PANDUAN INSTRUKTUR Decentralized Basic Education 2 DAFTAR ISI A. Pengantar B. Tujuan Pelatihan C. Hasil yang Diharapkan D. Alat dan Bahan Untuk Semua Sesi E. Jadwal Pelatihan KKG 1 G. Rencana Sesi ` Sesi 1.1. Strategi Pembelajaran Sains Sesi 1.2. Sumber Belajar Sains Sederhana Sesi 1.3. Silabus dan RPP Sains 1 2 2 3 3 4 5 5 4 Lampiran-lampiran Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 1 Decentralized Basic Education 2 A. Pengantar Guru merupakan faktor sangat penting dalam proses pendidikan. Sebaik apapun sebuah kurikulum yang dikembangkan dan sarana yang disediakan, namun pada akhirnya gurulah yang melaksanakannya dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu banyak ahli menyebutkan bahwa guru merupakan faktor kunci dalam peningkatan mutu pendidikan. Dalam memikul perannya sebagai agen pembaharuan, maka guru terus dituntut untuk mengembangkan kemampuannya baik kemampuan akademik, maupun kemampuan profesionalnya. Dalam kemampuan akademik guru senantiasa harus mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi serta perkambangan terbaru dari bidang studi yang ditekuninya. Sementara itu dalam bidang pengembangan profesinya, guru dituntut terus menerus melakukan inovasi pembelajaran sehingga model-model pembelajaran ataupun strategi pembelajaran yang diterapkannya kepada peserta didik berlangsung dalam kondisi pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Dengan meningkatnya kemampuan guru pada dua bidang ini, maka diharapkan akan meningkatkan kualitas lulusan yang dihasilkannya. Salah satu cara yang dilaksanakan untuk pengembangan kualitas kemampuan akademik dan kemampuan profesional keguruan, terutama pada bidang sains adalah mengadakan pelatihan terbimbing yaitu suatu kegiatan yang dilakukan dengan melatih guru-guru untuk mengajarkan materi pokok sains di SD berbasis pakem, kemudian mengerjakan tugas mandiri, selanjutnya mengembangkan hasil pelatihan yang diterima dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan mendapatkan pendampingan dari instruktur atau fasilitator. Dengan model kegiatan pelatihan seperti ini maka keberhasilan belajar siswa dan keberhasilan pengembangan diri guru dapat diukur dengan membandingkan jumlah aktivitas pembelajaran yang dilakukan sebelum pelatihan dengan sesudah pelatihan. Sekaligus melakukan evaluasi diri terhadap kemampuan akademik dan kemampuan profesi yang dimiliki oleh masing-masing guru sebelum dan sesudah pelatihan. Tujuan pelatihan adalah untuk meningkatkan kemampuan akademik dan kemampuan profesi guru-guru sains di SD binaan Program DBE-2 USAID. Dengan meningkatnya kemampuan guru, maka diharapkan akan memberikan dampak langsung pada peningkatan kualitas hasil belajar siswa si sekolah-sekolah binaan DBE-2 USAID. B. Tujuan Pelatihan 1. Dengan adanya Pelatihan sains ini, peserta pelatihan memiliki kemampuan : Mengenal berbagai metoda pembelajaran sains Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sains Menginventarisasi berbagai sumber pembelajaran sains di SD Menggunakan KIT IPA dalam pembelajaran sains. Melakukan eskperimen dalam pembelajaran sains Menyusun Lembar Kerja siswa dalam pembelajaran Sains Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 2 Decentralized Basic Education 2 Mengembangkan instrumen pengamatan sains untuk dapat dikerjakan oleh siswa di sekolah 2. Dengan adanya Pelatihan Strategi Pembelajaran Sains, peserta pelatihan memiliki kemampuan : Melakukan kegiatan pembelajaran sains yang merangsang kreativitas belajar anak tentang materi sains Menyusun skenario pembelajaran harian tentang sains yang menyenangkan bagi anak (kuantum learning) dikaitkan dengan belajar kontekstual dan pakem. Mampu mengembangkan lembaran kerja siswa berbasis sains Mengembangkan model belajar guru cilik tentang sains (siswa mengajarkan satu materi pokok kecil kepada teman-temannya). 3. Dengan adanya Pelatihan Keterampilan Proses Sains, peserta pelatihan memiliki kemampuan : Melakukan kegiatan keterampilan proses sains dalam pembelajaran sains Menyusun rencana pembelajaran mengacu keterampilan proses sains Mampu mengembangkan pembelajaran sains berbasis keterampilan proses sains Mengembangkan instrumen pelaksanaan keterampilan proses sains untuk dapat dikerjakan oleh siswa di sekolah. C. Hasil Yang Diharapkan 1. Tersedianya seri-seri modul yang telah diujicobakan tentang model-model pembelajaran sains di sekolah dasar. 2. Tersedianya satu perangkat kegiatan pelatihan untuk peningkatan kualitas pembelajaran sains di sekolah-dasar guna meningkatkan keterampilan guru dalam hal pembelajaran, pembuatan alat-alat bantu belajar sains, pengembangan sumber belajar sains, penggunaan materi-materi non cetakan yang sederhana dalam pembelajaran sains. 3. Dihasilkannya guru-guru sains yang mampu mengembangkan pembelajaran sains berbasis pakem, sehingga dengan pengembangan model-model pembelajaran yang diterapkan tersebut akan berakibat pada peningkatan kualitas lulusan sekolah dasar di sekolah-sekolah binaan DBE-2. 4. Dalam jangka panjang guru-guru binaan DBE-2 akan menularkan kemampuan akademik dan kemampuan profesinya tersebut kepada guru-guru lainnya di sekitar lokasi binaan DBE-2. Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 3 Decentralized Basic Education 2 D. Topik Yang Dimasukkan Dalam Sertifikat Daftar Topik Demonstrasi Strategi Pembelajaran Sains SD Membuat Sumber Belajar Sains Sederhana Penyusunan Silabus dan RPP Sains Penggunaan KIT IPA SD Demonstrasi sains Interaktif (Pembelajaran Terpadu Sains) Penilaian Sains Jumlah Jam = 30 jam (10 jam tatap muka + 20 jam tugas mandiri) Daftar Sesi Strategi Pembelajaran Sains Sumber Belajar Sains Sederhana Silabus dan RPP Sains Praktek Penggunaan KIT IPA Sains Interaktif Penilaian Sains 10 jam Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 4 Decentralized Basic Education 2 E. Alat dan Bahan Untuk Semua Sesi White-board dan spidol Journals (1/peserta) Kertas Flipchart Photocopying Selotip, gunting, cutter, Spidol kertas catatan berwarna, double folio File Folders (1/peserta) Kondisi pelatihan berlangsung dalam keadaan Jumlah tempat duduk tersedia lebih dari jumlah peserta Ada dinding untuk menempel kertas flipchart Tersedia meja panjang & besar untuk meletakkan peralatan dan bahan kegiatan Kursi dapat diatur sesuai keperluan tiap sesi Tujuan Kegiatan Pelatihan Tahap : I Strategi Pembelajaran Sains Sumber Belajar Sains Sederhana Silabus dan RPP Sains Waktu Sesi 1.5 jam 1.5 jam 15 menit 2 jam 1.1. 1.2. 1.3. Judul Sesi Strategi Pembelajaran sains Sumber Belajar Sains Sederhana Rehat Silabus dan RPP Sains Belajar Mandiri Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 5 Decentralized Basic Education 2 G. Rencana Sesi Sesi : 1.1. Strategi Pembelajaran Sains Sesi : 1.1. Hasil yang Diharapkan Metode Mengajar Setting Kelas Alat dan Bahan Materi/Sumber Pendahuluan Kegiatan Inti Penutup Evaluasi Waktu : 1,5 jam Topik : Demonstrasi Strategi Pembelajaran Sains Peserta pelatihan akan Melakukan kegiatan pembelajaran sains yang merangsang kreativitas belajar anak tentang materi sains Menyusun skenario pembelajaran harian tentang sains yang menyenangkan bagi anak dikaitkan dengan belajar kontekstual (CTL). Mengembangkan model belajar tentang sains Tanya jawab, Diskusi, Curah Pendapat Kelompok Kecil (6 kelompok) Sound System, Microphone, KIT IPA Lembar Kerja, Bahan Bacaan 1.1 5 menit Fasilitator mengemukakan maksud strategi pembelajaran sains dan memanggil tiap perwakilan kelompok untuk maju mengambil bahan ke depan 20 menit Tiap kelompok mendemonstrasikan kegiatan pada tiap kelompok sesuai petunjuk prosedur masing-masing: Kel. 1: Listrik Kel. 2. Energi Kel. 3. Air Kel. 4. Gaya dan Pesawat Sederhana Kel. 5. Bentuk dan Ukuran Benda Kel. 6. Bunyi 25 menit Peserta dalam kelompok menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dari percobaan yang dilakukan. 