MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No. 5 Tahun 2016 ISSN : 2301-9085 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN SOAL OPEN-ENDED PADA METODE PENUGASAN DISERTAI PEMBERIAN UMPAN BALIK Imama Sabilah Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail : [email protected] Dr. Janet Trineke Manoy, M.Pd Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail : [email protected] Abstrak Umpan balik merupakan pemberian informasi berupa tanggapan, nilai, dan komentar kepada siswa berkaitan dengan tugas yang diberikan. Tugas yang diberikan melatih siswa secara mandiri untuk memperluas pengetahuan mereka melalui pemberian tugas, pelaksanaan tugas dan pertanggungjawaban tugas dalam metode penugasan. Penugasan yang baik memperhatikan tingkat kesulitan tugas. Tingkat kesulitan tugas terdiri dari tugas yang rendah, sedang, dan tinggi. Tugas berupa soal open-ended termasuk tugas yang tingkat kesulitannya sedang sampai tinggi. Soal open-ended baik untuk melatih pengetahuan siswa agar pembelajaran menjadi efektif. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pembelajaran oleh guru, aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan respons siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan soal open-ended pada metode penugasan disertai pemberian umpan balik. Subjek dalam penelitian ini yaitu guru matematika kelas VIII dan siswa kelas VIII-A SMP Negeri 3 Krian tahun ajaran 2015/2016. Rancangan penelitian menggunakan one shot case study. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 11 dari 15 aspek yang diamati dalam pengelolaan pembelajaran dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru; setiap aktivitas siswa yang relevan dengan pembelajaran telah dilaksanakan oleh siswa sehingga aktivitas siswa dikatakan aktif; hasil belajar dari 32 siswa melebihi nilai KKM yang ditentukan sekolah sehingga nilai hasil belajar siswa secara klasikal dikatakan tuntas; dan dari 10 pernyataan hasil respons siswa 5 pernyataan termasuk dalam kategori sangat kuat dan 5 pernyataan termasuk dalam kategori kuat sehingga respons siswa dikatakan positif. Dengan demikian dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan pembelajaran matematika dengan menggunakan soal open-ended pada metode penugasan disertai pemberian umpan balik dikatakan efektif. Kata Kunci: pembelajaran, umpan balik, metode penugasan, open-ended Abstract Feedback is giving information to students related their task past through the value of learning outcome, reaction, and commentary. Students can exercise independently in their task and can develop mathematics skill past through giving task, implementation task and accountability task in assignment method. Assignment was good considering the level of difficulty of the task. Task difficulity level consist of low, middle and high. Open-ended questions as task is a task that the diffuculity level is middle to high. Open-ended questions is good for excercise students knowledge. This research is descriptive research which the aims are to describe learning management by teacher , student’s activity, student’s learning outcome, and student’s response in mathematics learning using by open-ended questions in assignment method with gift feedback. The subjects in this research are mathematics teacher of the eighth class and students of the eighth-A class of SMP Negeri 3 Krian year 2015/2016. Research design used the one shot case study. The result showed that: eleven of fifteen aspect observed in the learning management has been implemented very well by the teacher;every student’s activity that was relevant to learning has been carried out by students; learning outcome of thirty two students in class had reached completeness, and five of ten student’s response statement included in the category of very strong so that student’s