doc - eJournal Ilmu Administrasi Negara

advertisement
eJournal Administrasi Negara, 2013, 1 (1): 1-7
ISSN 0000-0000, an.fisip-unmul.org
© Copyright 2013
STUDI TENTANG PERANAN UNIT PASAR
DALAM PENGELOLAAN SAMPAH
DI PASAR MERDEKA
KOTA SAMARINDA
Tri Widodo
Ringkasan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran atau
mendeskripsikan pengelolaan sampah di pasar Merdeka. Selain itu untuk
mengetahui apa yang menjadi penghambat pengelolaan sampah di pasar
tersebut. Untuk memperoleh dan melengkapi data dalam penelitian ini penulis
menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bermaksud
memaparkan situasi dan keadaan pengelolaan sampah pasar Merdeka yang
dilaksanakan oleh pihak unit pasar Merdeka. Sumber data dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling pada key informan dan teknik
snowball sampling informan serta menggunakan teknik pengumpulan data
melalui penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan yang meliputi
observasi, wawancara dan dokumen. Dan teknik analisis data pada skripsi ini
menggunakan analisis data model interaktif. Selain itu, hasil penelitian yang
penulis lakukan, diketahui bahwa Unit Pasar sebagai pemegang peranan
penting dalam pengelolaan pasar Merdeka belum menjalankan perannya secara
maksimal dan belum sesuai dengan tujuan yang efektif dan efisien, hal tersebut
tidak sesuai dengan konsep manajemen, dalam hal ini yaitu asas manajemen
yang seharusnya diterapkan dalam kegiatan pengelolaan sampah di pasar
Merdeka kota Samarinda. Kesimpulan dari pengelolaan sampah di pasar
Merdeka adalah proses pengelolaan sampah di pasar Merdeka sangat
tergantung pada kondisi dan ketersediaan alat-alat penunjang, namun kebutuhan
akan alat penunjang tersebut masih terhambat oleh kurangnya dana dan
perhatian dari pihak Dinas Pasar untuk memberikan apa yang menjadi
kebutuhan di Unit Pasar Merdeka, serta kurangnya sanksi tegas yang diberikan
kepada masyarakat yang membuang sampah di TPS pasar Merdeka.
Kata kunci: Peran, Pasar Unit, Pengelolaan, Sampah
Bab I Pendahuluan
Dalam Keputusan Presiden No. 112 tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern serta
Keputusan Menteri Perdagangan Nomor. 53 tahun 2008 sebagai peraturan
pelaksanaan Keputusan Presiden, harus mampu membenahi pasar tradisional itu
sendiri agar dapat tumbuh dan berkembang ditengah makin berkembangnya
suatu usaha eceran berskala besar.
eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11
Pasar tradisional merupakan salah satu fasilitas umum yang
keberadaannya sangat penting dan dibutuhkn oleh masyarkat, khususnya untuk
memenuhi salah satu kebutuhan pokok manusia yaitu dalam hal pangan.
Namun pasar tradisional identik dengan tempat yang kotor dan beraroma tidak
sedap yang disebkan oleh sampah yang bertebaran dimana-mana. Pasar
merdeka masih dapat dikategorikan sebagai pasar yang kurang terjaga
kebersihan dan kerapiannya, karena di pasar tersebut masih terdapat sampah
yang berserakan pada waktu pasar sedang ramai pengunjung. Sarana dan
prasarana yang ada pasar Merdeka masih kurang memadai untuk menjadi
penunjang kebersihan pasar, faktor inilah yang menjadi salah satu penyebab
minimnya kebersihan di pasar Merdeka. Serta ditambah dengan faktor
kurangnya kesadaran para pedagang dan pengunjung dalam membuang sampah
pada tempatnya menyebabkan meningkatnya jumlah sampah yang berserakan
di dalam pasar Merdeka.
Untuk menciptakan kenyamanan, kebersihan dan keindahan di pasar
dibutuhkan suatu sistem pengelolaan sampah yang efektif dan efisien agar
mampu mencapai hasil yang maksimal seperti yang diharapkan. Namun hanya
dengan mewujudkan suatu sistem yang baik belum cukup untuk mencapai hasil
yang diharapkan, tetapi peran aktif dari pengelola kebersihan serta kesadaran
dari para pedagang, pengunjung dan penduduk di sekitar pasar untuk menjaga
kebersihan khususnya di lingkungan pasar sangat dibutuhkan.
Dengan acuan tersebut pasar tradisional perlu dikembangkaan dengan
adanya Peraturan Daerah nomor 22 tahun 2002 tentang Pembentukan Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelola Pasar Kota Samarinda bertujuan
untuk lebih mengefektifkan masing-masing bidang pekerjaan dan
mengefektifkan tugas-tugas yang dijalankan yang berkenaan dengan kebersihan
lingkungan pasar.