20 menit Tiap kelompok membacakan hasil diskusi dan memajangkannya pada dinding kerja. 5 menit Fasilitator mengakhiri sesion 5 menit Fasilitator mereview tujuan sesi dan menanyakan para peserta untuk memastikan apakah tujuan sesi tercapai Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 6 Decentralized Basic Education 2 Lampiran : Bacaan Untuk Sesi : 1.1. SAINS DAN PENDIDIKAN SAINS Alam ini penuh dengan keragaman, tetapi juga penuh dengan tatanan. Sains menawarkan cara-cara untuk kita agar dapat memahami kejadian-kejadian di alam dan agar kita dapat hidup di dalam alam ini. Sains adalah suatu bentuk penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Mahluk Biotik (Hewan, tumbuhan, manusia, mikrobiologi) berinteraksi dengan mahluk abiotik (tanah, air, udara, suhu, angin, kelembapan, cahaya matahari, batu) untuk melangsungkan kehidupan dan mempertahankan kelestariannya. Sains sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses. Produk sains adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Prosedur yang diperlukan oleh ilmuan untuk mempelajari alam ini adalah prosedur empirik dan analisis. Dalam prosedur empirik ilmuan mengumpulkan informasi, mengorganisasikan informasi untuk seslanjutnya dianalisa. Proses empirik dalam sains mencakup observasi (pengamatan), klasifikasi dan pengukuran. Sedangkan dalam prosedur analitik ilmuan menginterpretasikan penemuan mereka dengan mempergunakan proses-proses seperti hipotesa, eksperimentasi terkontrol, menarik kesimpulan, dan mempredikasi. Untuk menjalankan suatu penelitian tentang alam diperlukan pengetahuan terpadu tentang proses dan materi dalam topik yang akan diselidiki. Perlu diketahui bahwa sains tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan atau kumpulan fakta-fakta. sains tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda-benda atau mahkluk-mahkluk, tetapi sains juga merupakan cara kerja, cara berfikir dan cara memecahkan masalah. Memang pada prakteknya apa yang dikenal sebagai sains tidak dapat dipisahkan dari metode-metode penelitian. Memahami sains lebih dari hanya mengetahui dari fakta-fakta dalam sains. Memahami sains berarti juga memahami proses sains, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan faktafakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuan mempergunakan berbagai prosedur empirik dan prosedur analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses sains atau keterampilan sains disebut juga keterampilan belajar seumur hidup, sebab keterampilan-keterampilan ini dapat juga dipakai untuk kehidupan sehari-hari dan untuk bidang studi yang lain. Sains untuk anak-anak SD harus dimodifikasi agar anak-anak dapat mempelajarinya. Ideide dan konsep-konsep harus disederhanakan agar sesuai dengan kemampuan anak untuk memahaminya. Kata “Sains” merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa Inggris “Natural Science” secara singkat disebut “Science”. Natural artinya adalah alamiah, berhubungan dengan kata alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Untuk selanjutnya kita akan menggunakan kata sains sebagai suatu istilah. Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 7 Decentralized Basic Education 2 Webster’s : New Lollegiate Dictionary (1981) menyatakan natural science knowledge concerned with the physical word and phenomena”, yang artinya sains adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-gejalanya. Sedangkan Purnell’s : Concise Dictionary of Science (1983) tercantum definisi “Science the broad field of human knowledge, acquired by systematic obsevation and experiment, and explained by means of rules, law, principles, theories, and hypotheses”. Artinya sains adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori, dan hipotesa-hipotesa. Ada pula yang mendefinisikan demikian “sains adalah apa yang dilakukan oleh pada ahli sains ” Sains sebagai disiplin ilmu disebut juga sebagai produk sains . Ini merupakan kumpulan hasil kegiatan empirik dan kegiatan analitik yang dilakukan oleh para ilmuan selama berabad-abad. Bentuk sains sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsipprinsip, dan teori-teori sains. Jika ditelaah lebih lanjut maka fakta-fakta merupakan hasil dari kegiatan empirik dalam sains sedangkan konep-konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori dalam sains merupakan hasil dari kegiatan analitik. Yang disebut fakta dalam sains adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasikan secara obyektif. Contoh-contoh fakta : Atom hydrogen mempunyai satu electron : Merkuri adalah planet terdekat dari matahari : ular termasuk golongan reptilia : air membeku pada suhu 0o C. Konsep sains adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta sains. Konsep merupakan penghubung antara fakta-fakta yang ada hubungannya. Berikut ini adalah contoh-contoh konsep sains : semua zat tersusun atas partikel-partikel, benda-benda hidu dipengaruhi oleh lingkungan; materi akan berubah tingkat wujudnya bila menyerap atau melepas energi. Prinsip sains adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep sains . Contohnya : udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip yang menghubungkan konsepkonsep udara panas dan pemuain. Prinsip ini menyatakan jia udara dipanaskan maka akan memuai. Prinsip sains bersifat analitik sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari beberapa contoh. Menurut para ilmuan prinsip merupakan deskripsi yang paling tepat tentang objek atau kejadian. Prinsip dapat berubah bila observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat tentatif. Hukum-hukum alam adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima merkipun juga bersifat tentatif tetapi karena mengalami pengujian-pengujian yang lebih keras daripada prinsip, maka hukum alam bersifat lebih kekal, hukum kekekalan energi misalnya: berkata bahwa dalam satu interaksi tidak ada energi yang diciptakan maupun yang dimusnahkan, tetapi hanya berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Dalam tahun 1905, lama sudah hukum kekekalan energi dirumuskan, Enstein menunjukkan bahwa energi dapat diciptakan dari materi dibawah kondisi khusus. Penemuan ini dinyatakan dalam persamaan Enstein yang terkenal : E = mc2. Hal ini menyebabkan Hukum Kekekalan Energi harus diperluas. Teori ilmiah merupakan model atau gambaran yang dibuat oleh ilmuan untuk menjelaskan gejala alam. Seperti halnya prinsip dan hukum alam, teoripun berubah jika ada bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh : model atom yang seperti susunan tata surya dengan electron berputar pada orbitnya disekitar intinya tumbang dan digantikan Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 8 Decentralized Basic Education 2 oleh teori quantum yang menggambarkan electron seperti awan bermuatan negatif melingkupi inti atom. Contoh : teori geosentris alam semesta yang menonjol lima ratus tahun yang lalu sekarang hanya menjadi bagian dari sejarah dan tidak berlaku lagi. Teori ilmiah membantu kita untuk memahami, memprediksi dan kadang-kadang mengendalikan berbagai gejala-gejala alam. Contoh : teori meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana awan terbentuk. Teori meteorologi ini membantu kita untuk menentukan data yang bagaimana yang harus dikumpulkan untuk memprediksikan kapan dan dimana badai yang kuat akan