PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI PENDIDIKAN YANG BERSIFAT UNIVERSAL Agi Arianto Wibowo Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia Bandung, 40153, [email protected] Abstrak Hakikat dari pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia, melalui pendidikan manusia dapat memperoleh ilmu yang tersebar di alam. Sedangkan ilmu sendiri merupakan suatu hal yang sangat berharga bagi manusia. Dalam Islam orang berilmu memilki derajat atau tingkatan yang lebih tinggi di mata Tuhan. Bahkan dalam Islam dijelaskan bahwa untuk merengkuh dunia raihlah dengan ilmu, untuk merengkuh akhirat raihlah dengan ilmu, dan untuk merengkuh keduanya raihlah dengan ilmu. Hal ini menunjukkan bahwa ilmu dalam pandangan Islam sangat luar biasa. Manusia tidak dapat memenuhi kebutuhan jasmani dan rohaninya tanpa ilmu. Dan untuk mendapatkan ilmu dibutuhkan pendidikan. Karena ilmu dianggap sangat berharga maka dalam Islam pendidikan juga dianggap sebagai sesuatu yang dibutuhkan bagi manusia dalam hidupnya. Dengan alasan itu maka lahirlah pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berlandaskan atas ajaran-ajaran Islam yang memegang misi rahmatan lil‟alamin. Misi rahmatan lil‟alamin dalam pendidikan Islam merupakan sebuah indikator bahwa ilmu yang diterapkan dalam pendidikan Islam adalah untuk mendapatkan rahmat dari Allah. Maka pendidikan Islam adalah pendidikan yang bersifat universal yang memiliki tujuan untuk membawa kedamaian dan keselamatan bagi kehidupan manusia. Kata kunci : pendidikan Islam, pendidikan, ilmu, universal Abstract The essence of education is to humanize humans, with education human can acquire knowledge which spread in nature. Meanwhile the knowledge itself is a sufficiently valuable thing for humans. Knowledgeable people in Islam have the degrees or higher levels in the eyes of God. Even in Islam explained that to embrace the world is seizing with knowledge, to embrace the after life is seizing with knowledge, and to embrace both of them is seizing with knowledge. This suggests that the knowledge in the Islamic view is extraordinary. Humans cannot fullfiled the physical and spiritual needs without knowledge. And to required knowledge is with education. Because knowledge is considered so valuable that in Islamic education is also seen as something that is necessary for human in their life. Thats the reason to given birth Islamic education. Islamic education is education that based on the teachings of Islam which holds rahmatan lil'alamin mission. Rahmatan lil'alamin mission in Islamic education is an indicator that the knowledge is applied in Islamic education to get the grace of God. Then the Islamic education is universal education that has a goal to bring peace and safety for human life. Key Words: islamic education, education, knowledge, universal Pendahuluan Pendidikan bukan hal yang asing bagi manusia. Pendidikan sudah menjadi bagian kehidupan manusia sejak manusia pertama diciptakan. Dalam dinamika kehidupan, manusia membutuhkan pendidikan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan membedakan dirinya dengan mahluk hidup lain, serta untuk menjalankan kewajiban manusia sebagai khalifah di muka bumi. yang “memusuhi” pendidikan. (M. Fadlur Rahman) Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (AlBaqarah : 30) Kedua pernyataan tersebut membuktikan bahwa pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting bagi manusia. Ilmu yang terkandung dalam pendidikan dapat menjadikan mausia sebagai mahluk yang sempurna. Berbeda dengan mahluk lainnya manusia