SM 06-2012-KHUTBAH

advertisement
Khutbah Jum'at
bertetangga yang ideal
SETYADI RAHMAN
Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah.
Khutbah hari ini akan
membicarakan tentang sesuatu
yang setiap orang
membutuhkannya. Tentang
perkara besar yang dahulu malaikat
Jibril seringkali berwasiat kepada
Nabi Muhammad Saw. Begitu
kerapnya malaikat Jibril berwasiat,
sampai-sampai Rasulullah Saw
menyangka bahwa malaikat Jibril
akan menetapkannya sebagai ahli
waris (H.R. Bukhari, Muslim, Abu
Dawud dan Tirmidzi). Perkara
besar yang dimaksud adalah
tentang tetangga beserta hakhaknya.
Yang dimaksud dengan
tetangga secara syar’i adalah
orang yang tempat tinggalnya
berdekatan dengan kita, yang
menurut Al-Hafizh Ibnu Hajar alAsqalani rahimahullah, meliputi
tetangga yang muslim maupun
yang kafir; tetangga yang ahli
ibadah maupun yang fasiq;
tetangga yang merupakan kawan
maupun lawan; tetangga pribumi
maupun orang asing; tetangga
yang bermanfaat maupun yang
berbahaya; tetangga yang
merupakan kerabat dekat maupun
kerabat jauh; dan tetangga yang
rumahnya paling dekat maupun
paling jauh.
Oleh karena itu, tetangga yang
rumahnya dekat dengan rumah
kita tidaklah sama dengan
tetangga yang rumahnya jauh dari
rumah kita. Hak-hak yang mereka
miliki juga tidak sama. Demikian
pula tetangga yang masih kerabat
dekat tidaklah sama dengan yang
hubungan kekerabatannya jauh.
Begitu juga tetangga yang taat
beragama tentu berbeda dengan
tetangga yang fasiq atau zalim
yang suka menyakiti orang lain.
Pertetanggaan itu tidaklah terbatas
pada lingkungan tempat tinggal
saja, melainkan juga meliputi
tetangga pada lingkungan
pekerjaan, pasar, masjid, dalam
perjalanan, tempat belajar, dan
sebagainya. Bahkan juga
mengandung pengertian tetangga
antarnegara di sekitarnya.
Zumratal mukminin
rahimakumullah.
Mari kita simak firman Allah
SwT berikut.
Artinya: “Dan sembahlah
Allah dan janganlah kamu
menyekutukan-Nya dengan
sesuatu apapun. Dan berbuat
baiklah kepada kedua orang ibu
bapak, karib kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin,
tetangga yang dekat dan tetangga
yang jauh ….” (Q.S. An-Nisa’
[4]: 36 ).
Kemudian Rasulullah Saw
memperkuat ihwal tetangga
dengan sabdanya:
Artinya: “… dan barang siapa
yang beriman kepada Allah dan
Hari Akhir maka hendaklah ia
memuliakan tetangganya ….”
(H.R. Muttafaq Alaihi.).
Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullah
dalam kitab Syarhu Shahîhi
Muslim li n-Nawâwiy menjelaskan
makna hadis di atas, bahwa
barang siapa yang memeluk
syari’at Islam, maka wajib
baginya memuliakan tetangganya
dan berbuat baik kepadanya. Itu
semua merupakan pengertian
tentang hak tetangga dan anjuran
untuk menjaganya. Sementara itu,
Syekh Abu Muhammad bin Abi
Jamrah berpendapat bahwa
menjaga tetangga merupakan
bagian dari kesempurnaan iman.
Pendapat kedua ulama tersebut
selaras dengan sabda Rasulullah
Saw tentang kewajiban seorang
muslim atas muslim lainnya, yaitu:
SUARA MUHAMMADIYAH 06 / 97 | 16 - 31 MARET 2012
31
Khutbah Jum'at
Artinya: “Hak seorang muslim
yang wajib ditunaikan muslim
lainnya ada enam. Ditanyakan
sahabat: ‘Apa saja hal itu wahai
Rasulullah’? Beliau menjawab:
‘Apabila kamu bertemu dengannya
maka ucapkan salam kepadanya;
apabila dia mengundangmu maka
jawablah undangannya; apabila
dia meminta nasehat kepadamu
maka berilah nasehat; apabila dia
bersin lalu memuji Allah maka
doakanlah dia; apabila dia sakit
maka jenguklah; dan apabila dia
mati maka iringilah jenazahnya
(sampai ke kuburan).’” (H.R.
