proposal penerapan model pembelajaran integratif untuk

advertisement
PROPOSAL
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTEGRATIF UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SISTEM
PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL KELAS VIII SMP LKMD
KATAPANG
OLEH
SADARIA LA JANTO
NPM: 200912059
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak, sehingga
dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan strategi yang tepat sesuai
dengan tingkat perkembangan mental siswa. Sampai saat-saat ini masih banyak
ditemukan kesulitan-kesulitan yang dialami siswa di dalam mempelajari
matematika. Salah satu kesulitan itu adalah memahami konsep pada materi sistem
persamaan linear dua variabel khususnya pada soal cerita. Akibatnya terjadi banyak
kesulitan siswa dalam menjawab soal-soal.
Salah satu masalah yang di hadapi dunia pendidikan kita adalah masalah
lemahnya proses pembelajaran. Dalam pembelajaran anak kurang didorong untuk
membangun pemahaman yang mendalam dan mengembangkan kemampuanya
dalam berfikir kritis, terutama pada SMP LKMD Katapang masih terlihat sangat
kurang. Pada proses pembelajaran guru tidak menggunakan strategi yang tepat
terutama dalam mengontrol dan mengelolah kelas secara baik hal ini terlihat pada
saat proses pembelajaran berlangsung banyak siswa yang tidak memperhatikan apa
yang diajarkan oleh guru, sehingga terjadi ketidakaktifan siswa dalam belajar. Hal
tersebut juga berdampak pada hasil belajar siswa yang dirasakan masih jauh dari
apa yang diharapkan.
Latar belakang masalah penelitian ini adalah bahwa pembelajaran
matematika yang ada selama ini, guru matematika pada SMP LKMD Katapang
belum menemukan strategi/model yang tepat dalam proses belajar mengajar,
sehingga berakibat pada prestasi yang rendah. Berdasarkan uraian diatas maka
peneliti berkeinginan meneliti penerapan model pembelajaran integrative pada
SMP LKMD Katapang. Penelitian ini direncanakan mengambil judul:
“Penerapan model pembelajaran integratif untuk meningkatkan hasil belajar
siswa materi sistem persamaan linier dua variabel pada kelas VIII SMP
LKMD Katapang’’.
1.2 Pembatasan Masalah
Masalah hanya dibatasi pada bentuk Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
yaitu menyelesaikan soal cerita bentuk Sistem Persamaan Linear dengan
menggunkan metode eliminasi dan subtitusi.
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di ataas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan model pembelajaran
integratif dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita
dengan materi sistem persamaan linier dua variabel pada siswa kelas VIII SMP
LKMD Katapang.
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, yang menjadi tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui apakah terjadi peningkatkan hasil belajar siswa dalam
menyelesaikan soal cerita materi sistem persamaan linier dua variabel pada siswa
kelas VIII SMP LKMD Katapang.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
• Bagi siswa
Diharapkanakan lebih memahami materi pembelajaran yang
disampaikan oeh guru dan dapat meningkatkan motivasi mereka untuk
belajar.
• Bagi guru bidang studi matematika
Yaitu sebagai bahan masukan agar dalam pembelajaran matematika
bukan saja memperhatikan hasil belajar siswa tetapi proses dalam
berpikir siswa juga perlu diperhatikan dalam mengatasi kesulitan yang
dialami siswa untuk melaksanakan perbaikan pengajaran.
•
Bagi peneliti
Sebagai pengalaman supaya kelak jika menjadi seorang pendidik dapat
memperhatikan proses berpikir siswa dalam memecahkan masalah matematika.
• Sekolah/instansi
Sebagai bahan informasi yang bisa digunakan oleh sekolah untuk lebih
meningkatkan kualitas pembelajaran, sekaligus menjadikan hasil penelitian ini
sebagai pegangan di kemudian hari.
1.6 Penjelesan Istilah
•
•
Agar tidak menimbulkan salah penafsiran dalam memahami judul diatas,
maka perlu dijelaskan beberapa istilah yaitu :
Hasil belajar siswa adalah pengetahuan yang telah diperoleh atau dicapai siswa
setelah proses pembelajaran. Hal ini relevan dengan pendapat sudjana
(1982:12) bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
setelah menerima pengalaman.
