Saat Masa Awal Menjadi Penentu Setiap makhluk hidup akan mengalami beberapa fase kehidupan. Mulai dari anak, dewasa dan akhirnya mati. Ayam juga mempunyai pola kehidupan yang sama. Saat ayam keluar dari cangkang telur, ayam memasuki fase starter. Pada fase ini kondisi tubuh ayam masih lemah dengan organ tubuh yang belum berfungsi secara optimal sehingga ayam memerlukan perhatian yang lebih intensif agar dapat tumbuh secara optimal. Anak ayam secara alami akan dilindungi dan dibimbing oleh induknya. Anak ayam akan belajar bagaimana cara makan, minum dan mencari makanan dari induknya. Selain itu, induk ayam juga berperan melindungi anak ayam dari kondisi lingkungan yang buruk (panas, dingin, angin) dan serangan hewan predator (tikus maupun kucing). Dengan adanya induk ayam, anak ayam dapat tumbuh dengan baik. Tetapi akan sangat berbeda sekali dengan ayam yang tidak mempunyai induk. Ayam komersial, baik broiler maupun layer yang telah menetas tidak mempunyai induk ayam sehingga memerlukan induk pengganti. Dengan teknologi, manusia berusaha menciptakan suatu sistem induk buatan yang dapat berfungsi seperti induk ayam aslinya. Sistem induk buatan inilah yang sering kita kenal dengan istilah brooding. Brooding, Pentingkah ? Brooding berasal dari kata brood yang berarti seperindukan. Brooding menjadi alternatif bagi peternak komersiil dalam menangani dan memelihara anak ayam supaya memperoleh perlindungan dan dapat tercukupi kebutuhannya, baik ransum dan air minum. Masa brooding, mungkin ada sebagian kita yang menganggap masa ini merupakan masa yang sangat penting, namun bukan hal yang tidak mungkin ada pula yang menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa saja. Jawaban yang tepat mengenai penting tidaknya masa ini akan kita temukan setelah kita mengetahui secara jelas dan terperinci mengenai proses yang terjadi dalam tubuh anak ayam selama masa brooding. Masa brooding merupakan bagian dari fase starter, masa permulaan bagi perkembangan dan pertumbuhan ayam. Ayam pada masa ini akan mengalami pertumbuhan dengan sangat pesat dan mencakup semua organ yang berperan bagi kehidupan dan produktivitas ayam. Sel-sel yang menyusun organ vital dalam tubuh ayam sebagian besar akan tumbuh secara hyperplasia. Sel-sel tubuh akan bertambah jumlahnya dengan cara melakukan pembelahan sel. Apabila pertumbuhan pada fase ini terganggu maka dapat dipastikan sel-sel yang akan dihasilkan pun berkurang. Hal ini akan berpengaruh pada pertumbuhan selanjutnya, yang berupa pertumbuhan hypertropia, dimana sel akan memperbesar ukurannya atau pendewasaan sel. Menjadi suatu pemisalan adalah pada tahap awal pertumbuhan sel seharusnya 1 sel bisa berkembang menjadi 8 sel, karena ada gangguan maka 1 sel hanya bisa membelah diri menjadi 6 sel. Perbedaan ini akan mengakibatkan pada fase pertumbuhan hypertropia, jumlah sel yang lebih sedikit akan menghasilkan organ yang lebih kecil dengan fungsi yang kurang optimal. Organ apa saja yang berkembang pada fase starter ? Hampir semua organ vital dalam tubuh ayam mengalami perkembangan pada fase ini. Mulai dari organ pencernaan, organ pernapasan, sistem kekebalan tubuh, kerangka tubuh ayam (tulang) dan juga yang tidak kalah penting adalah organ reproduksi. Pada ayam broiler, organ pencernaan akan berkembang pesat pada umur 2-14 hari dan enzimenzim pencernaan mulai disekresikan dan berfungsi secara optimal pada umur 4-21 hari. Organ pernapasan berkembang pesat pada umur 4-14 hari, sedangkan sistem kekebalan tubuh berfungsi optimal pada umur 7 hari. Pertumbuhan sel-sel dalam tubuh akan tercermin pada pertumbuhan berat badan. Pada masa awal, pertumbuhan ayam berlangsung sangat cepat dengan feed conversion ratio (FCR) yang sangat rendah. Hampir semua