Muslim).
Ma’asyiral muslimin
rahimakumullah.
Rasulullah Saw sampai
bersumpah tiga kali untuk
memperingatkan agar kita tidak
menyakiti tetangga..
tetangganya tidak merasa aman
dari keburukannya.’” (H.R
Bukhari).
Tetangga itu sendiri bertingkattingkat yang sebagian lebih tinggi
daripada sebagian lainnya.
Terdapat sebuah hadis riwayat
Ahmad dan lainnya yang
menceritakan kisah seorang
wanita yang dikatakan Rasulullah
saw masuk neraka gara-gara
menyakiti tetangganya, padahal
dia seorang wanita yang rajin
shalat malam dan berpuasa di
siang harinya, serta gemar
bersedekah atau berinfak.
Sebaliknya, beliau juga
menetapkan seorang wanita
masuk surga hanya karena
perilakunya yang baik kepada
tetangganya meskipun dia hanya
melaksanakan shalat yang wajibwajib saja, berpuasa juga hanya di
bulan Ramadhan, dan sedekahnya
hanyalah berupa sepotong keju.
KHUTBAH II
Artinya: “’Demi Allah, dia
tidak beriman!’ ‘Demi Allah, dia
tidak beriman!’ ‘Demi Allah, dia
tidak beriman!’ Seorang sahabat
bertanya: ‘Siapa dia (yang tidak
beriman itu) wahai Rasulullah?’
Beliau menjawab: ‘Orang yang
32
SUARA MUHAMMADIYAH 06 / 97 | 22 RABIULAKHIR - 8 JUMADILAWAL 1433 H
Jamaah sidang Jum’ah
rahimakumullah.
Marilah kita pungkasi
pertemuan yang mulia ini dengan
berdoa secara khusuk lagi
tawadhuk, semoga Allah SwT
berkenan memberikan kepada
kita, antara lain, kemampuan
untuk membangun interaksi yang
positif tanpa diskriminasi dalam
kehidupan bertetangga, baik
bertetangga antarindividu,
antarrumah, atau antarkampung
dalam pengertian sempit, maupun
antarnegara dalam pengertian
luas. Âmîn yâ Rabba l-‘âlamîn.l
Khutbah Jum'at
pereMpUAn dAn peRAdaban
I. MARWAH ATMADJA
manusia. Karena itu kita harus
mensyukuri karunia itu dengan
cara Qur'ani. Yaitu melengkapi
keimanan kita dengan selalu
beramal shalih. Bukankah dalam
Al-Qur’an hampir semua kata
iman selalu diikuti dengan kata
amalalus shalihat?
Shalawat dan salam semoga
terus tercurah kepada kepada
Nabi kita Muhammad saw, Nabi
terakhir yang menutup dan
menyempurnakan semua risalah
suci yang telah diajarkan oleh para
Nabi sebelumnya. Tidak ada Nabi
lain setelah Muhammad. Tidak
ada manusia yang pantas kita
teladani dalam semua aspek
kehidupan selain Muhammad.
Jamaah jum'at Rahimakumullah.
Marilah kita selalu
memanjatkan puji syukur kita
kepada Allah SwT. Dialah yang
telah memberi semua fasilitas
yang sekarang ada tanpa kita
minta. Sungguh betapa banyaknya
nikmat Tuhan yang kadang tidak
kita syukuri.
Lebih dari itu semua, yang juga
harus kita syukuri adalah bahwa
kita telah diberi-Nya anugerah
keimanan. Suatu anugerah yang
tidak diberikan kepada semua
Jamaah Jum'at Rahimakumullah.
Ada banyak fitnah yang
dialamatkan kepada Islam dan
Nabi Muhammad terkait urusan
perempuan. Oleh pembenci Islam,
Islam dan Nabi Muhammad
sering dicitrakan tidak baik
terhadap perempuan.
Kisah Nabi yang menikahi
banyak perempuan (poligami),
selalu dibesar-besarkan dengan
cara yang keliru dan disengaja
untuk mencitrakan Nabi sebagai
manusia pemuja syahwat. Mereka
tidak pernah membuka kenyataan
dengan jujur, tidak pernah
mengatakan kalau dari seluruh
istri Nabi itu hanya satu orang,
yaitu Ummul Mukminin Aisyah
yang masih gadis ketika dinikahi.
Selain Aisyah, semua istri Nabi
adalah para janda yang sudah
berumur yang sudah tidak
menarik lagi secara syahwati.