Bab II Kerangka Dasar Teori
2.1 Definisi Peran
Teori peran menurut Gibson Ivancevich dan Donelly (dalam Soekanto,
2005 : 58) mengatakan bahwa peran adalah seseorang yang harus berhubungan
dengan dua sistem yang berbeda, biasanya organisasi dan beberapa bagian dari
lingkungan. Kemudian menurut Soekanto (2005 : 137) peran adalah bagian
yang dimainkan seseorang atau tindakan yang dilakukan seseorang dalam suatu
peristiwa. Peranan atau peran merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan
(status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesuai
dengan kedudukannya, maka ia manjalankan suatu peranan. Dengan demikian,
jika seseorang malaksanakan tugas dan kwajibannya sesuai dengan
kedudukannya, baik dalam organisasi maupun dalam masyarakat, maka orang
tersebut sudah menjalankan peranannya. Sedangkan menurut Rivai (2006 : 148)
peran dapat diartikan sebagai perilaku yang diatur dan diharapkan dari
seseorang dalam posisi tertentu. Pemimpin didalam sebuah organisasi
28
Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo)
mempunyai peran, setiap pekerjaan membawa harapan bagaimana penanggung
peran berperilaku.
Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan peran adalah suatu tindakan baik itu perorangan maupun
kelompok dalam menjalankan tugas pokoknya disebuah perusahaan atau
lembaga dimana tugas yang dilakukan tersebut memberikan pengaruh terhadap
keberadaan lembaga itu.
2.2 Definisi Pengelolaan Sampah
Secara umum dapat dijelaskaan bahwa sampah adalah suatu bahan atau
produk berlebihan yang dianggap tidak lagi memiliki nilai bagi pengguna.
Sedangkan pengelolaan selalu berkenaan dengan manajemen, karena
merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan kemampuaan dan keahlian untuk
menjalankan kegiatan tersebut kepada orang lain dalam pencapaian suatu tujuan
yang efektif dan efisien.
Manajemen dapat ditetapkan dan dijalaankan dalam segala bidang yang
berhubungan dengan organisasi termasuk dalam pengelolaan sampah pasar.
Secara singkat dan umum arti manajeman adalah mengerjakaan suatu kegiatan
melalui orang lain untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.
Menurut Hasibuan (2007 : 2) “Manajeman adalah ilmu dan seni
mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber
lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”. Dan
menurut Hasibuan (2007 : 37), dalam pencapaian tujuan yang sesuai dengan
peraturan dan keinginan masyarakat tidaklah lepas dari proses manajemen yaitu
perencanaan (planning), mengorganisasikan (organizing), mengarahkan
(actuating) dan pengawasan (controlling) atau bisa disingkat POAC. Berbeda
dengan yang dikemukakan oleh Terry (2006 : 17-18) yang mengatakan bahwa
proses manajeman yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), pengarahan (actuating), pemotivasian (motivating) dan
pengawasan (controlling). Menurut Siagian (2005 : 33) mengemukakan bahwa
fungsi manajeman meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), penggerakan (activation), pengawasan (controlling), dan
penilaian (evaluation).
Dari banyak pendapat yang dipaparkan maka peneliti memiliki
kesimpulan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan dalam organisasi pasti
memiliki tujuan yang telah ditetapkan, maka dari itu dibutuhkan proses maupun
fungsi manajeman yang mengatur setiap tahap dalam melaksanakan kegiatan
seperti perencanaan (planning), mengorganisasikan (organizing), mengarahkan
(actuating) dan pengawasan (controlling) atau bisa disingkat POAC diatas.
Dari banyaknya pendapat semua memiliki kriteria tujuan yang sama yaitu
efektifitaas dan efisiensi, yang membedakannya hanya tahapan saja. Akan
tetapi semua itu mencakup hal yang sama. Dalam skripsi ini peneliti lebih
condong mengaplikasikan konsep yang dijelaskan oleh Malayu S.P Hasibuan
29
eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11
karena lebih sederhana akan tetapi didalamnya mencakup semua aspek proses
maupun fungsi dari manaajeman itu sendiri.
2.3 Definisi Pasar
Menurut Gilarso (2004 : 154) pengertian pasar dalam arti sempit adalah
suatu tempat dimana pada hari tertentu para penjual dan pembeli dapat bertemu
untuk jual beli barang. Sedangkan pengertian pasar dipakai dalam arti yang
lebih luas yaitu dimana pertemuan antara penjual dan pembeli untuk
melaksanakan transaksi jual beli tidak lagi terbatas pada suatu tempat tertentu
saja maupun pada hari tertentu. Pendapat lain dikemukakan oleh Miller dan
Meiners (2000 : 23), yang mengatakan pasar dalam arti luas adalah suatu pasar
tidaklah harus suatu tempat, tapi suatu institusi yang menjadi ajang operasi
kekuatan-kekuatan yang menentukan harga, dengan kata lain dalam pasarlah
pemasokan dan permintaan beroperasi.