response can be said to be positive. Therefore, it can be concluded that mathematics learning using by open-ended questions in assignment method with gift feedback is effective. Key words: learning, feedback, assignment method, open-ended. Volume 3 No. 5 Tahun 2016 Di sekolah, siswa cenderung mendapatkan waktu belajar yang relatif singkat jika digunakan untuk mencerna informasi terkait benda abstrak seperti dalam mata pelajaran matematika. Metode penugasan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencapai pemahaman yang lebih luas dari hasil belajar itu sendiri sehingga pengetahuan yang diperoleh dapat diingat lebih lama (Hamdani, 2011). Pengetahuan yang diingat lebih lama akan mengendap dalam sistem memori dan membentuk informasi yang lebih matang. Hal ini menunjukkan bahwa penting adanya metode penugasan dalam proses belajar siswa untuk membuat aktivitas belajar siswa menjadi lebih baik. Aktivitas belajar yang lebih baik akan mendapatkan hasil belajar yang lebih baik juga. Menurut Santrock (2014), penilaian tidak hanya mendokumentasikan yang diketahui dan dapat dilakukan siswa, tetapi mempengaruhi pembelajaran dan minat belajar mereka. Nilai bukan merupakan satu hal yang paling utama, melainkan juga pada bagaimana aktivitas dari pembelajaran itu dimaknai. Menurut Arifin(2010), jalan untuk mendapatkan makna dari pendidikan itu sendiri bukan hanya dengan mengkonstruksi pengetahuan siswa sehingga dapat melakukan aktivitas belajar, melainkan juga membuat siswa dapat mengambil sikap dari hasil usaha mereka setelah aktivitas belajar dilakukan. Menurut Nur (2010), pemberian umpan balik dalam hal pengenalan hasil belajar siswa penting dilakukan untuk meningkatkan nilai informatif dan motivatif. Siswa perlu mengenali letak kesalahan dari hasil belajarnya untuk diperbaiki dan letak kebenaran dari hasil belajarnya untuk dipertahankan. Permendikbud No. 66 th. 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyatakan bahwa pengenalan hasil belajar dilakukan lebih sering untuk dapat mendorong semangat belajar siswa. Penilaian hasil belajar oleh guru yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar siswa serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Sejauh ini, pengenalan hasil belajar siswa secara berkelanjutan jarang dilakukan. Menurut Wahidmurni (2012), fungsi penting bagi guru dalam mengevaluasi belajar siswa yaitu memberikan umpan balik kepada siswa dalam mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi dari proses pembelajaran yang dilakukan. Hal ini berarti pemberian umpan balik secara berkelanjutan penting dilakukan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Keefektifan suatu pembelajaran tidak cukup apabila hanya diukur berdasarkan nilai ujian semester. Suatu pembelajaran bukan hanya tentang nilai akhir saja, tetapi juga proses siswa mencari tahu dari ketidaktahuan. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan proses pemerolehan pengetahuan yang menjadi hak untuk setiap warga negara. Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang layak”. Pendidikan yang layak dapat diperoleh di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan di sekolah dipengaruhi oleh berbagai metode pembelajaran yang digunakan dan diharapkan metode pembelajaran bukan hanya sesuai dan menyenangkan, tetapi juga bermakna. Kebermaknaan ini memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan wawasan siswa terhadap penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Arifin(2010), dasar-dasar ilmu pengetahuan dan teknologi dilahirkan dari matematika sehingga matematika disebut dengan mother of sciences. Jadi, agar suatu negara bisa maju haruslah memiliki masyarakat berkemampuan tinggi dalam bidang matematika. Hasil Ujian Nasional (UN) siswa jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) tahun ajaran 2014/2015 menurun