Islam juga dicitrakan sebagai
ajaran yang tidak menghargai
perempuan sebagai manusia yang
utuh, itu dibuktikan dalam
persaksian dan dalam urusan
waris. Dua orang saksi
perempuan dianggap sama dengan
satu orang saksi laki-laki, bagian
satu ahli waris laki-laki setara
dengan bagian ahli waris
perempuan. Kebanyakan dari kita
banyak yang terkecoh dan
termakan oleh provokasi yang
tampak meyakinkan seperti ini.
Benarkah tuduhan itu? marilah
kita lihat berdasarkan data sejarah.
Pada masa jahiliyyah, kaum
perempuan tidak pernah dianggap
sebagai manusia. Perempuan
dianggap sebagai properti atau
barang kekayaan. Jangankan
untuk mendapatkan warisan,
perempuan masa jahiliyyah justru
dijadikan barang warisan. Kalau
ada orang yang meninggal, maka
istri-istri yang masih muda dan
cantik diwariskan kepada anaknya
atau kepada kerabat yang lain.
Mereka dibagi seperti membagi
unta, kuda, dan domba. Kalau
kemudian Islam memberikan hak
waris kepada kaum perempuan
bukankah itu merupakan hal
sangat luar biasa? Demikian juga
dalam persaksian, sebelum Islam
ada, kaum perempuan jahiliyyah
tidak pernah dihitung sebagai
manusia kalau kemudian
persaksiannya diterima bukakah
itu juga merupakan pengangkatan
SUARA MUHAMMADIYAH 06 / 97 | 16 - 31 MARET 2012
33
Khutbah Jum'at
derajat yang luar biasa?
Hampir semua peradaban
manusia yang ada di dunia ini,
pada masa silam juga meletakkan
perempuan di tempat yang sangat
hina. Ada yang menyebutnya
sebagai hewan yang berwujud
menyerupai manusia, ada pula
yang menyebutnya sebagai lakilaki yang tidak sempurna.
Bagaimana dengan Islam?
Islam meletakkan perempuan
sebagai manusia seutuhnya,
sesuai Firman Allah
menyatakan sikap. Perempuan
dalam Islam berhak menggugat
cerai suaminya. Ajaran agama dan
peradaban manakah yang
memberikan hak seperti itu bagi
kaum perempuan pada abad VIII
Masehi?
KHUTBAH II
Artinya: Barangsiapa yang
mengerjakan amal shalih, baik
laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka
sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang
baikdan sesungguhnya akan
Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik
dari apa yang telah mereka
kerjakan. (an-Nahl 97)
Ayat ini secara jelas
menekankan kalau laki-laki dan
perempuan dalam Islam mendapat
pahala yang sama dan bahwa
amal shalih harus disertai iman.
Islam mengajarkan kepada
seluruh pengikutnya untuk menghormati kaum ibu. Dari seluruh
ajaran Islam, kita tidak akan lagi
menjumpai ajaran yang memosisikan perempuan sebagai benda mati,
ataupun sebagai objek pasif yang
tidak dianggap keberadaannya.
Perempuan dalam Islam diposisikan
sebagai mitra sejajar yang berhak
untuk menyatakan pendapat dan
34
Jamaah Jum’at yang dirahmati
Sudah jelas bahwa Islam
adalah ajaran yang mempelopori
peradaban manusia untuk
memuliakan kaum perempuan dan
memanusiakan perempuan dalam
SUARA MUHAMMADIYAH 06 / 97 | 22 RABIULAKHIR - 8 JUMADILAWAL 1433 H
arti yang seutuhnya. Islam
memposisikan perempuan sebagai
subyek peradaban bukan sekedar
sebagai obyek peradaban.
Dalam hati yang paling dalam
marilah kita bertanya pada diri kita
masing-masing, apakah kita telah
meperlakukan kaum permpuan
sesuai dengan tuntunan Islam yang
memuliakan kaum ibu kita itu?
Atau justeru kita telah berperilaku
jahiliy dengan menganggap
perempuan sekedar sebagai obyek
yang kita atur-atur dengan
seperangkat aturan yang aneh-aneh
hanya supaya terlihat mulia?
Akhirnya marilah kita berdoa
kepada Allah SwT semoga Allah
SwT senantiasa memberikan
lindungan dan karunia-Nya
kepada kita.l
I. Marwah Atmadja, Sekjend
Pemuda Penegak Amanat
Proklamasi RI Propinsi DIY
Download