diberikan akal untuk berpikir. Dan untuk mengarahkan akal manusia dibutuhkan pendidikan. Untuk memenuhi tugasnya sebagai khalifah di muka bumi maka manusia membutukan ilmu. Ilmu yang dibutuhkan oleh manusia didapatkan melalui pendidikan. Dengan ilmu manusia dapat menjalankan kewajibannya sebagai khalifah di muka bumi, yaitu untuk memelihara, merawat, memanfaatkan, dan melestarikan alam. Seorang yang terdidik, di tangannya tergenggam dunia; seorang yang menyerah pada kebodohan, berarti menyerah dalam hegemoni dan kejahatan. Keterjajahan hanya pantas disandang oleh masyarakat atau bangsa Apa yang dikemukakan oleh Rahman sama halnya dengan sabda Rasulullah SAW yang menyatakan bahwa “jika kamu ingin merengkuh dunia, maka harus dengan ilmu, jika kamu ingin merengkuh akhirat, maka harus dengan ilmu, jika kamu ingin merengkuh keduanya maka harus dengan ilmu” Dalam prespektif Islam, pendidikan atau menuntut ilmu adalah kewajiban bagi manusia untuk mempelajari ilmu agama dan ilmu duniawi sebagai pemenuh kebutuhan jasmani dan rohaninya, sehingga tercipta ketenangan, keselamatan, dan kedamaian di dalam hidupnya. Allah SWT berfirman:“…Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat…” (Al-Mujaadalah: 11) Karena pendidikan dianggap penting dalam Islam maka lahirlah pendidikan Islam. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berdasarkan pada ajaran-ajaran Islam. Ajaran Islam merupakan ajaran yang sempurna. Sesuai dengan firman Allah, “ … Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agama-mu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” (Al-Maa‟idah: 3) Ajaran Islam tidak hanya mambahas hubungan vertikal manusia dengan Tuhannya tetapi membahas juga tentang hubungan horinzontal manusia dengan manusia lain dan lingkungannya. Kajian Islam dalam pendidikan Islam sangat luas karena tidak hanya membahas aqidah, syariat, dan akhlak yang dapat membentuk perilaku manusia, tetapi juga mengatur hubungan antara manusia dengan tuhan, manusia lain, dan lingkungannya. Pendidikan Islam juga membahas ilmu-ilmu dunia seperti ilmu alam, ilmu sosial, dan ilmu lainnya yang dibutuhkan bagi manusia untuk mengembangkan dirinya. Pendidikan Islam merupakan kebutuhan bagi setiap muslim sebagai hamba Allah. Dengan pendidikan Islam seorang muslim dapat lebih mendekatkan diri pada Tuhannya dan memahami hakikat keberadaan manusia di muka bumi sebagai seorang khalifah. Pendidikan Islam juga dibutuhkan bagi penganut agama lain. Karena pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan akan suatu kepercayaan, tetapi mengatur semua tatanan kehidupan bagi manusia. Dengan pendidikan Islam yang diterapkan dalam kehidupan keseharian manusia, maka akan menciptakan ketenangan, kedamaian, dan keselamatan bagi setiap manusia yang menerapkannya. Kajian Pustaka A. Definisi Pendidikan Islam Secara sederhana pendidikan Islam adalah pendidikan yang berlandaskan pada ajaran-ajaran Islam. Prof. Omar Mohammad At-Toumi AsySyaibany mendefinisikan pendidikan Islam adalah “proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai profesi di antara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. (Asy-Syaibany, 1979 : 399) Dr. Muhammad SA Ibrahimy mengemukakan pengertian pendidikan Islam sebagai berikut, “Islamic education in true sense of the term, is a sysytem of education which enables a man to lead his life according to the islamic ideology, so that he may easily mould his life in accordance with tenetn of Islam.” (Arifin, 1991, 34) Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali memberikan pengertian pendidikan Islam