Jurnal Agrimart Vol.3 No.1 September 2016 IDENTIFIKASI KEUNTUNGAN DAN FAKTOR NON-BIAYA YANG MEMPENGARUHI HARGA JUAL HORENSO DI P4S AGROFARM CIANJUR JAWA BARAT Nurhasana1 Latifa Hanum2 ABSTRAK Horenso merupakan produk yang bernilai jual tinggi dibanding produk lainnya di P4S Agrofarm Cianjur yaitu Rp 50.000 per kg. Tujuan dari laporan tugas akhir ini adalah : (1) untuk mengetahui keuntungan produk Horenso dengan pendekatan harga pokok, dan (2) untuk mengetahui faktor-faktor non biaya yang mempengaruhi dalam penentuan harga jual Horenso di P4S Agrofarm Cianjur. Kegiatan Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) di P4S Agrofarm Cianjur dimulai pada tanggal 14 Maret 2016 sampai 21 Mei 2015. Data yang diperlukan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kegiatan langsung dilapangan, wawancara, diskusi dan dokumentasi. Data sekunder berasal dari literatur dan internet. Harga pokok produk Horenso selama satu periode produksi adalah sebesar Rp 5.787.693,00, dengan Harga Pokok Penjualan adalah sebesar Rp 5.987.693,00 sehingga Harga Pokok Penjualan per kg adalah sebesar Rp 4.989,00. Keuntungan produk Horenso yang diperoleh dengan pendekatan harga pokok adalah sebesar Rp 45.011,00 per kg. Selain dari sisi biaya dan pendapatan, faktor non biaya yang perlu diperhatikan dan mempengaruhi penetapan harga jual adalah pesaing, pengawasan pemerintah, dan faktor resiko. Pesaing mempengaruhi karena pesaing memberikan harga yang sama dengan P4S Agrofarm Cianjur. Pengawasan pemerintah berdampak pada kelangkaan benih sehingga mempengaruhi ketersediaan bahan baku produk. Faktor resiko juga berpengaruh karena kerusakan barang saat pendistribusian ke tempat tujuan dan resiko produk tidak habis terjual akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak P4S Agrofarm Cianjur. Kata kunci: keuntungan, faktor non biaya, harga jual 1 Mahasiswa Program Studi Agribisnis BP 1301361019, Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 2 Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh 1 Jurnal Agrimart Vol.3 No.1 September 2016 I. Keputusan penentuan harga dianggap merupakan suatu keputusan tunggal yang lebih penting, yang harus diambil seorang manajer ataupun pemilik perusahaan (Putri, 1998). P4S Agrofarm Cianjur bergerak di bidang produksi sayuran Jepang dan Korea, kegiatan pemasaran dan kegiatan jasa berupa pelatihan. Kegiatan budidaya sayuran di P4S Agrofarm Cianjur terdiri dari budidaya lobak bulat, lobak panjang, zucchini, horenso, gobo, dan selada keriting. Dari enam komoditi yang diusahakan, Horenso adalah produk yang bernilai jual tinggi yaitu Rp 50.000 per kg. Harga jual yang ditetapkan ini sudah mampu menutupi biaya produksi horenso dan sudah memberikan keuntungan bagi perusahaan. Saat ini, bisnis di bidang sayuran terutama sayuran Jepang mulai berkembang. Diantara jenis sayuran di dunia, sayuran jepang paling banyak jenisnya dan sangat beragam. Hal ini membuat peluang budidaya sayuran jepang sangat cerah karena bernilai jual tinggi. Sebab harga sayuran jepang terbilang tinggi, bisa 3-5 kali lipat harga sayuran lokal. Tentu saja produk ini sangat cocok untuk dilempar ke pasar modern. Petani sayuran Jepang di Indonesia mempunyai peluang yang besar untuk memasok sejumlah besar restoran Jepang di Jabodetabek (Saputro dan Hasballah, 2014). P4S Agrofarm Cianjur perlu memperhatikan mengenai masalah penentuan harga jual. Hal ini perlu karena berkaitan dengan harga jual yang ditetapkan agar dapat bersaing dengan perusahaan pesaing lainnya, serta dapat memberikan gambaran bahwa harga yang ditetapkan sudah menutupi seluruh biaya produksi dan juga memberikan keuntungan yang optimal bagi perusahaan. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan organisasi yang mempunyai berbagai tujuan baik jangka panjang maupun jangka pendek. Salah satu tujuan yang penting untuk dicapai oleh perusahaan adalah pencapaian laba optimum. Untuk menjamin agar usaha perusahaan mampu menghasilkan laba, maka manajemen perusahaan harus merencananakan dan mengendalikan dengan baik dua faktor penentu laba yaitu pendapatan dan biaya (Fredy, 2010). Untuk mengantisipasi perubahanperubahan yang terjadi baik intern maupun ekstern perusahaan maka diperlukan keputusan-keputusan seperti keputusan penentuan harga jual (Putri, 1998). Penentuan harga jual produk atau jasa merupakan salah satu jenis pengambilan keputusan manajemen yang penting. Bagi manajemen penentuan harga jual produk atau jasa bukan hanya merupakan kebijakan di bidang pemasaran atau bidang keuangan melainkan kebijakan yang berkaitan dengan seluruh aspek kegiatan perusahaan. Harga jual produk atau jasa selain mempengaruhi volume penjualan atau jumlah pembelian produk juga mempengaruhi jumlah pendapatan perusahaan (Putri, 1998). Pada prinsipnya harga jual harus dapat menutupi biaya penuh ditambah dengan laba yang wajar. Harga jual sama dengan biaya produksi ditambah mark-up. Harga jual adalah jumlah moneter yang dibebankan oleh produsen kepada konsumen atas barang dan atau jasa yang diperolehnya senilai biaya produksi ditambah dengan keuntungan yang diharapkan oleh produsen (Lasmidara, 2015). 2 Jurnal Agrimart Vol.3 No.1 September 2016 Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul “Identifikasi Keuntungan dan Faktor Non Biaya yang Mempengaruhi Harga Jual Horenso di P4S Agrofarm Cianjur”. Namun dalam laporan ini dibatasi kepada masalah penentuan harga jual khususnya untuk produk horenso saja. 2.3 Metode Pengumpulan Data Kegiatan pengumpulan data menggunakan beberapa metode yaitu wawancara, observasi dan studi pustaka. Pengambilan data melalui wawancara/ secara lisan langsung dengan narasumber seperti pimpinan perusahaan, karyawan perusahaan. Pengambilan data metode studi pustaka melalui dokumen tertulis dan elektronik. 1.2 Tujuan Tujuan dari laporan ini adalah : 1. Untuk mengetahui keuntungan produk Horenso dengan pendekatan harga pokok di P4S Agrofarm Cianjur. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor nonbiaya yang mempengaruhi dalam penentuan harga jual Horenso di P4S Agrofarm Cianjur. II. III. 3.1 METODE PELAKSANAAN HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil a. Sejarah P4S Agrofarm Cianjur 2.1 Waktu dan Tempat P4S Agrofarm Cianjur berdiri pada bulan Juli tahun 2009 oleh Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur. P4S Agrofarm mendapatkan Sertifikasi Prima tahun 2011 yang dikeluarkan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Jawa Barat. Kegiatan P4S dari tahun 2009 sampai sekarang semakin pesat, baik peserta pelatihan dari petani, pemerintah, swasta, institusi pendidikan, maupun akademisi. Peserta pelatihan diantaranya berasal dari BBPPSDMP Kementerian Pertanian RI, PPMKP Ciawi, BBPP Lembang, BPAPK Cinagara, SMK Pertanian, Universitas Padjajaran, Institut Pertanian Bogor, The University of Tokyo, University Tohoku, dan lain sebagainya. P4S Agrofarm Cianjur memiliki 6 divisi, divisi diklat, divisi IT, divisi pemasaran, divisi agribisnis, divisi usaha kreatif, divisi akomodasi & logistik. Sumber daya manusia berjumlah sebanyak 14 orang. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja lapangan diberikan sebesar Rp 35.000,- per hari. Jam kerja untuk tenaga kerja dikebun adalah mulai pukul 07.00 Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) ini dilakukan selama 10 minggu yaitu tepatnya dimulai pada tanggal 14 Maret 2016 sampai 21 Mei 2015. Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur, Jawa Barat. Lokasi perusahaan ini tepatnya di Kampung Jl. Raya Cipanas-Cianjur KM 5 Cigombong, Desa Ciherang, Kecamaten Pacet, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. P4S Agrofarm Cianjur bergerak dibidang budidaya sayuran, pemasaran dan jasa berupa pelatihan. 2.2 Ruang Lingkup Kegiatan yang dilakukan di P4S Agrofarm Cianjur terdiri dari 3 jenis kegiatan yaitu usaha tani atau budidaya, kegiatan pemasaran, dan kegiatan jasa berupa pelatihan. Kegiatan budidaya yang dilakukan adalah budidaya lobak bulat, lobak panjang, zucchini, selada, gobo dan horenso. 3 Jurnal Agrimart Vol.3 No.1 September 2016 P4S Agrofarm Cianjur juga membeli sayuran dari petani lokal saat persediaan tidak ada atau tidak mencukupi. Kegiatan pemasaran produk dari P4S Agrofarm Cianjur dilakukan setiap hari. Contohnya pemasaran produk seperti horenso ke restoran maupun ke supermarket Korea dan Jepang yang berada di Jakarta, Tangerang, Cibubur, Senayan dan Kelapa Gading. Sayuran diantar mulai jam 12 malam. Hal ini agar kegiataan pendistribusian tidak terjebak oleh macet dan produk sampai di lokasi tujuan tepat waktu sebelum pagi atau sebelum supermarket dibuka. Jasa yang dikelola oleh P4S Agrofarm Cianjur berupa pelatihan bagi pelaku-pelaku agribisnis, siswa dan mahasiswa serta kelompok tani yang ada di seluruh Indonesia. Saat pendirian perusahaan, perusahaan melakukan kegiatan promosi mengenai kegiatan pelatihan yang ditawarkan. Kegiatan promosi ini dilakukan melalui media elektronik seperti e-mail maupun kegiatan promosi secara langsung. Adapun bentuk pelatihan yang diberikan oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah pelatihan mengenai ilmu-ilmu pertanian, budidaya sayuran jepang dan korea, manfaat pasca panen bagi peningkatan nilai jual produk dan manfaat bermitra bagi suatu perusahaan. Pelatihan lain seperti pelatihan untuk dosen mengenai manfaat pemberian merek dan packaging produk. sampai dengan pukul 12.00 WIB. Upah yang diberikan kepada bagian tenaga kerja penanganan pasca panen adalah sebesar Rp 20.000 per hari dengan jam kerja dimulai pada pukul 17.00 sampai dengan 00.00 WIB. Upah yang diberikan kepada tenaga kerja bagian pemasaran adalah sebesar Rp 100.000 per harinya dengan jam kerja yang dimulai pada pukul 00.00 sampai dengan selesainya pendistribusian tugas distribusi mengantarkan barang-barang orderan ke restoran-restoran dan supermarket. b. Kegiatan Bisnis Perusahaan Kegiatan bisnis yang dijalankan oleh P4S Agrofarm Cianjur terdiri dari 3 jenis yaitu kegiatan usaha tani atau budidaya sayuran, pemasaran, dan kegiatan jasa berupa pelatihan. Kegiatan budidaya mulai dari penanaman sampai pada panen yang dilakukan di kebun sendiri hingga pasca panen. Komoditi yang diusahakan secara intensif di kebun sendiri adalah lobak panjang, lobak bulat, horenso