ransum yang terkonsumsi dialokasikan untuk pertumbuhan. Hal ini terlihat dari tingkat FCR yang mencapai 1,031,2 dengan pertumbuhan berat badan pada akhir minggu pertama mencapai 4 kali (broiler) dan 2 kali (layer) dari berat badan awal (saat DOC). Sebuah proses pertumbuhan yang tidak dapat tercapai pada fase selanjutnya. Serangkaian proses yang terjadi dalam tubuh ayam selama fase starter begitu penting, sehingga perhatian dan penanganan secara intensif selayaknya diterapkan pada fase ini. Kegagalan pada fase ini akan mempersulit pencapaian produktivitas yang optimal pada fase berikutnya. Ada Apa dengan Brooding ? Kandang brooder yang baik tidaklah harus mahal, tetapi dapat melindungi ayam dari angin, hujan, perubahan suhu yang mendadak dan serangan hewan liar (tikus, burung). Serangkaian sistem yang mendukung brooding antara lain brooder (pemanas), chick guard (sekat), tempat ransum dan minum, litter dan pencahayaan. Brooder Ayam termasuk hewan homeothermik yang harus mempertahankan suhu tubuhnya tetap stabil meskipun terjadi perubahan suhu lingkungan. Perbedaan suhu tubuh ayam dengan lingkungan akan mengganggu proses metabolisme dalam tubuh ayam. Anak ayam belum mempunyai bulu yang sempurna sehingga mudah terpengaruh dengan suhu lingkungan. Selain itu, sistem pengaturan panas dalam tubuhnya belum berfungsi secara optimal. Secara alami anak ayam akan masuk menyusup ke dalam sela-sela sayap induk untuk memperoleh kehangatan. Berbeda dengan anak ayam yang diternakkan secara komersiil, ayam memperoleh suhu yang nyaman dari brooder (pemanas). Brooder yang baik sebaiknya mampu menghasilkan panas yang cukup, stabil dan terfokus. Indukan Gas Medion (IGM) merupakan contoh brooder yang baik karena selain memenuhi persyaratan tersebut, IGM juga lebih efisien, tidak mengeluarkan suara berisik, awet dan mempunyai garansi servis seumur hidup. IGM memberikan kehangatan sesuai kebutuhan anak ayam Chick guard Chick guard atau sekat berfungsi melindungi anak ayam dari terpaan angin, hewan liar dan membantu agar panas tetap terfokus. Chick guard biasanya terbuat dari seng dengan ketinggian 50-60 cm. Chick guard dibentuk lingkaran atau ellips untuk menghindari penumpukan ayam pada sudut kandang karena secara alamiah ayam senang berada di sudut kandang. Kandang brooder dengan diameter 4,5 m mampu menampung 750-1.000 ekor. Chick guard berbentuk ellips untuk meminimalkan penumpukan anak ayam di sudut kandang Tempat ransum dan minum Tempat ransum dan minum ayam harus disediakan sesuai dengan jumlah anak ayam. Selain itu, distribusi tempat ransum sebaiknya merata sehingga minimal 2/3 dari ayam dapat makan dalam waktu bersamaan. Nampan dan tempat ransum DOC spesial untuk DOC Tempat ransum yang digunakan biasanya dari potongan boks DOC yang di potong dengan ketinggian 4 cm. Meskipun dapat dikatakan sebagai sebuah efisiensi tetapi penggunaan boks DOC dapat menjadi pemicu serangan penyakit yang terbawa dari perusahaan pembibitan (Breeder), seperti colibacillosis dan pullorum. Selain itu, boks DOC lebih mudah lembab apabila terkena feses ayam. Tempat ransum dan minum yang digunakan sebaiknya di design khusus untuk anak ayam. Nampan Ransum DOC atau Tempat Ransum DOC menjadi pilihan yang tepat untuk menampung ransum dan air minum bagi ayam. Litter Alas kandang atau litter berfungsi menampung dan menyerap air dari feses sehingga feses cepat kering. Selain itu, juga meminimalkan terjadinya lepuh dada dan menjaga kehangatan kandang brooder. Bahan litter sebaiknya mempunyai daya serap air yang baik. Contohnya sekam padi, serbuk gergaji, serutan kayu, jerami dll. Bahan litter yang digunakan sebaiknya tidak berjamur, dan tidak berdebu. Sebelum digunakan, lakukan desinfeksi bahan litter dengan menggunakan