Sedangkan menurut
Ibrahim,et al dalam Isjroni (2009: 39), pada dasarnya model pembelajaran
kooperatif dikembangkan untuk mencapai tiga tujuan pembelajaran penting,
yaitu :
1) Hasil belajar akademik
Hasil belajar akademik siswa dapat diperbaiki dan ditingkatkan melalui
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini unggul dalam membantu
siswa memahami konsep-konsep yang sulit.
2) Penerimaan terhadap perbedaan individu
Dalam pembelajaran kooperatif, pembagian kelompok terdiri dari individu
yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut antara lain berdasarkan ras,
budaya, kelas sosial, kemampuan dan ketidakmampuan.
12
Penerimaan terhadap suatu perbedaan individu dalam kelompok dilakukan
untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dan
belajar saling menghargai satu sama lain dalam berbagai latar belakang
kondisi.
3) Pengembangan keterampilan sosial
Pengembangan keterampilan sosial mengajarkan kepada siswa untuk
bekerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting untuk
dimiliki oleh siswa sebagai warga masyarakat, bangsa dan Negara dalam
mengatasi masalah-masalah sosial yang semakin kompleks, serta mampu
dalam menghadapi persaingan global untuk memenangkan persaingan.
Model pembelajaran kooperatif berbeda dengan sekadar hanya
belajar dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran
kooperatif dengan benar akan memungkinkan pendidik untuk mengelola
kelas dengan lebih efektif dan mendorong peningkatan siswa dalam
memecahkan berbagai masalah materi pelajaran yang ditemui selama proses
pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan tersebut.
c.
Metode TPS (Think-Pair-Share)
Metode pembelajaran kooperatif TPS (Think-Pair-Share) merupakan
metode sederhana tetapi sangat bermanfaat yang dikembangkan oleh Lyman
dari Universitas Maryland (Slavin, 2008: 257). Metode pembelajaran seperti
ini menempatkan pendidik sebagai fasilitator bukan sebagai pemberi
informasi. Pembelajaran Think-Pair-Share merupakan metode pembelajaran
kooperatif. Pendekatan ini memberikan penekanan pada penggunaan struktur
tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Menurut
Anita Lie (2008:
56) menyatakan bahwa teknik belajar mengajar yang
dikembangkan TPS oleh Frank Lyman dan Spence Kagen sebagai
pembelajaran cooperatif Learning. Teknik ini memberi siswa kesempatan
untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang lain. Keunggulan
lainnya dari teknik inik adalah optimalisasi partisipasi siswa dapat dilihat dari
13
siswa dapat berinteraksi dengan orang lain dan menyadari akan segala
keterbatasannya serta menerima segala perbedaan yang ada, siwa lebih berani
mengungkapkan pendapatnya, siswa dapat mengembangkan kemampuan
untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri maupun menerima umpan
balik. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan
motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat bagi
proses pendidikan jangka panjang. Teknik ini bisa digunakan dalam semua
mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa Think-PairShare (TPS) ini sangat sistematis yang senantiasa memberikan siswa untuk
berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain dengan diskusi
kelompok untuk dapat memecahkan masalah yang diberikan guru, sehingga
siswa lebih aktif berpartisipasi dalam pembelajaran yang dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa.
Metode pembelajaran Think-Pair-Share ini memiliki langkahlangkah yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih
banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.
Menurut Arends (2008: 15-16) langkah-langkah dalam pembelajaran ThinkPair-Share (TPS) sebagai berikut:
1) Berfikir (Thinking)
Guru memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan
pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari
pertanyaan atau isu secara mandiri. Biasanya guru memberikan waktu satu
menit untuk siswa berfikir mandiri.
2) Berpasangan (Pairing)
Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa yang lain untuk
mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada langkah pertama. Interaksi
pada tahap ini juga diharapkan dapat menghasilkan jawaban bersama jika
pertanyaan telah diidentifikasi. Biasanya guru memberikan waktu 4-5
menit untuk berpasangan.
14
3) Berbagai (Sharing)
Guru meminta pasangan-pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau
bekerjasama dengan kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah
didiskusikan. Langkah ini dilakukan dengan cara bergantian pasangan
demi pasangan dan dilanjutkan sampai beberapa siswa yang telah
mendapatkan kesempatan untuk melaporkan, paling tidak sekitar
seperempat pasangan, tetapi disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Pada
langkah ini akan menjadi efektif apabila guru berkeliling kelas dari
pasangan yang satu ke pasangan yang lain.
Sedangkan, Anita Lie (2008: 58) mengemukakan langkah-langkah
pembelajaran Think-Pair-Share (TPS) sebagai berikut:
1) Guru membagi siswa kedalam kelompok berempat dan memberikan tugas
pada semua kelompok.
2) Setiap siswa memikirkan dan mengerjakan tugas tersebut sendiri.
3) Siswa berpasangan dengan salah satu rekan dalam kelompok dan
berdiskusi dengan pasangannya.
4) Kedua pasangan tersebut bertemu kembali dalam kelompok berempat.
Siswa mempunyai kesempatan untuk dapat membagikan hasil kerjanya
kepada kelompok.
Setiap metode pembelajaran pasti mempunyai suatu kelebihan dan
kekurangannya yang digunakan dalam semua mata pelajaran. Menurut Anita
Lie (2008: 46) menyatakan kelebihan dan kekurangan kelompok berpasangan
adalah sebagai berikut:
a) Kelebihan
(1) Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran
(2) Cocok digunakan untuk tugas yang sederhana
(3) Memberikan lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masingmasing anggota kelompok
(4) Interaksi antar pasangan lebih mudah
(5) Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya
b) Kekurangan
(1) Banyak kelompok yang akan melapor dan perlu dimonitor
(2) Lebih sedikit ide yang muncul
(3) Jika ada masalah tidak ada penengah
15
Metode Think-Pair-Share (TPS) mempunyai kelebihan yaitu suatu
metode yang memberi siswa kesempatan untuk dapat bekerja sendiri dan
menunjukkan partisipasi aktif untuk bekerjasama dengan orang lain dalam
kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Metode ini juga dapat digunakan
dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia peserta didik.
Sedangkan kelemahan yang ada pada metode TPS ini diharapkan dapat
diminimalisir dengan peran guru.
2. Hakikat Motivasi Belajar
a.
Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi siswa merupakan salah satu faktor dalam belajar yang
dapat dipengaruhi secara positif oleh guru yang bersemangat dan menarik
perhatian siswa terhadap materi yang diajarkan dengan cara tertentu, maka
dalam diri siswa akan timbul minatnya untuk mempelajari materi tersebut.
Tumbuhnya perhatian dan minat siswa belajar dianggap telah tumbuhnya
motivasi belajar dalam diri siswa yang bersangkutan. Guru juga perlu
memberikan umpan balik yang positif selama berlangsungnya kegiatan
belajar mengajar. Untuk itu, guru perlu menciptakan suasana lingkungan
kelas yang menyenangkan dan menunjang sehingga dapat membangkitkan
motivasi siswa untuk mencapai hasil atau prestasi belajar yang positif.
Mc Donald
dalam
bukunya Oemar Hamalik
(2003:
106)
merumuskan, bahwa....”Motivation is an energy within the person
characterized by affectife arousal and anticipatory goal reaction”, yang
diartikan motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi)
seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Menurut Hanafiah dan Suhana (2009: 26) ”Motivasi belajar
merupakan kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force),
atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta
didik untuk belajar secara aktif, kreaktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan
dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor”. Menurut Sardiman A.M. (2001: 73) mengatakan dalam kegiatan
16
belajar ”Motivasi belajar adalah keseluruhan daya pengerak didalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar, yang menjamin suatu
keberlangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
dapat tercapai”.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu perubahan energi dalam diri
seseorang atau peserta didik dengan timbulnya perasaan dan keinginan yang
kuat untuk belajar secara aktif, kreaktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki baik aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Motivasi belajar ini juga dianggap penting dalam upaya belajar
dan pembelajaran dilihat dari segi fungsi dan nilainya atau manfaatnya.
b. Ciri-Ciri Motivasi
Disadari atau tidak setiap kegiatan manusia pasti didasari adanya
motivasi, terutama dalam belajar. Motivasi merupakan salah satu faktor
penting dalam meningkatkan prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi
yang ada pada diri seseorang dapat diketahui dari perilakunya. Menurut
Sardiman A.M. (2001: 81) seseorang dikatakan memiliki motivasi apabila
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2) Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa), tidak
memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi sebaik
mungkin (tidak cepat puas dengan prestasi yang telah
dicapainya).
3) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah “untuk
orang dewasa” (misalnya masalah pembangunan agama, politik,
ekonomi, keadilan, pemberantasan korupsi, penentangan
terhadap setiap tindak criminal, amoral, dan sebagainya).
4) Lebih senang bekerja mandiri.
5) Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
6) Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini itu.
17
8) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri tersebut, maka dapat dikatakan
seseorang itu memiliki motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar
akan berhasil baik kalau siswa tekun mengerjakan tugas, ulet dalam
memecahkan berbagai masalah dan hambatan secara mandiri. Oleh karena
itu, guru harus berupaya memupuk motivasi belajar siswa, salah satunya
dengan menciptakan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan.
Diantaranya dapat diciptakan melalui penerapan metode pembelajaran yang
inovatif, penilaian yang efektif, dan sebagainya.
c. Fungsi dan Sifat Motivasi
Motivasi merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan
proses belajar mengajar. Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya (2003:
108) mengemukakan fungsi motivasi sebagai berikut:
1) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan. Tanpa motivasi tidak
akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.
2) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
3) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan tingkah laku
seseorang. Besar kecilnya motivasi akan cepat atau lambatnya suatu
pekerjaan.
Berdasarkan fungsi motivasi yang dikemukakan diatas, juga
dinyatakan motivasi memiliki dua sifat, motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrensik.
1) Motivasi intrinsik
Motivasi intrinsik adalah motivasi yang tercakup dalam situasi belajar
yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa sendiri. Motivasi
ini sering disebut ”motivasi murni”, atau motivasi yang timbul dari dalam
diri peserta didik, misalnya keinginan untuk mendapat ketrampilan
tertentu, memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap
untuk berhasil, menikmati kehidupan, secara sadar dapat memberikan
18
sumbangan kepada kelompok, keinginan untuk diterima oleh orang lain,
dan sebagainya. Motivasi ini timbul tanpa pengaruh dari luar.
2) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor
dari luar situasi belajar, seperti : angka, kredit, ijazah, tingkatan, hadiah,
medali, pertentangan dan persaingan, yang bersifat negatif ialah ejekan,
dan hukuman. Motivasi ekstrinsik tetap diperlukan didalam sekolah, sebab
pembelajaran di sekolah tidak semuanya menarik minat, atau sesuai
dengan kebutuhan peserta didik. Ada kemungkinan peserta didik belum
menyadari pentingnya bahan pelajaran yang disampaikan oleh guru.
Dalam keadaan ini peserta didik yang bersangkutan perlu dimotivasi agar
belajar dan guru berupaya membangkitkan motivasi belajar peserta didik
sesuai dengan keadaan peserta didik itu sendiri. Adanya motivasi yang
baik dalam belajar akan menunjukkan hasil belajar yang baik (Sardiman
A.M., 2001: 83). Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas
usaha belajar bagi para siswa.
Dengan demikian, antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik
sulit untuk menentukan mana yang lebih baik. Selalu menghendaki timbulnya
motivasi instrinsik, akan tetapi motivasi ini tidak mudah dan tidak selalu
dapat timbul. Di pihak lain, guru bertanggung jawab supaya pembelajaran
berhasil dengan baik dan guru berupaya mendorong dan membangkitkan
motivasi ekstrinsik pada peserta didiknya sehingga diharapkan timbul
kesadaran dalam diri peserta didik itu sendiri untuk melakukan kegiatan
belajar.
3. Hakikat Partisipasi Siswa
a.
Pengertian Partisipasi Siswa
Kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan baik seorang guru
diharapkan mampu
menciptakan kondisi belajar
yang dapat mendorong
peran aktif dan partisipasi siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung siswa
19
harus aktif dengan ikut terlibat secara penuh dalam kegiatan belajar yang
dilakukan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 732) pengertiannya partisipasi
adalah turut berperan serta dalam kegiatan, sedangkan partisipan orang yang
ikut serta dalam suatu kegiatan. Dalam hal ini partisipasi atau keterlibatan
siswa merupakan suatu kegiatan dimana subjek yang belajar atau siswa
berperan aktif dengan ikut serta dalam mempraktekkan sesuatu, baik secara
terbuka
maupun secara tertutup dalam proses belajar mengajar. Menurut
Dimyati dan Mudjiono (1994: 43) menyatakan bahwa berpartisipasi atau
keterlibatan siswa dalam belajar tidak hanya berupa keterlibatan tetapi
terutama adalah keterlibatan emosional, keterlibatan dalam kegiatan kognitif,
dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan
internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan nilai, serta pada saat
latihan-latihan unuk membentuk ketrampilan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa partisipasi
siswa adalah keterlibatan siswa dalam pembelajaran mencakup dua hal utama
yaitu keterlibatan fisik dan keterlibatan psikis. Keterlibatan secara fisik dapat
diamati dari kegiatan siswa seperti membaca, menulis, keaktifan bertanya,
ketrampilan menghitung, dan lain sebagainya. Kegiatan psikis atau emosional
misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk memecahkan
masalah yang dihadapi, membuat kesimpulan dari hasil kegiatan belajar,
bekerjasama dengan berdiskusi kelompok memecahkan masalah atau soal
yang diberikan guru dan kegiatan psikis sebagainya.
b. Faktor-faktor yang Mendorong Peserta Didik Berpartisipasi Aktif
Suatu proses belajar mengajar dikatakan berhasil apabila siswanya
terlibat secara langsung di dalam kelas terus berkelanjutan, hal tersebut dapat
dilihat dari keaktifan atau partisipasi siswa dalam proses pembelajaran.