terjadi. Teori meteorologi juga sudah membantu para ilmuan untuk membuat hujan buatan. Mungkin dimasa mendatang akan ada teori yang lebih tinggi/maju yang memungkinkan kita untuk mengendalikan tornado dan badai yang destruktif. Definisi-definisi yang dikemukan terdahulu merupakan usaha untuk menjelaskan sains secara singkat apa sebenarnya sains itu. Penjelasan singkat dengan satu atau dua kalimat tentu tidak lengkap. Sebab sains tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan atau kumpulan fakta-fakta. Sains tidak hanya merupakan kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda-benda atau mahkluk-mahkluk, tetapi sains juga merupakan cara kerja, cara berfikir dan cara memecahkan masalah. Memang pada prakteknya apa yang dikenal sebagai sains tidak dapat dipisahkan dari metode-metode penelitian. Memahami sains lebih dari hanya mengetahui dari fakta-fakta dalam sains. Memahami sains berarti juga memahami proses sains, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami bagaimana menghubungkan faktafakta untuk menginterpretasikannya. Para ilmuan mempergunakan berbagai prosedur empirik dan prosedur analitik dalam usaha mereka untuk memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur tersebut disebut proses ilmiah atau proses sains. Keterampilan proses sains atau keterampilan sains disebut juga keterampilan belajar seumur hidup, sebab keterampilan-keterampilan ini dapat juga dipakai untuk kehidupan sehari-hari dan untuk bidang studi yang lain. Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan, diantaranya adalah : mengamati, mengukur, menarik kesimpulan, mengendalikan variabel. Merumuskan hipotesis, membuat grafik dan tabel data, membuat definisi operasional, dan melakukan eksperimen. Pengertian mengamati di dalam sains adalah proses mengumpulkan informasi mempergunakan semua alat pengindera atau mempergunakan instrument untuk membantu alat pengindera. Mengamati adalah proses empirik di dalam sains. Bahkan dapat dikatakan bahwa sains dimulai dari pengamatan terhadap alam. Penarikan kesimpulan (inferensi) adalah kesimpulan setelah melakukan observasi dan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Jadi inferensi mencakup tiga komponen yaitu: observasi yang merupakan pernyataan-pernyataan yang diperbuat mempergunakan alat pengindera dan alat bantu pengindera, pengetahuan sebelumnya atau pengetahuan yang diorganisasikan secara mental dalam struktur kognitif atau disebut juga skemata, dan kesimpulan. Inferensi akan semakin teliti (akurat) jika lingkup pengetahuan yang dimiliki cukup luas. Contoh mengenai hal ini adalah : bagian luar dari gelas yang berisi bongkahan air es basah. Dari manakah datangnya air pada bagian luar gelas itu ?. Anak-anak mungkin akan membuat inferensi bahwa kebasahan itu disebabkan air dalam Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 9 Decentralized Basic Education 2 gelas merembes atau meresap keluar. Inferensi-inferensi dalam sains perlu diperiksa kembali jika dengan percobaan-percobaan atau penyelidikan. Yang perlu diperkirakan oleh guru adalah percobaan apakah yang tepat untuk membantu anak-anak dalam membuat inferensi yang akurat. Keterampilan proses sains berikutnya adalah melakukan penelitian atau penyelidikan kemudian menginterpretasikan hasil penelitian dan mengkomunikasiannya kepada masyarakat. Terlaksananya penelitian adalah proses yang rumit, terdidi dari beberapa langkah yang tidak sederhana. Di antaranya yang penting adalah bekerja dengan variabel. Ada tiga macam varibel dalam suatu penelitian yaitu varibel bebas, variabel tergantung, dan variabel terkontrol (terkendali); variabel bebas adalah variabel yang dengan sengaja dimanipulasikan oleh si peneliti, variabel tergantung adalah variabel yang berubah-ubah dalam penelitian sebagai akibat dari perubahan-perubahan variabel bebas, sedang varibel terkontrol adalah variabel yang sengaja dibuat konstan dalam penelitian agar tidak mengacaukan penelitian. Merumuskan hipotesa adalah menyusun suatu pernyataan berdasarkan atas alasan atau pengetahuan, yang merupakan jawaban sementara untuk masalah. Hipotesa ini bersifat tentatif dan dapat juga diuji apakah hipotesa dapat diterima atau ditolak. Menginterpretasikan data adalah menganalisa data yang diperoleh dan menyusunnya dengan cara menentukan pola keterhubungan pada data secara keseluruhan. Membuat pengukuran-pengukuran adalah membuat observasi-observasi kuantitatif dengan jalan membandingkan dengan alat-alat ukur standart. Memprediksi adalah membuat ramalan akan kejadian atau kondisi yang diharapkan dalam bagian selanjutnya diuraikan secara rinci mengenai keterampilan proses sains. Defenisi sains : Sains ialah apa yang dilakukan para ahli sains, kedengarannya sangat sederhana. Tetapi kalau kita telaah benar-benar dan kita pikirkan dalam-dalam, akan ternyata bahwa banyak kebenaran yang terkandung didalamnya. Sains ialah apa yang dilakukan ilmuan. Apakah yang dilakukan oleh ilmuan itu?. Pertama-tama seorang ilmuan selalu menaruh perhatian terhadap peristiwa-peristiwa alam ... ia mengamati peristiwa alamiah itu. Ia salalu ingin mengetahui Apa, Bagaimana, dan Mengapa tentang peristiwaperistiwa itu. Dengan kata-kata lain, peristiwa-peristiwa alamiah itu menjadi masalah baginya. Ia ingin mencari jawaban terhadap masalah. “Apa”. “Bagaimana”, dan “Mengapa”. Tentu ia tidak dapat mencari jawaban untuk semua masalah yang dihadapinya. Ia memilih salah satu dari sekian banyak peristiwa-peristiwa yang diamatinya. Ia membatasi masalah yang dihadapinya atau fakta-fakta mengenai masalah yang sedang anda hadapi. Data ialah hal yang telah diketahui. Setelah data terkumpul, maka anda mulai memikirkan suatu jawaban sementara atau dugaan mengenai masalah itu, berdasarkan data terkumpul. Jawaban sementara atau dugaan itu mungkin demikian : kaca mata itu mungkin sekali tertinggal di D, atau mungkin E, dan seterusya. Jawaban sementara atau dugaan semacam itu disebabkan “hipotesa” dalam istilah ilmiah. Hipotesis anda mungkin sekali : kaca mata itu mungkin tertinggal di D, atau di E.... dan seterusnya. Sesungguhnya dalam hal ini anda telah mengemukakan lebih dari satu hepotesa, yaitu : (1) kaca mata mungkin tertinggal di D, (2) kaca mata mungkin di E, dan seterusnya. Apa langkah anda selanjutnya ? Anda mungkin berkunjung ke D untuk menguji apakah dugaan anda itu benar. Pada hakekatnya anda mengadakan suatu eksperimen untuk menguji hipotesa anda yang oertama itu. Bila ternyata hipotesa anda yang pertama itu salah, tentulah anda pergi ke E. Anda menguji hipotesa anda kedua,kalau hipotesa yang kedua juga tidak benar, maka anda Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 10 Decentralized Basic Education 2 menguji hipotesa yang ke tiga, demikian seterusnya. Hanya satu hipotesa dalam waktu yang bersamaan. Akhirnya anda berhasil memecahkan masalah itu, misalnya dengan mengemukakan kaca mata itu di E. Anda mengambil kesimpulan bahwa kaca mata itu tertingal di E. Mengapa tertinggal di E, mungkin anda bertanya selanjutnya. Timbul masalah baru. Anda mungkin mencoba menjelaskan sebab-sebab kaca mata itu sampai tertinggal di E. Mungkin penjelasan anda itu demikian : pada waktu pergi, hari telah sangat siang. Saya ingin cepat-cepat sampai di rumah. Karena tergesa-gesa, saya lupa mengambil kaca mata yang saya letakkan di meja teman saya itu. Demikian barangkali penjelasan anda mengenai masalah mengapa kaca mata anda itu tertinggal di E. Penjelasan tentang sebab-sebab suatu peristiwa dalam istilah ilmiahnya disebut : “TEORI”. Inilah suatu contoh sederhana “Metode Ilmiah” yang sering kita