Antisep, Neo Antisep, Formades, Sporades untuk meminimalkan kemungkinan penularan penyakit. Litter ditabur secara merata ke seluruh kandang dengan ketebalan 5-8 cm. Lakukan pembalikan litter setiap 3-4 hari sampai umur 14 hari dan setelah itu lakukan penambahan litter baru untuk mengurangi timbulnya amonia. Jangan membalik litter yang sudah menggumpal karena akan memicu naiknya kadar amonia dalam kandang. Pencahayaan Pencahayaan merupakan penstimulasi yang kuat untuk meningkatkan produktivitas ayam. Adanya pencahayaan akan menstimulasi ayam untuk selalu mengkonsumsi ransum. Selain itu, cahaya merangsang kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berfungsi meningkatkan proses metabolisme sehingga dapat memacu pertumbuhan anak ayam. Kebutuhan pencahayaan pada fase ini adalah 10-20 lux atau 20-40 watt tiap 10 m . Pencahayaan pertama kali diberikan selama 24 jam kemudian dikurangi secara bertahap sejalan dengan bertambahnya umur ayam. 2 Anak ayam akan mencapai pertumbuhan yang optimal apabila keadaan brooding mampu menciptakan suasana yang nyaman bagi ayam. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk mencapai kondisi tersebut adalah : Suhu dan kelembaban Suhu dan kelembaban pada masa brooding harus selalu diperhatikan. Kelengahan kita yang menyebabkan penurunan maupun peningkatan suhu brooding dapat menyebabkan ayam stres, hambatan pertumbuhan bahkan kematian. Kontrol suhu brooding sebaiknya dilakukan secara periodik dan sesering mungkin. Pengontrolan suhu dapat dilakukan sekalian dengan pemberian ransum. Pengukuran suhu brooding dapat dilakukan dengan menggunakan termometer yang diletakkan di dalam kandang brooder dengan ketinggian 20-30 cm dari litter. Selain menggunakan termometer, keadaan suhu kandang digambarkan dengan aktivitas dan penyebaran anak ayam. Suhu yang ideal akan menyebabkan anak ayam beraktivitas secara normal dan ayam tersebar secara merata ke seluruh kandang. Sama halnya dengan suhu kandang, kelembaban kandang juga akan berpengaruh pada aktivitas ayam, bahkan dapat mempengaruhi kesehatan ayam. Kelembaban kandang yang tinggi dapat diartikan kandungan air dalam udara kandang tinggi, sehingga dapat memicu bakteri pengurai asam urat yang terdapat dalam feses menghasilkan gas amonia lebih banyak. Selain itu, kelembaban kandang yang tinggi juga akan memicu tumbuhnya jamur. Jamur yang tumbuh akan menghasilkan senyawa beracun yang sering disebut sebagai aflatoksin. Aflatoksin yang terkonsumsi oleh ayam dengan kadar > 20 ppb dapat menyebabkan keracunan pada ayam dan melemahkan sistem kekebalan tubuh ayam karena bersifat immunosupresif. Kepadatan Kepadatan kandang akan mempengaruhi aktivitas ayam. Selain itu, dapat meningkatkan persaingan antar ayam dalam mendapatkan oksigen. Kepadatan kandang yang berlebih dapat menghambat pertumbuhan anak ayam. Mengapa? Kandang yang padat akan menurunkan ketersediaan oksigen. Selain itu, feses yang dihasilkan pun akan lebih banyak sehingga amonia pun meningkat. Oksigen yang berkurang dan amonia yang meningkat menjadi “boomerang” bagi kesehatan ayam. Keadaan ini akan menyebabkan metabolisme dalam tubuh terganggu dan akan memicu ayam terserang penyakit pernapasan. Kepadatan yang berlebih juga akan menstimulasi kanibalisme pada ayam. Pengaturan kepadatan kandang brooder dilakukan dengan melebarkan chick guard. Pelebaran sebaiknya dilakukan seiring dengan pertambahan umur dan berat badan ayam. Pelebaran chick guard pada ayam broiler dilakukan pada umur 3-4 hari, selanjutnya setiap 3-4 hari sekali dan pada umur 14 hari ayam sudah menempati seluruh luasan kandang. Pada ayam layer pelebaran kandang brooder hampir sama dengan broiler. Perbedaannya pada ayam layer chick guard dibuka total pada umur 21-35 