Menurut Malone dalam Sobri Sutikno (2004: 29), agar peserta didik terdorong
untuk berpartisipasi aktif dan efisien dalam belajar diperlukan beberapa faktor,
yaitu:
20
1) Harus memilikinya motivasi, alasan dan tujuan belajar yang
jelas dan dibantu oleh guru mereka.
2) Harus ada tujuan pembelajaran yang jelas, peserta didik akan
belajar secara efektif karena mereka memiliki gambaran umum
tentang topik yang dipelajari.
3) Tujuan pembelajaran yang jelas beserta jadwal pencapaiannya
juga dapat berfungsi sebagai sebuah rencana yang harus
dilaksanakan oleh peserta didik.
4) Peserta didik memerlukan umpan balik selama proses
pembelajaran untuk mengetahui perkembangan keberhasilan
yang teleh dicapainya.
5) Apa yang dipelajarinya harus memiliki relevansi dengan
kebutuhan mereka.
6) Peserta didik memerlukan dorongan agar mampu menerapkan.
Sedangkan, menurut Sudjana (1993: 30) dalam E. Mulyasa (2005:
156-157) mengemukakan syarat kelas yang efektif jika di dalamnya terdapat
keterlibatan, tanggung jawab dan umpan balik dari peserta didik. Dalam
proses pembelajaran bukan guru yang berperan aktif dalam memberikan
pengetahuan kepada siswa tetapi siswa memiliki kesadaran dan tanggung
jawab pribadi membentuk pengetahuhannya sendiri dengan bimbingan dari
guru. Partisipasi peserta didik dapat ditumbuhkan dengan berbagai cara, antara
lain memberikan pertanyaan dan menanggapi respon peserta didik secara
positif, menggunakan metode yang bervariasi yang lebih melibatkan peserta
didik.
Nana Sudjana (1995: 61) secara lebih terperinci mengemukakan
tentang ciri-ciri siswa yang aktif, yaitu:
1) Terlibat dalam pemecahan masalah
2) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak
memahami persoalan yang dihadapinya
3) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah
4) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya
5) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
6) Melatih diri dalam memecahkan soal
7) Kesempatan menggunakan atau menerapkan tugas persoalan yang
dihadapinya.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan bahwa proses belajar
mengajar di kelas yang efektif apabila didalamnya bukan hanya guru yang
21
berperan aktif tetapi juga memperhatikan keterlibatan partisipasi siswa atau
peserta didik sangat dibutuhkan, salah satunya dilihat dari keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran dengan harapan adanya keterlibatan partisipasi
siswa secara penuh dapat menimbulkan minat dalam diri siswa maka motivasi
belajar juga meningkat sehingga dapat mendorong pencapaian hasil atau
prestasi belajar yang baik optimal sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Peneliti akan menggunakan indikator partisipasi siswa dalam pembelajaran
sebagai penilaian meliputi : 1) Keaktifan siswa selama apersepsi, 2) Keaktifan
siswa bekerjasama dalam mengikuti diskusi kelompok, 3) Kemampuan siswa
dalam bertanya, 4) Kemampuan siswa mengungkapkan/mengemukakan
pendapat , 5) Kemampuan siswa mengerjakan soal/tugas yang diberikan.
4. Hakikat Prestasi Belajar Akuntansi
a. Pengertian Belajar
Belajar pada hakikatnya selalu berkenaan dengan perubahan pada diri
orang yang belajar, apakah itu mengarahkan kepada yang lebih baik ataupun
yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal ini yang selalu terkait dalam
belajar adalah pengalaman, pengalaman yang terbentuk interaksi dengan orang
lain atau lingkungannya.
Unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekan dalam
rumusan atau definisi tentang belajar, yang dikemukakan para ahli
dibidangnya. Menurut Witherington dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2003:
155), bahwa “Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang
dimanifestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk ketrampilan,
sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. W.S. Winkel dalam Gino
(1999: 6) “Belajar aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi
dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan
pemahaman, ketrampilan dan nilai, sikap.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah
suatu proses aktivitas yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan yang baru secara keseluruhan,
22
perubahan yang terjadi sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak sekali
hal-hal atau faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi belajar menurut Slameto (1995: 54) dibagi menjadi dua, yaitu
meliputi: faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu
seseorang. Faktor intern meliputi tiga faktor yaitu:
1) Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan, cacat tubuh.
2) Faktor psikologis, yang meliputi inteligensi, perhatian, minat,
bakat, motivasi, kematangan dan kesiapan siswa.
3) Faktor kelelahan.
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu.
Faktor ekstern terdiri atas tiga macam, yaitu :
1) Faktor keluarga, yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi
antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
2) Faktor sekolah yang meliputi : metode mengajar, kurikulum,
relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, keadaan gedung, metode
belajar dan tugas rumah.
3) Faktor masyarakat, yang meliputi : kegiatan siswa dalam
masayrakat, media masa, teman bergaul, bentuk kegiatan
masyarakat.
Faktor-faktor yang disebutkan diatas sangat berpengaruh terhadap
pencapaian prestasi belajar seseorang. Hal ini dikarenakan kedua faktor
tersebut saling bersinergi dan memudahkan siswa dalam mencapai prestasi
belajar yang optimal.
23
c.
Pengertian Prestasi Belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan yang penting dalan kehidupan
manusia yang dapat menghasilkan suatu perubahan tingkah laku dalam diri
individu. Untuk mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar
diperlukan suatu evaluasi yang bertujuan mengetahui prestasi siswa setelah
proses belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar dan kegiatan belajar dua
hal yang tidak dapat dipisahkan karena kegiatan belajar merupakan suatu
proses belajar, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar itu
sendiri.
Pengertian prestasi yang dikemukakan para ahli pendapatnya
berbeda-beda antara satu dengan yang lain sesuai dengan sudut pandangan
mereka. Menurut Saifudin Azwar (2002: 13) menyatakan ”Prestasi adalah
hasil yang telah dicapai oleh siswa dalam belajar”. Oemar Hamalik (2003:
159), “ Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar “. Menurut beliau,
prestasi merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui karena dengan
adanya prestasi yang diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, maupun
kalimat dapat diketahui tingkat keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar. Sedangkan Zainal Arifin (1991: 3) ”Prestasi belajar merupakan suatu
masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan setiap manusia
karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu berusaha mengejar
prestasi menurut bidang dan kemampuannya masing-masing”.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa
prestasi belajar adalah suatu hasil yang bersifat perenial senantiasa ingin
dicapai seseorang atau siswa dalam kegiatan belajar sesuai bidang dan
kemampuan masing-masing yang dipelajarinya diwujudkan dalam bentuk
angka, simbol maupun kalimat.
Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi belajar telah dicapai
peserta didik, maka diadakan kegiatan evaluasi tehadap penilaian hasil dan
proses belajar yang bertujuan untuk mengetahui ketuntasan peserta didik
dalam mengusai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Oemar Hamalik
24
(2003: 159) dalam bukunya menyatakan tentang evaluasi hasil belajar
merupakan:
Keseluruhan kegiatan dari suatu pengukuran (pengumpulan data dan
informasi),pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat
keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa
setelah melakukan kegiatan dalam upaya mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan. Hasil belajar menunjuk kepada
prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator
adanya dan derajat perubahan tingkah laku.
Dari hasil evaluasi terhadap penilaian tersebut dapat diketahui
kompetensi dasar dan materi yang belum dikuasai peserta didik sesuai dengan
tujuan pembelajaran. Sedangkan Zainal Arifin (1991: 3-4) mengemukakan
dalam belajar, prestasi mempunyai beberapa fungsi utama sebagai berikut:
1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang
dimiliki peserta didik.
2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3) Prentasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan.
4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi
pendidikan.
5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan)
anak didik.
Berdasarkan fungsi prestasi belajar yang telah disebutkan di atas,
maka dapat diketahui bahwa pentingnya untuk mengetahui keberhasilan atau
kegagalan dalam belajar dapat dilihat dari prestasi yang telah dicapai. Prestasi
belajar siswa baik secara individu maupun kelompok dalam kegiatan belajar
berbeda-beda. Hal tersebut disebabkan karena fungsi prestasi belajar tidak
hanya sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu, tetapi juga
sebagai indikator kualitas institusi pendidikan, bagi guru prestasi belajar
bermanfaat untuk melakukan umpan balik dalam melaksanakan proses belajar
mengajar, apakah perlu diadakan perbaikan dalam proses belajar mengajar
atau tidak perlu.
25
d. Pengertian Akuntansi
Akuntansi merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan
dalam pendidikan menegah atas yaitu, SMA dan SMK. Mata pelajaran ini di
SMA pada jurusan IPS yang banyak hitungan serta pembuatan kolom yang
diperlukan pada hampir setiap pokok bahasan, Sehingga siswa harus benarbenar memahami konsepnya. Oleh kerena itu, perlu memahami akuntansi itu
sendiri. Banyak ahli yang memberikan definisi akuntansi berbeda-beda dari
sudut pandang masing-masing.
American Accounting Association dalam Soemarso (2004: 3)
mendefinisikan akuntansi sebagai:”... proses mengidentifikasi, mengukur, dan
melaporkan informasi ekonomi,untuk memungkinkan adanya penilaian dan
keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi
tersebut”. Menurut Ahmed Belkaoi dalam R. Baswir (1995: 4) ”Akuntansi
adalah suatu kegiatan jasa yang berfungsi menyajikan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan, dari suatu lembaga atau perusahaan, yang
diharapkan dapat digunakan sebagai dasar dalam mengambil keputusankeputusan ekonomi diantara sebagai alternatif tindakan”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
akuntansi mengandung dua pengertian baik dari segi proses dan konsep.
Pengertian akuntansi dari segi proses yaitu akuntansi merupakan suatu proses
yang bertahap terdiri dari tahap mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan
informasi ekonomi, sedangkan dari segi konsep yaitu akuntansi merupakan
suatu disiplin ilmu yang menghasilkan informasi keuangan yang dapat
digunakan dalam penilaian dan pengambilan keputusan-keputusan yang jelas
dan tegas mengenai kesatuan usaha yang bersangkutan.
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang relevan merupakan hasil penelitian orang lain yang
relevan digunakan sebagi acuan dan pembanding penelitian yang akan dilakukan.
Selaras dengan judul penelitian yang diambil yaitu, ”Upaya Peningkatan Prestasi
Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-
26
Berpasangan-Berbagi) Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3
Masaran Di Sragen Tahun Pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut :
1.
Giyastutik (2008) dalam skripsinya yang berjudul ”Penerapan Pembelajaran
Kooperatif Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Siswa Kelas VII A SMP Negeri 3 Karanganyar Tahun pelajaran 2007/2008”
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan hasil belajar diukur dari evaluasi
siklus I dan II dengan rata-rata pencapaian kognitif pada siklus I sebesar
72,13% dan pada siklus II sebesar 80,46%. Capaian rata-rata afektif pada
siklus I sebesar 71,52% dan pada siklus II sebesar 80,61%. Capaian rataratapsikomotor siswa yang bersikap positif pada siklus I sebesar 73,33% dan
pada siklus II sebesar 87,5%. Sebagai data pendukung,capaian kepuasan
siswa terhadap penggunaan Think-Pair-Share pada siklus I sebesar 68,77%
dan pada siklus II nenjadi 78,01% serta performence guru pada siklus I
sebesar 72,06% menjadi 80,26% pada siklus II. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif ThinkPair-Share dapat meningkatkan hasil belajar biologi.
2.
Septriana dan Handoyo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul ”Penerapan
Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi siwa kelas
X SMA MAN 1 Malang ” Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas
belajar siswa setelah adanya penerapan TPS (Think-Pair-Share) dalam proses
pembelajaran kooperatif mengalami peningkatan. Pada siklus I persentase
keberhasilan tindakan sebesar 65.68% dalam katagori sedang, sedangkan dan
pada siklus II meningkat menjadi 85.29% dalam katogori baik. Prestasi
belajar siswa setelah penerapan TPS (Think-Pair-Share) juga mengalami
peningkatan. Pada siklus I nilai rata-rata sebesar 71.76 dengan jumlah siswa
yang tuntas belajar sebanyak 64.71% dan pada siklus II mengalami
peningkatan menjadi 76.03% dengan jumlah siswa yang tuntas belajar adalah
sebanyak 79,41%”.
Persamaan penelitian dengan penelitian sebelumnya yang akan dilakukan
penulis adalah penerapan metode TPS (Think-Pair-Share/Berpikir-BerpasanganBerbagi) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Sedangkan perbedaannya
27
terletak pada bentuk penelitian dan teknik analisis. Penelitian yang akan dilakukan
penulis merupakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik analisis
statistik sederhana.
C. Kerangka Pemikiran
Kerangka berfikir merupakan alur penalaran untuk sampai pada jawaban
sementara atau masalah yang dirumuskan. Kerangka berfikir ini digambarkan
dengan suatu skema secara holistik dan sistematik. Kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
Permasalahan yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah 1) Metode
pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru dengan ceramah
konvensional dalam proses belajar mengajar sehingga siswa kurang antusias dan
berminat, 2) Motivasi siswa belajar rendah dalam memperhatikan pelajaran
karena kurang bersemangat, 3) Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan
belajar mengajar ditandai jarang bertanya sehingga masih kesulitan memahami
konsepnya, 4) Prestasi belajar siswa kurang optimal terhadap mata pelajaran
akuntansi. Hal tersebut menjadi indikator bahwa pencapaian prestasi belajar siswa
kurang maksimal atau rendah. Hal ini semua menyebabkan guru menghadapi
suatu masalah dalam membangkitkan motivasi, partisipasi atau keaktifan dan
meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi.