lakukan secara naluriah, didasarkan atas akal sehat kita. Metoda ilmiah dalam Ilmu Pengetahaun Alam juga demikian. Pemecahan masalah diusahakan secara teratur, secara logis. Tetapi usaha itu tidak selalu berhasil. Maka dicoba cara lain. Jalan yang di tempuh tidak selalu lurus. Sering berbelok-belok. Satu masalah sering tidak dapat dipecahakn oleh seorang saja, tetapi lebih dari satu orang. Sering masalah itu dikemukakan dan sebagaian ditangani oleh satu generasi, kemudian diteruskan oleh generasi berikutnya, demikian seterusnya. Hal ini dapat terjadi karena ilmuwan-ilmuwan itu tidak merahasiakan hasil yang telah dicapainya. Ia umumnya menyebarkan hasil-hasil dalam bentuk penerbitan-penerbitan. Dengan cara demikian maka ilmuan lain atau generasi berikutnya dapat meneruskan usahanya untuk mengungkapkan rahasia alam yang mungkin nantinya besar manfaatnya bagi kehidupan bagi manusia pada umumnya. Untuk meningkatkan kemampuan profesional guru maka diperlukan penguasaan profesional pada 10 kompetensi dasar yang menunjukkan tingkatan keterampilan mengajar guru, meliputi: 1. Materi ajar (Sains, IPS, Matematika, Bahasa Indonesia, dll). 2. Menguasai program belajar mengajar 3. Mengelola kelas 4. Menggunakan media sumber 5. Menguasai landasan-landasan kependidikan 6. Mengelola interaksi belajar mengajar 7. Menilai prestasi belajar siswa 8. Mengenal dan menyelenggarakan administrasui sekolah 9. Mengenal fungsi dan layanan BP 10. Memahami prinsip-prinsip penelitian dan menafsirkan hasil penelitian untuk keperluan pengajaran. Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 11 Decentralized Basic Education 2 Sesi : 1.2. Sumber Belajar Sains Sederhana Sesi : 1.2. Hasil yang Diharapkan Waktu : 1.5 Jam Topik : Pembuatan Sumber Belajar Sains Sederhana Peserta pelatihan akan Menentukan judul-judul pengamatan berkaitan dengan kondisi lingkungan sekolah Mampu mengembangkan judul-judul penelitian di atas menjadi LKS Tanya jawab, Diskusi, Curah Pendapat Metode Mengajar Setting Kelas Alat dan Bahan Materi/Sumber Pendahuluan Kelompok Kecil (6 kelompok) Sound System, Microphone, Lembar Kerja 5 menit Fasilitator mengarahkan peserta untuk mengisi form isian tentang : Hal-hal yang dapat diamati di sekitar sekolah 15 menit Fasilitator mengarahkan peserta untuk merobah point di atas menjadi satu judul pengamatan atau praktikum siswa tentang sains. 20 menit Fasilitator membimbing peserta untuk membuat satu LKS dari satu judul praktikum yang telah disusun bersamasama. 20 menit Fasilitator menugaskan peserta pelatihan untuk menysun LKS praktikum dari salah satu judul yang disusun bersama-sama. 20 menit Fasilitator menunjuk salah satu peserta untuk melakukan presentasi hasil pekerjaan 5 menit Fasilitator menutup kegiatan pelatihan sesi 1.2 5 menit Fasilitator mereview tujuan sesi dan menanyakan para peserta untuk memastikan apakah tujuan sesi tercapai Kegiatan Inti Penutup Evaluasi Lampiran : Untuk Kegiatan Sesi : 1.2. Tabel 1. Contoh-Contoh Judul Praktikum Sains No Judul Kegiatan Sains Siswa SD Berbasis Lingkungan Sekolah 01. Pengamatan bentuk-bentuk daun tumbuhan yang ada di sekitar sekolah 02. Pengamatan jenis-jenis serangga yang ada di sekitar sekolah 03. Pengamatan jumlah kaki pada beberapa jenis serangga yang ditemukan di sekitar sekolah 04. Pengamatan bentuk-bentuk mulut pada serangga yang ada di sekitar sekolah 05. Pengamatan dan pencandraan jenis-jenis capung yang ada di sekitar sekolah 06. Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 12 Decentralized Basic Education 2 Contoh LKS : 1 1.Judul Kegiatan : Pengamatan Jumlah kaki dan sayap pada beberapa jenis serangga di sekitar sekolah 2. Tujuan Kegiatan : 1. Siswa dapat mengenal jenis-jenis serangga 2. Siswa dapat mengetahui jumlah kaki pada serangga 3. Dengan kegiatan ini siswa menjadi lebih tertarik untuk mempelajari sains 3. Alat dan Bahan : Jaring serangga, toples tempat serangga, loupe, pinset Kertas HVS, mistar, Lembar data isian, capung, semut Lebah, kupu-kupu, belalang, kecoa. : 1). Sediakan bahan-bahan yang akan diamati yang dida patkan dari halaman sekitar sekolah 2). Letakkan bahan tersebut di atas kertas HVS yang putih agar mudah diamati. 3) Hitunglah jumlah kaki pada masing-masing hewan. Jika kurang jelas gunakan pinset dan loupe. 4) Catat hasil perhitungan jumlah kaki dalam tabel pengamatan 5) Amati apakah hewan tersebut memiliki sayap 4. Prosedur Kerja 5. Hasil Pengamatan No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Nama Serangga Capung Semut Lebah Kupu-kupu Belalang Kecoa Jumlah kaki Sayap ada atau tidak 6. Kesimpulan Jumlah kaki pada serangga berkisar antara .... pasang hingga .... pasang Dilihat dari kondisi sayapnya maka serangga dapat dibagi menjadi (1) Serangga ............................. (Apterigota) (2) Serangga ........................ (Pterigota). Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 13 Decentralized Basic Education 2 Contoh LKS : 2 1. Judul Kegiatan : Pengamatan kandungan vitamin C pada beberapa jenis buah-buahan. 2. Tujuan Kegiatan : 1. Siswa dapat mengenal buah-buahan yang mengandung vitamin C 2. Siswa dapat melakukan pengujian kandungan vitamin C pada buah-buahan 3. Dengan kegiatan ini siswa menjadi lebih termotiva si untuk mempelajari sains 3. Alat dan Bahan : Gelas kimia, pengaduk, air putih, betadine, vitaci min, jeruk nipis, jeruk manis, asam cuka. 4. Prosedur Kerja : 1. Persiapkan bahan dan alat untuk melakukan test urine : gelas kimia 200 ml, akuades, betadine, vitamin C atau Vitacimin, jeruk nipis, jeruk manis, sari buah jambu biji, asam cuka. 2. Ke dalam gelas kimia masukkan air sebanyak 100 ml, kemudian tetesi dengan betadine sebanyak 10 tetes. Campur hingga warna merata. 3. Kemudian masukkan ke dalamnya vitamin C dan aduk. 4. Amati perubahan yang terjadi .................... 5. Ulangi hal di atas (langkah 1 dan 3) tetapi zat yang akan diuji diganti dengan jeruk nipis, jeruk manis, dan asam cuka. Amati perubahan yang terjadi 8. Hasil Pengamatan No Bahan yang diuji 1. 2. 3. 4. Vitacimin Jeruk Nipis Jeruk Manis Asam Cuka Vitamin C Ada / tidak ada Perubahan Warna Cepat / Lambat 6. Kesimpulan Jika larutan betadine dalam air dicampur dengan sari buah-buahan menghasilkan perubahan warna dari ............................. menjadi ...................... maka dinyatakan bahwa buah-buhanan tersebut mengandung .............. Nama lain dari vitamin C adalah .................................... Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 14 Decentralized Basic Education 2 Contoh LKS : 3 1. Judul Kegiatan : Pengamatan ciri-ciri tubuh pada manusia 2. Tujuan Kegiatan : Siswa dapat mengenal ciri-ciri tubuh manusia dari : 1) Bentuk rambut 2) Bentuk muka 3) Bentuk telinga 4) Kondisi tubuh (gemuk/kurus) 5) Bentuk hidung 6) Warna kulit 3. Alat dan Bahan : Tubuh manusia (teman) untuk dapat diamati, tabel isian 4. Prosedur Kerja : 1). Persiapkan tabel isian untuk mengisi lembaran yang didisi setelah dilakukan pengamatan. 2). Amatilah 1) Bentuk rambut 2) Bentuk muka 3) Bentuk telinga 4) Kondisi tubuh (gemuk/kurus) 3) Catat hasil pengamatan yang kamu lakukan dalam tabel isian 4) Tentukan bentuk tubuh yang mana yang paling dominan di sekolah tersebut. 5. Hasil Pengamatan No 1. Pengamatan Bentuk rambut Pembagian Jumlah Siswa 1. Lurus 2. Ikal 3. Keriting 2. Bentuk muka 1. Bulat 2. Oval 3. Segitiga 3. Bentuk telinga UNIT1. 