Sedangkan pengertian pasar menurut Dahl dan Hammond (dalam Yogi,
2003 : 05) mengatakan bahwa “pasar adalah sebagai suatu lingkungan atau
ruang tempat kekuatan permintaan dan penawaran bekerja untuk menentukan
atau memodifikasi harga sehinggga terjadi pertukaran kepemilikan barang dan
jasa serta adanya fakta kegiatan fisik dan institusional” (Market is some, sphere,
or space, (1) where the force of demand and supply are at work, (2) to
determine, or modify, price, (3) as the ownership of some quantity of good or
service, is transferred, and (4) certain physical and institutional arrangements
maybe evidence)
2.4 Fungsi Pasar
Selanjutnya menurut Miller dan Meiners (2000 : 381-382) mengatakan
bahwa pasar memiliki dua fungsi yang sangat penting yaitu :
1. Pasar kompetitif menyediakan informasi atau pengetahuan yang harus
dimiliki oleh konsumen dan produsen dalam rangka memperhitungkan
peningkatan penurunan barang-barang langka atau sumber daya produktif
melalui penyesuaian harga relatif yang mudah dipahami.
2. Pasar berfungsi memotivasi konsumen dan produsen untuk bereaksi atau
memberi tanggapan secara layak informasi. Dengan memberi imbalan yang
lebih tinggi baik itu berupa upah, laba, atau utilitas kepada produsen dan
konsumen, dan juga produsen yang lebih baik reaksinya.
2.5 Jenis-jenis Pasar
Menurut Mentri Perindustrian RI dalam Keputusan Mentri Perindustrian
dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 23/MPP/KEP/1/1998 tentang
Lembaga-lembaga usaha perdagangan :
1. Pasar didasarkan pada kelas mutu pelayanan dan menurut sifat
pendistribusiannya adalah :
30
Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo)
a. Pasar Modern, adalah pasar yang dibangun oleh Pemerintah, Swasta,
atau Koperasi yang dalam bentuknya berupa Mall, Supermarket,
Department Store, dan Shopping Centre dimana pengelolaannya
dilaksanakan secara modern, dan mengutamakan pelayanan
kenyamanan berbelanja dengan manajemen berada disatu tangan,
bermodal relatif kuat, dan dilengkapi label harga yang pasti.
b. Pasar Tradisional, adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh
Pemerintah, Swasta, Koperasi atau Swadaya Masyarakat dengan tempat
usaha berupa toko, kios, los dan tenda, yang dimiliki/dikelola oleh
Pedagang Kecil dan Menengah, dan Koperasi, dengan usaha skala kecil
dan modal kecil, dan dengan proses jual beli melalui tawar-menawar.
c. Pasar Grosir, adalah pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan
partai besar.
d. Pasar Eceran, adalah pasar tempat dilakukannya usaha perdagangan
dalam partai kecil.
e. Pasar Swalayan (Super Market), adalah pasar yang kegiatan usahanya
menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari secara langsung kepada
konsumen dengan teknik pelayanan oleh konsumen itu sendiri.
2. pasar digolongkan menurut skala luas wilayaahnya yaitu :
a. Skala kurang dari 8000 m2 disebut pasar kecil.
b. Skala 8000 m2 - 10.000 m2 disebut pasar sedang.
c. Skala lebih dari 10.000 m2 disebut pasar berskala besar.
2.6 Definisi Perilaku
Perilaku sangat berpengaruh dalam pengelolaan sampah di pasar
Merdeka baik perilaku masyarakat dalam hal ini penjual dan pembeli maupun
petugas pengelola itu sendiri. Menurut Kartono dan Mar’at (2006 : 1), perilaku
adalah sebuah gerakan yang dapat diamati dari luar, seperti orang berjalan, naik
sepeda, mangendarai motor atau mobil. Menurut Sopiah (2008 : 23-24),
perilaku individu merupakan perilaku yang dipengaruhi oleh usaha (effort),
kemampuan (ability), dan persepsi terhadap sesuatu. Kemampuan yang tidak
sama menjadikan setiap orang memiliki perbedaan perilaku, baik perbedaan
kemampuan menyerap informasi ataupun perbedaan fisik, selain itu setiap
orang memiliki persepsi yang berbeda. Jika tidak dapat menyamakan persepsi
maka akan timbul perbedaan perilaku. Kemampuan yang tidak sama
menjadikan setiap orang memiliki perbedaan perilaku, baik perbedaan
kemampuan menyerap informasi ataupun perbedaan fisik, selain itu setiap
orang memiliki persepsi yang berbeda. Jika tidak dapat menyamakan persepsi
maka akan timbul perbedaan perilaku. Sedangkan menurut Thoha (2004 : 33),
perilaku manusia adalah sebagai suatu fungsi dari interaksi antara person atau
individu dengan lingkungannya. Semua manusia akan berperilaku berbeda satu
sama lain, dan perilakunya ditentukan oleh masing-masing lingkungannya.
