eJournal Administrasi Negara, 2013, 1 (1): 1-7 ISSN 0000-0000, an.fisip-unmul.org © Copyright 2013 STUDI TENTANG PERANAN UNIT PASAR DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI PASAR MERDEKA KOTA SAMARINDA Tri Widodo Ringkasan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran atau mendeskripsikan pengelolaan sampah di pasar Merdeka. Selain itu untuk mengetahui apa yang menjadi penghambat pengelolaan sampah di pasar tersebut. Untuk memperoleh dan melengkapi data dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bermaksud memaparkan situasi dan keadaan pengelolaan sampah pasar Merdeka yang dilaksanakan oleh pihak unit pasar Merdeka. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling pada key informan dan teknik snowball sampling informan serta menggunakan teknik pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan yang meliputi observasi, wawancara dan dokumen. Dan teknik analisis data pada skripsi ini menggunakan analisis data model interaktif. Selain itu, hasil penelitian yang penulis lakukan, diketahui bahwa Unit Pasar sebagai pemegang peranan penting dalam pengelolaan pasar Merdeka belum menjalankan perannya secara maksimal dan belum sesuai dengan tujuan yang efektif dan efisien, hal tersebut tidak sesuai dengan konsep manajemen, dalam hal ini yaitu asas manajemen yang seharusnya diterapkan dalam kegiatan pengelolaan sampah di pasar Merdeka kota Samarinda. Kesimpulan dari pengelolaan sampah di pasar Merdeka adalah proses pengelolaan sampah di pasar Merdeka sangat tergantung pada kondisi dan ketersediaan alat-alat penunjang, namun kebutuhan akan alat penunjang tersebut masih terhambat oleh kurangnya dana dan perhatian dari pihak Dinas Pasar untuk memberikan apa yang menjadi kebutuhan di Unit Pasar Merdeka, serta kurangnya sanksi tegas yang diberikan kepada masyarakat yang membuang sampah di TPS pasar Merdeka. Kata kunci: Peran, Pasar Unit, Pengelolaan, Sampah Bab I Pendahuluan Dalam Keputusan Presiden No. 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern serta Keputusan Menteri Perdagangan Nomor. 53 tahun 2008 sebagai peraturan pelaksanaan Keputusan Presiden, harus mampu membenahi pasar tradisional itu sendiri agar dapat tumbuh dan berkembang ditengah makin berkembangnya suatu usaha eceran berskala besar. eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11 Pasar tradisional merupakan salah satu fasilitas umum yang keberadaannya sangat penting dan dibutuhkn oleh masyarkat, khususnya untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok manusia yaitu dalam hal pangan. Namun pasar tradisional identik dengan tempat yang kotor dan beraroma tidak sedap yang disebkan oleh sampah yang bertebaran dimana-mana. Pasar merdeka masih dapat dikategorikan sebagai pasar yang kurang terjaga kebersihan dan kerapiannya, karena di pasar tersebut masih terdapat sampah yang berserakan pada waktu pasar sedang ramai pengunjung. Sarana dan prasarana yang ada pasar Merdeka masih kurang memadai untuk menjadi penunjang kebersihan pasar, faktor inilah yang menjadi salah satu penyebab minimnya kebersihan di pasar Merdeka. Serta ditambah dengan faktor kurangnya kesadaran para pedagang dan pengunjung dalam membuang sampah pada tempatnya menyebabkan meningkatnya jumlah sampah yang berserakan di dalam pasar Merdeka. Untuk menciptakan kenyamanan, kebersihan dan keindahan di pasar dibutuhkan suatu sistem pengelolaan sampah yang efektif dan efisien agar mampu mencapai hasil yang maksimal seperti yang diharapkan. Namun hanya dengan mewujudkan suatu sistem yang baik belum cukup untuk mencapai hasil yang diharapkan, tetapi peran aktif dari pengelola kebersihan serta kesadaran dari para pedagang, pengunjung dan penduduk di sekitar pasar untuk menjaga kebersihan khususnya di lingkungan pasar sangat dibutuhkan. Dengan acuan tersebut pasar tradisional perlu dikembangkaan dengan adanya Peraturan Daerah nomor 22 tahun 2002 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelola Pasar Kota Samarinda bertujuan untuk lebih mengefektifkan masing-masing bidang pekerjaan dan mengefektifkan tugas-tugas yang dijalankan yang berkenaan dengan kebersihan lingkungan pasar. Bab II Kerangka Dasar Teori 2.1 Definisi Peran