Dibawah ini adalah perbedaan antara pertanyaan terbuka dan

advertisement
KELAS DENGAN BUDAYA BERTANYA
I.
Bertanya Yang Efektif.
Proses Tanya jawab didalam kelas adalah salah satu cara yang efektif untuk mengembangkan pola pikir
dan daya tangkap siswa, atau dalam bahasa Inggrisnya adalah Thinking Skills, dan untuk selanjutnya kita
menggunakan istilah ini. Bertanya bukan hanya milik guru yang akan menilai kemampuan hasil belajar
siswanya, tetapi juga milik siswa yang ingin menambah pengtahuannya.
Ada beberapa tujuan dari pertanyaan seorang guru didalam kelas:






















Menarik perhatian dan keingintahuan.
Menuntun siswa berpikir secara spesifik dan cara yang khusus
Memfokuskan perhatian pada suatu topic
Mengontrol perilaku kelas dan individu
Memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam belajar
Sebuah tantangan untuk siswa
Saat dimana siswa dapat mengulang pelajaran sebelumnya
Sebagai sarana untuk mereinforce siswa
Sebagai struktur atau petunjuk siswa dalam mengerjakan tugas
Mendapatkan feedback atas pengajaran/refleksi
Menilai siswa
Refleksi akan pembelajaran siswa
Untuk merevisi konten
Membantu siswa untuk mengklarifikasi pemahaman mereka
Tujuan evaluasi
Model bertanya dan berpikir
Melibatkan siswa dalam tingkatan berpkir yang bervariasi (kritikal, kretaif atau reflektif)
Membantu siswa menghubungkan suatu konsep
Mengispirasikan pertanyaan lanjutan
Memotivasi inkuiri siswa
Mengidentifikasi kesenjangan dalam pembelajaran siswa
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar dengan cara diskusi
Pertanyaa guru yang efektif adalah pertanyaan yang mempunyai tujuan dan mencakup tingkatan
kognitif siswa. Maksudnya adalah pertanyaan guru tersebut haruslah sesuai dengan kebutuhan guru
dan ketika melemparkan pertanyaan haruslah mempertimbangkan bagaimana siswa akan merespon
terhadap pertanyaan tersebut. Dengan pertanyaa guru siswa diharapkan mampu berpikir secara kreatif
dan termotivasi untuk melakukan investigasi lanjutan. Ketika hal ini terjadi, dimana siswa termotivasi
untuk bertanya leboh jauh dan menantang mereka untuk menggali ide-ide mereka yang lain, maka
pertanyaa guru tersebut sangat potensial untuk membawa siswa kearah yang lebih jauh dari apa yang
sekarang tengah mereka bahas dan mengajak mereka untuk menggunakan kemampuan berpikir higherorder thinking atau yang lebih tinggi tingkatannya.
Pertanyaan membantu seseorang mengangap bahwa semua yang ada di muka bumi ini adalah normal,
semua ada jawabannya, semua ada penjelasannya dan masuk akal. Misalnya: Bagaimana ini bias
terjadi? Apa yang akan terjadi jika….? Bagaimana hal ini bias berubah seperti itu…? Mengapa seseorang
bias menganggap hal ini seperti ini..? dll.
Pertanyaan yang efektif juga akan memecahkan suatu masalah, menciptakan solusi dan perubahan.
Pertanyaan semacam ini memberikan suatu proses, kritik, menantang untuk mencari informasi baru dan
pada akhirnya membuat suatu keputusan. Intelektual dan emosionalitas siswa juga dilibatkan dalam
merespon pertanyaan efektif seorang guru. Oleh karena itu pertanyaan tersebut haruslah yang bersifat
open-ended question atau pertanyaan terbuka, bersifat memprovokasi siswa, dan tidak mempunyai
penilaian yang bersifat menghakimi.
Dibawah ini adalah perbedaan antara pertanyaan terbuka dan tertutup / open-ended questions atau
Closed question:


Pertanyaan terbuka/Open-ended question:
Yaitu pertanyaan yang memerlukan jawaban panjang, karena melibatkan daya pikir seseorang,
knowledge atau pengetahuan untuk diingat kembali. Contoh pertanyaannya dapat dilihat pada
Box.1.
Pertanyaan tertutup/Closed question:
Yaitu pertanyaan yang hanya memerlukan jawaban Ya atau Tidak, Setuju atau Tidak Setuju.