31
eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11
Menurut Thoha (2004 : 36-45) prinsip-prinsip dasar perilaku manusia
yaitu :
1. Manusia berbeda perilaku, karena kemampuan yang tidak sama.
Prinsip dasar kemampuan ini sangat penting diketahui untuk memahami
mengapa seseorang berbuat dan berperilaku berbeda dengan yang lain.
Terbatasnya kemampuan ini yang membuat seseorang bertingkah laku
yang berbeda. Banyak yang diinginkan manusia, tetapi jawaban
manusia untuk mewujudkan keinginannya itu terbatas, sehingga
menyebabkan semua yang diinginkannya itu tidak tercapai.
2. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda.
Manusia berperilaku karena didorong oleh serangkaian kebutuhan.
Dengan kebutuhan ini dimaksudkan adalah beberapa pernyataan
didalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang itu berbuat untuk
mencapainya sebagai suatu obyek atau hasil.
3. Orang berfikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang
bagaimana bertindak.
Didalam banyak hal, seseorang dihadapkan dengan sejumlah kebutuhan
yang potensial harus dipenuhi lewat perilaku yang dipilihnya. Seseorang
memilih berperilaku sedemikian karena ia yakin dapat mengarahkan
untuk mendapatkan sesuatu hasil tertentu.
4. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan
pengalaman masa lalu dan kebutuhannya.
Memahami lingkungan adalah suatu proses yang aktif, dimana
seseorang mencoba membuat lingkungannya itu mempunyai arti
baginya. Proses yang aktif ini melibatkan seseorang individu mengakui
secara selektif aspek-aspek yang berbeda dari lingkungan, menilai apa
yang dilihatnya dalam hubungannya dengan masa lalu, dan
mengevaluasi apa yang dialami itu dalam kaitannnya dengan
kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilainya. Oleh karena kebutuhankebutuhan dan pengalaman seseorang itu seringkali berbeda sifatnya,
maka persepsinya terhadap lingkungan juga berbeda.
5. Seseorang mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak senang.
Perasaan senang atau tidak senang ini akan menjadikan seseorang
berbuat yang berbeda dengan orang lain didalam rangka menanggapi
suatu hal. Orang acapkali membandingkan apa yang ia terima dalam
suatu situasi kerja tertentu dengan apa yang diterima orang lain dalam
situasi yang sama. Jika hasil perbandingannya ia rasakan tidak adil,
maka timbulah rasa tidak puas terhadap hasil yang diterima.
6. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang.
Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya
perilaku seseorang dipengaruhi oleh kemampuannya, kebutuhannya,
dan ada juga yang karena dipengaruhi oleh pengharapan dan
lingkungannya.
32
Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo)
Jika kita memaparkan tentang prinsip dasar manusia maka hal tersebut
akan berhubungan erat dengan kesadaran yang dimiliki masyarakat dalam haal
ini masyarakat sekitar Pasar Merdeka maupun pedagang di pasar tersebut.
Menurut Sarwono (2004 : 123), kesadaran adalah bagian kejiwaan yang
berisi hal-hal yang disadari dan diketahuinya. Fungsi kesadaran tersebut diatur
oleh hukum-hukum tertentu yang dinamakan “proses sekunder”, yaitu logika.
Dengan beberapa penjelasan di atas peneliti dapat memberikan
kesimpulan bahwa perilaku merupakan suatu sikap yang dilahirkan karena
adanya interaksi antara manusia itu sendiri dengan lingkungannya, dengan
demikian apa yang dilakukan individu dalam hal ini masyarakat dapat
mempengaruhi baik aatau buruknya lingkungan, begitu pula pada kesadaran
maasyarakat yang mampu mempengaruhi hal tersebut. Dengan demikian
masyarakat Pasar Merdeka harus menyadari dan mengubah perilaku-perilaku
yang dapat memberikan dampak kerusakan pada lingkungan Pasar Merdeka
Kota Samarinda.
Bab III Metode Penelitian
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ditinjau dari taraf pembahasan masalahnya, Penelitian
Deskriptif adalah terbatas pada usaha mengungkapkan suatu masalah atau
keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya sehingga hanya sekedar
mangungkapkan fakta (fact finding), Nawawi (2003 : 31).
Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah Penelitian Deskriptif Kualitatif
yaitu penelitian yang bermaksud memaparkan situasi atau keadaan pengelolaan
sampah yang ada di Pasar Merdeka kota Samarinda. Artinya penelitian ini
adalah akumulasi data dasar dengan cara deskriptif. Penelitian ini terbatas
kepada usaha mengungkapkan suatu fakta dengan hasil penelitian ini
ditekankan untuk memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan yang
sebenarnya atau fakta-fakta dari obyek yang diteliti.