Oleh karena itu, untuk meningkatkan pencapaian prestasi belajar
akuntansi, peneliti akan menerapkan metode Think-Pair-Share (TPS) dengan
diskusi, agar siswa lebih antusias dan berminat sehingga akan meningkatkan
kesadaran diri siswa terhadap kemampuannya dan kebutuhan untuk belajar yang
dapat mendorong semangat serta dengan sendirinya dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa yang tinggi untuk memperbaiki kekuranganya. Motivasi merupakan
salah satu faktor penting sebagai usaha dalam meningkatkan pencapaian prestasi
belajar melalui penerapan TPS (Think-Pair-Share). Oleh karena itu, motivasi
siswa dalam belajar perlu dikembangkan dan ditingkatkan pada diri siswa yang
dapat menjadikan partisipasi siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar
akuntansi dan bersemangat belajar sehingga pemahaman serta kreativitas siswa
28
akan lebih meningkat terhadap pemecahan masalah atau soal akuntansi, dengan
demikian prestasi belajar akuntansi siswa juga meningkat.
Selaras dengan judul penelitian yang diambil yaitu, ”Upaya Peningkatan
Prestasi Belajar Akuntansi Melalui Penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/
Berpikir-Berpasangan-Berbagi) Pada Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah
3 Masaran di Sragen”, digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Penerapan Metode TPS (Think-Pair-Share/BerpikirBerpasangan-Berbagi).
Motivasi belajar siswa meningkat ditandai adanya kesadaran diri
untuk belajar dan lebih memperhatikan pelajaran karena lebih
antusias dan berminat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar
akuntansi yang tidak hanya berpusat pada guru dengan metode
ceramah, maka keaktifan siswa juga akan meningkat
Partisipasi siswa meningkat ditandai adanya keterlibatan siswa
lebih aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar untuk
memecahkan soal yang dapat mengakibatkan pemahaman siswa
menjadi lebih meningkat terhadap mata pelajaran akuntansi
Prestasi belajar akuntansi siswa meningkat
(siswa lebih bersemangat)
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran PTK
29
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari masalah yang telah
dirumuskan kebenaranya masih lemah sehingga masih perlu diuji kebenarannya.
Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang dipaparkan sebelumnya, maka
hipotesis tindakan ini dapat dirumuskan bahwa “Penerapan metode TPS (ThinkPair-Share/Berpikir-Berpasangan-Berbagi) dalam pembelajaran akuntansi dapat
meningkatkan prestasi belajar Siswa Kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3
Masaran di Sragen Tahun pelajaran 2009/2010”.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan SMA Muhammadyah 3 Masaran Di Sragen.
Alasan pemilihan tempat tersebut adalah pada siswa kelas XI IPS 1 SMA
Muhammadyah 3 Masaran Di Sragen dengan pertimbangan sebagai berikut:
a.
SMA Muhammadyah 3 Masaran telah memberikan ijin kepada peneliti untuk
mengadakan penelitian.
b.
Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai subjek penelitian yang
sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang.
c.
Antara peneliti dan pihak sekolah sudah ada hubungan yang baik.
d.
Dilihat dari segi efisiensi, tanpa mengurangi harapan tentang kualitas hasil
penelitian, lokasi penelitian sangat menguntungkan bagi peneliti karena dekat
dengan tempat tinggal peneliti.
e.
Kualitas proses dan hasil belajar akuntansi kelas XI IPS 1 belum optimal,
sehingga peneliti perlu mengadakan penerapan metode TPS (Think-PairShare) yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa.
Pelaksanaan ini dilakukan dengan dua siklus dimana peneliti sebagai
pengajar dan berkolaborasi dengan guru mata pelajaran akuntansi yaitu ibu Sri
Supartinih, S.Pd. yang membantu dalam pelaksanaan perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak
langsung kegiatan penelitian terkontrol sekaligus menjadi kevalidan hasil
penelitian.
30
31
2. Waktu Penelitian
Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan April 2010
sampai dengan bulan Mei 2010, waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai
penyusunan laporan penelitian, sampai penyusunan laporan penelitian, dengan
jadwal sebagai berikut:
Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Kegiatan
1.Persiapan
Penelitian
a. Penyusunan
Judul
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
b. Penyusunan
Proposal
c. Perijinan
2. Perencanaan
Tindakan
3.Implementasi
Tindakan
a. Siklus I
b. Siklus II
4. Review
5. Penyusunan
Laporan
B. Subyek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini yang menjadi subjek
penelitian adalah SMA Muhammadyah 3 Masaran pada siswa kelas XI IPS 1 yang
terdiri dari 44 siswa.
C. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan
kelas (PTK) yang dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikan seperti apa
adanya. Penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari classroom action
research, yaitu suatu action research yang dilakukan di kelas.
Zainal Agib (2009: 127) mengemukakan bahwa PTK (Classroom Action
Research) yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya (sekolah) tempat
32
ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan
praktik pembelajaran. Menurut Suharsimi Arikunto (2009: 58), pengertian dari
PTK adalah ”Penelitian tindakan (action researcs) yang dilakukan dengan tujuan
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya”.
Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui PTK antara lain
siswa, guru, materi pelajaran, peralatan, hasil pembelajaran, lingkungan, dan
pengelolaan (Suharsimi Arikunto, 2009: 58).
Untuk lebih memahami PTK, perlu mengetahui karakteristik dari PTK
itu sendiri. Menurut Zainal Agib (2009: 128) karakteristik PTK meliputi:
1.
2.
3.
4.
Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional.
Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya
Penelitian sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi
Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktek
instruksional
5. Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus
6. Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang
melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah
peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.
Berdasarkan pendapat yang dikemukakan diatas dapat disimpulkan
bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang
dilakukan oleh guru di kelasnya untuk menanggulangi masalah dalam proses
pembelajaran, serta bertujuan melakukan perbaikan dalam berbagai aspek atau
meningkatkan kualitas praktek pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dilaksanakan melalui empat langkah
utama yang saling berkaitan, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan
Tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan model PTK sebagaimana yang dikemukakan oleh Suhardjono
dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi (2007: 74).
33
Untuk lebih jelas mengenai tahapannya dapat dilihat bagan sebagai berikut:
Permasalahan
Siklus I
Permasalahan baru
Hasil refleksi
Perencanaan
Tindakan I
Refleksi I
Perencanaan
Tindakan II
Siklus II
Refleksi II
Apabila
permasalahan belum
terselesaikan
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan/
Pengumpulan
Data I
Pelaksanaan
Tindakan II
Pengamatan/
Pengumpulan
Data II
Dilanjutkan ke siklus
berikutnya
Gambar 2. Model Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007: 74)
Keterangan:
Rincian kegiatan pada tahapan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan
Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan
tersebut akan dilakukan.
Secara rinci, pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut:
34
a. Mengidentifikasi cara menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat
dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Masalah tersebut harus benarbenar faktual terjadi di lapangan, masalah yang bersifat umum di kelasnya,
masalah cukup penting dan bermanfaat bagi peningkatan mutu dari hasil
pembelajaran, dan masalahpun harus dalam jangkauan kemampuan dari
peneliti.
b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang natinya
akan melatarbelakangi PTK.
c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun
kalimat pernyataan.
d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, berupa
rumusan hipotesis tindakan. Umumnya dimulai dengan menetapkan
berbagai alternatif tindakan dalam pemecahan masalah, kemudian dipilih
tindakan yang paling menjanjikan hasil terbaik dan yang dapat dilakukan
oleh guru.
e. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan menjabarkan
indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data
yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu.
f. Membuat secara rinci rancangan tindakan.
2. Tindakan
Pada tahap ini, rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran
akan diterapkan. Skenario atau rancangan dari tindakan yang akan dilakukan,
hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulis. Rincian tindakan itu
menjelaskan (a) langkah demi langkah kegiatan yang akan dilakukan,(b)
kegiatan yang seharusnya dialakukan oleh guru, (c) kegiatan yang diharapkan
dilakukan oleh siswa, (d) rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan
digunakan dan cara menggunakannya, (e) jenis alat atau instrumen yang akan
digunakan untuk pengumpulan suatu data atau pengamatan disertai dengan
penjelasan rinci bagaimana menggunakannya.
35
3. Observasi dan interpretasi
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua
hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini berisi tentang pelaksanaan tindakan dan rencana yang
yang sudah dibuat dengan menggunakan format observasi atau penilaian yang
telah disusun oleh peneliti, termasuk juga pengamatan secara cermat
pelaksanaan skenario tindakan dari waktu ke waktu serta dampaknya terhadap
proses pembelajaran siswa di kelas. Data yang dikumpulkan dapat berupa
hasil kuis, tes, presentasi atau yang menggambarkan motivasi siswa,
partisipasi aktif siswa dan lain sebagainya. Data yang dikumpulkan hendaknya
dicek untuk mengetahui keabsahannya. Semua data yang telah terkumpul
memerlukan suatu analisis, baik untuk mempermudah penggunaan maupun
dalam penarikan kesimpulan.
4. Refleksi
Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan
yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, kemudian
dilakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi
dalam PTK menyangkut analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil
pengamatan atas tindakan yang dilakukan. Jika terdapat suatu masalah dari
proses refleksi maka dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus tahap
berikutnya yang meliputi kegiatan perencanaan ulang, tindakan ulang, dan
pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka
tekinik pengumpulan data yang digunakan:
1. Wawancara
Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa untuk
mengali informasi guna memperoleh data yang terkait dengan aspek-aspek
pembelajaran, penentuan tindakan dan respon yang diberikan sebagai akibat
dari tindakan yang dilakukan. Jenis wawancara yang digunakan adalah
36
wawancara bebas terpimpin dimana pewawancara memberikan pertanyaan
sesuai dengan rancangan yang telah dibuat, namun cara menyampaikan
pertanyaan tersebut tergantung pada kebijaksanaan pewawancara.
2. Observasi
Observasi dilakukan kolaborasi antara peneliti dan guru dengan
melaksanakan, mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat apa kekurangan
dan kelebihan dalam proses pembelajaran dengan tujuan untuk mengamati
pelaksanaan perkembangan pembelajaran akuntansi yang dilakukan oleh para
siswa. Pengamatan dilakukan sebelum, selama, dan sesudah siklus penelitian
berlangsung.
3. Angket
Jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
sederhana, yaitu menyusun daftar pernyataan yang sesuai dengan data yang
dibutuhkan oleh peneliti yang ditujukan kepada responden.
4. Tes
Tes merupakan alat ukur yang berupa pertannyaan atau alat lain yang
digunakan peneliti untuk dapat mengetahui dari hasil penelitian yang telah
dilakukan. Tes digunakan untuk dapat mengetahui seberapa jauh tingkat
perkembangan atau keberhasilan belajar siswa setelah kegiatan pelaksanaan
tindakan. Tes yang digunakan dalam bentuk tertulis dengan soal esai.
5. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan upaya untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah penelitian tindakan kelas dilakukan. Dokumentasi non-tes ini, yaitu
dokumentasi berupa gambar atau foto proses belajar mengajar.
37
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam
penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa
tahap kegiatan yaitu:
1. Tahap Pengenalan Masalah
Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah:
a. Mengidentifikasi masalah
b. Menganalisis maslaah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori
yang relevan.
c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama
d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi
2. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pembelajaran
c. Penyusunan soal evaluasi
3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan
Rencana tindakan disusun dalam dua siklus, yaitu: siklus I dan siklus II.
Setiap siklus terdiri empat tahap, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi.
4. Tahap Implementasi Tindakan
Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran akuntansi melalui
penerapan metode pembelajaran kooperatif Think-Pair-Share dalam proses
pembelajaran akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji
kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan.
5. Tahap Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang
sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru.
6. Tahap Penyusunan Laporan
Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah
dilakukan selama penelitian.
38
F. Proses Penelitian
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian adalah meningkatnya
pencapaian prestasi belajar akuntansi siswa melalui penerapan pembelajaran
kooperatif TPS (Think-Pair-Share). Setiap tindakan upaya peningkatan indikator
tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari
empat tahap, yaitu (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3)
Observasi dan Interpretasi, dan (4) Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya.
Dalam penelitian ini, direncanakan dalam dua siklus dijelaskan sebagai berikut:
1. Rancangan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti bersama guru melakukan persiapan dan perencanaan
sesuai skenario pembelajaran dengan metode pembelajaran TPS (Think-PairShare), yaitu meliputi:
1) Membuat suatu skenario pembelajaran yang berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sesuai dengan metode pembelajaran TPS (Think-PairShare).
2) Menyusun lembar observasi untuk guru dan siswa dengan tujuan agar
dapat mengamati kondisi belajar dan mengukur hasil pembelajaran di
kelas pada saat metode TPS (Think-Pair-Share) diterapkan.
3) Mempersiapkan instrument berupa kopian permasalahan yang timbul
dalam materi yang disampaikan guru kemudian didiskusikan.
4) Guru merancang pembelajaran dengan membentuk kelompok belajar
didasarkan pada penyebaran tingkat kecerdasan secara heterogen, tiap
kelompok beranggotakan 4-6 orang peserta didik.
5) Menyiapkan instrument yang berupa test dan non-test. Instrument test
dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus) sedangkan
instrumen non-test dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan
oleh peneliti dengan mengamati partisipasi (keaktifan) dan sikap siswa
selama proses belajar mengajar berlangsung dengan tujuan agar dapat
mengamati kondisi belajar di kelas pada saat TPS diterapkan.
6) Menetapkan indikator ketercapaian dalam proses pembelajaran.
39
Tabel 2. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa
Presentasi
target
pencapaian
Cara mengukur
Penerapan Metode TPS
(Think-Pair-Share)
80%
Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi
pengamatan kelas.
Motivasi belajar siswa
80%
Dihitung dengan menggunakan
lembar angket sederhana berupa
pernyataan dari peneliti dan
dihitung dari jumlah siswa yang
mengisi angket.
Partisipasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran.
80%
Diamati saat pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi
partisipasi siswa.
Prestasi belajar siswa dari
ketuntasan hasil belajar
(standar nilai 6,2)
80%
Dihitung dari jumlah siswa yang
mendapatkan nilai 62 ke atas,
Nilai diperoleh siswa dari tes
evaluasi yang dihitung dari
∑ siswa tuntas x 100%
∑seluruh siswa
untuk siswa yang mendapat nilai
62 dianggap telah mencapai
ketuntasan belajar.