Pertanyaan ini tidak memerlukan pemikiran lebih lanjut, dan seorang siswa pun dapat dengan
mudahnya menjawab tanpa harus berpikir alias asal jawab siapa tahu benar atau untunguntungan. Pertanyaan ini akan lebih baik jika dilengkapi dengan pertanyaan mengapa, atau
jelaskan alasanmu? Namun demikian tingkat keterlibatan thinking skill-nya juga tidak akurat,
karena pertanyaan itu sendiri telah menyediakan jawaban.
Box.2 Pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup:




Open-ended question/terbuka:
Bagaimana ikan bias bernafas?
Mengapa kita tidak boleh menebang
pohon di hutan?
Apa akibatnya bila terjadi penggundulan
hutan?
Bagaimana es bias menjadi cair bila
terkena matahari?
Closed question/tertutup:
Apakah ikan bernafas dengan ingsang?
Apakah kita tidak boleh menebang pohon di
hutan?
Apakah akan terjadi banjir dan tanah longsor jika
kita menggunduli hutan?
Apakah es tidak bisa mencair jika kita panaskan?
Bagaimana menciptakan pertanyaan yang efektif?
Seorang guru harus mampu merencanakan beberapa pertanyaan yang bersifat lanjutan. Artinya guru
harus mampu membangun situasi Tanya jawab yang tingkat kesulitannya bertahap, sehingga dapat
membangun kepercayaan diri siswa.
Dalam menciptakan pertanyaan yang efektif seorang guru juga harus mapu memfokuskan pada
pertanyaan terbuka yang terkonstrak dengan baik, yaitu yang melibatkan tahapan thinking skills (Lihat
box.2) dan meminimalisir pertanyaan tertutup. Selain itu pertanyaan juga harus menghindari
kemungkinan terjadinya pemikiran yang ambigu.
Saat yang tepat dalam melemparkan pertanyaan juga sangat mempengaruhi pertanyya tersebut
menjadi efektif atau tidak bagi siswa. Apakah siswa diberi oertnyaan setelah mereka diberika
pengtahuan sebelumnya atau memang pertanyaan tersebut ditujukan agar siswa dapat menggali
pengetahuan dari pertanyaan tersebut? Juga pada saat memberikan suatu pertanyaan, hendaknya guru
hanya memberikan satu inti pertanyaan pada suatu waktu tertentu. Pertanyaan yang beruntun akan
membuat siswa bingung.
Seorang guru juga harus mempertimbangkan waktu yang dibuthkan siswa dalam menjawab
pertanyaan. Siswa membutuhkan beberapa waktu untuk berpikir sebelum menjawab. Mereka
membuthkan waktu untuk mencerna pertanyaan dan kemudian memikirkan jawabannya. Mereka
dapat merecall atau mengingat kembali apa yang sudah mereka pernah pelajari atau mengingat kembali
apa yang pernah mereka lihat atau alami disuatu tempat yang berbeda. Guru hendaknya menghindari
menjawab pertanyaan mereka sendiri secara langsung ketika menunggu siswa memberika respon
terhadap pertanyaan. Hal ini dapat menimbulkan rasa putus asa pada siswa.
Menggunakan bermacam-macam strategi dalam memberikan pertanyaa juga sangat penting. Misalnya
memberikan pertanyaan dengan didahului pernyataan provokasi dan tunggu hingga siswa memnerikan
respon. Siswa akan lebih tertarik dengan strategi ini daripada langsung melemparkan pertanyaan.
Provokasi dapat berupa pernyataan biasa, atau juga dapat berupa gambar, film documenter, berita di
Koran, dan lain sebagainya.
Seorang guru juga harus bias memastikan semua pertanyaan ditujukan untuk seluruh siswanya tanpa
terkecuali. Dengan perbedaan yang dimiliki siswa, maka seorang guru dapat memvariasi pertanyaan
dengan tingkat kesulitan yang berbeda pula. Yaitu dengan memudahkan atau mensederhanakan
kalimat atau bahasa yang digunakan.
Keahlian guru tidak hanya dituntut dari segi bagaimana ia melemparkan pertanyaan, tetapi juga
bagaimana dia merespon jawaban siswa. Cara guru memberikan feedback atau umpan balik pada siswa
yang memberikan jawaban dapat berupa:



Anggukan kepala
Pujian secara verbal
Pertanyaan yang bertujuan mengklarifikasi jawaban siswa



Mencatat jawaban siswa, menunjukkan bahwa jawaban siswa adalah sebagai sesuatu yang
dipertimbangkan oleh guru.
Memberikan kesempatan pada siswa lain untuk menambahkan jawaban atau melengkapinya.
Memberikan kesempatan bagi siswa untuk bertanya lebih lanjut tentang apa yang sudah ia
mengerti.