Model integratif adalah sebuah model pengajaran atau instuksional untuk
membantu siswa mengembangkan pemahaman mendalam tentang bangunan
pengetahuan sistematis sambil secara bersamaan melatih keterampilan berpikir
kritis mereka(Eggen & Kauchak, 2010 : 259).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian belajar
Belajar merupakan suatu kegiatan mental yang tidak dapat diamanti dari luar,
apa yang terjadi dalam diri seseorang tidak dapat diketahui secara langsung hanya
mengamati orang ttersebut.
Pada melakukan aktivitas belajar(Djamarah dan Zain, 2002), mengatakan
bahwa belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi dengan
lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.
Adapun ciri-ciri belajar menurut Burton dalam (Hamalik, 2005) adalah sebagai berikut:
• Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui
(Under
going).
• Proses situasi melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaranmata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
• Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid.
• Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang
mendorong motivasi yang kontinu.
• Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.
2.2 Hakikat Pembelajaran Matematika
Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai karakteristik khusus
bila dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Menurut (Sumardyono, 2004)
matematika memiliki karakteristik: (1) Memiliki objek kajian abstrak, (2) Bertumpu
pada kesepakatan, (3) Berpola pikir deduktif, (4) Konsisten dalam sistemnya, (5)
Memiliki simbol yang kosong dari arti, dan (6) Memperhatikan semesta
pembicaraan.
Dalam belajar matematika perlu untuk menciptakan situasi-situasi di mana
siswa dapat aktif, kreatif dan responsif secara fisik pada sekitar.Untuk belajar
matematika siswa harus membangunnya untuk diri mereka.hanya dapat dilakukan
dengan eksplorasi, membenarkan, menggambarkan, mendiskusikan, menguraikan,
menyelidiki, dan pemecahan masalah (Countryman, 1992).
2.3 Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti
proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai
potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik dan diubah perilakunya yang meliputi
domain ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor, di mana:
• Ranah Kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang yang terdiri dari
enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognititf tingakat rendah dan
keempat aspek berikutnya termasuk kogninitif tingkat tinggi.
•
Ranah Afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
• Ranah Psikomotoris berkenaan hasil belajar keterampilan dan kemampuan
bertindak. Ada enam aspek psikomotoris yakni gerakan refleks, keterampilan
gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan
keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif (Sudjana, 1989).
2.4 Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Penelitian Tindakan Kelas (Class Action Research ) adalah penelitian
pendidikan dan kegiatannya lebih diarahkan pada pemecahan masalah
pembelajaran melalui penerapan langsung di kelas, yang berarti penelitian yang
dilakukan pada sebuah kelasuntuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan
pada suatu subjek penelitian dikelas tersebut.
Adapun proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dari
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini peneli secara kolaboratif mengadakan kegiatan sebagai
berikut:
1)Mengamati teknik pembelajaran yang digunakan oleh guru dalam
pembelajaran
matematika sebelumnya.
2) Mengidentikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan guru dalam pembelajaran
matematika sebelumnya.
3) Merumuskan alternatif tindakan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran
matematika sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa.
4)Menyusun rancangan pelaksanaan pembelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peran peneliti adalah :
1) Merancang pelaksanaan pembelajaran
2) Bekerja sama dengan guru dalam melaksanakan tindakan yang direncanakan
3) Pelaksana, guru memberi pengarahan, motivasi, dan stimulus agar praktisi dapat
melaksanakan perannya berdasarkan rencana.
c. Pengamatan dan Evaluasi
Setelah tindakan dilakukan, peneliti melakukan pengamatan dan evaluasi
secara komprehensif terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan
instrument pengumpulan data yang telah disediakan sehingga diperoleh data
empiris pelaksanaan pembelajaran, kendala yang dihadapi, serta kesempatan dan
peluang yang berkaitan dengan pengguanaan strategi Integarif. Data tersebut
dijadikan sebagai bahan untuk melakukan refleksi.