Aspek yang diukur
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan, dilaksanakan sesuai skenario pembelajaran
yang telah, direncanakan, disusun dan dilakukan peneliti bersama guru dengan
observasi terhadap dampak tindakan. Dalam penelitian ini keseluruhan
tindakan yang dilaksanakan bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa mata pelajaran akuntansi yang sebelumnya kurang mencapai hasil yang
maksimal. Pelaksanaan tindakan dilakukan untuk mengefektifkan proses
pembelajaran, meningkatkan motivasi belajar siswa, mengaktifkan partisipasi
siswa dan meningkatkan hasil belajar/prestasi belajar siswa yang optimal.
40
Tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi kegiatan
sebagai berikut:
1) Guru membuka pelajaran dengan salam dan melakukan apersepsi materi
tentang materi yang sebelumnya.
2) Guru menyajikan materi secara klasikal, kemudian menyampaikan suatu
permasalahan kepada siswa.
3) Guru membagi kelompok secara heterogen sesuai dengan tingkat
kecerdasan akademiknya tiap kelompok berangotakan 4-6 siswa.
4) Guru memberi soal atau tugas kepada masing-masing kelompok untuk
mendiskusikan masalah yang telah disediakan.
5) Guru meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berfikir
sendiri atau secara mandiri mengenai jawaban atau masalah terlebih
dahulu sebelum didiskusikan dengan temannya.
6) Guru meminta siswa berpasangan dalam satu kelompoknya dan
mendiskusikan apa yang mereka peroleh mengenai masalah yang diajukan
tadi sekitar 5-10 menit, selanjutnya berbagi jawaban dengan seluruh teman
dikelompoknya untuk mendiskusikan dari apa yang telah dijawab dan
dipikirkannya. Dengan menemukan jawaban yang tepat untuk disimpulkan
hasil kerja dari diskusi kelompoknya.
7) Guru memimpin pleno diskusi kecil meminta semua kelompok tersebut
untuk berbagi (share) dengan kelas secara keseluruhan dan menunjuk salah
satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya serta
siswa lain menanggapinya.
8) Guru dan siswa bersama-sama memberi kesimpulan dan penambahan
materi yang belum diungkap siswa.
9) Guru memberikan penghargaan berupa pujian atau ucapan selamat.
10) Guru menutup pelajaran.
11) Guru melakukan evaluasi dengan memberikan kuis individual.
c. Observasi dan Interprestasi
Tahap observasi dan interprestasi ini, dilakukan dengan mengamati dan
menginterpretasikan aktivitas penerapan pembelajaran kooperatif TPS (Think-
41
Pair-Share) pada proses pembelajaran akuntansi tentang kekurangan dan
kelebihan aplikasi tindakan pertama untuk mendapatkan data.
d. Refleksi
Tahap refleksi, dilakukan dengan menganalisis data yang diperoleh dari
hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagaimana yang
perlu dilakukan dalam perbaikan/penyempurnaan dan bagaimana yang telah
memenuhi target sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Dengan demikian, dapat diketahui peningkatan keaktifan partisipasi siswa dan
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi sehingga hasil refleksi ini
akan dapat diketahui kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan pada siklus I sehingga dapat digunakan untuk menentukan
tindakan kelas pada pertemuan berikutnya atau siklus II.
2. Rancangan Siklus II
Pada siklus II perencanaan tindakan dengan hasil yang telah dicapai pada
tindakan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi
pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran akuntasi, termasuk perwujudan
tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta refleksi yang juga mengacu
pada siklus sebelumnya.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Singkat SMA Muhammadyah 3 Masaran
Pada awal mulanya SMA Muhammadyah atas ide dari Bapak Drs.
Suparno dan keluarga besarnya, setelah ada suatu kesepakatan bersama kemudian
mengajak dan mengundang semua tokoh-tokoh Muhammadyah Kecamatan di
Masaran untuk bermusyawarah dalam pembentukan kepengurusan berdirinya
SMA Muhammadyah 3 Masaran pada tanggal 5 september 1979 sebagai berikut:
Pembina
Ketua
: Bp. Soetimbul (Almarhum)
I
: Bp. Drs. Suparno
II
: Bp. Drs. MG. Suwarno
Sekertaris I
: Bp. M. Mawardi
II
: Bp. YS. Sugiman
III
: Bp. Sungadi
Bendahara I
II
Pembantu Umum
: Bp. Abdul Salam (Almarhum)
: Bp. Ali Mursidi (Almarhum)
: 1. Bp. Asyhri (Almarhum)
2. Bp. Sungadi (Almarhum)
3. Bp. Dibyo Sarono
4. Bp. Supandi, BcHk
5. Bp. Abduk Manan, BA
Sebelum dan sesudahnya terbentuk pengurus tersebut sekolah SMA
mulai beroperasi membuka atau menerima siswa baru pada tahun pelajaran
1978/1979 dengan jumlah siswa kelas 1 sebanyak 15 anak sampai pada ujian
Negara bertahan menjadi 11 anak, untuk ujian Negara bergabung dengan SMA
Negeri 1 Sragen dan SMA Gemolong. Jumlah siswanya dari tahun ke tahun
terjadi peningkatan sampai sekarang. Untuk ujian bergabung dengan SMA Negeri
1 Sragen dan SMA Negeri 2 Sragen bertahan sampai tahun ajaran 1985/1986
setelah itu melakukan ujian sendiri.
42
43
Perubahan status sekolah bermula dari DIAKUI menjadi MANDIRI,
satus mandiri tersebut bertahan sampai pada tahun 1989/1990. Pada tahun ajaran
1990/1991 sekolah mengajukan untuk diakreditasi oleh team dari Diknas Propinsi
Jawa Tengah dan disetujui , maka pada tahun 1992/1993 SMA Muhammadyah 3
Masaran menjadi status DISAMAKAN dan setiap ada akreditasi ulang hasilnya
tetap DISAMAKAN sampai tahun 2004/2005 kemudian ada akreditasi pada tahun
tersebut dari Diknas Propinsi Jawa Tengah (BASPROP) SMA Muhammadyah 3
Masaran dipercaya menjadi Status TERAKREDITASI “A” untuk tahun pelajaran
2005/2006.
Pada awal berdirinya SMA Muhammadyah 3 Masaran belum memiliki
gedung masih menempati SMP Muhammadyah 2 Masaran dan siswanya masuk
pada siang hari kondisini ini bertahan sampai tahun 1981/1982. Pada pertengahan
tahun tersebut ada seorang dermawan yang member tanah wakaf pekarangan
sekaligus membuatkan sebuah masjid, tiga setengah ruang kelas pembelajaran
untuk siswa, sebuah ruang kepala sekolah dan ruang tata usaha yang sampai
sekarang masi ditempati. Bpk. Syarif Wiryodiono berasal dari kampung Kuyang
desa Kliwonan, Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen yang member tanah
wakaf tersebut. Setelah mendapatkan tanah wakaf tersebut, SMA Muhammadyah
3 Masaran berusaha untuk berkembang terus walaupun banyak rintangan dan
kendala tetapi dapat kita lihat hasilnya sejak dari tahun 2003/2004 sampai
sekarang dari berbagai pengajuan proposal baik dari Block Grand dan APBD
sudah terdapat laboraturium komputer, bangunan gedung baru yang berlantai dua
serta alat-alat dan sebagainya.
Sejak awal berdirinya sampai Tahun 2009 SMA Muhammadyah 3
Masaran telah mengalami pergantian 4 orang Kepala Sekolah, yaitu Bp. Drs.
Suparno, Bp. Ahmad Sukiban, BA , Bp. Drs. H. Mastur Abbas, serta Bp.Drs. H.
Mochtar Effendi beliaulah yang secara gigih memperjuangkan aspirasi warga
Masaran untuk memiliki SMA yang maju dan berkualitas dengan siswa
berprestasi yang kuat iman dan berpengetahuan yang luas. Keempat Kepala
Sekolah tersebut telah berhasil memberi warna sekolah yang dipimpin sehingga
selalu tampil di jajaran paling depan dalam pendidikan. Masing-masing memiliki
44
ciri khas yang patut diteladani oleh guru dan siswa, SMA Muhammadyah 3
Masaran yaitu tidak pernah berhenti untuk belajar, jujur, sabar, disiplin yang
tinggi, selalu berhasil dalam diplomasi dan selalu giat membangun untuk selalu
memajukan dan menjadikan SMA yang berkualitas baik di kabupaten Sragen
maupun dilingkungan sekitarnya.
2. Visi Dan Misi Sekolah SMA Muhammadyah 3 Masaran
a. Visi Sekolah:
Menjadi sekolah yang berkualitas dan berprestasi dengan sumber daya
manusia yang kuat iman dan luas ilmu pengatahuan serta yang mengutamakan
kepribadian mandiri serta dibutuhkan masyarakat.
b. Misi Sekolah:
1) Meningkatkan kualitas pembelajaran.
2) Meningkatkan kegiatan keagaman dan ibadah di sekolah sebagai pusat
kajian, percontohan serta pengalaman ilmu pengetahuan, teknologi serta
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3) Meningkatkan kedisiplinan dan tata tertib sekolah.
4) Meningkatkan hubungan baik dengan lingkungan dan masyarakat.
3. Keadaan Lingkungan SMA Muhammadyah 3 Masaran
a. Lokasi SMA Muhammadyah 3 Masaran
SMA Muhammadyah 3 Masaran berada di lokasi yang kurang strategis,
namun untuk jangkauan transportasi sangat mudah tidak jauh dari jalan raya
dan pasar yaitu di desa jati Masaran kulon RT 09/RW II Kecamatan Masaran
Kabupaten Sragen. Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:
·
Sebelah barat
: Perumahaan
·
Sebelah selatan
: Perumahan, dan kios pertokoan
·
Sebelah timur
: Perumahaan, bengkel
·
Sebelah utara
: Persawahan
·
45
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Akuntansi Kelas XI IPS 1
SMA Muhammadyah 3 Masaran di Sragen
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan identifikasi masalah melalui kegiatan pengamatan dan
wawancara di kelas XI IPS 1 untuk mengetahui kondisi awal kelas khususnya
yang berkaitan dengan mata pelajaran akuntansi, tujuan observasi awal yaitu
untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal yang
dilakukan oleh peneliti dilaksanakan pada bulan Januari 2010 di SMA
Muhammadyah 3 Masaran di Sragen. Berdasarkan observasi awal peneliti
mengetahui sedikit permasalahan diperoleh tingkat penguasaan materi akuntansi
siswa yang masih rendah disebabkan metode pembelajaran yang digunakan oleh
guru mata pelajaran akuntansi masih bersifat konvensional yaitu dengan metode
ceramah. Kondisi pembelajaran berpusat pada guru (teacher centre), guru aktif
sedangkan siswa bersikap pasif sehingga proses pembelajaran kurang melibatkan
partisipasi siswa baik secara fisik maupun mental dalam kegiatan pembelajaran.
Hasil dari identifikasi masalah tersebut secara rinci adalah sebagai berikut:
1. Ditinjau dari Segi Siswa
a. Siswa kurang antusias dan berminat sehingga motivasi belajar terhadap
mata pelajaran akuntansi rendah.
Kurangnya antusias dan minat siswa terhadap mata pelajaran
akuntansi salah satunya disebabkan metode yang digunakan selama ini
masih dengan ceramah yang terus-menerus oleh guru, kemudian siswa
hanya mendengarkan dan mencatat penjelasan dari guru, serta tidak
mengerjakan soal latihan yang diperintahkan guru, sehingga siswa merasa
jenuh dan tidak memperhatikan materi yang disampaikan. Hal ini semua
yang akan menyebabkan motivasi belajar siswa rendah terhadap mata
pelajaran akuntansi, sehingga siswa merasa kurang bersemangat dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan guru masih banyak
mengalami
kesulitan karena belum paham. Permasalahan tersebut dapat diatasi apabila
partisipasi siswa untuk dilibatkan secara aktif dalam proses belajar
mengajar yang secara langsung dapat mendorong motivasi para siswa
46
untuk berani mengungkapkan ide atau pendapatnya tentang materi yang
dibahas dan bertanya jika mengalami kesulitan atau tidak paham terhadap
mata pelajaran akuntansi
b. Siswa kurang aktif atau partisipatif dalam pembelajaran akuntansi. Siswa
jarang bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi.
Pada mata pelajaran akuntansi partisipasi siswa kurang aktif dalam
proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Hal ini dapat dilihat
dari siswa jarang bertanya dikarenakan cenderung tidak mempergunakan
kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa
merasa malu untuk mengungkapkan ide atau pendapatnya jika diadakan
tanya jawab dan memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya
mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas. Guru meminta
maju kedepan kelas untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima
setelah mendengarkan penjelasan dari guru yang telah disampaikan atau
mengerjakan soal dipapan tulis kebanyakan siswa masih merasa malu dan
takut jika salah. Dampaknya, siswanya cenderung bermasalah dalam
menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas.
c. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal latihan, hal ini
disebabkan kurang memahami konsep akuntansi.
Siswa merasa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal
latihan disebabkan kurangnya pemahaman konsep siswa terhadap materi
pelajaran akuntansi. Hal tersebut merupakan dampak dari pembelajaran
yang bersifat konvensional dengan metode ceramah yang selama ini masih
diterapkan oleh guru. Dalam proses pembelajaran akuntansi kurangnya
pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan menyebabkan pada
saat siswa mengerjakan soal-soal latihan cenderung hanya melihat contoh
soal yang sama diberikan guru atau dibuku, sehingga ketika diberi jenis
soal baru yang berbeda dan lebih variatif kebanyakan siswa mengalami
kesulitan untuk menyelasaikannya. Semua ini menyebabkan siswa kurang
bersemangat dalam menyelesaiakan tugas. Oleh karena itu, siswa akan
lebih bersemangat dan merasa senang apabila guru memberikan dorongan
47
motivasi yang lebih dan keterbukaan guru terhadap siswanya. Dengan
demikian, siswa akan merasa mempunyai motivasi belajar tinggi untuk
berpartisipasi yang dilihat dari keaktifan siswa, dan secara tidak langsung
akan membantu siswa dalam meningkatkan ketrampilannya, baik dari
ketrampilan untuk menyelesaikan soal latihan maupun mengungkapkan
ide atau pendapatnya di kelas.