4Menggantung 2. Rata BACAAN MANDIRI 3. Melekat ========================================================== 4. Caplang Waktu : 120 Menit sekali 4. Kondisi tubuh 1. Gemuk 2. Gemuk 3. Kurus Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 15 Decentralized Basic Education 2 Sesi: 1.3 Silabus dan RPP Sains Sesi:1.3 Hasil Yang Diharapkan Metode Mengajar Seting Kelas Materi Sumber Pendahuluan Prosedur Penutup Waktu: Topik: Penyusunan Silabus dan RPP Sains 2 Jam Peserta : Memahami mekanisme penyusunan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sains di SD Mampu membuat silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sains di SD Mampu menganalisis silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sains di SD Tanya jawab, diskusi, curah pendapat Kelompok kecil (lima kelompok) BSNP, Standard Kompetensi dan Kompetensi Dasar, Power Point Spidol, kartu warna, Lembar Kerja, Format Silabus dan RPP 5 menit Fasilitator menyampaikan tujuan kegiatan 5 menit Fasilitator membagikan materi dalam amplop kepada tiap kelompok (3 kelompok kelas rendah dan 3 kelompok kelas tinggi) 10 menit Peserta kelompok menempelkan lembar kerja pada dinding kerja masing-masing dan mendiskusikan hasil kerja sesama anggota kelompok. 10 menit Instruktur membahas hasil kerja tiap kelompok secara bergantian untuk melihat kebenaran dari tiap kelompok. 5 menit Tiap peserta kembali ke kelompok masing-masing dan menuliskan satu indikator untuk mengukur kompetensi dasar, pada metaplan 15 menit Tiap peserta menempelkan tiap strategi pada dinding kerja pada kolom indikator. Seluruh peserta mendiskusikan indikator yang ada dan menetapkan indikator yang benar dan terbaik. Pilih satu indikator untuk didiskusikan selanjutnya. 15 menit Peserta di tiap kelompok diminta untuk menuliskan satu kegiatan pembelajaran yang berhubungan dengan indikator yang telah dipilih, pada metaplan. Peserta diminta menempelkan hasil kerjanya pada dinding kerja pada kolom kegiatan pembelajaran. Peserta kelompok mendiskusikan hasil kerja masing15 menit masing dan menyempurnakannya. Peserta kelompok menuliskan waktu, penilaian, dan sumber belajar pada dinding kerja masing-masing dan menyempurnakannya. 5 menit Peserta kelompok diminta memindahkan hasil kerja pada dinding kerja pada lembar kerja yang telah disediakan. 20 menit Peserta kelompok diminta menuliskan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada dinding kerja masing-masing. 10 menit Fasilitator dan Peseta menyimpulkan hasil diskusi Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 16 Decentralized Basic Education 2 Evaluasi 5 menit Fasilitator mereviu tujuan-tujuan sesi dan menanyakan apakah ada tujuan yang belum tercapai . Fasilitator meminta peserta untuk mengemukakan pikiran kedalam buku jurnal Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 17 Decentralized Basic Education 2 Lembar Kerja 1.3a SILABUS Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Standard Kompetensi : : : : Kompetensi Dasar : MATERI POKOK KEGIATAN PEMBELAJARAN PEMBELAJARAN Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU SUMBER BELAJAR 18 Desentralized Basic Education 2 Lembar Kerja 1.3b RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Standard Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kelas/Semester Alokasi Waktu : : : : : : : : .... x .... menit (..... Pertemuan) A. TUJUAN PEMBELAJARAN B. MATERI PEMBELAJARAN C. METODA PEBELAJARAN D. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN ...... KEGIATAN MEMBUKA PEMBELAJARAN ................................ ................................ KEGIATAN MENYAJIKAN PEMBELAJARAN ................................ ............................... KEGIATAN MENUTUP PELAJARAN E. SUMBER BELAJAR F. PENILAIAN Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 19 Desentralized Basic Education 2 Lembar Kerja 1.3c (untuk kelas rendah) untuk 3 kelompok Kelas III, Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Energi dan Perubahannya 4. Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi 4.1 Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran 4.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh energi panas, gerak, getaran dalam kehidupan sehari-hari 4.3 Mengidentifikasi sumber energi dan kegunaannya 5. Menerapkan konsep energi gerak 5.1 Membuat kincir angin untuk menunjukkan bentuk energi angin dapat diubah menjadi energi gerak 5.2 Menerapkan cara menghemat energi dalam kehidupan sehari-hari Bumi dan Alam Semesta 6. Memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam 6.1 Mendeskripsikan kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar 6.2 Menjelaskan hubungan antara keadaan awan dan cuaca 6.3 Mendeskripsikan pengaruh cuaca bagi kegiatan manusia 6.4 Mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara dan melestarikan alam di lingkungan sekitar Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 20 Desentralized Basic Education 2 Lembar Kerja 1.3d (untuk kelas tinggi) untuk 3 kelompok Kelas VI, Semester 2 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Energi dan Perubahannya 7. Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi 7.1 Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya dan gerak (model jungkat jungkit, katapel/model traktor sederhana energi pegas) 7.2 Menyajikan informasi tentang perpindahan dan perubahan energi listrik 8. Memahami pentingnya penghematan energi 8.1 Mengidentifikasi kegunaan energi listrik dan berpartisipasi dalam penghematannya dalam kehidupan sehari-hari 8.2 Membuat suatu karya/model yang menggunakan energi listrik (bel listrik/alarm/model lampu lalu lintas/ kapal terbang/mobil-mobilan/model penerangan rumah) Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 21 Desentralized Basic Education 2 Dinding Kerja Sesi 1.3a Per Kelompok (Silabus) SILABUS Nama Sekolah : Mata Pelajaran Kelas/Semester Standard Kompetensi : Kompetensi Dasar MATERI : : : KEGIATAN BELAJAR INDIKATOR PENILAIAN ALOKASI WAKTU BELAJAR SUMBER BELAJAR WAKTU BELAJAR Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 22 Desentralized Basic Education 2 Dinding kerja 1.3b per kelompok (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Satuan Pendidikan Standard Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Kelas/Semester Alokasi Waktu : : : : : : : .... x .... menit (..... Pertemuan) TUJUAN PEMBELAJARAN METODA PEMBELAJARAN PERTEMUAN KEGIATAN MENYAJIKAN PELAJARAN SUMBER BELAJAR MATERI PEMBELAJARAN LANGKAHLANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN TI KEGIATAN MEMBUKA PELAJARAN KEGIATAN MENUTUP PELAJARAN PENILAIAN Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 23 Desentralized Basic Education 2 Bahan Bacaan sesi 1.3 Gaya Belajar “Gaya belajar merupakan cara dimana setiap pembelajar mulai berkonsentrasi, memproses, dan menyimpan informasi yang baru dan sulit.” (Dr. Rita Dunn) Model gaya belajar Dunn dan Dunn menggabungkan beberapa dasar pemikiran. Setiap orang memiliki kekuatan, tetapi orang yang berbeda memiliki kekuatan yang berbeda pula. Setiap orang suka belajar dengan cara yang berbeda. Kalau ada anak berada dilingkungan yang sesuai dengan ciri dan karakternya, dia akan memperoleh prestasi yang lebih tinggi, sementara itu untuk scor aptitude test nilai yang lebih tinggi diperoleh di matched dibanding dengan missmatched. Guru dapat menggunakan berbagai gaya belajar sebagai pertimbangan dalam pengajaran. Banyak siswa dapat belajar dengan baik dengan memanfaatkan kekuatan gaya belajar mereka Gaya belajar sebenarnya merupakan sekedar pendekatan ataupun cara belajar yang berbeda. Ada beberapa gaya belajar dan meskipun tidak ada kesepakatan atas satu kelompok gaya belajar, gaya belajar berikut ini biasa ditemukan: PEMBELAJAR TIPE VISUAL belajar dengan melihat... . Pembelajar tipe ini perlu melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah guru agar dapat benarbenar memahami isi pelajaran. Mereka biasanya senang duduk di bangku barisan depan agar terhindar dari sesuatu yang mengganggu penglihatan mereka (misalkan kepala siswa lainnya). Mereka mungkin berpikir dalam bentuk gambar dan cara terbaik untuk belajar adalah dengan melihat tampilan seperti diagram, buku teks yang bergambar, transparansi OHP, video, flipcharts dan materi yang dibagikan (hand-outs). Selama kuliah ataupun diskusi kelas, pembelajar tipe ini biasanya mencatat hal-hal detil untuk dapat menyerap informasi. Siswa yang memiliki kekuatan/kecenderungan dalam melihat ini mengharapkan guru melakukan demonstrasi. Mereka sering menggunakan daftar untuk mengikuti sesuatu ataupun untuk merangkaikan pikiran. Mereka terkadang mengenali kata dengan melihatnya. Mereka ingat wajah tetapi lupa nama. Mereka seringkali memiliki imajinasi yang berkembang dengan baik. Mereka mudah teralihkan dengan adanya gerakan ataupun tindakan dalam kelas. Mereka cenderung mengabaikan bunyi-bunyi. Pembelajar tipe visual: Memberi respon terhadap penggunaan bahan-bahan visual sebagai gambar, bagan, peta, grafik dan lain sebagainya. Ingin mendapatkan pandangan yang jelas ke guru sehingga dapat melihat bahasa tubuh dan ekspresi wajah guru. Mencatat ataupun mengharapkan guru membagikan bahan (handouts) Mengilustrasikan dalam bentuk gambar sebelum ide tersebut ditulis. Suka menulis cerita dan menghiasinya dengan gambar Memberikan respon yang baik terhadap penggunaan multi media (misalkan komputer, video, film) Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 24 Desentralized Basic Education 2 Menyukai belajar di tempat yang tenang, jauh dari gangguan yang sifatnya lisan. Membaca buku-buku bergambar Memvisualisasikan informasi dalam bentuk gambar agar mudah diingat PEMBELAJAR TIPE AUDITORY belajar dengan mendengar... Mereka dapat belajar dengan baik melalui kuliah lisan, diskusi, membicarakan sesuatu dan mendengar apa yang dikatakan orang lain. Pembelajar tipe ini menafsirkan makna dari ucapan melalui nada suara, tinggi nada, kecepatan bicara dan perbedaan-perbedaan kecil lainnya. Informasi tertulis tidak begitu bermakna kecuali kalau sudah diperdengarkan. Pembelajar tipe ini sering mendapatkan manfaat dari membaca teks dengan keras serta penggunaan tape recorder. Siswa yang memiliki kekuatan ataupun kecenderungan untuk mendengar ini mengharapkan guru memberikan instruksi lisan. Mereka merasakan kemudahan dalam belajar apabila mereka mendengar sesuatu. Mereka biasanya ingat nama tetapi lupa wajah. Mereka seringkali menemukan solusi ataupun pemecahan masalah dengan cara membicarakannya. Mereka mudah teralihkan perhatiannya dengan adanya bunyi-bunyian dan seringkali perlu bekerja di tempat yang sunyi. Siswa tipe ini dapat belajar dengan baik apabila menggunakan buku-buku yang telah direkam. Pembelajar tipe auditory: Berpartisipasi dalam diskusi/debat dalam kelas Suka berbicara dan melakukan presentasi Suka membaca teks dengan keras-keras Menciptakan lagu-lagu pendek untuk membantu daya ingat Menciptakan baris-baris pendek (syair) untuk membantu daya ingat Suka mendiskusikan ide-ide secara lisan Menggunakan analogi lisan dan juga cerita untuk menunjukkan maksud mereka PEMBELAJAR TIPE KINESTHETIC/TACTILE belajar dengan gerakan, melakukannya, dan menyentuh ... Pembelajar tipe kinesthetic/tactile dapat belajar dengan baik melalui pendekatan langsung secara praktek, melakukan kegiatan fisik dunia disekitarnya. Sulit bagi mereka untuk duduk berlama-lama dan mereka dapat teralihkan perhatiannya karena timbulnya kebutuhan akan aktivitas gerak dan eksplorasi. Siswa yang memiliki kekuatan/kecenderungan kinesthetic dapat belajar dengan baik apabila mereka terlibat ataupun aktif. Mereka terkadang memiliki tingkat energi yang tinggi. Mereka berpikir and belajar dengan baik apabila bergerak. Mereka terkadang kehilangan banyak informasi pada saat mendengarkan kuliah dan memiliki masalah dalam berkonsentrasi apabila diminta untuk duduk dan membaca. Siswa tipe ini lebih suka untuk melakukan sesuatu dibandingkan dengan harus memperhatikan atau menyimak. Siswa yang memiliki kekuatan ataupun kecenderungan pada gaya tactile akan tampil maksimal apabila mereka mencatat apakah selama perkuliahan berlangsung ataukah pada saat mereka membaca sesuatu yang baru atau sulit. Mereka seringkali membuat gambar ataupun coretan-coretan untuk membantu mengingat sesuatu. Pembelajar dengan tipe ini akan melakukan proyek aplikasi/praktek, demonstrasi dan laboratorium dengan baik. Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 25 Desentralized Basic Education 2 Pembelajar tipe kinesthetic/tactile: Perlu sering melakukan istirahat apabila sedang belajar Berkeliling untuk mempelajari hal-hal baru (misalkan melakukan permainan untuk belajar huruf dan angka) Lebih suka belajar dengan posisi berdiri Menyukai kelas ataupun tempat kerja yang ‘hidup’, misalkan dihiasi dengan poster. Membaca secara cepat terlebih dahulu (skimming) untuk mendapatkan gambaran mengenai isi sebuah teks sebelum membacanya kembali secara lebih seksama. Pikirkan hal ini : Kebanyakan siswa yang memiliki resiko dalam belajar adalah dari tipe tactile/kinesthetic yaitu pembelajar yang memiliki ketrampilan visual dan auditory yang rendah. Menurut anda apakah ada kaitan antara pengajaran konvensional dengan tingkat prestasi yang rendah dari pembelajar tipe kinesthetic/tactile? Sebuah catatan untuk desain ruang Salah satu perlakuan awal yang dapat dilakukan oleh guru kelas untuk dapat melayani gaya belajar tersendiri dari siswa adalah dengan mengubah desain ruang kelas. Banyak kelas yang didesain secara formal, semua siswa menghadap ke depan, …dalam barisan ….dalam tempat duduk. Bagi siswa yang lebih suka gaya informal, hal ini dapat menjadi hambatan untuk belajar. Penawaran akan pilihan tata letak kursi dalam kelompok, berpasangan, bentuk huruf U dan sebagainya seringkali dapat melayani gaya belajar siswa dan meningkatkan keberhasilan siswa. Rahasia dalam merancang lingkungan belajar yang efektif tanpa biaya adalah dengan memanfaatkan apa yang sudah dimiliki dengan cara yang berbeda. Meja belajar, kursi, meja, rak buku, lemari berkas dan perabot lainnya dapat digunakan untuk mendapatkan keuntungan maksimal dari ketersediaan ruang dan juga gaya belajar tersendiri dari siswa. Mulai secara perlahan, bersikap luwes dan dapat menerima ide-ide dan pendekatan baru, buat rencana secara hati-hati dan terus menerus mengevaluasi bagaimana perubahan dalam desain ruang kelas memenuhi tujuan anda dan kebutuhan siswa anda. Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 26 Desentralized Basic Education 2 Multiple Intelligences Multiple Intelligences mengacu pada sebuah teori kecerdasan yang dikembangkan pertengahan tahun 1980an oleh Howard Gardner, seorang profesor dalam bidang pendidikan pada Universitas Harvard. Setiap orang memiliki kesemua kecerdasan ini dengan proporsi yang berbeda-beda. Gardner pada awalnya menemukan tujuh macam kecerdasan: Lisan/linguistik Logika/matematika Musik/irama Visual/ruang Jasmani/gerak Hubungan antar manusia Hubungan dengan diri sendiri Guru yang menggunakan teori multiple intelligences akan berusaha keras untuk menyajikan pelajaran dengan berbagai macam cara, seperti menggunakan bahasa, angka-angka, obyek fisik yang ada di sekeliling, bunyi, badan dan juga ketrampilan sosial.1 Multiple Intelligences menjelaskan: VERBAL/LINGUISTIC INTELLIGENCE – kemampuan untuk menggunakan katakata atau bahasa. Pembelajar seperti ini memiliki kemampuan auditory yang sudah berkembang dengan baik dan biasanya merupakan pembicara yang baik. Mereka berpikir dengan kata-kata dan bukan dengan gambar. Ketrampilan Mereka termasuk: Menyimak, berbicara, menulis, bercerita, menjelaskan, mengajar, menggunakan humor, memahami struktur kalimat dan makna kata, mengingat informasi, menyakinkan seserorang tentang sudut pandang mereka, menganalisa bahasa dari segi penggunaannya. Pilihan karir yang memungkinkan: Pujangga, wartawan, penulis, guru, ahli hukum, politikus dan penerjemah. LOGICAL/MATHEMATICAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk menggunakan alasan, logika dan angka-angka. Pembelajar tipe ini berpikir secara konseptual dalam pola logika dan angka-angka, membuat kaitan antara potongan-potongan informasi. Selalu ingin tahu tentang dunia di sekeliling mereka, pembelajar seperti ini banyak bertanya dan senang melakukan eksperimen. Ketrampilan mereka adalah: memecahkan masalah, mengklasifikasikan sesuatu dan mengelompokkan informasi, bekerja dengan konsep abstrak untuk mengetahui hubungan yang ada antara satu dan lainnya, berhubungan dengan serangkaian alasan untuk membuat analisa yang logis, melakukan eksperimen terkontrol, mempertanyakan kejadian-kejadian alam, mengerjakan penghitungan matematika yang rumit, serta bekerja dengan bentukbentuk geometris. Kemungkinan pilihan karir: Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 27 Desentralized Basic Education 2 Ilmuwan, insinyur, pembuat program komputer, peneliti, akuntan dan ahli matematika. MUSICAL/RHYTHMIC INTELLIGENCE – kemampuan untuk menghasilkan dan menghargai musik . Pembelajar yang memiliki kecenderungan musik ini berpikir dalam bunyi-bunyi, irama dan pola-pola. Mereka dengan segera menanggapi musik, apakah mengapresiasi atau mengkritik apa yang mereka dengar. Banyak diantara pembelajar tipe ini sensitif terhadap bunyi-bunyi di lingkungan sekitarnya (misalkan bunyi jangkrik, bel, atau air menetes dari kran) Kemampuan mereka termasuk: Bernyanyi, bersiul, bermain alat musik, mengenali pola nada, membuat komposisi musik, mengingat melodi, memahami struktur dan ritme musik. Jalur karir yang mungkin: Musisi, disc jockey, penyanyi, komposer VISUAL/SPATIAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk memperhatikan apa yang terlihat. Pembelajar seperti ini cenderung berpikir dalam gambar dan perlu menciptakan bayangan mental yang jelas untuk menyimpan informasi. Mereka suka melihat peta, bagan, gambar, video dan film. Ketrampilan mereka adalah: mengkaitkan potongan-potongan gambar, membaca, menulis, memahami tabel dan grafik, menentukan arah, membuat sketsa, melukis, menciptakan metafora visual dan analogi (mungkin dengan tampilan gambar), memanipulasi bayangan, memperbaiki sesuatu, merancang barang yang praktis, dan menafsirkan gambar. Pilihan karir yang memungkinkan : Navigator, pemahat, seniman (visual), penemu, arsitek, desainer interior, mekanik, insinyur. BODILY/KINESTHETIC INTELLIGENCE – kemampuan untuk mengatur gerak tubuh dan menangani benda-benda dengan ahli. Pembelajar seperti ini mengekspresikan dirinya melalui gerakan. Mereka memiliki kemampuan alami dalam hal keseimbangan serta koordinasi mata dan tangan (misalkan : menyeimbangkan palang-palang). Dengan berinteraksi dengan ruang di sekitar mereka, mereka mampu mengingat dan memproses informasi. Ketrampilan mereka termasuk: menari, koordinasi fisik, olah raga, eksperimen praktis, menggunakan bahasa tubuh, kerajinan tangan, akting, berpantomim, menggunakan tangan untuk menciptakan emosi ke seluruh tubuh. Pilihan karir yang memungkinkan : Atlit, guru olahraga, penari, pemain film, petugas pemadan kebakaran, pekerja seni INTERPERSONAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk mengaitkan serta memahami orang lain. Pembelajar seperti ini berusaha untuk melihat segala sesuatunya dari sudut pandang orang lain, agar supaya ia bisa memahami bagaimana mereka berpikir dan merasakan. Mereka terkadang memiliki kemampuan yang sulit untuk dijelaskan misalkan kemampuan untuk merasakan perasaan, maksud, dan motivasi. Mereka merupakan sesorang yang mampu mengorganisir dengan baik, meskipun terkadang mereka menggunakan manipulasi. Pada Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 28 Desentralized Basic Education 2 umumnya mereka berusaha untuk mempertahankan kedamaian dalam setting kelompok dan mendorong pertanian. Mereka menggunakan bahasa baik verbal (misalkan berbicara) maupun non-verbal (misalnya kontak mata, bahasa tubuh) untuk membuka kesempatan komunikasi dengan yang lain. Ketrampilan mereka adalah: melihat segala sesuatunya dari perspektif lain, menyimak, menggunakan empati, memahami perasaan orang lain, memberikan bimbingan, bekerja sama dengan kelompok, memperhatikan perasaan orang-orang, motivasi dan maksud, berkomunikas baik secara verbal maupun non-verbal, membangun kepercayaan, mengatasi konflik secara damai, mengembangkan hubungan positif dengan orang lain. Pilihan karir yang memungkinkan:: Penasehat, penjual, politikus, pebisnis INTRAPERSONAL INTELLIGENCE – kemampuan untuk melakukan penilaian refleksi atas diri sendiri dan menyadari keadaan dalam diri seseorang. Pembelajar seperti ini berusaha untuk memahami perasaan dalam diri mereka, mimpi, hubungan dengan lainnya, dan kekuatannya dan kelemahannya. Ketrampilan mereka adalah: mengenali kekuatan dan kelemahan diri mereka sendiri, merefleksikan dan menganalisa diri mereka sendiri, kesadaran atas perasaan dalam mereka, keinginan dan mimpi, mengevaluasi pola pikir, memberikan penjelasan bagi diri mereka sendiri serta memahami peran mereka dalam kaitannya dengan yang lain. Pilihan karir yang memungkinkan : Peneliti, penemu teori, filsuf Pikirkan hal ini: carilah kira-kira guru berada dimana. Menurut anda apakah ada hubungan antar gaya belajar mereka dengan metode pengajaran konvensional yang mendominasi? Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 29 Desentralized Basic Education 2 Portofolio Portofolio mencerminkan jumlah dan jenis-jenis serta kualitas kerja peserta didik dan berfungsi sebagai penilaian jangka panjang. Portofolio berisi jumlah hasil karya peserta didik (misal tugas-tugas/handout, draft kasar, hasil kerajinan tangan, fotofoto, catatan) tergantung pada tujuan dari portofolio. Peserta didik dan guru dapat secara bersama mengidentifikasi karya-karya yang cocok untuk dimasukkan dalam portofolio. Portofolio, dapat diterapkan pada jenjang apa saja, dapat digunakan untuk: Menilai pertumbuhan dan kemajuan peserta didik Melibatkan peserta didik dalam menilai karya mereka sendiri Memamerkan kemajuan peserta didik kepada orang tua Menilai keunggulan dan kelemahan pengajaran dari waktu ke waktu Jenis Portofolio Portofolio Pameran Portofolio Pertumbuhan Portofolio Proses Uraian Portofolio pameran mirip dengan portofolio seniman dalam memamerkan hasil harya mereka. Portofolio pameran mencakup: Daftar isi Tujuan-tujuan pembelajaran Penjelasan singkat bagaimana hasil harya-hasil harya dikumpulkan menjadi satu Penjelasan singkat kenapa hasil karya tersebut terpilih Portofolio pertumbuhan perlu berisikan bagian atau contoh dari karya peserta didik yang menunjukkan pertumbuhan dalam keterampilan tertentu dari waktu ke waktu. Portofolio pertumbuhan mencakup: Daftar isi Kesimpulan bagaimana bagian-bagian yang dipamerkan tersebut dapat menjelaskan pertumbuhan. Penjelasan singkat menggambarkan kekuatan dan kelemahan dari setiap bagian Portofolio proses memamerkan hasil karya termasuk mengkatalog (membuat daftar katalog) dari hasil karya peserta didik dari awal pengerjaan sampai selesai. Hasil yang dipamerkan bisa tentang tugas proyek jangka panjang sampai tugas menulis karangan. Portofolio proses mencakup: Draft Data mentah Penyempurnaan Hasil akhir Penjelasan singkat tentang makna dari setiap karya sebagai bagian proses keseluruhan. Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 30 Desentralized Basic Education 2 Prosedur Pembuatan Rencana Pembelajaran Guru yang efektif selalu membuat rencana pembelajarannya secara hati-hati dan sistematis sehingga dapat menggunakan waktu pengajarannya secara secara produktif. Salah satu peran utama yang Anda laksanakan sebagai guru adalah perencana dan pelaksana pengajaran. Guru-guru, pada jenjang apa saja, membuat rencana yang membantu mengarahkan dan menyajikan pelajaran mereka sehari-hari. Rencana pelajaran berbeda-beda dalam gaya dan kerinciannya. Sebagian guru lebih suka membuat rencana yang akan diajarkan dengan rinci; sebagian lagi hanya mengandalkan catatan-catatan ringkas di atas kertas corat-coret atau di belakang amplop yang sudah lusuh. Dalam hal format, semua guru perlu membuat keputusankeputusan bijaksana dan bermutu berkaitan dengan strategi dan metode yang mereka akan gunakan untuk membantu peserta didik mereka maju ke arah pencapaian tujuan-tujuan belajar. Guru-guru perlu mengetahui tujuan-tujuan umum dan tujuan-tujuan khusus pendidikan yang tercantum dalam kurikulum, perlu mengurutkan tujuan-tujuan tersebut atau untuk menguasai ilmu dan keterampilan dari ilmu tertentu. Guru yang efektif juga perlu mengembangkan sebuah rencana untuk memberikan arah kepada pencapaian tujuan-tujuan khusus yang dipilih. Semakin terencana dengan baik, semakin efektif pengajarannya, dan begitu juga pelajarannya. Menuliskan rencana pelajaran adalah bagian penting agar pelajaran terorganisir. Tiga tahap dalam penulisan rencana pelajaran adalah: Tahap 1: Persiapan Pra-Pembelajaran 1. Tujuan-tujuan Umum 2. Materi 3. Tingkat Kemampuan Siswa (pada saat pelajaran diberikan) Tahap 2: Pembuatan Rencana Pembelajaran dan Pelaksanaan 1. Judul Unit/Pokok Bahasan 2. Tujuan Umum/kompetensi 3. Tujuan Khusus/indikator 4. Materi 5. kegiatan pembelajaran 6. Prosedur Penilaian 7. Bahan-bahan yang diperlukan Tahap 3: Kegiatan-kegiatan Setelah Pembelajaran 1. Evaluasi pembelajaran dan perbaikan Pembuatan rencana pembelajaran memerlukan keputusan bijak, tidak hanya sekedar ”apa yang akan saya ajarkan hari ini”. Banyak kegiatan mendahului proses Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 31 Desentralized Basic Education 2 perencanaan dan pelaksanaan rencana pembelajaran. Begitu juga, pekerjaan pembuatan rencana pembelajaran yang sistematis belumlah selesai sebelum guru selesai menilai baik perolehan peserta didik dari hasil yang diharapkan maupun efektivitas dari pembelajaran tersebut dalam membimbing peserta didik menuju hasil ini. Satu kata akhir. Bahkan guru-guru yang mengembangkan rencana-rencana pembelajaran yang sangat terstruktur dan rinci, jarang mereka yang mengikutinya dengan ketat. Terlalu ketat akan kaku dan kekakuan seperti itu akan lebih menghalangi dibanding memudahkan proses belajar mengajar. Unsur-unsur rencana pembelajaranAnda sebaiknya dianggap sebagai prinsip-prinsip pengarah saja, yang digunakan sebagai alat bantu saja, tapi bukanlah kisi-kisi, untuk membuat pengajaran sistematis. Persiapan yang baik haruslah memungkinkan penyajian yang tidak kaku. Selama interaksi di kelas, guru perlu melakukan penyesuaianpenyesuaian ke setiap rencana pembelajaran dan penyajian dalam kelas. Jenis-Jenis Pengelompokkan Jenis Kelompok Keuntungan Kelemahan Kelompok Kemampuan Beragam (Murid-murid dikelompokkan sedemikian rupa sehingga terdapat kemampuan beragam dalam mata pelajaran tertentu dalam setiap kelompok). 1. Murid-murid bisa saling belajar satu sama lain dan tidak tergantung pada guru 2. Kecenderungan tidak memberikan sebutan negatif pada murid 3. Murid yang lebih pintar dapat menolong yang kurang pintar. 1. Murid yang lebih pintar bisa tertahan kemajuannya. 2. Murid yang lemah mungkin hanya menyalin dari yang lebih pandai. 3. Murid yang lebih pintar mungkin tidak termotivasi bila tugas yang diberikan kurang menantang. 4. Murid yang lemah tidak termotovasi bila tugas yang diberikan terlalu sulit. 1. Murid-murid bisa bekerja Kelompok dengan kecepatan sendiri. Kemampuan Sama (Murid-murid 2. Membantu memberi tugas dikelompokkan sesuai yang lebih menantang dengan kemampuan murid pintar. Dengan mereka dalam mata pengelompokkan begini pelajaran tertentu, memungkinkan guru misalnya bekerja lebih dekat dengan Matematika). murid-murid yang butuh 1. Bisa membuat kelas terpecah dan mengurangi kekompakkan. 2. Jumlah murid dalam setiap kelompok bisa berbeda-beda. 3. Dalam hal tertentu guru memerlukan Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 32 Desentralized Basic Education 2 bantuan tambahan. 3. Memungkinkan guru waktu persiapan yang lebih panjang. mengatur tugas-tugas sesuai dengan perbedaan kemmapuan yang ada. Kelompok Pertemanan (Murid-murid boleh memilih kelompok berdasarkan pertemanan). Kelompok Minat (Murid-murid duduk bersama dengan teman-teman seminat dan mengerjakan topik tertentu). Kelompok Acak (guru-guru secara bebas mencampurkan anak-anak ke dalam kelompok sehingga murid-murid bekerja selalu dalam kelompok yang berbeda. 1. Anak-anak biasanya bekerja sama dengan lancar dalam kelompok yang sesama teman. 2. Sesama teman, anak-anak menjadi lebih suka bertukar pikiran/berdiskusi dan lebih percaya diri dalam menyatakan pendapat. Pengelompokkan ini bisa mengurangi konflik sesama anak bila terdapat perbedaan yang luas di antara anak-anak yang sekelas. 1. Setelah periode waktu tertentu, persahabatan akan menjadi semakin luas. 2. Murid-murid akan belajar hidup dengan berbagai sifat sifat orang – sebagaimana mereka perlukan ketika mereka berada di luar sekolah nanti. Jenis Kelompok Kelompok Mudah (pengelompokkan berdasarkan kemudahan. Misal, barisan anak-anak yang duduk berdekatan diminta membalikkan badan, langsung berhadapan dan mengelompok). Keuntungan 1. 2. Cara ini bermanfaat dalam kelas dengan ruang terbatas. Cara ini bermanfaat bila kerja kelompok diperlukan sebentar dan pengaturan ruangan kelas tidaklah mengganggu. Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 1. Anak-anak tidak lazim bekerja dengan banyak orang yang berbeda. 2. Kemungkinan sebagian anak-anak bisa terisolasi/tanpa teman dalam kelas. Tidak semua kegiatan dapat masuk kedalam kelompok minat Anak-anak ada yang enggan bekerja sama dengan anak-anak yang tidak atau belum mereka kenal. Kelemahan Anak-anak tidak mendapat kesempatan bekerja dan berinteraksi dengan berbagai anak dalam kelas. 33 Desentralized Basic Education 2 Kelompok Campuran Jenis Kelamin (Semua pengelompokkan di atas bisa dibuat menjadi campuran anak laki-laki dan anak perempuan) Cara ini mencerminkan kenyatan dunia luar yaitu campuran laki-laki dan perempuan. Cara ini bisa mengurangi atau menurunkan partisipasi anak perempuan ataupun lakilaki. (Sebagian riset menemukan bahwa anakanak perempuan kurang berpartisipasi bila dikelompokkan kedalam kelompok yang didominasi anak lakilaki). Kelompok Jenis Kelamin Sama (kelompok-kelompok kemampuan sama, kemampuan campur, persahabatan, dan minat juga dapat dibagi menjadi kelompok laki-laki saja dan kelompok perempuan saja). 1. Anak-anak bisa merasa lebih bebas mendiskusikan topik-topik tertentu. 2. Dalam situasi tertentu, anak-anak perempuan bisa lebih berprestasi. Cara ini tidak mewujudkan kenyatan dunia luar yaitu campuran laki-laki dan perempuan. Paket Pelatihan Pengantar Sains – KKG (Tahap 1) 34