dan zucchini. Sementara sayuran lain yang juga dibudidayakan namun kurang intensif adalah selada keriting dan gobo. Kegiatan pemasaran meliputi kegiatan pendistribusian produk yang sudah dikemas. Kegiatan jasa berupa pelatihan kepada petani, pemerintah, swasta, institusi pendidikan maupun akademisi. Produk yang dihasilkan oleh P4S Agrofarm adalah sayuran yaitu lobak bulat, lobak panjang, horenso, zucchini, gobo dan selada keriting. Disamping mengusahakan 6 tanaman tersebut, P4S Agrofarm Cianjur juga menjual lebih kurang 30 jenis sayuran, namun tidak dihasilkan sendiri melainkan didatangkan dari pasar Cianjur dan pasar induk Bandung. Pembelian dilakukan jika ada order dari pelanggan. Jika sayuran yang diminta tidak cukup persediaannya atau tidak ada di gudang, baru di beli dipasar Cianjur dan pasar induk Bandung. 3.2 Pembahasan Horenso merupakan produk yang bernilai jual tinggi dibanding produk lainnya di P4S Agrofarm Cianjur yaitu Rp 50.000 per kg. Horenso adalah sayuran organik dari jenis bayam (spinacia) yang kini mulai dikenal dan hanya dimakan daunnya. Satu periode produksi horenso adalah selama 2 bulan yang dimulai dari 4 Jurnal Agrimart Vol.3 No.1 September 2016 kegiatan pengolahan tanah, penyemaian, penanaman, pemeliharaan, panen dan pasca panen. yang terjadi. Biaya-biaya tersebut meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik, biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum. Adapun biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi Horenso di P4S Agrofarm Cianjur adalah sebagai berikut : A. Keuntungan Produk Horenso Dengan Pendekatan Harga Pokok Produk Di P4S Agrofarm Cianjur Dalam penentuan harga pokok produk perlu diketahui informasi biaya 1. Biaya Bahan Baku Tabel 1. Biaya Bahan Baku Horenso per Periode Produksi (Luas Lahan 400 m2) No Nama Bahan Satuan Jumlah Harga/satuan Total (Rp) (Rp) 1. Benih Horenso kaleng 1 165.000 165.000 2. Pupuk Kandang kg 300 571 171.300 (1 karung = 35 kg) 3. Pupuk Urea kg 10 2.000 20.000 4. Plastik pp ukuran 20x40 cm lembar 4.800 200 960.000 (1 bungkus = 50 lembar) Jumlah 167.771 1.316.300 kerja Horenso di P4S Agrofarm Cianjur 2. Biaya Tenaga Kerja ada 3 jenis yaitu tenaga kerja bagian Biaya tenaga kerja adalah biaya yang budidaya, pasca panen dan pemasaran. dikeluarkan untuk mengolah bahan baku Tenaga kerja di P4S Agrofarm Cianjur sampai menjadi produk selesai. Tenaga diberi balas jasa setiap hari. Tabel 2. Biaya Tenaga Kerja Horenso per Periode Produksi (Luas Lahan 400 m2) No Jenis Kegiatan 1. Budidaya Pengolahan lahan Penyemaian Penanaman Pemeliharaan Panen Pasca panen Sortasi Grading Pengemasan Pemasaran Total 2. 3. Waktu (Hari) Waktu (HKO) Satuan upah Jumlah TK (orang) Upah (Rp) Total upah (Rp) 3 1 4 4 10 3 0,14 4 4 2,8 HKO HKO HKO HKO HKO 5 1 4 4 4 35.000 35.000 35.000 35.000 35.000 525.000 4.900 560.000 560.000 392.000 10 10 10 10 11 0,28 1,4 1,4 2 HKO HKO HKO HKO 4 4 4 1 20.000 20.000 20.000 100.000 224.000 112.000 112.000 200.000 2.689.900 biaya tenaga kerja. Biaya overhead pabrik yang digunakan dalam produksi Horenso adalah: 3. Biaya Overhead Pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan 5 Jurnal Agrimart Vol.3 No.1 September 2016 Biaya penyusutan Alat Tabel 3. Biaya Investasi Horenso per Periode Produksi (Luas Lahan 400 m2) No Nama Alat Satuan Jumlah Total Biaya (Rp) 1. Cangkul buah 1 120.000 2. Gembor buah 1 70.000 3. Pisau buah 1 2.000 4. Kontainer buah 2 400.000 5. Timbangan elektronik besar buah 1 2.000.000 6. Mobil buah 1 100.500.000 Jumlah 6 103.092.000 Tabel 4. Biaya Penyusutan Horenso per Periode Produksi (Luas Lahan 400 m2) No Nama Alat 1. 