SM 02-2013-KHUTBAH-jumat.pmd

advertisement
Khutbah Jum'at
MENDALAMI MAKNA RAHMATAN LIL’ALAMIN
MUSTOFA W HASYIM
Artinya: "...Sesungguhnya
manusia yang paling mulia di
antara kamu adalah manusia
yang paling bertakwa..."
Jamaah Jum’at yang dimuliakan
Allah SwT.
Akhir-akhir ini kita sering
mendengar ungkapan bahwa
Islam itu agama yang rahmatan
lil’alamin. Islam itu menjadi
rahmat bagi seluruh alam
sebagaimana disebutkan dalam
surat Al-Anbiya’ ayat 107.
Jamaah Jum’at yang terhormat.
Marilah kita sama-sama
menghaturkan rasa syukur kita
kepada Allah SwT karena Allah
telah memberikan kita kenikmatan
Islam dan iman, juga kenikmatan
kesehatan dan kesempatan untuk
menghadiri shalat Jum’at ini.
Dengan menghadiri shalat Jum’at,
maka peluang kita untuk
meningkatkan takwa kita akan
semakin lebar.
Saudara-saudara, untuk
meningkatkan kualitas syukur
kita, mari terus tingkatkan takwa
kita. Sebab dengan meningkatkan
takwa berarti kita juga
meningkatkan kemuliaan diri kita
di hadapan Allah SwT,
sebagaimana firman Allah dalam
surat Al-Hujarat ayat 13:
Artinya: "Tiadalah kami
mengutusmu (Muhammad)
melainkan untuk menjadi rahmat
bagi seluruh alam."
Kalimat dalam ayat itu
menunjukkan kalau hakikat misi
utama Rasul Muhammad adalah
menebarkan rahmat bagi seluruh
isi alam semesta ini.Termasuk ke
dalam kalangan manusia sebagai
salah satu isi alam semesta.
Kandungan spirit, ide, pengertian
dasar atau makna dalam istilah
Islam rahmatan lil’alamin sangat
luas.
Paling tidak ada delapan spirit,
ide, pengertian dasar yang
terkandung di dalam Islam
rahmatan lil 'alamin:
Pertama, Islam itu agama non
diskriminasi. Islam memberi
tuntunan agar manusia memiliki
kesadaran bahwa semua umat
manusia pada hakikatnya setara di
hadapan Allah dan Rasulnya
Kedua, Islam itu agama yang
accessible. Islam itu agama yang
mudah dijangkau oleh siapa saja.
Mudah dijangkau teksnya, mudah
dijangkau pahamnya, mudah
dijangkau manfaatnya, mudah
dijangkau amal kebaikannya.
Inilah yang menyebabkan banyak
orang Barat kemudian memeluk
agama Islam. Mereka tidak
mengalami kesulitan ketika dan
mencari dan memelajari agama
Islam.
Ketiga, Islam itu transparan.
Islam itu memberi tuntunan agar
transparan dalam melakukan
kerja-kerja Islaminya. Transparan
dalam arti jujur, shidiq, bahkan
menjadi salah satu dari sifat utama
Nabi. Langkah yang transparan
dalam arti jujur ini jelas
menunjukkan pada jalan ke arah
surga.
Keempat, Islam itu penuh
tanggung jawab. Islam memberi
tuntunan agar selalu penuh
tanggung jawab dalam
memberikan dan menawarkan
aneka macam solusi atas berbagai
macam persoalan yang muncul
dalam kehidupan ini. Dan apa
yang dia kerjakan dan apa yang
dia putuskan itu menjadi tanggung
jawabnya. Ini sesuai dengan
amanat Allah dalam surat AlMudatsir ayat 38:
Atinya: "Sesungguhnya tiaptiap manusia itu bergantung
dengan apa yang dia usahakan."
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
31
Khutbah Jum'at
Jamaah Jum’at yang terhormat.
Selain mengandung spirit, ide
atau pengertian dasar di atas maka
Islam rahmatan lil’alamin juga
mengandung makna kelima. Islam
itu agama yang senantiasa
borientasi pada memberi,
menumbuhkan dan menghasilkan
(produktif pada nilai dan amal).
Islam memberi tuntunan agar
iman itu dimaknakan secara
penuh dalam bentuk aksi-aksi
positif (amal shalih).
Keenam, Islam itu agama yang
berorientasi pada maslahat dan
manfaat. Ajaran Islam selalu
berorientasi pada maslahat dan
manfaat. Iman berarti memberi
rasa aman dan menjaga keamanan
harta, jiwa dan martabat orang
lain. Islam berarti jalan
keselamatan untuk
menyelamatkan diri sendiri dan
orang lain dalam kehidupan di
dunia dan akhirat. Ihsan berarti
melakukan tahsin (upaya
perbaikan kualitas hidup manusia)
baik sebagai makhluk individual,
sebagai makhluk sosial; dan
sebagai makhluk alam (sebagai
bagian dari alam, semesta).