3.2 Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian dala skripsi ini yang berjudul
“Studi tentang Peranan Unit Pasar dalam Pengelolaan Sampah di Pasar
Merdeka Kota Samarinda” adalah :
1. Perencanaan (planning)
a. Kelengkapan dan keakuratan data
b. Analisis data
c. Sarana pendukung rencana
2. Pengorganisasian (organizing)
a. Struktur organisasi
b. Penerapan sistem organisasi
3. Pengarahan (actuating)
a. Pengarahan koordinasi kegiatan
33
eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11
b. Pengarahan perintah atau instruksi-instruksi
4. Pengawasan (controlling)
a. Pengawasan langsung
b. Pengawasan tidak langsung
5. Faktor penghambat dalam pengelolaan sampah di pasar Merdeka Kota
Samarinda.
3.3 Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer
yaitu dari hasil wawancara dengan narasumber dan data sekunder yaitu data
yang diperoleh dari hasil laporan tertulis, dokumen, arsip-arsip, jurnal yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian ini, pemilihan sumber
data dilakukan melalui dua tahapan, yaitu :
1. Teknik Purposive Sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan
tertentu. Dalam penelitian ini memilih key informan yaitu Kepala Unit Pasar
Merdeka Kota Samarinda.
2. Untuk melengkapi data yang diperlukan, maka digunakan juga teknik
Snowball Sampling yaitu mancari informasi dari mereka yang
direkomendasikan oleh key informan sehingga data yang diperoleh dapat
valid dan lengkap. Dalam hal ini staf dinas pasar dan pengelola sampah
yang bekerja langsung dilapangan yaitu di lokasi penelitian Pasar Merdeka.
Untuk melengkapi data sesuai kebutuhan penelitian, maka teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan, observasi
langsung, wawancara berstruktur dan penelitian dokumen.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
4.1 Gambaran Umum
Banyaknya masyarakat yang tinggal di wilayah kelurahan Sungai
Pinang Dalam menjadikan pasar Merdeka sebagai sarana yang sangat
dibutuhkan oleh masyarakat kelurahan tersebut maupun masyarakat dari luar
kelurahan Sungai Pinang Dalam. Selain dari fungsi pasar itu sendiri yang
merupakan tempat dimana masyarakat bisa mendapatkan pemenuhan pangan
tetapi juga letak pasar Merdeka sendiri yang sangat strategis dan berdekatan
dengan tempat tinggal masyarakat Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan
Samarinda Utara khususnya warga RT. 85.
Hal ini mengharuskan pemerintah setempat untuk selalu berusaha
berbenah diri dengan berbagi usaha seperti menata pembangunan fisik maupun
non fisik pasar Merdeka dengan baik. Semua itu dilakukan guna tercapainya
kondisi pasar yang baik khususnya pada kondisi lingkungan demi terciptanya
kenyamanan transaksi jual beli masyarakat pada pasar tradisional seperti pasar
Merdeka yang dalam kesehariannya volume sampah yang ada di pasar Merdeka
antara 7 sampai 10 m2 per hari.
34
Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo)
Selanjutnya pengelolaan pasar Merdeka dilaksanakan langsung oleh
pihak Unit Pasar Merdeka dengan visi “Pasar yang Nyaman dan Berwawasan
Lingkungan” dan dengan misi “Meningkatkan Pelayanan Masyarakat dan
Memelihara Kebersihan, Ketertiban dan Keamanan Pasar”. Maka pengelolaan
sampah yang dilaksanakan oleh Unit Pasar Merdeka harus sesuai dengan visi
dan misi agar tercipta kondisi pasar yang sesuai aman, nyaman dan berwawasan
lingkungan.
4.2 Perencanaan dalam Pengelolaan Sampah
4.2.1 Kelengkapan dan keakuratan data
Pasar Merdeka bertempat di Kecamatan Samarinda Utara yang
wilayahnya berdekatan dengan tempat tinggal warga yang khusunya RT 85
Kelurahan Sungai Pinang Dalam yang juga berada di jalan Merdeka. Luas pasar
Merdeka sendiri ±2000 m2, yang di dalamnya terdapat 34 ruko, 241 kios atau
petak, 20 los ikan, dan 51 pedagang kaki lima.
Kurangnya ketersediaan alat penunjang yang baik menjadi salah satu
faktor utama dalam rangka mengelola sampah yang ada di pasar Merdeka,
membuat pengelolaan sampah di pasar Merdeka dirasa masih kurang maksimal.
Kekurangan alat penunjang pengelolaan sampah juga dikeluhan oleh para
pekerja kebersihan karena membutuhkan tenaga dan dana ekstra yang mereka
keluarkan dari dana pribadi mereka sendiri demi kelancaran pengelolaan
sampah di pasar Merdeka ini. Kekurangan alat penunjang pengelolaan sampah
juga dikeluhan oleh pedagang dan pembeli yang berbelanja di pasar Merdeka.