2. Ditinjau dari Segi Guru
a. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat
untuk meningkatkan motivasi, partisipasi dan pemahaman siswa terhadap
mata pelajaran akuntansi.
Pada saat proses pembelajaran, siswa menunjukkan sikap yang
kurang antusias dan kurang berminat sehingga motivasi belajar siswa juga
rendah terhadap mata pelajaran akuntansi pada saat guru menyampaikan
materi. Siswa terlihat jenuh dan kurang bersemangat, sehingga mereka
tidak berkonsentrasi memperhatikan pelajaran akuntansi dengan seksama
yang berdampak pada kurangnya pemahaman konsep siswa. Selain itu,
partisipasi siswa kurang dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran
akuntansi. Guru sudah mencoba membangkitkan motivasi siswa dengan
memberikan pendekatan secara langsung dan menegur siswa yang tidak
mau memperhatikan pelajaran. Guru dapat meningkatkan partisipasi siswa
secara aktif dengan melakukan tanya jawab dengan siswa, menyuruh siswa
mengerjakan soal dipapan tulis. Namun, cara ini ternyata belum mampu
membangkitkan semangat, motivasi belajar siswa dan partisipasi siswa.
b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa masih rendah atau belum
menunjukkan hasil yang maksimal.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti menunjukkan
bahwa hasil belajar akuntansi di SMA Muhammadyah 3 Masaran dapat
dikatakan masih rendah. Nilai tes awal sebelum penerapan metode
pembelajaran TPS diperoleh nilai terendah 45 sedangkan nilai tertinggi 80
dengan rata-rata kelas 60,59 dari 44 siswa kelas XI IPS 1 yang belum
memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata
48
pelajaran akuntansi yaitu 62.00 sebanyak 14 siswa atau sebesar 31,28%
dinyatakan belum tuntas dan sebanyak 30 siswa atau sebesar 68,18% telah
dinyatakan tuntas. Hal itu semua dapat mengidentifikasi bahwa proses
pembelajaran akuntansi selama ini dilakukan kurang maksimal. Oleh
karena itu, guru harus memiliki kreativitas dalam menerapkan metode
pembelajaran yang tepat dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Deskripsi Hasil Penelitian
Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing
siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan
tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
Dalam penelitian ini peneliti bertindak sebagai guru, sehingga selama proses
pembelajaran peneliti yang melakukan tindakan pembelajaran dan penelitian.
1. Siklus I
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus I melalui metode
pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus I
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Rabu,
tanggal 7 April 2010 di ruang Guru SMA Muhammadyah 3 Masaran
Sragen. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa
menemui permasalahan dalam membangun semangat belajar akuntansi
dan kurang memahami materi pelajaran akuntansi yang berdampak siswa
kesulitan menyelesaikan soal-soal latihan. Kemudian disepakati bahwa
pelaksanaan tindakan pada siklus I yang akan dilaksanakan selama 3 kali
pertemuan, yakni pada hari jumat tanggal 9 April 2010, Rabu tanggal 21
April 2010, dan Jumat tanggal 23 April 2010.
Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), dengan
skenario pembelajaran sebagai berikut:
49
a) Pertemuan pertama ( Jumat, 9 April 2010)
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Pengulangan sedikit materi sebelumnya yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru
tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
(3) Sosialisasi metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share).
(4) Penjelasan materi apa yang akan dipelajari yaitu tentang
laporan keuangan perusahaan jasa (laporan laba-rugi dan
laporan perubahan modal).
(5) Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami.
(6) Guru membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan
sebelum menutup pelajaran.
(7) Pemberitahuan bahwa pertemuan berikutnya akan diadakan
diskusi kelompok.
(8) Salam penutup.
b) Pertemuan kedua (Rabu, 21 April 2010)
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa
(2) Pengulangan sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman yang ada pada diri
siswa.
(3) Sosialisasi kilas balik metode pembelajaran TPS (Think-PairShare).
(4) Pembentukan kelompok dari 44 siswa dibagi menjadi kedalam
8 kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4-6
siswa yang heterogen.
(5) Guru memberikan lembar soal latihan dan lembar jawaban
untuk setiap kelompok.
(6) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk menyelesaikan
tugasnya.
50
(7) Guru menunjuk salah satu kelompok secara acak yang akan
mempresentasikan hasil kerja diskusi.
(8) Guru mereview jalannya diskusi kelompok dan memberikan
suatu penghargaan berupa pujian atau ucapan selamat kepada
kelompok terbaik serta memberikan kesimpulan terhadap
kegiatan yang telah dilaksanakan.
(9) Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan
dilakukan evaluasi kuis individual yang pertama dan siswa
diharapkan menyiapkan diri.
(10) Salam penutup.
c) Pertemuan Ketiga (Jumat, 23 April 2010)
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Pembagiaan soal kuis kepada siswa.
(3) Pengerjaan kuis individual oleh siswa secara mandiri.
(4) Pengawasan terhadap siswa dalam mengerjakan soal kuis.
(5) Pengumpulan lembar jawab soal kuis.
(6) Salam penutup.
2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk materi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa (Laporan Laba Rugi
dan Laporan Perubahan Modal) dengan menggunakan metode
pembelajaran TPS (Think-Pair-Share).
3) Peneliti dan guru menyusun instrument penelitian, yang berupa tes dan
non-tes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus
berupa kuis), sedangkan pada instrumen non-tes dinilai berdasarkan
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
partisipasi atau keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan I
Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu setiap hari Rabu dan Jumat, masingmasing pada tanggal 9, 21, dan 23 April 2010 diruang kelas XI IPS 1.
51
Pertemuan dilaksanakan selama 4 x 45 menit sesuai dengan skenario
pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah laporan Keuangan
Perusahaan Jasa (Laporan Laba Rugi dan Laporan Perubahan Modal).
Pertemuan Pertama digunakan guru untuk menjelaskan materi secara jelas
tentang laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal sesuai dengan
metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), sedangkan pada pertemuan
kedua digunakan untuk diskusi kelompok, masing-masing kelompok
mengerjakan masalah atau soalnya sesuai dengan metode pembelajaran
TPS (Think-Pair-Share), kemudian salah satu kelompok presentasi hasil
kerja kelompoknya. Pada pertemuan ketiga diadakan evaluasi belajar atau
kuis siswa.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Jumat, 3 April 2010)
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan
presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
b. Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun
kelas.
c. Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan
mengulangi materi sebelumnya yaitu tentang kertas kerja dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa. Pada saat itu yang berhasil
menjawab adalah Erna Nuromah, Desi Tikasari, Mar’ati Qonitah,
Mirnawati dan Puteri Wulandari dengan baik karena pada
pertemuan sebelumnya siswa telah mendapat pengetahuan awal
tentang laporan keuangan. Kegiatan ini dilakukan oleh guru untuk
mengkaitkan antara materi sebelumnya dengan materi yang akan
dipelajari. Selain itu untuk mengetahui sampai dimana tingkat
pengetahuan siswa (mengetahui pengetahuan dasar siswa untuk
melanjutkan materi berikutnya).
52
d. Guru memberikan kembali pengarahan kilas balik tentang metode
pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) yang akan diterapkan.
e. Guru menjelaskan materi tentang Laporan Keuangan secara jelas.
Pada kesempatan kali ini laporan keuangan yang di bahas adalah
tentang laporan laba rugi dan laporan perubahan modal.
f. Guru memberikan contoh bagaimana cara membuat laporan
keuangan yaitu laporan laba rugi dan laporan perubahan modal.
Guru memberikan contoh dengan mengerjakan di depan kelas yang
diikuti oleh seluruh siswa. Sebagian dari siswa memperhatikan
contoh soal yang dikerjakan oleh guru di depan kelas mengajukan
beberapa pertanyaan kepada guru. Salah satunya adalah Mawar
Setyoningsih dan Erni kurniawati mereka menanyakan tentang laba
yang digunakan dalam laporan perubahan modal.
g. Guru memberikan kesimpulan tentang materi pelajaran yang sudah
diajarkan.
h. Guru menginformasikan bahwa pada pertemuan berikutnya
diadakan diskusi kelompok tentang materi yang telah dibahas
dengan metode pembelajaran TPS.
i. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.
2) Pertemuan Kedua (Rabu, 21 April 2010)
a) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan salam, kemudian
melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
b) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun
kelas.
c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan
mengulangi materi sebelumnya yaitu tentang laporan laba-rugi dan
perubahan modal dengan memberikan pertanyaan kepada siswa.
d) Guru membagi kelompok dari 44 siswa dibagi kedalam 8
kelompok. Masing-masing kelompok beranggotakan 4-6 siswa
yang heterogen.
53
e) Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk duduk berkelompok
sesuai kelompok yang telah dibentuk.
f) Guru memberikan lembar soal latihan dan lembar jawaban untuk
setiap kelompok.
g) Guru mengarahkan masing-masing kelompok akan memperoleh
kertas kerja sebagian yang sama dan lembar kerja soal untuk
membuat laporan laba-rugi berbentuk single step dan multi step
serta laporan perubahan modal.
h) Guru meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berfikir sendiri atau secara mandiri mengenai jawaban soal atau
masalah terlebih dahulu sebelum didiskusikan dengan temannya.
i) Guru meminta siswa berpasangan dalam satu kelompoknya dan
mendiskusikan apa yang mereka peroleh mengenai masalah yang
diajukan tadi sekitar 5-10 menit, selanjutnya barbagi jawaban
dengan seluruh teman dikelompoknya untuk mendiskusikan dari
apa yang telah dijawab dan dipikirkannya. Sehingga menemukan
jawaban yang tepat untuk disimpulkan hasil kerja dari diskusi
kelompoknya.
j) Guru dan peneliti mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling
kelas dan mengontrol jalannya diskusi, serta memberikan suatu
penjelasan kepada kelompok yang mengalami kesulitan.
k) Guru meminta lembar jawaban dari setiap kelompok untuk
dikumpulkan. Setelah waktu yang telah diberikan untuk diskusi
berakhir, dan guru menunjuk salah satu kelompok secara acak
untuk mempresentasikan jawaban kelompoknya. Salah satu yang
menjadi perwakilan dari kelompok 3, yaitu Indah Hastuti dengan
sukarela mempresentasikan hasil kerja kelompok didepan kelas dan
kelompok lain diberi kesempatan untuk menanggapi.
l) Guru bersama siswa memberikan umpan balik tentang jalannya
diskusi serta membuat kesimpulan hasil diskusi yang telah dibahas
dan meminta hasil kerja kelompok.
54
m) Guru memberikan penghargaan berupa pujian atau ucapan selamat
pada kelompok yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik
dan saling bekerjasama antar anggota kelompok saat itu juga
menjadi kelompok terbaik.
n) Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya diadakan
evaluasi berupa kuis untuk siklus yang pertama.
o) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.
3) Pertemuan Ketiga (Jumat, 23 April 2010)
a) Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan
salam, kemudian dilanjutkan dengan persensi siswa.
b) Guru menyuruh siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan kuis
atas materi yang telah dibahas agar mereka dapat mengerjakan
sesuai dengan kemampuannya sendiri.
c) Guru membagikan soal kuis atau ulangan harian berupa esai tetapi
dengan soal yang berbeda tentang laporan laba-rugi dan laporan
perubahan modal dan menyuruh semua siswa untuk segera
mengerjakannya.
d) Guru dan peneliti mengawasi dengan baik dan tegas siswa dalam
mengerjakan kuis dengan tujuan agar siswa mengerjakan kuis
secara individual dan tidak bekerja sama dengan temannya.
e) Guru meminta lembar jawab soal dari kuis yang telah dikerjakan
untuk dikumpulkan setelah waktu untuk mengerjakan kuis telah
selesai.
f) Guru membuat kesimpulan dari soal kuis yang sudah diberikan
sebelumnya agar siswa dapat mengetahui letak kesalahannya dan
menutup dengan salam.
g) Kegiatan belajar dan kegiatan evaluasi pada siklus I berakhir.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti dalam mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun. Pertemuan pertama
dimulai hari Jumat 9 April 2010 di kelas XI IPS 1. Metode yang
55
digunakan pada pertemuan pertama lebih didominasi metode ceramah dan
presentasi oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran yang secara
jelas agar siswa dapat memahami konsep tentang laporan keuangan
perusahaan jasa. Selain itu guru juga menekankan pada siswa tentang
bagaimana membuat laporan keuangan perubahan laba-rugi dan laporan
perubahan modal melalui pemberian contoh didepan kelas. Hal ini
dilakukan agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan.
Pada pertemuan kedua yaitu hari Rabu, tanggal 21 April 2010, guru
membagi kelompok untuk berdiskusi membahas materi yang telah
diajarkan dengan memberikan soal dan lembar kerja soal, kemudian guru
mengintruksikan kepada siswa untuk duduk berdasarkan kelompok
masing-masing dan mendiskusikan soal/masalah yang telah disiapkan oleh
guru. Pada waktu yang telah ditentukan salah satu atau dua kelompok
menyampaikan hasil kerja diskusinya, dan kelompok lain menanggapinya.
Sedangkan pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Jumat tanggal 23 April
2010, digunakan oleh guru untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus I
berupa kuis agar hasil belajar siswa dapat diketahui. Kuis berupa soal esai
untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa sebagai hasil dari diskusi
kelompok pada pertemuan sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang motivasi dan aktivitas
siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, sebagai berikut:
1) Siswa yang benar-benar aktif selama pemberian apersepsi sebesar
65,91%, sedangkan 34,09% lainnya belum optimal dalam persiapan
mengikuti pelajaran dan memusatkan perhatiannya pada awal proses
pembelajaran.
2) Siswa yang aktif bekerjasama dalam kelompoknya saat mengerjakan
tugas kelompok yang berlangsung sebesar 77,27%, sedangkan 22,73%
lainnya hanya menunggu dan melihat temannya yang lain selesai
mengerjakan tidak ikut membantu dalam kerja kelompok. Hal ini
disebabkan kurangnya motivasi dalam diri siswa sehingga mereka
56
merasa tidak bisa mengerjakan dan tidak mau ikut berpartisipasi aktif
dalam berdiskusi.