Ketujuh, Islam itu agama non
transaksional dalam relasi
kebaikan sesama manusia. Dalam
surat Al-Mudatsir ayat 5
disebutkan:
yaitu berupa transaksi amalpahala. Akan tetapi perlu diingat
semangat transaksional dalam
amal-pahala ini merupakan motif
paling rendah. Sebab di atas itu
ada semangat ikhlas berdasar
cinta pada sesama, cinta pada
semesta dan cinta kepada Allah.
Kedelapan, Islam itu
menganjurkan adanya akumulasi
kebajikan. Islam memberi
tuntunan agar selalu berbuat
kebajikan agar umatnya mendapat
pahala permanen dan kontinu,
sebagaimana diisyaratkan dalam
surat At-Tin ayat 6:
Artinya: "Kecuali orang-orang
beriman dan beramal shalih.
Bagi mereka pahala yang tiada
putusnya."
KUTBAH KEDUA
Artinya: "Janganlah engkau
memberi karena (mengharap)
hendak memperolah yang lebih
banyak."
Islam mengajarkan agar tidak
mengharap kembalian yang lebih
banyak dari manusia ketika dia
memberikan kebaikan itu. Islam
mengajarkan kalau transaksi itu
hanya dibolehkan dengan Tuhan,
32
Hadirin jamaah Jum’at yang
diberkahi Allah.
Mari kita memraktikkan Islam
sebagai bentuk perwujudan
rahmatan lil 'alamin. Mulai
sedikit demi sedikit kita ubah
ajaran agama Islam yang semula
berujud kata, teks, nilai, menjadi
tindakan nyata sehari-hari kita.
Itu semua tentu tidak mudah.
Meski demikian, perlu tetap kita
upayakan dari hari ke hari.
Semoga Allah SwT senantiasa
meridlai perjuangan kita.
Marilah kita akhiri khutbah
Jum’at ini dengan menyampaikan
doa kepada Allah. Marilah berdoa
dengan khusyuk dan penuh harap
agar doa kita dikabulkan oleh
Allah SwT.•
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
Penulis, Sekretaris Lembaga
Seni Budaya dan Olahraga PP
Muhammadiyah.
Khutbah Jum'at
sang pemikir
HARYADI, S SOSI
kehendaknya diperturutkan.
Karena itu, kita harus selalu siaga
dan waspada dengan selalu
belajar, berpikir, dan mengambil
hikmah dari setiap kejadian
Kaum Muslimin yang dirahmati
Allah!
Waktu berlalu begitu cepat, tak
terasa memasuki tahun 2013.
Tentunya, sebagai insan yang
berfikir kita harus bisa mengambil
hikmah dari bergulirnya waktu.
Yakni kita tidak boleh lengah dan
lalai untuk tetap istiqomah
mengemban amanah risalah Nabi
sepanjang zaman. Untuk itu, pada
kesempatan ini khatib berwasiat
mari kita tingkatkan keimanan dan
ibadah kita kepada Allah SwT di
hari-hari yang akan kita lalui.
Kaum Muslimin yang dirahmati
Allah!
Hawa nafsu selalu senantiasa
mengintai kita, saat kita lengah
dan lalai, dia akan segera masuk
dan membujuk, agar segala
Kaum Muslimin yang dirahmati
Allah!
Imam Al-Ghazali menyatakan,
Sungguh, jalan untuk mengenal
Allah (ma’rifatullah) dan
mengagungkanNya adalah dengan
memikirkan setiap mahluk-Nya,
merenungkan keajaiban-keajaiban
dan memahamkan hikmah-hikmah
yang terkandung dalam segenap
ciptaan-Nya.
Guna menggugah semangat
kita, untuk menuju pribadi si ulul
albab atau dalam khutbah ini kami
istilahkan dengan sang pemikir
ada baiknya kita kembali
mengingat karakteristik generasi
ulul albab sesuai yang tersurat
dalam Al-Qur’anul karim:
Pertama: Memiliki ilmu dan
mampu mengambil hikmah.
Ilmu pengetahuan yang mampu
mengambil manfaat darinya
adalah hal yang amat susah.
Banyak orang berilmu namun
kadang nggak mampu mengambil
hikmah dari ilmu yang
dikuasainya. Terkadang hanya
sebagai pengetahuan belaka. Dan
itu hanya bisa dilakukan bagi
mereka yang selalu dekat dengan
Allah SwT. Berapa banyak
manusia yang memiliki ilmu
hanya untuk kepentingan pemuas
ego, atau malah kadang hanya
untuk berdebat agar dipandang
pinter dimata orang lain.
