PENDAHULUAN Latar Belakang Kabupaten Cianjur sebagai suatu wilayah pemerintahan daerah tingkat II memiliki kekhasan dibandingkan dengan kabupaten lain pada umumnya, yaitu terdapat berbagai macam tipe ekosistem, seperti ekosistem pegunungan, ekosistem dataran rendah, ekosistem pantai dan ekosistem laut. Ekosistem tersebut membentang dari Utara hingga Selatan membentuk satu kesatuan yang tidak terpisahkan, tiap-tiap tipe ekosistem tersebut menyimpan keanekaragaman flora yang cukup beragam terutama tumbuhan obatnya, namun potensi tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur sampai saat ini belum diketahui. Di wilayah tersebut terdapat jumlah obat tradisional (Industri Obat Tradisional/IOT dan Industri Kecil Obat Tradisional/IKOT) sebanyak 6 (enam) unit. Dengan didukung oleh kondisi masyarakat di Kabupaten Cianjur yang sebagian besar bekerja di bidang pertanian dan masih luasnya lahan yang belum diusahakan (2.728 ha) menjadikan daerah tersebut sangat potensial untuk pengembangan tumbuhan obat. Namun informasi tentang potensi tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur sampai saat ini belum tersedia, sehingga perlu dilakukan kajian potensi tumbuhan obat di wilayah tersebut. Di lain pihak, menurut BPS Kabupaten Cianjur tahun 2004, jumlah total siswa dari tingkat pendidikan SD sampai SLTA sebanyak 379.231 orang, dengan rincian jumlah siswa SD sebanyak 287.652 orang, siswa SLTP sebanyak 67.788 orang dan SLTA sebanyak 23.791 orang. Berdasarkan informasi tersebut menunjukkan bahwa jumlah lulusan SD dan SLTP tidak melanjutkan sekolah ke jenjang sekolah selanjutnya atau lebih tinggi. Sebagai gambaran, jumlah lulusan SD yang melanjutkan sebanyak 23,57% dan yang tidak melanjutkan sebanyak 76,43%; sedangkan untuk tingkat SLTP, jumlah lulusan yang melanjutkan sebanyak 35,10% dan yang tidak melanjutkan sebanyak 64,90%. Apabila tidak dilakukan adanya upaya-upaya, maka lulusan yang tidak melanjutkan sekolah akan menjadi pengangguran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan cara melibatkan lulusan yang tidak melanjutkan dalam kegiatan pengembangan tumbuhan obat. Namun kemampuan lulusan SD, SLTP dan SLTA di bidang pengembangan tumbuhan obat belum 2 memadai, karena materi tentang potensi tumbuhan obat belum dimasukkan sebagai materi pembelajaran di sekolah. Perumusan Masalah Adanya ancaman terhadap kelestarian tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur disebabkan karena masih kurangnya minat masyarakat untuk membudidayakan tumbuhan obat dan kurangnya pemahaman masyarakat tentang pentingnya pelestarian tumbuhan obat. Disamping itu sekolah-sekolah di Kabupaten Cianjur dari tingkat pendidikan SD sampai SLTA yang seharusnya dapat dijadikan sebagai media untuk memberikan pengetahuan kepada anak didiknya tentang pentingnya pelestarian tumbuhan obat sampai saat ini belum dilakukan, karena informasi tentang potensi tumbuhan obat belum diketahui dan belum dimasukkan sebagai materi pembelajaran di sekolah. Di sisi lain, adanya lulusan SD, SLTP, dan SLTA yang tidak melanjutkan sekolah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, tidak terserap oleh dunia kerja, dan belum memiki kemampuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri sebagai akibat tidak memiliki kecakapan hidup, dapat menyebabkan terjadinya pengangguran. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan cara melibatkan lulusan yang tidak melanjutkan sekolah dalam kegiatan pengembangan tumbuhan obat, namun lulusan belum memiliki kemampuan yang memadai. Oeh karena itu materi tentang potensi tumbuhan obat perlu dimasukkan sebagai materi pembelajaran di sekolah, sehingga diharapkan lulusan memiliki kecakapan hidup dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri di bidang tumbuhan obat. Keberhasilan dalam pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah secara garis besar dipengaruhi oleh 5 (lima) faktor, yaitu (1) ketersediaan informasi tentang jenis-jenis tumbuhan obat potensial/unggulan, (2) kelayakan sumberdaya manusia di sekolah, (3) kelayakan sarana dan prasarana, (4) dukungan kebijakan dan peraturan perundangan, serta (5) dukungan stakeholder. Ketersediaan informasi tentang jenis-jenis tumbuhan obat unggulan dapat dilakukan dengan cara mengkaji keanekaragaman jenis tumbuhan obat, ketersediaan informasi tentang teknik pengembangan tumbuhan obat (budidaya, pasca panen, dan pengolahan), aspek ekonomis (pemasaran simplisia dan 3 kebutuhan bahan baku industri obat tradisional), dan jenis-jenis penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat. Kelayakan sumberdaya manusia di sekolah dapat dilakukan dengan cara mengkaji terhadap minat dan kemampuan yang dimiliki oleh guru dan kepala sekolah. Kelayakan sarana