• Mengusahakan berlakunya pembelajaran di SD dengan sistem guru vak, agar guru lebih fokus dan mengembangkan profesionalismenya. • Mengidentifikasi, merancang, membuat, dan menggunakan alat peraga pembelajaran • Merancang, melatih, dan mengembangkan metode mengajar dan model-model pembelajaran yang interaktif (PAKEM) • Mengadakan ulangan setiap satu KD dan menganalisa hasil ulangan untuk menentukan ketuntasan dan melakukan remedial • Revitalisasi KKG/KKKS/KKPS untuk pembinaan dan pengembangan profesionalisme guru. Revitalisasi KKG/KKKS/KKPS • KKG wadah pertemuan, pembinaan dan pengembangan profesi guru secara rutin dan berkelanjutan. • KKG dapat dimanfaatkan untuk membahas problem/kendala yang ada pada sekolah/guru dalam mengembangkan pembelajaran. • KKG menjadi tempat kordinasi dan sinergi para pelaku dan pembina pendidikan untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerjanya KENDALA revitalisasi KKG • Kendala manajemen, pengaturan dan pengelolaan KKG untuk menjadi sistem pembinaan guru yang efektif. • Kendala program, dan isi kegiatan dalam pertemuan di KKG yang memberi nuansa dan makna profesional keguruan dan pembelajaran. • Kendala partisipasi, semua pihak yang terkait (KKKS,KKPS,PBS,Disdik) menunjukkan keterlibatannya dan berkoordinasi untuk menghidupkan KKG. • Kendala finansial, untuk dapat membiayai berbagai kegiatan yang efektif memang memerlukan tunjangan dana yang memadai. ALTERNATIF • Pendampingan LPMP (melalui Block Grant) berupaya membantu manajemen, program dan pendanaan (sbg stimulan). • Adanya PBS (Guru Pemandu) sebagai ‘pasukan inti’ dalam operasionalisasi KKG pada tiap-tiap Gugus. • Mengembangkan sistem pembinaan dan kegiatan rutin/berkala yg mengisi KKG dan mensinergikan semua institusi dan potensi terkait. • Adanya komitmen dan pengaturan oleh KS dan PS untuk mendukung aktivitas KKG. Setiap selesai satu KD wajib diadakan Ulangan/Test • Ulangan sebagai alat ukur keberhasilan pembelajaran. • Ulangan dapat menjadi kontrol proses pembelajaran untuk perbaikan dan peningkatan. • Ulangan untuk mengetahui ketuntasan dan kekurangan sbg dasar untuk remedial. • Ulangan sebagai pelatihan bagi siswa untuk melihat kemampuan dan kesiapan menerima pelajaran lebih lanjut. • Ulangan dapat menjadi ‘alat bantu’ pembelajaran. KENDALA • Guru ‘tidak punya waktu’ untuk mengadakan ulangan. • Ketika diadakan ulangan, guru menemui kesukaran dalam pemeriksaan hasil kerja siswa. • Kesulitan membuat soal yang valid untuk ulangan. • Ulangan menjadi ‘momok’ bagi siswa dan juga bagi guru. ALTERNATIF • Dilakukan penjadwalan dalam silabus dan RPP. • Hasil ulangan/test menjadi bahan untuk menentukan nilai siswa secara keseluruhan (autentik assisment) • Membetuk tim penyusun soal untuk ulangan/ulangan umum atau ujian sekolah. • Ulangan sebagai bagian dari proses pembelajaran. • Mengkordinasikan pelaksanaan ulangan dengan guru lainnya dan kepala sekolah. Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan • UU no 20 tahun 2003 mewajibkan setiap Pendidik untuk mengembangkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. • Pembelajaran yang PAKEM memberikan motivasi yang kuat kepada siswa. • Pembelajaran PAKEM mencegah/ mengurangi kebosanan dan kejenuhan dalam pembelajaran. • Membantu mempercepat pemahaman dan memperkuat daya ingat siswa. KENDALA • Keterbatasan pengetahuan dan pengalaman guru tentang variasi metode pembelajaran. • Guru tidak berani mencoba cara/model ‘baru’ dalam pembelajaran. • Iklim sekolah / pembelajaran yang tidak kondusif untuk pengembangan PAKEM • Kurangnya sarana dan faktor pendukung