3) Siswa yang aktif dalam bertanya mengenai materi pelajaran selama
pembelajaran akuntansi berlangsung materi sebesar 52,27% sedangkan
47,73% yang lainnya masih kurang konsentrasi dalam memperhatikan
dan memahami pelajaran.
4) Siswa yang aktif dalam mengungkapkan atau mengemukakan pendapat
selama proses pembelajaran akuntansi berlangsung sebesar 86,36%,
sedangkan 13,64% yang lainnya masih kurang aktif.
5) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dari tes atau ujian akhir dapat
diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal esai
penyusunan laporan laba-rugi dan laporan perubahan modal yang
mendapatkan nilai 62 ke atas sebesar 79,54%, sedangkan 20,45%
siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang
diberikan. Hal ini disebabkan kurang teliti dalam mengerjakan soal.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi yang telah dilakukan
dapat dilihat bahwa penerapan metode pembelajaran TPS (Think-PairShare) mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar akuntansi
siswa. Hal ini dapat dilihat dari segi nilai yang diperoleh siswa dengan
meningkatnya
nilai
rata-rata
kelas.
Sebelum
penerapan
metode
pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) nila rata-rata kelas adalah 60,59
namun setelah diterapkannya metode ini, rata-rata kelas menjadi 75,79.
Jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas standar ketuntasan 62
sebanyak 35 siswa dari jumlah 44 siswa secara keseluruhan. Akan tetapi,
indikator ketercapaian pada siklus I belum tercapai dari 80% target yang
direncanakan, yaitu baru 79,54% siswa yang memperoleh nilai diatas 62
sedangkan 20,45% siswa yang lainnya masih belum tuntas.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I,
peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah:
57
a)
Guru dalam menjelaskan materi agak cepat dan suara kurang keras
sehingga siswa sulit untuk mengikuti dan meminta guru untuk
mengulangi kembali.
b)
Guru kurang memberi motivasi pada siswa yang kurang aktif
dalam dan lebih memberi perhatian pada siswa yang bertanya.
c)
Guru belum dapat menjangkau semua siswa untuk diperiksa hasil
pekerjaanya dan memonitoring siswa baik segi individual maupun
secara diskusi.
2)
Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu
sebagai berikut:
a)
Beberapa siswa terlihat kurang konsentrasi dalam memperhatikan
guru ketika sedang memberikan materi, banyak diantara mereka
yang melakukan aktivitas lain, seperti masih ada siswa yang acuh
dalam pelajaran, dan mengobrol dengan teman sebelahnya.
b)
Masih ada siswa yang mengeluh masalah pembagian kelompok.
c)
Siswa belum maksimal dalam menggunakan waktu yang diberikan
saat diskusi. Hal ini dapat dilihat dari masih adanya beberapa siswa
sulit berinteraksi antar anggota kelompoknya dan melakukan
aktivitas lain selain diskusi pelajaran.
d)
Hanya satu siswa perwakilan dari kelompoknya yang bersedia
tampil untuk mempresentasikan hasil diskusi secara sukarela.
e)
Dari segi nilai yang diperoleh masih terdapat 9 siswa tidak tuntas
dalam mencapai standar kriteri ketuntasan minim hasil belajar.
Siwa yang mencapai standar nilai 62 keatas sebanyak 35 siswa
(79,54% dari 44 siswa) dan siswa tersebut sudah dapat dinyatakan
mencapai ketuntasan hasil belajar serta nilai rata-rata kelas sudah
mengalami kenaikan menjadi 75,79.
Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah:
1) Pada saat guru mempresentasikan materi kepada siswa dikelas,
sebaiknya guru memastikan terlebih dahulu apakah para siswa telah
58
benar-benar memahami materi yang disampaikan tersebut. Setelah itu
baru kemudian beralih ke konsep atau materi selanjutnya.
2) Guru menerangkan maksud pembagian kelompok tersebut agar semua
siswa dapat bersosialisasi dan saling bekerjasama dengan baik dalam
mengikuti pelajaran.
3) Guru lebih banyak melakukan pendekatan dan motivasi kepada seluruh
siswa terutama siswa yang kurang aktif di kelas serta melakukan
monitoring yang merata kepada semua siswa, sehingga setiap siswa
yang mengalami suatu kesulitan akan bertanya dan dapat mengatasi
kesulitanya tersebut.
4) Guru harus menciptakan kondusif suasana proses belajar mengajar
agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi dan memperhatikan
keseluruhan siswa ketika siswa sedang mengerjakan latihan soal baik
secara individu maupun diskusi agar siswa benar-benar melaksanakan
tugasnya dengan baik dan mandiri.
2. Siklus II
Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui metode
pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan Siklus II
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 26 April 2010 di ruang Guru SMA Muhammadyah 3 Masaran
Sragen. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang
akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa
berdasarkan dari hasil analisis dan refleksi pada siklus I masih terdapat
beberapa kekurangan, kemudian disepakati pelaksanaan tindakan pada
siklus II akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada hari Rabu
tanggal 28 April, Jumat tanggal 30 April, dan Rabu tanggal 5 Mei 2010
dengan rancangan sebagai berikut:
Tahap perencanaan tindakan II meliputi kegiatan sebagai berikut:
59
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi
menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), dengan
skenario pembelajaran sebagai berikut:
a) Pertemuan pertama ( Rabu, 28 April 2010)
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Pengulangan sedikit materi yang sebelumnya yang masih ada
kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara
memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru
tahu seberapa jauh pemahaman siswa.
(3) Sosialisasi kilas balik tentang metode pembelajaran TPS
(Think-Pair-Share).
(4) Pembagian kelompok seperti pada siklus pertama.
(5) Penjelasan materi apa yang akan dipelajari yaitu tentang
laporan keuangan perusahaan jasa (laporan neraca).
(6) Guru memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk
menanyakan materi yang belum dipahami.
(7) Guru memberikan lembar soal latihan dan lembar jawaban
untuk setiap kelompok.
(8) Siswa berdiskusi bersama kelompoknya seperti kelompok
siklus I untuk menyelasaikan tugasnya.
(9) Guru menunjuk satu atau dua kelompok secara acak untuk
mempresentasikan hasil kerja diskusi.
(10) Guru mereview jalannya diskusi kelompok dan memberikan
suatu penghargaan berupa pujian atau ucapan selamat kepada
kelompok terbaik serta memberikan suatu kesimpulan terhadap
kegiatan yang telah dilaksanakan.
(11) Salam penutup.
b) Pertemuan kedua (Jumat, 30 April 2010)
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
60
(2) Pengulangan sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab
kepada siswa untuk menilai pemahaman yang ada pada diri
siswa.
(3) Guru membagikan soal latihan kepada siswa, dan meminta
siswa untuk mengerjakan soal latihan sendiri terlebih dahulu
beberapa menit kemudian baru berpasangan dengan teman
sebangkunya.
(4) Guru memberikan intruksi untuk mengerjakan soal latihan
pada buku latihan.
(5) Guru dan peneliti berkeliling kelas untuk mengawasi dan
memeriksa pekerjaan siswanya, serta memberikan pengarahan
kepada siswa yang mengalami kesulitan.
(6) Setelah waktu yang ditentukan siswa bersama guru membahas
soal latihan yang telah dikerjakan.
(7) Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang dipelajari.
(8) Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya akan
diadakan kuis untuk siklus yang kedua.
(9) Salam penutup.
c) Pertemuan Ketiga (Rabu, 5 Mei 2010)
(1) Salam pembuka dan mengecek kehadiran siswa.
(2) Pembagiaan soal kuis kepada siswa.
(3) Pengerjaan kuis individual oleh siswa secara mandiri.
(4) Pengawasan terhadap siswa dalam mengerjakan soal kuis.
(5) Pengumpulan lembar jawab soal kuis.
(6) Salam penutup.
2) Peneliti dan guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk materi Laporan Keuangan Perusahaan Jasa (Laporan Neraca)
dengan menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share).
3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan
non-tes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus
II berupa kuis), sedangkan instrumen non-tes dinilai berdasarkan
61
pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati
partisipasi atau keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar
mengajar berlangsung.
b. Pelaksanaan Tindakan II
Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan,
seperti yang telah direncanakan, yaitu setiap hari Rabu dan Jumat, masingmasing pada tanggal 28 April, 30 April, dan 5 Mei 2010 diruang kelas XI
IPS 1. Pertemuan dilaksanakan selama 5 x 45 menit sesuai dengan
skenario pembelajaran dan RPP.
Materi pada pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan siklus I
menyusun laporan keuangan perusahan jasa dilanjutkan dengan materi
tentang laporan keungan Neraca. Pertemuan Pertama digunakan guru
untuk menjelaskan materi secara jelas dan berdiskusi kelompok, masingmasing kelompok mengerjakan soal yang diberikan sesuai dengan metode
pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), kemudian salah satu kelompok
presentasi hasil kerja kelompok dan kelompok lain menanggapinya. Pada
pertemuan kedua digunakan untuk latihan soal dan pada pertemuan ketiga
diadakan evaluasi belajar atau kuis siswa.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama (Rabu, 28 April 2010)
a. Guru membuka pembelajaran dengan salam, kemudian melakukan
presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
b. Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun
kelas.
c. Guru memotivasi siswanya sebelum memulai pelajaran dengan
mengulangi materi sebelumnya yaitu tentang laporan laba-rugi dan
laporan perubahan modal dengan memberikan pertanyaan kepada
siswa. Siswa cukup antusias memperhatikan guru, hal ini terbukti
pada saat guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang dapat
menjawab dengan tepat dan sebagian besar pertanyaan dijawab
62
secara serempak.
d. Guru memberikan kembali pengarahan kilas balik tentang metode
pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) yang akan diterapkan.
e. Guru menjelaskan materi tentang laporan keuangan secara jelas.
Pada kesempatan kali ini laporan keuangan perusahaan jasa yang di
bahas adalah tentang laporan neraca.
f. Guru memberikan contoh bagaimana cara membuat laporan
keuangan neraca. Guru memberikan contoh dengan mengerjakan di
depan kelas yang diikuti oleh seluruh siswa. Sebagian besar dari
siswa lebih memperhatikan contoh soal yang dikerjakan oleh guru
di depan kelas dan berkonsentrasi untuk menerima pelajaran.
g. Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum jelas. Siswa sangat antusias dan lebih berani untuk
mengungkapan pendapatnya di kelas.
h. Guru memberikan intruksi kepada siswa untuk duduk berkelompok
sesuai kelompok yang telah dibentuk.
i. Guru memberikan lembar soal latihan dan lembar jawaban untuk
setiap kelompok.
j. Guru mengarahkan masing-masing kelompok akan memperoleh
kertas kerja sebagian yang sama dan lembar kerja soal untuk
membuat laporan neraca bentuk stafel dan skontro.
k. Guru meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk
berfikir sendiri atau secara mandiri mengenai jawaban atau
masalah terlebih dahulu sebelum didiskusikan dengan temannya.
l. Guru meminta siswa berpasangan dalam satu kelompok dan
mendiskusikan apa yang mereka peroleh mengenai masalah yang
diajukan tadi sekitar 5-10 menit, selanjutnya barbagi jawaban
dengan seluruh teman dikelompoknya untuk mendiskusikan dari
apa yang telah dijawab dan dipikirkannya. Sehingga menemukan
jawaban yang tepat untuk disimpulkan hasil kerja dari diskusi
kelompoknya.
63
m. Guru dan peneliti mengawasi jalannya diskusi dengan berkeliling
kelas dan mengontrol jalannya diskusi, serta memberikan
penjelasan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Diskusi
berlangsung lancar, tidak terjadi keributan, keadaan lebih tertib dan
terkendali. Guru dan peneliti juga memberi motivasi kepada
kelompok yang belum bisa bekerja sama atau masih berbicara
sendiri satu sama lain. Semua siswa tampak begitu antusias dan
bersemangat dalam berdiskusi dan tekun mengerjakan.
n. Guru meminta lembar jawaban dari setiap kelompok untuk
dikumpulkan setelah waktu yang diberikan untuk diskusi berakhir.
Berbeda pada siklus I, pada siklus II ini siswa secara sukarela
berani mempresentasikan jawaban tanpa ditunjuk dan guru
memberikan kesempatan presentasi diberikan pada dua kelompok
saja agar lebih efektif dan tiap kelompok diminta menyusun neraca
bentuk skontro dan bentuk staffel dan diberi waktu 10 menit. Salah
satu yang menjadi perwakilan dari kelompok 1, yaitu Dwi
Rahmawati dan kelompok 8, yaitu Yuliana Wahyu Maharani
dengan sukarela mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya
didepan kelas dan kelompok lain diberi kesempatan untuk
menanggapi.
p) Guru bersama siswa memberikan umpan balik tentang jalannya
diskusi serta membuat kesimpulan hasil diskusi yang telah dibahas
q) Guru memberikan penghargaan berupa pujian atau ucapan selamat
pada kelompok yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik
dan saling bekerjasama antar anggota kelompok saat itu juga
menjadi kelompok terbaik.
o. Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.
2) Pertemuan Kedua (Jumat, 30 April 2010)
a) Guru membuka kegiatan awal pembelajaran dengan salam,
kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran.
64
b) Guru menciptakan suasana kondusif untuk membangkitkan minat
dan motivasi siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun
kelas.
c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan
mengulangi materi sebelumnya yaitu tentang laporan neraca
dengan memberikan pertanyaan kepada siswa. Siswa cukup
antusias bersama-sama menjawab dengan baik karena pada
pertemuan sebelumnya siswa telah mendapat pengetahuan awal
tentang laporan neraca.
d) Guru membagikan soal latihan kepada siswa, dan meminta siswa
untuk mengerjakan soal latihan sendiri terlebih dahulu beberapa
menit kemudian secara berpasangan dengan teman sebangkunya.
e) Guru memberikan intruksi untuk mengerjakan soal latihan pada
buku latihan.
f) Guru dan peneliti berkeliling kelas mengawasi kelas dan
memeriksa pekerjaan siswa, serta memberikan pengarahan kepada
siswa yang mengalami kesulitan.
g) Setelah waktu yang ditentukan siswa bersama guru membahas soal
latihan yang telah dikerjakan.
h) Guru memberikan kesimpulan terhadap materi yang dipelajari.
i) Guru memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya diadakan
kuis untuk siklus yang kedua.
j) Guru menutup pelajaran dengan memberikan salam.