dan prasarana di sekolah dapat dilakukan dengan cara mengkaji terhadap laboratorium, peralatan, lahan, dan bahan ajar di masing- masing sekolah. Dukungan kebijakan dan peraturan perundang-undangan dapat dilakukan dengan cara mengkaji terhadap kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang sudah ada. Dukungan stakeholder dapat dilakukan dengan cara mengkaji persepsi dari berbagai pihak terkait berkaitan dengan pemanfaatan informasi tentang tumbuhan obat sebagai materi pembelajaran di sekolah. Kerangka Pemikiran Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menunjang keberhasilan dalam pemanfaatan potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah dapat dilakukan dengan beberapa 5 (lima) cara, yaitu : (1) memilih jenisjenis tumbuhan obat unggulan/potensial yang akan diakomodasikan kedalam materi pembelajaran di sekolah, baik secara ekologis, teknis, ekonomis dan relevan dengan jenis-jenis penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat; (2) menyediakan sumberdaya manusia di sekolah secara memadai, (3) menyediakan sarana dan prasarana di sekolah secara memadai, (4) adanya dukungan kebijakan dan peraturan perundang-undangan, dan (5) adanya dukungan stakeholder. Untuk melihat sejauh mana upaya-upaya tersebut di atas dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah, maka perlu dilakukan kajian dan analisis terhadap : (1) ketersediaan jenis-jenis tumbuhan obat potensial/unggulan yang akan diakomodasikan kedalam materi pembelajaran di sekolah, (2) kelayakan sumberdaya manusia di sekolah, (3) kelayakan sarana dan prasarana, (4) adanya dukungan kebijakan dan peraturan perundangan, dan (5) adanya dukungan stakeholder. Secara skematis, kerangka pemikiran kajian potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah Kabupaten Cianjur tersaji pada Gambar 1. 4 KONDISI PENGEMBANGAN TUMBUHAN OBAT DI KABUPATEN CIANJUR SAAT INI KONDISI PENGEMBANGAN TUMBUHAN OBAT DI KABUPATEN CIANJUR YANG DIINGINKAN Potensi : • Luas hutan negara seluas 59.021 ha (16,86%) • Sebagian besar penduduk bekerja di bidang pertanian (59,18%). • Lahan yang tidak diusahakan seluas 2.728 ha • Terdapat industri obat tradisional (IOT dan IKOT) sebanyak 6 unit dan gudang farmasi (1 unit) • Potensi sekolah (sekolah, siswa, dan guru) tinggi • • • Permasalahan : • Potensi tumbuhan obat belum diketahui • Tidak semua lulusan SD, SLTP dan SLTA melanjutkan • Lapangan kerja terbatas • PAD rendah • Potensi tumbuhan obat belum dimasukkan sebagai media pembelajaran di sekolah • • ANCAMAN : Kelestarian tumbuhan obat terancam Pengangguran meningkat • • • • Potensi tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur diketahui Jenis t umbuhan obat unggulan dibudidayakan oleh masyarakat di setiap kecamatan Potensi tumbuhan obat digunakan sebagai media pembelajaran di sekolah Lulusan SD, SLTP, dan SLTA yang tidak melanjutkan memiliki kemampuan berwirausaha tumbuhan obat Terjaminnya kelestarian tumbuhan obat Jumlah pengangguran dapat ditekan PAD meningkat PEMANFAATAN INFORMASI TENTANG POTENSI TUMBUHAN OBAT UNTUK PENGAYAAN MATERI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH KELAYAKAN PEMANFAATAN INFORMASI TENTANG POTENSI TUMBUHAN OBAT UNTUK PENGAYAAN MATERI PEMBELAJARAN DI SEKOLAH ♦ Ketersediaan jenis-jenis tumbuhan obat potensial/unggulan yang akan diakomodasikan kedalam materi pembelajaran di sekolah ♦ Kelayakan sumberdaya manusia di sekolah ♦ Kelayakan sarana dan prasarana ♦ Adanya dukungan kebijakan dan peraturan perundangan ♦ Adanya dukungan stakeholder. Kajian potensi tumbuhan obat Keanekaragaman Jenis TO Teknik pengembangan Pemasaran Jenis-jenis penyakit yang diderita masyarakat Kajian kondisi Ekologis setiap kecamatan Kajian kebijakan dan peraturan perundangan Kajian dukungan stakeholder Kajian kondsi umum sekolah Ketinggian tempat Kebijakan Persepsi instansi-instansi terkait Jumlah sekolah, guru dan siswa Peraturan perundangan Kondisi lulusan Sarana dan prasarana Persepsi siswa dan guru Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian kajian potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah Kabupaten Cianjur 5 Tujuan Peneltian ini bertujuan untuk menentukan : 1. Potensi tumbuhan obat di Kabupaten Cianjur, 2. Kelayakan pemanfaatan informasi tentang potensi tumbuhan obat sebagai materi pembelajaran di sekolah. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi: 1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dalam memanfaatkan informasi tentang potensi tumbuhan obat untuk pengayaan materi pembelajaran di sekolah, 2. Sekolah-sekolah di Kabupaten Cianjur guna memanfaatkan informasi tentang potensi tumbuhan obat sebagai materi pembelajaran, 3. Masyarakat di setiap kecamatan dalam membudidayakan jenis-jenis tumbuhan obat.