d. Analisis dan Refleksi
Hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan dan evaluasi, selanjutnya
dikumpulkan dan dianalisis. Refleksi yang dimaksudkan adalah pengkajian
terhadap keberhasilan atau kegagalan pencapaian tujuan sementara. Hasil analisis
data yang dilaksanakan pada tahap ini dipergunakan sebagai acuan untuk
menentukan tindakan pada siklus berikutnya. Untuk itu, refleksi dalam penelitian
ini akan dilakukan setiap akhir tindakan dan akhir siklus.
2.5 Model Integratif
Model integratif dirancang untuk membantu siswa mencapai dua tujuan belajar yang
saling terkait yaitu:
• Membangun pemahaman mendalam tentang bangunan pengetahuan yang
sistematis, yaitu satu topik yang mengkombinasikan fakta, konsep, generalisasi, dan
hubungan di antara semuanya (Eggen & Kauchak, 2010).
• Mengembangkan kemampuan berpikir kritis adalah tujuan kedua saat model
integratif digunakan. Mengembangkan pemikiran kritis menuntut latihan
menemukan pola, menyusun penjelasan, membuat hipotesis, melakukan
generalisasi, dan mendokumentasikan temuan-temuan dengan bukti.
Menerapkan pelajaran menggunakan Model Integratif menggabungkan empat metode
fase yang saling terkait erat serta menekankan berpikir dan strategi untuk
meningkatkan motivasi siswa. Empat fase terserbut, yaitu:
• Fase Berujung Terbuka
Fase berujung terbuka adalah titik awal bagi analisis siswa.Dalam fase ini, siswa
mendeskripsikan, membandingkan, dan mencari pola-pola di dalam data.
• Fase Kausal
Fase Kausal dimulai ketika siswamemberikan penjelasan bagi kesamaan dan
perbedaan yang ditemukan pada fase sebelumnya.
•
Fase hipotesis
Fase Hipotesis adalah fase di mana siswa menghipotesiskan hasil yang didapat pada
kondisi-kondisi yang berbeda.
• Fase Penutup dan Penerapan
Fase penutup dan penerapan adalah fase di mana siswa melakukan generalisasi
untuk membuat hubungan yang bersifat umum.
2.5.1 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Integratif
a. Kelebihan Model Pembelajaran Integratif
• Dapat membantu siswa mengembangkan pemahaman mendalam tentang topiktopik yang mereka pelajari sambil mengembangkan kemampuan berpikir kritis
mereka.
• Saat guru merasa nyaman dengan model ini, guru dapat mengenali kesempatankesempatan menggunakannya dengan bahan-bahan yang sudah ada di buku teks
atau bahan-bahan lain
•
Guru akan mampu mendorong tingkat pemahaman mendalam siswa tanpa banyak
persiapan tambahan dari pihak guru
• Guru hanya perlu memperjelas apa yang ingin guru capai
b. Kekurangan Model Pembelajaran Integratif
• Umpan balik dari guru menunjukkan mereka meyakini model ini pada awalnya
sangat menuntut dan sulit diterapkan.
• Melakukan perencanaan awal untuk pelajaran Model integratif memerlukan waktu
yang cukup lama.
2.6 Ruang Lingkup Materi
a. Persamaan Linear Dua Variabel
Persamaan garis lurus pada bidang cartesius dapat dinyatakan dalam bentuk ax –
by = c dengan a, b, c konstanta real dengan a, b ≠ 0 dan x, y adalah variabel pada
himpunan bilangan real.
Perhatikan persamaan-persamaan berikut:
a. x + 5 = y
b. 2a – b = 1
c. 3p + 9q = 4
Persamaan-persamaan diatas adalah contoh bentuk persamaan linear dua
variabel. Variabel pada persamaan x + 5 = y adalah x dan y, variabel pada
persamaan 2a – b = 1 adalah a dan b. Adapun variabel pada persamaan 3p + 9q =
4 adalah p dan q.
b. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Dua persamaan atau lebih yang disajikan secara bersamaan disebut sistem
persamaan. Sistem persamaan linear dua variable adalah beberapa persamaan
linear dua variable yang disajikan bersama-sama.