hari. Bersamaan dengan pelebaran kandang brooder, juga harus diikuti dengan pengaturan letak pemanas dan distribusi tempat ransum dan minum. Kepadatan kandang brooder berpengaruh terhadap aktivitas anak ayam Sirkulasi udara Ventilasi menjadi sarana sirkulasi udara dalam kandang brooder. Aliran udara akan mengurangi bau amonia, debu dan asap dari brooder dan memasukkan udara bersih ke dalam kandang brooder. Hal ini menyebabkan kualitas udara tetap baik sehingga ayam dapat tumbuh dengan baik. Sering kali ditemukan kandang brooder yang tidak mempunyai ventilasi, dengan tujuan agar panas dari brooder terfokus sehingga tidak banyak panas yang hilang. Di satu sisi hal ini bertujuan baik, akan tetapi cara yang dilakukan kurang tepat. Kandang brooder yang ditutup tanpa ada lubang ventilasi akan menyebabkan kandungan O2 berkurang sedangkan gas beracun, seperti amonia, CO2 akan meningkat. Hal ini dapat mengganggu sistem pernapasan ayam. Pengaturan ventilasi kandang dapat dilakukan dengan pengaturan buka tutup tirai kandang. Selain itu, dapat disediakan celah ventilasi pada dinding kandang bagian atas dengan lebar 20-30 cm. Pembukaan tirai kandang sebaiknya disesuaikan dengan kondisi lingkungan terutama dari suhu dan kecepatan angin. Buka tutup tirai dilakukan dari bagian atas ke bawah Manajemen pada masa brooding cenderung lebih rumit dan membutuhkan perhatian yang lebih intensif. Kesalahan atau kelalaian pada masa ini akan mempersulit pemeliharaan pada masa berikutnya dan kemungkinan besar akan mengalami banyak kendala. Permasalahan pada masa brooding yang sering muncul antara lain : Suhu yang tidak stabil Suhu kandang menjadi faktor utama dari kandang brooder. Suhu kandang yang tidak nyaman, baik terlalu panas atau dingin akan menyebabkan gangguan kesehatan dan pertumbuhan pada anak ayam. Suhu yang dingin akan menyebabkan anak ayam bergerombol mendekati brooder dan malas beraktivitas, termasuk makan dan minum. Secara fisiologis, suhu yang dingin dapat menyebab penyempitan pembuluh darah paru-paru. Adanya penyempitan pembuluh darah tersebut menyebabkan kerja paru-paru terganggu. Hal in akan memicu hidrops ascites (perut kembung). Penyempitan pembuluh darah paru-paru juga dapat disebabkan oleh aliran angin yang kencang dan langsung mengenai tubuh ayam. Anak ayam yang mengalami hidrops ascites akibat suhu brooding yang dingin Pencegahan kasus ini adalah melakukan kontrol suhu brooding secara teratur dan menghindari aliran udara langsung mengenai tubuh ayam, yaitu dengan cara membuat brooder guard dengan ketinggian 50-60 cm dan pengaturan tirai kandang. Bukan hanya suhu dingin yang dapat menghambat pertumbuhan ayam, melainkan suhu yang terlalu panas juga menimbulkan efek yang sama. Pada suhu yang panas ayam akan menjauhi brooder dan mencari tempat yang lebih dingin dengan aliran udara yang lebih banyak. Ayam juga akan melakukan panting (terengah-engah), meningkatkan konsumsi minum dan mengurangi konsumsi ransum. Penurunan konsumsi ransum akan menyebabkan asupan nutrisi dalam tubuh berkurang sehingga dapat menghambat pertumbuhannya. Konsumsi minum yang meningkat akan menyebabkan ayam mengeluarkan feses dengan konsistensi lebih encer. Feses yang encer dapat menyebabkan litter lebih cepat lembab. Keadaan litter yang basah dengan suhu lingkungan yang tinggi merupakan faktor utama yang memicu meningkatnya kadar amonia dalam kandang ayam karena aktivitas bakteri ureolitik meningkat. Pada suhu panas anak ayam akan lebih mudah mengalami dehidrasi yang ditandai dengan kaki dan kulit tubuh yang kering. Menghilangkan faktor penyebab tingginya suhu brooding merupakan langkah pertama untuk mengatasi kasus tersebut. Selain itu, berikan Vita Stress untuk meminimalkan stres yang