Teori peran menurut Gibson Ivancevich dan Donelly (dalam Soekanto, 2005 : 58) mengatakan bahwa peran adalah seseorang yang harus berhubungan dengan dua sistem yang berbeda, biasanya organisasi dan beberapa bagian dari lingkungan. Kemudian menurut Soekanto (2005 : 137) peran adalah bagian yang dimainkan seseorang atau tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu peristiwa. Peranan atau peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia manjalankan suatu peranan. Dengan demikian, jika seseorang malaksanakan tugas dan kwajibannya sesuai dengan kedudukannya, baik dalam organisasi maupun dalam masyarakat, maka orang tersebut sudah menjalankan peranannya. Sedangkan menurut Rivai (2006 : 148) peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpin didalam sebuah organisasi 28 Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo) mempunyai peran, setiap pekerjaan membawa harapan bagaimana penanggung peran berperilaku. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan peran adalah suatu tindakan baik itu perorangan maupun kelompok dalam menjalankan tugas pokoknya disebuah perusahaan atau lembaga dimana tugas yang dilakukan tersebut memberikan pengaruh terhadap keberadaan lembaga itu. 2.2 Definisi Pengelolaan Sampah Secara umum dapat dijelaskaan bahwa sampah adalah suatu bahan atau produk berlebihan yang dianggap tidak lagi memiliki nilai bagi pengguna. Sedangkan pengelolaan selalu berkenaan dengan manajemen, karena merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan kemampuaan dan keahlian untuk menjalankan kegiatan tersebut kepada orang lain dalam pencapaian suatu tujuan yang efektif dan efisien. Manajemen dapat ditetapkan dan dijalaankan dalam segala bidang yang berhubungan dengan organisasi termasuk dalam pengelolaan sampah pasar. Secara singkat dan umum arti manajeman adalah mengerjakaan suatu kegiatan melalui orang lain untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Menurut Hasibuan (2007 : 2) “Manajeman adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Dan menurut Hasibuan (2007 : 37), dalam pencapaian tujuan yang sesuai dengan peraturan dan keinginan masyarakat tidaklah lepas dari proses manajemen yaitu perencanaan (planning), mengorganisasikan (organizing), mengarahkan (actuating) dan pengawasan (controlling) atau bisa disingkat POAC. Berbeda dengan yang dikemukakan oleh Terry (2006 : 17-18) yang mengatakan bahwa proses manajeman yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), pemotivasian (motivating) dan pengawasan (controlling). Menurut Siagian (2005 : 33) mengemukakan bahwa fungsi manajeman meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (activation), pengawasan (controlling), dan penilaian (evaluation). Dari banyak pendapat yang dipaparkan maka peneliti memiliki kesimpulan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan dalam organisasi pasti memiliki tujuan yang telah ditetapkan, maka dari itu dibutuhkan proses maupun fungsi manajeman yang mengatur setiap tahap dalam melaksanakan kegiatan seperti perencanaan (planning), mengorganisasikan (organizing), mengarahkan (actuating) dan pengawasan (controlling) atau bisa disingkat POAC diatas. Dari banyaknya pendapat semua memiliki kriteria tujuan yang sama yaitu efektifitaas dan efisiensi, yang membedakannya hanya tahapan saja. Akan tetapi semua itu mencakup hal yang sama. Dalam skripsi ini peneliti lebih condong mengaplikasikan konsep yang dijelaskan oleh Malayu S.P Hasibuan 29 eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11 karena lebih sederhana akan tetapi didalamnya mencakup semua aspek proses maupun fungsi dari manaajeman itu sendiri. 