untuk melaksanakan variasi pembelajaran. ALTERNATIF • Peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru untuk mengembangkan pembelajaran PAKEM. • Meningkatkan komitmen dan kordinasi warga sekolah untuk memperbaiki pembelajaran. • Mengefektifkan semua potensi untuk bekerja sesuai dengan sistem yang berlaku. • Meningkatkan daya dukung untuk mencoba dan mengembangkan pembelajaran PAKEM. • Memberikan penguatan/penghargaan bagi guru yang kreatif. UNTUK APA ALAT PERAGA • APP membantu pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa. • APP dapat mengurangi kejenuhan dan kebosanan dalam pembelajaran. • APP dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. • APP dapat membantu menghilangkan verbalisme pada siswa. • APP dapat memudahkan guru menjelaskan materi pembelajaran. KENDALA • Sangat terbatasnya alat peraga yang tersedia di sekolah. • Keterbatasan kemampuan dan keterampilan guru dalam menggunakan alat peraga yang ada. • Rendahnya kreatifitas guru untuk membuat/mencari alat peraga. • Keterbatasan guru mengidentifikasi dan memanfaatkan potensi untuk digunakan sebagai alat peraga. • Komitmen semua pihak untuk membuat dan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran ALTERNATIF • Memelihara dan mengatur penggunaan alat peraga yang tersedia. • Pengadaan dan pembuatan alat peraga sederhana untuk tiap sekolah. • Pemanfaatan sumber data primer untuk menjadi sumber belajar atau alat peraga pembelajaran. • Peningkatan pengetahuan dan keterampilan guru dalam membuat dan menggunakan alat peraga. • Memberi penugasan kepada siswa untuk mencari atau membuat alat bantu pembelajaran. PEMBELAJARAN dengan menggunakan Sistem GURU VAK • Guru dapat lebih fokus dalam mengembangkan pembelajaran. • Dapat meningkatkan profesionalisme guru dan meningkatkan kinerjanya. • Beban mengajar lebih merata pada semua guru dan semua kelas. • Memberikan variasi pembelajaran bagi siswa dan suasana kelas. • Memudahkan bagi guru dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi pembelajaran di kelas. • Memudahkan guru untuk membaca dan menganalisa data individual siswa dalam penguasaan kompetensi dan batas ketuntasan KENDALA • Kekurangan tenaga pengajar pada sekolah secara kuantitatif. • Rendahnya semangat belajar pada tenaga pengajar untuk meningkatkan kompetensinya. • Belum ada komitmen untuk mengarah ke sistem guru vak. ALTERNATIF • Membuat program sekolah untuk kemungkinan menerapkan sistem guru vak. • Melakukan koordinasi program dengan pihak terkait untuk tahapan pelaksanaan program. • Melaksanakan guru vak secara bertahap dan berkelanjutan. • Pemantapan kerja guru secara terpadu dengan orientasi mata pelajaran melalui kegiatan KKG dan bimbingan PBS dan PS. USULAN PROGRAM DIKLAT • Rekrutmen dan pelatihan Guru Pemandu (PBS) pada setiap Gugus/SD Inti. • Diklat pembuatan dan penggunaan alat peraga. • Diklat pengembangan dan pemantapan PAKEM. • Diklat/Workshop Penilaian dan Penulisan soal. • Diklat Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah UNTUK DIPERHATIKAN KEBERHASILAN memerlukan: • Keseriusan dan komitmen; • Koordinasi dan sinergi; • Dukungan semua pemangku kepentingan pendidikan; • Kepala Sekolah dan Guru menjadi key person Sekolah tidak memerlukan kurikulum. Sekolah memerlukan guru yang dapat berimprovisasi, berinovasi dan berkreasi, karena GURU itu sendiri adalah KURIKULUM. ( John Lock - Hermana Somantrie ) GURU-lah yang diberi kepercayaan untuk menerapkan program kurikuler. Di tangan gurulah – bukan di tangan orang lain - program menjadi hidup, atau . . . justru mati. ( Winarno Surachmad )