adalah upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia lebih maju dengan berlandaskan nilainilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan. (Al-Jamali, 1986 : 3) Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah suatu proses untuk menghasilkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah dan dapat menerapkan ajaranajaran Islam dalam kehidupan kesehariaanya yang tidak hanya sebagai peribadi yang santun dan baik tetapi juga pandai dan cerdas, sehingga dapat memberikan kedamaian, ketenangan, dan keamanan bagi dirinya sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitarnya. B. Sumber Pendidikan Islam Sumber pendidikan Islam adalah semua acuan atau rujukan yang darinya memancar ilmu pengetahuan dan nilainilai yang akan ditransinternalisasikan dalam pendidikan Islam. Tentunya sumber yang dimaksud telah teruji kebenarannya dari waktu ke waktu. Urgensi penentuan sumber pendidikan Islam adalah untuk : 1. mengarahkan tujuan pendidikan Islam yang ingin dicapai; 2. membingkai seluruh kurikulum yang dilakukan dalam proses belajar mengajar, yang di dalamnya termasuk materi, metode, media, sarana, dan evaluasi; 3. menjadi standar dan tolak ukur dalam evaluasi, apakah kegiatan pendidikan telah mencapai dan sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum. (Bukhari Umah, 2010 : 31) Menurut Sa‟id Ismail Ali, sebagaimana dikutip oleh Hasan Langgulung (1980 : 35) sumber pendidikan Islam terdiri atas enam macam, yaitu Al-Quran, AsSunnah, kata-kata sahabat (madzhab shahabi), kemaslahatan umat/sosial (mashalih al-mursalah), tradisi atau adat kebiasaan masyarakat („uruf), dan hasil pemikiran para ahli (ijtihad). Keenam sumber tersebut disusun secara hirarkis, artinya sumber pertama berasal dari AlQuran kemudian dilanjutkan pada sumber berikutnya secara berurutan. Al-Quran Muhammad Abduh (1373 H : 17) mendefinisikan Al-Quran sebagai kalam mulia yang diturunkan oleh Allah kepada nabi yang paling sempurna, Nabi Muhammad SAW dan ajarannya mencakup keseluruhan ilmu pengetahuan. Al-Quran merupakan sumber yang mulia, yang esensinya tidak dimengerti kecuali bagi orang yang berjiwa suci dan berakal cerdas. (Muhammad Rasyid Ridha, 1373 H : 17) As-Sunnah As-Sunnah adalah segala sesuatu yang dinukilkan kepada Nabi Muhammad SAW berupa perkataan, perbuatan, taqrir-nya, ataupun selain dari itu. (Zuhdi, 1978 : 13-14). Yang termasuk selain dari itu adalah sifat-sifat, keadaan, dan cita-cita Nabi Muhammad SAW yang belum tercapai. Kata-Kata Sahabat (Madzhab Shahabi) Sahabat adalah orang yang pernah berjumpa dengan Rasulullah dalam keadaan beriman dan mati dalam keadaan beriman juga. (Al-Husaiy, 1045 : 57). Para sahabat Rasulullah memiliki karakteristik yang unik dibanding kebanyakan orang. Fazlur Rahman berpendapat bahwa karakteristik sahabat Rasulullah antara lain: 1. tradisi yang dilakukan para sahabat secara konsepsional tidak terpisah dengan sunnah Rasulullah; 2. kandungan yang khusus dan aktual dari tradisi sahabat sebagian besar produk sendiri; 3. unsur kreatif dan kandungan merupakan ijtihad personal yang telah mengalami kristalisasi dalam ijma‟, yang disebut dengan madzhab shahabi (pendapat sahabat). Ijtihad ini tidak terpisah dari petunjuk Rasulullah terhadap sesuatu yang bersifat spesifik; 4. praktik amaliah sahabat identik dalam melakukannya karena sejalan dengan akal dan diterima oleh tabiat yang sejahtera. (Muhaimin, 2005 : 201202) Hasil Pemikiran Para Ahli dalam Islam (Ijtihad) Sa‟id At-Taftani memberikan ijtihad dengan tahmil al-juhdi (ke arah yang membutuhkan kesungguhan), yaitu pengarahan