Kaum Muslimin yang dirahmati
Allah!
Ilmu adalah penuntun amal.
Hanya orang-orang yang mampu
memahami ilmu dengan amal
nyata mereka yang akan
mendapat petunjuk Allah. Tak
sedikit orang yang berilmu,
namun mereka tak mampu
mengambil hikmah dari kabar/
kejadian nyata di sekitarnya.
Karena tertutup oleh status,
pamrih, ambisi dan fanatisme
kelompok. maka generasi pemikir
harus mengambil ilmu dari
kejadian disekitarnya untuk
menjadikan dia semakin dekat
dengan Allah.
Kedua: Tekun beribadah.
Kedekatan seorang hamba dengan
Allah dibuktikan dengan ketaatan
menjalankan ibadah kepada-Nya.
Dan Allah memberikan imbal balik
dengan tetap menjaganya dari
perkara yang tidak haq.
Diberikanya pembeda (furqon)
itulah pribadi sang pemikir yang
selalu bening hati dan pikiran
karena dekat dengan ibadah
kepadaNya. Dalam Surat AzZumar ayat 9, disebutkan bahwa
pribadi ulul albab adalah mereka
yang tekun beribadah diwaktu
malam dengan sujud dan berdiri,
tak berlebihan memang jika hanya
orang-orang yang dekat dengan
Allah-lah mereka yang senantiasa
terjaga dan mampu membaca/
mengambil pelajaran dari kejadian
di sekitarnya. Sehingga Allah tak
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 16 - 31 JANUARI 2013
33
Khutbah Jum'at
aneh jika memberikan derajat
yang lebih meskipun masih di
dunia sebagai mana Qs Mujadilah
ayat 11.
Ketiga, Hanya takut kepada
Allah. Banyak fenomena saat ini
orang takut kepada manusia
dibanding dengan Allah, hanya
karena takut dimutasi, takut
dilengserkan dari posisi, atau karir
politik mandek. Sehingga harus
berkata yang tak jujur demi
kesenangan atasan.
Kaum Muslimin yang dirahmati
Allah!
Generasi ulul albab adalah
generasi yang selalu bertakwa
kepada Allah, hanya takut kepada
Allah sehingga tak aneh jika
keberaniannya menyampaikan
yang haq di hadapan siapa pun
tanpa pandang bulu semua
dilakukan kerena takut siksa Allah
lebih berat.
Keempat: Teguh pendirian.
Yang membedakan pribadi
seseorang yang baik dan tidak
kadang pada komitmen dan
pendirian yang jelas dalam
menjujung nilai-nilai, bukan sosok
yang plin-plan tak punya prinsip.
Teguh pendirian dalam
memperjuangankan nilai
kebenaran adalah ciri sang
pemikir. Sebagaimana Firman
Allah dalam Qs Al-Maidah: 100
bertakwalah kepada Allah, hai
orang-orang berakal, agar kamu
mendapat keberuntungan.”
Kaum Muslimin yang dirahmati
Allah!
Generasi ulul albab selalu
teguh dalam wala’ dan bala’.
Meskipun dianggap orang asing di
lingkungannya demi keyakinan dia
tak takut.
Kelima: Tidak egois dan
mudah menerima pendapat.
Fanatik yang berlebihan sehingga
tak mau menerima pendapat dari
yang lain adalah ciri bukan
seorang pemikir. Karena sang
pemikir mudah menerima
kebenaran dan membuka hati dan
pikiran akan berita kebenaran
yang datang dari siapapun.
Marilah kita akhiri khutbah
Jum’at ini dengan menyampaikan
doa kepada Allah SwT.•
Hadirin yang dimuliakan Allah.
Mudah menerima petunjuk
adalah ciri generasi sang pemikir
atau si ulul albab dan semoga kita
semua yang hadir di majelis
Jum'at ini termasuk orang yang
bisa berfikir, memahami dan
mengambil hikmah
sebagaimamana generasi ulul
albab.
Khutbah Kedua dan doa
Artinya “ Katakanlah: “Tidak
sama yang buruk dengan yang
baik, meskipun banyaknya yang
buruk itu menarik hatimu, Maka
34
SUARA MUHAMMADIYAH 02 / 98 | 4 - 19 RABIULAWAL 1434 H
HARYADI, SSosI, Ketua
PCPM Kecamatan Sambi
Boyolali Jawa Tengah, Guru
SMP Muhammadiyah 04 SambiBoyolali.
Download