ditimbulkan. Hipoksia Hipoksia merupakan kasus kekurangan oksigen. Oksigen merupakan gas yang sangat dibutuhkan oleh ayam. Kekurangan oksigen akan menyebabkan gangguan pada proses metabolisme dalam tumbuh ayam, bahkan kematian. Kekurangan oksigen juga merupakan salah satu penyebab terjadinya kasus hidrops ascites. Hipoksia merupakan kasus yang sering terjadi pada peternakan yang berlokasi di daerah dataran tinggi dimana terjadi penurunan kadar oksigen dalam udara. Kandang brooder dengan ventilasi (sirkulasi udara) yang jelek dan menggunakan pemanas yang menghasilkan gas CO2 dalam jumlah banyak juga menjadi pemicu kasus hipoksia. Langkah terbaik pencegahan hipoksia adalah mengatur sirkulasi udara dalam kandang brooder dengan membuat lubang ventilasi dan pengaturan buka tutup tirai. Selain itu, jangan terlambat melakukan pelebaran kandang dan pengaturan kepadatan ayam. Keracunan Brooder yang digunakan sebagai pemanas sering kali menghasilkan gas sisa pembakaran yang berupa gas karbondioksida (CO2) yang bersifat racun bagi ayam. Adanya gas tersebut dapat menyebabkan gangguan pernapasan. Selain CO2, gas amonia juga menjadi ancaman bagi sistem pernapasan ayam. Aflatoksin, senyawa racun yang dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus yang sering terdapat pada ransum dan litter yang lembab. Aflatoksin yang terkonsumsi akan menyebabkan efek immunosupresif. Keracunan aflatoksin tidak dapat diobati sehingga langkah pencegahan menjadi pilihan paling tepat. Menjaga kelembaban litter dan pengaturan sirkulasi udara menjadi langkah pencegahan yang baik. Berikan ransum secara periodik, jangan dalam sekali waktu untuk meminimalkan adanya ransum sisa yang dapat menimbulkan jamur. Infeksi penyakit Anak ayam belum mempunyai sistem pertahanan yang kokoh dan kondisi tubuhnya cenderung lemah. Gangguan pada masa brooding, seperti suhu yang tidak stabil, kelembaban tinggi dapat menyebabkan penyerapan kuning telur menjadi terhambat. Kuning telur, selain berfungsi sebagai sumber nutrisi juga mengandung antibodi maternal. Gangguan penyerapan kuning telur dapat menyebabkan antibodi maternal tidak optimal sehingga akan mempermudah anak ayam terinfeksi mikroorganisme patogen. Penyakit yang sering muncul pada masa brooding antara lain pullorum, colibacillosis dan CRD. Pemberian Neo Meditril pada umur 1-3 hari berfungsi sebagai cleaning program untuk membasmi mikroorganisme penyakit yang telah menginfeksi ke dalam tubuh ayam. Selain itu, dapat juga diberikan Vita Chicks untuk meningkatkan kondisi tubuh ayam. Neo Meditril dan Vita Chicks boleh dicampur untuk diberikan bersama. Jangan memberikan Neo Meditril dan Vita Chicks secara berselang-seling, satu hari diberikan Neo Meditril dan hari berikutnya dengan Vita Chicks atau kebalikannya. Dan yang lebih penting adalah memperhatikan tata laksana brooding dengan baik, meliputi suhu, kelembaban, kepadatan kandang, kualitas dan kuantitas ransum serta frekuensi pemberiannya. Masa brooding merupakan salah satu periode kehidupan ayam yang menjadi pondasi awal bagi kehidupan dan produktivitas ayam pada fase berikutnya. Keberhasilan pada fase ini akan memudahkan peternak untuk memperoleh keuntungan yang optimal. Sebaliknya, kegagalan pada fase ini akan menyebabkan potensi genetik ayam tidak dapat muncul secara optimal. Memperhatikan setiap faktor dari sistem brooding menjadi syarat mutlak keberhasilan di fase ini. Suhu, kelembaban dan kualitas udara harus diperhatikan untuk menghasilkan anak ayam yang berkualitas. Langkah awal di masa starter menjadi penentu keberhasilan pada fase berikutnya. Semoga. Info Medion Edisi Maret 2006 Jika Anda akan mengutip artikel ini, harap mencantumkan artikel bersumber dari Info Medion Online http://info.medion.co.id).