segala kesanggupan dan kekuatan untuk memperoleh apa yang dituju sampai pada batas puncaknya. (Al-Umari, 1981 : 18-19) dengan ijima‟ (konsensus umum). C. Tujuan Pendidikan Islam (Bukhari Umar, 2010 : 42) Al-Abrasyi merinci tujuan pendidikan Islam menjadi : akhir Kemaslahatan Umat/Sosial (Mashalih Al-Mursalah) Mashalih al-mursalah adalah menetapkan undang-undang, peraturan, dan hukum tentang pendidikan dalam hal-hal yang sama sekali tidak disebutkan di dalam nash, dengan pertimbangan bersama, kemaslahatan dengan bersendikan hidup asas menarik kemaslahatan dan menolak kemudaratan. (Khallaf, tt. : 85-86) Tradisi atau Adat Kebiasaan Masyarakat („Uruf) Yang dimaksud dengan tradisi/adat („uruf) adalah kebiasaan masyarakat, baik berupa perkataan maupun perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-akan merupakan hukum tersendiri, sehingga jiwa merasa tenang 1. pembinaan akhlak; 2. menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan di akhirat; 3. penguasaan ilmu; 4. keterampilan bekerja dalam masyarakat. (Al-Abrasyi, 1974 : 1518) Menurut Asma Hasan Fahmi (Munir Mursi, 1977 : 17), tujuan akhir pendidikan Islam dapat dirinci sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. tujuan keagamaan; tujuan pengembangan akal, akhlak; tujuan pengajaran kebudayaan; tujuan pembinaan keperibadian. Ibnu Khaldun, yang dikutip oleh Muhammad Athiyah Al-Abrasyi (1969 : 284), merumuskan tujuan pendidikan Islam dengan berpijak pada firman Allah dalam QS. Al-Qashash : 77, “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan oleh Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupa bagian dari (kenikmatan) duniawi.”(QS. Al-Qashash : 77). Ibnu Khaldun mermuskan bahwa tujuan pendidikan Islam terbagi atas dua macam, yaitu tujuan yang berorientasi ukhrawi, yaitu membentuk seorang hamba yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, dan tujuan yang berorientasi duniawi, yaitu membentuk manusia yang mampu memenuhi segala kebutuhan dan tantangan kehidupan, sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pendidikan Islam adalah untuk melahirkan manusia yang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larang-Nya, dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya di dunia dengan menguasai ilmu duniawi dan dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungannya. Pembahasan Pendidikan Islam sebagai pendidikan universal sudah dijelaskan dalam AlQuran pada QS. Al-Ma‟idah : 3 yang menerangkan kesempurnaan ajaran Islam. Kesempurnaan dari ajaran Islam adalah karena dalam ajaran Islam tidak hanya membahas hubungan manusia dengan penciptanya tetapi mengatur juga hubungan manusia dengan sesama manusia dan lingkungannya. Konsep yang ada dalam pendidikan Islam adalah menciptakan manusia yang taat kepada Tuhannya dan mampu mengembangkan dirinya di dunia sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya. Konsep pendidikan Islam ini dikenal dengan rahmatan lil‟alamin yang artinya memberikan rahmat kepada semua yang ada alam. Di Indonesia pendidikan Islam berkembang sejak pertama kali Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-13. Sejak saat itu hingga sekarang pendidikan Islam mengalami perkembangan. Namum penerapan konsep pendidikan Islam di Indonesia tidak sesuai dengan tujuan dari pendidikan Islam yang seutuhnya. Penyebabnya adalah dengan adanya pemisahan pendidikan agama dengan pendidikan umum yang dikembangkan oleh kebudayaan barat selama masa penjajahan. Pemisahan pendidikan agama dan pendidikan umum yang dilakukan bangsa barat, mengakibatkan pemetaan ilmu. Pemetaan ilmu