2. 3. 4. 5. Cangkul Gembor Pisau Kontainer (2) Timbangan elektronik besar Mobil Jumlah 6. Total Harga (Rp) 120.000 70.000 2.000 400.000 2.000.000 UE 100.500.000 103.092.000 10 5 5 1 5 15 Nilai Sisa (Rp) 6.000 0 0 20.000 100.000 5.025.000 5.151.000 Penyusutan/ Penyusutan/ tahun (Rp) periode (Rp) 22.800 3.800 14.000 2.333 2.000 333 76.000 12.666 126.666 21.111 9.547.500 9.788.966 1.591.250 1.631.493 Biaya lain-lain Tabel 5. Biaya Lain-lain Horenso per Periode Produksi (Luas Lahan 400 m2) No Jenis Biaya Satuan Biaya/ bulan (Rp) Biaya/ periode (Rp) 1. Listrik dan air Bulan 75.000 150.000 2. Transportasi 200.000 Jumlah 350.000 Keterangan : Biaya listrik dan air merupakan biaya bersama yang digunakan hanya saat pasca panen yaitu ± 3 hari. Diasumsikan bahwa biaya bersama ini dibagi rata ke semua produk selama dalam 1 kali proses produksi. Perhitungan Harga Pokok ProdukHorenso Dalam 1 Periode Produksi Laporan Harga Pokok Produk Horenso Satu Periode Produksi (2 bulan) di P4S Agrofarm Cianjur Biaya bahan baku 1.316.300 Biaya tenaga kerja 2.689.900 1.781.493 + Biaya overhead pabrik Harga pokok produk 5.787.693 Biaya pemasaran 200.000 + Harga pokok penjualan 5.987.693 Jumlah produksi (Kg) 1.200 : Harga pokok penjualan/ kg 4.989 6 Jurnal Agrimart Vol.3 No.1 September 2016 Faktor pembeda antara produk horenso P4S Agrofarm Cianjur dengan para pesaingnya adalah ukuran horenso yang ditawarkan serta ketersediaan produk yang kontinyu. P4S Agrofarm selalu berusaha untuk selalu memenuhi permintaan sehingga pasokan barang tetap kontinyu. Horenso yang ditawarkan oleh P4S Agrofarm Cianjur memiliki ukuran hingga 25 cm dan ukuran inilah yang memenuhi standar layak untuk konsumen. Berdasarkan perhitungan harga pokok penjualan yang telah dilakukan, harga pokok penjualan per kilogram horenso adalah Rp 4.989. Harga tersebut sudah menutupi biaya produksi dan memberikan keuntungan sebesar Rp 45.011 perkilogram Horenso. B. Faktor-faktor Non Biaya yang Mempengaruhi Dalam Penentuan Harga Jual Horenso di P4S Agrofarm Cianjur 1. Pesaing 2. Pengawasan Pemerintah Salah satu contoh faktor non biaya yang harus diperhatikan adalah pesaing. Pesaing adalah perusahaan yang menghasilkan atau menjual barang dan jasa yang sama atau mirip dengan produk yang ditawarkan. Pesaing P4S Agrofarm Cianjur juga menjual horenso dengan harga yang sama yaitu Rp 50.000. pesaing P4S Agrofarm Cianjur adalah Sahabat Tani, Agro Mandiri, dan Agro Ayu. Pesaing juga memasok horenso untuk supermarket Korea dan Jepang, kemudian ke pasar lokal. Salah satu supermarket yang juga dipasok oleh pesaing adalah di Mu Gung Hwa (MGH) yang beralamat di Lippo Cikarang, Jawa Barat. Namun, pesaing tersebut tidak mempengaruhi jumlah penjualan yang dipasarkan oleh P4S Agrofarm Cianjur. Supermarket sudah menentukan darimana saja pasokan Horenso yang akan dia terima. Pembagian jatahnya juga jelas, dimana setiap pemasok diberikan batasan untuk memasok setiap harinya. Misalnya jatah P4S Agrofarm Cianjur adalah 10 kg Horenso, maka jatah untuk pesaing juga 10 kg atau lebih atau lebih kecil dari jumlah tersebut. Pemerintah memiliki peran penting terhadap kelancaran benih Horenso di pasaran. Adanya pengawasan dari pemeritah terhadap lancarnya arus barang