dibandingkan tahun ajaran sebelumnya 2013/2014, menurut Murdaningsih (2015), terjadi penurunan nilai ujian tingkat SMP sebesar 3,40 dari tahun lalu, yaitu dari 65,20 menjadi 61,80, diperkirakan penyebabnya karena 10% bagian dari soal tersebut merupakan soal-soal yang sulit. Hal ini dapat menjadi alasan bahwa siswa belum terbiasa menghadapi berbagai macam soal. Kemungkinan lain penyebabnya karena fokus pembelajaran siswa di kelas yaitu memenuhi kompetensi memperoleh hasil belajar yang standar, akibatnya minat siswa untuk belajar hanya mengarah pada pemenuhan standar hasil belajar yang berlaku sesuai kurikulum yang digunakan. Soal open-ended merupakan pertanyaan yang dibuat untuk memberikan peluang munculnya berbagai macam jawaban dengan berbagai strategi atau cara masingmasing untuk mengembangkan potensi intelektual dan pengalamannya dalam menemukan sesuatu yang baru(Arifin, 2010). Menurut Atkinson (dalam Budayasa dan Nur, 2010), tingkat kesulitan tugas yang sedang sampai yang sulit lebih baik daripada tugas yang mudah untuk belajar. Hal ini berarti bahwa seseorang belajar dengan lebih baik jika kesulitan tugas yang diberikan juga meningkat. Mahmudi (2008) menyatakan bahwa penggunaan soal open-ended perlu dibudidayakan dalam pembelajaran matematika untuk mengoptimalkan pengembangan potensi siswa. Untuk itu perlu dibiasakan latihan dengan tipe soal yang dapat mengoptimalkan pengembangan potensi siswa, seperti tipe soal openended agar siswa dapat terbiasa menghadapi berbagai tipe soal. 183 Volume 3 No. 5 Tahun 2016 Berdasarkan pengalaman saat mengajar PPP di sekolah mitra, berbagai kasus penilaian terjadi. Salah satunya yaitu adanya siswa pandai dalam kesehariannya namun mendapat nilai buruk ketika ujian. Hal ini tentu mengarah pada pembelajaran di kelas yang kurang efektif. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Soal Open-Ended pada Metode Penugasan disertai Pemberian Umpan Balik” yang selanjutnya disingkat SOEMPPU. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan efektivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan soal open-ended pada metode penugasan disertai pemberian umpan balik. Secara khusus untuk mendeskripsikan: 1. Pengelolaan pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU. 2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU. 3. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU. 4. Respons siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU. 2. Metode Tes Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU. Tes yang digunakan merupakan tes uraian yang dikerjakan siswa secara individu, dan diberikan pada pertemuan ketiga. 3. Metode Angket Angket digunakan untuk mengetahui bagaimana respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU. Siswa mengisi lembar angket yang sudah disediakan pada pertemuan ketiga setelah mengerjakan soal tes. Jenis angket yang digunakan merupakan angket tertutup karena berisi pernyataan-pernyataan yang sudah disediakan pilihan jawaban. Pengisian angket tidak berpengaruh pada nilai siswa. Teknik analisis data yang digunakan sebagai berikut. 1. Analisis Data Pengelolaan Pembelajaran. Dari hasil observasi diperoleh data pengelolaan pembelajaran yang dianalisis dengan menghitung rata-rata skor setiap aspek pada setiap pertemuan. Tahap-tahap yang dilakukan antara lain sebagai berikut. a. Menghitung skor rata-rata gabungan pengelolaan pembelajaran dari pertemuan pertama dan kedua untuk tiap aspek. b. Menghitung skor rata-rata total untuk semua aspek dengan menggunakan rumus yang diadaptasi dari Masriyah(2006) sebagai berikut. π ππ‘π − πππ‘π ππππ πππππππππππ πΎππππ π½π’πππβ πππππ πΎππ πππ’ππ’βππ = π΅πππ¦ππππ¦π π΄π πππ π¦πππ π·πππππ‘π c. Menginterpretasikan rata-rata pengelolaan pembelajaran oleh guru pada setiap item pernyataan dengan menggunakan kategori berikut. METODE Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yang dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 di SMP Negeri 3 Krian. Subjek penelitian ini yaitu guru matematika kelas VIII sebagai subjek pengamatan pengelolaan pembelajaran, 4 siswa kelas VIII-A yang dipilih secara acak sebagai subjek pengamatan aktivitas siswa, serta seluruh siswa kelas VIII-A sebagai subjek hasil belajar dan respons. Rancangan penelitian yang digunakan yaitu “One Shot Case Study” (Arikunto, 2006:85). Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut. 1. Metode observasi Observasi dilakukan selama proses pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU. Observasi dilakukan oleh pengamat yaitu mengamati pengelolaan pembelajaran oleh guru dan aktivitas siswa selama mengikuti pembelajaran. Pengamat aktivitas siswa yaitu rekan peneliti sesama mahasiswa pendidikan matematika Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang telah berdiskusi mengenai tata cara pengisian lembar observasi. Pengamat aktivitas siswa diamati oleh dua mahasiswa yaitu pengamat 1 dan pengamat 2 yang disimbolkan P1 dan P2. Pengamat pengelolaan pembelajaran oleh guru diamati oleh peneliti. Tabel 1. Kriteria Pengelolaan Pembelajaran Skor Rata-rata Total 1,00 ≤ ππππ < 2,00 2,00 ≤ ππππ < 3,00 3,00 ≤ ππππ < 3,50 3,50 ≤ ππππ ≤ 4,00 Kategori Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik (Masriyah, 2006) d. Menentukan kategori pengelolaan pembelajaran keseluruhan. Kriteria pengelolaan pembelajaran dikatakan baik jika skor rata-rata total yang diperoleh minimal termasuk dalam rentang 3,00 ≤ ππππ < 3,50 dengan kategori baik. 2. Analisis Aktivitas Siswa. Dari hasil observasi diperoleh data aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang dianalisis dengan menghitung persentase setiap aktivitas siswa 184 Volume 3 No. 5 Tahun 2016 pada setiap pertemuan. Menentukan persentase aktivitas siswa digunakan tahap sebagai berikut. a. Menghitung rata-rata persentase aktivitas siswa untuk setiap kategori aktivitas dari 2 pengamat pada setiap pertemuan dengan rumus yang diadaptasi dari Masriyah(2006) antara lain sebagai berikut. Persentase aktivitas ke − i Frekuensi Aktivitas ke − i = × 100% Total Seluruh Aktivitas Keterangan: Frekuensi aktivitas ke – i diperoleh dari rata-rata frekuensi aktivitas ke – i yang diamati oleh 2 pengamat Total aktivitas dari 4 siswa yang dipilih secara acak selama mengikuti pembelajaran. Pengamatan pada 4 siswa yang dipilih secara acak oleh pengamat dilakukan dari awal sampai akhir pembelajaran. Pembelajaran yang dilaksanakan baik pertemuan pertama maupun kedua jenjang Sekolah Menengah Pertama masing-masing membutuhkan waktu 2x40 menit, sehingga apabila aktivitas siswa dibagi setiap interval 5 menit maka akan mendapatkan 16 bagian per siswa. Oleh karena terdapat 4 siswa yang diamati, maka total aktivitas siswa yang yang terpilih secara acak yaitu 64 aktivitas. b. Menghitung rata-rata persentase aktivitas siswa pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua untuk setiap kategori aktivitas. c. Menghitung jumlah aktivitas yang relevan dengan pembelajaran pada kategori aktivitas 1 sampai aktivitas 7. d. Menentukan kriteria aktivitas siswa sesuai indikator yang telah ditetapkan. Jika jumlah dari rata-rata persentase pertemuan pertama hingga kedua dari semua aktivitas lebih dari atau sama dengan 60%, maka aktivitas siswa selama pembelajaran dapat dikatakan aktif. Sebaliknya apabila kurang dari 60%, maka aktivitas siswa dikatakan pasif. Penentuan persentase ini diadopsi dari Fatmawati (2014). Kesimpulan diambil berdasarkan jumlah persentase yang diperoleh dari seluruh aktivitas kecuali aktivitas yang tidak relevan. Aktivitas yang paling tinggi persentasenya menunjukkan kecenderungan aktivitas siswa. 3. Analisis Hasil Belajar Siswa. Ketuntasan belajar siswa dalam penelitian ini berdasarkan nilai hasil belajar siswa. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal yang berlaku di sekolah tempat penelitian berlangsung yaitu siswa dikatakan tuntas jika mendapatkan nilai ≥75. Menentukan hasil belajar siswa secara individu digunakan tahap sebagai berikut. a. Menghitung nilai LKS I dan LKS II melalui jumlah skor yang diperoleh siswa pada masingmasing langkah. b. Menghitung rata-rata nilai LKS I dan LKS II. c. Menghitung nilai tes melalui jumlah skor yang diperoleh siswa pada masing-masing langkah. d. Menghitung nilai hasil belajar siswa melalui rumus yang diadopsi dari Aditama (2014) berikut. Hasil Belajar Siswa (2 × Nilai rata − rata LKS) + (3 × Nilai Hasil Tes) = 5 Dengan hasil belajar siswa ≥75 dikatakan tuntas. e. Menghitung ketercapaian ketuntasan belajar siswa secara klasikal dengan rumus berikut. %ketuntasan belajar secara klasikal banyaknya siswa yang tuntas = × 100% banyak siswa seluruhnya Dengan ketuntasan belajar klasikal tercapai jika minimal 80% siswa tuntas secara individu. Penentuan persentase ini diadopsi dari Asih(2013). 4. Analisis Respons Siswa. Pembelajaran dengan menggunakan SOEMPPU dikatakan efektif jika perolehan respons siswa termasuk dalam kategori positif. Siswa diberikan angket respons terhadap pembelajaran yang didesain terdiri dari dua jenis pernyataan, yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavourable). Setiap pilihan jawaban diberikan skor dengan rentang sangat setuju (SS), Setuju(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Berikut pedoman penskoran angket respons siswa. Tabel 2. Pedoman Penskoran Angket Respons Siswa Pilihan Jawaban STS TS S SS Skor untuk butir Favourable(+) Unfavourable(−) 0 3 1 2 2 1 3 0 (Masriyah, 2006) Langkah-langkah untuk menganalisis data respons siswa disajikan sebagai berikut. a. Menghitung jumlah responden (siswa) yang memilih setiap pilihan jawaban pada setiap butir pernyataan. b. Menghitung nilai respons siswa untuk setiap butir pernyataan dengan cara mengalikan jumlah responden yang memilih dengan skor pilihan jawaban. NRS = ∑ π × π πππ ππππβππ πππ€ππππ 185 Volume 3 No. 5 Tahun 2016 NRS = ∑ NRS ke − π = Jumlah nilai respons siswa pada butir pernyataan ke − π, dengan π = nomor pernyataan (1 − 10) NRS Maksimum = ∑ R × skor pilihan terbaik (dengan ∑ R = Jumlah seluruh responden) e. Menentukan kriteria persentase nilai respons siswa untuk setiap butir pernyataan (diadaptasi dari Masriyah, 2006). 0% ≤ ππ π < 20% : sangat lemah 20% ≤ ππ π < 40% : lemah 40% ≤ ππ π < 60% : cukup 60% ≤ ππ π < 80% : kuat 80% ≤ ππ π ≤ 100% : sangat kuat f. Menghitung banyaknya kriteria sangat lemah, lemah, cukup, kuat, dan sangat kuat dari seluruh butir pertanyaan. Kemudian menentukan kategori untuk seluruh butir pertanyaan sebagai berikut. 1) Jika ≥ 50% dari seluruh butir pernyataan termasuk dalam kategori sangat kuat atau kuat maka respons siswa dikatakan positif. 2) Jika< 50% dari seluruh butir pernyataan termasuk dalam kategori sangat kuat atau kuat maka respons siswa dikatakan negatif. Keterangan: NRS = Nilai Respons Siswa ∑ π = Jumlah responden yang memilih jawaban Rumus untuk menghitung nilai respons siswa sebagai berikut. 1) Untuk pernyataan positif(favourable) NRS ππ = ∑ π × 3 NRS S = ∑π × 2 NRS TS = ∑ π × 1 NRS STS = ∑ π × 0 2) Untuk pernyataan negatif(unfavourable) NRS SS = ∑ π × 0 NRS S = ∑π × 1 NRS TS = ∑ π × 2 NRS STS = ∑ π × 3 Keterangan: NRS SS = Nilai respons siswa untuk jawaban sangat setuju NRS S = Nilai respons siswa untuk jawaban setuju NRS TS = Nilai respons siswa untuk jawaban tidak setuju NRS STS = Nilai respons siswa untuk jawaban sangat tidak setuju c. Menghitung jumlah nilai respons siswa untuk setiap butir pernyataan dengan rumus berikut. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas VIIIA SMP Negeri 3 Krian selama tiga pertemuan, yaitu pada tanggal 23 Februari 2016, 26 Februari 2016, dan 1 Maret 2016. Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru Hasil pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran oleh guru selama dua kali pertemuan dihitung rata-ratanya untuk setiap pernyataan agar dapat menentukan kategori secara keseluruhan yang sesuai. NRS = ∑ NRS ke − π Tabel 3. Data Hasil Pengamatan Pengelolaan Pembelajaran oleh Guru = NRS SS + NRS S + NRS TS + NRS STS Keterangan: NRS = ∑ NRS ke − π = jumlah nilai respons siswa pada butir pernyataan ke −π, dengan π = nomor pernyataan (1 − 10) d. Menghitung persentase nilai respons siswa dari setiap butir pernyataan dengan menggunakan rumus yang diadaptasi dari Sudjana (2010) sebagai berikut. NRS %NRS = × 100% NRS Maksimum No 1 2 1 2 Keterangan: %NRS = %NRS ke − π= Persentase nilai respons siswa pada butir pernyataan ke − π, dengan π = nomor pernyataan (1 − 10) 3 4 186 Ratarata I. PENDAHULUAN Aspek yang Diamati Penyampaian apersepsi. 3,5 Penyampaian motivasi 2,5 pada siswa. II. KEGIATAN INTI Penyampaian tujuan 4 pembelajaran. Penyampaian materi melalui salah satu contoh 4 persoalan open-ended materi PLDV. Membimbing siswa 3,5 untuk berpikir terbuka. Penyampaian tugas. 4 Kategori Sangat baik Kurang baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Sangat baik Volume 3 No. 5 Tahun 2016 No Aspek yang Diamati Ratarata Kategori 3,5 Sangat baik 4,0 Sangat baik 3,5 Sangat baik 3,0 Baik 3,0 Sangat baik 4,0 Sangat baik 3,0 Baik 3,5 Sangat baik 3,0 Baik 3,47 Baik Membimbing kelompok belajar dalam mengerjakan tugas. Memberikan bantuan apabila siswa mengalami kesulitan. Membimbing siswa dalam proses penarikan kesimpulan. Menanggapi diskusi dalam presentasi. 5 6 7 8 9 10 11 1 2 Mengevaluasi hasil diskusi dalam presentasi. Memberikan umpan balik melalui tanggapan terhadap aktivitas siswa saat pembelajaran. Memberikan umpan balik berupa nilai dan komentar pada tugas. III. PENUTUP Melakukan refleksi bersama dengan siswa. Membimbing siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Rata-rata No 7 8 2 3 4 5 6 Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru. Mengajukan pertanyaan mengenai materi/tugas yang disampaikan, soal yang diberikan atau penjelasan guru. Mengutarakan pendapat. Mengerjakan tugas yang diberikan. Berdiskusi dengan teman. Mempresentasikan hasil diskusi tugas kelompok. 4,69 Hasil analisis data hasil belajar siswa merupakan akumulasi dari rata-rata nilai LKS selama dua pertemuan dan nilai tes pada pertemuan ketiga setelah dilaksanakan pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU. Hasil belajar siswa disajikan dalam tabel berikut. Tabel 5. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Rata Hasil Kode -rata Nilai No. Belajar Keterangan Siswa Nilai Tes Siswa LKS AYI 1 80 80 80 Tuntas ARE 2 87,5 100 95 Tuntas AR 3 85 80 82 Tuntas ADM 4 92,5 100 97 Tuntas APS 5 92,5 100 97 Tuntas BDP 6 80 90 86 Tuntas BRWP 7 75 80 78 Tuntas CAA 8 85 100 94 Tuntas CDA 9 87,5 100 95 Tuntas DR 10 87,5 70 77 Tuntas DFA 11 92,5 80 85 Tuntas FDC 12 80 90 86 Tuntas FER 13 80 100 92 Tuntas HAA 14 92,5 90 91 Tuntas HLD 15 85 100 94 Tuntas L 16 57,5 90 77 Tuntas Tidak MA 17 75 70 72 Tuntas MRR 18 80 100 92 Tuntas NM 19 85 100 94 Tuntas NFG 20 75 90 84 Tuntas NSR 21 90 95 93 Tuntas NH 22 92,5 70 79 Tuntas 23 NHWL 85 100 94 Tuntas QS 24 90 80 84 Tuntas Tabel 4. Data Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa 1 12,50 Hasil Belajar Siswa Aktivitas Siswa Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa selama dua kali pertemuan dihitung rata-rata frekuensinya dari dua orang pengamat untuk setiap kategori aktivitas serta persentase untuk setiap kategori aktivitas. Kategori Aktivitas Siswa Mendengarkan, memperhatikan, bertanya, atau memberi tanggapan hasil presentasi tugas dari kelompok lain. Melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran, misalnya