TUGAS ONLINE MANAJEMEN LOGISTIK & FARMASI RUMAH SAKIT NAMA : BAIKHATI CESARIASTEVIA B. NIM : 2013-31-225 JURUSAN MANAJEMEN RUMAH SAKIT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2014 Manajemen menurut Parker (dalam Stoner dan Freeman, 2000) adalah seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang. Sedangkan logistik dapat difenisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang jadi dari para supplier diantara fasilitas-fasilitas organisasi dan kepada para pelanggan (Donald J. Bowersox, 2002). Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan, dalam keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi yang dibutuhkan dan dengan total biaya yang terendah. Penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan waktu dan tempat. Kegunaan tersebut merupakan aspek penting dari operasi organisasi baik organisasi privat maupun publik. Semua bentuk perilaku yang terorganisir membutuhkan dukungan logistik. Nilai dalam bentuk tersedianya barang pada waktunya merupakan hasil dari proses logistik. Manajemen logistik dapat didefinisikan sebagai mendisain dan mengurus suatu sistem untuk mengawasi arus dan penyimpanan yang strategis bagi material, suku cadang dan barang jadi agar dapat diperoleh manfaat maksimum bagi organisasi ( Donald J Bowersox, 2002). Tanggung jawab utama manajer logistik adalah merencanakan dan mengelola suatu sistem operasi yang mampu mencapai sasaran yaitu manfaat maksimum bagi organisasi dengan total biaya serendah mungkin. Ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap pemindahan dan penyimpanan yang strategis. Integrasi pemindahan (distribusi fisik) dan operasi manajemen material menuntut penyelenggaraan manajemen logistik secara terpadu. Sekurang-kurangnya terdapat lima alasan diperlukannya manajemen logistik terpadu, yaitu : a. besarnya saling ketergantungan antara distribusi fisik dan operasi manajemen material dalam rangka kemanfaatan organisasi; b. konsep distribusi fisik dan manajemen material yang sempit besar kemungkinan menimbulkan keadaan yang negatif atau gangguan-gangguan; c. untuk mengintegrasikan aktivitas distribusi fisik dan manajemen material adalah bahwa kebutuhan pengawasan untuk masing-masing jenis operasi adalah sama; d. meningkatnya kesadaran bahwa banyak trade offs terdapat diantara ekonomi manufakturing dengan kebutuhan pemasaran yang dapat dirujukkan oleh suatu sistem logistik yang dirancang dengan baik. e. Kebutuhan akan misi logistik tidak lagi dapat dipenuhi oleh penyebaran teknologi perangkat keras saja. Konsep logistik terpadu terdiri dari 2 (dua) usaha yang berkaitan, yaitu operasi logistik dan koordinasi logistik. Aspek operasional logistik berkaitan dengan manajemen pemindahan dan penyimpanan material dan produk jadi suatu organisasi. Jadi, operasi logistik dapat dipandang sebagai berawal dari pengangkutan pertama material atau komponen-komponen dari sumber perolehannya dan berakhir pada penyerahan produk yang dibuat atau diolah kepada pelanggan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa operasi logistik meliputi manajemen distribusi fisik, manajemen material dan transfer persediaan barang di dalam organisasi. Manajemen distribusi fisik berkaitan dengan pengangkutan produk kepada pelanggan. Manajemen material berkaitan dengan perolehan (procurement) dan pengangkutan material, suku cadang dan/atau persediaan barang jadi dari tempat pembelian ke tempat pembuatan atau perakitan, gudang atau penyalur. Dengan kata lain, manajemen material berkaitan dengan penyediaan jenis material yang dikehendaki di tempat dan pada waktu dibutuhkan. Kalau distribusi fisik berkaitan dengan pengiriman ke luar, maka manajemen material berkaitan dengan pergerakan di dalam, yaitu pembuatan, penyortiran atau perakitan. Proses pemindahan inventaris internal berkaitan dengan pengawasan terhadap komponen-komponen setengah jadi pada waktu ia mengalir diantara tahap-tahap pembuatan dan pengangkutan awal dari produk jadi ke gudang atau penyalur. Operasi pemindahan inventaris terbatas pada gerakan di dalam organisasi yang dapat dikatakan sepenuhnya terkontrol organisasi. Koordinasi logistik berkaitan dengan identifikasi kebutuhan pergerakan dan penetapan rencana untuk memadukan seluruh operasi logistik. Koordinasi dibutuhkan untuk memantapkan dan mempertahankan kontinuitas operasi. Dengan demikian, koordinasi logistik menyangkut perencanaan dan pengawasan terhadap masalah-masalah operasional. Koordinasi dapat dibagi ke dalam 4 (empat) bidang manajerial, yaitu peramalan, pengolahan pesanan, perencanaan operasi dan procurement atau perencanaan kebutuhan material. Metode Konsumsi Metode konsumsi ini didasarkan atas analisis data konsumsi obat tahun sebelumnya dengan berbagai penyesuaian dan koreksi. Langkah-langkah metode konsumsi yaitu : 1. Langkah Evaluasi Evaluasi rasionalitas pola pengobatan periode lalu Evaluasi suplai obat periode lalu Evaluasi data stock, distribusi, dan penggunaan obat periode lalu Pengamatan kecelakaan dan kehilangan obat 2. Estimasi jumlah kebutuhan obat periode mendatang dengan memperhatikan : Perubahan populasi cakupan pelayanan Perubahan pola morbiditas Perubahan fasilitas pelayanan 3. Penerapan perhitungan Penetapan periode konsumsi Perhitungan penggunaan tiap jenis obat periode lalu Lakukan koreksi terhadap kecelakaan dan kehilangan Lakukan koreksi terhadap stock out Hitung lead time untuk menentukan safety stock Rumus Metode Konsumsi (yang telah disederhanakan) : CT = (CA x T) + SS – Sisa Stock Keterangan : CT = Kebutuhan per periode waktu CA = Kebutuhan rata-rata waktu (bulan) T = Lama kebutuhan (bulan/ tahun) SS = Safety Stock Metode Morbiditas. Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah perkembangan pola penyakit, waktu tunggu, dan stok pengaman. Langkah-langkah perhitungan metode morbiditas adalah : 1). Menetapkan pola morbiditas penyakit berdasarkan kelompok umur - penyakit. Kegiatan yang harus dilakukan : Pengisian (formulir 4) terlampir dengan masing-masing kolom diisi: Kolom 1 : Nomor urut. Kolom 2 : Nomor kode penyakit. Kolom 3 : Nama jenis penyakit diurutkan dari atas dengan jumlah paling besar. Kolom 4 : Jumlah penderita anak dibawah 5 tahun. Kolom 5 : Jumlah penderita dewasa. Kolom 6 : Jumlah total penderita anak dan dewasa. 2). Menyiapkan data populasi penduduk. Komposisi demografi dari populasi yang akan diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin untuk umur antara : • 0 s/d 4 tahun. • 5 s/d 14 tahun. • 15 s/d 44 tahun. • ≥ 45 tahun. 3). Menyediakan data masing-masing penyakit pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada. 4). Menghitung frekuensi kejadian masing-masing penyakit pertahun untuk seluruh populasi pada kelompok umur yang ada. 5). Menghitung jenis, jumlah, dosis, frekuensi dan lama pemberian obat menggunakan pedoman pengobatan yang ada. 6). Menghitung jumlah yang harus diadakan untuk tahun anggaran yang akan datang