Seperti tidak adanya tempat sampah di masing-masing kios dan juga tempat
pembuangan sampah utama pasar Merdeka pun dirasa terlalu dekat dengan
aktifitas jual beli masyarakat, bahkan banyak penjual makanan yang berjualan
di sekitar TPS pasar merdeka, sehingga kehadiran lalat-lalat pembawa penyakit
dari TPS yang hinggap di dagangan mereka tidak dapat dihindarkan.
4.2.2 Analisis Data
Pengelolaan sampah di pasar Merdeka masih bergantung kepada kondisi
alat-alat penunjang yang digunakan untuk membersihkan sampah. Apabila
peralatan dalam kondisi baik, maka pengangkutan sampah akan berjalan
dengan lancar. Tetapi apabila kondisi alat penunjang kurang memadai, maka
pengangkutan sampah akan memakan waktu lebih lama bahkan sampah juga
terkadang tidak dapat terangkut seluruhnya karena pekerja kehabisan waktu
atau hari sudah menjelang malam. Pengelolaan sampah pasar didukung oleh
adanya Peraturan Daerah Kota Samarinda Nomor 2 tahun 2011 tentang
Pengelolaan Sampah.
Selain itu dalam pengangkutan sampah dari TPS pasar Merdeka ke TPA
juga masih bergantung kepada jumlah sampah yang dihasilkan dan truk sampah
DKPP yang digunakan dalam mengangkut sampah ke tempat pembuangan
akhir. Tidak adanya rencana atau alat penunjang cadangan dalam pengelolaan
35
eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11
sampah di pasar Merdeka membuat proses pengelolaan sampah terganggu dan
menghasilkan ketergantungan-ketergantungan dalam proses pengelolaan
sampah.
4.2.3 Sarana pendukung
Pengelolaan sampah pasar didukung oleh adanya Peraturan Daerah Kota
Samarinda Nomor 2 tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah yang menjadi
acuan untuk memaksimalkan pengelolaan sampah di Pasar Merdeka.
4.3 Pengorganisasian dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Merdeka
4.3.1 Struktur Organisasin dan Penerapan Sistem Organisasi
Kantor Unit Pasar Merdeka memiliki tiga bidang, yaitu bidang
ketertiban dan keamanan, bidang kebersihan dan bidang administrasi
pendapatan dan keuangan. Struktur organisasi seperti ini sudah cukup memadai
dalam menjalankan kegiatan kantor Unit Pasar Merdeka.
Dalam suatu organisasi harus memiliki struktur organisasi yang rapi
serta pada masing-masing bagian memiliki tugas dan tanggung jawabnya
sendiri. Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab tersebut harus mengikuti
prosedur yang telah ditetapkan. Kegiatan yang dilakukan oleh pihak kantor Unit
Pasar diupayakan semaksimal mungkin mengikuti prosedur yang telah
ditetapkan. Karena kantor Unit Pasar Merdeka masih memiliki kendala-kendala
yang harus dihadapi sehingga terkadang para pegawai atau pekerja harus
bekerja diluar prosedur yang ditetapkan.
4.4 Pengarahan dalam Kegiatan Pengelolaan Sampah di pasar Merdeka
4.4.1 Pengarahan Koordinasi Kegiatan dan Pengarahan Perintah
Rapat yang dilakukan oleh pihak pasar sangat jarang dilaksanakan yang
mengakibatkan kurangnya koordinasi. Menurut pekerja lapangan sendiri sudah
beberapa bulan tidak dilakukan rapat koordinasi. Pengarahan koordinasi pada
kantor Unit Pasar Merdeka tidak sesuai dengan azas kesatuan atau esprit de
corp bahwa seharusnya koordinasi harus stabil antara organ di dalam suatu
organisasi karena dapat menimbulkan kekompakan dalam organisasi.
Sedangkan perintah atau instruksi hanya disampaikan oleh koordinator
bidang kebersihan kepada petugas kebersihan. Menurut aturan dalam
pengarahan instruksi dilapangan seharusnya dilakukan secara rutin dan
disesuaikan dengan keluhan-keluhan atau masalah yang ada. namun
berdasarkan pengakuan dari pekerja kebersihan sudah berbulan-bulan tidak
pernah ada instruksi maupun koordinasi dengan petugas kebersihan pasar.
4.5 Pengawasan dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Merdeka
4.5.1 Pengawasan Langsung dan Tidak Langsung
Pengawasan atau inspeksi langsung secara mendadak kadang dilakukan
oleh koordinator kebersihan ketika petugas kebersihan sedang melakukan
pekerjaannya. Pengawasan ini dimaksudkan untuk melihat apakah pekerja
sudah melakukan pekerjaannya secara benar.