Dengan respon yang baik, siswa dan guru dapat saling melengkapi dalam proses belajar mengajar. Lebih
lanjut akan dijelaskan bagaimana guru membantu siswa dalam mengembangkan strategi untuk menjadi
inquirer dengan bertanya.
Yang terpenting adalah pertanyaan membantu siswa dalam berparticipasi secara aktif dalam diskusi
kelas dan pada akhirnya membawa kebiasaan ini pada konteks yang lebih luas lagi yaitu dunia nyata
mereka di luar sekolah.
II.
Question-Friendly Classroom
Gambar: suasana kelas sedang Tanya jawab.
Siapa yang biasanya bertanya didalam kelas? Di beberapa kelas, ada sebuah harapan bahwa guru
adalah sebagai penanya dan siswa sebagai penjawab. Namun suasana kelas seharusnya dibuat
sebersahabat mungkin dengan membudayakan kedua belah pihak sebagaimana sahabat atau teman
yang saling melengkapi, sehingga buru dan siswa masing-masing dapat sebagai penanya dan penjawab.
Di sebuah kelas yang berbasis student-centered classroom atau berbasis siswa yang menjadi pusat
belajar dikelas, pendekatan inquiri menjadi solusi dan inti pembelajaran. Siswa yang bertanya menjadi
hal biasa dan menjadi salah satu bahan pertimbangan guru dalam merencanakan system belajar
mengajar dikelas.
Kelas yang demikian tidak terlepas dari peran guru yang membiasakan siswa-siswinya bersikap terbuka
dan tentu tidak terlepas dari skills yang dimiliki guru dalam mengembangkan seni bertanya didalam
kelas terhadap muridnya. Sehingga dengan pendekatan ini, siswa dapat mengembangkan sthinking
skills mereka melalui seni bertanya sebagaimana yang dilakukan oleh guru mereka.
Sebagai contoh: seorang murid diawal topic, telah dibiasakan oleh guru dengan pertanyaan kreatif
seperti “Apa yang sudah saya ketahui tentang makhluk hidup? Atau “Apa yang sudah saya ketahui
tentang benda gas?” , dengan pertanyaan awal ini, siswa telah ditantang untuk menjawab pertanyaan
yang berkaitan tentang apa yang sudah ia dapatkan sebelumnya. Lalu untuk selanjutnya, peran guru
sangat berpengaruh pada kemampuan siswa berpikir dan mengungkapkan rasa keingintahuannya
melalui pertanyaan. Dibagian lain buku ini akan dibahas lebih detil bagaimana guru melangsungkan
proses belajar mengajarnya dikelas dengan pendekatan inquiri sehingga kelas yang bersahabat dengan
pertanyaan-pertanyaan menjadi terwujud.
Diskusi kelas menjadi salah satu ajang yang praktis dan efektif untuk membudayakan kelas menjadi A
Question-Friendly Classroom. Dalam diskusi, guru memberikan provokasi dan pertanyaan-pertanyaan
yang melibatkan kemampuan berpikir siswa. Dengan tahapan berpikir yang lebih tinggi, siswa akan
tertantang untuk melakukan investigasi terhadaop pertanyaan dan memberikan pertanyaan lanjutan.
Maka inilah yang disebut dengan membentuk siswa bertanya atau inquiry approach. Dengan
pendekatan ini maka budaya bertanya didalam kelas bukanlah hal yang tabu dan mengerikan bagi siswa.
Bertanya dalam kelompok:
Seni bertanya yang belangsung didalam kelas dapat bervariasi, sesuai dengan konteksnya. Dapat
dilakukan dalam kelompok besar maupun kelompok kecil, atau individual. Perbedaan dari ketiga
konteks pelaksanaan ini adalah:
1. Kelompok besar / whole class:
Startegi ini dilakukan untuk mengatur dinamika kelas, dapat lebih mengontrol kesinambungan
topic melalui pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dan terjawab. Beberapa hal yang perlu
diingat dan dipertimbangkan guru dalam menggunakan kelompok besar:
 Mengarahkan kembali pertanyaan sehingga banyak siswa yang sanggup merespon,
bukan hanya beberapa siswa dengan intelektual yang tinggi saja yang dapat merespon.
 Memberikan kesimpulan dari respon siswa, sehingga dapat tetap mengarahkan
pembahasan pada topic tertentu.
 Memberika peraturan dalam berdisuksi. Misalnya: memberika konsekuensi pada siswa
yang interupsi disaat siswa yang lain sedang berbicara.