ini didasarkan pada sumbernya, yang terbagi menjadi ilmu agama dan ilmu duniawi. Pemetaan ini akan mengakibatkan bahwa kedua ilmu tersebut berbeda dan berada di jalannya masing-masing Sehingga tidak mengherankan jika ditemukan banyak manusia yang pandai dan kaya namum nilai moralnya buruk dan dalam kehidupannya tidak tenang. Itu terjadi karena manusia tersebut hanya mengejar ilmu duniawi untuk memperoleh kebahagiaan di dunia. Hal tersebut berbeda dengan pandangan Islam terhadap ilmu. Pada hakikatnya ilmu yang ada bersumber pada Allah SWT, yang membedakannya hanyalah bagaimana cara memperoleh ilmu tersebut. Ilmu agama adalah ilmu yang diperoleh manusia melalui petunjuk langsung dari Tuhan melalui utusannya. Sedangkan ilmu duniawi adalah ilmu yang diperoleh manusia melalui akal pikirannya dalam mengkaji berbagai kejadian yang ada di alam. “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahamulia. Yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”(QS. AlAlaq : 1-5) Ayat tersebut adalah wahyu yang pertama kali diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Dari ayat tersebut menunjukkan bahwa ilmu berasal dari Allah, maka tidak ada satu alasan pun untuk membedakan antara ilmu agama dan ilmu duniawi. Sesungguhnya ilmu yang dijarkan oleh Allah adalah untuk kebaikan bagi manusia itu sendiri. Pembagian ilmu agama dan ilmu duniawi yang terjadi sekarang menyebabkan pudarnya tujuan dari pendidikan Islam yang sebenarnya. Dengan mulai memudarnya tujuan tersebut maka esensi Islam dalam pendidikan pun mulai menurun. Saat ini pendidikan Islam hanya dinilai sebagai pengatur hubungan manusia dengan Tuhannya dan sebagai pembentuk perilaku. Hal ini membuat pendidikan duniawi yang mendapat pengaruh dari peradaban barat menjadi lepas kendali dan tanpa batas (borderless). Keadaan dimana pendidikan menjadi sesuatu yang borderless akan mengakibatkan munculnya berabagi sikap dimana setiap manusia akan lebih mementingkan dirinya sendiri dan tidak memperhatikan alam selama apa yang dibutuhkannya terpenuhi. Keadaan ini akan membuat manusia yang memnguasi ilmu menjadi orang yang sombong dan dapat menyatakan dirinya sebagai Tuhan. Serta akan memunculkan paham ateisme. Di Indonesia sendiri pengaruh dari pemisahan antara pendidikan agama dengan pendidikan umum mengakibatkan banyak manusia yang pandai namun tidak memiliki ketenangan batin dan moral yang baik. Sehingga tidak mengherankan jika belakangan ini banyak terjadi kasus yang melibatkan orang-orang yang pandai. Karena nilai Islam dalam ilmu dan dirinya telah memudar. Untuk mencegah hal tersebut terjadi maka tujuan dari pendidikan Islam haruslah dikembalikan seperti semula, dimana pendidikan Islam adalah pendidikan yang bersifat universal, yang artinya bahwa pendidikan Islam tidak hanya mengajarkan tentang ketaatan beribadah. Dengan mengembalikan pendidikan Islam pada konsep awalnya sebagai pendidikan yang memegang misi rahmatan lil‟alamin. Untuk mewujudkan misi rahmatan lil‟alamin dalam pendidikan Islam, maka pembagian terhadap pendidikan agama dan pendidikan umum harus dihilangkan. Kedua pendidikan ini haruslah berjalan saling beriringan dan menjadi satu kesatuan sehingga mampu menghasilakan peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Allah dan memiliki kecerdasan dan kepandaian yang mampu memenuhi kebutuhannya dan menyelesaikan tantangan kehidupan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi orang lain dan lingkungannya. Yang dimaksud pendidikan uiversal adalah adalah pendidikan yang mencakup keseluruhan ilmu baik ilmu surgawi maupun ilmu