2.3 Definisi Pasar Menurut Gilarso (2004 : 154) pengertian pasar dalam arti sempit adalah suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu untuk jual beli barang. Sedangkan pengertian pasar dipakai dalam arti yang lebih luas yaitu dimana pertemuan antara penjual dan pembeli untuk melaksanakan transaksi jual beli tidak lagi terbatas pada suatu tempat tertentu saja maupun pada hari tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Miller dan Meiners (2000 : 23), yang mengatakan pasar dalam arti luas adalah suatu pasar tidaklah harus suatu tempat, tapi suatu institusi yang menjadi ajang operasi kekuatan-kekuatan yang menentukan harga, dengan kata lain dalam pasarlah pemasokan dan permintaan beroperasi. Sedangkan pengertian pasar menurut Dahl dan Hammond (dalam Yogi, 2003 : 05) mengatakan bahwa “pasar adalah sebagai suatu lingkungan atau ruang tempat kekuatan permintaan dan penawaran bekerja untuk menentukan atau memodifikasi harga sehinggga terjadi pertukaran kepemilikan barang dan jasa serta adanya fakta kegiatan fisik dan institusional” (Market is some, sphere, or space, (1) where the force of demand and supply are at work, (2) to determine, or modify, price, (3) as the ownership of some quantity of good or service, is transferred, and (4) certain physical and institutional arrangements maybe evidence) 2.4 Fungsi Pasar Selanjutnya menurut Miller dan Meiners (2000 : 381-382) mengatakan bahwa pasar memiliki dua fungsi yang sangat penting yaitu : 1. Pasar kompetitif menyediakan informasi atau pengetahuan yang harus dimiliki oleh konsumen dan produsen dalam rangka memperhitungkan peningkatan penurunan barang-barang langka atau sumber daya produktif melalui penyesuaian harga relatif yang mudah dipahami. 2. Pasar berfungsi memotivasi konsumen dan produsen untuk bereaksi atau memberi tanggapan secara layak informasi. Dengan memberi imbalan yang lebih tinggi baik itu berupa upah, laba, atau utilitas kepada produsen dan konsumen, dan juga produsen yang lebih baik reaksinya. 2.5 Jenis-jenis Pasar Menurut Mentri Perindustrian RI dalam Keputusan Mentri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang Lembaga-lembaga usaha perdagangan : 1. Pasar didasarkan pada kelas mutu pelayanan dan menurut sifat pendistribusiannya adalah : 30 Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo) a. Pasar Modern, adalah pasar yang dibangun oleh Pemerintah, Swasta, atau Koperasi yang dalam bentuknya berupa Mall, Supermarket, Department Store, dan Shopping Centre dimana pengelolaannya dilaksanakan secara modern, dan mengutamakan pelayanan kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada disatu tangan, bermodal relatif kuat, dan dilengkapi label harga yang pasti. b. Pasar Tradisional, adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Swasta, Koperasi atau Swadaya Masyarakat dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda, yang dimiliki/dikelola oleh Pedagang Kecil dan Menengah, dan Koperasi, dengan usaha skala kecil dan modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui tawar-menawar. c. Pasar Grosir, adalah pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan partai besar. d. Pasar Eceran, adalah pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan dalam partai kecil. e. Pasar Swalayan (Super Market), adalah pasar yang kegiatan usahanya menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari secara langsung kepada konsumen dengan teknik pelayanan oleh konsumen itu sendiri. 2. pasar digolongkan menurut skala luas wilayaahnya yaitu : a. Skala kurang dari 8000 m2 disebut pasar kecil. b. Skala 8000 m2 - 10.000 m2 disebut pasar sedang. c. Skala lebih dari 10.000 m2 disebut pasar berskala besar. 2.6 Definisi Perilaku Perilaku sangat berpengaruh dalam pengelolaan sampah di pasar Merdeka baik perilaku masyarakat dalam hal ini penjual dan pembeli maupun petugas pengelola itu sendiri. Menurut Kartono dan Mar’at (2006 : 1), perilaku adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik sepeda, mangendarai motor atau mobil. Menurut Sopiah (2008 : 23-24), perilaku individu merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh usaha (effort), kemampuan (ability), dan persepsi terhadap sesuatu. Kemampuan yang tidak sama menjadikan setiap orang memiliki perbedaan perilaku, baik perbedaan kemampuan menyerap informasi ataupun perbedaan fisik, selain itu setiap orang memiliki persepsi yang berbeda. Jika tidak dapat menyamakan persepsi maka akan timbul perbedaan perilaku. Kemampuan yang tidak sama menjadikan setiap orang memiliki perbedaan perilaku, baik perbedaan kemampuan menyerap informasi ataupun perbedaan fisik, selain itu setiap orang memiliki persepsi yang berbeda. Jika tidak dapat menyamakan persepsi maka akan timbul perbedaan perilaku. Sedangkan menurut Thoha (2004 : 33), perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau individu dengan lingkungannya. Semua manusia akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan perilakunya ditentukan oleh masing-masing lingkungannya. 