tidur, makan, membuat gaduh di kelas, dan sebagainya. Ratarata(%) Berdasarkan tabel 4 di atas, jumlah rata-rata aktivitas 1 sampai 7 (aktivitas yang relevan dengan pembelajaran matematika menggunakan SOEMPPU) mencapai lebih dari 60%, yaitu 95,31%. Dengan demikian, aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU dapat dikatakan aktif. Berdasarkan Tabel 3, secara keseluruhan pengelolaan pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU oleh guru termasuk dalam kategori baik dengan skor rata-rata sebesar 3,47. No Kategori Aktivitas Siswa Ratarata(%) 23,43 3,13 6,25 15,62 28,91 5,47 187 Volume 3 No. 5 Tahun 2016 25 26 27 28 29 30 31 SNQ SA TAF TPH TJ Rata -rata Nilai LKS 90 85 92,5 80 87,5 80 80 32 VR 57,5 70 65 33 34 WH YDD 90 75 90 90 90 84 No. Kode Siswa RDO SAK Nilai Tes Hasil Belajar Siswa 95 90 70 100 100 80 80 93 88 79 92 95 80 80 No. Keterangan Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tuntas Tuntas Respons Siswa Data respons siswa diperoleh dari angket yang diberikan kepada siswa pada pertemuan ketiga setelah tes hasil belajar selesai dilakukan. Hasil analisis data hasil respons siswa disajikan sebagai berikut. Tabel 6. Data Hasil Respons Siswa 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pernyataan Saya menyukai pembelajaran yang diterapkan. Penugasan ini membuat saya memahami materi PLDV yang diajarkan. Saya tidak menyukai cara guru menyampaikan materi PLDV. Saya merasa lebih mudah memahami materi dengan umpan balik dari guru. Menurut saya, pembelajaran yang diterapkan tidak lebih baik dari pembelajaran lainnya. Saya merasa senang saat mengikuti pembelajaran. Guru tidak membantu saya selama pembelajaran. Apa yang ditunjukkan guru dalam pembelajaran sulit dipahami. %NRS Kategori 83,8 Sangat Kuat 86,9 Sangat Kuat 80,8 Sangat Kuat 78,8 Kuat 74,7 Kuat 84,8 Sangat Kuat 77,8 Kuat 73,7 Kuat %NRS Kategori Saya merasa suasana kelas menyenangkan Sangat 9. 95,9 saat pembelajaran ini Kuat diterapkan Tugas yang diberikan guru membingungkan 10. 78,8 Kuat sehingga saya sulit mengerjakannya Berdasarkan data pada tabel 6 dan perhitungan secara keseluruhan, banyaknya respons siswa yang termasuk dalam kategori kuat mencapai 50% dan banyaknya respons siswa yang termasuk dalam kategori sangat kuat mencapai 50%. Sesuai indikator yang ditetapkan yaitu jika ≥ 50% dari seluruh butir pernyataan termasuk dalam kategori sangat kuat atau kuat maka respons siswa dikatakan positif, sehingga dapat dikatakan respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU termasuk positif. Pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU dapat dikatakan efektif karena telah memenuhi keempat aspek tinjauan. Hal ini berarti pembelajaran ini dapat diterapkan dan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan Tabel 5 didapat persentase ketuntasan belajar secara klasikal sebesar 94,12% (32 siswa mendapat nilai hasil belajar ≥75). Jadi dapat disimpulkan ketuntasan belajar klasikal tercapai. No. Pernyataan PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan deskripsi efektivitas pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU ditinjau dari empat aspek sebagai berikut. 1. Penyampaian apersepsi, tujuan pembelajaran, materi, dan tugas serta membimbing siswa untuk berpikir terbuka, membimbing kelompok belajar dalam mengerjakan tugas, membimbing siswa dalam proses penarikan kesimpulan, mengevaluasi hasil diskusi dalam presentasi, memberikan bantuan apabila siswa mengalami kesulitan dan umpan balik melalui tanggapan, serta melakukan refleksi telah dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru. Sehingga pengelolaan pembelajaran oleh guru dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU tergolong baik dengan skor rata-rata sebesar 3,47. 