dan jasa terutama terhadap benih Horenso yang merupakan barang impor berpengaruh secara tidak langsung terhadap P4S Agrofarm Cianjur. Apabila kelengkapan-kelengkapan izin ataupun administratif lainnya tidak terpenuhi oleh importir benih, maka dapat mengakibatkan terhambatnya kedatangan benih impor tersebut. Hal itu dapat mengakibatkan terjadinya kelangkaan benih Horenso di pasar. Kelangkaan benih Horenso tentu akan mempengaruhi P4S Agrofarm Cianjur karena benih Horenso merupakan bahan baku utama bagi P4S Agrofarm Cianjur. 3. Faktor Resiko Pasar yang dimasuki oleh P4S Agrofarm Cianjur adalah pasar yang memiliki rintangan besar dan sulit untuk dimasuki, yaitu supermarket dan restoran Korea dan Jepang. Kerugian akibat kerusakan barang saat pengiriman ditanggung sendiri oleh produsen yaitu P4S Agrofarm Cianjur. 7 Jurnal Agrimart Vol.3 No.1 September 2016 baku produk. Faktor resiko juga berpengaruh karena kerusakan barang saat pendistribusian ke tempat tujuan dan resiko produk tidak habis terjual akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak P4S Agrofarm Cianjur. P4S Agrofarm Cianjur memiliki jarak yang cukup jauh dengan pasar tujuan pemasaran produknya. Kerugian seperti kerusakan barang saat pengiriman ditanggung sendiri oleh produsen. Belum lagi resiko barang yang berkurang beratnya saat sampai di tempat tujuan. Kerugian-kerugian tersebut ditanggung oleh P4S Agrofarm Cianjur. Supermarket yang menjadi pasar dari produk-produk P4S Agrofarm Cianjur juga memiliki sistem produk yang berbeda. Produk akan bersifat titip dimana produk yang tidak habis terjual, akan ditanggung sendiri kerugiannya oleh produsen. Supermarket hanya akan membayar sebanyak jumlah produk yang dijual. IV. DAFTAR PUSTAKA Fredy. M. 2010. Analisis Biaya Dan Penetapan Harga Jual Produk Sebagai Alat Bantu Dalam Perencanaan Laba Cv Mulia Kasa. (Online). http://mochfreddy.blogspot.co.id/201 3/04/penetapan-harga-jual.html. (Diakses tanggal 26 Agustus 2016). Putri. M. S. 1998. Penentuan Harga Jual Produk Studi Kasus Pada PT. Sari Husada Yogyakarta. (online). (http://www.library.usd.ac.id/Data% 20PDF/F.%20Keguruan%20dan%20 Ilmu%20Pendidikan/Pendidikan%20 Akuntansi/91234067_full.pdf. diakses 30 Juli 2016) KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan disimpulkan : 1. Harga pokok produk Horenso selama satu periode produksi adalah sebesar Rp 5.787.693,00, dengan Harga Pokok Penjualan adalah sebesar Rp 5.987.693,00 sehingga Harga Pokok Penjualan per kg adalah sebesar Rp 4.989,00. Keuntungan produk Horenso yang diperoleh dengan pendekatan harga pokok adalah sebesar Rp 45.011,00 per kg. 2. Faktor non biaya yang mempengaruhi penetapan harga jual di P4S Agrofarm Cianjur adalah pesaing, pengawasan pemerintah, dan faktor resiko. Pesaing mempengaruhi harga jual karena pesaing juga menetapkan harga yang sama dengan P4S Agrofarm Cianjur. Pengawasan pemerintah berdampak pada kelangkaan benih sehingga mempengaruhi ketersediaan bahan Lasmidara. R. S. 2015. Penentuan Harga Jual. (Online). (http://www.kompasiana.com/lasmid araseila/penentuan-hargajual_563f1c86f77e612609970b17, diakses tanggal 17 Juli 2016) Saputro. A. C. Hasballah. 2014. Tatan Tarjuna Kantongi Rp 200 Juta/ Bulan dari Budidaya Sayuran Jepang. (Online).(http://www.jitunews.com/r ead/3793/tatan-tarjuna-kantongi-rp200-juta-bulan-dari-budidayasayuran-jepang, diakses tanggal 28 Juni 2016). 8 Jurnal Agrimart Vol.3 No.1 September 2016