31 eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11 Menurut Thoha (2004 : 36-45) prinsip-prinsip dasar perilaku manusia yaitu : 1. Manusia berbeda perilaku, karena kemampuan yang tidak sama. Prinsip dasar kemampuan ini sangat penting diketahui untuk memahami mengapa seseorang berbuat dan berperilaku berbeda dengan yang lain. Terbatasnya kemampuan ini yang membuat seseorang bertingkah laku yang berbeda. Banyak yang diinginkan manusia, tetapi jawaban manusia untuk mewujudkan keinginannya itu terbatas, sehingga menyebabkan semua yang diinginkannya itu tidak tercapai. 2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda. Manusia berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan. Dengan kebutuhan ini dimaksudkan adalah beberapa pernyataan didalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk mencapainya sebagai suatu obyek atau hasil. 3. Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang bagaimana bertindak. Didalam banyak hal, seseorang dihadapkan dengan sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang dipilihnya. Seseorang memilih berperilaku sedemikian karena ia yakin dapat mengarahkan untuk mendapatkan sesuatu hasil tertentu. 4. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan kebutuhannya. Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif, dimana seseorang mencoba membuat lingkungannya itu mempunyai arti baginya. Proses yang aktif ini melibatkan seseorang individu mengakui secara selektif aspek-aspek yang berbeda dari lingkungan, menilai apa yang dilihatnya dalam hubungannya dengan masa lalu, dan mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannnya dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilainya. Oleh karena kebutuhankebutuhan dan pengalaman seseorang itu seringkali berbeda sifatnya, maka persepsinya terhadap lingkungan juga berbeda. 5. Seseorang mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang. Perasaan senang atau tidak senang ini akan menjadikan seseorang berbuat yang berbeda dengan orang lain didalam rangka menanggapi suatu hal. Orang acapkali membandingkan apa yang ia terima dalam suatu situasi kerja tertentu dengan apa yang diterima orang lain dalam situasi yang sama. Jika hasil perbandingannya ia rasakan tidak adil, maka timbulah rasa tidak puas terhadap hasil yang diterima. 6. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang. Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, kebutuhannya, dan ada juga yang karena dipengaruhi oleh pengharapan dan lingkungannya. 32 Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo) Jika kita memaparkan tentang prinsip dasar manusia maka hal tersebut akan berhubungan erat dengan kesadaran yang dimiliki masyarakat dalam haal ini masyarakat sekitar Pasar Merdeka maupun pedagang di pasar tersebut. Menurut Sarwono (2004 : 123), kesadaran adalah bagian kejiwaan yang berisi hal-hal yang disadari dan diketahuinya. Fungsi kesadaran tersebut diatur oleh hukum-hukum tertentu yang dinamakan “proses sekunder”, yaitu logika. Dengan beberapa penjelasan di atas peneliti dapat memberikan kesimpulan bahwa perilaku merupakan suatu sikap yang dilahirkan karena adanya interaksi antara manusia itu sendiri dengan lingkungannya, dengan demikian apa yang dilakukan individu dalam hal ini masyarakat dapat mempengaruhi baik aatau buruknya lingkungan, begitu pula pada kesadaran maasyarakat yang mampu mempengaruhi hal tersebut. Dengan demikian masyarakat Pasar Merdeka harus menyadari dan mengubah perilaku-perilaku yang dapat memberikan dampak kerusakan pada lingkungan Pasar Merdeka Kota Samarinda. Bab III Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ditinjau dari taraf pembahasan masalahnya, Penelitian Deskriptif adalah terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga hanya sekedar mangungkapkan fakta (fact finding), Nawawi (2003 : 31). Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah Penelitian Deskriptif Kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud memaparkan situasi atau keadaan pengelolaan sampah yang ada di Pasar Merdeka kota Samarinda. Artinya penelitian ini adalah akumulasi data dasar dengan cara deskriptif. Penelitian ini terbatas kepada usaha mengungkapkan suatu fakta dengan hasil penelitian ini ditekankan untuk memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya atau fakta-fakta dari obyek yang diteliti. 3.2 Fokus Penelitian Adapun yang menjadi fokus penelitian dala skripsi ini yang berjudul “Studi tentang Peranan Unit Pasar dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Merdeka Kota Samarinda” adalah : 1. Perencanaan (planning) a. Kelengkapan dan keakuratan data b. Analisis data c. Sarana pendukung rencana 2. Pengorganisasian (organizing) a. Struktur organisasi b. Penerapan sistem organisasi 3. Pengarahan (actuating) a. Pengarahan koordinasi kegiatan 33 eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11 b. Pengarahan perintah atau instruksi-instruksi 4. Pengawasan (controlling) a. Pengawasan langsung b. Pengawasan tidak langsung 5. Faktor penghambat dalam pengelolaan sampah di pasar Merdeka Kota Samarinda. 3.3 Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer yaitu dari hasil wawancara dengan narasumber dan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari hasil laporan tertulis, dokumen, arsip-arsip, jurnal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, pemilihan sumber data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu : 1. Teknik Purposive Sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini memilih key informan yaitu Kepala Unit Pasar Merdeka Kota Samarinda. 2. Untuk melengkapi data yang diperlukan, maka digunakan juga teknik Snowball Sampling yaitu mancari informasi dari mereka yang direkomendasikan oleh key informan sehingga data yang diperoleh dapat valid dan lengkap. Dalam hal ini staf dinas pasar dan pengelola sampah yang bekerja langsung dilapangan yaitu di lokasi penelitian Pasar Merdeka. Untuk melengkapi data sesuai kebutuhan penelitian, maka teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan, observasi langsung, wawancara berstruktur dan penelitian dokumen. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Gambaran Umum Banyaknya masyarakat yang tinggal di wilayah kelurahan Sungai Pinang Dalam menjadikan pasar Merdeka sebagai sarana yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat kelurahan tersebut maupun masyarakat dari luar kelurahan Sungai Pinang Dalam. Selain dari fungsi pasar itu sendiri yang merupakan tempat dimana masyarakat bisa mendapatkan pemenuhan pangan tetapi juga letak pasar Merdeka sendiri yang sangat strategis dan berdekatan dengan tempat tinggal masyarakat Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Samarinda Utara khususnya warga RT. 85. Hal ini mengharuskan pemerintah setempat untuk selalu berusaha berbenah diri dengan berbagi usaha seperti menata pembangunan fisik maupun non fisik pasar Merdeka dengan baik. Semua itu dilakukan guna tercapainya kondisi pasar yang baik khususnya pada kondisi lingkungan demi terciptanya kenyamanan transaksi jual beli masyarakat pada pasar tradisional seperti pasar Merdeka yang dalam kesehariannya volume sampah yang ada di pasar Merdeka antara 7 sampai 10 m2 per hari. 34 Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo) Selanjutnya pengelolaan pasar Merdeka dilaksanakan langsung oleh pihak Unit Pasar Merdeka dengan visi “Pasar yang Nyaman dan Berwawasan Lingkungan” dan dengan misi “Meningkatkan Pelayanan Masyarakat dan Memelihara Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan Pasar”. Maka pengelolaan sampah yang dilaksanakan oleh Unit Pasar Merdeka harus sesuai dengan visi dan misi agar tercipta kondisi pasar yang sesuai aman, nyaman dan berwawasan lingkungan. 