duniawi. Satusatunya pendidikan yang memilki sifat universal adalah pendidikan Islam. Bukti bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan universal dapat diteliti berdasarkan pada sumber utama dari pendidikan Islam yaitu Al-Quran yang merupakan kitab suci bagi penganut agama Islam. Di dalam Al-Quran terdapat banyak sekali ayat-ayat Tuhan yang dijadikan sebagai sumber ilmu duniawi bagi manusia. Aspek ilmu yang dijelaskan antara lain : sosial, ekonomi, psikologi, teknologi, astronomi, geologi, politik, kemasyarakatan, kenegaraan, pertanian, dan berbagai ilmu lainnya yang dibutuhkan manusia untuk merengkuh dunia. Dan ilmu untuk merengkuh akhirat berupa syariat, akhlak dan aqidah. Adanya aspek duniawi dan surgawi ini yang menjadikan pendidikan Islam sebagai pendidikan yang bersifat universal dan mampu memberikan kedamaian, keselamatan, dan ketenangan bagi seluruh umat manusia. Dengan menerapkan pendidikan Islam seutuhnya ke dalam semua jejang pendidikan, maka tujuan dari pendidikan nasional bukan hanya angan-angan belaka, karena mampu melahirkan generasi yang cerdas jasmani dan rohaninya. Simpulan Pendidikan Islam adalah pendidikan yang berlandaskan atas ajaran Islam. Dengan memegang misi rahmatan lil‟alamin, pendidikan Islam memiliki tujuan untuk melahirkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhannya dan memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam memenuhi kebutuhannya dan menghadapi tantangan kehidupan, sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain dan lingkungannya. Pembagian antar pendidikan agama dan pendidikan umum akan mengakibatkan memudarnya tujuan utama dari pendidikan, yaitu untuk menciptakan manusia yang memiliki moral yang baik sebagai pemimpin dan pandai. Dengan mengembalikan pendidikan Islam pada konsep semula yang memiliki tujuan untuk melahirkan pemimpin yang taat kepada Tuhannya, pandai, dan memiliki moral yang baik pula. Maka akan tercipta dunia dimana semua manusia akan merasakan kedamaian, keamanan, dan ketenangan dalam kehidupannya melalui naungan Islam. Pendidikan Islam yang seutuhnya harus diterapkan dalam kurikulum dan sistem pendidikan di Indonesia. Sehingga tujuan dari pendidikan nasional dapat diwujudkan. Serta dapat mendukung kemajuan bangsa yang berdasarkan pada ajaran Islam, untuk menciptakan Indonesia yang berada dalam keadaan damai, tenang, dan aman. Zuhairini. 2008. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Bumi Aksara. Pustaka Rujukan Buku : D, Haidar Putra. 2009. Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. Muchsin, Bashori. 2010. Pendidikan Islam Humanistik. Bandung : PT Refika Aditama Kementrian Agama Islam. 2010. AlQuran Tajwid. Bandung : Syaamil AlQuran. Qomar, Mujamil. 2007. Epistomologi Pendidikan Islam. Jakarta : Erlangga Jurnal : Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Amzah Rahman, Abdul. 2012. “Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan IslamTinjauan Epistemologi dan Isi-Materi” dalam Eksis, Vol.8 No.1, Maret. Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner. Jakarta : Rajawali Pers Muhaimin. 2008. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung : PT Remaja Rosdakarya D, Haidar Putra. 2009. Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara. Jakarta : PT Rineka Cipta Nata, Abuddin. 2003. Manajemen Pendidikan. Jakarta : Prenada Media Tafsir, Ahmad. 2010. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung : Rosda. Fakhruddin, Agus. 2011. “PrinsipPrinsip Manajemen Pendidikan Islam dalam Konteks Persekolahan” dalam Pendidikan Agama Islam-Ta‟lim. Vol. 9 No. 2.