3) Pertemuan Ketiga (Jumat, 23 April 2010)
a) Guru membuka kegiatan belajar mengajar dengan mengucapkan
salam, kemudian dilanjutkan dengan persensi siswa.
b) Guru menyuruh siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan kuis
atas materi yang telah dibahas agar mereka dapat mengerjakan
sesuai dengan kemampuannya sendiri.
65
c) Guru membagikan soal kuis atau ulangan harian berupa esai tetapi
dengan soal yang berbeda tentang laporan neraca dan menyuruh
siswa untuk segera mengerjakannya.
d) Guru dan peneliti mengawasi dengan baik siswanya dalam
mengerjakan kuis dengan tujuan agar siswa dapat mengerjakan
kuis secara individual dan tidak bekerja sama dengan temannya.
e) Guru meminta lembar jawab soal dari kuis yang telah dikerjakan
untuk dikumpulkan setelah waktu untuk mengerjakan kuis telah
selesai.
f) Guru membuat kesimpulan dari soal kuis yang sudah diberikan
sebelumnya agar siswa dapat mengetahui letak kesalahannya dan
menutup dengan salam.
g) Kegiatan belajar dan kegiatan evaluasi pada Siklus II berakhir.
c. Observasi dan Interpretasi
Peneliti dalam mengamati proses pembelajaran akuntansi dengan
berpedoman pada lembar observasi yang telah disusun. Pertemuan pertama
dimulai hari Rabu 28 April 2010 di kelas XI IPS 1. Guru menyampaikan
materi pelajaran tentang laporan neraca secara jelas sesuai dengan metode
pembelajaran TPS. Selain itu guru juga menekankan siswa tentang
bagaimana membuat laporan keuangan neraca melalui pemberian contoh
didepan kelas, hal ini dilakukan agar siswa lebih mudah memahami materi
yang disampaikan. Kemudian siswa diminta untuk begabung dengan
kelompoknya dan mengerjakan soal secara berkelompok yang hasilnya
nanti harus dipresentasikan oleh dua kelompok dan kelompok lain
menaggapinya. Pada pertemuan kedua, yaitu hari Jumat 30 April 2010,
melakukan kegiatan pembelajaran dilanjutkan dengan latihan kemudian
guru membagikan soal latihan untuk dikerjakan siswa secara mandiri
terlebih dahulu beberapa menit kemudian baru berpasangan dengan teman
sebangkunya, agar siswa lebih terampil dalam menyelesaikan soal latihan
yang bervariatif dan memahami materi yang sedang mereka pelajari.
Dengan latihan, secara ini diharapkan siswa menjadi lebih siap dalam
66
menghadapi kuis yang akan dilaksanakan pada pertemuan berikutnya.
Sedangkan pada pertemuan ketiga, yaitu pada hari Rabu 5 Mei 2010,
digunakan oleh guru untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus II berupa
kuis agar hasil belajar siswa dapat diketahui. Kuis berupa soal esai untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa sebagai hasil dari diskusi kelompok
pada pertemuan sebelumnya.
Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar
mengajar akuntansi, diperoleh informasi tentang motivasi dan aktivitas
siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut:
1) Siswa yang benar-benar aktif selama pemberian apersepsi sebesar
84,09%, sedangkan 15,91% lainnya belum optimal dalam persiapan
mengikuti pelajaran dan memusatkan perhatiannya pada awal proses
pembelajaran.
2) Siswa yang aktif bekerjasama dalam kelompoknya saat mengerjakan
tugas kelompok yang berlangsung sebesar 90,91%, sedangkan 9,09%
lainnya hanya menunggu dan melihat teman yang lainnya selesai
mengerjakan tidak ikut membantu dalam kerja kelompok. Hal ini
disebabkan kurangnya motivasi dalam diri siswa sehingga mereka
merasa tidak bisa mengerjakan dan tidak mau ikut berpartisipasi aktif
dalam berdiskusi.
3) Siswa yang aktif dalam bertanya mengenai materi pelajaran selama
pembelajaran akuntansi berlangsung sebesar 81,82%, sedangkan
18,18% siswa yang lainnya masih kurang berkonsentrasi dalam
memperhatikan dan memahami pelajaran.
4) Siswa yang aktif dalam mengungkapkan atau mengemukakan pendapat
selama proses pembelajaran akuntansi berlangsung sebesar 88,64%,
sedangkan 11,36% yang lainnya masih kurang aktif.
5) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dari tes atau ujian akhir dapat
diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu mengerjakan soal esai
penyusunan laporan neraca yang mendapatkan nilai 62 ke atas sebesar
97,73%, sedangkan 2,27% siswa lainnya belum sempurna dalam
67
menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih
kurang teliti dalam mengerjakan soal.
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi yang telah dilakukan
dapat dilihat bahwa penerapan metode pembelajaran TPS (Think-PairShare) mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajar akuntansi
siswa. Hal ini dapat dilihat dari segi nilai yang diperoleh siswa dengan
meningkatnya nilai rata-rata kelas sebesar 97,73% siswa dinyatakan tuntas
karena pencapaian hasil belajar mereka diatas standar batas tuntas nilai,
yaitu 62. Dari hasil refleksi tersebut dapat diketahui bahwa penerapan
metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share), pada siklus II dinilai telah
berhasil dan terbukti dapat meningkatkan prestasi siswa sehingga tidak
perlu dilanjutkan lagi ke siklus berikutnya.
Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus
II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut:
1) Guru merasa lebih bisa membangkitkan semangat dan motivasi siswa
untuk lebih memperhatikan penjelasan
guru saat proses belajar
mengajar sedang berlangsung.
2) Guru lebih dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran, contohnya mengungkapkan pendapatnya di depan kelas.
3) Adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran, hal
ini dapat dilihat dari antusias siwa yang tidak lagi malu untuk bertanya
kepada guru terhadap hal-hal yang belum mereka mengerti.
4) Pada kegiatan diskusi sebagian besar siswa sangat antusias dan
bersedia mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya tanpa ditunjuk
guru.
Berdasarkan hasil observasi dan analisis tersebut, maka tindakan
refleksi yang dapat dilakukan adalah:
1) Guru lebih inovatif dalam menggunakan berbagai model dan metode
pembelajaran pada saat kegiatan belajar mengajar disertai penggunaan
68
media, atau sarana yang ada disekitar lingkungan sekolah agar siswa
bersemangat dalam belajar secara langsung.
2) Guru harus dapat melakukan pendekatan kepada seluruh siswa tidak
hanya pada siswa yang menonjol di kelas agar guru dapat mengetahui
perkembangan masing-masing siswa.
3) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang
kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
Berdasarkan pelaksanaan tindakan setiap siklus yang telah diterapkan
pada proses pembelajaran dengan metode TPS (Think-Pair-Share) mampu
meningkatkan motivasi belajar, partisipasi dan prestasi belajar siswa. Hal tersebut
dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 3. Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share)
Aspek yang diteliti
Persentase Capaian
Peningkatan
Metode TPS (Think-Pair-Share)
Siklus I
Siklus II
Pemberian materi dan soal atau masalah
80%
80%
-
Pembagian kelompok diskusi
70%
90%
10%
Pengarahan dan pengawasan diskusi kelompok
80%
90%
10%
Penyelesaian soal atau masalah
80%
80%
-
Refleksi dan evaluasi
70%
90%
20%
Rata-rata
76%
86%
10%
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
69
Tabel 4. Motivasi Belajar Siswa
Aspek yang diteliti
Persentase Capaian
Peningkatan
Motivasi Belajar Siswa
Siklus I
Siklus II
Tekun menghadapi tugas
88,64%
90,91%
2,27%
Ulet dalam menghadapi kesulitan
74,09%
80,91%
6,82%
Senang bekerja sendiri/mandiri
74,54%
81,36%
6,82%
Mempunyai rasa antusias
81,36%
85,91%
4,55%
Memiliki pola pikir kreatif
82,27%
83,64%
1,37%
Dapat mempertahankan pendapat
71,36%
85%
13,64%
Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini
77,27%
80,91%
3,64%
Senang mencari dan memecahkan masalah/soal
70,45%
83,18%
12,73%
Rata-rata
77,49%
83,98%
6,49%
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
Tabel 5. Partisipasi Belajar Siswa
Aspek yang diteliti
Persentase Capaian
Peningkatan
Partisipasi Siswa
Siklus I
Siklus II
Keaktifan siswa selama apersepsi
65,91%
84,09%
18,18%
77,27%
90,91%
13,64%
Kemampuan siswa dalam bertanya
52,27%
81,82%
29,55%
Kemampuan siswa mengungkapkan pendapat
86,36%
88,64%
2,28%
Mengerjakan soal/ tugas yang diberikan
84,09%
93,18%
9,09%
Rata-rata
73,18%
87,73%
14,55%
Keaktifan siswa bekerjasama dalam diskusi
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
70
Tabel 6. Tabel Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
Jumlah Siswa
Kriteria
Sebelum
Siklus I
Persentase
Siklus II
Sebelum
Penerapan
Siklus I
Siklus II
Penerapan
Tuntas
30
35
43
68,18%
79,54%
97,73%
Tidak
14
9
1
31,82%
20,46%
2,27%
Tuntas
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
Tabel 7. Tabel Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Persentase
Aspek yang dinilai
Peningkatan
Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share)
Siklus I
76 %
Siklus II
86 %
10%
Motivasi belajar siswa
77,49%
83,98%
6,49%
Partisipasi siswa dalam mengikuti
pembelajaran
Prestasi belajar dari ketuntasan hasil belajar
73,18%
87,73%
14,55%
79,54%
97,73%
18,19%
(Sumber: data primer yang diolah, 2010)
Berdasarkan tabel data yang disajikan diatas pada siklus I dan siklus II
diperoleh prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan. Penerapan metode
TPS
(Think-Pair-Share)
mempunyai
dampak
positif
terhadap
kegiatan
pembelajaran akuntansi. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research)
ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus yang dilaksanakan dalam empat
tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi
dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Deskripsi hasil penelitian
dari siklus I sampai siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut :
Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk
mengetahui kondisi yang ada di SMA Muhammadyah 3 Masaran. Dari hasil
survei ini, peneliti menemukan bahwa prestasi belajar akuntansi pada siswa kelas
XI IPS 1 masih kurang optimal atau rendah, dimana siswa masih kurang antusias
dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga pada saat diadakan evaluasi
menunjukkan bahwa hasil belajarnya kurang maksimal. Oleh karena itu, peneliti
71
mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi
permasalahan tersebut, yaitu dengan menerapkan metode TPS (Think-Pair-Share).
Peneliti dibantu guru kelas kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada
pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah Laporan Keuangan (laba rugi dan
perubahan modal). Guru menjelaskan materi dengan memberi contoh soal di
depan kelas tentang penyusunan laporan keuangan laba rugi dan perubahan
modal. Setelah guru menjelaskan materi, kemudian siswa diminta mengerjakan
tugas kelompok dengan diskusi mengenai materi yang telah diajarkan. Setiap
kelompok terdiri dari 4-6 siswa agar siswa dapat belajar bekerjasama dengan
siswa yang lain. Setelah selesai, siswa diminta untuk dapat mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya di depan kelas oleh anggota kelompok yang ditunjuk,
sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya dari guru, melainkan juga
dari bekerjasama dalam menyelesaikan masalah.
Dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada
siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran akuntansi dan ada yang belum bekerjasama dengan
kelompoknya dalam menyelasaikan masalah atau tugas. Hal ini dapat dilihat dari
respon siswa pada saat apersepsi dan dominasi beberapa siswa dalam bertanya
serta beberapa siswa yang juga belum berani mengemukakan pendapatnya selama
proses pembelajaran berlangsung yang dapat dilihat juga dalam kegiatan kerja
kelompok, ada beberapa siswa yang belum berpartisipasi. Selain itu, kesempatan
untuk tanya jawab yang diberikan guru juga masih diabaikan para siswa yang
tidak maju. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana
pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam
pembelajaran akuntansi pada siklus I.
Materi pembelajaran pada siklus II masih sama hanya saja dikhususkan
pada penyusunan neraca. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses
pembelajaran pada siklus II ini siswa terlihat lebih antusias dengan metode TPS
(Think-Pair-Shar) yang telah diterapkan sebelumnya, siswa menjadi aktif, siswa
menjadi lebih termotivasi dalam belajar, serta siswa yang sebelumnya masih
72
terlihat malu-malu untuk mengemukakan pendapatnya sekarang merasa tidak
malu bertanya pada teman atau guru dan memberikan pendapatnya pada saat
berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk mencari masalah dan
menemukan jawabannya, siswa juga merasa lebih bisa memahami materi.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi
pada siklus II, prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan. Dari segi motivasi
belajar siswa menunjukkan peningkatan dari 77,49% pada siklus I menjadi
83,98% pada siklus II dan partisipasi siswa menunjukkan peningkatan dari
73,18% pada siklus I menjadi 87,73% pada siklus II. Begitu pula pada pencapaian
prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan, ini ditunjukkan dari
banyaknya siswa yang sudah mencapai batas ketuntasan minimal yaitu sebesar
79,54% atau sebanyak 35 siswa pada siklus I dan 97,73 % atau sebanyak 43 siswa
pada siklus II. Siswa yang sebelumnya kurang aktif saat pembelajaran, sekarang
menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi yang diberikan oleh guru
dalam pembelajaran. Siswa yang sebelumnya tidak bisa bekerjasama dalam
kelompok, pada siklus II ini sudah dapat bekerjasama dengan siswa lain dengan
baik dalam kelompoknya. Kegiatan presentasi dengan tanya jawab oleh guru juga
lebih efektif. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dan pendekatan
dari guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar akuntansi.