4.2 Perencanaan dalam Pengelolaan Sampah 4.2.1 Kelengkapan dan keakuratan data Pasar Merdeka bertempat di Kecamatan Samarinda Utara yang wilayahnya berdekatan dengan tempat tinggal warga yang khusunya RT 85 Kelurahan Sungai Pinang Dalam yang juga berada di jalan Merdeka. Luas pasar Merdeka sendiri ±2000 m2, yang di dalamnya terdapat 34 ruko, 241 kios atau petak, 20 los ikan, dan 51 pedagang kaki lima. Kurangnya ketersediaan alat penunjang yang baik menjadi salah satu faktor utama dalam rangka mengelola sampah yang ada di pasar Merdeka, membuat pengelolaan sampah di pasar Merdeka dirasa masih kurang maksimal. Kekurangan alat penunjang pengelolaan sampah juga dikeluhan oleh para pekerja kebersihan karena membutuhkan tenaga dan dana ekstra yang mereka keluarkan dari dana pribadi mereka sendiri demi kelancaran pengelolaan sampah di pasar Merdeka ini. Kekurangan alat penunjang pengelolaan sampah juga dikeluhan oleh pedagang dan pembeli yang berbelanja di pasar Merdeka. Seperti tidak adanya tempat sampah di masing-masing kios dan juga tempat pembuangan sampah utama pasar Merdeka pun dirasa terlalu dekat dengan aktifitas jual beli masyarakat, bahkan banyak penjual makanan yang berjualan di sekitar TPS pasar merdeka, sehingga kehadiran lalat-lalat pembawa penyakit dari TPS yang hinggap di dagangan mereka tidak dapat dihindarkan. 4.2.2 Analisis Data Pengelolaan sampah di pasar Merdeka masih bergantung kepada kondisi alat-alat penunjang yang digunakan untuk membersihkan sampah. Apabila peralatan dalam kondisi baik, maka pengangkutan sampah akan berjalan dengan lancar. Tetapi apabila kondisi alat penunjang kurang memadai, maka pengangkutan sampah akan memakan waktu lebih lama bahkan sampah juga terkadang tidak dapat terangkut seluruhnya karena pekerja kehabisan waktu atau hari sudah menjelang malam. Pengelolaan sampah pasar didukung oleh adanya Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah. Selain itu dalam pengangkutan sampah dari TPS pasar Merdeka ke TPA juga masih bergantung kepada jumlah sampah yang dihasilkan dan truk sampah DKPP yang digunakan dalam mengangkut sampah ke tempat pembuangan akhir. Tidak adanya rencana atau alat penunjang cadangan dalam pengelolaan 35 eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11 sampah di pasar Merdeka membuat proses pengelolaan sampah terganggu dan menghasilkan ketergantungan-ketergantungan dalam proses pengelolaan sampah. 4.2.3 Sarana pendukung Pengelolaan sampah pasar didukung oleh adanya Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah yang menjadi acuan untuk memaksimalkan pengelolaan sampah di Pasar Merdeka. 4.3 Pengorganisasian dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Merdeka 4.3.1 Struktur Organisasin dan Penerapan Sistem Organisasi Kantor Unit Pasar Merdeka memiliki tiga bidang, yaitu bidang ketertiban dan keamanan, bidang kebersihan dan bidang administrasi pendapatan dan keuangan. Struktur organisasi seperti ini sudah cukup memadai dalam menjalankan kegiatan kantor Unit Pasar Merdeka. Dalam suatu organisasi harus memiliki struktur organisasi yang rapi serta pada masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawabnya sendiri. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak kantor Unit Pasar diupayakan semaksimal mungkin mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Karena kantor Unit Pasar Merdeka masih memiliki kendala-kendala yang harus dihadapi sehingga terkadang para pegawai atau pekerja harus bekerja diluar prosedur yang ditetapkan. 4.4 Pengarahan dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah di pasar Merdeka 4.4.1 Pengarahan Koordinasi Kegiatan dan Pengarahan Perintah Rapat yang dilakukan oleh pihak pasar sangat jarang dilaksanakan yang mengakibatkan kurangnya koordinasi. Menurut pekerja lapangan sendiri sudah beberapa bulan tidak dilakukan rapat koordinasi. Pengarahan koordinasi pada kantor Unit Pasar Merdeka tidak sesuai dengan azas kesatuan atau esprit de corp bahwa seharusnya koordinasi harus stabil antara organ di dalam suatu organisasi karena dapat menimbulkan kekompakan dalam organisasi. Sedangkan perintah atau instruksi hanya disampaikan oleh koordinator bidang kebersihan kepada petugas kebersihan. Menurut aturan dalam pengarahan instruksi dilapangan seharusnya dilakukan secara rutin dan disesuaikan dengan keluhan-keluhan atau masalah yang ada. namun berdasarkan pengakuan dari pekerja kebersihan sudah berbulan-bulan tidak pernah ada instruksi maupun koordinasi dengan petugas kebersihan pasar. 