2. Setiap kategori aktivitas yang relevan dengan pembelajaran telah dilaksanakan oleh siswa seperti mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru, mengajukan pertanyaan, mengutarakan pendapat, mengerjakan tugas, berdiskusi dengan teman, mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan menanggapi hasil presentasi. Sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan 188 Volume 3 No. 5 Tahun 2016 Dirjen Dikti. 2013. Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan (Lampiran). Jakarta: Depdiknas. Fatmawati, Anisa. 2014. Penerapan Pendekatan Auditory Intellectually Repetition(AIR) pada Materi Pertidaksamaan di Kelas X-C SMAN 1 Kauman Tulungagung. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Masriyah. 2006. Modul 9 Penyusunan Non Tes. Surabaya: Universitas Terbuka. Mahmudi, Ali. 2008. Mengembangkan Soal Terbuka(Open-Ended Problem) dalam Pembelajaran Matematika, (Online), (http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/A li%20Mahmudi,%20S.Pd,%20M.Pd,%20Dr./Makal ah%2002%20PIPM%202008%20_Mengembangka n%20Soal%20Terbuka_.pdf, diunduh 2 Oktober 2015). Murdaningsih, Dwi. 11 juni 2015. Nilai UN SMP Menurun, Ada Apa?,(Online), (http://m.republika.co.id/berita/pendidikan/education/15/ 06/11/nprxlv-nilai-un-smp-menurun-ada-apa, diakses 27 November 2015) Nur, Mohamad dan Budayasa, I Ketut. 2010. Teori Pembelajaran Perilaku. Surabaya: UNIPRESS. Nur, Mohamad. 2010. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya: UNIPRESS. Santrock, John W. Terjemahan oleh Harya Bhimasena. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika. Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tim Redaksi Pustaka Baru Press. 2015. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Wahidmurni, Alfin Mustikawan, dan Ali Ridho. 2010. Evaluasi Pembelajaran: Kompetensi dan Praktek. Yogyakarta: Nuha Litera. menggunakan SOEMPPU dapat dikatakan aktif dengan jumlah persentase aktivitas yang relevan mencapai lebih dari 60%, yaitu 95,31%. 3. Hasil belajar dari 32 siswa melebihi nilai KKM yang ditentukan sekolah sehingga nilai hasil belajar siswa secara klasikal dikatakan tuntas. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU dapat dikatakan tercapai dengan lebih dari 80%, yaitu 94,12% siswa tuntas secara klasikal. 4. Dari 10 pernyataan hasil respons siswa 5 pernyataan termasuk dalam kategori sangat kuat dan 5 pernyataan termasuk dalam kategori kuat sehingga respons siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU di kelas VIIIA SMP Negeri 3 Krian dikatakan positif. Berdasarkan kesepakatan awal dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU dapat dikatakan efektif. Hal ini berarti pembelajaran ini dapat diterapkan dan dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Saran Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut. 1. Bagi guru supaya menerapkan pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU dengan persiapan pembelajaran yang baik terutama pemberian atensi yang kuat saat pembelajaran agar siswa tetap terkondisi walau terdapat kejadian yang tidak diinginkan sehingga setiap langkah-langkah pembelajaran matematika dengan menggunakan SOEMPPU dapat berjalan secara maksimal. 2. Bagi para peneliti yang hendak melakukan penelitian serupa, disarankan untuk meminimalkan kelemahan yang ada pada penelitian ini, seperti membuat pernyataan angket respons sehingga bahasanya dapat mudah diserap oleh siswa. DAFTAR PUSTAKA Aditama, Firman. 2014. Efektivitas Pembelajaran Induktif berbantuan Geogebra pada Materi Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran di Kelas VIII SMP Negeri 1 Surabaya. Arifin, Zaenal. 2010. Membangun Kompetensi Pedagogis Guru Matematika. Surabaya: Lentera Cendikia. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta. Asih, Siti Surya. 2013. Efektivitas Strategi Quick On The Draw pada Materi Tabung dan Kerucut di Kelas IX SMP Negeri 31 Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. 189