Masalah yang dihadapi pada pembelajaran akuntansi sudah dapat teratasi dengan
cara penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) yang secara langsung dapat
menarik perhatian siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa, partisipasi siswa
dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat dari siswa menjadi lebih aktif
sehingga dapat meningkatkan pemahaman siswa, serta juga meningkatkan prestasi
belajar siswa.
73
D. Pembahasan
Penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) merupakan penelitian tindakan
kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa.
Penelitian dilakukan dengan menerapkan dua siklus pembelajaran dengan metode
yang sama pada tiap siklusnya, yaitu metode TPS (Think-Pair-Share).
Berdasarkan tabel data yang disajikan pada siklus I dan siklus II pada deskripsi
hasil penelitian di atas diperoleh prestasi belajar akuntansi siswa yang mengalami
peningkatan yang dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Grafik Hasil Penelitian
Persentase (%)
100
80
Penerapan metode TPS
60
Motivasi belajar siswa
40
Partisipasi siswa
20
Prestasi belajar siswa
0
Siklus I
Siklus II
Gambar 3. Grafik Hasil Penelitian Tindakan Kelas
Grafik
tersebut
menunjukan
bahwa
setelah
adanya
penerapan
pembelajaran dengan mengunakan metode TPS (Think-Pair-Share) berdampak
terhadap proses dan hasil pembelajaran akuntansi. Dampak positif tersebut, antara
lain siswa lebih termotivasi untuk belajar mata pelajaran akuntansi, partisipasi
siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran akuntansi, siswa juga lebih antusias
dan bersemangat untuk menyelesaikan latihan soal melalui diskusi kelompok
sehingga siswa dapat lebih paham terhadap materi yang sedang dipelajari. Selain
itu, hasil belajar dan prestasi belajar siswa juga mengalami peningkatan.
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) ini dilaksanakan
dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu:
(1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan.
74
Proses pembelajaran di sekolah, pada hakekatnya yang berperan aktif
adalah siswa, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator. Namun, kenyataannya
kondisi pembelajaran di sekolah masih berpusat pada guru (teacher centre), guru
aktif sedangkan siswa bersikap pasif sehingga proses pembelajaran kurang
melibatkan partisipasi siswa baik secara fisik maupun mental dalam kegiatan
pembelajaran. Dengan demikian, guru harus tepat dalam memilih metode
mengajar yang tidak hanya berpusat pada guru, tetapi lebih mendorong peran aktif
siswa dalam proses pembelajaran. Adanya penerapan TPS (Think-Pair-Share)
yang merupakan metode pembelajaran yang inovatif, sehingga diharapkan peran
guru tidak hanya sebagai pendidik namun mampu membangkitkan motivasi
belajar siswa. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil
belajar yang baik (Sardiman A.M., 2001: 83). Oleh karena itu, motivasi akan
senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa dan partisipasi
siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga prestasi belajar siswa
akan mengalami peningkatan dibandingkan dengan sebelumnya yang masih
menerapkan metode ceramah.
Arendas dalam Trianto (2007: 61) menyatakan bahwa, Think-Pair-Share
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi pola diskusi kelas
dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan suatu pengaturan untuk
mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam
Think-Pair-Share ini dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk
merespon dan saling membantu. Diskusi dalam bentuk kelompok-kelompok kecil
seperti ini sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam memahami materi dan
memecahkan suatu permasalahan. Oleh karena itu, siswa juga diharapkan dapat
mengembangkan cara berfikir secara mandiri, saling membantu dan bekerjasama
dengan siswa lain serta memiliki keterampilan yang lebih tinggi. Penerapan
metode Think-Pair-Share, guru memberikan suatu permasalah atau soal yang
berhubungan dengan pelajaran pada siswa sehingga mereka termotivasi untuk
mencari jawabannya dengan cara memecahkan masalah yang dihadapinya yang
pada akhirnya dapat menyelesaikan masalah tersebut dan dapat meningkatkan rasa
percaya diri siswa atas kemampuan yang dimilikinya. Adanya peningkatan rasa
75
percaya diri pada siswa terhadap kemampuannya dapat menjadikan siswa lebih
aktif berpartisipatif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan siswa merasa
tertarik, tertantang dan bersemangat untuk menyelesaikan setiap tugas yang
diberikan oleh guru serta siswa menjadi lebih yakin dapat meraih prestasi belajar
akuntansi yang maksimal dibandingkan pencapaian sebelumnya. Hal ini terbukti
pada pencapaian prestasi belajar siswa yang mengalami peningkatan sebesar
18,19% (prestasi belajar siswa pada siklus I sebesar 79,54% atau sebanyak 35
siswa yang tuntas sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi
97,73% atau sebanyak 43 siswa yang dinyatakan tuntas).
Berdasarkan tindakan tersebut, guru dan peneliti berhasil melaksanakan
pembelajaran akuntansi yang menarik perhatian dan semangat siswa, sehingga
prestasi belajar akuntansi juga dapat meningkat. Selain itu, dapat meningkatkan
motivasi dan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif,
efektif, menarik dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan
menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share) ini dapat dilihat dari
indikator-indikator sebagai berikut:
1) Siswa lebih terlihat antusias, menyenangkan dan bersemangat dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar akuntansi.
2) Siswa mampu memahami materi yang diberikan oleh guru. Hal ini terjadi
karena siswa yang mulanya belum memahami benar materi yang disampaikan
oleh guru dapat menanyakannya lebih lanjut dan leluasa baik kepada guru
maupun peneliti secara langsung maupun kepada teman satu kelompoknya.
3) Siswa menjadi lebih menyadari pentingnya kerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan suatu masalah atau tugas bersama. Hal ini dapat dilihat siswa
lebih aktif dalam mengikuti diskusi kelompok maupun diskusi tanya jawab
pada saat presentasi.
4) Siswa sudah tidak malu dan berani mengemukakan pendapatnya untuk maju
ke depan kelas mempresentasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini
dikarenakan siswa sudah paham tentang materi yang akan dipresentasikan,
karena sebelumnya sudah melihat secara langsung guru menjelaskan dan
memberikan contoh materi yang dipelajari.
76
5) Nilai dari hasil pekerjaan yang telah diberikan guru mengalami peningkatan
dari siklus pertama sampai siklus kedua yang menunjukkan bahwa siswa telah
memahami materi yang diajarkan dengan baik dalam proses belajar mengajar
menggunakan metode pembelajaran TPS (Think-Pair-Share). Hasil belajar
tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian hasil belajar siswa
berada di atas standar batas tuntas yaitu 62.
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas yang dikaksanakan di kelas XI IPS 1 SMA
Muhammadyah 3 Masaran di Sragen ini dilakukan dalam dua siklus dan setiap
siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, dimana siklus pertama selama 4 x 45
menit dan siklus kedua 5 x 45 menit. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu :
(1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi,
dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Hasil penelitian penerapan metode TPS
(Think-Pair-Share) pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Muhammadyah 3 Masaran di
Sragen menunjukkan, sebagai berikut:
1. Secara rinci, terdapat peningkatan motivasi belajar siswa setelah penerapan
metode TPS (Think-Pair-Share) dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI
IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan dari 77,49% pada siklus I
menjadi sebesar 83,98% pada siklus II.
2. Secara rinci, terdapat peningkatan partisipasi belajar siswa setelah penerapan
metode TPS (Think-Pair-Share) dalam pembelajaran akuntansi siswa kelas XI
IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan dari 73,18% pada siklus I
menjadi sebesar 87,73% pada siklus II.
3. Secara keseluruhan, terdapat peningkatan prestasi belajar siswa setelah
penerapan metode TPS (Think-Pair-Share) dalam pembelajaran akuntansi
siswa kelas XI IPS 1. Hal ini ditunjukkan adanya peningkatan pencapaian nilai
rata-rata siswa dan jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan. Pada siklus
I nilai rata-rata kelas 75,79 atau sebesar 79,54% dari jumlah siswa yang
mencapai batas tuntas sebanyak 35 anak dari 44 siswa terjadi peningkatan
nilai rata-rata kelas dari sebelum diadakannya tindakan yaitu 60,59. Pada
siklus II nilai rata-rata kelas 83,64 atau sebesar 87,73% dari jumlah siswa
yang mencapai batas tuntas sebanyak 43 siswa dari 44 siswa.
77
78
B. Implikasi
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan diatas, maka implikasinya
dapat dikaji baik secara teoritis maupun praktis adalah, sebagai berikut :
1. Implikasi Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas
bahwa metode Think-Pair-Share selalu menekankan pada pembelajaran dengan
diskusi kelompok yang sangat efektif untuk memudahkan siswa dalam memahami
materi dan memecahkan suatu permasalahan serta dapat meningkatkan keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran sehingga prestasi belajar menjadi lebih
optimal. Penelitian ini juga memberikan gambaran bahwa keberhasilan dalam
pembelajaran juga tergantung pada beberapa faktor yang saling berkaitan satu
sama lain baik faktor dari pihak guru antara lain, kemampuan guru dalam
menjelaskan suatu materi, kemampuan guru dalam mengembangkan suatu model
dan metode pembelajaran, kemampuan guru dalam mengelola kelas pada saat
proses pembelajaran berlangsung, serta kemampuan guru dalam membangkitkan
dan meningkatkan motivasi dan partisipasi siswa untuk mengikuti proses
pembelajaran. Sedangkan faktor yang berasal dari siswa itu antara lain minat,
antusias, dan motivasi belajar siswa serta partisipasi siswa untuk lebih aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran.
2. Implikasi Praktis
Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa melalui penerapan metode
TPS (Think-Pair-Share) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat
digunakan sebagai pertimbangan bagi guru untuk menerapkan metode
pembelajaran ini dalam kegiatan belajar mengajar sehari-hari yang disesuaikan
pula dengan materi pembelajaran. Selain itu, penggunaan metode TPS dapat pula
menjadi pertimbangan guru dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan motivasi belajar,
partisipasi siswa dan prestasi belajar siswa dalam pembelajaran akuntansi. Untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa, guru dapat menerapkan berbagai model dan
metode pembelajaran yang baru, inovatif dan menyenangkan yang dapat membuat
79
siswa bersemangat serta memicu siswa untuk ikut aktif terlibat dalam proses
pembelajaran sehingga siswa tidak jenuh dan menjadi lebih tertarik pada apa yang
akan dipelajari.
B. Saran
Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saransaran sebagai berikut :
1. Bagi Guru:
a. Guru diharapkan untuk terus membangkitkan motivasi belajar siswa agar
siswa bersemangat untuk meraih prestasi yang lebih baik.
b. Guru berusaha meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan
pembelajaran yang inovatif, sehingga suasana proses pembelajaran yang
kondusif akan lebih menarik siswa dan hasil pembelajaran dapat terus
meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya.
c. Guru seharusnya mengembangkan model dan metode pembelajaran yang
tepat dalam proses pembelajaran, sehinga dapat mendorong motivasi siswa
untuk aktif dan lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran.
d. Guru yang belum menerapkan metode TPS (Think-Pair-Share) dapat
menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran akuntansi dengan variasi
pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan minat, motivasi
dan partisipasi siswa untuk memahami materi yang disajikan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
e. Kerjasama dan interaksi guru dan siswa selama proses pembelajaran harus
diperhatikan sehingga suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif dan
siswa dapat lebih mudah memahami materi pembelajaran.
80
2. Bagi siswa :
a. Siswa lebih meningkatkan motivasi belajar, rasa percaya diri dan rasa
saling membantu dalam arti yang positif, baik dengan guru maupun
dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar.
b. Siswa hendaknya lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran serta
membuka diri untuk tidak malu bertanya, mengemukakan pendapatnya
dan mampu memiliki ketrampilan berkomunikasi yang baik dimana hal
ini pada akhirnya akan sangat bermanfaat bagi siswa.
3. Bagi sekolah :
a. Sekolah lebih memberikan motivasi dan kesempatan kepada guru-guru
mata pelajaran untuk mengikuti pelatihan atau seminar yang berhubungan
dengan model dan metode pembelajaran inovatif.
b. Lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan
belajar mengajar.
4. Bagi Orang Tua :
Motivasi belajar siswa dapat berasal dari dalam dan dari luar. Motivasi dari
dalam diri dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode TPS (Think-PairShare), sedangkan motivasi yang berasal dari luar dapat diberikan dari orangorang terdekat siswa dengan perhatian dan dukungan dari keluarga, terutama
orang tua sangat membantu sekali untuk meningkatkan motivasi belajar siswa
sehingga siswa dapat meraih prestasi yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
81
Agus Suprijono. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anita Lie. 2008. Cooperative Learning. Jakarta: PT Gramedia.
Arends, Richard I. 2008. Learning To Teach. New York. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Dimyati dan Mudjiono.1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud
Gino, Suwarni, Soripto, Maryanto dan Sutijan. 1999. Belajar dan Pembelajaran
Surakarta : Uns Press.
Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika
Aditama.
Lukman Ali.1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Isjoni. 2009. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mulyasa. 2005. Manajemen Berbasis Sekolah Konsep, Sstrategi Dan Implementasi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhibbin Syah. 2008. Psikologi belajar. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Rosdakarya.
.
PT Remaja
1995. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja.
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Revrisond, Baswir. 1995. Akuntansi Pemerintah Indonesia. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
Saifudin Azwar. 2002. Tes prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sardiman, A.M. 2001. Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinnya. Jakarta: PTRineka
Cipta.
Sobri Sutikno. 2004. Model Pembelajaran Interaksi Sosial Pembelajaran Efektif Dan
Retorika. Mataram: NTP Press.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Soemarso, SR. 2004. Akuntansi Penghantar. Jakarta: Rineka Cipta.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Zainal Arifin. 1991 . Evaluasi Instruksional. Bandung: CV. Remadja RosdaKarya.
82
Zainal Aqib. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru.Bandung: CV Yrama Widya
83
Download