4.5 Pengawasan dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Merdeka 4.5.1 Pengawasan Langsung dan Tidak Langsung Pengawasan atau inspeksi langsung secara mendadak kadang dilakukan oleh koordinator kebersihan ketika petugas kebersihan sedang melakukan pekerjaannya. Pengawasan ini dimaksudkan untuk melihat apakah pekerja sudah melakukan pekerjaannya secara benar. 36 Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo) Pengawasan tidak langsung adalah berupa laporan tertulis yang dilaporkan secara terjadwal dan laporan tersebut berdasarkan pengawasan dan laporan lisan secara langsung. Berdasarkan teori manajemen pada salah satu proses manajemen yaitu pengawasan atau controlling, yang seharusnya manajer atau dalam hal ini koordinator kebersihan dapat memastikan dapat memastikan pekerjaan telah sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai dengan tujuan. Dalam hal ini pihak kantor Unit Pasar Merdeka tidak melakukannya. 4.6 Faktor Penghambat yang Dihadapi dalam Pengelolaan Sampah 4.6.1 Faktor Internal a. Belum adanya sanksi tegas bagi masyarakat yang membuang sampah di TPS pasar. Tempat sampah sementara yang seharusnya hanya untuk membuang sampah yang dihasilkan oleh pasar, dimanfaatkan juga oleh masyarakat untuk membuang sampah rumah tangga mereka dan hal ini dibiarkan begitu saja oleh pengelola pasar. b. Tidak adanya tempat sampah di depan kios-kios para pedagang membuat para pedagang harus mengumpulkan sampah mereka di depan kios mereka sendiri sehingga menimbulkan ketidaknyamanan bertransaksi jual beli. 4.6.2 Faktor Eksternal a. Kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah di TPS Pasar Merdeka yang bukan merupakan TPS untuk umum. . Masyarakat sebenarnya telah mengetahui bahwa TPS yang berada di wilayah pasar Merdeka bukan merupakan TPS untuk umum tapi masyarakat tetap saja acuh dan membuang sampah di TPS tersebut dengan alasan TPS pasar Merdeka merupakan TPS terdekat. b. Truk pengangkut sampah yang terkadang tidak bisa datang untuk mengangkut sampah. Dalam hal pengangkutan sampah dari TPS pasar Merdeka menuju ke TPA, pihak kantor Unit Pasar belum mempunyai truk pengangkut saampah sendiri dan masih bekerjasama dengan DKPP untuk menggunakan salah satu truk pengangkut sampahnya. Namun terkadang truk tidak bisa datang untuk mengangkut sampah dikarenakan supir truk sedang sakit atau truk mengalami kerusakan, jadi sampah di TPS pasar Merdeka menumpuk sampai dua atau tiga hari. c. Pihak Dinas Pasar kurang menanggapi serius kebutuhan yang diperlukan oleh kantor Unit Pasar. Terkadang kantor Unit Pasar Merdeka membutuhkan alat untuk menunjang pekerjaan atau kegiatan yang dilaksakan di pasar Merdeka. Dan untuk memenuhi kekurangan tersebut kantor Unit pasar Merdeka meminta kepada Dinas Pasar. Namun terkadang apa yang kantor Unit Pasar Medeka harapkan dari Dinas Pasar sulit untuk diwujudkan, karena Dinas Pasar sepertinya kurang menanggapi serius apa yang menjadi kebutuhan mereka. 37 eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11 Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan 1. Pihak kantor Unit pasar Merdeka tidak menyediakan tempat sampah pada setiap kios yang ada, sehingga para pedagang tersebut mengumpulkan sampah di depan kios mereka begitu saja. Selain itu menurut para pembeli tempat pembuangan sampah pasar posisinya terlalu dekat dengan pedagang, sehingga menimbulkan bau dan bahkan di dekat TPS tersebut terdapat beberapa penjual makanan sehingga lalat-lalat dari TPS menghinggapi makanan yang dijual. Sarana pendukung juga kurang memadai karena tidak ada sanksi tegas yang dapat diberikan kepada pihak yang membuang sampah diluar ketentuan yang seharusnya. 2. Struktur organisasi dalam kantor Unit Pasar Merdeka terdapat tiga bidang di bawah kepala kantor unit yaitu bidang keamanan dan ketertiban, bidang kebersihan, serta bidang administrasi pendapatan dan keuangan. Yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah adalah pada bidang kebersihaan. Namun terkadang terdapat beberapa kendala yang dihadapi dan menghambat penerapan sistem organisasi dengan maksimal. 3. Pada pengarahan koordinasi kegiatan di pasar Merdeka tidak terjadwal dan jarang dilaksanakan. Pada pengawasan dalam pengelolaan sampah di pasar Merdeka, koordinator kebersihan terkadang melakukan inspeksi langsung untuk melihat bagaimana pekerjaan petugas kebersihan sampah. Sedangkan pada pengawasan tidak langsung pihak kantor Unit Pasar Merdeka tidak melaksanakannya. 