36
Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo)
Pengawasan tidak langsung adalah berupa laporan tertulis yang
dilaporkan secara terjadwal dan laporan tersebut berdasarkan pengawasan dan
laporan lisan secara langsung. Berdasarkan teori manajemen pada salah satu
proses manajemen yaitu pengawasan atau controlling, yang seharusnya manajer
atau dalam hal ini koordinator kebersihan dapat memastikan dapat memastikan
pekerjaan telah sesuai dengan yang direncanakan atau sesuai dengan tujuan.
Dalam hal ini pihak kantor Unit Pasar Merdeka tidak melakukannya.
4.6 Faktor Penghambat yang Dihadapi dalam Pengelolaan Sampah
4.6.1 Faktor Internal
a. Belum adanya sanksi tegas bagi masyarakat yang membuang sampah di
TPS pasar. Tempat sampah sementara yang seharusnya hanya untuk
membuang sampah yang dihasilkan oleh pasar, dimanfaatkan juga oleh
masyarakat untuk membuang sampah rumah tangga mereka dan hal ini
dibiarkan begitu saja oleh pengelola pasar.
b. Tidak adanya tempat sampah di depan kios-kios para pedagang
membuat para pedagang harus mengumpulkan sampah mereka di depan
kios mereka sendiri sehingga menimbulkan ketidaknyamanan
bertransaksi jual beli.
4.6.2 Faktor Eksternal
a. Kurangnya kesadaran masyarakat yang membuang sampah di TPS
Pasar Merdeka yang bukan merupakan TPS untuk umum. . Masyarakat
sebenarnya telah mengetahui bahwa TPS yang berada di wilayah pasar
Merdeka bukan merupakan TPS untuk umum tapi masyarakat tetap saja
acuh dan membuang sampah di TPS tersebut dengan alasan TPS pasar
Merdeka merupakan TPS terdekat.
b. Truk pengangkut sampah yang terkadang tidak bisa datang untuk
mengangkut sampah. Dalam hal pengangkutan sampah dari TPS pasar
Merdeka menuju ke TPA, pihak kantor Unit Pasar belum mempunyai
truk pengangkut saampah sendiri dan masih bekerjasama dengan DKPP
untuk menggunakan salah satu truk pengangkut sampahnya. Namun
terkadang truk tidak bisa datang untuk mengangkut sampah dikarenakan
supir truk sedang sakit atau truk mengalami kerusakan, jadi sampah di
TPS pasar Merdeka menumpuk sampai dua atau tiga hari.
c. Pihak Dinas Pasar kurang menanggapi serius kebutuhan yang
diperlukan oleh kantor Unit Pasar. Terkadang kantor Unit Pasar
Merdeka membutuhkan alat untuk menunjang pekerjaan atau kegiatan
yang dilaksakan di pasar Merdeka. Dan untuk memenuhi kekurangan
tersebut kantor Unit pasar Merdeka meminta kepada Dinas Pasar.
Namun terkadang apa yang kantor Unit Pasar Medeka harapkan dari
Dinas Pasar sulit untuk diwujudkan, karena Dinas Pasar sepertinya
kurang menanggapi serius apa yang menjadi kebutuhan mereka.
37
eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11
Bab V Penutup
5.1 Kesimpulan
1. Pihak kantor Unit pasar Merdeka tidak menyediakan tempat sampah pada
setiap kios yang ada, sehingga para pedagang tersebut mengumpulkan
sampah di depan kios mereka begitu saja. Selain itu menurut para pembeli
tempat pembuangan sampah pasar posisinya terlalu dekat dengan pedagang,
sehingga menimbulkan bau dan bahkan di dekat TPS tersebut terdapat
beberapa penjual makanan sehingga lalat-lalat dari TPS menghinggapi
makanan yang dijual. Sarana pendukung juga kurang memadai karena tidak
ada sanksi tegas yang dapat diberikan kepada pihak yang membuang
sampah diluar ketentuan yang seharusnya.
2. Struktur organisasi dalam kantor Unit Pasar Merdeka terdapat tiga bidang di
bawah kepala kantor unit yaitu bidang keamanan dan ketertiban, bidang
kebersihan, serta bidang administrasi pendapatan dan keuangan. Yang
bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah adalah pada bidang
kebersihaan. Namun terkadang terdapat beberapa kendala yang dihadapi
dan menghambat penerapan sistem organisasi dengan maksimal.
3. Pada pengarahan koordinasi kegiatan di pasar Merdeka tidak terjadwal dan
jarang dilaksanakan. Pada pengawasan dalam pengelolaan sampah di pasar
Merdeka, koordinator kebersihan terkadang melakukan inspeksi langsung
untuk melihat bagaimana pekerjaan petugas kebersihan sampah. Sedangkan
pada pengawasan tidak langsung pihak kantor Unit Pasar Merdeka tidak
melaksanakannya.