Bentuk umum dari sistem persamaan linear dengan dua variabel adalah:
•
•
1x
+ b1y = c1........................(1)
2x + b2y = c2.........................(2)
2.7 Kerangka Pemikiran
Salah satu manfaat pembelajaran model integratif
untuk siswa yang
mempunyai hasil belajar yang rendah, antara lain adalah memberikan siswa
kesempatan mempergunakn waktu yang dibutuhkannya untuk membangun
pemahaman pengetahuan sistematis dan kemampuan berpikir kritis siswa
dengan sebaik-baiknya.
Pada prateknya mata pelajaran yang melibatkan beberapa keterampilan berpikir dan
menjelaskan masalah akan lebih tepat jika dikerjakan melalui model integratif.
Untuk itu peneliti mencoba menerapkan model integratif dalam menyampaikan
materi SPLDV khususnya penyelesaian soal-soal, baik dalam bentuk soal biasa
ataupun dalam bentuk cerita
2.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian ini dirumuskan
sebagai “model pembelajaran integratif dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VIII SMP LKMD Katapang, khususnya pada materi
SPLDV”.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu kegiatan penelitian dengan
mencermati sebuah kegiatan pembelajaran yang diberikan tindakan, yang secara
sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah
atau meningkatkan mutu pembelajaran dikelas tersebut.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan setelah proposal ini diseminarkan dan
direncanakan selama 5 minggu pada semester genap 2012/2013
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada SMP LKMD Katapang Kecamatan Seram
Bagian BaratKabupaten SBB Propinsi Maluku
3.3 Sumber Data dan Subjek Penelitian
3.3.1. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan seluruh siswa kelas VIII
SMP LKMD Katapang Kabupaten Seram Bagian Barat. Dengan jumlah siswa
terdiri dari 32 orang.
3.3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang penulis gunakan dalam penelitianini adalah seluruh
kelas VIII SMP LKMD Katapang Kabupaten Seram Bagian Barat.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah :
1. Instrument non tes, berupa observasi sistematis pada aspek afektif dan psikomotor
untuk mengukur keadaan siswa selama proses pembelajaran.
2. Instrumen tes, yaitu tes akhir dalam bentuk essay untuk mengukur kemampuan
kognitif siswa. Dimana tes yang diberikan sebanyak 5 soal dalam bentuk soal
cerita.
3.5 Prosedur Penelitian
Prosedur peneltian ini mengikuti tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas
yang akan berlangsung selama beberapa siklus. Rancangan masing-masing siklus
yang terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan /
observasi, dan refleksi yang dilakukan secara berulang sampai mencapai kriteria
keberhasilan atau Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah tersebut.
3.6 Teknik Analisis Data
Dari hasil penelitian,
data yang dikumpulkan pada setiap kegiatan
pengamatan dari pelaksanaan siklus penelitian, dianalisis secara statistik deskriptif.
Analisis deskriptif yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Analisis Data Observasi Afektif dan Psikomotor Siswa
Untuk menilai hasil tes afektif dan psikomotor dalam penelitian ini digunakan
teknik persentase penguasaan siswa terhadap materi pelajaran.
Untuk mengukur keseluruhan (nilai) aspek afektif dan ada aspek psikomotor
digunakan rumus:
Nilai = skor yang diperoleh
× 100
jumlah aspek yang dinilai
2. Analisis Tes Hasil Belajar
Hasil tes siswa dianalisis untuk menentukan peningkatan ketuntasan siswa
dan nilai individu. Pada tahap penyimpulan, kriteria keberhasilan siswa dalam
menyelesaikan materi sistem persamaan linear dua variabel.
Untuk menghitung skor yang dicapai setiap siswa secara keseluruhan dianalisis
dengan menggunakan rumus (Arikunto,2009:236):
Persentase = skor yanrg diperoleh
skor total
× 100
Download