4. Pada pengawasan dalam pengelolaan sampah di pasar Merdeka, koordinator kebersihan terkadang melakukan inspeksi langsung untuk melihat bagaimana pekerjaan petugas kebersihan sampah. Sedangkan pada pengawasan tidak langsung pihak kantor Unit Pasar Merdeka tidak melaksanakannya. Laporan-laporan yang diberikan merupakan laporan secara langsung atau lisan dan bukan berupa laporan-laporan tertulis. 5. Faktor penghambat dalam pengelolaan sampah di pasar Merdeka, faktor internal : Tidak adanya sanksi tegas bagi massyarakaat yang membuang sampah di TPS pasar Merdeka, tidak disediakannya tempat sampah di depan kios-kios para pedagang. Faktor eksternal : kesadaran masyarakat yang kurang, truk pengangkut sampah yang tidak datang, pihak Dinas Pasar kurang menanggapi kebutuhan kantor Unit Pasar. 5.2 Saran 1. Bagi pihak Dinas Pasar agar bersedia membantu kantor Unit Pasar Merdeka dalam penyediaan tempat sampah tertutup untuk masing-masing kios. Karena pihak kantor Unit Pasar Merdeka tidak mampu untuk menyediakan tempat sampah tertutup untuk masing-masing kios yang dengan jumlah banyak tanpa adanya bantuan. 38 Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo) 2. Bagi pihak kantor Unit Pasar Merdeka sebaiknya mempertimbangkaan kembali posisi TPS yang berada terlalu dekat dengan jalan dan terlalu dekat dengan pedagang. Pertimbangan kesehatan menjadi acuan untuk pemindahan TPS tersebut karena terdapat banyak lalat pembawa penyakit yang hinggap di makanan yang dijual di dekat TPS. 3. Bagi masyarakat yang tinggal disekitar pasar agar tidak membuang sampah di TPS pasar Merdeka karena TPS tersebut bukan merupakan TPS untuk umum. Karena hal tersebut membuat TPS kelebihan muatan dan akhirnya sampah tercecer diluar TPS dan juga truk sampah harus bolak balik mengambil sampah yang memakan waktu lebih lama. 4. Bagi pihak Dinas Pasar agar dapat memberikan atau menyediakan dengan cepat apa yang menjadi kebutuhan maupun penunjang yang diperlukan di pasar Merdeka. 5. Bagi pihak Dinas Pasar maupun Pemerintah Kota Samarinda agar dapat memberikan truk sampah khusus untuk Pasar Merdeka. Dengan adanya truk sampah sendiri maka keterlambatan dalam pengangkutan sampah dari TPS menuju ke TPA tidak lagi terjadi serta tidak ada lagi penumpukan sampah yang menjadi keluhan para pedagang dan pembeli. 6. Bagi pihak kantor Unit pasar Merdeka dapat memberikan sanksi tegas terhadap setiap masyarakat yang membuang sampah di TPS pasar Merdeka. 7. Diharapkan bagi pihak Unit Pasar Merdeka agar dapat melaksanakan pengawasan secara tidak langsung berupa laporan tertulis agar dapat memantau perkembangan kegiatan di pasar Merdeka. Daftar Pustaka Anonim, Keputusan Presiden Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional. , Keputusan Mentri Perdagangan Nomor 53 tahun 2008 tentang Pengaturan Pasar Tradisional. , Peraturan Daerah Nomor 22 tahun 2002 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelola Pasar Kota Samarinda. Gilarso, T. 2004. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta : Kanisius. Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara Kartono, Lieke Indieningsih & Mar’at, Samsunuwati. 2006. Perilaku Manusia (Pengantar Singkat tentang Psikologi). Bandung PT. Refika Aditama. Miller, LeRoy dan Meiners, Roger E. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate, penerjemah Haris Munandar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Rivai, Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. 39 eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11 Sarwono, Sarlito Wirawan. 2004. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Siagian, Sondang. P. 2005. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta : Bumi Aksara. Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Malang : CV. Andi Offset Terry, George. R. 2006. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta : PT. Bumi Aksara. Thoha, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Yogi, MS. 2006. Ekonomi Manajerial, Pendekatan Analisis Praktis. Jakarta : Kencana. 40