4. Pada pengawasan dalam pengelolaan sampah di pasar Merdeka, koordinator
kebersihan terkadang melakukan inspeksi langsung untuk melihat
bagaimana pekerjaan petugas kebersihan sampah. Sedangkan pada
pengawasan tidak langsung pihak kantor Unit Pasar Merdeka tidak
melaksanakannya. Laporan-laporan yang diberikan merupakan laporan
secara langsung atau lisan dan bukan berupa laporan-laporan tertulis.
5. Faktor penghambat dalam pengelolaan sampah di pasar Merdeka, faktor
internal : Tidak adanya sanksi tegas bagi massyarakaat yang membuang
sampah di TPS pasar Merdeka, tidak disediakannya tempat sampah di
depan kios-kios para pedagang. Faktor eksternal : kesadaran masyarakat
yang kurang, truk pengangkut sampah yang tidak datang, pihak Dinas Pasar
kurang menanggapi kebutuhan kantor Unit Pasar.
5.2 Saran
1. Bagi pihak Dinas Pasar agar bersedia membantu kantor Unit Pasar Merdeka
dalam penyediaan tempat sampah tertutup untuk masing-masing kios.
Karena pihak kantor Unit Pasar Merdeka tidak mampu untuk menyediakan
tempat sampah tertutup untuk masing-masing kios yang dengan jumlah
banyak tanpa adanya bantuan.
38
Studi Tentang Peranan Unit Pasar Merdeka dalam Pengelolaan Sampah (Widodo)
2. Bagi pihak kantor Unit Pasar Merdeka sebaiknya mempertimbangkaan
kembali posisi TPS yang berada terlalu dekat dengan jalan dan terlalu dekat
dengan pedagang. Pertimbangan kesehatan menjadi acuan untuk
pemindahan TPS tersebut karena terdapat banyak lalat pembawa penyakit
yang hinggap di makanan yang dijual di dekat TPS.
3. Bagi masyarakat yang tinggal disekitar pasar agar tidak membuang sampah
di TPS pasar Merdeka karena TPS tersebut bukan merupakan TPS untuk
umum. Karena hal tersebut membuat TPS kelebihan muatan dan akhirnya
sampah tercecer diluar TPS dan juga truk sampah harus bolak balik
mengambil sampah yang memakan waktu lebih lama.
4. Bagi pihak Dinas Pasar agar dapat memberikan atau menyediakan dengan
cepat apa yang menjadi kebutuhan maupun penunjang yang diperlukan di
pasar Merdeka.
5. Bagi pihak Dinas Pasar maupun Pemerintah Kota Samarinda agar dapat
memberikan truk sampah khusus untuk Pasar Merdeka. Dengan adanya truk
sampah sendiri maka keterlambatan dalam pengangkutan sampah dari TPS
menuju ke TPA tidak lagi terjadi serta tidak ada lagi penumpukan sampah
yang menjadi keluhan para pedagang dan pembeli.
6. Bagi pihak kantor Unit pasar Merdeka dapat memberikan sanksi tegas
terhadap setiap masyarakat yang membuang sampah di TPS pasar Merdeka.
7. Diharapkan bagi pihak Unit Pasar Merdeka agar dapat melaksanakan
pengawasan secara tidak langsung berupa laporan tertulis agar dapat
memantau perkembangan kegiatan di pasar Merdeka.
Daftar Pustaka
Anonim, Keputusan Presiden Nomor 112 tahun 2007 tentang Penataan dan
Pembinaan Pasar Tradisional.
, Keputusan Mentri Perdagangan Nomor 53 tahun 2008 tentang
Pengaturan Pasar Tradisional.
, Peraturan Daerah Nomor 22 tahun 2002 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pengelola Pasar Kota
Samarinda.
Gilarso, T. 2004. Pengantar Ekonomi Makro. Yogyakarta : Kanisius.
Hasibuan, Malayu S.P. 2007. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah
(Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara
Kartono, Lieke Indieningsih & Mar’at, Samsunuwati. 2006. Perilaku Manusia
(Pengantar Singkat tentang Psikologi). Bandung PT. Refika
Aditama.
Miller, LeRoy dan Meiners, Roger E. 2000. Teori Mikroekonomi Intermediate,
penerjemah Haris Munandar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Rivai, Veithzal. 2006. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
39
eJournal Administrasi Negara, Volume 1, Nomor 1, 2013: 1-11
Sarwono, Sarlito Wirawan. 2004. Teori-teori Psikologi Sosial. Jakarta : PT.
Raja Grafindo Persada.
Siagian, Sondang. P. 2005. Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta : Bumi Aksara.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional. Malang : CV. Andi Offset
Terry, George. R. 2006. Prinsip-prinsip Manajemen. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Thoha, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Yogi, MS. 2006. Ekonomi Manajerial, Pendekatan Analisis Praktis. Jakarta :
Kencana.
40
Download