2. Kelompok kecil / Small group:
Diskusi dalam kelompok kecil memberikan kesempatan yang baik bagi siswa untuk membangun
rasa percaya diri sebelum masuk pad diskusi kelompok besar. Siswa juga diberi kesempatan
untuk belajar membuat pertanyaan dan menjawab pertanyaan. Dalam konteks ini, pertanyaan
akan lebih mudah didistribusikan secara merata bagi setiap siswa, juga akan lebih mudah dalam
mengklarifikasikan jawaban atau respon siswa. Memberikan support atau dorongan bagi siswa
untuk terlibat dalam diskusi juga akan lebih mudah. Seorang guru juga akan lebih mudah dalam
mengambil langkah selanjutnya, apakah sudah siap maju dengan pertanyaan berikutnya atau
pertanyaan harus diulangi atau bahkan harus kembali mundur.
Siswa juga mempunyai kesempatan untuk memimpin group kecil mereka secara bergantian,
sehingga dapat membangun rasa percaya diri mereka. Dengan skills ini, siswa diharapkan dapat
bertindak secara mandiri dan tidak tergantung pada guru. Ketika mereka saling bertanya, maka
mereka mengembangkan potensi berpikir mereka kepada tahapan berpikir yang lebih tinggi.
3. Individual
Situasi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengenali kemampuan atau keberhasilan
belajar mereka sendiri. Hal ini lebih sering disebut dengan Refleksi diri atau Reflection. Bagi
guru, maka situasi ini adalah kesempatan untuk memonitor belajar siswa dan menentukan
bantuan apa yang dibutuhkan siswa. Pertanyaan harus dibuat dengan hati-hati dan disampaikan
dengan strategi tertentu sehingga siswa tidak merasa diinterogasi.
Dalam konteks Tanya jawab ini, masing-masing pihak, yaitu guru dan siswa harus menjalankan tangung
jawab mereka masing-masing, agar proses ini dapat mencapai tujuan dan tepat sasaran. Dibawah ini
adalah tanggung jawab masing-masing guru dan siswa:
Tanggung jawab siswa:
 Berinisiatif bertanya: Tidak usah menunggu siswa lain untuk memulai.
 Berani mengambil resiko: Kadang kala siswa ragu untuk membuat suatu pertanyaan,
namun tetap saja ungkapkan pertanyaan tersebut, tentu saja dengan dukungan dari
guru, dan guru dapat mengklarifikasi pertanyaan tersebut. Dan siswa juga harus
mempersiapkan diri dengan respon dari teman yang mungkin mempunyai persepsi yang
berbeda.
 Mengeksplorasi ide: Siswa harus bertanya tentang apa yang sudah mereka ungkapkan,
misalnya dengan memberika tekanan, yaitu: “Benar atau tidak?” “Apakah mungkin
jika….” “Bagaimana jika..?” dll.
 Self-reflection: Menanyakan kemajuan atau hasil belajar yang mereka capai, misalnya:
“Apakah saya sudah benar?” “Apa yang harus saya tingkatkan?”.
Tanggung jawab guru:
 Menciptakan atmospir belajar yang dapat dipercaya siswa: Siswa membutuhkan
dukungan dari guru dan teman berupa respon yang diberikan oleh mereka.
 Menjadi contoh dalam memberikan berbagai macam type pertanyaan: Siswa
membutuhkan contoh yang dapat ditiru siswa ketika mereka harus dituntut untuk
kembali melemparkan pertanyaan.
 Mengadopsi beberapa perbedaan pertanyaan: Guru harus mampu memberikan
pertanyaan yang berupa fasilitator, provoker, monitor dan mediator. Contoh
pertanyaan sebagai fasilitator dapat membantu siswa mengembangkan ide, contohnya:
“Bagaimana lagi cara melihat kejadian ini dari sisi lain?” Siapa yang mempunya persepsi
lain terhadap kasus ini?”. Contoh pertanyaan sebagai provoker: “Coba berika contoh
atau bukti atas jawabanmu?” “Bagaimana kamu bias menjawab seperti itu?”. Contoh
pertanyaan sebagai monitor dapat memberika perhatian khusus terhadap suatu alas an.
Misalnya: “Apakah ini sebagai kesimpulanmu?” “Apa yang menjadi konsekuensi dari
jawaban ini?”. Sebagai mediator, pertanyaan ini dapat membantu siswa dalam melihat
perbedaan. Misalnya: “Ayo kita buat suatu keputusan?”, “Apa yang membuat kita
setuju dengan keputusan ini?”.
 Membiasakan siswa dengan pertanyaan yang meilbatkan strategi berpikir: Siswa
membutuhkan beberapa trik untuk mengembangkan daya pikir siswa, yaitu dnegan
mengaplikasika beberapa tahapan thingkin skills seperti yang tertera pada box 2, dan
box………….
 Menciptakan ruang untuk pertanyaan siswa: Memberikan waktu bagi siswa untuk
bertanya.
Download